• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMAS"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI SEMESTER GANJIL 2017-2018

IDENTIFIKASI KATION

Hari / Jam Praktikum : Rabu / 07.00-10.00 WIB

Tanggal Praktikum : 27 September 2017

Kelompok : 01

Asisten : 1. Luthfi Utami

2. Siti Utami R

KHOIRUNNISA APSARI 260110170002

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

(2)

I. Tujuan

Mengidentifikasi kation dalam larutan dengan menggunakan metode kualitatif.

II. Prinsip

2.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif ialah suatu cara untuk mengidentifikasi adanya elemen senyawa-senyawa atau spesies dari suatu sample. (Gandjar,2001).

2.2 Kation

Kation merupakan ion yang bermuatan positif, yang terbentuk karena adanya suatu atom melepaskan elektronnya pada kulit terluar (Wahyono,dkk,2011).

III. Reaksi

3.1 Identifikasi ion hidronium (H3O+)

Zn + 2H+ Zn3+ + H

2↑

(Svehla,1985)

3.2 Identifikasi ion NH4+

a) NH4+ + OH- → NH3↑ + H2O

b) NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → HgO . Hg(NH2)↑↓ 7S- + 3H2O

(Svehla,1985)

3.3 Identifikasi ion Ag+,Pb+, Hg2 , Hg+

a) Ag++ Cl+ AgCl↓

(3)

6Ag + 8HNO3 → 6Ag+ + 2NO↑ + 6NO2- + 4H2O

Pb2+ + 2Cl- PbCl

2↓

PbCl2↓ + 2NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓ + 2NH4+ + 2Cl

-3Pb + 8HNO3 → 3Pb2+ + 6NP2- + 2NO + 4H2O

Hg2+ + 2Cl- HgCl

2

Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg↓ + Hg(NH2)Cl↓ + NH4+ + Cl

-3Hg2Cl2↓ + 2HNO2 + 6HCl → 3HgCl2 + 2NO↑ + 4H2O

b) Ag+ + S- AgI↓

Pb2+ + 2I- PbI

2↓

PbI2 + 2I- →← [PbI4]

2-Hg22+ + 2I- → Hg2I2↓

Hg2I2↓ + 2I- → [H2I4]2- + Hg↓

c) Ag+ + CrO

42- → AgCrO4↓

Pb2+ + CrO

42- → PbCrO4↓

Hg22+ + CrO42- → HgCrO4↓

d) 2Ag+ + 2OH- Ag

2O฀ + H2O

Pb2+ + 2OH- → Pb(OH)3

Hg22+ + 2OH- → HgO2+ H2O

(Svehla, 1985)

(4)

Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2

Hg22+ + 2OH- → Hg2O + H2O

Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2

b) Hg22+ + 2I → Hg2I2

Hg2I2 + 2I- → [HgI4]2- + Hg

Hg2+ + 2I- HgI 2

HgI2 + 2I- → [HgI4]

2-(Svehla, 1985)

3.5 Identifikasi Ion Ba2+, Co2+, Sr2+

a) Ba2+ + 2HCl BaCl

2 + H2

Ba2+ + NH

4OH → Ba(OH)2 + NH3

Ba2+ + CO

32- → BaCO2↓

b) Sr2+ + 2HCl → SrCl

2 + H2

Sr2+ + NH

4OH → Sr(OH)2 + NH3

Sr2+ + CO

32- → SrCO3↓

Sr2+ + CrO

42+ → SrCrO4↓

Sr2+ + SO42- → SrSO4↓

c) Ca2+ + CO22- → CaCO3↓

Ca2+ + CrO

42- → CaCrO4↓

Ca2+ + SO

42- → CoSO44

(5)

3.6 Identifikasi ion Cu2+ dan Cd2+

2Cu2+ + Ka[Fe(CN)

2] → 4H+ + Cu2[Fe(CN)4]

2Cd2+ + Ka[Fe(CN)

2] → 4H+ + Cd2[Fe(CN)4]

Cu2+ + 2NaOH Cu(OH)

2 + 2Na+

Cu2+ + NH

2 → [Cu(NH3)4]2+

2Cu2+ + Ka[Fe(CN)

6 → Cu2[Fe(CN)6]

Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu

(Svehla, 1985)

3.7 Identifikasi ion Co2+

Co2+ + OH- + NO

3- → Co(OH)NO2↓

Co2+ + 4JCN- [Co(JCN)

4]2- + amil alkohol

2H2+ + [Co(JCN)

4]2- ←→ H2[C(JCN)4]

Co2+ + NH

2 + H2O + NO3 → Co(OH)NO3 + NH4+

(Svehla, 1985)

3.8 Identifikasi ion Ni2+

Ni2+ + NH

4OH → Ni(OH)2 + NH4+

(Svehla, 1985)

3.9 Identifikasi ion Al2+ dan Zn2+ Al2+ + 3OH- Al(OH)

3

Zn2+ + 2OH- Zn(OH) 3

(6)

3.10 Identifikasi ion Fe2+ dan Fe3+

4Fe3+ + 3[Fe(CN)

6]4- → Fe4[Fe(CN)6]3

3Fe2+ + 3K

3Fe(CN)6 → Fe4[Fe(CN)6]6

Fe3+ + 3NH

3 + 3H2O ←→ Fe(OH)2 + 3NH4

2Fe + 3H2SO4 → Fe(SO4)3 + 3H2

Fe3+ + 3KCNS → Fe(CNS)

3 + 3K+

(Svehla, 1985)

3.11 Identifikasi ion As2+ cara Gutzeit

As3+ + 3Zn + 3H+ AsH

2↑ + 3Zn2+

AsH3 + 2Au3+ → As3+ + 2Au↓ + 3H+

(Svehla, 1985)

3.12 Identifikasi ion Na+, K+ , Mg2+ dan NH 4+

a) Na+ + Ms2+ + 3VO

22+ + 9CH3COO- → NaMg(VO2)3(CH3COO)9

b) 3K+ + [Co(NO

2) 6]2- → K3[Co(NO2)10]

c) Mg2+ + HgHPO

(Svehla, 1985)

IV. Teori Dasar

(7)

Kation merupakan ion-ion yang memiliki muatan positif untuk ngenalisis secara kualitatif, kation-kation dimasukkan dalam lima golongan dengan tiap-tiap golongan memiliki sifat dan reaksi yang berbeda dari beberapa reagenlia. Jika dalam suatu sampel terdapat reaksi yang menunjukan positif dari suatu golongan, maka hasilnya dipisahkan untuk pemeriksaan ion/analit yang lebih lanjut reagenlia atau pereaksi yang paling umum dipakai yaitu hidrogen sulfida, asam klorida , ammonium sulfida dan ammonium karbonat.Prinsip yang digunakan dalam hal ini ialah pengendapan jadi dapat dikatakan reksi yang paling umum merupakan reaksi perbedaan kelarutan dari kation-kationtersebut (Svehla, 1985).

Kelima golongan kation tersebut memiliki iri khas atas pereaksi atau regsenlia nya, yakni

a) Golongan I: Kation ini terdiri dari ion Ag+,Hg+ dan Pb+,kation ini akan

mengendap jika diberi pereaksi asam klorida encer.

b) Golongan II: Kation ini terdiri dari ion Cu2+, Cd2+,Hg2+,Sn4+,Sb3+ dan

Bi3+. Kation ini tidak bereaksi terhadap asam klorida tapi

akan membentuk endapan jika diberi preaksi hidrogen sulfida dalam suasana encer. Dalam kation golongan terbagi lagi menjadi sub-golongan IIA yang terdiri dari ion Cu2+, Bi3+ , Cd2+ dan sub-golongan IIB yang terdiri dari

ion Hg2+,Sn4+,Sb3+. Selain itu sulfida dari sub-golongan

IIA tidak akan larut dalam amonium polisulfida, sementara sub-golongan IIB akan larut.

c) Golongan III: Kation ini terdiri dari ion Al2+,

Cr2+,Cu2+,Fe2+,Ni2+,Mn2+,Zn3+. Kation golongan ini tidak

(8)

d) Golonga IV: Kation ini terdiri dari ion Ba2+, serta ion Co2+. Kation

golongan ini akan membentuk endapan jika diberi pereaksi amonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.

e) Golongan V: Kation ini terdiri dari ion K+,NH

4+,Mg+, dan Na+. Kation

ini tidak akan bereaksi dengan reagenlia-reagenlia seperti golongan sebelumnya maka dari itu untuk membedakan ion-ion yang terkandung dalam golongan disini diadakan uji Flame Tes atau uji nyala tiap ion akan diberikan warna nyala yang berbeda ketika di uji. Flame Test/ uji nyala sering juga disebut uji spesifik (Mulyono HAM, 2005).

Penelitian atau analisa kualitatif ditunjukan agar kita mengetahui bahan atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel tiap bahan atau senyawa memiliki reaksi yang berbeda, misal terdapat perubahan warna (Sikanna,2016).

Pengendapan terjadi apabila suatu sampe diberi pereaksi yang spesifik dan menunjukan hasil yang positif, suatu sample pasti memiliki reagenlianya masing-masing yang dapat membuktikan adanya analit yang dimaksud dalam sampel tersebut (Rakhmawati, Suprapto,2013).

V. Alat dan Bahan

5.1Alat

a. Kaca objek

b. Kawat Ni-Cr

c. Kertas lakmus

d. Pembakar bunsen

(9)

f. Plat tetes

g. Rak tabug reaksi

h. Spatel

i. Tabung reaksi

5.2Bahan

a. Aquades

b. Amonia (NH4OH)

c. Asam klorida (HCl)

d. Asam sulfida (H2S)

e. Natrium hidroksida (NaOH)

5.3Gambar Alat

a. Kaca objek

(10)

c. Kertas lakmus

d. Pembakar bunsen

e. Penjepit kayu

(11)

g. Rak tabung rekasi

h. Spatel

i. Tabung reaksi

(12)

a. AgNO3 i. FeCl3 q. NaCl

b. As2O3 j. FeSO4 r. NH4+

c. Asam borat k. Hg2Cl s. Ni(NO3)2

d. BaCl2 l. HgCl2 t. Pb.Ac2

e. Boraks m. H3O+ u. Tawas

f. CaCl2 n. KI

g. Co(NO3)2 o. MgSO4

h. CuSO4 p. Na2B4O7

VI. Prosedur

6.1Identifikasi ion Na+, K+, Mg2+ dan NH 4+

Suatu sample yang diduga memiliki ion-ion diatas dimasukan dalam tabung reaksi yang ditambahkan dengan 1 tetes larutan ammonium oksalat 0,4M dan 1 tetes larutan mmonium sulfat 1m dan dikocok. Untuk identifikasi ion Na+, diambil 2 tetes

larutan sample yag telah ditambah peraksi dan dimasukan dalam tabung reaksi lain. Ditambahkan asam asetat 1M hingga asam. Ditambahkan 5 tetes larutan seng uranil asetat dan dikocok. Diamati perubahan yag terjadi dalam mikroskop.

Untuk identifikasi ion Mg2+, diambil 10 tetes larutan sample yang telah ditambah pereaksi pada tabung reaksi lain. Ditambahkan larutan NH4 OH 4M hingga basa. Ditambahkan 2

tetes larutan Na2 HPO4 1M dan dikocok. Diamati perubahan

yang terjadi.

6.2Identifikasi ion hidronium (H3O+)

(13)

itu dimasukan logam Zn ke dalam tabung reaaksi. Diamati perubahan yang terjadi. Kemudian kertas lakmus biru dan merah dimasukan dalam tabung reaksi. Diamati kembali perubahan yang terjadi.

6.3Identifikasi ion NH4+

Suatu sample yang diduga megandung ion ion NH4+

dimasukkan dalam tabung reaksi. Ditambahkan larutan NaOH 4M dalam tabung. Diletakan kertas lakmus warna merah pada mulut tabung dan tabung reaksi di panaskan. Diamati perubahan warna pada kertas lakmus. Dimasukan kembali sample yang diduga mengandung ion NH4+ pada tbung dan ditambahkan beberapa tetes

pereaksi Nessler. Diamati perubahan yang terjadi.

6.4 Identifikasi ion Ag+,Pb+, Hg2 , Hg+

Diperlukan beberapa tahapan dalam mengidentifikasi ion-ion ini. Tahap pertama disediakan 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi dengan ion perak, tabung 2 diisi dengan ion timbal, dan tabung 3 diisi dengan ion merkuri/merkuro. Ditambahkan HCl encer pada setiap tabung dan diamati perubanhannya. Setiap tabung dipanaskan diatas bunsen menggunakan penjepit kayu dan diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu ditambahkan NH4 OH berlebih

pada setiap tabung dan diamati kembali perubahannya.

Tahap kedua disediakan kembali 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi dengan ion perak, tabung 2 diisi dengan ion timbal, dan tabung 3 diisi dengan ion merkuri/merkuro. Ditambahkan larutan KI pada setiap tabung. Diamati perubahannya.

(14)

tabung 3 diisi dengan ion merkuri. Ditambahkan larutan K2 CrO4

pada setiap tabung. Diamati perubahannya.

Tahap keempat disediakan kembali 3 tabung reaksi. Tabung 1 diisi dengan ion perak, tabung 2 diisi dengan ion timbal, dan tabung 3 diisi dengan ion merkuri/merkuro. Ditambahkan larutan NaOH encer pada tiap tabung dan diamati perubahannya.

6.5 Identifikasi ion Hg2+ dan Hg+

Tahap pertama disediakan 2 tabung reksi yang diisi dengan merkuro dan merkuri. Ditambahkan NaOH 4M pada tiap tabug dan diamati perubahan yang terjadi.

Tahap kedua disediakan kembali 2 tabung reaksi yang diisi dengan merkuro dan merkuri. Tambahkan HCl encer pada tiap tabung. Diamati kembali perubahan yang terjadi.

Tahap ketiga disediakan kembali 2 tabung reaksi yang diisi dengan merkuro dan merkuri. Ditambahkan sedikit larutan KI di tiap tabung. Diamati kembali perubahan yang terjadi.

6.6 Identifikasi ion Ba2+, Ca2+, Sr2+

Suatu larutan sample yang diduga mengandung ion diatas dimasukan sebanyak 10 tetes pada tabung reaksi. Ditambahkan 1 tetes HCl 6M pada tabung. Larutan dalam tabung dikocok hingga larut. Ditambahkan larutan NH4 OH 4M hingga basa serta

ditambahkan 2 tetes (NH4 ) 2 CO3 1M. Dimati prubahan yang

terjadi,

(15)

Ditambahkan 1 tetes larutan K2 CrO4 1M kemudian

dikocok. Diamati kembali perubahannya. Ditambahkan 4 tetes larutan HCl 6M dan jika ada endapan warna kuningn dikocok kembali sampai larut. Ditambahkan 1 tetes H2 SO4 4M serta

diamati perubahannya. Dilakukan uji nyala jika terdapat endapan putih pada tabung reaksi.

6.7 Identifikasi ion Cd2+ dan Cu2+

Disediakan tabung reaksi sebanyak 4 buah yang masing-masing telah dimasukan larutan yang mengandung ion Cd2+ dan

Cu2+. Ditambahkan larutan NaOH pada tabung, diamati perubahan

yang terjadi serta tabung reaksi dipanaskan dan diaati kembali perubahannya. Dimasukan larutan ammonia berlebih pada tabung 2, diamati perubahannya. Ditambahkan larutan kalium ferrosianida dalam tabung 3, diamati perubahannya. Ditambahkan paku besi pada tabung 4 dan diamati perubahannya.

6.8Identifikasi ion Co2+

Terdapat 2 tahap dalam identifikasi ion kobalt(II). Tahap pertama yakni larutan yang mengandung ion Co2+ dimasukan dalam tabung reaksi dan diasamkan menggunakan HCl 1M. Ditambahkan beberapa butir NH4 CNS kemudian dikocok.

Ditambahkan aseton sejumlah volume awal larytan sample kemudian dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.

Tahap 2 yakni disediakan 3 tabung reaksi dan diisi dengan larutan Co2+. Ditambahkan NaOH 1M dalam tabung 1, didiamkan

dan diamati perubahannya. Dimasukan 1ml amil alkohol ke tabung 2 yang telah dilarutkan terlebih dahulu di larutan NH4 CNS dan

(16)

6.9 Identifikasi ion Ni2+

Dimasukan larutan yang mengandung ion nikel dalam tabung reaksi. Ditambahkan larutan NH4 OH 4M ke dlam tabung

reaksi hingga basa. Ditambahkan beberapa tetes larutan DMG dlam tabung dan diamati perubahannya. Bila didapat endapan merah dalam tabung maka sample mengandung ion nikel.

6.10 Identifikasi ion Al2+ dan Zn3+

Disediakan 2 tabung reaksi yang diisi dengan larutan alumunium pada tabung 1 dan larutan seng pada tabung 2. Ditambahkan larutah NaOH 4M dan diamati perubahannya. Ditambahkan kembali NaOH 4M berlebih dan diamati perubahannya. Ditambahkan larutan Alizarin S dan diamati perubahannya. Ditambahkan larutan asam asetat hingga asam dan diamati perubahannya. Ditambahi larutan K4FE(CN)6 dalam tiap

tabung dan diamati perubahannya.

6.11 Identifikasi ion Fe2+ dan Fe3+

Dalam identifikasi ion Fe2+ dan Fe3+ terdapat 3 tahap.

Tahap 1 disediakan 2 buah tabung reaksi. Tiap tabung diisi dengan larutan ion feri dan ion fero. Ditambahkan larutan K4FE(CN)6

dalam tiap tabung dan diamati perubahannya. Tahap 2 dilakukan sama seperti tahap pertama.

Tahap 3 disediakan 2 buah tabung reaksi. Tiap tabung diisi dengan larutan ion feri dan ion fero. Ditambahkan larutan ammonia encer ke dalam tiap tabung dan diamati perubahannya.

6.12 Identifikasi ion As3+dengan cara Gutzeit

(17)

dibawah mulut tabung yang telah dipasang longgar.mulut tabung ditutup oleh kertas yang telah dibasahi dengan larutan HgCl2 atah

AgNO3. Diamati perubahan yang terjadi.

VII. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil

7.1 Identifikasi ion Na+,K+,Mg2+ dan NH4+

1 Diambil 10 tetes larutan sempel, dibasakan dengan NH4OH 4M

Mg2+ larut dalam aquades,

didapat 2 tetes NH4OH 4M di

tabung reaksi

2 Ditambahkan 2 tetes larutan Na2HPO4

1M

Didapat 2 tetes Na2HPO4 1M

di tabung reaksi

3 Dikocok dan diamati endapan Didapat endapan warna putih

4 Ditambahkan 5 tetes asam astetat 4M ke

dalam larutan sempel kemudian

dipanaskan

Didapat 5 tetes asam asetat 4M dan dipanaskanya larutan

5 Ditambahkan 2 tetes larutan

Na3(CO(NO3)6) setelah dingin, dikocok

Didapat 2 tetes

Na3(CO(NO3)6) dan didapat

(18)

6 Uji nyala dengan dicelupkan kawat Ni-Cr dalam HCl pekat

Dicelupkannya kawat Ni-Cr dalam larutan HCl

7 Dibakar pada nyala api Didapat warna nyala hijau

8 Diambil padatan atau larutan ion dengan kawat Ni-Cr

Dicelupkan kawat Ni-Cr pada larutan uji satu persatu

9 Dibakar pada nyala api Didapat warna nyala spesifik,

Na+ berwarna kuning dan K+

berwarna ungu

7.2 Identifikasi ion Hidronium (H3O+)

1 Dimasukan 2ml HCl 6M atau HNO3 6M

atau H2SO4 ke dalam tabung

Didapat larutan tersebut dalam tabung reaksi, tabung 1 diisi aquades tabung 2 diisi HCl 6M

(19)

warna kuning keruh. Tabung 2 didapat warna larutan kuning bening

3 Dimasukkan kertas lakmus biru dan lakmus merah

Didapat kertas lakmus dalam tabung

4 Diamati perubahannya Didapat pada tabung 1 kertas

lakmus berubah menjadi biru, tabung 2 menjadi merah

7.3 Identifikasi ion NH4+

1 Dimasukkan ion NH4+ ke tabung reaksi

dan ditambahkan NaOH 4M

Tabung 1 diisi dengan aquades, tabung diisi dengan (NH4)2CrO4 . Ditambahkan 2

teets NaOH dalam kedua tabung reaksi

2 Diletakan kertas lakmus merah sebagian Kertas lakmus diletakan pada mulut tabung

3 Dipanaskan tabung reaksi dan diamati Tabung dipanaskan diatas bunsen. Lakmus pada tabung 1 berubah menjadi warna biru

dengan waktu yang

(20)

waktu yang diperlukan 1 menit

7.4 Identifikasi ion Ag+,Pb2+,Hg2+,Hg+

1 Disediakan 3 tabung reaksi 3 tabung reaksi disedakan

2 Diisi tabung 1 dengan ion perak, tabung 2 dengan ion Pb2+, tabung 3 dengan Hg2+

atau Hg+

Ion Ag+ tidak tersedia di

laboratorium, ion Pb2+

dimasukan ke tabung reaksi dan ion Hg2+ dimasukan ke tabung reaksi

3 Ditambahkan HCl encer kemudian

dipanaskan

Didapat endapan putih pada tabung 2 dan larutan pada tabung 3 larut dalam HCl

(21)

5 Ditambahkan K2CrO4 Didapat endapan kuning pada

tabung 2 dan endapan kuning pekat pada tabung 3

6 Ditambahkan NaOH encer Didapat larutan berwarna

putih pada tabung 2 dan endapan kuning pekat pada tabung 3

7.5 Identifikasi ion Hg+ dan Hg2+

1 Disediakan 2 tabung reaksi Disediakan 2 tabung reaksi

2 Diiisi tabung 1 dengan Hg+, tabung 2

dengan Hg2+

Tabung 1 diisi dengan serbuk Hg2+ namun tidak terdapat

serbuk Hg+

3 Ditambahkan larutan NaOH 4M, diamati perubahannya

(22)

4 Ditambahkan larutan HCl encer, diamati perubahannya

5 Ditambahkan sedikit larutan KI, diamati

7.6 Idenfikasi ion Ba

1 Ditambahkan 1 tetes HCl 6M pada 10 tetes larutan sempel, diamati

Ditambahkan larutan HCl encer, diamati Didapat serbuk Hg dalam HCl

Ditambahkan sedikit larutan KI, diamati Didapat serbuk Hg mengendap dan berubah menjadi kuning

Idenfikasi ion Ba2+,Ca2+ dan Sr2+

Ditambahkan 1 tetes HCl 6M pada 10 tetes larutan sempel, diamati

Didapat ion Sr

menjadi bening, ion Ca menjadi bening dan ion Ba dibentuk endapan putih

t serbuk Hg2+ larut

Didapat serbuk Hg2+

mengendap dan berubah menjadi kuning

Didapat ion Sr2+ berubah menjadi bening, ion Ca2+

menjadi bening dan ion Ba2+

(23)

2 Dibasakan dengan larutan NH

3 Dipanaskan dengan pemanas air

4 Ditambahkan 2 tetes asam asetat 4M dan 4 tetes amonium asetat 4M

5 Ditambahkan 1 tetes larutan K

Dibasakan dengan larutan NH4OH 4M Tidak ada perubahan yang

terjadi

Dipanaskan dengan pemanas air Didapat endapan putih

(CaCO3),

perubahan (BaCO

SrCO3)

Ditambahkan 2 tetes asam asetat 4M dan 4 tetes amonium asetat 4M

Tidak ada perubahan yang terjadi

Ditambahkan 1 tetes larutan K2CrO4 Didapat ion Sr

menjadi warna kuning, ion Ca2+ berubah menjadi warna

kuning dan ion Ba

menjadi warna putih

kekuning-kuningan

Tidak ada perubahan yang

Didapat endapan putih

, Tidak ada

perubahan (BaCO3 dan

Tidak ada perubahan yang

Didapat ion Sr2+ berubah

menjadi warna kuning, ion berubah menjadi warna kuning dan ion Ba2+ berubah

menjadi warna putih

(24)

6 Ditambahkan 1 tetes H

7 Dilakukan uji nyala jika terbentuk endapan putih

8 Ditambahkan etanol sejumlah larutan sample

9 Diamati endapan dan dilakukan uji nyala

Ditambahkan 1 tetes H2SO4 4M Didapat ion Ba

Sr2+ menjadi mengendap

berwarna putih

Dilakukan uji nyala jika terbentuk Didapat ion Ba

Sr2+ tidak berwarna atau tidak merubah nyala api

Ditambahkan etanol sejumlah larutan Didapat ion Ba

Ca2+ dan Sr2+ tidak larut

Diamati endapan dan dilakukan uji nyala Didapat ion Ba warna menjadi hijau

Didapat ion Ba2+,Ca2+ dan

menjadi mengendap berwarna putih

Didapat ion Ba2+,Ca2+ dan

tidak berwarna atau tidak merubah nyala api

Didapat ion Ba2+ larut, ion

tidak larut Didapat ion Ba2+ berubah

(25)

10 Ditambahkan 8 tetes amonium 0,4M

11 Diamati endapan dan dilakukan uji nyala

Ditambahkan 8 tetes amonium oksalat Terdapat endapan putih

(Ca(COO)2, Ba(COO)

Sr(COO)2)

Diamati endapan dan dilakukan uji nyala Didapat endapan Ba berwarna hijau, Ca berwarna dan Sr merah

Terdapat endapan putih

, Ba(COO)2,

Didapat endapan Ba2+

berwarna hijau, Ca2+ tidak

(26)

7.7 Identifikasi ion Cu2+ dan Cd2+

1 Diasamkan 10 tetes sampel dengan asam asetat 4M

Didapat ion Cu2+ dan Cd2+ dalam tabung reaksi dan telah bersuasana asam

2 Ditambahkan larutan K4Fe(CN)6, 0,1N Didapat endapan warna

merah darah pada ion Cu2+

dan endapan warna putih pada ion Cd2+

3 Ditambahkan NaOH ke tabung 1

kemudian dipanaskan dan diamati

(27)

4 Ditambahkan amonia berlebih ke tabung 2, diamati

Tidak tersedia bahan dalam laboratorium

5 Ditambahkan larutan Kalium

Ferrosianida ke tabung 3, diamati

Didapat endapan warna merah kecoklatan

6 Dimasukkan paku besi ke tabung 3, diamati

Tidak didapat hasil karena warna api tidak berubah 7.8 Identifikasi Ion CO2+

(28)

2. Diisi tabung 2 dengan 1 ml amil alkohol dan larutan NH4CNS lalu diamati.

Didapat larutan berubah menjadi ungu tua

3 Diisi tabung 3 dengan amonia, diamati perubahannya

Didapat larutan berubah menjadi warna biru tua

(29)

1 Ditambahkan larutan NH4OH 4M ke

dalam tabung reaksi berisi larutan nikel hingga basa

Didapat larutan menjadi berwarna hijau

2 Ditambahkan beberapa tetes larutan dimetil glioksin (DMG)

Tidak tersedia larutan DMG

7.10 Identifikasi ion Al2+ dan Zn3+

1 Disediakan 2 tabung reaksi Didapat 2 tabung reaksi

2 Diisi tabung 1 dengan larutan

Alumunium

Didapat larutan Alumunium dalam tabung reaksi

3 Diisi tabung 2 dengan larutan seng Didapat larutan seng dalam tabung reaksi

4 Ditambahkan NaOH 4M, diamati

perubahannya

Didapat larutan berwarna kuning dan mengendap

5 Ditambahkan lagi NaOH 4M sampai

berlebih, diamati perubahan yang terjadi

(30)

pereaksi

6 Diasamkan larutan K4Fe(CN)6 , Alizarin

S dan diamati perubahannya

Larutan menjadi ungu kehitaman

7.11 Identifikasi Ion Fe2+ dan Fe3+

1 Disediakan tabung reaksi. Diisi tabung 1 dengan ion Fe2+ dan tabung 2 dengan ion

Fe3+ serta ditambah larutan K

4Fe(CN)6

dan K2Fe(CN)6

(31)

2 Ditambahkan asam sulfat encer ke tabung reaksi berisi ion Fero

Padatan ion fero dilarutkan dalm H2SO4 dan tidak didapat

perubahan warna dari warna larutan awal

3 Ditambahkan larutan NH4CNS atau

KCNS ke tabung reaksi berisi ion feri

Didapat perubahan warna larutan dari hijau menjadi orange

(32)

1 Dimasukan larutan ion Arsen ke tabung reaksi

Didapat ion arsen dalam tabung reaksi

2 Ditambahkan 5 tetes HCl pekat dan logam Zn

Didapat campuran ion arsen, HCl dan logam Zn serta tidak didapat perubahan warna 3 Ditambahkan kapas yang dibasahi

Pb-asetat 3cm dibawah mulut tabung

Didapat tabug reaksi ditutupi longgar oleh kapas Pb-Asetat dan tidak didapat perubahan warna

VIII. Pembahasan

(33)

sample pada laboratorium saat itu dan keterbatasan reagen yang ada. Namun dari beberapa sample yang dapat coba menunjukan hasil positif dan dapat teridentifikasi.

Pada poin 7.1 prosedur yang pertama dilakukan ialah dilarutkannya ion Mg terlebih dahulu dalam aquades karena jika tidak dilarutan tidak dapat dibedakan antara pereaksi awal yang berbentuk padatan dan hasil reaksi yang bentuk endapan. Langkah selanjutnya yakni dibasakan oleh NH4OH. Tujuan dari dibasakan menggunakan NH4OH karena Mg akan

mudah larut dalam garam amonium. Lalu, ditambahkan Na2HPO4 1 M

untuk membuat Mg(OH)2 tersebut menjadi mengendap membentuk

endapan putih MgNH4PO4. Untuk ion K disediakan dalam tabung reaksi

lain dan ditambahkan pereaksi Na3(CO(NO3)6) dan akan membentuk

endapan kuning K3(CO(NO2)6).

Dalam percobaan ini dilakukan uji nyala atau flame test. Tahap pertama yang dilakukan ialah digunakannya HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl dapat melarutkan pengotor/zat pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom dan dapat juga membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam kawat nikrom.

(34)

kuning, logam Mg tidak menimbulkan perubahan warna dan logam K memancarkan warna ungu.

Pada poin 7.2 larutan yang diduga mengandung ion ditambahkan dengan logam Zn menghasilkan larutan berwarna kuning bening. Ketika dicelupkan lakmus merah dan biru, warna lakmus keduanya berubah menjadi merah. Hal ini disebabkan karena larutan memiliki ion H+(bersifat

asam) dan menunjukkan adanya ion hidronium di dalam larutan.

Pada poin 7.3 larutan yang diduga mengandung ion amonium ditambah NaOH dan dipanaskan.Didapat kertas lakmus pada mulut tabung berubah warna menjadi biru karena larutan mengandung ion OH- (bersifat

basa) dan menunjukkan adanya ion amonium di dalam larutan tersebut.

Pada poin 7.4 Ion Pb2+ dan Hg2+ dimsukan dalam tabung reaksi

masing-masing dan dicampurkan dengan larutan HCl 2M. Ion Pb2+

menghasilkan endapan putih dan ion Hg2+ menghasilkan larutan berwarna putih. Hal tersebut membuktikan bahwa Pb2+ termasuk kation golongan I.

Karena pada kation golongan I larutan yang diberi HCl akan mengendap dan yang larut akan menjadi golongan II. Maka dari itu, Hg2+ termasuk kation golongan 2.

Pada prosedur kedua, dimasukan larutan yang mengandung ion Ag+ dan ditambahkan dengan KI 1M menghasilkan larutan berwarna

kuning, sedangkan larutan Hg2+ terdapat endapan berwarna kuning.

Kemudian, larutan yang mengandung ion Pb2+ dimasukan dalam

tabung reaksi dan ditambah dengan larutan K2CrO4 1M, terdapat endapan

yang berwarna kuning dan larutan Hg2+yang ditambah dengan K

2CrO4 1M

terdapat endapan yang berwarna kuning pekat.

Percobaan berikutnya, larutan yang mengandung ion Pb2+

(35)

terbentuk larutan berwarna putih dan jika larutan NaOH ditambahkan ke dalam larutan Hg2+dalam tabung reaksi terbentuk endapan kuning pekat.

Menurut literatur, ion Hg2+akan membentuk endapan dalam

suasana asam. Larutan NaOH akan bereaksi menghasilkan NaCl dalam suasana asam. Ketika pengujian dilakukan yang didapat adalah endapan berwarna kuning pekat. Hal ini disebabkan karena serbuk merkuri yang digunakan terlalu banyak, sehingga warna kuning yang dihasilkan terlalu pekat.

Pada poin 7.5 dibutuhkan larutan NaOH 4M, larutan HCl encer dan sedikit larutan KI agar dapat dibedakan antara ion merkuri dan merkuro. Namun, ion merkuro tidak tersedia dalam laboratorium, sehingga hanya digunakan serbuk ion merkuri. Ion merkuri ketika ditambahkan NaOH 4M mengalami perubahan warna menjadi jingga, ketika ditambahkan HCl encer tidak terjadi perubahan warna atau bening dan larut, dan ketika ditambahkan sedikit larutan KI, ion merkuri mengalami perubahan warna yaitu menjadi berwarna kuning. Tetapi ada perbedaan yang didapat saat praktikum saat Hg2+ ditambahkan NaOH seharusnya warna larutan hitam dan terdapat endapan Hg2O dan ketika ion merkuri ditambahkan dengan

sedikit berubah menjadi warna hijau. Kesalahan-kesalahan tersebut mungkin dikarenakan praktikan kurang teliti saat menguji sample.

(36)

endapan putih. Lalu di uji nyala menghasilkan warna hijau kekuningan dikarenkan memberi larutanasam klorida.

Pada tabung reaksi kedua, Kalsium ditambahkan larutan Asam klorida dan menghasilkan warna bening, kemudian dikocok, dan tidak ada perubahan. Setelah itu, dibasakan menggunakan larutan NH4OH, hasilnya

tidak ada perubahan dan tidak ada endapan. Selanjutnya, ditambahkanlarutan (NH4)2CO3 dan dipanaskan terdapat endapan putih

kalsium karbonat yang terbentuk karena dilakukannya pendidihan. Kemudian ditambahkan satutetes K2CrO41M dan kocok, terdapat

perubahan warna menjadi kuning. Ketika ditambahkan 1 tetes H2SO4 4M

terdapat endapan putih. Lalu melakukan uji nyala dan tidak berwarna. Lalu menambahkan etanol dan kalsium tidak larut. Setelah itu, melakukan uji nyala kembali pada kalsium dan tetap tidak berwarna.

Ditabung rekasi ketiga stronsium ditambahkan asam klorida menjadi warna bening dan memiliki rumus (SrCl2.6H2O).Lalu

ditambahkan larutan ammonium hidroksida dan tidak terdapat endapan. Lalu ditambahkan 2 tetes larutan amonium karbonat dan tidak terdapat perubahan apapun tetapi yang seharusnya terdapat perubahan yaitu endapan berwarna putih itu terjadi karena kurang teliti meilih reagen. Lalu ditambahkan kalium kromat (K2CrO4), stronsium berubah warna menjadi

warna kuning. Dan ditambahkan HCL 6M dikocok. Lalu menambahkan 1 tetes asam sulfat dan terdapat endapan putih. Lalu melakukan uji nyala dan tidak terdapat nyala. Lalu menambahkan etanol (C2H6O) dan stronsuim

tidak larut. Yang terakhir adalah melakukan uji nyala yang kedua dan pada stronsium terdapat nyala berwarna merah.

Pada poin 7.7 dimasukan larutan Cu2+ dalam tabung reaksi yang

berada dalam suasana asam dan ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 yang

hasilnya membentuk endapan berwarna merah darah. Endapan berwarna merah tersebut timbul karena besi (Fe) yang membentuk kompleks dengan Cu2+ dan (CN)

(37)

Sama dengan larutan Cd2+ yang dimasukan dalam tabung reaksi dan

berada dalam suasana asam, ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 terdapat

membentuk endapan, berwarna putih. Endapan tersebut timbul karena besi (Fe) yang membentuk kompleks dengan Cd2+ dan (CN)

6 yaitu

Cd2[Fe(CN)6].

Tahap selanjutnya yakni disediakan 2 tabung reaksi lain yang berisi larutan Cu2+, kemudian ditambahkan larutan NaOH pada tabung 1. Maka

akan didapat endapan biru Cu(OH)2 dan jika dipanaskan akan didapat

endapan CuO yang berwarna hitam. Kemudian ditambahkan larutan kalium ferrosianida ke tabung 3 yang hasilnya ialah terbentuk endapan coklat-kemerahan. Endapan coklat merupakan hasil reaksi yang berupa senyawa kompleks dari Cu2[Fe(CN)6].

Pada poin 7.8 larutan sampel diasamkan dengan HCl 1 M kemudian ditambahkan beberapa butir NH4CNS dan dikocok. Hal ini bertujuan untuk melarutkan sampel agar dalam bentuk ionnya. Dalam hasil percobaan didapatkan larutan berwarna biru yang merupakan senyawa kobalt(II) yang tak terdisosiasi. Selanjutnya disediakan 3 tabung reaksi dan dimasukkan larutan yang telah dibuat tadi pada masing-masing tabung. Dan tahap selanjutnya disediakan 3 tabung reaksi. Pada tabung 1 ditambahkan NaOH, maka akan terbentuk suatu garam basa berwarna biru Co(OH)NO3 dan jika terlalu banyak NaOH yang ditambahkan akan

menghasilkan endapan Co(OH)2 yang berwarna hitam-kecoklatan. Pada

tabung 2 ditambahkan larutan NH4CNS akan terbentuk warna biru yang merupakan ion kompleks dari [Co(SCN)4]2-, namun dikarenakan larutan

NH4CNS yang ditambahkan terlalu banyak sehingga hasil yang didapat

tidak sesuai dengan yang ada dalam teori. Tahap terakhir identifikasi ion Co2+ adalah dengan cara memasukkan amonia pada tabung 3 selanjutnya

(38)

Pada poin 7.9 dimasukan larutan Ni2+ kedalam tabung reaksi

selanjutnya ditambahkan larutan amonia 4 M akan menghasilkan endapan berwarna hijau yang merupakan senyawa Ni(OH)2.

Pada poin 7.10 disediakan 2 tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan Al3+ pada tabung 1 dan larutan Zn2+ pada tabung 2. Dilakukan

penambahan larutan amonia 4 M yang menyebabkan terbentuknya endapan kuning keungun Al(OH)3 kemudian ditambahkan lagi larutan

amonia hingga berlebih yang menyebabkan endapan tadi terlarut dan berwarna kuning. Selanjutnya dilakukan penambahan larutan Alizarin S dan larutan K4Fe(CN)6. Dan menghasilkan endapan ungu.Saat dimasukan

larutan Asam Asetat, pengamatan seharusnya terbentuk endapan berwarna merah terhadap penambahan asam, namun dikarenakan terjadi kesalahan dan kurang teliti selama praktikum sehingga hasil yang didapat tidak sesuai.

Pada poin 7.11 Dimasukan larutan ion feri dan fero pada tabung reaksi. Kemudian ditambahkan K3Fe(CN)6, larutan K4Fe(CN)6 dan larutan

ammonia encer untuk kemudian diamati perubahan warnanya.Pada saat ion fero ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 , terjadi perubahan warna menjadi

larutan berwarna biru. Sedangkan ketika ion feri ditambahkan larutanK4Fe(CN)6 , terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna

hijau. Selanjutnya saat penambahan asam sulfat ke dalam tabung reaksi yang berisi ion fero, ion fero(padatan) larut dalam asam sulfat dan saat ditambahkan o-fenontralin terjadi perubahan warna menjadi larutan berwarna orange. Dalam proses identifikasi ion ferodan ion feri dapat diketahui bahwa K4Fe(CN)6 dan K2Fe(CN)6 merupakan pereaksi spesifik

untuk membedakan ion feri dan fero.

(39)

kapas yang dibasahi oleh Pb-asetat 1 cm di bawah mulut tabung serta dipasang longgar dan tidak terjadi perubahan warna.

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dinyatakan semua sample menyatakan hasil positif dan beberapa sample sesuai dengan literatur yang ada.

IX. Kesimpulan

(40)

Daftar Pustaka

Gandjar,Ibnu Gholib.2008.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Mulyono,HAM.2005.Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium.Jakarta:Bumi Aksara.

Rakhmawati,Suprapto.2013. Pengendapan Magnesium Hikdroksida Pada Elektrolisis Larutan Garam Industri. Jurnal Sains dan Semi Pomits.Volume 2(1):1-4.

Sikanna.2016.Analisis Kualitatif Kandungan Formalin Pada Tahu Yang Dijual Dibeberapa Pasar Di Kota Palu.Diakses secara online di htttp://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/kovalen/article/download

(Diakses pada tanggal 25 September 2017 pukul 20.00).

Svehla,G.1985.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dn Semi

Makro.Jakarta:PT Kalman Media Pustaka.

Wahyono,dkk.2011.Membuat Pupuk Organik Granul Dari Aneka

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat dua aspek utama dalam peranan dan pilihan target pengaruh, yaitu target jangan menjadi defensif dan mengerahkan energinya untuk memahami tujuan serta kepentingan yang

Paham Pluralisme Agama juga meyakini bahwa semua agama menyembah Tuhan yang satu sebagaimana dikatakan oleh John Hick (1991: 36) “ Pluralism is the view that

Menurut Brennand (1994, dalam Supartini,2004,hlm.144) hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di

Tesis ini membahas proses pelaporan keuangan dan kesesuaian pengungkapan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna

Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan historis.

70 Teknik ini digunakan jika kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh anggota populasi), namun kita memiliki data yang lengkap

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Bagaimana Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Akidah Akhlak kelas II MTs..

[r]