• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI INTERNASIONAL DALAM PRESEPSI KULTURALISTIK

N/A
N/A
widia

Academic year: 2024

Membagikan " KOMUNIKASI INTERNASIONAL DALAM PRESEPSI KULTURALISTIK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr. Wb

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Komunikasi Internasional Dalam Perspektif Kulturalistik".

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Reviza Putra Syarif, M.Ikom, selaku dosen mata kuliah Komunikasi Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan sebagai referensi untuk melakukan penulisan-penulisan ilmiah terkait dengan komunikasi internasional.

Manfaat penulisan secara praktis adalah memberikan gambaran bagaimana perspektif kulturalistik di komunikasi internasional, serta mengajarkan mengenal budaya bangsa-bangsa lain.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik secara materi maupun penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amin yarabbal’alamin…

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Medan, 20 Oktober 2022

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...4

1.3. Tujuan...4

BAB II PEMBAHASAN...5

2.1. Pemahaman Komunikasi Internasional Dalam Perspektif Kulturalistik...5

2.2. Pelaku Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik....6

2.3. Kegiatan Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik7 2.4. Kasus Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik...10

BAB III PENUTUP...13

3.1. Kesimpulan...13

3.2. Saran...14

DAFTAR PUSTAKA...16

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Manusia secara fitrahnya sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitar, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikato (Laswell).

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginan dan mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang isyarat, kemudian disusul kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bahasa verbal. Komunikasi telah memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu.

Selain itu komunikasi berusaha menjembatani antara pikiran, perasaan dan kebutuhan seseorang dengan dunia luarnya serta membuat cakrawala seseorang menjadi luas. Sejalan dengan proses globalisasi manusia memiliki keingin tahuan lebih jauh dari sekedar apa yang ada di lingkungan sekitarnya atau melampaui suatu negara atau bangsa. Dengan munculnya kepentingan dan harapan perdamaian dunia komunikasi yang melampaui batas negara dan bangsa atau Komunikasi internasional hadir.

Komunikasi Internasional merupakan salah satu bidang, arena dan konteks dalam ilmu komunikasi. Fenomena komunikasi internasional sangat luas, sehingga ada semacam tuntutan untuk membuat batasan. Setidaknya bila merambah ranah disiplin ilmu lain tetapi bisa diperlihatkan sisi-sisi perbedaannya sebagai bagian dari dasar ilmu komunikasi. Komunikasi Internasional mempelajari pernyataan antar negara/pemerintah/bangsa yang bersifat umum melalui lambang -lambang yang berarti.

(5)

Pada perkembangangnya, komunikasi internasional fokus pada penyebaran informasi dari satu negara ke negara yang lain. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kajian komunikasi internasional berjalan ke arah propaganda dan muncul pola pemikiran internasional yang disebut Free and Flow Information atau arus bebas. Informasi saat ini sangat mudah di dapatkan, teori free flow infomation ini memiliki asumsi bahwa seagal informasi dari negara maju dapat secara bebas disampaikan ke negera berkembang tanpa diatur oleh hukum-hukum jurnalistik yang ada.

Mudahnya informasi masuk kedalam suatu negara akan menimbulkan dampak yang beragam, informasi yang mudah masuk akan membuka wawasan tentang bagaimana perkembangan dunia luar, baik itu dalam teknologi, ekonomi, dan kebudayaan serta pendidikan.

Adanya arus bebas informasi menyebabkan mudahnya informasi negara barat ke negara timur dan hal ini dimanfaatkan sebagai alat untuk menyebarkan paham-paham barat sehingga akan tejadi pergeseran kebudayaan yang ada pada negera-negera berkembang. Dalam hal ini kondisi pada negara berkembang tidak seimbang dengan negara-negara maju karena negara maju lebih mondiminasi negara-negara berkembang. Negara maju tidak hanya mendominasi dalam aspek informasi tetapi dalam hal budaya, ekonomi dan teknologi juga tedominasi oleh negera-negara maju, hal ini menyebabkan negara berkembang menjadi negara yang terkebelang dan dipandang sebelah mata oleh negara-negara maju.

Hal ini juga membuat perilaku masyarakat negara berkembang menjadi perilaku yang konsumtif. Keadaan yang seperti ini sangat memprihatinkan, negara berkembang hanya mengikuti bagaimana negara-negara maju sehingga masyarakatnya tidak mengenali jati diri negaranya seperti apa, jika semua itu hilang dalam diri masyarakat tersebut maka anak cucu yang berada di masa mendatang juga tidak akan mengenali bagaimana budaya negara itu sendiri. Kita boleh mengakses informasi dengan sebebas bebasnya untuk tahu wawasan diluar seperti apa, tetapi jangan melupakan budaya yang ada pada diri negara kita.

(6)

Komunikasi Internasional menurut Gerhand Maletze dalam buku

“Intercultural and international Communication” Komunikasi melalui berbagai negara atau bangsa melintasi batasbatas negara. Pesan komunikasi internasional tidak terlepas dari upaya komunikator dalam menanggapi isu internasional.

Adapun karakteristik isu internasional menurut James E. Dougherty antara lain: memicu perdebatan dan menarik perhatian para elit negara atau pembuat keputusan dari berbagai negara, atau negara yang memang terlibat dalam isu yang diperdebatkan; diliput secara luas oleh media massa internasional dan berkelanjutan; dan isu yang berlanjut itu kemudian menjadi objek kajian, penelitian, dan perdebatan dikalangan para ilmuwan, pakar, profesional, dan praktisi dalamkomunitas internasional (Shoelhi 2009).

Komunikasi internasional memiliki 5 perspektif yaitu perspektif jurnalistik, perspektif diplomatik, perspektif propagandistik, perspektif kulturalistik dan perspektif bisnis. Di makalah kali ini penulis ingin membahas komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik ataubudaya. Komunikasi internasional perspektif kulturalistik kerap saluran media seni budaya, untuk memperbaiki atau meningkatkan sikap saling pengertian guna menghindari konflik. Saling memahami dan melakukan dialog memungkinkan terjaganya persahabatan antar negara. Ini bisa dicapai melalui upaya saling memahami budaya antar negara atau bangsa. Dalam perspektif ini, memahami perbedaan antar negara menjadi konsep tunggal demi terjaganya persahabatan yang dinamis dan harmonis. Perspektif kulturalistik menghasilkan pengetahuan tentang budaya bangsa negara lain yang dapat menghindari masalah-masalah komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antar bangsa atau negara.

(7)

1.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana pemahaman komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik?

2) Siapa saja yang pelaku komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik?

3) Bagaimana bentuk kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik?

4) Apa saja kasus atau masalah terkait kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik?

1.3. Tujuan

1)

Untuk mengetahui pemahaman komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik.

2)

Untuk mengetahui siapa saja pelaku dari kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik.

3)

Untuk mengetahui bentuk kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik.

4) Untuk mengetahui apa saja kasus terkait kegiatan komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik.

(8)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pemahaman Komunikasi Internasional Dalam Perspektif Kulturalistik

Komunikasi merupakan unsur inheren dalam kebudayaan, secara sederhana bisa dipahami bahwa budaya muncul sebagai hasil interaksi dan interaksi tidak mungkin terjadi diantara anggota kelompok budaya tanpa adanya komunikasi. Seperti halnya kegiatan komunikasi internasional dimana ada pertemuan atau berkumpulnya berbagai budaya di dunia yang bisa menyatu dengan berbagai sudut pandang. Komunikasi internasional dipahami sebagai komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang juga mewakili negaranya dengan tujuan memperoleh saling pengertian.

Konsep dalam komunikasi internasional adalah layaknya konsep pada komunikasi yang dikemukakan oleh Laswell yaitu who says what in which channel to whom with what effect. Dapat diartikan bahwa komunikasi internasional adalah proses penyampaian pesan dari komunikator melalui saluran- saluran media tertentu kepada komunikan dengan harapan mendapatkan efek tertentu dari proses tersebut.

Secara keilmuan, komunikasi internasional lebih dipahami dan diartikan sebagai kajian dalam ranah internasional mengenai data dan informasi yang masuk dan keluar melalui batas-batas negara. Tegasnya, komunikasi internasional adalah studi tentang berbagai macam mass mediated communication antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya. Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa perbedaan ideologi, budaya, perkembangan ekonomi, dan perbedaan bahasa.

Sehingga dapat dijabarkan kriteria komunikasi internasional yakni isu atau pesannya bersifat global, komunikator dan komunikakannya berbeda kebangsaan, saluran media yang digunakan bersifat internasional, serta interaksi dan ruang

(9)

lingkupnya bersifat lintas negara. Fungsi komunikasi internasional yakni mendinamisasikan hubungan internasional yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara atau kebangsaan untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan masing-masing negara.

Salah satu perspektif komunikasi internasional adalah dari perspektif kulturalistik, dalam perspektif ini komunikasi internasional konteksnya dilihat hubungannya dengan budaya, tradisi, dan kebiasaan yang membentuk kultur di suatu daerah. Suatu bangsa perlu memahami persoalan bangsa lain dan melakukan dialog dengan bangsa lain agar terjaganya persahabatan antar negara.

Dalam perspektif kulturalistik, komunikasi internasional kerap mengambil saluran media seni budaya untuk memperbaiki atau meningkatkan sikap saling pengertian. Media yang digunakan dapat berupa media massa yang sekarang cakupannya internasional. Pesan yang diusung dalam perspektif kulturalistik adalah penghormatan atas hasil cipta seni budaya dan peningkatan perdamaian dan persahabatan internasional. Dengan mendalami tentang budaya bangsa lain dapat mendorong terwujudnya susasana bersahabat, menumbuhkan rasa saling memahami dan menghormati bangsa lain.

2.2. Pelaku Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik

Pada kriteria komunikasi internasional dikatakan bahwa para pelaku komunikasi di dalamnya, yaitu komunikator dan komunikan memiliki kebangsaan yang berbeda satu sama lain. Atau dengan kata lain, pelaku komunikasi internasional berasal dari negara yang berbeda-beda.

Dilihat dari pelaku yang terlibat dalam komunikasi internasional, terbagi menjadi dua pihak yaitu official transaction dan unofficial transaction. Yang dimaksud dengan official transaction adalah dimana kegiatan komunikasi dijalankan oleh pemerintah, sedangkan unofficial transaction adalah dimana kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak non-pemerintah.

(10)

Dengan kata lain, kegiatan komunikasi internasional bisa berlangsung antara people to people ataupun government to government. Contoh pelaku dari pihak pemerintah yang terlibat diantaranya adalah petinggi atau pejabat suatu negara seperti Kementrian Pariwisata, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia, Kementrian Olahraga, dan Kementrian Luar Negeri, hingga kepala suatu negara. Sedangkan pelaku dari pihak non pemerintah diantaranya adalah masyarakat suatu negara itu sendiri, dapat berlaku perorangan dan kelompok atau suatu komunitas yang berbeda kebangsaan.

2.3. Kegiatan Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik Kegiatan komunikasi internasional berhubungan dengan saluran media yang digunakan yaitu saluran media seni. Saluran media seni yang dimaksud dapat berupa acara festival, pagelaran seni, olimpiade, dan bahkan lomba-lomba yang mengandung unsur budaya dengan cakupan internasional. Festival merupakan saran komunikasi yang penting untuk membangun, memperdayakan, dan pengakuan suatu identitas budaya. Karenanya, sebagai sebuah sarana komunikasi, maka sudah selayaknya sebuah event festival direncanakan melalui proses perencanaan strategis komunikasi agar dapat berjalan dengan efektif (Adrienne L. Kaeppler dalam Falassi 1987:23).

Dengan menyadari akan fenomena dan dampak globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan lokal dalam rangka kekuatan unggulan daerah dalam berkompetensi memasuki persaingan persaingan global, maka diperlukan sebuah program pelestarian dan pengembangan kebudayaan guna memperkokoh ketahanan budaya bangsa. Festival "Indonesia Weekend" merupakan festival rutin yang diselenggarakan di London, dengan menyajikan berbagai ragam kekayaan budaya Indonesia seperti makanan, budaya, hingga fashion nusantara.

Selain itu untuk meramaikan festival didatangkan langsung koki, musisi, dan penari asli asal Indonesia. Sebagai momen strategis untuk memperkenalkan dan memprosikan pariwisata Indonesia, Festival "Indonesia Weekend" didukung oleh Kementrian Pariwisata, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia,

(11)

bersama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pengalaman perjalanan Indonesia, tidak hanya untuk pelancong Inggris, tetapi juga ribuan pengunjung internasional yang mengunjungi London.

Festival lainnya yaitu Japan Matsuri Internasional atau "Ennichiasai"

merupakan festival budaya jepang yang diadakan di Indonesia. Pada festival ini ditampilkan berbagai macam kebudayaan dari negara Jepang diantaranya kuliner, kerajinan, musik, hingga budaya berkostum dengan mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah sepertu tokoh-tokoh dalan anime, manga, dongeng, permainan video, penyanyi, dan musisi idola disebut cosplay. Acara ini didukung oleh Kedutaan Besar Jepang, Japan Foundation, JETRO, dan JNTO serta pemerintah kota Jakarta Selatan.

Tujuan diselenggarakannya festival ini adalah untuk menjaga persabahatan antara negara Jepang dan Indonesia, selain itu sebagai merupakan bentuk dukungan untuk Indonesia agar selalu maju dalam persatuan, kesatuan, dan tidak adanya perpecahan, maka dari itu Ennichisai diselenggarkan untuk ucapan syukur dan kebahagiaan tanpa memandang siapa warga Indonesia atau Jepang.

Selain itu terdapat pula Olimpiade Internasional bernama International Mathematics Championship (IMC). Klinik Pendidikan MIPA atau (KPM) menjadi penyelenggara kompetisi matematika internasional ini yang bertempatan di Bogor pada awal tahun 2020. Acara ini dibuka langsung oleh Presiden Indonesia, bapak Joko Widodo serta didukung penuh oleh PT. Pembangunana Jaya Ancol karna memiliki visi misi yang sejalan dengan perusahaan. Salah satu tujuan KPM yaitu ingin mendukung program wisata pemerintah dengan mengenalkan budaya dan tempat wisata di Indonesia.

Selain itu, tujuan Presiden Direktur KPM adalah memperkenalkan bagaimana Pancasila menjadi dasar negara Indonesia kepada dunia internasional.

Dengan itu, partisipasi KPM sebagai penyelenggara IMC, bisa membantu

(12)

pemerintah dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul. Peserta yang diperkirakan mengikuti kompetisi ini berjumlah 1.000 orang dari 34 negara.

Kegiatan Internasional lainnya bisa sama-sama kita lihat pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Bali dinilai telah memenuhi syarat dan semua indikator sebagai destinasi penyelenggara kegiatan MICE ini. Pulau wisata ini juga sudah sesuai dengan Standar Layanan Acara dari Panitia Nasional G20. [ CITATION Jan21 \l 1033 ]

Persiapan maksimal kini tengah dilakukan oleh Bali dalam menyambut delegasi KTT G20. Potensi yang dimiliki Bali memang tidak main-main dalam menyambut setiap kegiatan kenegaraan. Dari kebudayaan, pariwisata dan sumber daya manusia yang dimilikinya semua dikerahkan. Salah satu potensi yang sanggup memukau para delegasi adalah kearifan lokal dari desa-desa adat yang dimiliki Bali. Kekuatan ini memang tidak main-main, karena keunikan dan kekhasan dari desa satu dengan desa lainnya sangat berbeda. Dan, Bali menjadi salah satu provinsi yang ketat menjaga adat istiadat dan kearifan lokal yang dimilikinya.

Kekuatan memegang adat menjadikan desa-desa di Bali menjadi desa wisata yang diminati turis-turis mancanegara. Mengembangkan desa wisata bukan berarti meninggalkan unsur kelokalan yang dimilikinya. Seperti yang ditekankan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam setiap kunjungan ke daerah yang memiliki pariwisata menarik.

Hal ini terbukti, beberapa agenda dari working group G20 berkunjung di desa-desa di Bali sangat terpukau dengan kearifan lokal yang terjaga dan masih lestari. Seperti kunjungan delegasi Kelompok Kerja Education Working Group (EdWG) G20 ke Samsara Living Museum di Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem.

Nilai gotong royong di Desa Jungutan, Karangasem, yang menjadi ciri khas desa ini berhasil membuat para peserta EdWG G20 tertarik. Chair of G20

(13)

EdWG Iwan Syahril berharap rangkaian kegiatan EdWG yang melihat praktek langsung di Desa Jungutan dapat memperkuat nilai gotong royong yang di dorong dalam Presidensi G20 di Indonesia.

Bali memang sangat menjaga tradisi dan ritual adat dari sejak lahir, dewasa, sampai meninggal dunia disampaikan melalui cerita dan dialami langsung melalui praktik oleh para delegasi. Siklus hidup masyarakat Bali direpresentasikan dalam rangkaian kuliner, visual, dan benda adat yang menggambarkan nilai-nilai upacara dan tradisi.

Kearifan lokal Bali terpancar dari berbagai macam ritual di Samsara Living Museum yang mengusung filosofi Tri Hita Karana. Dari Desa Jungutan ini para delegasi mengenal tentang nilai gotong royong dan keselarasan dengan alam.

Hal inilah yang menjadi salah satu tujuan mengenal kebudayaan melalui adat istiadat yang ada di daerah untuk dikenal oleh mancanegara yang hadir di KTT G20 di Bali.

2.4. Kasus Komunikasi Internasional dalam Perspektif Kulturalistik Adanya pertukaran informasi budaya secara internasional menimbulkan perubahan sosial budaya yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari adanya komunikasi internasional dalam perspektif budaya yaitu adanya pertukaran misi budaya, pemuda dan pelajar antar negara, hingga terbentuknya pusat-pusat kajian ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan sisi negatif dilihat dari ketimpangan arus informasi dan komunikasi antara negara maju dan berkembang. Sehingga terjadi dominasi dari negara maju atas negara berkembang termasuk di bidang komunikasi, dimana negara maju didominasi oleh negara barat. Hal ini disebut dengan westernisasi, yaitu adalah proses mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat. Weternisasi bertentangan dengan budaya Indonesia, sebab Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memegang teguh budaya ketimuran. Hal ini berdampak gaya hidup orang Indonesia contohnya pada gaya berpakaian yang lebih terbuka tidak

(14)

sesuai norma budaya ketimuran, lebih senang mengonsumsi makanan cepat saji bahkan mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang, cara berbicara yang lebih banyak menggunakan bahasa barat, hingga adanya pergaulan yang bebas di tengah anak-anak remaja dan pergaulan sesama jenis.

Westernisasi menyebabkan budaya timur menjadi terkikis, adanya sikap individualis membuat hilangnya rasa nasioanalisme dan jati diri bangsa. Selain itu, westernisasi menimbulkan perilaku konsumersime, yaitu paham terhadap gaya hidup yang mengganggap barang-barang mewah sebagi ukuran kebahagiaan atau gaya hidup yang sifatnya tidak hemat. Contohnya seperti membeli barang-barang merek terkenal dari luar negeri, baik barang elektronik hingga pakaian.

Adanya klaim budaya antar negara juga merupakan salah satu akibat dari kurangnya komunikasi internasional antara dua negara yang saling memperkenalkan budaya masing-masing. Sebagai contoh pada tahun 2017 lalu dalam ajang kecantikan Miss Grand International mendadak menjadi perhatian warga Indonesia karena, salah satu finalis Miss Grand International yaitu Malaysia yang diwakili oleh Sanjeda John, mengenakan national costume beratribut anyaman bambu berbentuk kuda. Kostum tersebut dipakainya untuk berkompetisi di sesi kostum busana nasional Miss Grand International 2017.

Budaya kuda lumping merupakan kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Jawa. Malaysia dianggap mengklaim budaya asli Indonesia tersebut. Namun menurut pihak Miss Grand Malaysia, kuda lumping yang disebut mereka sebagai “kuda warisan” itu terinspirasi dari masyarakat Jawa yang tinggal di kawasan Selatan wilayah Johor, Malaysia. Orang Jawa yang bermigrasi ke Malaysia pada awal abad 20 yang membawa dan memperkenalkan tarian kuda lumping tersebut. Hingga pada 1971, Kementerian Pariwisata Johor mengakui tarian Kuda Kepang tersebut sebagai bagian dari masyarakat Jawa di Johor. Tarian itu juga simbol pesatuan dan keberagaman budaya untuk masyarakat Johor. Tidak hanya kuda lumping, berberapa budaya Indonesia yang pernah diklaim oleh Malaysia diantarnya adalah batik, wayang

(15)

kulit, lagu rasa sayange, reog ponorogo, rending, angklung, tari piring dan tari pendet.

Selain itu, contoh konflik terkait klaim budaya yaitu Malaysia menentang Singapura mengajukan pengakuan jajanan kaki lima menjadi kebudayaan mereka ke PBB. Malaysia menganggap bahwa budaya street food merupakan budaya yang berasal dari Malaysia, karena di negaranya memiliki beraneka ragam makanannya dibanding Singapura.

(16)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Komunikasi internasional dipahami sebagai komunikasi yang dilakukan oleh komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang juga mewakili negaranya dengan tujuan memperoleh saling pengertian. Fungsi komunikasi internasional yakni mendinamisasikan hubungan internasional yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompokkelompok masyarakat yang berbeda negara atau kebangsaan untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan masing-masing negara.

Salah satu perspektif komunikasi internasional adalah dari perspektif kulturalistik, dalam perspektif ini komunikasi internasional konteksnya dilihat hubungannya dengan budaya, tradisi, dan kebiasaan yang membentuk kultur di suatu daerah. Suatu bangsa perlu memahami persoalan bangsa lain dan melakukan dialog dengan bangsa lain agar terjaganya persahabatan antar negara.

Dalam perspektif kulturalistik suatu bangsa perlu memahami persoalan bangsa lain. Saling memahami dan melakukan dialog memungkinkan terjaganya persahabatan antar negara. Ini bisa dicapai melalui upaya saling memahami budaya antarnegara atau antarbangsa. Dalam hal ini komunikasi internasional kerap mengambil saluran media seni budaya untuk memperbaiki dan meningkatkan sikap saling pengertian.

Dalam perspektif ini, memahami perbedaan antar negara menjadi konsep tunggal demi terjaganya persahabatan yang dinamis dan harmonis. Saluran media dan budaya dianggap yang paling tepat sebagai upaya memperbaiki atau meningkatkan sikap saling pengertian. (berbagai kegiatan kebudayaan bertujuan untuk saling mengenal lebih dekat atau memperkenalkan diri (negara, bangsa, kelompok, organisasi, perusahaan).

(17)

Keuntungan lain perspektif kulturalistik adalah diperolehnya pengetahuan tentang budaya bangsa lain. Dengan memahami budaya bangsa lain, suatu bangsa akan mampu memahami budayanya sendiri dengan secara lebih baik untuk di dedikasikan bagi pembinaan persahabatan internasional secara lebih rasional.

Selain itu, diperolehnya pengetahuan tentang budaya bangsa lain yang dapat menghindari masalah-masalah komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

Adanya pertukaran informasi budaya secara internasional menimbulkan perubahan sosial budaya yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari adanya komunikasi internasional dalam perspektif budaya yaitu adanya pertukaran misi budaya, pemuda dan pelajar antar negara, hingga terbentuknya pusat-pusat kajian ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan sisi negatif dilihat dari ketimpangan arus informasi dan komunikasi antara negara maju dan berkembang. Sehingga terjadi dominasi dari negara maju atas negara berkembang termasuk di bidang komunikasi. Hal ini disebut dengan westernisasi, yaitu adalah proses mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat. Hal ini berdampak pada gaya hidup orang Indonesia, terkait gaya berpakaian, makanan yang dikonsumsi, gaya berbicara, pergaulan, dan menciptakan sikap individualis serta konsumerisme.

Adanya klaim budaya antar negara juga merupakan salah satu akibat dari kurangnya komunikasi internasional antara dua negara yang saling memperkenalkan budaya masingmasing. Konflik terkait klaim budaya seperti budaya Indonesia yang pernah diklaim oleh Malaysia diantarnya adalah batik, wayang kulit, lagu rasa sayange, reog ponorogo, rending, angklung, tari piring dan tari pendet hingga kuda lumping. Selain itu, Singapura yang mengklaim budaya street food yang dianggap berasal Malaysia.

3.2. Saran

Dari pemaparan makalah ini, penulis memberikan rekomendasi atau saran terkait komunikasi internasional dalam perspektif kulturalistik yaitu diantaranya

(18)

baik pihak pemerintah maupun non pemerintah perlu aktif berkontribusi dalam memperkenalkan budaya negaranya masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan mendaftarkan hasil budaya negara masingmasing ke UNESCO, mengadakan berbagai macam kegiatan bertaraf internasional serta berpartisipasi pada kegiatan negara lain.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Jannah, S. M. (2021, 11 11). Alasan Bali Dipilih Jadi Tempat Puncak Acara KTT G20. Retrieved from Tirti.id: https://tirto.id/alasan-bali-dipilih-jadi- tempat-puncak-acara-ktt-g20-kata-panitia-glhB

CNNIndonesia, A. (2017, 10 5). Heboh Kuda Lumping Jadi Kostum Nasional Miss Grand Malaysia. Retrieved from CNNIndonesia.com:

https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20171005102917-277- 246299/heboh-kuda-lumping-jadi-kostum-nasional-miss-grandmalaysia Kaeppler, A. (1987). Pasific Festivals and Ethnic Identity. New Mexico:

Alessandro Falassi.

Kompas, A. (2019, 9 4). Festifal Budaya Indonesia Terbesar Di Inggris "Indonesia

Weekend". Retrieved from Kompas.com:

https://internaasional.kompas.com/read/2019/09/04/20593851/festival- budaya-indonesia-terbesardi-inggris-indonesian-weekend-siap

Kompas, A. (2019, 6 11). Festival Budaya Kuliner Jepang Terbesar Sedunia Digelar Di Blog M. Retrieved from Kompas.com:

https://travel.kompas.com/read/2019/06/11/121700327/festival-budaya- dan-kuliner-jepangterbesar-sedunia-digelar-di-blok-m

Malik, D. D. (2017). Pendekatan Komunikasi Internasional. Jurnal Common, 111- 112.

Metrojambi, A. (2017, 11 20). Westernisasi Dalam Kehidupan Sosial Generasi

Muda. Retrieved from Metrojambi.com:

https://metrojambi.com/read/2017/11/27/26909/westernisasidalam- kehidupan-sosial-generasi-muda

Shoelhi, M. (2009). Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu... Proses Komunikasi secara primer. Proses penyampaian

Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.. Dan prinsip utama

Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan, maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya komunikator yang netral,

Situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar, jika antara komunikator dan komunikan sulit untuk terjadinya komunikasi secara langsung atau bersifat antar

Peneliti melihat komunikasi antar pribadi itu memiliki efek yang berbeda- beda untuk setiap komunikator dan komunikan. Krismaya melakukan komunikasi antar

menjelaskan hakikat dari unsur-unsur komunikasi: Komunikator, komunikan, pesan, dan saluran komunikasi dengan kurang benar dan lengkap.

Jadi komunikasi pariwisata itu adalah proses pengiriman berbagai informasi oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang- lambang yang berarti sehingga

Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi triadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat menguasai