• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PENGANTAR MANAJEMEN-1

N/A
N/A
Tiara Saputri

Academic year: 2024

Membagikan " KOMUNIKASI PENGANTAR MANAJEMEN-1"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen Pada Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam Institut Agama Islam Negeri Palopo

Oleh

KELOMPOK 2 MBS 1E Astriani (2304030096) Tiara Saputri (2304030109) Gita Tri Ananda (2304030090) Dewi Rezky Wulandari (2304030103) Anggun Dwi Putri Maindo (2304030092)

Dosen Pengampu:

Ahmad Syawal Senong Pakata, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,

“Komunikasi” dapat kami selesaikan dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami arahan , bimbingan, semangat serta motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kami juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang menjadi bahan dalam makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam menambah pengetahuan dan pemahaman bagi para pembaca tentang apa sebenarnya pengertian komunikasi itu.

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami mohon krtik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami pada kesempatan selanjutnya.

Palopo, 21 November 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Definisi Komunikasi 3

B. Unsur-Unsur Komunikasi 5 C. Tahap-Tahap Komunikasi 6

D. Proses Komunikasi Dalam Organisasi 8 E. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi 13 BAB III PENUTUP 16

A. Kesimpulan 16 B. Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara mengenai komunikasi, maka terlintas secara spontan bahwa manusia yang adalah makhluk sosial, tentunya memiliki komunikasi antar manusia yang lainnya. Di era perkembangan zaman sekarang, komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting seiring dengan adanya kemajuan teknologi yang ada. Saling adanya interaksi untuk tujuan tertentu dengan konsep pemahaman yang sama, maka didirikanlah sebuah organisasi. Setiap orang anggota maupun kelompok dalam organisasi tersebut saling berkomunikasi untuk tujuan yang sama. Gagasan maupun ide yang muncul dikomunikasikan secara baik, meskipun terkadang terjadi kesalahpahaman di dalam perbedaan pendapat, namun itu merupakan suatu proses dari komunikasi yang ada.

Komunikasi dengan karyawan adalah suatu proses yang terus-menerus yang melibatkan keterampilan mengirim dan menerima pesan. Oleh karena itu, peran komunikasi dalam kehidupan berorganisasi tidak dapat diabaikan, sebab dalam semua kegiatan organisasi di mana perintah dan pelaksanaan perintah selalu dilaksanakan melalui komunikasi. Demikian juga halnya dengan kegiatan pengarahan, peran komunikasi sangat menentukan keberhasilannya. Organisasi akan menjadi semakin baik apabila sistem komunikasi yang dipergunakan dalam menjalankan aktivitas organisasi juga semakin baik.

Para manajer senior cenderung menghabiskan hampir 80 persen waktu mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain: ke atas, ke bawah, dan ke samping di dalam organisasi mereka, atau melewati batas-batas organisasi dengan para klien, pelanggan, pembeli, penjual, dan unit-unit pemerintahan. Jadi, mengembangkan keahlian komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) sangatlah penting, karena mengelola hubungan dengan orang lain merupakan bagian utama dari tugas seorang manajer dalam organisasi.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?

2. Apa saja unsur-unsur dalam komunikasi?

3. Apa saja tahap-tahap dalam berkomunikasi?

4. Bagaimana proses komunikasi dalam organisasi?

5. Apa saja hambatan komunikasi dalam organisasi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat memahami definisi komunikasi

2. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 3. Mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap dalam berkomunikasi 4. Mahasiswa dapat mengetahui proses komunikasi dalam organisasi 5. Mahasiswa dapat mengetahui hambatan komunikasi dalam organisasi

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris, disebut dengan communication berasal dari bahasa latin yakni communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Oleh sebab itu, komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai apa yang menjadi bahan perbincangan.

(Onong: 2006:9).1

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan social.

Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

Pengertian komunikasi secara praktis adalah penyampaian pesan berupa gagasan, pemikiran, atau informasi melalui tulisan, lisan, ataupun media.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi, berita atau pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.2

Banyak ahli yang mengemukakan pandangannya tentang komunikasi.

Antara satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, hal ini karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga sedikit berbeda. Beberapa definisi komunikasi dapat disebutkan di bawah ini.

1 Irene Silviani MSP, Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka, Surabaya, 2020), Hal 27.

2 Husen Mulachela, Definisi Komunikasi, (2022). https://katadata.co.id/

(7)

1. Gatewood dan Taylor (1996) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses memindahkan informasi dan pengertian (maksud) dari satu orang kepada orang lain. Informasi dan penger- tian itu dapat dipindahkan dalam berbagai macam bentuk (seperti tulisan atau lisan), dan metode-metode yang digunakan untuk memindahkan informasi dan pengertian dapat berupa; berhadap-hadapan, telepon, memo, atau laporan.

2. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996) mengartikan komunikasi sebagai proses yang dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Definisi tersebut mengandung arti; a) bahwa komunikasi melibatkan orang; b) kesamaan arti berarti bahwa untuk dapat berkomunikasi manusia harus menyetujui definisi istilah yang mereka gunakan; dan c) simbol, berupa gerak badan, suara, huruf, angka, dan kata hanya dapat mewakili atau mendekati ide yang mereka maksudkan untuk dikomunikasikan.

3. Newman dan Summer (1961) mengartikan komunikasi sebagai proses pertukaran fakta, ide, opini, atau emosi melalui kata- kata, surat-surat, simbol- simbol, atau pesan. Dalam organisasi, komunikasi merupakan cara bagi anggota organisasi untuk saling memahami dan saling mengerti.

Dari tiga definisi tersebut terlihat adanya perbedaan dalam memberi pengertian komunikasi, namun ada satu hal yang mereka sepakati, yaitu komunikasi dipandang sebagai suatu proses pertukaran informasi dan arti.3 Dalam pengertian khusu komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberi tahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bias terjadi apabila komunikasi yang disampaikannya bersifat komunikatif, yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar

3 Amirullah Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, edisi 2 (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004), Hal 282.

(8)

dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.4

B. Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi ini memiliki tujuan tertentu, baik untuk mentransfer ide, mengedukasi, atau untuk mengubah sesuatu. Agar tujuan komunikasi tercapai maka seluruh proses komunikasi harus berjalan dengan baik. Agar proses komunikasi berjalan dengan baik, maka setiap unsur dalam komunikasi harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan feedback positif dari komunikan.5

Dalam hal ini ada empat komponen yang cenderung sama yaitu: orang yang mengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima yaitu:

1. Pengiriman Pesan

Pengiriman pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam satu pesan.

2. Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dan

4 Dr. Irene Silviani, MSP. Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka, Surabaya, 2020), Hal. 28-29.

5 Ivony, Unsur Komunikasi. (2017). https://pakarkomunikasi.com/5-unsur-komunikasi

(9)

sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.

3. Saluran

Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari pengirim dengan penerima.

Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya.

4. Penerima Pesan

Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.

5. Umpan Balik

Umpan balik adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.6

C. Tahap-Tahap Berkomunikasi

Berikut ini akan diulas bagaimana tahap-tahap komunikasi yang efektif dan tepat sasaran lewat tahapan-tahapan yang dilalui dari awal sampai akhir.

1. Pengirim (sender).

6 Dr. Irene Silviani, MSP. Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka, Surabaya, 2020), Hal. 40-41.

(10)

Tahap komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan. Pengirim, dalam kerangka keorgani sasian dapat berupa karyawan biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud, informasi, dan bertujuan mengadakan komunikasi.

2. Penyandian (encoding)

Tahap selanjutnya, setelah sender memiliki informasi atau pesan yang akan disampaikan adalah membuat sandi (penyandian). Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seorang kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi. Bentuk utama dari sandi adalah bahasa. Misalnya, informasi keuangan, laporan penjualan, dan data komputer diterjemahkan ke dalam sebuah pesan.

3. Saluran Komunikasi (communication chanef)

Pesan yang telah dibuat melalui sandi-sandi kemudian dikirim kepada penerima (receiver). Fungsi saluran komunikasi di sini adalah sebagai alat menyampaikan pesan. Untuk menyampaikan atau mengirim- kan pesan yang dimaksud, organisasi seseorang dapat menggunakan berbagai macam cara, yaitu tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, sistem imbalan, jadwal produksi, dan ramalan penjualan.

4. Pengartian Sandi (decoding)

Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Proses ini dilakukan dengan dua cara, per- tama penerima harus menerima, kemudian mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakaan tubuh yang dipakai, dan harapan.

5. Penerima (receiver)

Bila pesan tidak sampai pada penerima, maka komunikasi itu belum terjadi.

Artinya, pesan yang dikirimkan itu harus diterima baik (dipahami) oleh

(11)

penerima. Oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siap pesan itu ditujukan.

6. Umpan Balik (feedback)

Sebuah rangkaian umpan balik (feedbck) memberi saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan sender untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan. Bagi manajer, umpan balik komunikasi ini mungkin datang dari berbagai macam cara. Dalam situasi tatap muka, umpan balik bisa terjadi secara langsung melalui tanda- tanda atau sandi.

7. Kegaduhan (noise)

Dalam setiap proses komunikasi, kegaduh- an atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman seperti udara dan kertas. Gangguan juga dapat terjadi secara internal (kurang perhatian penerima) atau eksternal (gangguan suara lain).7

D. Proses Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan organisasi.

Komunikasi membangun anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan.

Meski demikian, berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah. 8

Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi merupakan suatu aktivitas pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang ada di dalam sebuah organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

7 Amirullah,SE.,MM. Pengatar Manajemen, (Mitra Wacana Media, Jakarta, 2015), Hal. 207-209.

8 Khomsahrial Romli, MSI. Komunikasi Organisasi Lengkap, (Gramedia, Jakarta, 2014), Hal.7

(12)

Komunikasi formal merupakan sebuah komunikasi yang disetujui oleh organisasi dan berisi tentang kepentingan organisasi. Beberapa contoh komunikasi formal antara lain adalah rincian cara kerja di dalam organisasi, aturan tentang produktivitas-produktivitas, dan lain sebagainya.

Sementara komunikasi informal adalah di luar dari komunikasi formal yang terjadi di antara anggota organisasi tersebut. Beberapa proses yang terjadi di dalam komunikasi sebenarnya cenderung berbeda antara komunikasi formal dan informal.

1. Masalah yang dihadapi

Setiap proses komunikasi tentu saja berawal dari suatu masalah tertentu.

Akan tetapi perlu dipahami bahwa yang dimaksud masalah dalam hal ini tidak harus berarti sebuah kesenjangan antara kenyataan dengan nilai ideal yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi lebih luas daripada itu. Singkatnya, masalah bisa berarti hal apa saja yang memicu seseorang atau kelompok tertentu untuk merespons hal tersebut dengan cara melakukan sebuah komunikasi.

Setiap proses komunikasi pasti diawali oleh adanya ‘masalah’ tertentu bagi sang komunikator, sehingga dia pun merasa perlu untuk meresponsnya dengan melakukan suatu upaya komunikasi. Komunikasi organisasi pun termasuk di antaranya.

2. Kedudukan komunikator

Setelah diawali oleh adanya masalah tertentu, maka proses sebelum komunikasi terjadi dalam organisasi berikutnya adalah memahami kedudukan seorang komunikator di dalam lingkungan organisasi tersebut. Biasanya proses ini berlangsung dengan sangat cepat dan cenderung terjadi secara bawah sadar.

Komunikator, termasuk dalam komunikasi organisasi, biasanya akan langsung menyadari posisinya dalam organisasi tersebut serta hubungannya dengan masalah yang ia lihat, dan oleh karena itu biasanya proses ini akan

(13)

terjadi dengan cepat. Tanpa perlu lagi menganalisis siapa dirinya dan apa perannya di dalam organisasi yang ia ikuti, komunikator bisa langsung menyadari hal apa saja yang perlu dan bisa ia lakukan untuk organisasi tersebut.

3. Menentukan tujuan

Setelah kedudukan seorang komunikator terpahami dengan baik, maka langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana respons yang perlu ia lakukan dan kemudian bagaimana caranya agar hal tersebut tercapai. Dengan kata lain, dalam proses ini komunikator akan menentukan tujuan komunikasi yang ingin dicapai olehnya.

Tujuan komunikasi yang telah dirumuskan olehnya kemudian akan diwujudkan dalam bentuk sebuah pesan setelah melalui proses encoding tertentu. Dengan demikian gagasan abstrak yang ada di dalam pikirannya dapat diterjemahkan ke dalam suatu bentuk lain yang bisa dipahami oleh orang lain yang akan ia jadikan sebagai sasaran pesan.

4. Proses encoding

Proses ini adalah sebuah proses pengkodean, yaitu proses yang terjadi untuk membuat gagasan abstrak yang terdapat di dalam pikiran komunikator bisa diterjemahkan ke dalam bentuk lain yang bisa dikomunikasikan.

Encoding biasanya mengikuti aturan tertentu sesuai dengan sistem pesan yang sama-sama dimengerti oleh komunikator dan juga komunikan.

Melakukan encoding dengan kodifikasi yang dipahami oleh komunikator sendiri tentunya tidak akan menghasilkan apa-apa karena hanya dirinya sendiri yang bisa memahami pesan tersebut.

5. Perumusan pesan

Proses ini sebenarnya erat kaitannya dengan proses encoding. Proses encoding akan menghasilkan sebuah pesan tertentu yang akan disampaikan

(14)

oleh komunikator terhadap komunikan yang ia pilih. Pesan yang dibuat oleh komunikator tentunya harus bisa dipahami oleh komunikan. Oleh karena itu pesan harus mengikuti kaidah tertentu yang sama-sama dipahami baik oleh komunikator ataupun komunikan.

Bahasa adalah salah satu sistem enkoding dan juga pesan yang digunakan oleh manusia dewasa ini. Dan kecenderungan dari komunikasi organisasi adalah dengan menggunakan bahasa yang dipakai oleh anggota organisasi tersebut ataupun sesuai dengan sasaran komunikasi yang diinginkan dalam komunikasi yang dilakukan. Terlebih lagi dengan adanya kecenderungan untuk melakukan komunikasi lisan di dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan komunikasi tulisan.

6. Penyampaian Pesan

Langkah berikutnya tentu saja adalah melakukan penyampaian pesan dari komunikator terhadap komunikan yang menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penyampaian pesan ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan komunikator, ataupun dalam konteks komunikatornya adalah orang yang memiliki kedudukan struktural lebih rendah apabila dibandingkan dengan komunikannya, akan menyesuaikan dengan kedudukan komunikan pula.

Proses penyampaian pesan harus dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa pesan tersebut tersampaikan dengan baik pada komunikan sehingga mereka bisa memahaminya dan menangkap maksud dari pesan tersebut. Proses penyampaian pesan ini bisa bergantung dengan jenis model model komunikasi massa yang dipilih oleh komunikator ketika berhadapan dengan massa yang banyak.

7. Proses decoding

Apabila tadi dilakukan proses encoding oleh komunkator, maka proses ini adalah sebuah proses yang biasanya dilakukan oleh komunikan. Decoding adalah suatu upaya untuk menerjemahkan pesan ke dalam maksud yang ingin

(15)

disampaikan oleh komunikator. Proses ini juga biasanya terjadi secara instan seperti yang terjadi pada proses komunikasi lisan, selama antara komunikator dan komunikan memiliki pengetahuan dan sistem pesan yang sama.

Artinya, kalau komunikator menggunakan bahasa Inggris tetapi komunikan tidak memahaminya, maka pesan tersebut bisa saja tidak akan bisa terdekode dengan baik, bahkan tidak terdekode sama sekali. Oleh karena itu, dalam komunikasi organisasi harus dipastikan bahwa antara komunikator dan komunikan memiliki sumber daya yang sama untuk memahami pesan yang telah dibuat tersebut.

8. Penafsiran Maksud

Proses berikutnya dalam komunikasi organisasi adalah adanya penafsiran maksud yang dilakukan oleh komunikan terhadap pesan yang telah didekode dari komunikator. Dalam proses ini komunikan akan berusaha untuk menafsirkan maksud atau tujuan dari pesan tersebut. Hasil penafsiran akan bergantung pada kemampuan komunikan dalam memahami pesan itu.

Banyak faktor yang menentukan bagaimana seorang komunikan akan melakukan respons pada pesan yang telah dibuat oleh komunikator. Ada beberapa komunikan yang sulit dalam memahami maksud komunikator, sebaliknya ada yang memiliki kemampuan sangat baik dalam memahami maksud komunikator. Apabila berhadapan dengan kondisi seperti itu, maka komunikator yang bijak akan berusaha untuk menyederhanakan pesan supaya sebagian besar komunikan dapat memahami pesan tersebut dengan baik.

Bagaimana maksud bisa ditafsirkan bergantung pada komponen komponen komunikasi yang digunakan dalam suatu komunikasi.

9. Pemberian Feedback

Setelah pesan terpahami dengan baik oleh komunikan, maka secara alamiah akan muncul dorongan untuk melakukan respons terhadap pesan yang telah dibuat oleh si komunikator. Akan tetapi, pemberian feedback ini bisa bersifat

(16)

langsung tidak langsung, lisan ataupun non lisan, dan berbagai bentuk yang lain.

Feedback yang beragam ini bisa disebabkan karena perbedaan hubungan komunikator terhadap komunikan. Misalnya, seorang pekerja OB tentu tidak akan langsung bisa mengucapkan pandangannya secara langsung pada direktur perusahaan karena antara direktur dan pekerja OB memiliki hubungan yang relatif jauh. Dengan demikian, feedback yang didapatkan oleh direktur perusahaan dari OB terhadap pesan yang telah ia buat mungkin saja bersifat tidak langsung dan dalam jangka waktu yang lama alias tidak instan. Feedback bisa juga kita anggap sebagai salah satu jenis-jenis berita yang ada dalam suatu organisasi.

10. Pemilihan Media

Media adalah sesuatu yang bisa digunakan untuk membawa pesan tersebut pada para pendengar. Dalam hal komunikasi organisasi, media bisa berupa pesan tertulis ataupun pesan lisan, yang bisa diampaikan secara langsung oleh komunikator ataupun oleh orang lain yang mewakili komunikator tersebut.

Pemilihan media dapat menentukan tingkat keefektifan penyampaian pesan tersebut, misalnya dalam jumlah komunikan yang sangat banyak, maka penyampaian pesan secara tertulis mungkin bisa lebih efektif apabila dibandingkan dengan penyampaian pesan melalui komunikasi secara lisan.

Apabila ada unsur komunikasi politik yang diperhitungkan, bisa jadi maka pemilihan media akan sangat berbeda dari biasanya.9

E. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi 1. Penyaringan informasi

Komunikator cenderung memanipulasi informasi supaya lebih dapat diterima dengan baik oleh komunikan/penerima. Minat pribadi dan persepsi mengenai apa yang menurut komunikator penting bagi penerima

9 Bimo, Proses Komunikasi dalam Organisasi, (2017). https://pakarkomunikasi.com/proses- komunikasi-dalam-organisasi

(17)

sangat mempengaruhi penyaringan dan hasilnya. Semakin banyak jumlah tingkatan dalam struktur organisasi yang harus dilalui oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan untuk penyaringan. Di sisi lain, hal ini wajar terjadi karena dalam stuktur organisasi, semakin ke bawah semakin spesialis dibidang masing-masing.

2. Persepsi yang selektif

Penerima dalam proses komunikasi menyeleksi apa yang mereka terima berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar belakang pengalaman dan karakteristik pribadi lainnya. Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan harapan mereka pada saat melakukan decoding (mengartikan simbol-simbol).

3. Emosional

Bagaimana perasaan komunikan/penerima pada saat ia menerima pesan akan mempengaruhi interpretasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan diinterpretasikan berbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi-emosi yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin menghalangi komunikasi yang efektif.

4. Bahasa

Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia, pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata-kata.

Di dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakang yang tidak sama. ditambah lagi pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan spesialisasi yang pada akhirnya menciptakan/

mengembangkan istilah-istilah teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas, dan sering pegawai tidak tahu istilah-istilah khusus yang digunakan.

(18)

Komunikator cenderung berpendapat bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama bagi komunikan/penerima.

5. Kurang perhatian

Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak membaca dengan benar suatu pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak mendengar percakapan orang dengan baik.

6. Faktor hello effect

Terjadi apabila sikomunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati, maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan, walaupun belum tentu benar atau sebaliknya.

7. Perilaku defensive

Ketika seseorang merasa terancam, ia cenderung akan bereaksi dengan cara mengurangi kemampuannya untuk mencapai saling pengertian. Yakni, ia menjadi defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang lain, memberikan jawaban kasar, berperilaku seperti penillai, dan mempertanyakan motif orang lain. Ketika individu menafsirkan pesan yang datang sebagai sesuatu yang mengancam, ia sering meresponnya dengan cara yang menghambat keefektifan komunikasi.

8. Kebanjiran informasi

Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitas pemrosesan karena membanjirnya informasi (e-mail, telepon, faks, notula rapat, bacaan) akan ada kecenderungan untuk membuang, mengabaikan, melewatkan atau dilupakan atau menunda pemrosesanya sampai situasi kebanjiran informasi selesai.10

10 Komang, Ni wayan, Ayu Sriathi. Perilaku Keorganisasian. Edisi 1 (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008) Hal. 63-64.

(19)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi, berita atau pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan Pengertian komunikasi secara praktis adalah penyampaian pesan berupa gagasan, pemikiran, atau informasi melalui tulisan, lisan, ataupun media.

Komunikasi sangatlah penting, karena komunikasi membantu manusia untuk berfungsi secara tertib dan produktif. Tanpa komunikasi, evolusi agama, pemerintahan, seni, pakaian, dan banyak lagi tidak akan mungkin terjadi. Hal ini membuat komunikasi menjadi penyebab utama evolusi masyarakat manusia dengan tujuan tunggal: untuk menginformasikan dan memberikan informasi baru kepada orang lain. Komunikasi memungkinkan kita untuk memahami dan memperoleh pengetahuan dan pemahaman informasi.

B. Saran

Dalam makalah ini kami telah membahas tentang komunikasi. Makalah ini memuat pembahasan mengenai apa definisi Komunikasi, bagaimana unsur dan tahap komunikasi, Serta bagaimana proses komunikasi, dan hambatan apa saja yang ada pada komunikasi dalam organisasi. Oleh karena itu, disarankan kepada pembaca untuk memahami materi ini secara mendalam agar nantinya dalam berkomunikasi di dalam suatu organisasi ataupun individu dapat dengan mudah mencapai tujuan dari komunikasi tersebut.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, edisi 2 (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004), Hal 282.

Amirullah,SE.,MM. Pengatar Manajemen, (Mitra Wacana Media, Jakarta, 2015), Hal. 207-209.

Bimo, Proses Komunikasi dalam Organisasi, (2017). Diakses Pada November 2023. https://pakarkomunikasi.com/proses-komunikasi-dalam-organisasi Dr. Irene Silviani, MSP. Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka,

Surabaya, 2020), Hal. 28-29.

Dr. Irene Silviani, MSP. Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka, Surabaya, 2020), Hal. 40-41.

Husen Mulachela, Definisi Komunikasi, (2022). Diakses Pada November 2023.

https://katadata.co.id/

Irene Silviani MSP, Komunikasi Organisasi, (Scopindo Media Pustaka, Surabaya, 2020), Hal 27.

Ivony, Unsur Komunikasi. (2017). Diakses Pada November 2023.

https://pakarkomunikasi.com/5-unsur-komunikasi

Khomsahrial Romli, MSI. Komunikasi Organisasi Lengkap, (Gramedia, Jakarta, 2014), Hal.7

Komang, Ni wayan, Ayu Sriathi. Perilaku Keorganisasian. Edisi 1 (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008) Hal. 63-64.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui Kemampuan Komunikasi yang baik maka tentu proses pengobatan akan berjalan dengan sangat lancar dan pasien dapat sembuh disertai dengan Feedback terhadap pelayanan

Langkah penyusunan strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam perumusan kegiatan komunikasi yang sesuai, baik dalam rangka mendukung proses PPSP,

UNSUR KOMUNIKASI pada TATARAN KOMUNIKASI Komunikasi Massa Komunikasi Organisasi Komunikasi Publik Komunikasi Kelompok Komunikasi Antarpribadi Komunikasi Intrapribadi

menjelaskan hakikat dari unsur-unsur komunikasi: Komunikator, komunikan, pesan, dan saluran komunikasi dengan kurang benar dan lengkap.

• 3.Umpan balik nol Zero • Yaitu feedback dari komunikan berupa respons yang maksudnya sulit dimengerti artinya oleh komunikator komunikator tidak faham apa maksud tanggapan komunikan

c Komunikasi sebagai Proses Sosial dengan Unsur Memahami Karakteristik Komunikan Komunikasi adalah kegiatan esensial dalam menyampaikan pesan, informasi, ide, pemikiran, dan aspek

Apabila kita membahas tentang unsur-unsur komunikasi kesehatan, sebenarnya tidak akan jauh berbeda dengan unsur-unsur komunikasi pada umumnya. Yang paling membedakan dari unsur tersebut adalah konten atau material yang akan disampaikan dalam proses komunikasi kesehatan nantinya. Tanpa adanya unsur-unsur komunikasi yang lengkap tersebut, maka tidak mungkin sebuah proses komunikasi bisa berjalan dengan baik. Kalau pun berjalan, hasilnya juga bisa saja terjadi kesalahpahaman atau kegagalan penerimaan

Elemen-elemen komunikasi dalam proses komunikasi Dalam proses komunikasi tersebut, terdapat beberapa elemen komunikasi, yaitu: - Pengirim: Presiden Joko Widodo - Pesan: Informasi