KONSEP ACUAN PENILAIAN
1Adinda Aiun Jamil, 2Nirmala Tadzqiyyah, 3Wanda Nur Hamidah
1-3Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Berisi latar belakang, tujuan, metode dan kesimpulan. Teridiri dari maksimal 250 kata.
Pendahuluan
Implikasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya penyesuaian terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas1. Penilaian kelas terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian ekternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, yaitu suatu lembaga independen, yang di antaranya mempunyai tujuan sebagai pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pengajar pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pemahaman terhadap konsep dasar penilaian dalam pembelajaran merupakan syarat wajib bagi seorang guru agar ia mampu menilai hasil belajar siswa dengan baik. Pemahaman konseptual ini sangat diperlukan agar guru mempunyai dasar yang kuat dalam menilai hasil belajar siswa.
Pada saat kita mendiskusikan permasalahan dalam penilaian hasil belajar, biasanya kita akan menemukan beberapa istilah yang sering digunakan. Beberapa istilah tersebut adalah tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi. Kita juga sering menggunakan istilah penilaian untuk menilai hasil belajar siswa. Penilaian sering digunakan dalam konteks asesmen dan juga dalam konteks evaluasi2.
1 Poerwanti E, ‘Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.’, 2015.
2 Suryanto A, ‘Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran. PDGK430/Modul, 1’, 2007.
Maka dalam pembahasan pembelajaran ini, kami mengacu pada pengertian penilaian dan jenis - jenis teknis tes dan non tes. Dengan memahami teori tentang konsep acuan penilaian maka akan mampu untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan hasil belajar siswa .
Pembahasan
1. Pengertian
Penilaian (assesment) adalah penetapan berbagai cara dan menggunakan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang seberapa jauh hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan). Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata - kata) dan kuantitatif (berupa angka).
Menurut Mahrens & Lehman (1973:6) penilaian merupakan proses dalam memperoleh dan memberikan informasi yang berguna sebagai alternatif pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Djemari Mardapi (2008:1)3, penilaian atau asessment mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai kerja individu atau kelompok.
Penilaian dapat digunakan untuk kesimpukan karakteristik seseorang atau objek.
Tujuan dari penilaian ini adalah untuk menginformasikan keputusan tentang pengalaman belajar dan melaporkan apa yang telah didapatkan peserta didik.
Acuan penilaian adalah acuan yang dijadikan standar dalam pengolahan penilaian yang terdiri dari acuan norma dan acuan patokan / kriteria. Penilaian Acuan Norma merupakan penilaian seadanya, Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan apa adanya dalam arti, bahwa patokan pembanding semata–mata diambil dari kenyataan–kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran / penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar peserta didik yang diukur itu beserta pengolahannya, penilaian ataupun patokan yang terletak diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia (Rahman, 1998)4. Sedangkan penilaian acuan kriteria merupakan penilaian yang berbasis pada kriteria atau tujuan pembelajaran. Pengertian ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah disepakati terlebih dahulu itu biasanya disebut Tingkat Penguasaan Minimum atau Kriteria
3 Febriana R, ‘Evaluasi Pembelajaran. Bumi Aksara.’, 2021.
4 Latip A. E, ‘Evaluasi Pembelajaran Di SD Dan MI.’, 2018.
Ketuntasan Minimal. Peserta didik yang dapat mencapai atau bahkan melampai batas ini dinilai lulus atau tuntas dan belum mencapainya nilai tidak lulus mereka yang lulus ini diperkenankan menempuh pelajaran yang lebih tinggi, sedangkan yang belum lulus diminta memantapkan lagi kegiatan belajarnya sehingga mencapai batas lulus itu atau kriteria kelulusan.
Dalam dunia pendidikan, penilaian yang dilakukan sering dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Ada dua alasan pokok untuk mengaitkan penilaian dengan tujuan pembelajaran. Yang pertama, pengaitan tersebut meningkatkan probalitias bahwa guru akan menyediakan kesempatan pembelajaran bagi para siswa, kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam berbagai macam penilaian yang telah dirancang oleh guru. Yang kedua, apabila penilaian berkaitan dengan tujuan pembelajaran, peroleh angka mutu yang baik (good grade) dari siswa lebih mudah diterjemahkan atau ditafsirkan menjadi pembelajaran yang baik5.
2. Jenis-jenis
Teknik instrumen penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap aspek yang dinilai6. Secara keseluruhan teknik penilaian melipu ti teknik tes dan teknik non tes7.
1. Teknik Tes
Tes merupakan alat atau media yang digunakan untuk memperoleh atau m engukur sesuatu dengan menggunakan kaidah-kaidah atau prosedur yang telah ditetapkan8. Sedangkan tes menurut bentuknya ada 2 macam yaitu tes obyektif dan tes subyektif9. Karakteristik yang dimiliki antara tes obyektif berbeda den gen tes subyektif.
a. Tes Obyektif
Tes obyektif merupakan jenis tes yang mencakup cara menjawab tiap o psi butir soal dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jenis tes objektif
5 Pramana K. A. B and Putra D. B. K. N. S, ‘Merancang Penilaian Autentik. Cv. Media Educations’, 2019.
6 Wahyudi, ‘Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah’.
7 Nurhanifah, ‘Teknik Dan Instrumen Penilaian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 4-5 Tahun Di TK Hang Tua h Kotabumi Lampung Utara’, 2019.
8 Suharman, ‘Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik’, AtTa’dib:Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 10, No.
1 (2018): 93–115.
9 Pinte Rejeki, ‘Efektifitas Gabungan Tes Subjektif Dan Tes Objektif Dalam Mengevalusi Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 11 Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika 1, No. 3 (2016): 74–78.
meliputi: Pilihan ganda, bentuk item dua pilihan jawaban (salah-benar, ya-tidak), dan tes menjodohkan. Namun pada penelitian ini yang digun akan adalah tes objektif jenis pilihan ganda.
1. Pilihan Ganda (Multiple-Choice)
Soal tes yang berbentuk multiplechoice dapat diterapka n untuk menilai hasil belajar siswa yang lebih kompleks serta b erkaitan dengan aspek kognitf. Bentuk soal tes pilihan ganda ter diri dari inti pokok persoalan serta opsi pilihan jawaban. Tes pil ihan ganda termasuk dalam bentuk tes yang obyketif, realibilita s dan pembeda antar siswa yang berhasil dan gagal dalam mena ngkap materi yang telah diberikan.
Tes pilihan ganda atau MultipleChoice termasuk dalam tes obyektif karena penilaian yang dilakukan secara objektif. Te s pilihan ganda termasuk tes yang sering digunakan dalam seko lah. Fungsi pengecoh dalam opsi jawaban dalam butir tes piliha n ganda digunakan untuk merangsang kemampuan berpikir sis wa. Untuk menjawab soal dengan benar siswa akan berusaha m enggunakan keterampilan berpikir mereka. Siswa tidak akan m endapatkan skor dari butir soal bila siswa salah pilih pengecoh.
Tes pilihan ganda dapat menjadi tolak ukur seberapa siswa pah am akan materi yang ditanyakan dalam soal.
2. Teknik Non-Tes
Teknik non-tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi bidang afektif ata u psikomotorik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara seperti berikut ini.
a. Angket (questionnaire)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang h arus dijawab oleh responden. Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data. Data tersebut berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengeta huan, sikap, pendapat mengenai suatu hal.
b. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik non-tes secara lisan. Pertanyaan yang diungkapkan umumnya menyangkut segi-segi sikap dan kepribad ian siswa dalam proses belajarnya. Teknik ini dilakukan secara langsun
g dan dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan penilaian bagi sis wa.
c. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah suatu teknik penilaian non-tes yang menginve ntarisasikan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan b elajarnya. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilak u siswa secara langsung. Data yang diperoleh dijadikan bahan penilaia n
d. Inventori (Inventory)
Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan angket.
Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rang ka mengetahui tentang sikap, pendapat dan perasaan siswa terhadap ke giatan pembelajaran. Data sebagai informasi umumnya telah disediaka n dalam bentuk pilihan ganda, yang harus dipilih oleh siswa.
e. Daftar cek (Checklist) dan Daftar Bertingkat (Rating Scale)
Bila kita melakukan tes secara tertulis dan secara lisan, maka ki ta hanya mengukur kemampuan siswa dalam daerah kognitif saja. Siste m tes tertulis (pencil and paper test) seperti itu tidaklah mungkin dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam hal keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam hal sikap, minat, kebiasaan, dan penyesuaian diri p erlu mendapat perhatian yang tak dapat diungkapkan hanya dengan tes lisan dan tulisan. Oleh karena itu perlu tes lain, yaitu tes perbuatan. Ya ng dimaksud dengan daftar cek adalah sederetan pertanyaan atau perny ataan yang dijawab oleh responden dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada tempat yang telah disediakan. Sedangkan skala bertingkat adalah sejenis daftar cek dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingka tan atau hierarki10.
Metode
Metode penulisan menggunakan metode library research atau studi kepustakaan. Pengertian s tudi pustaka merupakan kegiatan mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian s
10 Pengembangan Alat Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Matematika 158.
ebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah y ang akan diteliti Sarwono (2006: 26)11.
Kesimpulan
Pemahaman konsep dasar penilaian sangat penting bagi guru untuk mereka dapat menilai hasi l belajar siswa dengan baik. Penilaian dapat berupa tes (seperti tes pilihan ganda) atau teknik non-tes (seperti angket, wawancara, observasi, inventori, daftar cek, dan skala bertingkat) ter gantung pada aspek yang ingin dinilai, apakah itu aspek kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Penggunaan acuan penilaian, baik acuan norma maupun acuan kriteria, membantu dalam men entukan standar kelulusan atau tingkat penguasaan minimum yang harus dicapai siswa. Penila ian sebaiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga hasil penilaian bisa digunakan se bagai umpan balik yang baik untuk proses pembelajaran lebih lanjut. Dengan pemahaman ya ng baik tentang konsep penilaian dan pemilihan teknik penilaian yang sesuai, maka guru dapa t lebih efektif dalam membantu siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan. Penilaian yang tepat juga membantu upaya meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Referensi
Febriana R, ‘Evaluasi Pembelajaran. Bumi Aksara.’, 2021 Latip A. E, ‘Evaluasi Pembelajaran Di SD Dan MI.’, 2018
11 Sarwono, ‘Metode Penelitian’, 2006, 26.
Nurhanifah, ‘Teknik Dan Instrumen Penilaian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini 4-5 Tahun Di TK Ha ng Tuah Kotabumi Lampung Utara’, 2019
Pengembangan Alat Penilaian Proses Dan Hasil Belajar Matematika 158
Pinte Rejeki, ‘Efektifitas Gabungan Tes Subjektif Dan Tes Objektif Dalam Mengevalusi Hasil Belajar Fisik a Siswa SMP Negeri 11 Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika 1, No. 3 (20 16): 74–78
Poerwanti E, ‘Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.’, 2015
Pramana K. A. B, and Putra D. B. K. N. S, ‘Merancang Penilaian Autentik. Cv. Media Educations’, 2019 Sarwono, ‘Metode Penelitian’, 2006, 26
Suharman, ‘Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik’, AtTa’dib:Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 1 0, No. 1 (2018): 93–115
Suryanto A, ‘Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran. PDGK430/Modul, 1’, 2007 Wahyudi, ‘Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah’