• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Farmakokinetik

N/A
N/A
Tidak Dikenal

Academic year: 2024

Membagikan "Konsep Dasar Farmakokinetik"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KONSEP DASAR FARMAKOKINETIK

Dosen Pengampu :

Ganea Qorry Aina, M.Pharm.Sci., Apt.

Di susun oleh : KELOMPOK 6

Shafa Nastiti Lestari (P07226122004) Nanda Gista Maharani (P07226122034) Putri Bintang Adhekayana (P07226122041) Tamara Cinta Nur Elwyn (P07226122047)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2024/2025

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Farmakologi, dengan judul: “Konsep Dasar Farmakokinetik”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Samarinda, 30 Januari 2024

Penulis

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Farmakokinetik Mempengaruhi Penyerapan Obat Dalam Tubuh ... 3

B. Farmakokinetik ... 5

C. Perjalanan Obat Mulai Dari Masuk ke Dalam Tubuh Hingga Menimbulkan Efek ... 5

BAB III PENUTUP ... 8

A. Kesimpulan ... 8

B. Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu farmasi seringkali terkait dengan fenomena-fenomena yang terjadi di dalam tubuh. Untuk mempelajari salah satu kaitan tersebut, ahli farmasi mempelajari ilmu farmakologi. Dalam arti luas, farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat.

Tanpa pengetahuan farmakologi, seorang farmasis dapat meyebabkan suatu masalah bagi pasien karena ketidaktahuan tingkat keamanan obat dalam tubuh dengan baik. Salah satu ilmu farmakologi yang mempelajari tentang hal tersebut yakni farmakokinetik.

Istilah farmakokinetik menurut ilmu farmakologi adalah suatu proses yang dilalui obat di dalam tubuh atau tahapan perjalanan obat di dalam tubuh. Proses farmakokinetik ini meliputi beberapa tahapan mulai dari proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau penyaluran obat ke seluruh tubuh, metabolisme obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu sendiri atau proses pengeluaran zat obat dari dalam tubuh.

Fase farmakokinetik berkaitan dengan masuknya zat aktif ke dalam tubuh.

Pemasukan tersebut secara keseluruhan merupakan fenomena fisikokimia yang terpadu di dalam organ penerima obat. Fase farmakokinetik ini merupakan salah satu unsur penting yang menentukan profil keberadaan zat aktif pada tingkat biofase dan selanjutnya menentukan aktivitas terapeutik obat.

Aktivitas serta toksisitas suatu obat tergantung pada lama keberadaan dan perubahan zat aktif didalam tubuh (Aiache, 1993). Menurut Shargel (1988), bahwa intensitas efek farmakologik atau efek toksik suatu obat seringkali dikaitkan dengan konsentrasi obat pada reseptor, yang biasanya terdapat dalam sel-sel jaringan. Oleh karena sebagian besar sel-sel jaringan diperfusi oleh cairan jaringan atau plasma, maka pemeriksaan kadar obat dalam plasma merupakan suatu metode yang sesuai untuk pemantauan pengobatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana farmakokinetik dapat mempengaruhi penyerapan obat dalam tubuh?

2. Jelaskan mengenai farmakokinetik!

(5)

2

3. Jelaskan perjalanan obat mulai dari masuk ke dalam tubuh hingga menimbulkan efek!

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini agar para penulis dan pembaca mengetahui secara mendalam tentang :

1. Bagaimana farmakokinetik dapat mempengaruhi penyerapan obat dalam tubuh 2. Apa itu farmakokinetik, dan

3. Perjalanan obat mulai dari masuk ke dalam tubuh hingga menimbulkan efek

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Farmakokinetik Mempengaruhi Penyerapan Obat Dalam Tubuh

Farmakokinetik adalah studi tentang perjalanan obat dalam tubuh, dan penyerapan obat adalah salah satu fase kunci dalam farmakokinetik. Faktor-faktor seperti kelarutan obat, sifat membran sel, dan pH lingkungan pencernaan mempengaruhi penyerapan obat. Selain itu, laju penyerapan juga dapat dipengaruhi oleh formulasi obat dan cara pemberian, seperti oral atau intravena. Variabilitas dalam farmakokinetik dapat memengaruhi efek obat pada tingkat individu.

Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya, mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian, dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut proses farmakokinetik dan berjalan serentak.

Di tubuh manusia, obat harus menembus sawar (barrier) sel di dalam jaringan. Pada umumnya oobat melintasi lapisan sel ini dengan menembusnya, bukan dengan melewati celah antar sel, kecuali pada endotel kapiler. Karena peristiwa terpenting dalam proses farmakokinetik adalah transport lintas membran.

Membran sel terdiri dari dua lapisan lemak yang membentuk fase hidrofilik di kedua sisi membran dan fase hidrofobik di antaranya.

Molekul-molekul protein yang tertanam di kedua sisi membran atau menembus membran berupa mozaik pada membran. Molekul-molekul protein ini, membentuk kanal hidrofilik, untuk transport air dan molekul kecil lainnya yang larut dalam air. Cara-cara transport obat lintas membran yang terpenting adalah difusi pasif, dana transport aktif; yang terakhir melibatkan komponen-komponen membran sel dan membutuhkan energi. Sifat fisiko-kimia obat yang menentukan cara transport ialah bentuk dan ukuran molekul, kelarutan dalam air, derajar ionisasi, dan kelarutan dalam lemak.

Umumnya absorpsi dan distribusi obat terjadi secara difusi pasif. Mula-mula obat harus berda dalam larutan air pada permukaan mebran sel, kemudian molekul obat akan melintasi dengan melarut dalam lemak membran. Pada proses ini, obat bergerak dari sisi yang kadarnya lebih tinggi ke sisi lain. Setelah saraf mantap (steady state) dicapai, kadar obat bentuk non-ion di kedua sisi membran akan sama.

Kebanyakan obat berupa elektrolit lemah, yakni asam lemah atau basa lemah. Dalam larutan, elektrolit lemah akan terionisasi. Derajat ionisasi ini tergantung

(7)

4

pada pKa obat dan pH larutan. Untuk obat asam, pKa rendah berarti relative kuat, sedangkan untuk basa, pKa tinggi yang relative kuat.Bentuk ion-ion umumnya larut baik dalam lemak sehingga mudah berdifusi melintasi membran. Sedangkan bentuk ion, sukar melintasi embran karena sukar larut dalam lemak. Pada taraf mantap, kadar obat bentuk ion-ion saja yang sama di kedua sisi membran, sedangkan kadar obat bentuk ionnya tergantung dari perbedaan pH di kedua sisi membran.

Membran sel merupakan membran semipermeabel, artinya hanya dapat dirembesi air dan molekul-molekul kecil. Air berdifusi atau mengalir melalui kanal hidrofilik pada membran akibar perbedaan tekanna hidrostatis maupun tekanan osmotic. Bersama aliran air akan tebawa zat-zat terlarut bukan ion yang berat molekulnya kurang dari 100-200 misalnya urea, etanol, dan antipirin. Meskipun berta atomnya kecil, ion anorganiknya ukurannya membesar katrena mengikar air sehingga tidak dapat melewati kanal hidrofilik bersama air. Kini telah ditemukan kanal sedikit selektif untuk ion-ion Na, K, Ca.

Transport obat melintasi endotel kapiler terutama melalui celah-celah antar sel, kecuali di susunan saraf pusat (SSP). Celah antar sel endotel kapiler demikian besarnya sehingga dapat meloloskan semua molekul yang berat molekulnya kurang dari 69.000 (BM albumin), yaitu semua obat bebsa, termasuk yang tidak larut dalam lemak, dan bentuk ion sekalipun. Proses ini berperan dalam absorpsi obat setelah pemberian parenteral dan dalam filtrasi lewat membran glomerolus di ginjal.

Pinositosis ialah cara transport dengan membentuk vesikel, misanya untuk makromolekul seperti protein. Jumlah obat yang diangkut dengan cara ini sangat sedikit.

Transport obat secara aktif, biasanya terjadi pada sel saraf, hati dan tubuli ginjal. Proses ini membutuhkan energi yang diperoleh dari aktifitas membran sendiri, sehingga zat dapat bergerak melawan perbedaan kadar atau potensial listrik. Selain dapat dihambat secara kompetitif, transport aktif ini maksimal (dapat mengalami kejenuhan). beberapa obat bekerja mempengaruhi transport aktif zat-zat endogen, dan transport aktif suatu obat dapat pula dipengaruhi obat lain.

Difusi terfasilitasi (Faciliated diffusion) dialah suatu proses transport yang terjadi dengan bantuan suatu faktor pembawa (carrier) yang merupakan komponen membran sel tanpa menggunakan energi, sehingga tidak dapat melawan perbedaan kadar sifat selektif, terjadi pada zat endogen yang transportnya secaraa difusi biasa terlalu lambat, misalnya untuk masuknya glukosa ke dalam sel perifer.

Absorpsi dan Bioavailabilitas. Kedua istilah tersebut tidak sama artinya.

Absorpsi yang merupakan proses penyerapan obat di tempat pemberian, menyangkut kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Kelengkapan dinyatakan

(8)

5

dalam persen dari jumlah obat yang diberikan. Tetapi secara klinik, yang lebih penting adalah bioavailabilitas. Istilah ini menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif. Ini terjadi karena untuk obat-obat tertentu tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian untuk mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus, pada pemberian oral dan/atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ-oragan tersebut. Metabolisme ini disebut metabolisme atau eliminasi lintas pertama (first pass metabolism or eliminaton) atau eliminasi parasistemik. Obat demikian mempunyai biovailabilitas oral yang tidak begitu tinggi messkipun absorpsi oralnya mungkin hampir sempurna. Jadi istilah biovaailibilitas menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorpsi sekaligus metabolism obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Eliminasi lintas pertama ini dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral (misalnya lidokalin), sublingual (misanya nitrogliserin), rectal, atau ,memberikannya bersama makanannya.

B. Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah adalah cabang farmakologi yang di dedikasikan untuk menggambarkan bagaimana tubuh mempengaruhi suatu zat tertentu setelah pemberian. Farmakokinetik didasarkan pada pemodelan matematika yang memberikan penekanan besar pada hubungan antara konsentrasi obat dalam plasma dan waktu yang berlalu sejak pemberian obat.

C. Perjalanan Obat Mulai Dari Masuk ke Dalam Tubuh Hingga Menimbulkan Efek Obat akan menemukan jalan menuju “site of action” tempat mereka seharusnya berada di dalam tubuh, ratusan peristiwa akan terjadi di sepanjang jalannya. Seketika sampai ditempat yang dituju akan menemuka reseptor senyawa obatnya dan obat-obatan akan bekerja, baik menutupi gejala, seperti hidung tersumbat, atau memperbaiki masalah, seperti infeksi bakteri.

Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh: penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME. Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).

1. Absorbsi

(9)

6

Tahap pertama adalah penyerapan. Obat-obatan bisa masuk ke dalam tubuh dalam berbagai cara, dan mereka diserap ketika mereka melakukan perjalanan dari berbagai rute pemberian/administrasi ke dalam sirkulasi tubuh.

Obat menghadapi rintangan terbesarnya selama penyerapan. Ketika obat diminum, maka akan diantarkan melalui saluran pencernaan dan diabsorbsi melalui pembuluh darah khusus menuju ke hati, di mana sejumlah besar obat dapat dihancurkan oleh enzim metabolik pada apa yang disebut “lintas pertama obat/first fast effect.” Rute lain dari pemberian obat yang melewati hati dengan memasuki aliran darah secara langsung atau melalui kulit atau paru-paru.

2. Distribusi

Setelah obat diserap, tahap berikutnya adalah distribusi. Pada umumnya aliran darah akan membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Selama langkah ini, efek samping dapat terjadi ketika obat memiliki efek dalam organ selain organ target. Untuk pereda nyeri, organ sasaran mungkin otot sakit di kaki; iritasi lambung bisa menjadi efek samping. Banyak faktor yang mempengaruhi distribusi, seperti kehadiran molekul protein dan lemak dalam darah yang dapat menempatkan molekul obat terikat untuk membawa ketempat yang dituju.

Obat yang ditargetkan menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) akan menghadapi rintangan besar yakni barikade yang hampir tak tertembus disebut penghalang darah-otak/blood brain barrier. Blokade ini dibangun khusus berbentuk kapiler berlapis yang bersama-sama untuk melindungi otak dari zat-zat yang berbahaya seperti racun atau virus. Namun ahli farmasi telah merancang berbagai cara untuk menyelinap beberapa obat melewati penghalang ini.

3. Metabolisme

Setelah obat telah didistribusikan ke seluruh tubuh dan telah melakukan tugasnya, obat akan pecah, atau dimetabolisme. Penguraian dari molekul obat biasanya melibatkan dua langkah yang terjadi sebagian besar di pabrik pengolahan kimia tubuh, yakni hati.

Hati adalah organ penting yang bekerja terus menerus. Semua yang memasuki aliran darah baik itu melalui jalur oral, injeksi, inhalasi, kulit atau yang diproduksi oleh tubuh secara alami akan dimetabolisme di hati.

4. Eksresi

Banyak produk dari hasil pemecahan enzimatik yang biasa disebut metabolit, biasanya merupakan senyawa yang kurang aktif dari molekul asli obatnya. Untuk alasan ini, para ilmuwan menyebut hati sebagai organ “detoksifikasi”.

(10)

7

Kadang-kadang metabolit obat yang dihasilkan dapat memiliki kegiatan kimia mereka sendiri, bahkan memiliki kekuatan serupa dari obat aslinya. Ketika meresepkan obat-obatan tertentu, dokter harus memperhitungkan efek samping ini.

Setelah enzim hati menyelesaikan pekerjaannya dalam membuat metabolit obat, selanjutnya akan mengalami tahap akhir waktu dalam tubuh, yakni ekskresi dimana akan keluar melalui urine atau feses, terkadang melalui keringat.

(11)

8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran organ dalam tubuh seseorang merupakan hal terpenting dalam proses ekresi obat. Obat yang masuk kedalam tubuh akan mengalami absorsi, distribusi, metabolisme dan yang terakhir ekresi. Dalam proses tersebut dibutuhkan organ yang sehat dan kuat jika tidak obat dapat menjadi racun dalam tubuh Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan tepat sat melakukan pemberian obat tugas perawat tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon Klien terhadap pemberian obat tersebut.

B. Saran

Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita, jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Nora Susanti, M. A. (2017). BAB IV FARMAKOLOGI UMUM. In FARMAKOLOGI (p. 15).

NURLINA. (2021, Maret 27). FARMAKOLOGI EKSKRESI DAN DOSIS OBAT. Retrieved

Januari 30, 2024, from SCRIBD:

https://id.scribd.com/document/500613637/MAKALAH-FARMAKOLOGI

Referensi

Dokumen terkait

Makalah tentang Konsep Dasar Kalimat

Makalah tentang Konsep Dasar Kalimat

Faktor-faktor apa saja yang harus menjadi bahan pertimbangan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, menjadi dasar permasalahan dalam makalah ini.Tulisan ini akan membahas

RINGKASAN VIDIO 1 KONSEP DASAR METODE PENELITIAN konsep dasar dari metode penelitian Pengertian dari metode penelitian • Penelitian adalah cara yang sistematis untuk mengumpulkan data

Makalah dengan judul "Konsep Pendidikan Inklusif" ini membahas tentang konsep dasar pendidikan

Makalah ini berisi tentang konsep dasar manajemen media

Makalah tentang Konsep Dasar Manajemen Laboratorium disusun oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Buku yang membahas tentang dasar-dasar, konsep, dan strategi