• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Manajemen Perubahan

N/A
N/A
Atika Risni

Academic year: 2025

Membagikan "Konsep Dasar Manajemen Perubahan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Konsep Dasar Manajemen Perubahan

Diajukan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Manajemen Perubahan Dospem: Ghufron, S.E, M.E.

Disusun Oleh:

Atika Risni

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

KALIMANTAN BARAT 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Konsep Dasar Manajemen Perubahan” Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran dan referensi untuk memahami pentingnya manajemen perubahan dalam lingkungan organisasi yang dinamis.

Perubahan merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap organisasi, khususnya dalam menghadapi tantangan di era modern yang penuh ketidak pastian. Makalah ini memaparkan konsep dasar manajemen perubahan, yang meliputi definisi, komponen utama, proses, pendekatan, serta lingkungan perubahan dalam organisasi. Diharapkan pembahasan ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana mengelola perubahan, baik yang direncanakan maupun yang tidak terduga, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan karya ini di masa mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

(3)

Daftar isi

Kata Pengantar ...

Daftar Isi ...

BAB I PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang ...

1.2 Rumusan Masalah ...

1.3 Tujuan Penulisan ...

BAB II PEMBAHASAN ...

2.1 Definisi Manajmen Perubahan ...

2.2 Komponen Manajemen Perubahan ...

2.3 Proses Manajmen Perubahan ...

2.4 Lingkungan Perubahan

BAB III PENUTUP ...

3.1 Kesimpulan ...

3.2 Saran ...

Daftar Pustaka ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat, setiap organisasi dihadapkan pada perubahan yang tidak dapat dihindari. Lingkungan eksternal dan kebutuhan internal yang dinamis menuntut organisasi untuk mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan agar tetap relevan dan kompetitif. Hal ini berlaku dalam berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan yang memerlukan upaya berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan hasil pendidikan. Perubahan lingkungan dan kemajuan teknologi memaksa organisasi pendidikan untuk terus mengembangkan sistem yang mendukung peningkatan kualitas dan efektivitas pendidikan.

Di sisi lain, proses manajemen perubahan itu sendiri mencakup dua pendekatan utama, yaitu perubahan terencana (planned change) dan perubahan darurat (emergent change). Perubahan terencana berfokus pada perencanaan matang dalam menghadapi perubahan, sementara perubahan darurat diperlukan untuk mengantisipasi situasi- situasi yang tidak terduga. Penerapan kedua pendekatan ini menyesuaikan kondisi dan kebutuhan yang dihadapi oleh organisasi. Oleh karena itu, diperlukan manajemen perubahan yang berkesinambungan dan adaptif agar perubahan yang terjadi tidak hanya berjalan efektif, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan membahas tentang definisi, komponen, proses, pendekatan, dan lingkungan yang mempengaruhi manajemen perubahan. Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai pentingnya manajemen perubahan di lingkungan organisasi pendidikan sebagai salah satu kunci sukses dalam menghadapi tantangan perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang semakin kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

1.1 Apa definisi manajemen perubahan?

1.2 Apa saja komponen perubahan?

1.3 Bagaimana proses manajemen perubahan?

1.4 Apa yang menjadikan lingkungan perubahan?

1.3 Tujuan penulisan

1.1 Mengetahui apa definisi manajemen perubahan.

1.2 Menegtahui apa saja komponen perubahan.

1.3 Mengetahui apa saja proses manajemen perubahan.

1.4 Mengetahui apa yang menjadikan lingkuan perubahan.

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Manajemen Perubahan

Definisi Manajemen Perubahan Istilah “manajemen” berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P.

Hasibun, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi.8 Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari karena kuatnya dorongan eksternal disertai dengan adanya kebutuhan internal. Perubahan juga berpeluang mengahadapi penolakan, baik dari individu maupun kelompok. Namun, penolakan tersebut bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi. Transparasi, komunikasi yang baik dan pengikutsertaan semua pihak yang terlibat dengan perubahan tersebut akan dapat mengurangi adanya penolakan terhadap perubahan.

2.2 Komponen manajemen perubahan

Dalam setiap organisasi perlu ada “pembaharu” atau Change Agent yaitu orang yang mampu melakukan perubahan sebagai pemimpin di sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan

Di dalam melakukan perubahan, harus memahami bahwa ada perubahan yang direncanakan (planned change) dan ada perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change). Perubahan yang tidak direncanakan apabila tidak dikenali dan diantisipasi dengan baik, ada kemungkinan akan menggagalkan perubahan yang direncanakan. Aktor penggagas dan penggerak perubahan perlu secara terus menerus memantau proses perubahan yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Perubahan ada yang dapat diprediksi, tetapi lebih banyak yang sulit diprediksi (unpredictable), sehingga perlu dikelola dengan baik atau diiperlukan manajemen perubahan.Manajemen perubahan di sekolah mencakup dua komponen utama perubahan yang saling terkait karena sekolah harus dilihat sebagai satu keutuhan yang harus senantiasa diupayakan untuk meningkatkan output pendidikan. Dua komponen utama tersebut adalah pertama;perubahan dalam pengelolaan yang meliputi kepemimpinan, komunikasi, dan hubungan internal dan eksternal lembaga, kedua; perubahan dalam sekolah untuk mendukung terwujudnya perubahan tersebut meliputi tim manajemen supervisi, peran guru, para staf pendukunnya professional, metodologi perbaikan berkelanjutan, dan rancang bangun kurikulum, monitoring terhadap kemajuan siswa dan program penilaian. Kedua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Artinya, perubahan di dalam sekolah kurang dapat berlangsung secara efektif bilamana tanpa perubahan dalam pengelolaan. Demikian sebaliknya, perubahan di dalam sekolah kurang dapat terlaksana dengan efektif bilamana tidak dibarengi oleh perubahan dalam pengelolaan. Oleh karena itu, kedua komponen tersebut harus dapat bersinergi sehingga mampu mendorong terjadinya perubahan dalam sekolah. Terkait dengan dua komponen tersebut, maka dual hal yang penting dicermati bila diinginkan perubahan terjadi di sekolah. Pertama, yang terkait dengan peroses pengelolaan, baik pengelolaan proses belajar mengajar, maupun proses

(6)

pengelolaan sekolah secara keseluruhan. Kedua, yang berkaitan dengan berbagai masukan atau input yang mendukung pada proses terjadinya pengelolaan. Berbagai inputtersebut meliputi instrumental input yang terdiri atas tenaga pendidikan dan kependidikan, sara prasarana, dana, regulasi atau aturan-atauran yang diberlakukan.

Selanjutnya raw input, yaitu sasaran didik yang menjadi sasaran atau objek utama kegiatan sekolah. Environmental inputatau masukan lingkungan yang meliputi orang tua siswa, masyarakat di sekitar sekolah dan pemerintah setempat

2.3 Proses Manajemen Perubahan

Terdapat dua pendekatan untuk manajemen perubahan, yaitu planned change (perubahan terencana) dan emergent change (perubahan darurat). Penggunaan pendekatan

ini tergantung pada kondisi yang dihadapi. Pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Planned Change (Perubahan Terencana)

Bullock dan Batten sebagaimana dikutif Wibowo mengemukakan bahwa untuk melakukan perubahan terencana perlu dilakukan empat fase tindakan yaitu sebagai berikut

1) Eksploration phase (fase eksplorasi)

Dalam tahap iniorganisasi menggali dan memutuskan apakah dengan membuat perubahan spesifik dan operasi, dan jika demikian, mempunyai komitmen terhadap sumber daya untuk merencanakan perubahan. Kegiatan pada fase ini menyangkut kepedulian dan perlunya perubahan, mencari bantuan eksternal untuk membantu dengan merencanakan dan mengimplementasikan perubahan dan melakukan kontrak dengan konsultan mengenai tanggung jawab masing- masing pihak.

2) Planning phase (fase perencanaan)

Menyangkut pemahaman masalah dan kepentingan organisasi. proses perubahan menyangkut pengumpulan informasi dengan maksud menciptakan diagnosis yang tepat tentang masalahnya, menciptakan tujuan perubahan dan mendesain tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut; dan membujuk pengambil keputusan kunci mencapai tujuan tersebut dan mendukung perubahan yang diusulkan.

3)

Action plan (fase tindakan)

Pada tahap ini organisasi mengimplementasikan perubahan yang ditarik dari perencanaan. Proses perubahan menyangkut desain untuk menggerakkan organisasi dari current state (keadaan sekarang) ke future state (keadaan yang akan datang). yang diharapkan, dan termasuk menciptakan pengaturan yang tepat untuk mengelola proses perubahan dan mendapatkan dukungan untuk tindakan yang dilakukan; dan mengevaluasi kegiatan implementasi dan mengumpan hasil, sehingga setiap penyesuaian dan perbaikan yang perlu dapat dilakukan

(7)

4)

Integration phase (fase integrasi)

Tahapan ini dimulai begitu perubahan telah dengan sukses di implementasikan.

Hal ini berkaitan dengan mengonsulidasi dan menstabilisasi perubahan sehingga sehingga mereka menjadi bagian organisasi normal, operasi sehari- hari berjalan dan tidak memerlukan pengaturan khusus atau mendoron, memelihara mereka. Proses ini menyangkut penguatan prilaku baru melalui umpan balik dan sistem penghargaan dan secara bertahap menurunkan kepercayaan pada konsultan;dan melatih manajer dan pekerkja untuk memonitor perubahan secara konstan dan melakukan perbaikan terhadapnya.

b. Emergent Approach (Pendekatan Darurat) Emergent Approach memberikan arahan dengan melakukan penekanan pada lima gambaran organisasi yang dapat mengembangkan atau menghalangi keberhasilan perubahan, yaitu sebagai berikut:

1) Organizational structure (stuktur organisasi)

Organizational structure adalah perubahan struktural menuju pada organisasi yang lebih banyak delegasi, yang berarti hierakhi datar, pada posisi yang sangat unggul untuk bergerak daripada yang mempunyai resistensi terhadap perubahan besar. Aspek yang berkembang adalah dengan adanya gerakan menciptakan organisasi yang berpusat pada pelanggan, tannggap terhadap pasar yang berbeda fungsi. Tanggapan pelanggan menempatkan tekanan lebih besar pada proses horizontal yang efektif dan mewujudkan konsep bahwa setiap orang adalah pelanggan.

2) Organizational culture (budaya organisasi)

Organizational culture adalah suatu upaya untuk memengaruhi perubahan dalam suatu organisasi sekedar dengan berusaha mengubah budayanya mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linear yang tidak beralasan antara budaya organisasi dengan kinerja.

3) Organizational learning (organisasi pembelajaran)

Pembelajaran memainkan peran kunci dalam menyiapkan orang untuk bersedia melakukan perubahan, atau membiarkan mereka menghalangi perubahn.

Keinginan untuk berubah sering hanya bersifat membersihkan diri dari perasaan karena tidak ada pilihan lain. Oleh karena itu, perubahan dapat turun dengan cepat dengan membuat krisis mendatang nyata bagi setiap orang dalam organisasi atau mendorong ketidakpuasan dengan sistem dan prosedur sekarang.

4) Managerial behavior (perilaku manajerial)

Pandangan trdisional organisasi melihat manajer sebagai mengarahkan staff, sumber daya dan informasi. Akan tetapi, pendekatan emergent change memerlukan perubahan radikal dalam prilaku manajer. Manajer diharapkan bekerja sebagai pemimpin, fasilitator dan pelatih melalui kemampuan meredam hambatan hierarki, fungsi dan organizational, dapat membawa bersama dan memotivasi tim dan kelompok untuk memgidentifikasi kebutuhan dan mencapai perubahan.

5) Power and politics (Kekuasaan dan politik)

Meskipun advokasi terhadap emergent change cenderung melihat kekuasaan dan politik dari perspektif yang berbeda, mereka semua mengenal arti pentingnya perubahan yang harus dikelola jika perubahan ingin menjadi efektif.

(8)

2.4 Lingkungan Perubahan

Semua organisasi di era modern ini mengalami tantangan perubahan karena adanya ketidakpastian lingkungan organisai. Dalam pandangan sistem terbuka, lingkungan organisasi digambarkan sebagai apa saja yang berada disekitar organisasi yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi. Organisasi tidak mungkin dapat hidup tanpa lingkungan organisasi, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian perubahan lingkungan harus diikuti dengan langkah penyesuain yang tepat oleh oragnisasi agar tetap dapat mempertahankan keefektifannya. Salah satu cara untuk mengadakan penyesuaian dengan tepat maka dibutuhkan pengelolaan dengan manajemen perubahan yang terencana. Proses perubahan yang terencana akan mampu mengambil langkah yang strategis dengan meminimalisir resiko yang akan ditimbulkan. Sedangkan proses perubahan yang tidak terencana akan membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan organisasi. Oleh karena itu, dalam memanage perubahan perlu diterapkan berbagai pendekatan, dan model manajemen perubahan, sehingga organisasi mampu memimpin perubahan yang strategis. Dalam proses memimpin perubahan yang strategis dibutuhkan penciptaan keseimbangan nilai-nilai inti yang tercermin dalam budaya yang inovatif dan dipertahankan secara konsisten dan terus melakukan pengembangan yang berkelanjutan di semua lini organisasi.

(9)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan mengenai manajemen perubahan menunjukkan bahwa perubahan dalam organisasi adalah sesuatu yang tidak terhindarkan, didorong oleh kebutuhan internal dan pengaruh eksternal. Agar perubahan dapat diterima dan berjalan efektif, diperlukan pendekatan manajemen yang baik, seperti transparansi, komunikasi, dan keterlibatan pihak terkait. Manajemen perubahan melibatkan komponen penting, yaitu perubahan dalam pengelolaan dan perubahan dalam operasional organisasi, yang harus berjalan sinergis.

Proses manajemen perubahan mencakup perubahan terencana (planned change) dan perubahan darurat (emergent change). Perubahan terencana berlangsung melalui empat fase—eksplorasi, perencanaan, tindakan, dan integrasi—sedangkan perubahan darurat menekankan lima aspek utama: struktur organisasi, budaya organisasi, pembelajaran organisasi, perilaku manajerial, serta kekuasaan dan politik. Selain itu, organisasi perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk menjaga relevansi dan efektivitasnya.

Dalam menghadapi lingkungan yang tidak menentu, pendekatan manajemen perubahan yang strategis dan seimbang membantu organisasi mengatasi risiko dan mendorong perbaikan berkelanjutan. Oleh karena itu, penerapan manajemen perubahan yang adaptif dan komprehensif sangat penting untuk menghadapi tantangan serta meningkatkan kinerja dan kesuksesan organisasi.

(10)

Daftar pustaka

file:///C:/Users/User/Downloads/235-Article%20Text-665-1-10-20200302.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/adminmanageria,+Journal+manager,+5+REV+Hendro+Wid odo.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/1278-Article%20Text-3104-2-10-20220401.pdf file:///C:/Users/User/Downloads/420-1096-1-SM%20(4).pdf

Referensi

Dokumen terkait

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS TERHADAP SISTEM MANAJEMEN BIAYA Sebagai akibat dari perubahan paradigma organisasi dan manajemen yangdikarakterisasikan dengan adanya

Manajemen sumber daya manusia sia menganggap bahwa kary menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan ( awan adalah kekayaan (asset  asset ) utama organisasi )

Menjaga kelestarian sumber daya hutan è Menerapkan konsep kelestarian Manajemen Hutan Adalah segala daya dan upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam

Dokumen ini membahas tentang definisi dan konsep penggunaan

Makalah ini membahas studi kasus manajemen perubahan di PT. Aqua dalam menghadapi Era Society

Makalah ini membahas tentang jaringan dan telekomunikasi, termasuk definisi, konsep, dan model jaringan

Konsep dasar manajemen dan tugas manajer keuangan, termasuk tujuan perusahaan dan masalah yang dihadapi manajer

Dokumen ini membahas tentang manajemen perubahan dan merupakan tugas kelompok mata kuliah Manajemen