MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM FISIKA
“KONSEP DASAR MANAJEMEN LABORATORIUM”
Dibuat guna memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Laboratorium Fisika
Dosen Pengampu : Selma Riyasni, M.Pd
Kelompok 1
Resa Dwi Permata Syahendra (22033036) Resti Julianingsih (22033037)
Syalsahadi (22033048) Putri Indah Hafiza (22033151)
Hurul Aini (22033138)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNINVERSITAS NEGERI PADANG
2025
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen Laboratorium” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Matakuliah Manajemen Laboratorium Fisika.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mendeskripsikan Konsep Dasar Manajemen Laboratorium bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Selma Riyasni, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Manajemen Laboratorium Fisika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang skami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, 03 Februari 2025
Kelompok 1
iii DAFTAR ISI
COVER ... i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 2
1.3. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Pengertian Manajemen Laboratorium ... 3
2.2 Fungsi Manajemen Laboratorium ... 4
2.3 Menjelaskan Standar Laboratorium ... 10
2.4 Standar Tenaga Laboratorium ... 15
BAB III PENUTUP ... 25
3.1 Kesimpulan ... 25
3.1 Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu elemen yang penting dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga merupakan satu usaha dalam meningkatkan kualitas hidup manusia melalui pengembangan potensi yang telah mereka miliki. Pendidikan dalam pelaksanaannya merupakan suatu kegiatan yang komplek dan dinamis. Dengan kondisi dinamika pendidikan yang seperti itu, maka pendidikan perlu dikelola dengan baik supaya tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada umumnya pembelajaran mengembangkan aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Untuk mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik tidak akan cukup apabila hanya mengandalkan pembelajaran di dalam kelas saja, akan tetapi perlu ditunjang dengan pembelajaran di luar kelas, baik itu aktivitas proyek ataupun aktivitas terarah berupa prakikum maupun eksperimen. Aktivitas tersebut biasanya dilkukan di laboratorium."
Laboratorium yang sering disingkat "lab", adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah.
Secara etimologi kata laboratorium berasal dari kata Latin yang berarti tempat bekerja dan dalam perkembangannya kata laboratorium mempertahankan arti asalnya yaitu tempat bekerja, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.
Laboratorium harus dikelola dengan baik dan benar supaya dalam penggunaan laboratorium dapat digunakan secara maksimal dan dapat menjadi penunjang proses pembelajaran bagi para peserta didik, selain itu juga pengelolaan laboratorium merupakan hal yang sangat penting karena dengan begitu laboratorium dapat digunakan secara maksimal dan terawat dengan baik serta semua barang atau alat yang berada di laboratorium dapat terjaga dan terawat dengan baik. Oleh karena maka sangat diperlukan manajemen dalam proses penggunaan dan pemeliharan laboratium ini.
2
Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya proses pengelolaan laboratorium pendidikan yang baik. Maka dari itu kami berinisiatif membuat makalah dengan judul
"Konsep Dasar Manajemen Laboratorium" . 1.2. Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan Pengertian Manajemen Laboratorium ? 2. Menjelaskan Fungsi Manajemen Laboratorium ?
3. Menjelaskan Standar Laboratorium ?
4. Menjelaskan Standar Tenaga Kerja Laboratorium 1.3. Tujuan Penulisan
1. Memahami Pengertian Manajemen Laboratorium.
2. Mengetahui Fungsi Manajemen Laboratorium.
3. Memahami Standar Laboratorium.
4. Memahami Standar Tenaga Kerja Laboratorium.
3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Manajemen Laboratorium
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik.
Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium.
Manajemen laboratorium adalah suatu proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan semua kegiatan yang berlangsung di dalam laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan atau penelitian secara efektif dan efisien. Menurut Himmelfarb dan Fenn (2018), manajemen laboratorium berfungsi untuk mengelola sumber daya, baik sumber daya manusia maupun materiel, guna memastikan bahwa laboratorium beroperasi dengan baik.
Barlow (2017) menekankan bahwa manajemen laboratorium melibatkan pengaturan dan pengelolaan alat, bahan, serta keselamatan yang diperlukan untuk kegiatan eksperimen. Hal ini sangat penting dalam mendukung proses belajar dan penelitian yang berkualitas, serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pengguna laboratorium.
Dalam delineasi yang lebih spesifik, Johnson (2019) mendefinisikan manajemen laboratorium sebagai serangkaian langkah yang diambil untuk merencanakan dan mengelola semua aspek yang membuat laboratorium dapat beroperasi dengan baik. Ini termasuk pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan peralatan serta fasilitas laboratorium.
Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula. Bagaimana mengelola Lab dengan baik, adalah menjadi tujuan utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dalam penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab, termasuk
4
peranan tenaga laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional yang dilakukan di laboratorium masing-masing.
Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam pengelolaan (manajemen) laboratorium. Hal ini perlu perhatian dari penanggung jawab kegiatan laboratorium. Penanggung jawab pelaksana kegiatan tidak boleh membiarkan praktikan melakukan kegiatan tanpa pengawasan dan bimbingannya; terutama kepada murid-murid yang masih dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Oleh sebab itu, penanggung jawab pelaksana kegiatan laboratorium harus bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan laboratorium pada umumnya serta keselamatan kerja praktikan.
2.2 Fungsi Manajemen Laboratorium
Kemampuan manajemen yang baik sangat menunjang dan mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilannya mengelola suatu suatu usaha seperti mengelola sebuah laboratorium. Sebaliknya banyak keruwetan dan ketegangan terjadi karena yang menjalankan manajemen tersebut tidak sesuai dengan fungsi manajemen yang sebenarnya, tetapi lebih berorientasi pada perasaan atau pandangan pribadinya. Maka terjadilah mismanajemen atau kegagalan dalam usahanya atau tujuan tidak tercapai.
Jadi siapapun yang melakukan usahanya bertentangan dengan prisip-prinsip manajemen, maka kegagalanlah yang akan dihadapinya, tetapi jika sadar atau tidak sadar menjalankan prinsip manajemen, maka sukses akan diperoleh.
Tugas dari seorang manajer adalah mengatur segala sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Dalam mewujudkan tugas-tugas tersebut mana manajer harus menggunakan cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut dinamakan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah : a. Perencanaan atau Planning (P)
b. Pengorganisasian atau Organizing (O) c. Pelaksanaan atau Actuating (A) d. Pengawasan atau Controlling (C)
Untuk mudah mengingatnya disingkat dengan P.O.A.C. Kelemahan dalam salah satu fungsi manajemen langsung akan mempengaruhi hasil. Dalam menjalankan fungsi- fungsi manajemen ini, urutannya jangan dibalik-balik. Ternyata perencanaan
5
merupakan dasar dari fungsi-fungsi manajemen lainnya yaitu landasan bagi fungsi manajemen organisasi, pelaksanaan dan pengawasan. Oleh karena itu apabila perencanaannya tidak sempurna, maka fungsi yang lain juga akan lemah, sehingga hasilnya tidak efektif dan tidak efisien. Gambar 1 menunjukkan fungsi-fungsi manajemen.
Gambar 1. Fungsi – fungsi Manajemen P.O.A.C
Fungsi pelaksanaan langsung berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu , apabila fungsi ini dilupakan atau tidak dijalankan, maka sudah dapat dipastikan tujuan tidak akan tercapai. Pada kenyataannya keempat fungsi itu terus berputar dengan urutan P.O.A.C seperti terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Proses Manajemen Berlangsung, keempat fungsi saling berkaitan dan tidak terputus.
6
Berikut penjelasan lebih kompleks terkait 4 fungsi Manajemen laboratorium IPA : 1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut. Perencanaan laboratorium IPA meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat- alat dan bahan-bahan serta sarana prasarana, perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan laboratorium.
Planning atau perencanaan merupakan tahap pertama dari suatu proses manajemen, termasuk pula dalam manajemen laboratorium. Tahapan ini merupakan pondasi yang penting dan menentukan berjalannya tahap-tahap berikutnya.
Pada awal tahun ajaran, pihak penanggung jawab laboratorium melakukan analisis kebutuhan. Pada dasarnya, laboran memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan kebutuhan dasar seperti air suling, bahan-bahan kimia, bahan-bahan organik, dan lainnya (CATS Cambridge, 2019). Sementara itu, para guru sains menyiapkan daftar kebutuhan alat maupun bahan dengan merujuk pada program tahunan pembelajaran masing-masing. Daftar tersebut kemudian diajukan kepada laboran untuk ditindaklanjuti dalam pengadaan. Laboran juga bertanggung jawab untuk menyusun kebijakan terkait penggunaan laboratorium. Proses penentuan kebijakan dilakukan secara kolaboratif dan melibatkan beberapa pihak, antara lain adalah laboran, guru mata pelajaran sains, dan kepala sekolah. Dengan kolaborasi tersebut maka dapat muncul beragam sudut pandang dan nilai-nilai penting sebagai bahan pertimbangan (Hinrich-Krapels, et.al., 2020).
Penentuan kebijakan laboratorium bertujuan untuk memastikan agar penggunaan laboratorium dilakukan dengan tertib. Kebijakan yang ditentukan meliputi aturan tentang tata tertib, kebersihan, informasi keamanan, hingga tatalaksana apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium.Kegiatan dalam proses planning yang juga penting adalah penyusunan anggaran. Proses ini dilakukan dengan mengacu pada hasil analisis kebutuhan. Hasil perencanaan anggaran selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk dipertimbangkan apakah akan diterima atau perlu adanya revisi. Dalam penysunan anggara perlu dilakukan pertimbangan mengenai biaya operasional
7
berdasar yang telah terlaksana pada periode tahun ajaran sebelumnya, serta hal-hal yang akan dilaksanakan pada periode tahun ajaran berikutnya. Selain itu, anggaran tetap dan anggaran operasional perlu dipisahkan (Doan & Hassell, 2022).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Tahap kedua dalam manajemen berpola POAC adalah organizing atau pengorganisasian (Afdal, et.al., 2021). Dalam tahap ini dilakukan pendelegasian tugas dan pemaparan deskripsi kerja. Dalam hal ini, terdapat peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah bertugas untuk menentukan hak dan kewajiban para penanggung jawab laboratorium.
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang atau petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap laboratorium. Dalam tahap ini dilakukan pendelegasian tugas dan pemaparan deskripsi kerja. Selain pendelegasian, dalam tahap organizing juga dilakukan penentuan prosedur penggunaan laboratorium dengan detail teknis yang lebih lengkap. Kegiatan ini menjadi salah satu tugas dari laboran.
Prosedur penggunaan kemudian dipublikasikan kepada para guru dan siswa sehingga dapat diketahui dan dipatuhi bersama. Pengguna laboratorium perlu mengisi formulir peminjaman yang berisi rincian tentang waktu, keperluan peminjaman, dan kebutuhan alat dan bahan. Formulir tersebut kemudian diserahkan kepada laboran untuk disetujui. Seluruh pengguna laboratorium bertanggung jawab penuh untuk menjaga ketertiban dan mematuhi peraturan laboratorium yang berlaku.
Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat dan bahan, dan menjaga kedisiplinan serta keselamatan kerja di laboratorium. Orang yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, koordinator laboratorium, penanggung jawab teknis laboratorium, laboran, dan guru- guru mata pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Biologi). Tugas kepala sekolah adalah memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada seluruh staf yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium, menyediakan dana keperluan operasional laboratorium.
8
Dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh wakil kepala sekolah urusan kurikulum yang juga bekerja sama dengan koordinator laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium. Tugas koordinator laboratorium adalah mengkoordinasikan masing- masing guru mata pelajaran IPA segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk pengadaan alat dan bahan praktikum. Penanggung jawab teknis laboratorium bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium, kelancaran kegiatan laboratorium, mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan laboratorium. dan bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan alat-alat laboratorium.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan yaitu salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan pernah menjadi kenyataan. Kegiatan laboratorium IPA diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan belajar- mengajar IPA. Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium IPA perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium IPA adalah:
a. Setiap guru IPA pada awal tahun pelajaran baru sebaiknya menyusun program tahunan sesuai kegiatan laboratorium yang ditandatangani Kepala Sekolah.
Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama satu tahun dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis untuk ketiga mata pelajaran (Kimia, Fisika, Biologi) agar tidak terjadi tumbukan dalam pemakaian laboratorium. Selain itu berguna untuk keperluan supervise atau pengawasan bagi Kepala Sekolah.
b. Setiap akan melaksanakan praktikum, setiap guru sebaiknya mengisi format permintaan dan peminjaman alat yang kemudian diserahkan kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat dan bahan yang dibutuhkan.
9
c. Setelah kegiatan laboratorium selesai sebaiknya guru mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan supervisi.
d. Dalam actuating, dilakukan pula pemeliharaan laboratorium dengan kegiatan inventarisasi. Kegiatan ini memungkinkan penanggung jawab laboratorium untuk melacak stok alat dan bahan serta memastikan ketersediaan kebutuhan dari waktu ke waktu. Inventarisasi dilakukan secara berkala dengan mencatat jumlah dan kondisi alat, bahan, dan fasilitas dalam setiap laboratorium. Kegiatan ini bermanfaat untuk memantau apabila ada yang perlu diperbaiki, diganti, ataupun dibeli lagi.
e. Alat dan bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yaitu evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana.
Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu penentuan ukuran sebagai pembanding atau alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil pelaksanaan, pengukuran terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun tertulis atau pertemuan langsung dengan petugas, dan perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan pedoman yang telah ditetapkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan.
Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik, yaitu:
a. Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan.
Kepala sekolah harus menfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan kepada kepala sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.
10
b. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung
Artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
c. Balikan atau saran perlu segera diberikan
Agar yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi secara bersama. Pengawasan dilakukan secara periodik atau berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Kehadiran kepala sekolah dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas.
Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi.
2.3 Menjelaskan Standar Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan fasilitas untuk kegiatan administrasi, pengujian, dengan keamanan yang maksimal. Pemenuhan standard dimaksudkan untuk menjaga keamanan dan keselamatan, pekerja laboratorium yang bekerja di dalam laboratorium terutama yang bekerja dengan mikroorganisme atau bahan kimia berbahaya dan keamanan masyarakat pada umumnya.
1. Persiapan Laboratorium
Hampir semua pendidik percaya bahwa laboratoriu merupakan sarana utama dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bahkan di Amerika Serikat, laboratorium telah dikenalkan kepada siswa sejak tingkat taman kanak-kanak (preschool) dengan tujuan memberi kesempatan kepada seluruh siswa agar terbiasa dengan dan benda-benda di lingkungan sekitar . Pada level yang lebih tinggi (sekolah dasar), para siswa sudah mulai diperkenalkan untuk melakukan penelitian, bertanya, menganalisis hasil penelitian, berbeda tentang bukti-bukti yang ditemukan, membangun pengertian tentang konsep science dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan sekolah
11
menengah, kegiatan di laboratorium dilakukan setiap minggu, mengumpulkan data setiap minggu dan mempresentasikan hasilnya.
Di dalam memasuki abad 21, pengajaran IPA harus di Indonesia lebih memfokuskan kegiatan kepada para peserta didik dan bukan pada guru dan focus pada pengetahuan dan bukan hafalan. Kegiatan laboratorium harus berorientasi ke masa depan sehingga kegiatan laboratorium harus memiliki tujuan mampu mendukung melahirkan generasi peneliti dan teknisi yang handal di masa depan. Kegiatan laboratorium tersebut harus bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalammenguasai bahan ajar 2. Mengembangkan pemikiran dengan alasan yang rasional dan ilmiah 3.Memahami kompleksitas suatu fenomena
4.Mengembangkan ketampilan praktis 5. Memahami sains
6.Merangsang siswa untuk tertarik dalambidang sains.
7. Mengembangkan kemampuan bekerja kelompok
Untuk mempersiapkan laboratorium yang baik harus dipahami perangkat- perangkatnya, yaitu:
a. Standar laboratorium, meliputi: a) ukuran laboratorium, b)bentuk dan lokasi laboratorium, dan c) ruang persiapan.
b. Pembangunan laboratorium, meliputi: a) fungsi dan karakteristik, b) prasyarat utilitas ruang, c) Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan e) Kenyamanan Ruang, Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium 2. Standar Laboratorium Sains
Desain suatu laboratorium harus memenuhi tiga sayarat, yaitu kesehatan dan keamanan kerja, rasa nyaman dan efisien energi Laboratorium harus didesain untuk memenuhi keamanan dan kesehatan kerja bagi orang-orang yang bekerja di laboratorium tersebut. Banyak bahan-bahan kimia atau bahan bahan biologi yang berbahaya dan digunakan dalam kegiatan laboratorium. Oleh karena itu keamanan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama. Kenyamanan laboratorium juga harus menjadi perhatian karena laboratorium yang pengap dan panas karena kurang udara juga dapat mengganggu kesehatan para pekerja
12
disamping tidak membuat betah para pekerja.Oleh karena itu laboratorium harus memiliki ventilasi yang baik sehingga membuat para pekerja menjadi nyaman. Standar laboratorium berikut dapat digunakan sebagai referensi dalam mendesain laboratorium sains
a. Ukuran Laboratorium
Ruangan laboratorium sebaiknya berbentuk persegi empat atau yang mendekati dengan ukuran tertentu. Standar yang berlaku di Inggris menyebutkan bahwa setiap siswa membutuhkan ruang seluas sekitar 3 m2 . Oleh karena itu ukuran standar laboratorium yang diperuntukkan bagi 30 siswa seluas 90 m2 dengan rasio perbandingan panjang dan lebar antara 1:
0,8 atau 1: 1,1. Departemen pendidikan Hong Kong mewajibkan setiap laboratorium sains memiliki ukuran sekitar 120 m2 dengan lebar minimal dari 7 m di setiap sisinya. Ruang laboratorium sebaiknya tidak memiliki pilar (tiang) di tengah nya sehingga pemandangan guru tidak terganggu. Setiap laboratorium wajib memiliki ruang persiapan (preparation room) yang dapat digunakan untuk menyiapkan kegiatan praktikum, perbaikan peralatan maupun penyimpanan alat dan bahan. Satu ruang persiapan dapat digunakan untuk satu atau dua laboratorium yang berdekatan. Ruang persiapan disarankan memiliki ukuran sekitar 45 m2
Ketentuan ruang laboratorium IPA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang laboratorium IPA 2,4 m2 /peserta didik, untuk rombongan belajar kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18m2 . Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m2 . Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5m2 dari keseluruhan luas laboratorium . Ukuran dan bentuk laboratorium bervariasi, tetapi pada umumnya ruang labororium berukuran 85 m2. Digunakan dengan kapasitas maksimal 30 peserta. Namun, dalam beberapa situasi, misalnya dimana sekolah memiliki ukuran area yang kecil, ukuran laboratorium akan bergantung pada ukuran kelompok maksimum
13
peserta didik. Serta perlu juga memikirkan tentang berbagai kegiatan yang sedang dilakukan dan jumlah penyimpanan yang tersedia di laboratorium
b. Bentuk dan Lokasi Laboratorium
Lokasi laboratorium sangat disarankan untuk berdekatan satu dengan yang lain sehingga memudahkan administrasi dan pengelolaannya. Apabila banguna laboratorium bertingkat, maka tempat penyimpanan bahan kimia atau laboratorium kimia perlu mendapat perhatian khusus.Laboratorium tersebut harus ditempatkan pada bagian paling atas untuk menjaga bahaya gas atau debu yang keluar dari bahan kimia atau lemari asam. Bentuk laboratorium yang banyak digunakan di laboratorium sains dibanyak negara sangat bervariasi, tergantung kondisi ekonomi dan pendidikan yang ada di negara tersebut. Bentuk ruang laboratorium siswa sebaiknya bujur sangkar.
Bentuk bujur sangkar memungkinkan jarak antara guru dan siswa dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak guru dan siswa
c. Ruang Persiapan
Ruang persiapan sangat dianjurkan memiliki ukuran yang memadai sebagai tempat menyiapkan praktikum dan menyimpan alat dan bahan.
Rekomendasi umum yang digunakan untuk ruang preparasi adalah minimal 0,5 m2 per siswa. Jadi kalau ada dua buah laboratorium masing-masing untuk 30 siswa (90 m2), maka ruang persiapan memiliki luas minimal 0,5 x 30 siswa x 2 lab = 30 m2
3. Pembangunan Laboratorium Fisika a. Fungsi dan Karakteristik
Ruangan Laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembelajaran fisika secara praktik yang memerlukan peralatan khusus
b. Prasyarat Utilitas Ruang
• Lab. dilengkapi 2 (dua) pintu, di depan dan belakang yang membuka ke luar.
14
• Pada ruang praktik bukaan cahaya minimal 9,6 m2 dan bukaan ventilasi udara minimal 4.8 m2
• Jumlah titik lampu minimal 6 (enam) di ruang praktik, dan masing- masing 1 (satu) di ruang persiapan,dan ruanggelap,memakai lampu TL (20 watt).
• Jumlah stop kontak 10 (sepuluh) di ruang praktik, 1(satu) diruang persiapan dan 1 (satu) di ruang gelap. Masing-masing ruang dilengkapi 1 (satu) buah saklar.
• Meja praktek lab tersedia 6 unit, masing-masing dilengkapi kursi lab sebanyak 6 buah. Meja persiapan 1unit. Meja demontrasi 1 unit. Kursi dan meja guru 1 unit.
• Papan tulis 2 unit, 3 lemari penyimpanan dan 1 tempat sampah 4. Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Ruangan.
a. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah proses evakuasi dengan lebar selasar lab.
minimal 2 m bagi pergerakan horisontal antar ruang.
b. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengahruangpraktik, rata dengan lantai dan dilengkapi sekeringuntukmenghindari hubungan arus pendek.
c. Bukaan cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udaraminimal 5%
dari luas ruang lab fisika, untuk sehatnyakondisiruang dengan penerangan alami, sirkulasi udaradankelembaban normal.
d. Alat pemadam ringan tersedia di lab.
5. Standar kelengkapan dan luas ruang laboratorium fisika Tabel a. Standar kelengkapan laboratorium fisika
15
Gambar 1. Desain Laboratorium Fisika 2.4 Standar Tenaga Laboratorium
A. Kualifikasi
1. Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a. Jalur guru
1) Pendidikan minimal sarjana (S1);
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3)
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi 3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a. Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah
16
b. Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Laboran Sekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:
a. Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah
b. Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
B. Kompetensi
Kompetensi Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah 1. Kompetensi Kepribadian
a. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
• Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
• Berperilaku arif
• Berperilaku jujur
• Menunjukkan kemandirian
• Menunjukkan rasa percaya diri
• Berupaya meningkatkan kemampuan diri b. Menunjukkan komitmen terhadap tugas
• Berperilaku disiplin
• Beretos kerja yang tinggi
• Bertanggung jawab terhadap tugas
• Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
• Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
• Berorientasi pada kualitas
17 2. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
• Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya
• Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
• Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif b. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
• Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
• Memanfaatkan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
3. Kompetensi Manajerial
a. Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
• Menyusun rencana pengembangan laboratorium
• Merencanakan pengelolaan laboratorium
• Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
• Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium
b. Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
• Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru
• Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
• Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
• Mengevaluasi kegiatan laboratorium
• Menyusun laporan kegiatan laboratorium
c. Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/ madrasah
• Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
• Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
• Mensupervisi teknisi dan laboran
• Membuat laporan secara periodik
d. Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
18
• Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
• Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium
• Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan laboratorium
e. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
• Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
• Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
• Menilai kegiatan laboratorium
• Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya
4. Kompetensi Profesional
a. Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
• Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan
• Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium
b. Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian di sekolah/madrasah
• Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum
• Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian
• Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
• Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi c. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
sekolah/madrasah
• Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
• Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
19
• Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
• Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja
Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah 1. Kompetensi Kepribadian
a. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
• Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
• Berperilaku arif
• Berperilaku jujur
• Menunjukkan kemandirian
• Menunjukkan rasa percaya diri
• Berupaya meningkatkan kemampuan dir b. Menunjukkan komitmen terhadap tugas
• Berperilaku disiplin
• Beretos kerja yang tinggi
• Bertanggung jawab terhadap tugas
• Tekun, teliti, dan hatihati dalam melaksanakan tugas
• Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
• Berorientasi pada kualitas 2. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
• Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
• Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
• Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
20
b. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
• Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
• Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi 3. Kompetensi Administratif
a. Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah/madrasah
• Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
• Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
• Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium
• Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
• Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
b. Mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang laboratorium sekolah/madrasah
• Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
• Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
• Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
4. Kompetensi Profesional
a. Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
• Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium
• Menyiapkan paket bahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum
• Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
21 KOMPETENSI KHUSUS
1. Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia, Biologi dan Program Produktif SMK
• Membuat peralatan praktikum sederhana
• Membuat paket bahan siap pakai untuk kegiatan praktikum
2. Teknisi Laboratorium Bahasa
• Membuat rekaman audio visual dalam berbagai media untuk kepentingan pembelajaran
3. Teknisi Laboratorium Komputer
• Memelihara kelancaran jaringan komputer (LAN)
• Mengoperasikan program aplikasi sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran
b. Merawat peralatan dan bahan di laboratorium sekolah/madrasah
• Mengidentifikasi kerusakan peralatan dan bahan laboratorium
• Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
c. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
• Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
• Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
• Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
• Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
• Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
22
Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah 1. Kompetensi Kepribadian
a. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
• Bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional Indonesia
• Berperilaku arif
• Berperilaku jujur
• Menunjukkan kemandirian
• Menunjukkan rasa percaya diri
• Berupaya meningkatkan kemampuan diri b. Menunjukkan komitmen terhadap tugas
• Berperilaku disiplin
• Beretos kerja yang tinggi
• Bertanggung jawab terhadap tugas
• Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas
• Kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya
• Berorientasi pada kualitas 2. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
• Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
• Memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat diajak kerja sama
• Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif b. Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
• Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
• Memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi 3. Kompetensi Administratif
a. Menginventarisasi bahan praktikum
• Mencatat bahan laboratorium
23
• Mencatat penggunaan bahan laboratorium
• Melaporkan penggunaan bahan laboratorium b. Mencatat kegiatan praktikum
• Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
• Mencatat penggunaan alat
• Mencatat penggunaan penuntun praktikum
• Mencatat kerusakan alat
• Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik 4. Kompetensi Profesional
a. Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah
• Menata ruang laboratorium
• Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
• Mengamankan ruang laboratorium
b. Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah
• Mengklasifikasikan bahan dan peralatan praktikum
• Menata bahan dan peralatan praktikum
• Mengidentifikasi kerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
• Menjaga kebersihan alat laboratorium
• Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium
Khusus untuk laboran biologi:
• Merawat tanaman untuk kegiatan praktikum
• Memelihara hewan untuk praktikum c. Melayani kegiatan praktikum
• Menyiapkan bahan sesuai dengan penuntun praktikum
• Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
• Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
• Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum (lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)
24
d. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
• Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
• Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
• Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku
• Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
• Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
25 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
1. Manajemen laboratorium adalah suatu proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan semua kegiatan laboratorium.
Pengelolaan yang baik memungkinkan laboratorium berfungsi dengan efektif dan efisien, serta mendukung kelancaran kegiatan pendidikan dan penelitian.
2. Manajemen laboratorium memiliki empat fungsi utama yang dikenal dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Perencanaan memastikan kesiapan alat dan bahan, pengorganisasian mengatur tugas dan tanggung jawab, pelaksanaan menjalankan kegiatan laboratorium secara efektif, serta pengawasan memastikan kegiatan berjalan sesuai prosedur dan standar yang telah ditetapkan.
3. Laboratorium harus memenuhi standar tertentu agar dapat beroperasi dengan baik, termasuk dalam hal fasilitas, keamanan, kenyamanan, dan efisiensi energi.
Standarisasi ini bertujuan untuk menjaga keselamatan pengguna laboratorium serta memastikan kegiatan praktikum dan penelitian dapat berjalan dengan optimal.
4. Tenaga kerja laboratorium, seperti kepala laboratorium, teknisi, dan laboran, harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai agar dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Setiap peran memiliki tanggung jawab spesifik dalam pengelolaan laboratorium, mulai dari perencanaan, pelaksanaan praktikum, hingga pemeliharaan alat dan bahan.
3.1 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Afdal, Novri, Meidelfi, D., & Lestari, T. (2021). Laboratory Loan Application at the Faculty of Agricultural Technology Andalas University . JITSI : Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, 2(2), 42 - 47. https://doi.org/10.30630/jitsi.2.2.32.
Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, Manajemen&TeknikLaboratorium, (Yogyakarta:
Prodi Biologi, Fakultas Saintek,UIN SUKA, 2008
Anwar Hadi, Persyaratan Umum Kompetensi LaboratoriumPengujian& Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025:2017, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2018 Barlow, J. (2017). Laboratory Management: Principles and Processes. New York:
Academic Press.
CATS Cambridge. 2019. Laboratory Technician Job Description. Cambridge: CATS Cambridge.
Doan DK, Hassell LA. 2022. Laboratory budgeting. Pathology Outlines.com website.
https://www.pathologyoutlines.com/topic/labadminbudgeting.html.
Djas. Fachri, 1998. Manajemen Peralatan Laboratorium Terpusat di USU. Lokakarya Pendayaan Peralatan Laboratorium Pendidikan Tinggi. Kerjasama Institut Teknologi Bandung dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Bandung Gultom, Jamahir. Panel Sitorus dan Kurnia Brahmana, 1995. Manajemen Laboratorium
(Laboratory Management). Lokakarya Pelatihan Pemakaian Alat-Alat Laboratorium. Kerjasama USU dengan WUTC Universitas Andalas, Padang Griffin, Paul, 1993, Laboratory Safety Manual. WUTC University Andalas. Padang
Westem Universities Training Centre, 1993, Lecture Notes, Universitas Andalas, Padang.
Himmelfarb, M., & Fenn, D. (2018). Effective Laboratory Management. California:
Springer.
27
Hinrichs-Krapels, S., Bailey, J., Boulding, H. et al. (2020) Using Policy Labs as a process to bring evidence closer to public policymaking: a guide to one approach. Palgrave Commun. Volume 6 Nomor 101.
https://doi.org/10.1057/s41599-020-0453-0
Johnson, L. (2019). Laboratory Safety and Management. Oxford: Wiley
Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Parkin, James. T., 1995, Western Universiti es Training Centre. Lokakarya Training Programme. June 1995-March 1996. General Information