Sebagian besar situasi ini terjadi sebelum membran terbuka sepenuhnya. Proses pengerjaan diharapkan berlangsung kurang dari 24 jam. d. Bidang pertama dibentuk oleh garis antara kedua os.ischi tubera dan ujung sakrum, dan bidang kedua dibentuk oleh garis antara kedua os.ischi tubera. Tepi bawah simfisis melengkung ke bawah dan berbentuk sudut (arcus pubis), pada kondisi normal sudutnya adalah 90 derajat, bila kurang dari itu maka kepala bayi sulit dilahirkan. e) Lapangan Hodge.
Bidang Hodge ini dipelajari untuk mengetahui seberapa jauh bagian terbawah janin turun ke panggul selama persalinan. Para penolong persalinan percaya bahwa jika kepala janin lahir, maka seluruh tubuh akan mudah menyusul. Batas antara dua tulang disebut sutura, dan antara sudut-sudut tulang terdapat ruang yang ditutupi oleh selaput yang disebut ubun-ubun.
Peran bidan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin timbul pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung pada kemampuan dan kemauan pemberi pelayanan dalam mengatasi proses persalinan.
Mekanisme Persalinan Normal
Pada awal persalinan, kepala bayi sedikit fleksi dengan kepala digerakkan ke depan, biasanya fleksi juga akan bertambah dengan gerakan ini, dagu didekatkan ke dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dibandingkan ubun-ubun besar. Setelah kepala janin mencapai dasar panggul dan ubun-ubun berada di bawah simfisis, terjadi pemanjangan kepala janin. Sebab, sumbu jalan lahir di pintu keluar panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus membungkuk untuk melewatinya.
Suboksiput yang berada di bagian bawah simfisis menjadi pusat rotasi (hipomokion), setelah itu bayi dilahirkan berturut-turut di tepi atas perineum: ubun-ubun, dahi, hidung, mulut, dan dagu perineum. bayi dengan gerakan ekstensi. Bahu melintasi pintu secara miring, pada rongga panggul bahu akan beradaptasi dengan bentuk panggul yang dilaluinya, bahu mengalami perputaran.
Tahapan Persalinan a. Persalinan Kala I
Beberapa prinsip dasar dalam merawat seorang ibu adalah keikutsertaan suami dan keluarga pada saat persalinan dan kelahiran. Pada pecahnya kantung ketuban, satu tangan berada di atas fundus untuk memfiksasi kelenjar agar tetap baik dan terkunci di PAP, sedangkan satu tangan berada di dalam vagina untuk menjaga pecahnya kantung ketuban. Pada persalinan kala III, otot rahim (miometrium) berkontraksi setelah volume rongga rahim mengecil pasca kelahiran bayi.
Kontraksi rahim kemudian melepaskan seluruh plasenta dari rahim dan mendorongnya keluar dari vagina, yang disertai dengan keluarnya selaput ketuban dan bekuan darah retroplasenta. Dalam metode yang lebih umum, plasenta terlepas dari satu titik dan turun ke dalam vagina melalui lubang di kantung ketuban. Permukaan janin dari plasenta muncul di vulva, dengan cairan ketuban mengikuti di belakangnya seperti payung terbalik saat terpisah dari vulva. dinding rahim. Cara ini kemungkinan besar akan meninggalkan sebagian cairan ketuban karena cairan ketuban tidak terkelupas seutuhnya dengan metode Schultze.
Dengan meletakkan tangan dengan tekanan pada/di atas simfisis maka tali pusat akan meregang, sehingga jika tali pusat berada di dalam berarti plasenta tidak lepas, namun jika tetap diam atau maju ke depan berarti plasenta terlepas. Bila terjadi haddock maka rahim sedikit terdorong, jika tali pusar kembali berarti plasenta belum lepas, namun bila tetap diam atau turun berarti plasenta sudah lepas. Kencangkan tali pusat dan ketuk fundus. Jika tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, namun jika tidak bergetar berarti plasenta sudah lepas.
Tujuan pengobatan aktif kala III adalah menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif untuk mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada persalinan kala III dibandingkan dengan kala III fisiologis. Karena sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu disebabkan oleh perdarahan postpartum yang sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensi plasenta, hal ini dapat dicegah dengan melakukan penatalaksanaan aktif kala III (JNPK-KR, 2008). b) Keuntungan. Pasang penjepit pada ujung tali pusat ± 5 cm dari vulva, jaga jarak tali pusat tetap dekat untuk mencegah tali pusat terlepas.
Dengan penguncupan yang kuat, plasenta dilahirkan dengan regangan tali pusat yang terkawal, kemudian badan rahim ditekan ke bawah dan ke atas (dorsokranial) dengan tangan di dinding perut. D: Kantung ketuban telah pecah dan kantung ketuban bercampur dengan darah K: Kantung ketuban telah pecah dan kantung ketuban kering (tidak mengalir lagi).
Konsep Manajemen Kebidanan Persalinan
Manajemen Kebidanan Kala I
Sedangkan berat badan janin yang lebih besar dan tinggi fundus yang lebih tinggi menandakan ibu salah dalam mendiagnosis HPHT, bayi besar (menandakan diabetes), kehamilan ganda, atau polihidramnion. Pemeriksaan Leopold digunakan untuk memastikan lokasi (misalnya garis lintang), presentasi (misalnya bokong), atau posisi (misalnya dagu, dahi, atau sciput). 2/5 bagian bawah janin masih berada di atas simfisis dan (3/5) bagian sudah kolaps melalui bagian tengah rongga panggul (tidak dapat tergeser).
1/5 hanya 1 dari 5 jari yang masih dapat menyentuh bagian bawah janin yaitu di atas simfisis, dan 4/5 bagian sudah masuk ke rongga panggul. 0/5 Bagian bawah janin tidak dapat dirasakan dari permukaan luar dan seluruh bagian bawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul. Jika hal ini terjadi, segera hubungi kami. e) Kaji turunnya bagian bawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul. Menentukan jalannya persalinan dengan membandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil pemeriksaan dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding perut (perlima). f) Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan landmark (fontanel, fontanel magna atau fontanel magna) dan celah sagital (sutura) untuk menilai derajat penetrasi atau tumpang tindih tulang kranial dan apakah ukuran kepala janin sesuai. dengan ukuran jalan lahir. j) anus.
Minggu T/D/I janin, posisi kepala, punggung kanan/kiri pada persalinan kala laten/aktif I dengan kondisi ibu dan janin baik. Alasan : Hak ibu untuk mengetahui kondisi anaknya agar ibu dapat lebih kooperatif dalam merawatnya. Rasional: Hasil persalinan yang baik sangat erat kaitannya dengan dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu saat melahirkan.
Berikan KIE kepada keluarga atau penolong persalinan agar dapat memberikan air minum dan makanan kepada ibu sesering mungkin selama proses persalinan. Rasional : Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan energi lebih banyak dan mencegah dehidrasi. Rasional: Retensi kandung kemih dapat meningkatkan ketidaknyamanan, mengakibatkan potensi trauma, mempengaruhi penurunan janin, dan memperpanjang persalinan.
Evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien, dengan mengacu pada tujuan pelayanan obstetrik dan hasil pelayanan.
Manajemen Kebidanan Kala II
Beritahukan kepada persalinan bahwa pelebaran telah selesai 10 cm dan kondisi janin baik, sehingga langkah selanjutnya adalah membantu persalinan. Saat menari, dukung dan dorong mereka serta perbaiki cara menarinya jika tidak sesuai dengan keinginannya. Bantu ibu untuk mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali berbaring telentang dalam waktu lama).
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) pada perut ibu, bila kepala bayi sudah terbuka vulva dengan diameter 5-6 cm. Setelah terlihat kepala bayi yang berdiameter 5-6 cm, buka vulva, kemudian lindungi perineum dengan salah satu tangan ditutup dengan kain bersih dan kering. Tangan lainnya memegang kepala bayi untuk menjaga bayi dalam posisi tertekuk agar tidak bengkok dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk menelan perlahan atau mengambil napas cepat dan dangkal saat 1/3 kepala bayi sudah keluar dari vagina. Setelah kepala diputar ke luar, pegang secara biparietal, dorong ibu untuk mendorong ke depan selama kontraksi, gerakkan kepala perlahan ke bawah dan ke distal hingga bahu anterior muncul di bawah lengkung kemaluan, kemudian gerakkan ke atas dan ke distal untuk melahirkan bahu posterior. Setelah kedua bahu lahir, tangan bagian atas berpindah ke perineum ibu untuk menopang kepala, lengan bawah, dan siku.
Setelah badan dan lengan lahir, penelusuran dari tangan atas dilanjutkan ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Masukkan jari telunjuk di antara kedua kaki dan pegang masing-masing pergelangan kaki dengan ibu jari dan jari lainnya).
Manajemen Kebidanan Kala III
Menurut Sulistyawati & Nugraheny, potensi diagnosis yang dapat terjadi pada fase ketiga adalah : .. 1) Gangguan kontraksi pada fase ketiga. Dorong tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari klem pertama. Letakkan satu tangan pada kain di perut ibu, pada tepi atas simfisis untuk mendeteksi persalinan, tangan lainnya memegang tali pusar.
Selepas rahim mengecut, tarik tali pusat ke bawah manakala sebelah tangan lagi menolak rahim dengan berhati-hati ke arah belakang atas (dorso . cranial) (untuk mengelakkan penyongsangan rahim). Plasenta tidak dilahirkan selepas 30-40 saat, hentikan ketegangan tali pusat dan tunggu sehingga penguncupan seterusnya berlaku dan ulangi prosedur di atas. Lakukan ketegangan dan tekanan dorsocranial sehingga plasenta dilepaskan, minta ibu meneran sambil pembantu menarik tali pusat ke arah selari dengan lantai dan kemudian ke atas, mengikut paksi saluran kelahiran (masih melakukan dorsocranial).
Tali pusat memanjang, maka tindakan selanjutnya adalah menggerakkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan mengeluarkan plasenta. Bila plasenta muncul di introitus vagina, keluarkan plasenta dengan kedua tangan. Anda akan melihat plasenta terlepas seperti payung terbalik dengan tali pusar terlihat di tengahnya. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, pijat rahim dengan meletakkan telapak tangan pada fundus dan pijat dengan gerakan melingkar lembut hingga rahim berkontraksi (fundus terasa keras).
Manajemen Kebidanan Kala IV
Periksa denyut nadi dan kandung kemih ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah melahirkan. Periksa kembali bayi untuk memastikan pernapasannya baik (40-60 kali/menit) dan suhu tubuhnya normal C). Jaga kenyamanan ibu, anjurkan keluarga untuk memberikan minuman dan makanan yang diinginkan, ingatkan ibu untuk memijat fundus mata, anjurkan ibu makan dan minum untuk memulihkan tenaga dan tidak menahan BAB atau kandung kemih, dan selalu menjaga kebersihan. alat kelaminnya.
Periksa tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi rahim, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah melahirkan, serta periksa suhu tubuh ibu setiap 1 jam. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir, lalu keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.