Estrogen berfungsi meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memperlancar penerimaan rangsangan luar seperti oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis. Berfungsi menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangan luar seperti oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis, serta menyebabkan relaksasi otot dan otot polos rahim. Panggul jenis ini mempunyai bentuk panggul yang paling bagus, karena bentuk panggulnya yang hampir bulat.
Kebanyakan pria memiliki panggul jenis ini, namun ada juga wanita yang memiliki panggul jenis ini (15%). Panggul jenis ini ditandai dengan bentuk lonjong seperti telur.Panggul jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
Janin dan Plasenta (Passanger)
Jika kepala janin dilahirkan dalam presentasi posterior, kepala janin akan melintasi vulva pada dimensi di atas. Jika kepala janin dilahirkan dalam presentasi verteks, maka ini adalah ukuran kepala janin yang melintasi vulva. Ini adalah ukuran antara tuberkel parietal kiri dan kanan, yang merupakan ukuran kepala melintang terbesar.
Bagian janin seperti kepala, tulang belakang, dan kaki umumnya dalam posisi tertekuk, dengan tangan disilangkan di depan dada. Faktor penyebab perubahan tersebut adalah posisi janin dan postur janin (kepala janin membungkuk dan meregang). 2) Plasenta.
Posisi Ibu (Positioning)
Respon Psikologi (Psychology Response)
Dukungan terus menerus dari pasangan lahir kepada ibu selama proses persalinan dan melahirkan memberikan rasa nyaman, semangat, memberi semangat pada ibu dan meningkatkan rasa percaya diri ibu, serta mengurangi kebutuhan akan pengobatan medis. Dukungan laki-laki dalam proses persalinan merupakan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh tenaga kesehatan. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat Anda nyaman dan memberi penguatan selama proses persalinan akan berujung pada berkurangnya durasi persalinan.
Dukungan keluarga terhadap ibu kandung yang berupa kehangatan, perhatian dan ungkapan empati akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh keluarga, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keberhasilan persalinan. Kelahiran seorang anak tentu sangat dinantikan oleh keluarga, namun hal tersebut belum tentu berlaku bagi kakak kandung sang bayi.
Faktor Psikologis
Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan mempengaruhi lamanya persalinan, kebersihan yang buruk dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut Pitchard et al., perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama penyebab nyeri saat persalinan dan mempengaruhi kontraksi rahim dan pelebaran leher rahim, sehingga persalinan berlangsung lama. Oleh karena banyaknya perubahan yang terjadi pada ibu yang melahirkan, maka bidan sebagaimana bidan dituntut untuk memberikan pelayanan yang penuh kasih sayang kepada ibu.
Dalam perawatan ibu, penolong persalinan harus memberikan dukungan psikologis dengan meyakinkan ibu bahwa persalinan merupakan proses yang normal dan memastikan ibu dapat melaluinya. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa ibu mendapat lebih banyak perhatian dan dukungan selama persalinan dan persalinan oleh suami dan keluarganya.
Pengaruh Psikologis Terhadap Proses Persalinan
Pada fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan meningkatnya kecemasan maka intensitas nyeri akan semakin meningkat. Seiring berjalannya proses persalinan, ibu hamil akan merasa semakin cemas dan kecemasan tersebut menyebabkan rasa sakitnya semakin hebat, begitu pula sebaliknya. Rasa nyaman dan tenteram ibu saat melahirkan dapat diperoleh melalui dukungan suami, keluarga, bidan dan lingkungan.
Bimbingan dan Persiapan Mental ibu dalam Persalinan
Perasaan ini dapat membantu ibu mempengaruhi proses persalinan. kelahirannya akan berjalan normal dan sesuai dengan yang diharapkan, apakah kehadiran anak akan mampu menjaganya dan sebagainya yang akan menimbulkan rasa cemas. Sebaiknya perhatian diberikan pada bimbingan dan persiapan mental calon ibu agar ibu mempunyai ketenangan dan pengertian dalam menghadapi persalinan. Bimbingan dan persiapan mental yang diberikan oleh pendamping bertujuan agar ibu dapat menerima prinsip bahwa melahirkan bukanlah peristiwa yang menakutkan, melainkan peristiwa yang dapat dikenang dalam lembaran kehidupan sebagai peristiwa yang indah dan menyenangkan.
Penolong harus memberikan simpati, menunjukkan kemampuan untuk memberikan bantuan, membantu meringankan perasaan tertekan, dan sebagainya. Jika penolong cemas, maka ibu akan semakin cemas karena mengetahui bahwa penolong mengkhawatirkan dirinya dan sebaliknya. e) Berusaha meningkatkan rasa percaya diri terhadap keselamatan ibu selama persalinan dengan memberikan instruksi dan berusaha agar ibu mengikuti instruksi tersebut.
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Pada saat proses persalinan, pasien akan mengalami poliuria sehingga hal ini perlu difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Namun rasa khawatir akan lebih mendominasi dibandingkan perasaan tidak nyaman, hal ini terjadi karena pasien tidak tahu bagaimana melakukannya dan khawatir dengan reaksi orang lain terhadap kebutuhannya. Menganjurkan ibu untuk membersihkan alat kelaminnya setelah buang air kecil atau besar serta menjaganya tetap bersih dan kering.
Tujuan kehadiran pendamping saat melahirkan adalah untuk mengurangi nyeri, mempersingkat waktu persalinan dan memperkecil kemungkinan terjadinya persalinan bedah. Seorang penolong persalinan dapat didampingi oleh suami, anggota keluarga atau teman yang ingin didampingi oleh ibu selama proses persalinan. Sedangkan kompres dingin bermanfaat untuk mengurangi nyeri sendi dan otot, mengurangi pembengkakan, dan menenangkan kulit.
Setiap ibu memerlukan informasi mengenai kemajuan persalinannya, agar ia dapat mengambil keputusan dan juga yakin bahwa kemajuan persalinannya adalah normal.
Mekanisme Persalinan Normal
- Penurunan Kepala
- Fleksi
- Rotasi Dalam ( Putar Paksi Dalam)
- Ekstensi
- Rotasi Luar (Putar Paksi Luar)
- Ekspulsi
Ini terjadi ketika jahitan sagital mendekati simfisis dan sumbu parietal posterior lebih rendah dari sumbu parietal anterior. Hal ini terjadi akibat adanya kontraksi dan retraksi segmen atas rahim yang menyebabkan tekanan langsung pada fundus di bokong janin. Turunnya kepala ini juga menyebabkan tekanan cairan intrauterin, kekuatan kompresi atau kontraksi otot perut dan pelurusan tubuh bayi.
Pada gerakan ini, dagu didekatkan ke dada janin, sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dibandingkan ubun-ubun besar. Pembengkokan ini terjadi akibat bayi didorong ke depan, dan sebagai balasannya mendapat perlawanan dari leher rahim, dinding panggul, atau dasar panggul. Saat menampilkan bagian belakang kepala, bagian paling bawah adalah daerah parietal dan bagian inilah yang akan berputar ke depan menuju simfisis.
Ketika kepala janin mencapai dasar panggul dan ubun-ubun berada di bawah simfisis, terjadi pemanjangan kepala janin. Sebab, sumbu jalan lahir di pintu keluar panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus membungkuk untuk bisa lewat. Jika kepala yang terfleksi penuh saat mencapai dasar panggul tidak diluruskan, maka kepala akan menekan perineum dan dapat menembusnya.
Suboksiput yang menempel pada tepi bawah simfisis menjadi pusat putaran (hipomoklion), kemudian anak dilahirkan berturut-turut pada tepi atas perineum, ubun-ubun, dahi, hidung, mulut, dan dagu dengan gerakan ekstensi. Di dalam rongga panggul, bahu akan beradaptasi dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga bahu di dasar panggul, setelah kepala bayi lahir, mengalami putaran internal, dimana besarnya bahu ( diameternya bisa krom) menempatkan dirinya di dalam diameter anteroposterior pintu masuk panggul. Dengan kontraksi yang efisien, kemiringan kepala yang cukup, dan ukuran janin rata-rata, sebagian besar nodus nukal yang terletak di posterior berputar dengan cepat segera setelah mencapai dasar panggul, sehingga persalinan tidak terlalu lama.
Tahapan-tahapan Persalinan
Kala I
Pada fase aktif ini, frekuensi dan durasi kontraksi rahim akan meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pelebaran 4 cm hingga mencapai pelebaran penuh atau 10 cm, akan terjadi rata-rata 1 cm per jam pada primigravida dan 2 cm per jam pada multigravida. Fase-fase ini ditemukan pada primigravida dan multigravida, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi lebih pendek.
Pada kehamilan pertama, lubang rahim bagian dalam (OUI) terbuka terlebih dahulu, sehingga leher rahim menjadi rata dan menipis, kemudian lubang rahim bagian luar (OUE) terbuka, dan pada multigravida, OUI dan OUE menipis dan mendatar secara bersamaan.
Kala II
Melalui kelahiran bayi, plasenta mulai terlepas dari lapisan Nitabisch karena sifat otot rahim yang retraksi. Dimulai segera setelah bayi lahir hingga plasenta lahir yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika ingin diberikan pengobatan atau rujukan lebih lanjut. Bila plasenta dipisahkan dengan metode Schultze, biasanya tidak terjadi perdarahan sebelum plasenta lahir dan banyak terjadi perdarahan setelah plasenta lahir, sedangkan metode Duncan berarti plasenta lepas dari tepinya, biasanya keluar darah. antara selaput ketuban.
Kala IV
Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Digunakan sebagai data rujukan untuk memprediksi jalannya persalinan dan mendeteksi kemungkinan adanya komplikasi selama persalinan (Sulistyawati, 2013). Dalam hal ini harus disebutkan apakah ibu akan melahirkan cukup bulan (38-40 minggu) atau prematur (UK 28-36 minggu), serotinus (UK ≥ 42 minggu). Pengkajian tersebut dilakukan untuk mengetahui kapan terakhir kali ibu melahirkan, apakah anak bungsu berusia di bawah 2 tahun (jaraknya terlalu berdekatan), atau terakhir kali melahirkan ≥ 10 tahun yang lalu (primer sekunder), janin meninggal pada tahun tersebut. kandungan dan untuk mengetahui cara persalinan spontan atau buatan, yang disebabkan oleh adanya kelainan lokalisasi seperti posisi sungsang atau posisi melintang atau kehamilan ganda, polihidramnion, oligohidramnion dan gawat janin sehingga ibu harus melakukan persalinan SC atau dengan bantuan alat-alat seperti forceps, vakum dan forceps.
Dinilai apakah ibu mengalami keluhan emosional (baby blues) terhadap bayinya dan keluhan fisik seperti demam tinggi dan nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti kaki dan perut bagian bawah (infeksi), perdarahan yang memerlukan tindakan (sisa-sisa plasenta) , kejang-kejang (pre-eklamsia), dan tidaknya ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya setelah melahirkan, yang menyebabkan ibu mengalami gangguan menyusui (pembengkakan payudara/mastitis/abses). Untuk mengetahui apakah seorang ibu hamil pertama kali setelah menikah dengan suaminya (primi tua) selama empat tahun atau lebih, yang dapat membahayakan derajat kesehatan ibu dan janin. Pada proses persalinan, penelitian dilakukan untuk mengetahui kapan terakhir kali ibu makan dan minum, jenis makanan apa yang ibu makan dan minum serta berapa porsinya.
Untuk menilai nutrisi, kebersihan dan kelainan pada organ pasien yang dapat menghambat atau mempersulit proses kelahiran. Kaji pucat pada bibir (jika pucat pada bibir merupakan indikasi anemia pada pasien, yang mungkin merupakan komplikasi saat melahirkan), integritas jaringan (lembab, kering, atau pecah-pecah). Kaji apakah lidahnya pucat (bila lidah pucat menandakan pasien menderita anemia yang dapat menjadi komplikasi saat melahirkan), kebersihan.
Untuk mengetahuinya, periksa dan palpasi kelenjar getah bening, tiroid, dan vena jugularis untuk mengetahui adanya pembengkakan. Digunakan untuk melihat apakah ibu sudah menjalani operasi SC sehingga dapat ditentukan tindakan selanjutnya (Rohani dkk, 2011). Digunakan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin untuk membantu proses persalinan (Sulistyawati a). Laboratorium meliputi: Kadar Hemoglobin (Hb).
Hal ini dipelajari untuk mengetahui letak dan posisi janin, jumlah janin, letak plasenta dan perkiraan ukuran janin. Rasional : proses persalinan dan kelahiran tidak hanya akan menghabiskan banyak tenaga, namun juga mempertajam indera seseorang.
Manajemen Kebidanan Kala II Tanggal… pukul
Manajemen Kebidanan Kala III
Manajemen kebidanan kala IV Tanggal… pukul