• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas VII

N/A
N/A
Wanda Hamidah

Academic year: 2024

Membagikan "Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur pada Siswa Kelas VII"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

RIFA INDRIANI NIM 20016104

Dosen Pembimbing

Mohamad Hafrison, M.Pd.

NIP 19710429.200212.1.002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024

(2)

Rifa Indriani. 2024. “Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam. “ Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

Pertama, mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman teks prosedur.

Kedua, mendeskripsikan keterampilan menuliskan teks prosedur. Ketiga, menjelaskan korelasi keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis teks prosedur.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasi. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam yang terdaftar pada tahun ajaran 2023/2024, yaitu sebanyak 279 siswa. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan simple random sampling, yaitu 75 orang siswa.

Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu keterampilan membaca pemahaman teks prosedur sebagai variabel bebas dan keterampilan menuliskan teks prosedur sebagai variabel terikat. Data penelitian ini berupa skor hasil tes keterampilan membaca pemahaman dan keterampilan menulis teks prosedur. Data tersebut diperoleh melalui dua jenis tes yaitu tes objektif untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman teks prosedur dan tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis teks prosedur.

Hasil penelitian ini ada tiga. Pertama, keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu berada pada kualifikasi Hampir Cukup (HC) dengan nilai rata-rata 53,09. Kedua, keterampilan menuli teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu berada pada kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 67,63. Ketiga, hasil pengujian korelasi menunjukkan (rh= 0,251) > (rt=0,227).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara keterampilan membaca dengan keterampilan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam.

i

(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1) di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: (1) Mohamad Hafrison, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi, (2) Dr. Amril Amir, M.Pd., dan Zulfikarni, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembahas, (3) Farel Olva Zuve, M.Pd., selaku Koordinator Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, (4) Dr. Zulfadli, S.S., M.A., selaku Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia, (5) pihak sekolah SMP Negeri 1 Banuhampu yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, dan (6) siswa- siswi kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu yang telah bersedia meluangkan waktu demi terlaksananya penelitian ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun, kemungkinan terdapat kesalahan dalam skripsi ini tentu masih ada.

Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Maret 2024

Penulis

ii

(4)

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 9

G. Defenisi Operasional ... 9

1. Korelasi ... 9

2. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur 3. Keterampilan Menulis Teks Prosedur ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Keterampilan Membaca Pemahaman 2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur ... 14

3. Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur... ... 26 B. Penelitian Relevan C. Kerangka Konseptual D. Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Jenis dan Metode Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Variabel Penelitian dan Data D. Instrumen Penelitian 1. Teks Objektif ... 35

2. Validitas item 3. Reabilitas Tes 4. Tes Unjuk kerja E. Teknik Pengumpulan Data F. Uji Persyaratan Analisis Data G. Teknik Pengumpulan Data BAB IV HASIL PENELITIAN... 46

iii

(5)

A. Deskripsi Data...

...

46

1. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam...

...

46

2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

50

B. Analisis Data...

...

54

1. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

54

a. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa SMP Negeri 1 Banuhampu untuk Indikator Memahami Struktur Teks Prosedur...

...

59

b. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu untuk Indikator Memahami Isi Teks Prosedur...

...

62

c. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu untuk Indikator Memahami Penggunaan Kebahasaan dalam Teks Prosedur...

...

65

d. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu untuk Indikator Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks Prosedur...

...

68

2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

70

a. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Struktur Teks Prosedur...

...

76

(6)

b. Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Isi Teks Prosedur...

...

79

c. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Penggunaan Kebahasaan Teks Prosedur...

...

82

d. Keterampilan Menulis Teks Prosedur Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia (EBI)...

...

84

3. Hubungan Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

87

a. Uji Persyaratan Analisis...

...

87

b. Uji Hipotesis...

...

90

C. Pembahasan...

...

91

BAB V PENUTUP

A. Simpulan... 96

B. Saran... 97

KEPUSTAKAAN... 98

LAMPIRAN ... 102

(7)

Tabel 1. Indikator Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur...

...

14

Tabel 2. Struktur Teks Prosedur...

...

23

Tabel 3. Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur...

...

25

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

36

Tabel 5. Kisi-kisi Tes Keterampilan Menyimak Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

38

Tabel 6. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

43

Tabel 7. Pedoman Konversi Nilai Siswa dengan skala 10...

...

44

Tabel 8. Skor Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Kabupaten Agam untuk Keseluruhan Indikator ...

...

47

Tabel 9. Skor Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu per Indkator ...

...

47

Tabel 10. Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

51

Tabel 11. Skor Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

52

Tabel 12. Nilai, Frekuensi, dan Persentase Secara Keseluruhan Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas

v

(8)

VII SMP Negeri 1 Banuhampu...

...

55

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

56

Tabel 14. Klasifikasi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

58

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Struktur Teks Prosedur ...

...

60

Tabel 16. Klasifikasi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Struktur Teks Prosedur ...

...

60

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Isi Teks Prosedur ...

...

62

Tabel 18. Klasifikasi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Isi Teks Prosedur ...

...

63

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Penggunaan Kebahasaan ...

...

65

Tabel 20. Klasifikasi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Penggunaan Kebahasaan ...

...

66

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Ejaan Bahasa Indonesia ...

...

68

(9)

Tabel 22. Klasifikasi Nilai Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Kaidah Kebahasaan ...

...

69

Tabel 23. Nilai, Frekuensi, dan Persentase Secara Keseluruhan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

71

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

72

Tabel 25. Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

73

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Struktur Teks Prosedur ...

...

77

Tabel 27. Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Struktur Teks Prosedur ...

...

77

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Isi Teks Prosedur ...

...

79

Tabel 29. Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Isi Teks Prosedur ...

80

tabel 30. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Penggunaan Kebahasaan Teks Prosedur ...

...

82

Tabel 31. Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Penggunaan Kebahasaan Teks Prosedur ...

(10)

...

83

Tabel 32. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia (EBI) ...

...

85

Tabel 33. Klasifikasi Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Kaidah Kebahasaan Bahasa Indonesia (EBI) ...

...

86

Tabel 34. Uji Normalitas Data ...

...

88

(11)

Y Gambar 1. Struktur Teks Prosedur... 16 Gambar 2. Kerangka Konseptual... 31 Gambar 3 Diagram Batang Keterampilan Membaca Pemahaman Teks

Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

59

Gambar 4 Diagram Batang Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator

Memahami Struktur Teks Prosedur

...

...

62

Gambar 5 Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami Isi

Teks Prosedur

...

...

64

Gambar 6 Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami

Penggunaan Kebahasaan

...

...

67

Gambar 7 Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Memahami

Kaidah Kebahasaan

...

...

70

Gambar 8. Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu ...

...

75

Gambar 9. Hasil Tulisan Teks Prosedur Sampel 005

...

...

75

Gambar 10. Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Struktur Teks

vii

(12)

Prosedur

...

...

79

Gambar 11. Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Isi Teks Prosedur

...

...

81

Gambar 12. Diagram Batang Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Penggunaan

Kebahasaan Teks Prosedur

...

...

84

Gambar 13. Diagram Batang Keterampilan Membaca Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu Indikator Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI)

...

...

87

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sarana kehidupan manusia. Tanpa bahasa, interaksi antara individu dengan orang lain tidak dapat tercapai. Bahasa menyatukan individu-individu dari budaya dan masyarakat yang berbeda. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan yang sebenarnya memerlukan pembelajaran bahasa sebagai pengenalan. Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai enam aspek keterampilan yang perlu dikuasai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, melihat, dan menyajikan. Keenam aspek keterampilan ini saling berkaitan dalam berbahasa sebagai proses komunikasi.

Salah satu keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis.

Keterampilan menulis wajib di kuasai oleh siswa. Pembelajaran menulis menurut siswa berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, dan mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Melihat benyaknya manfaat yang diperoleh seharusnya kegiatan menulis menjadi kegiatan yang diminati siswa.

Keterampilan menulis sangat penting karena keterampilan menulis dapat membantu siswa mengungkapkan ide dan pemikirannya dalam

1

(14)

bahasa tulis. Sekalipun siswa mempunyai banyak ide dalam pikirannya, namun ide-ide tersebut tidak dapat di komunikasikan secara detail. Siswa juga harus mahir mempelajari bahasa Indonesia, termasuk kaidah penulisan, kosakata, dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) agar mahir menulis. Permasalahan ini menambah mengapa belajar menulis itu penting bagi siswa. Dengan adanya keterampilan menulis maka, siswa yang menyampaikan pendapatnya secara berpola dan tertata dapat tersampaikan kepada pembaca dengan adanya keterampilan menulis tersebut.

Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, kompetensi dasar (KD) 3.5- 4.5 mempelajari teks prosedur yaitu mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan atau membuat sesuatu. Dalam pembelajaran teks prosedur guru memberikan materi sesuai dengan KD yang telah tertera di silabus. Setelah memberi materi siswa diharapkan mampu menulis teks prosedur untuk melatih mengembangkan ide dan gagasannya tergadap langkah-langah melakukan atau membuat sesuatu sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP N 1 Banuhampu, yaitu dengan Ibu Helmiati, S.Pd, pada tanggal 20 Agustus 2023 beliau mengungkapkan fakta yang terjadi dalam penulisan teks prosedur siswa. Pertama, siswa kesulitan dalam menuangkan ide kedalam bentuk tulisan. Kedua, terdapat banyak kesalahan dari segi ejaan dan penggunaan tanda baca yang tidak sesuai

(15)

dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EBI). Ketiga, siswa belum mampu menulis teks prosedur dengan baik sesuai dengan strukturnya. Keempat, siswa belum mampu menulis teks prosedur sesuai dengan kaidah kebahasaan. Penyebab dari permasalahan yang dihadapi siswa dalam menulis teks prosedur adalah karena kurangnya minat siswa dalam membaca sehingga siswa tidak terampil dalam menulis dan kesulitan dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran menulis teks prosedur sangat penting dan bermanfaat bagi siswa karena dapat membantu siswa dalam melakukan suatu pekerjaan dengan mudah. Saat ini membaca teks prosedur kurang diminati oleh siswa karna cenderung mempraktikkan secara langsung tanpa membaca teks prosedur terlebih dahulu. Rendahnya pemahaman mengenai struktur dan ciri kebahasaan teks, dikarenakan materi tersebut masih baru diterapkan di SMP khususnya di dalam mata pelajaran bahasa Indoensia.

Siswa masih banyak bingung bahkan tidak menegrti dengan struktur teks, ciri kebahasaan dan penggunaan ejaan bahasa Indoensia dalam menulis teks prosedur.

Teks prosedur sangat perlu dikuasai oleh siswa karena dalam pembelajaran teks prosedur merupakan suatu bentuk teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus ditempuh untuk melakukan sesuatu agar dapat dengan mudah dan benar dalam mengerjakannya. Ada banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus mengikuti prosedur agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan tanpa hambatan yang akan membuat

(16)

kegiatan tersebut menjadi lebih mudah untuk dikerjakan dan meminimalisir terjadinya kegagalan.

Wasillah, Syahrul, dan Noveria (2016) membuktikan keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan melalui latihan dan prakrik yang banyak dan teratur. Seseorang yang memiliki keterampilan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk maksud dan tujuan tertentu. Gagasan itu berupa fakta, pengalaman, pengamatan, penelitian, pemikiran atau analisis suatu masalah.

Keterampilan menulis sangat erat kaitannya dengan keterampilan membaca.

Kebiasaan menulis tidak mungkin terlaksana jika tidak disertai dengan kebiasaan membaca. Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis.

Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan berbahasa yang saling melengkapi. Tarign (2008:4), menyatakan bahwa antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Apabila seseorang menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya ia ingin agar tulisannya dapat dibaca orang lain.

Thahar (2008:11), menyatakan secara tidak sadar seseorang telah memperoleh banyak pengetahuan, pengalaman bahkan ilmu dari bacaannya.

Orang yang sering membaca, dalam kemampuan berbahasanya dapat berkembang melebihi rata-rata yang dimiliki orang kebanyakan. Proses membaca merupakan awal dari seseorang mengekspresikan dirinya melalui tulisan. Seseorang yang terampil menulis dengan baik tentu memiliki banyak kosakata, untuk mendapatkan kosakata tersebut seseorang dituntut untuk sering membaca agar informasi yang didapatkan lebih luas.

(17)

Siswa yang mampu menerapkan membaca pemahaman, maka siswa tersebut dapat menulis teks prosedur dengan baik. Akan tetapi, terdapat perbedaan antara kedua keterampilan yaitu terletak pada sifatnya. Keterampilan menulis bersifat produktif, sedangkan keterampilan membaca bersifat reseptif atau apresiatif.

Artinya, keterampilan seseorang dalam menulis didasari oleh keterampilam membaca. Dengan membaca pengetahuan dan pengalaman seseorang akan bertambah, sehingga hal tersebut mempengaruhi kemampuannya dalam menulis.

Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik, seseorang harus banyak membaca, salah satunya adalah membaca pemahaman. Tingginya kualitas memb aca siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman (Sari dkk, 2018). Keterampilan membaca pemahaman siswa pada dasarnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap berbagai teks yang dilakukan melalui kegiatan membaca, khususnya dalam kegiatan membaca pemahaman (Zikra dkk, 2018).

Faktor utama yang menyebabkan masalah dalam keterampilan membaca pemahaman adalah proses pembelajaran membaca yang tidak efektif (Radesi dalam Sari dkk, 2018). Siswa masih kesulitan memahami dan mengingat secara detail informasi apa yang dibacanya dan diperhatikan siswa saat belajar membaca masih kurang (Putri dkk, 2019). Siswa tidak mengetahui struktur suatu teks, sehingga tulisan yang dihasilkan siswa tidak sesuai dengan struktur teks yang seharusnya. Dalam pemahaman, siswa kurang mampu memaknai bacaan yang dibacanya karena kemampuan membaca mereka masih kurang. Siswa

(18)

merasa bingung dalam memahami isi, struktur, dan kaidah kebahasaan teks (Oktiana & Afnita, 2019).

Beberapa penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara membaca dengan menulis adalah sebagai berikut. Penelitian oleh Riyanti dkk., (2019); Satini (2015); Rahayu (2016), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan kemampuan menulis.

Semakin tinggi minat baca siswa, maka semakin tinggi keterampilan menulis.

Hal itu disebabkan oleh adanya dorongan terhadap kebiasaan membaca. Oleh karena itu, semakin tinggi minat belajar yang dimiliki oleh warga belajar akan memberikan korelasi yang signifikan terhadap hasil belajar. Dengan banyak membaca, pengetahuan dan wawasan seseorang akan menjadi luas, sehingga ia memiliki banyak referensi untuk menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan keterampilan membaca khususnya keterampilan membaca pemahaman dapat membuat seseorang mampu dalam menyampaikan hasil pikirannya dengan baik ke dalam bentuk tulisan khususnya teks prosedur.

Dengan demikian, keterampilan membaca pemahaman memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan menulis teks prosedur.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian

“Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu”. Penelitian ini dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Alasan penulis memilih SMP Negeri 1 Banuhampu

(19)

sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, SMP Negeri 1 Banuhampu baru menerapkan kurikulum merdeka secara keseluruhan pada tahun 2021. Kedua, belum pernah dilakukan penelitian mengenai korelasi keterampilan membaca pemahaman dengan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Ketiga, penulis mengobservasi siswa SMP Negeri 1 Banuhampu yang kurang bisa dalam menulis teks prosedur. Keempat, penulis mengobservasi siswa SMP Negeri 1 Banuhampu yang mengeluhkan tentang kesulitan menulis teks prosedur. Kelima, peneliti melakukan Praktik Lapangan Kependidikan di SMP Negeri 1 Banuhampu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat didefenisikan beberapa permasalahan dalam pembelajaran menulis teks prosedur sebagai berikut.

Pertama, siswa kurang tertarik dalam pembelajaran teks prosedur. Kedua, kemampuan membaca siswa masih kurang. Ketiga, siswa masih kurang memahami materi tentang teks prosedur. Keempat, siswa kurang mampu dalam menggunakan kaidah kebahasaan yang tepat dalam menulis teks prosedur, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide dalam pikirannya untuk menulis sebuah teks prosedur.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, batasan permasalahan pada penelitian ini menjadi tiga hal. Pertama, keterampilan membaca pemahaman teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu.

(20)

Kedua, keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Ketiga, Korelasi antara keterampilan membaca pemahaman dengan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Berapakah tingkat keterampilan membaca pemahaman teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu?

(2) Berapakah tingkat keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu? (3) Adakah korelasi antara keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas , penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan keterampilan membaca pemahaman teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Ketiga, menganalisis korelasi keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu.

F. Manfaat Penelitian

Merujuk pada penelitian diatas, manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

(21)

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran keterampilan membaca dan pembelajaran keterampilan menulis. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan membaca dan pembelajaran keterampilan menulis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Pertama, bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Banuhampu, sebagai informasi atau masukan untuk merancang pembelajaran membaca pemahaman dan keterampilan menulis teks prosedur. Kedua, bagi siswa SMP Negeri 1 Banuhampu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam pengembangan kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis teks prosedur.

ketiga, bagi peneliti lain, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu bidang pelajaran Bahasa Indonesia sehingga mendorong peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sama dengan cara lebih mendalam serta dapat menjadi perbandingan jika melakukan penelitian yang berbeda.

G. Defenisi Operasional

(22)

Tujuan peneliti memberikan defenisi operasional adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dalam penelitian. Defenisi operasional penelitian ini ada tiga dengan uraian sebagai berikut.

1. Korelasi

Korelasi adalah keterkaitan antara dua variabel. Hubungan dalam penelitian ini adalah keterkaitan antara keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banuhampu. Hubungan keterampilan membaca pemahaman dengan menulis teks prosedur dianalisis secara statistik dengan menggunakan rumus product moment angka kasar. Hasilnya berupa r atau nilai koefisien korelasi.

2. Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur

Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang menuntut pembaca untuk memahami bacaan yang dibacanya. Keterampilan membaca pemahaman yang dimaksud pada penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banuhampu. Indikator penilaian keterampilan membaca pemahaman adalah sebagai berikut. (1) struktur teks prosedur, (2) kesuaian isi dengan struktur, (3) penggunaan bahasa dalam teks prosedur. (4) Kaidah kebahasaan dalam teks prosedur.

3. Keterampilan Menulis Teks Prosedur

Keterampilan menulis teks prosedur adalah unjuk kerja yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu dalam mengungkapkan isi pikiran atau ide-ide ke dalam bentuk tulisan teks prosedur. Adapun instrument penelitian yang

(23)

digunakan untuk mengukur keterampilan menulis teks prosedur ada tiga yaitu, (1) struktur teks prosedur, (2) unsur kebahasaan teks prosedur, (3) isi teks prosedur, dan (4) penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia. Keempat hal tersebut diukur dengan indikator berikut ini. Pertama, siswa mampu menulis teks prosedur yang terdiri atas tujuan, langkah langkah, dan penegasan ulang. Kedua, siswa mampu menulis teks prosedur berdasarkan unsur kebahasaan teks prosedur. Ketiga, siswa mampu menulis teks prosedur berdasarkan kesesuaian isi teks prosedur dengan struktur teks prosedur. Keempat, siswa mampu menulis teks prosedur dengan menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yang baik dan benar.

(24)

A. Kajian Teori

Berdasarkan permasalahan pada penelitian, landasan teori yang akan diuraikan pada bagian ini secara garis besar ada tiga yaitu, (1) keterampilan membaca pemahaman teks prosedur, (2) keterampilan menulis teks prosedur, dan (3) hubungan antara keterampilan membaca dengan keterampilan menulis teks prosedur.

1. Keterampilan Membaca Pemahaman

Teori yang mencakup dalam membaca pemahaman yaitu (a) pengertian membaca pemahaman, (b) tujuan membaca pemahaman, (c) indikator membaca pemahaman.

a. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara, Agustina (2018). Membaca jenis ini tidak dituntut pembacanya untuk membunyikan atau mengoralkan bacaannya, tetapi hanya menggunakan mata untuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Sumadyo (2011:10) menjelaskan bahwa me mbaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Ada 3 pokok yang dikuasai dalam membaca pemahaman, yaitu (1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimikiki tentang topik. (2) menghubungkan pengetahuan dan

11

(25)

pengalaman teks dibaca.dan (3) proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

Selanjutnya, Dalman (2014:87) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan membaca secara kognitif (membaca untuk memenuhi).

Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca diharapkan mampu memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca teks, pembaca dapat menyampaikan hasil pemahaman membacanya dengan cara membuat rangkuman isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri dan menyampaikan dengan baik secara lisan tulisan.

Tarigan (2008:43) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan sejenis kegiatan membaca yang berupaya menafsirkan pengalaman;

menghubungkan informasi baru yang telah diketahui; menemukan jawaban pernyataan-pernyataan kognitif dari bahan (bacaan) tertulis. Dalman (2014:87) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca diharapkan mampu memahami isi bacaan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah salah satu kegiatan membaca tanpa bersuara yang hanya menggunakan mata untuk melihat bahan bacaan dan hati untuk memahami isi bacaan sehingga pembaca mendapatkan informasi dan pesan yang terkandung dari bahan tertulis.

(26)

b. Tujuan Membaca Pemahaman

Tarigan (2008:10) menyatakan bahwa secara umum membaca pemahaman memiliki tujuan sebagai berikut, (1) menemukan ide pokok dari kalimat, paragraf, atau wacana, (2) memilih butir-butir penting, (3) mengikuti petunjuk-petunjuk, (4) menentukan organisasi bahan bacaan, (5) menentukan citra visual dan citra lainnya dari bacaan, (6) menarik kesimpulan-kesimpulan, (7) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak dan kesimpulan- kesimpulan, (8) merangkumkan apa yang telah dibaca, (9) membedakan fakta dari pendapat, dan (10) memperoleh informasi dari aneka sarana khusus, seperti ensiklopedia, atlas, dan peta.

Menurut Agustina (2008:15), membaca pemahaman bertujuan untuk menangkap isi atau makna dari gagasan yang terdapat dalam bacaan, yang berbentuk pengertian-pengertian dan penafsiran-penafsiran yang tidak menyimpang dari gagasan atau ide yang disampaikan dalam bacaan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman bertujuan untuk mendapat, menyerap informasi, pesan, ide, gagasan dan isi pikiran penulis oleh pembaca. Pembaca sendiri dapat menuangkan dalam bentuk lain baik lisan maupun tulisan.

c. Indikator Keterampilan Membaca Pemahaman

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, aspek-aspek pokok yang dijadikan alat ukur untuk mengukur kemampuan siswa dalam penelitian ini yaitu, (1) struktur teks prosedur, (2) kesuaian isi dengan struktur, (3) unsur kebahasaan dalam teks prosedur (4) kaidah kebahasaan dalam teks prsedur.

(27)

Tabel 1. Indikator Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu

No Indikator Penelitian Deskriptor

1 Memahami struktur Teks

Prosedur Judul, tujuan, alat dan bahan serta langkah-langkah

2 Memahami Isi teks prosedur Kesesuaian antara isi dan struktur teks prosedur yang telah ditulis

3 Memahami penggunaan Kebahasaan dalam Teks Prosedur

Menggunakan kata kerja imperatif, menggunakan kalimat pasif, konjungsi, pronominal

4 Memahami kaidah kebahasaan bahasa Indonesia

Penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang tepat seperti penggunaan huruf kapital, penggunaan kata depan, serta penggunaan tanda baca.

2. Keterampilan Menulis Teks Prosedur

Pada bagian ini dijelaskan delapan hal yaitu, (a) pengertian keterampilan menulis (b) pengertian teks prosedur, (c) struktur teks prosedur, (d) unsur kebahasaan teks prosedur (e) fungsi dan tujuan teks prosedur, (f) contoh teks prosedur, (g) indikator penilaian keterampilan menulis teks prosedur.

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Secara sederhana, menulis dapat diartikan sebagai suatu kegitan untuk meyampaikan ide atau pesan kepada orang lain dengan menggunakan media bahasa tulis. Menurut Gani (2013:45). Menulis merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan segala sesuatu yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa tulisan.

Menurut Tarigan (2008:3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif digunakan untuk

(28)

berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Selanjutnya menurut Thahar (2008:12) kegiatan menulis adalah kegiatan intelektual. Seorang intelektual ditandai dengan kemampuannya mengekspresikan jalan pikirannya melalui tulisan dengan media bahasa yang sempurna.

Selain itu, menulis juga merupakan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri, sekaligus mendapatkan keuntungan moral dan material.

Menurut Dalman dalam Sugihartati (2019:7) menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, menyakinkan, atau menghibur.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai wadah untuk menuangkan ide, pikiran, gagasan, pesan, perasaan, ekspresi diri dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa dalam bentuk bahasa tulis yang dirangkai menjadi kalimat yang lengkap dan jelas dengan menggunakan media yang sempurna, sehingga pikiran penulis tersebut tersampaikan dan dapat dipahami oleh pembaca.

b. Pengertian Teks Prosedur

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan teks prosedur.

Menurut Apriliani (2020:9) teks prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan sesuatu hal dengan langkah-demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan tujuan yang diinginkan. Mahsun (2014:30) teks prosedur adalah teks yang bertujuan untuk memberikan

(29)

pengarahan tentang langkah-langkah yang telah dilakukan. Teks prosedur berisi pengamatan atau percobaan.

Mulyadi (2014:89) menjelaskan teks prosedur adalah teks yang harus ditempuh untuk mencpai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah itu harus sistematis dan tidak dapat dibalik. Sejalan dengan pendapat diatas, teks prosedur 19 adalah langkah-langkah atau tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Kosasih (2016:84) menyatakan bahwa teks prosedur merupakan teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Teks prosedur umunya berisi arahan. Arahan tersebut tergantung pada pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh penulis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai bahwa teks prosedur merupakan suatu teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah kegiatan untuk membuat atau melakukan suatu pekerjaan dengan urutan yang tepat dan yang telah ditentukan.

d. Sruktur Teks Prosedur

Teks prosedur mempunyai empat struktur, yaitu tujuan yang ingin dicapai, alat atau bahan, langkah-langkah, dan penutup, Kemdikbud (2016:98-99).

Tujuan Alat dan Bahan Langkah-langkah Penutup

Gambar 1. Struktur Teks Prosedur

Pertama, tujuan teks prosedur adalah untuk menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar pembaca dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah

Struktur Teks Prosedur

(30)

proses membuat sesuatu, melakukan sesuatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.

Kedua, bahan dan alat adalah salah satu cara membuat teks prosedur, pada teks prosedur diperlukan bahan dan alat. Misalnya resep makanan, menghasilkan produk, atau melakukan kegiatan. Bahan dan alat dirinci dengan ukuran yang akurat untuk meghasilkan produk yang baik.

Ketiga, langkah-langkah teks prosedur merupakan inti dari suatu tujuan teks prosedur. Langkah-langkah berisi tahap-tahap kegiatan/ururtan kronologis (termasuk hal yang perlu diperhatikan, jika panduan untuk permainan, berikan atau permainannya.

Keempat, cara membuat penutup teks prosedur adalah merujuk kembali ke hal-hal pokok yang disebutkan dalam pendahuluan dan ulang kembali dengan kata yang lain (sinonim) atau ucapan selamat atau motivasi orang untuk melakukan sesuatu. Ucapan selamat menikmati keindahan, keyamanan, kelezatan hasil kegiatan yang dilakukan.

e. Unsur Kebahasaan Teks Prosedur

Teks prosedur merupakan teks yang berisi mengenai petunjuk melakukan sesuatu, dalam teks prosedur terdapat unsur kebahasaan yang meliputi penggunaan penomoran, kata yang menunjukkan perintah dan kata yang menjelaskan kondisi (Priyatni, 2015:89). Sejalan dengan itu menurut Maryanto (2013:48) unsur kebahasaan teks prosedur terdiri dari partisipan manusia, verba material, verba tingkah laku dan konjungsi temporal. Pada dasarnya penggunaan unsur kebahasaan yang baik sangat berperan penting dalam

(31)

penulisan teks prosedur karena akan memudahkan pembaca untuk mengerti maksud dari yang disampaikan.

Menurut Apriliani (2020:15) unsur kebahasaan teks prosedur terdiri atas empat indikator utama, yaitu (1) kalimat imperatif, (2) kalimat pasif, (3) konjungsi, dan (4) pronomina. Bagian ini akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1) Kalimat Imperatif

Kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi perintah, ajakan, bahkan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu yang dikehendakinya. Rahardi (2005:79) mengatakan bahwa “kalimat imperatif yaitu kalimat yang memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur”Kalimat imperatif atau disebut juga kalimat perintah untuk melakukan sesuatu.

Contoh : tolong ambilkan sendok di atas meja!

2) Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya berperan sebagai pasien atau yang dikenai tindakan. Pada kalimat pasif subjeknya dikenai tindakan diawali dengan ter- atau di- . Kalimat pasif merupakan kalimat yang muncul dari proses pemasifan kalimat aktif. Putrayasa (2012: 91 dan 92) menjelaskan bahwa kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.

Contoh : soto itu dimasak ibu tadi pagi.

(32)

3) Konjungsi

Menurut Qomariah, dkk (2017: 3) konjungsi adalah alat untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat maupun paragraf dengan paragraf. Konjungsi pada praktiknya banyak dijumpai dalam bahasa tulis. Konjungsi merupakan partikel yang digunakan untuk menggabungkan suatu kata dengan kata hingga kalimat dengan kalimat.

Konjungsi dibagi menjadi empat kelompok jika dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi antarkalimat (Alwi dkk., 2003: 297).

a) Konjungsi Koordinatif ( Kata Hubung Setara)

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan klausa yang selaras. Biasanya pada konjungsi koordinatif ditandai dengan kata-kata seperti dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, padahal, kemudian, dan sejenisnya.

Contoh : aku kebingungan dan menyesal karena hal tersebut.

b) Konjungsi Subordinatif (Kata Hubung Bertingkat)

Kata hubung bertingkat atau konjungsi subordinatif adalah suatu kata penghubung yang memiliki fungsi untuk menggabungkan dua atau lebih klausa yang memiliki hubungan bertingkat. Pada konjungsi subordinatif menghasilkan sebuah kalimat majemuk bertingkat. Adapun contoh dari konjungsi subordinatif, antara lain sejak, jika, kalau, dengan, dan sehingga.

Contoh : aku akan sopan jika anda pun sopan dalam bertutur kata.

c) Konjungsi Korelatif

(33)

konjungsi korelatif adalah kata hubung yang terdiri dari dua bagian, dan dipisahkan oleh kata, frasa, atau klausa dengan status sintaksis yang sama. Kedua bagian dalam konjungsi tersebut terhubung sedemikian supa, sehingga salah satunya memengaruhi atau melengkapi yang lain. sedemikian rupa ... sehingga ... , baik ... maupun ... , dan tidak hanya ... tetapi juga ... contoh : aku sudah berdandan sedemikian rupa agar terlihat cantik, sehingga tidak ada lagi yang bisa mencelaku.

d) Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah kata penghubung yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih kalimat. Konjungsi ini juga digunakan untuk memberikan makna terhadap kalimat sebelumnya untuk melanjutkan ke kalimat selanjutnya agar lebih runut. Adapun contoh dari konjungsi antarkalimat adalah akibatnya, dengan demikian, oleh sebab itu, dan sejatinya.

Contoh : Hari sudah malam tapi Dede belum pulang dari sekolah. Ibu pun kini mencarinya kemana mana karena khawatir akan terjadi sesuatu = Hari sudah malam tapi Dede belum pulang dari sekolah oleh sebab itu Ibu pun kini mencarinya kemana mana karena khawatir akan terjadi sesuatu.

4) Pronomina

Pronomina adalah kata ganti yang menggantikan nomina atau frasa nomina.

Contohnya adalah saya, -nya, ini. Pronomina terdiri atas pronomina persona, petunjuk, dan penanya.

a) pronomina persona

Pronomina persona adalah pronomina yang merujuk kata ganti orang. Kata ganti jenis ini dibagi menjadi tiga macam yakni Kata ganti orang pertama Pronomina kata ganti orang pertama kata yang menggantikan orang yang

(34)

berbicara meliputi saya, aku, -ku, ku- . Yang kedua mengacu pada lawan bicara yang meliput anda, kau, kamu, dan dikau . dan yang ketiga mengacu pada orang yang dibicarakan meliputi beliau, dia ,dan ia.

b) pronomina penunjuk

Pronomina penunjuk adalah kata ganti yang digunakan untuk penunjuk umum,tempat maupun arah. Pronomina penunjuk meliputi, ini,itu,disini,disana dan lainnya.

c) pronomina penanya

Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai pemberi pertanyaan.

Pronomina dari segi makna, yang ditanyakan itu dapat mengenai (a) orang, (b) barang, atau (c) pilihan. Pronomina ini meliputi, apa,mana dan siapa. Contoh : seperti apa sosoknya?

f. Fungsi dan Tujuan Teks Prosedur

Teks prosedur bertujuan memberikan penjelasan tentang tata cara atau langkah-langkah melakukan sesuatu dengan sejelas-jelasnya. Berikut merupakan beberapa fungsi dan tujuan teks prosedur:

1) Memberikan informasi untuk membuat atau melakukan dengan metode dan langkah-langkah secara urut dan detail.

2) Memudahkan pembaca untuk mengetahui cara melakukan sesuatu.

3) Menjelaskan mengenai tujuan melakukan suatu kegiatan dan cara termudah untuk melakukannya.

4) Memberikan petunjuk agar seseorang dapat melakukan sesuatu pekerjaan secara tepat dan akurat serta memperoleh hasil yang maksimal.

(35)

5) Membagikan ilmu terkait cara membuat atau melakukan sesuatu aktivitas tertentu kepada pembaca.

g. Contoh Teks Prosedur

Berikut adalah contoh teks prosedur yang berjudul Cara Mendirikan Tenda Kemah.

Cara Mendirikan Tenda Kemah

Ada beberapa jenis tenda yang dapat digunakan dalam kegiatan kepramukaan, tetapi untuk kegiatan berkemah yang baik, tenda yang digunakan hendaknya merupakan tenda standar yang mendirikannya dengan menggunakan tali dan patok. Hal ini untuk melatih keterampilan dan ketangkasan anggotanya dalam kegiatan berkemah tersebut. Berikut ini cara mendirikan tenda yang benar dan baik dalam kegiatan berkemah pramuka.

1. Periksa, bersihkan dan amankan terlebih dahulu area atau wilayah tempat yang akan dipasangi tenda

2. Persiapan perlengkapan dan peralatan untuk memasang tenda seperti : tenda, tiang, patok, tali, palu kecil, dll.

3. Buka lembaran tenda untuk mengetahui besarnya dan tentukan arah dan sudut tenda.

4. Pasang tiang tenda sesuai posisinya, dalam hal ini pada sudut-sudut tenda yang bersangkutan.

5. Tancapkan patok-patok pada tiap sudut tenda dan pintu tenda.

6. Setelah menegakan tiang tongkat, ambil tali, lalu ikatkan pada patok yang sudah tertancap di tanah.

7. Begitupun dengan tiang depan, ikatkan talinya. (Alangkah lebih bagus jika menggunakan tali ganda).

8. Pasang pendukung tenda, seperti, lampu, pagar, gerbang dan lain sebagainya.

Dengan membaca dan teks prosedur diatas, semoga pembaca dapat lebih mudah dalam mendirikan tenda kemah. Selamat mencoba!

(36)

Tabel 2. Struktur Teks Prosedur

Struktur Teks Keterangan

Tujuan Ada beberapa jenis tenda yang dapat digunakan dalam kegiatan kepramukaan, tetapi untuk kegiatan berkemah yang baik, tenda yang digunakan hendaknya merupakan tenda standar yang mendirikannya dengan menggunakan tali dan patok. Hal ini untuk melatih keterampilan dan ketangkasan anggotanya dalam kegiatan berkemah tersebut.

Alat dan Bahan Persiapan perlengkapan dan peralatan untuk memasang tenda seperti ; tenda, tiang, patok, tali, palu kecil, dll.

Langkah-langkah Berikut ini cara mendirikan tenda yang benar dan baik dalam kegiatan berkemah pramuka yaitu :

1. Periksa, bersihkan dan amankan terlebih dahulu area atau wilayah tempat yang akan dipasangi tenda

2. Persiapan perlengkapan dan peralatan untuk memasang tenda seperti ; tenda, tiang, patok, tali, palu kecil, dll.

3. Buka lembaran tenda untuk mengetahui besarnya dan tentukan arah dan sudut tenda.

4. Pasang tiang tenda sesuai posisinya, dalam hal ini pada sudut-sudut tenda yang bersangkutan.

5. Tancapkan patok-patok pada tiap sudut tenda dan pintu tenda.

6. Setelah menegakan tiang tongkat, ambil tali, lalu ikatkan pada patok yang sudah tertancap di tanah.

7. Begitupun dengan tiang depan, ikatkan talinya.

(Alangkah lebih bagus jika menggunakan tali ganda).

8. Pasang pendukung tenda, seperti, lampu, pagar, gerbang dan lain sebagainya.

Penutup Dengan membaca dan teks prosedur diatas, semoga pembaca dapat lebih mudah dalam mendirikan tenda kemah. Selamat mencoba!

h. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur

Apriliani (2020:16) mengklasifikasikan bahwa kaidah kebahasaan teks prosedur terdiri atas lima jenis, yaitu Kata kerja perintah, kata teknis, konjungsi penambahan, pernyataan persuasif, dan deskripsi alat.

1) Kata Kerja Perintah (Imperatif)

(37)

Kata kerja perintah (imperatif) dibentuk dengan akhiran –kan, -i, dan partikel–lah. Misalnya kata pastikan, hindari, jadilah, dan lain-lain serta diakhiri dengan tanda seru (!).

2) Kata Teknis (kata istilah)

Banyak menggunakan kata-kata teknis yang berakaitan dengan topik yang dibahasnya. Kata teknis adalah kata-kata yang memiliki makna khusus pada suatu bidang keahlian. Makna dari kata teknis adalah makna leksikal atau makna kamus. Apabila teks tersebut berkenaan dengan masalah komunikasi, akan digunakan istilah-istilah komunikasi, misalnya tanya jawab, kontak mata, pewawancara, bahasa tubuh , verbal, nonverbal, negosiasi, dsb.

3) Konjungsi Penambahan

Pada teks prosedur banyak menggunakan konjungsi dan partikel yang bermakna penambahan. Konjungsi penambahan adalah sebuah konjungsi bermakna tambahan yang diberikan untuk menggabungkan kalimat sederhana mejadi kalimat kompleks. Contoh: selain itu, pun, kemudian, selanjutnya, oleh karena itu, lalu, setelah itu, dan disamping itu.

4) Pernyataan Persuasif

Pada teks prosedur banyak menggunakan pernyataan persuasif. Kalimat persuasif merupakan kalimat ajakan kepada seseorang atau banyak orang.

Tidak hanya berisi ajakan, kalimat persuasif juga berisi tentang suatu permintaan atau imbauan, contohnya: “Penggunaan bahasa yang baik juga menjadi keharusan” atau “Singkatnya, akan lebih baik jika kita mampu

(38)

menampilkan sikap yang antusias, baik secara verbal maupun nonverbal”.

5) Deskripsi Alat

Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat, akan dignakan gambaran terperinci tentang benda dan alat yang dipakai, termasuk ukuran, jumlah, dan warna.

g. Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur

Indikator keterampilan menulis teks prosedur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu struktur, isi dan kaidah kebahasaan. Komponen teks prosedur yang akan dinilai adalah sebagai berikut. Pertama, struktur teks dimana siswa mampu menulis teks prosedur dengan struktur yang lengkap. Kedua, kesesuaian isi dengan struktur teks prosedur. Ketiga, penggunaan kebahasaan diamana siswa mampu menulis teks prosedur sesuai dengan penggunaan kebahasaan dalam teks prosedur. Agar lebih jelasnya, indikator keterampilan menulis teks prosedur dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur

No Indikator Penelitian Deskriptor

1 Struktur Teks Prosedur Judul, tujuan, alat dan bahan serta langkah-langkah

2 Isi teks prosedur Kesesuaian antara isi dan struktur teks prosedur yang telah ditulis

3 Penggunaan Kebahasaan dalam

Teks Prosedur Menggunakan kata kerja imperatif, menggunakan kalimat pasif, konjungsi, pronominal

4 Kaidah kebahasaan bahasa Indonesia

Penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang tepat seperti penggunaan huruf kapital, penggunaan kata depan, serta penggunaan tanda baca.

3. Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Prosedur

(39)

Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis. Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan berbahasa yang saling melengkapi.

Keterampilan berbahasa produktif yang membutuhkan konsentrasi berpikir yang tinggi adalah keterampilan menulis. Dalam menulis diperlukan wawasan serta pengetahuan yang luas (Afriyanti & Tressyalina, 2019). Selain itu, kreativitas dalam menulis sangat dibutukan dan menjadi nilai tambah dalam sebuah karya tulis.

Demikian pula dalam pembelajaran teks prosedur di sekolah. Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan mampu mengembangkan ide, pikiran, dan gagasanya ke dalam tulisan secara kreatif dan inovatif. Untuk dapat menguasai keterampilan menulis, khususnya menulis teks prosedur, tentu peserta didik harus memperbanyak bahan bacaaan sesuai dengan topik yang dipelajari. Dengan membaca sesuai topik yang dibahas, maka siswa akan memiliki pengetahuan untuk terampil menulis teks prosedur.

Kebiasaan membaca akan memperbanyak perolehan kosakata siswa untuk menghasilkan teks prosedur yang baik. Sebaliknya, jika membaca saja tidak pernah, maka informasi yang dimilikipun tidak banyak, sehingga akan sulit untuk mengembangkan tulisan menjadi teks prosedur yang padu. Oleh sebab itu, keterampilan membaca pemahaman sangat penting dalam menulis teks prosedur.

Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulkan bahwa membaca akan membantu siswa mendapatkan pengetahuan secara luas mengenai pemilihan diksi dan kosakata yang tepat, maka hal ini akan mempermudah siswa menghasikan tulisan yang berkualitas.

(40)

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan keterampilan membaca khususnya keterampilan membaca pemahaman dapat membuat seseorang mampu dalam menyampaikan hasil pikirannya dengan baik ke dalam bentuk tulisan khususnya teks prosedur. Dengan demikian, keterampilan membaca pemahaman memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan menulis teks prosedur.

B. Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian yang terkait, dengan penelitian ini yaitu. Skripsi yang ditulis oleh (1) Septia Nurrahmi (2017), (2) Maharani Dwi Putri Asriati (2018), (3) Supini Riyanti (2019), (4) Lusi Oktavia (2022), (5) Enestesy Novia Nadisya (2022).

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Septia Nurrahmi (2017) dengan judul “Korelasi Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gunung Talang.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diperoleh melalui tes objektif berisi pernyataan terhadap kemampuan membaca pemahaman dan tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman berkorelasi dengan keterampilan menulis teks eksposisi siswa, semakin baik kemampuan membaca pemahaman teks eksposisi siswa, maka semakin baik juga keterampilan siswa dalam menulis teks eksposisi.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Maharani Dwi Putri Asriati (2018) dengan judul “Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan

(41)

Menulis Teks Prosedur”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Desain yang digunakan adalah korelasional. Data penelitian berupa skor tes keterampilan membaca pemahaman teks prosedur dan skor menulis prosedur teks prosedur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jika keterampilan membaca pemahaman teks prosedur siswa baik maka keterampilan menulis siswa juga baik. Sebaliknya, jika keterampilan membaca siswa teks prosedur siswa buruk maka keterampilan menulis teks prosedur siswa juga buruk.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Supini Riyanti (2019) dengan judul Korelasi antara Minat Baca dengan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Sumbar Rejo Kabupaten Musi Rawas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi sederhana dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara minat membaca dengan kemampuan menulis teks prosedur pada siswa kelas VII SMP Negeri Sumbar Rejo Kabupaten Musi Rawas. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,01 lebih kecil dari 0,05 atau pada taraf kepercayaan 95% terdapat hubungan yang signifikan antara minat membaca dengan kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas VII SMP Negeri Sumber Rejo Kabupaten Musi Rawas.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Lusi Oktavia (2022) dengan judul Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Berita dengan Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII MTs N 2 Solok Selatan. Jenis penelitian

(42)

yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Data yang diperoleh melalui tes objektif keterampilan membaca pemahaman teks berita dan tes unjuk kerja keterampilan menulis teks berita. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disumpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman berkorelasi positif dengan keteramapilan menulis teks berita yang artinya hubungan antara kedua variable sejajar yaitu semakin tinggi keterampilan membaca pemahaman, maka akan semakin tinggi keterampilan menulis teks berita siswa.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Enestesy Novia Nadisya (2022) dengan judul skripsi “ Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman dan Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pariaman.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode korelasional.

Sampel penelitian diambil sebesar 15% menggunakan teknik proportional random sampling, instrument penelitian ini adalah tes, yaitu tes objektif keterampilan membaca pemahaman teks eksplanasi dan tes unjuk kerja keterampilan menulis teks eksplanasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman teks eksplanasi berkorelasi positif dengan keterampilan menulis teks eksplanasi, dan semakin tinggi tingkat keterampilan membaca siswa, maka akan semakin tinggi pula tingkat keterampilan menulis siswa.

Persamaan ke lima penelitian diatas terletak pada jenis penelitian korelasi yang dilakukan yaitu mengenai hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sementara itu perbedaannya terletak pada populasi dan variabel terikatnya.

(43)

H. Kerangka Konseptual

Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa, salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis dan membaca. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang diperlukan untuk mengungkapkan gagasan atau pemikiran dalam bentuk tulisan. Dengan dibekali keterampilan menulis, siswa akan dilatih untuk mengungkapkan ide dan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Dengan dibekali keterampilan menulis, siswa akan dilatih untuk mengungkapkan pikiran dan gagasannya dalam kerangka berpikir logis dan sistematis.

Keterampilan membaca merupakan bagian utama dari keterampilan berbahasa. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki untuk memperoleh pengetahuan. Keterampilan membaca sangat berpengaruh terhadap usaha pengembangan dan pembinaan kemampuan berbahasa Indonesia. Keterampilan membaca sangat berpengaruh terhadap usaha pengembangan dan pembinaan kemampuan berbahasa Indonesia. Keterampilan membaca pemahaman teks memiliki hubungan yang sangat erat dengan keterampilan menulis dalam pembelajaran teks prosedur.

Untuk menulis sebuah teks prosedur ynag sesuai dengan kriteria, maka dibutuhkan pemahaman siswa tersebut terhadap objek yang akan dijelaskan. Salah satu cara menambah pengetahuan siswa dalam menentukan objek adalah dengan membaca pemahaman.

Berdasarkan hasil bacaan tersebut, siswa diharapkan mampu menulis sebuah teks karena telah memahami isi bacaan tersebut. Berikut ini akan digambarkan sebuah kerangka konseptual.

(44)

Keterampilan Membaca Pemahaman

X

Keterampilan Menulis Teks Prosedur

Y Gambar 2. Kerangka Konseptual

Keterangan:

X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat

= Korelasi I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan data penelitian berupa tes objektif untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa, dan tes unjuk kerja untuk mengetahui keterampilan menulis siswa, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keterampilan membaca

pemahaman dan keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu. Hipotesis diterima jika thitung < ttabel dengan dk = n – 1 pada tingkat signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 96%.

H1 : Terdapat korelasi yang signifikan antara keterampilan membaca pemahaman

dan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas XI SMP Negeri 1 Banuhampu. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dengan dk = n – 1 pada tingkat signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%.

Keterangan :

H0 : Hipotesis alternatif H1 : Hipotesis penelitian

(45)

A. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Arikunto (2010:27), dalam penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

Menurut Sugiyono (2017:8), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian serta analisis data yang bersifat keantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telas digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelasi. Metode deskriptif dengan pendekatan korelasi bertujuan mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasi data-data yang berupa angka kemudian menemukan ada tidaknya hubungan antara variable yang satu dengan variable yang lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2010:13), bahwa metode korelasi bertujuan menentukan ada tidaknya hubungan tersebut, selain itu, Nazir (2005:54) berpendapat bahwa metode deskripsi adalah salah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu stet kondisi, suatu system pemikiran ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

(46)

Dalam penelitian ini rancangan penelitian korelasional digunakan untuk menghubungkan keterampilan membaca pemahaman dengan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Neger i Banuhampu.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penilitian ini adalah sisswa kelas VII SMP Negeri Banuhampu yang terdaftar pada tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 279 orang siswa. Siswa tersebar dalam Sembilan kelas, yaitu kelas VII.1 sampai VII.9.

Menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling yaitu sample yang terdiri dari sub-sub sampel yang diambil secara acak, berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas.

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan metode atau rumus slovin.

Rumus slovin adalah salah satu rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya sampel minimum. Menurut sugiyono (2011:87) penelitian menggunakan rumus slovin dikarenakan dalam pengambilan sampel, jumlahnya harus representativ agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dan perhitungan sederhana.

Rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut:

n ¿ N 1+Ne2

(47)

Keterangan :

N = Jumlah populasi n= Jumlah sampel e= Tingkat kesalahan

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dan jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebesar 279 yang diambil dari siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu, dan menentukan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 0,1 (10%) dikarenakan jumlah populasi yang jumlahnya besar yaitu lebih dari 100 siswa.

Menurut Husein Umar (2013:78) dalam mengemukakan rumus slovin, populasi dapat dikatakan berjumlah besar jika populasi yang diketahui lebih 100 siswa.

Berikut merupakan perhitungan jumlah sampel dari total populasi yang ada pada penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin dan tingkat kesalahan sebesar 0,1 (10%).

Rumus slovin

n ¿ N

1+Ne2

n ¿ 279

1+279(0.10)2

n ¿ 279

1+279(0,01) n ¿ 279

1+2.79 n ¿279

3,79

(48)

= 73,61 dibulatkan jadi 74

Populasi (N) sebanyak 279 dari jumlah anggota seluruh komunitas yang diambil pada penelitian ini dengan asumsi tingkat kesalahan sebesar (e) = 10%

atau 0,10, maka jumlah sampel (n) yang telah dijumlahkan dengan menggunakan rumus slovin (n) = 74.

C. Variabel Penelitian dan Data

Penelitian ini terdiri atas dua variable. Pertama, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu sebagai variable bebas (variable X). Kedua, keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu sebagai variable terikat (variable Y). Data dalam penelitian ini adalah skor hasil teks keterampilan membaca pemahaman berupa tes objektif dan skor hasil teks keterampilan menulis teks prosedur berupa teks unjuk kerja.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengukur keterampilan siswa.

Instrument dalam penelitian ini adalah tes. Bentuk tes yang digunakan yaitu berupa tes objektif dan tes unjuk kerja. Tes objektif digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu.

1. Teks Objektif

Tes objektif digunakan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa dengan cara mengusi jawaban yang paling tepat dari alternatif

(49)

yang disediakan. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban (A, B, C, dan D). Sebelum dijadikan instrument penelitian, tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel penelitian sebanyak 30 Orang. Uji coba ini bertujuan untuk menentukan validitas item dan reliabilitas tes. Hal ini dilakukan agar tes yang digunakan dapat mengukur kemampuan siswa dan data dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2011: 57─58) yang menyatakan bahwa tes sebagai alat evaluasi atau alat pengukur dikatakan baik jika dapat dipertanggungjawabkan dari segi validitas dan reliabilitasnya.

Tabel 4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu

No Indikator Butir Soal Jumlah Soal

1. Memahami Struktur Teks Prosedur

2, 10, 1

Gambar

Tabel 1. Indikator Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Prosedur  Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Banuhampu
Gambar 1. Struktur Teks Prosedur
Tabel 2. Struktur Teks Prosedur
Tabel 3. Indikator Keterampilan Menulis Teks Prosedur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berpedoman pada kriteria penilaian menulis teks prosedur, maka rata-rata kemampuan menulis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan tahun pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa kelas VII SMP Negeri 7 Padang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterampilan menulis teks deskripsi yaitu

Hasil penelitian data terhadap keterampilan menulis teks fabel dengan menggunakan teknik brainstroom sheet siswa kelas VII.1 SMP Negeri 7 Bukittinggi, dapat

Pengamatan Sikap Santun Saat Tes Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Padang dengan Berbantuan Media Gambar Berdasarkan Tabel 6, dapat dikemukakan bahwa keterampilan

Kedua, keterampilan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 14 Padang dengan menggunakan teknik objek langsung untuk indikator 2 struktur kalimat topik baik sekali Bs dengan

Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Padang dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Untuk Struktur Pernyataan Pendapat/ Tesis Dari data dalam tabel 6 di

Pertama, keterampilan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padang dengan menggunakan media audio visual untuk indikator 1 struktur pernyataan umum tergolong baik B

Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Berita Dengan Keterampilan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 17 Padang.. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan