• Tidak ada hasil yang ditemukan

kp 1.7 Cedera jaringan lunak dan fraktur dentoalveolar

N/A
N/A
Dent Girls

Academic year: 2025

Membagikan "kp 1.7 Cedera jaringan lunak dan fraktur dentoalveolar"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Cedera jaringan lunak dan fraktur dentoalveolar

Drg. Andries Pascawinata, MDSc, SpBM

(2)

Cedera Jaringan Lunak

• Cedera jaringan lunak dapat terjadi berbeda pada setiap kondisi yang disebabkan oleh trauma pada daerah oral dan maksilofasial

• Cedera yang terjadi pada daerah oral dan maksilofasial dapat terjadi hanya pada jaringan lunak saja ataupun lebih kompleks dengan keterlibatan jaringan keras

• Dokter gigi dapat terlibat dalam berbagai perawatan cedera jaringan lunak yang ringan pada daerah oral dan maksilofasial

(3)

Cedera Jaringan Lunak

Jenis cedera jaringan lunak yang umumnya terjadi:

• Abrasi

• Kontusio

• laserasi

(4)

abrasi

• Disebabkan gesekan yang terjadi antara suatu objek dan jaringan lunak

• Luka jenis ini biasanya terdapat pada permukaan /superfisial dapat membuka epitel dan dapat juga melibatkan jaringan yang lebih dalam

• Melibatkan ujung serabut saraf sehingga

menimbulkan rasa sakit dan juga melibatkan pembuluh darah kapiler sehingga

menimbulkan pendarahan ringan

(5)
(6)

kontusio

• Umumnya disebut sebagai ‘bruise’atau memar. Terjadi

kerusakan jaringan dan menghasilkan pendarahan subkutan atau submucosal tanpa kerusakan permukaan jaringan lunak.

• Luka jenis ini biasanya disebabkan trauma benda tumpul

• Perawatan umumnya tidak memerlukan pembedahan khusus

• Apabila dijumpai pada saat awal dapat dilakukan kompres es

• Apabila hematom meluas diperlukan eksplorasi secara bedah dan ligase arteri yang rusak.

(7)
(8)

laserasi

• Merupakan sobekan pada epitel dan subepitel.

• Luka jenis ini merupakan yang paling sering terjadi

• Biasanya disebabkan trauma benda tajam

• Kedalaman dapat bervariasi dan dapat merusak epitel, mukosa, otot, pembuluh darah dan saraf .

• Perawatan dapat dilakukan melalui 4 tahap: pembersihan, debridement, hemostasis dan penutupan.

• Pembersihan dilakukan menggunakan sabun bedah dan irigasi larutan salin

• Debridement merupakan pembuangan jaringan yang terpotong dan nekrosis

• Hemostasis merupakan penghentian darah pada area luka

• Penutupan dengan melakukan penjahitan

(9)
(10)
(11)

FRAKTUR DENTOALVEOLAR

PEMERIKSAAN KLINIS:

1. LUKA EKSTRAORAL 2. LUKA INTRAORAL

3. FRAKTUR RAHANG DAN ALVEOLAR 4. MAHKOTA GIGI DAN PULPA TERBUKA 5. PERPINDAHAN GIGI

6. MOBILITI GIGI

7. PERKUSI GIGI (JARINGAN PERIODONTAL) 8. TES VITALITAS PULPA GIGI

(12)

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI 1. FRAKTUR AKAR

2. DERAJAT EKSTRUSI DAN INTRUSI 3. KETERLIBATAN LESI PERIAPIKAL 4. BENTUK AKAR

5. UKURAN KAMAR PULPA DAN SALURAN AKAR 6. KEBERADAAN FRAKTUR RAHANG

7. FRAGMEN GIGI YANG PATAH DAN BENDA

ASING

(13)

KLASIFIKASI FRAKTUR DENTOALVEOLAR

(14)

CROWN CRACKS

(15)

HORIZONTAL CROWN FRACTURE

(16)

CROWN – ROOT FRACTURE

(17)

HORIZONTAL ROOT FRACTURE

(18)

TOOTH DISPLACMENT

(19)

PERAWATAN SALURAN AKAR DAN RESTORASI

(20)

KASUS 1

(21)

KASUS 2: REPOSISI-FIKSASI DAN IMMOBILISASI

(22)

fiksasi dental

Tindakan pemasangan alat yang digunakan untuk menstabilkan satu gigi atau lebih

mengikat atau menggabungkan gigi goyah

atau berubah letak kegigi sebelahnya yang

masih kokoh melalui kawat, band atau splin

dari logam cor, plastik atau acrylik

(23)

macam teknik

1.Interdental wiring fixation: fiksasi pengikatan kawat interdental.

contoh:metode Essig, Eyelet (Ivy).

2.Arch bar wiring: pengikatan kawat dengan arch bar.

3.Resin komposit splin

4.Alat Orthodontik bracket: kasus ekstrusi dan avulsi.

5.Metal cast splint: splin dengan menggunakan logam cor.

6.Sectional acrylic splint: splin dengan menggunakan bahan dari akrilik.

7.Titanium trauma Splint

(24)

fiksasi kawat essig

(25)

Fiksasi dentoalveolar

Metode Essig

(26)

Metode Ivy/eyelet

1 3 2

4

5

(27)

Metode Risdon

(28)

Metode Stout

(29)

Metode Gilmer

(30)

Mandibulomaxilary fixation

MMF dengan fiksasi kawat

MMF dengan karet elastis

Arch Bar

(31)

IMMOBILISASI

• Pencegahan pergerakan selama periode

fiksasi untuk memfasilitasi penyembuhan

tulang pada dearah yang di fiksasi

(32)

Penatalaksanaan replantasi gigi avulsi

1. Rendam gigi yang avulsi dalam saliva pasien/ larutan susu/ nacl fisiolgis (salin steril)

2. Bersihkan akar gigi yang avulsi dengan mengalirkan larutan nacl fisiologis pada akar gigi tanpa menyentuh bagian akar utk menjaga vitalitas sel ligament periodontal yang masih melekat

3. Lakukan asepsis pada daerah operasi 4. Lakukan anestesi local

5. Lakukan pembersihan, debridement dan hemostasis pada socket gigi dengan membuang bekuan darah secara perlahan dan irigasi 6. Apabila masih dalam ‘golden period’ , 20 menit setelah kejadian,

maka gigi dapat dimasukkan ke dalam socketnya (reimplantasi) dan sesuaikan dengan lengkung rahang dan oklusal gigi secara

anatomis

7. Lakukan fiksasi dental wiring pada gigi dengan melibatkan gigi yang masih sehat sebagai penyangga

(33)

catatan

• Apabila golden period telah terlewati maka dilakukan perawatan saluran akar pada gigi yang avulsi

• Pemegangan gigi yang avulsi menggunakan tang ekstraksi pada bagian mahkota gigi

• Dilakukan control berkala untuk menentukan vitalitas gigi post reimplantasi

• Fiksasi dipertahankan selama periode

immobilisasi hingga terjadi penyembuhan

tulang

(34)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 414 data rekam medik pasien trauma maksilofasial yang telah dirawat di bagian bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

komplikasi yang serius terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar

Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan sedangkan trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada

Kondisi lain pada pasien dengan penyakit jaringan lunak rongga mulut yang menjalani perawatan di Puskesmas Kota Banjarmasin tahun 2017-2020 adalah Gangguan Gusi dan Hubungan Alveolar

Pada kondisi klinik bisa berupa fraktur terbuka yang di sertai kerusakan jaringan lunak otot, kulit, jaringan saraf, pembuluh darah dan fraktur radius tertutup yang disebabkan oleh

<b>Perdarahan merupakan kondisi medis di mana darah keluar dari pembuluh darah ke jaringan tubuh atau ke luar tubuh yang dapat disebabkan oleh cedera fisik, penyakit medis, atau efek samping dari