CIDERA JARINGAN LUNAK
Kedaruratan Trauma
Tujuan
Pembelajaran
Peserta dapat:
1. Memahami anatomi kulit dan syaraf 2. Memahami jenis luka terbuka dan
tertutup.
3. Memahami macam – macam luka terbuka.
4. Memahami macam - macam luka tertutup.
5. Melakukan penanganan luka dengan berbagai macam pembalut pada
berbagai bagian tubuh dan berbagai posisi tubuh.
6. Mengetahui penyebab luka bakar derajat 1
7. Mengetahui penyebab luka bakar derajat 2
8. Mengetahui derajat dan luas luka bakar
9. Memahami tindakan perawatan luka bakar dengan berbagai sebab.
CEDERA JARINGAN LUNAK
(soft tissue injury)
KULIT
Susunan
1. Lapisan kulit ari (epidermis)
2. Lapisan kulit jangat (dermis)
3. Lapisan bawah kulit (subkutan  lapisan lemak)
FUNGSI
1. Mencegah cedera mekanik, kimia dan termal 2. Perlindungan terhadap mikroorganisme
3. Mempertahankan suhu tubuh 4. Mengatur keseimbangan cairan
5. Alat indra : raba, tekanan, suhu dan nyeri
Cedera Jaringan Lunak :
Cedera terhadap jaringan kulit,
otot, saraf dan pembuluh darah
akibat suatu ruda paksa
KLASIFIKASI LUKA
• Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai
kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu
rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di
bawah kulit
• Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa
kerusakan/terputusnya jaringan kulit yang rusak hanya jaringan di bawah kulit
Jenis luka terbuka
1.Luka Lecet
2.Luka Sayat/iris 3.Luka Robek
4.Luka Sobek/Avulsi 5.Luka Tusuk
6.Amputasi
Jenis Luka Tertutup
1.Memar
2.Cedera Remuk
3.Hematoma
Penutup Luka dan Pembalut
Penutup luka
 Bahan bersifat menyerap
 Menutupi seluruh permukaan luka.
 Relatif bersih.
 Jangan menggunakan bahan atau bagian dari bahan yang dapat tertinggal pada luka (Tisue, kapas).
 Berfungsi untuk mengendalikan perdarahan, mencegah kontaminasi, mempercepat
penyembuhan, dan mengurangi rasa nyeri.
 Contoh kasa steril.
Penutup Luka dan Pembalut
Penutup oklusif (kedap)
• Bahan kedap air dan udara yang dipakai pada luka untuk
mencegah keluar
masuknya udara dan menjaga kelembaban organ dalam .
Penutup luka tebal / “bulky dressing” (bantalan
penutup luka
• Setumpuk bahan
penutup luka setebal kurang lebih 2 - 3 cm
Fungsi Penutup Luka
1. Membantu mengendalikan perdarahan 2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan 4. Mengurangi nyeri
Pembalut
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka
FUNGSI
1. Penekanan membantu
menghentikan perdarahan 2. Mempertahankan penutup
luka pada tempatnya
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera Pemasangan yang baik
akan membantu proses penyembuhan
JENIS PEMBALUT :
PEMBALUT PITA / GULUNG
PEMBALUT SEGITIGA (MITELA)
PEMBALUT TABUNG / TUBULER
PEMBALUT PENEKAN
Pedoman penutupan luka dan pembalutan
• Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
• Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah
menghentikan perdarahan
• Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa agar penutup luka tidak terkontaminasi
Prinsip pembalutan (1)
• Jangan memasang pembalut sampai
perdarahan berhenti, kecuali pembalut
penekanan untuk menghentikan perdarahan.
• Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
• Jangan biarkan ujung sisa terurai.
• Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut agak luas untuk daya tekanan diperluas sehingga tidak merusak jaringan .
• Jangan menutupi ujung jari. Sebagai petunjuk pemeriksaan
Prinsip pembalutan (2)
• Balut dari arah dasar ke atas mengarah ke arah jantung khusus untuk anggota gerak.
• Lakukan pembalutan dalam posisi yang
diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
• Kerapihan walau tidak merupakan syarat
utama namun baik untuk menimbulkan kesan profesional.
• Setelah dilakukan pembalutan, Periksa PSM/GSS
Penggunaan penutup luka penekan
• Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
• Beri bantalan penutup luka.
• Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
• Balut.
• Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).
P e r a w a t a n l u k a t e r b u k a
1.Pastikan daerah luka terlihat 2.Bersihkan daerah sekitar luka 3.Kontrol perdarahan bila ada
4.Lakukan penatalaksanaan syok pada luka-luka yang parah
5.Cegah kontaminasi lanjut 6.Beri penutup luka dan balut
7.Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
8.Tenangkan penderita
9.Rujuk kefasilitas kesehatan.
Perawatan luka tertutup
Khusus untuk memar yang ringan dapat dilakukan pertolongan dengan akronim R I C E :
R = Rest (istirahatkan bagian luka) I = Ice (beri es/kompres dingin) C = Comprestion (balut penekan)
E = Elevasi (tinggikan) bila terjadi pada alat gerak
Luka Bakar adalah
semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi
Penyebab :
1. Thermal (suhu > 60 0C). Contoh: api, uap panas, benda panas
2. Kimia (asam/basa kuat). Contoh: asam kuat, soda api, basa kuat
3. Listrik. Contoh: petir, listrik rumah tangga
4. Radiasi. Contoh: sinar matahari (sinar ultra violet) dan bahan radio aktif
Penggolongan
Berdasarkan lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dibagi menjadi:
1. Luka bakar derajat satu (superfisial/permukaan) Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja (epidermis).
Ditandai dengan kemerahan, nyeri dan kadang-kadang bengkak.
2. Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam)
Meliputi lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan dibawahnya terganggu.
Luka bakar jenis ini paling sakit, ditandai dengan gelembung pada kulit berisi cairan, bengkak, kulit kemerahan atau putih, lembab dan rusak.
Penggolongan
3. Luka bakar derajat tiga
• Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ dalam.
• Luka bakar ini paling berat dan ditandai dengan kulit biasanya kering, pucat atau putih, namun dapat juga gosong dan hitam.
• Dapat diikuti dengan mati rasa karena kerusakan saraf, jadi yang nyeri hanya daerah di sekitarnya.
• Berbeda dengan derajat satu dan dua, luka bakar derajat tiga tidak menimbulkan nyeri.
Rumus 9 atau rumus telapak tangan
Pada orang dewasa, luka
bakar derajat 2 seluas 20%
dapat mengakibatkan syok.
Pada anak-anak syok dapat terjadi akibat luka bakar
derajat 2 seluas 10%.
Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3
Ringan < 50% < 15% < 2%
Sedang > 50% 15 - 30 % 2 – 5%
Berat Tak dinilai > 30% > 5%
Derajat berat
Luka bakar kimia*1
Anggap semua luka bakar kimia adalah berat Penanganan
1. Nilai keamanan, gunakan APD, Amankan TKP, Aktifkan Sistem bantuan
2. Segera siram/aliri luka bakar dengan air sebanyak- banyaknya, sekurang-kurangnya 20 menit
3. Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air misalnya bubuk soda api
4. Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir dan lepaskan lensa kontak bila ada (> 20 menit)
5. Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa hingga tidak mengenai daerah yang sehat
Jangan sampai penolong juga terkontaminasi….!!!
Penanganan luka bakar listrik:
1. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
2. Lakukan penilaian dini
3. Periksa dan cari luka bakar di daerah listrik masuk dan tempat listrik keluar
4. Tutup luka dengan penutup luka steril dan kering 5. Atasi syok
6. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Catatan
• RJP pada penderita tersengat listrik harus dipertimbangkan dan penderita dimonitor dengan ketat, karena henti nafas dan henti jantung sering berulang.
Penanganan
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan penolong
• Pindahkan penderita ke tempat aman.
• Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai protap.
(Masker Non Rebreathing)
• Penilaian dini terutama jalan nafas dan pernafasan. (HTCL/JTM)
• Bila perlu persiapan melakukan pernafasan buatan (ventilasi).
• Rujuk ke fasilitas kesehatan.