Patah tulang disebabkan oleh pukulan langsung, gaya tumbukan, gerakan memutar secara tiba-tiba bahkan kontraksi otot yang ekstrim (Smeltzer, 2002 dalam Lukman Ningsih Nurna 2012:26). Undisplaced (tidak berpindah tempat): Kedua bagian tulang masih mempertahankan keselarasan tulang yang pada dasarnya masih normal. Kelainan patah tulang pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma, putusnya kekuatan dalam tubuh yaitu stress, kelainan fisik, kelainan metabolik, patologi.
Patah tulang adalah patahnya tulang, biasanya disebabkan oleh trauma akibat gangguan metabolisme, patologi yang terjadi baik terbuka maupun tertutup. Cedera akibat patah tulang menyebabkan pecahnya pembuluh darah di sekitarnya sehingga dapat menyebabkan pendarahan. Saat tulang patah, pendarahan biasanya terjadi di sekitar lokasi patah tulang dan masuk ke jaringan lunak di sekitar tulang.
Insufisiensi vaskular atau kompresi serabut saraf yang berhubungan dengan pembengkakan yang tidak diobati dapat mengurangi suplai darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf tepi. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi karena kehilangan darah, transfusi atau kerusakan hati (Doengoes, 2000 dalam Wijaya & Putri, 2013: 241).
Tidakan Pada Fraktur
Perhatikan imobilisasi pada fraktur kominutif dengan tujuan menahan fragmen yang tersambung pada tempatnya hingga sembuh (Wijaya & Putri.
Konsep Fraktur Ekstremitas Atas 2.1 Fraktur Radius
Fraktur Radius-Ulna
Fraktur Montegia
Fraktur Humerus Proksimal
Fraktur Batang Humerus
Mekanisme cedera pada patah tulang humerus disebabkan oleh terjatuh pada lengan yang dapat memutar tulang humerus dan menyebabkan patah tulang spiral. Jatuh pada siku saat lengan dalam posisi abduksi dapat merusak tulang dan menyebabkan patah tulang miring atau melintang.
Konsep Nyeri .1 Pengertian Nyeri
- Fisiologi Nyeri
- Neurologi Nyeri a. Neurotransmitter
- Klasifikasi Nyeri a. Nyeri Akut
- Stimulus nyeri
- Faktor-Faktor Nyeri
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau tanpa mielin yang tersebar di seluruh selaput lendir, terutama di usus, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan cepat hilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan meningkatnya ketegangan otot (Alimul Aziz, 2012: 215). Nyeri yang berkembang secara perlahan biasanya berlangsung cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan, seperti nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikotik.
Kerusakan jaringan tubuh, seperti akibat pembedahan, akibat kerusakan jaringan dan iritasi langsung pada reseptor. Obat pereda nyeri bagi seseorang mempunyai banyak perbedaan dan hampir semua obat pereda nyeri mempunyai arti negatif seperti berbahaya, merusak dll. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subyektif letaknya di korteks (dalam fungsi kognitif evaluatif) Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat memicu rangsangan nosiseptor. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, gangguan perhatian, keyakinan yang kuat, dll. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, kemarahan, kebosanan, kecemasan, nyeri yang tidak kunjung hilang, nyeri dan lain-lain. .
Konsep Keperawatan
Pengkajian
Pada penderita patah tulang, patah tulang dapat disebabkan oleh trauma/kecelakaan, degeneratif dan patologis yang didahului oleh. Fraktur akan menyebabkan perubahan/gangguan kebersihan diri, misalnya kebiasaan mandi, ganti baju, buang air besar dan buang air kecil. Bila istirahat tidak akan mengalami penurunan nafsu makan, walaupun menunya berubah, misalnya makan di rumah gizinya tetap sama, sedangkan di rumah sakit disesuaikan dengan penyakit dan pola makan pasien.
Kebiasaan berkemih/buang air besar sehari-hari, gangguan buang air besar karena imobilisasi, tinja berwarna kuning dan konsistensi tinja, pasien tidak mengalami masalah dalam berkemih. Kebiasaan tidur dan istirahat terganggu akibat nyeri, misalnya nyeri akibat patah tulang. Aktifitas dan olah raga mengalami perubahan/gangguan akibat patah tulang sehingga kebutuhan klien memerlukan bantuan perawat.
Dengan patah tulang, Anda akan mengalami ketidaknyamanan pribadi karena terjadi perubahan pada diri Anda, pasien takut menjadi cacat seumur hidup/tidak bisa bekerja lagi. Nyeri disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedangkan pola kognitif atau cara berpikir pasien tidak terganggu. Apabila pasien sudah menikah dan mempunyai anak maka akan mengalami pola seksual dan reproduksi, jika pasien belum menikah maka pasien tidak mengalami masalah.
Auskultasi (pemeriksaan jantung): bunyi jantung pertama, bunyi jantung kedua, bunyi jantung ketiga, murmur, detak jantung.
Analisa Data
Jika klien tidak memenuhi kriteria standar medis, maka klien mempunyai keterbatasan medis dan memerlukan bantuan. Tidak ada masalah, namun perlu perbaikan status dan fungsi (kesejahteraan), belum ada tanda-tanda respon keperawatan, perbaikan status kesehatan dan inisiatif promosi kesehatan. Berikut ini adalah kemungkinan masalah, contoh pengumpulan data untuk memastikan apakah masalah yang diduga ada atau tidak.
Diikuti dengan masalah atau bahaya atau sindrom yang sebenarnya, klien tidak mampu menghadapinya karena klien menolak masalah dan pengobatannya. Penentuan prioritas diagnosis dapat dilakukan dengan membuat daftar diagnosa keperawatan yang ditemukan kemudian menyusun diagnosa prioritas permasalahan. Jika diagnosisnya menyangkut masalah yang mengancam jiwa seperti kerusakan parah atau penurunan fungsi jantung atau penurunan sirkulasi oksigen atau penurunan fungsi saraf.
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tindakan klien langsung yang dilakukan oleh perawat, yang diarahkan pada kegiatan yang berkaitan dengan promosi dan pemeliharaan kesehatan klien. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan spasme otot, pergerakan fragmen tulang, cedera jaringan lunak, stress, cemas, alat traksi/imobilisasi. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit/jaringan (saat ini/risiko tinggi) berhubungan dengan luka tusuk, patah tulang terbuka, traksi, perubahan sensasi, imobilisasi fisik.
Alat traksi dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah/saraf, terutama pada aksila dan selangkangan, sehingga dapat menyebabkan iskemia dan kerusakan saraf permanen. Dislokasi fraktur artikular dapat menyebabkan kerusakan pada arteri yang berdekatan, sehingga mengakibatkan hilangnya aliran darah distal. Dapat dilakukan dalam keadaan darurat untuk meringankan keterbatasan peredaran darah yang disebabkan oleh pembentukan edema pada ekstremitas yang cedera.
Evaluasi kemampuan klien dalam melakukan perawatan mandiri di rumah: merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi tidak aman, dan memantau kesehatan secara terus menerus. Kurangnya pengetahuan dan buruknya persiapan perawatan mandiri di rumah berkontribusi terhadap kecemasan dan kurangnya disiplin terhadap program terapi.
Implementasi Keperawatan
Tujuan implementasi membantu klien mencapai tujuan yang telah ditentukan, termasuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Rencana asuhan keperawatan dilaksanakan dengan baik apabila klien mempunyai keinginan untuk bekerjasama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Selama fase implementasi, perawat terus mengumpulkan data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
Evaluasi Keperawatan
Kelanjutan rencana asuhan keperawatan (jika klien membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan) (Iyerr et al., 1996 dalam Nursalam 2008: 135). Afektif (status emosional) melalui observasi langsung yaitu melalui observasi, ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan verbal saat wawancara dan umpan balik dari tenaga medis lainnya. Perubahan fungsi dan gejala tubuh, perawat dapat fokus pada bagaimana fungsi kesehatan pasien berubah setelah prosedur.
Penilaian jenis ini dilakukan dalam bentuk pengisian format catatan kemajuan yang berorientasi pada permasalahan yang dialami klien.