1. Pengantar Kuliah 2. Definisi dan ruang lingkup
Kuliah ke 1; Pertemuan 1 & 2 M Rawa El Amady
Perkenalan
Nama M.Rawa El Amady
Saya lahir di Teladas 54 tahun lalu
Saya bisa dihubungi di 08117520768, e-mail
mrawaelamady@gmail.com
S1 di Ilmu Pemerintah Unri
S2 Antropologi dan sosiologi UKM Malaysia
S3 Antropologi UI
Sehari-hari saya wiraswasta,
bidang cleaning service, tour dan travel dan konsultan sosial
Saya juga aktif di LSM Scale Up dan Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI)
Sikap Saya
Mahasiswa dan dosen setara, bahkan bisa lebih pintar dari dosen, apalagi yang sudah bekerja
Kelas sebaiknya dijadikan ruang diskusi untuk membahas kasus, setidaknya dua kali pertemuan dengan saya , seharusnya ada satu kasus yang menjadi terang dan tampak jalan resolusinya.
Saya menilai mahasiswa melalui tugas, tidak setor tugas tidak dapat nilai dari saya.
Setiap perkuliahan mahasiswa diberikan tugas
Saya terbuka berkomunikasi setiap saat untuk diskusi artikel atau resensi jurnal, namun saya menolak keras semua pendekatan untuk nilai, nilai hanya melalui tugas.
Bahan Ajar
1. Untuk proses diskusi kelas, saya berdasarkan buku yang saya tulis 2. Buku-buku lain juga sangat penting untuk dibaca seperti berikut:
3. Daniel Buckles, 199, Edited, Cultivating peace : conflict and collaboration in natural resource management, The World Bank Washington, D.C, USA
4. Ho-Won Jeong 2008, Understanding Conflict and Conflict Analysis, SAGE Publications Inc, London
5. Kriesberg Louis, 1973 The sociology of social conflicts, Prentice-Hall nternational, Inc., London
6. Otomar J. Bartos, Paul Wehr 2002, Using Conflict Theory, Cambridge, New York,
7. Dennis J. D. Sandole, 2009 edited. [et al.] Handbook Of Conflict Analysis And Resolution Routledge, New York
8. Kusuma Snitwongse and W Scott Thompson 2005 (edited) Ethnic
conflicts in Southeast Asia, ISEAS Publications Institute of Southeast Asian Studies Singapore
.
Tujuan Perkuliahan
• Mahasiswa mempunyai kemampuan analitis tentang konflik dan dinamika
• Mahasiswa mampu mengembang pemikiran teoritis tentang teori- teori konflik
• Mahasiswa mampu mengnalisis posisi uang secara sosioloigis
• Mahasiswa mampu menimplentasi dan mengembangan teori-teori konflik dan resolusi
• Mahasiswa Mampu menyusun gagasan pemikiran dalam bentuk karya tulis ilmiah
Metode Perkuliahan
• Dosen mempresentasikan bahan kuliah
• Diskusi kelas
• Dosen memberi tugas sebelum perkuliahan untuk di bahas dalam kelas
• Dosen membahas hasil diskusi dan tugas mahasiswa
Bidang Ilmu Terkait dengan Konflik
Definisi Konflik dan Resolusi
1. Definisi konflik dan resolusi sangat banyak dan bervariasia hasil riset saya berhasil mengumpulkan 46 definisi konflik dan 8 definisi resolusi konflik . Konflik sebagai konsep yang luas yang didefinisikan berdasarakan
kepentingan perspektifnya peneulisnya.
A. Pemikiran ilmual sosial klasisk yang positivist B. Pemikiran ilmu sosial Baru
C. Pemeikiran Sosiologi Elektik d. Pemikiran multidispliner
2. Kepentingan ekonomi, politik, budaya dan idiologi; pertentangan meliputi pertentangan sturktural dan pertentangan personal
Definisi Konflik dan Resolusi
konflik
Menurut Kamus : percekcokan, perselisihan dan pertentangan
UU no 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, pasal 1 ayat (1) perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial mengganggu stabilitas
Menurut beberapa ahli, Miall, Ramsbotham dan Woodhouse bahwa konflik adalah usaha untuk mewujudkan kepentingan yang
bertentangan, dimana kekerasan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pruitt dan Rubin bahwa konflik pertentangan merupakan inti dari konflik itu sendiri. Menurut Johan Galtung
konflik pertentangan kepentingan, dua pihak dalam suatu hubungan sosial dengan kepentingan yang bertentangan. Afrizal (2021) 3
define konflik, 1), konflik didefinisikan dari sudut persepsi,
kesimpulan-kesimpulan dalam pikiran; 2)konflik adalah pertentangan kepentingan itu sendiri. 3)konflik sebagai perbuatan pemaksaan pada pihak lain, pihak satu keberatan menyerahkan apa yang diminta
pihak satu lagi.
Resolusi Konflik
Francis (2019)
mendefinisikan Resolusi konflik sebagai keinginan berdamai dengan pihak yang berkonflik, melalui proses negosiasi atau rekonsialisi.
Fisher (2000) menempatkan resolusi konflik sebagai salah satu tahapan dari konflik itu , setelah melewati tahap krisis, Masing-masing pihak
menyadari bahwa konflik perlu diselesaikan.
Lesson Learn
1
Konflik adalah
kepentingan dua orang atau kelompok orang
dengan satu tujuan.
Jika salah satu tidak menyerahkan
kepentingan ke orang atau kelompok salah
satunya, maka akan mengakibatkan konflik
1
Kepentingan dengan tujuan personal dan kepentingan dengan
tujuan organisasi
Diemensi kesetaraan (equality) merupakan
titik utama konflik dan resolusi
.
3
kekerasan merupakan alat memaksakan
kehendak untuk mencapai
kompensasi
merupakan mekanisme memaksakan kehendak
dengan cara non kekerasan;
4
organisasi merupakan sumber konflik personal
dan kelompok.
Konflik laten dan terbuka (Bentuk)
Konflik laten adalah suatu kondisi yang di dalamnya terdapat banyak potensi konflik yang sifatnya
tersembunyi. Konflik laten ini perlu diangkat ke
permukaan agar bisa ditangani sebab etika tersedia peluang konflik laten ini dengan cepat akan
bereskalasi menjadi konflik terbuka
Konflik manifes atau terbuka, yaitu konflik yang
sudah dinyatakan atas hak satu objek oleh salah
satu pihak dan pihak lain menolak.
Tahapan Konflik menurut Fisher
Pra konflik, atau lebih dikenal dengan hidden conflict atau konflik tersembunyi bahwa di masyarakat sudah ditandai dengan suasana
ketidaksesuaian antara dua belah pihak. Terdapat ketegangan hubungan antara pihak sudah saling menghindar.
Konfrontasi, jika konflik laten tersebut belum ada pihak yang berinisiatif untuk meresolusi konflik, maka konflik laten bereskalasi menjadi konflik terbuka, maka sudah muncul konfrontasi, dan demonstrasi. Krisis, yaitu merupakan puncak ketegangan, yang sering memunculkan kekerasan karena komunikasi tertutup masing-masing pihak merasa paling benar.
Jika hal ini terjadi maka diperlukan pihak ketiga di luar dua kelompok tersebut untuk menyelesaikan krisis menuju resolusi.
Resolusi, di mana satu pihak mengalah baik inisiatif dari dalam kelompok maupun desakan dari luar, maka munculah upaya
penyelesaian konflik yang selalunya menggunakan pihak ketiga.
Cakupan Konflik
Cakupan Konflik
Tingkatan Konflik
Nnaemeka Obidke Francis, (2019)
1. Konflik intra-personal terjadi pada tingkat individu, dalam diri seseorang. Ini mungkin sebagai akibat dari perbedaan antara tujuan, harapan dan kenyataan,
ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri.
2. Konflik antar pribadi terjadi di antara orang-orang yang berbeda sebagai akibat dari ketidaksepakatan, salah persepsi sebagai tidak selarasnya kepentingan yang dideklarasikan.
3.Konflik kelompok mengacu pada perselisihan di antara sekelompok orang dengan kepentingan dan tujuan yang sama dalam organisasi, komunitas atau masyarakat.
4. Konflik intra-negara berkaitan dengan benturan kepentingan, agitasi dan
perebutan sumber daya atau posisi di antara konstituen yang berbeda dari suatu negara terutama di sepanjang garis etnis, suku atau ras
5. Terjadinya konflik antar bangsa atau antar negara; antara Nigeria dan Kamerun, antara Amerika Serikat dan Korea Utara, antara India dan Pakistan, dll. Konflik
internasional menyebabkan perang dunia dan pengelolaan konflik selama bertahun- tahun. Misalnya Perang Dunia Pertama dan Kedua.
Tingkatan Konflik
Dimensi Konflik
Tiga dimensi Konflik
konflik yang natural dimana konflik terjadi karena terjadi perubahan ecosystem lingkungan sosial dan alam.
Konflik struktural karena kehadiran kepentingan tertentu
Konflik Kultural karena faktor budaya dan adat
isitiadat
Relevensi Teori Konflik dengan Studi Lingkungan
Industri sumberdaya alam, seperti sawit, HTI dan pertambangan merusak ekosistem biotis yang
menyebabkan kerusakan sumberdaya alam. Kerusakan sumberdaya alam baik karena hilanngya hutan dan tanah bagi masyarakat, pencemaran secara otomatis akan
menggangu eksosistem sosial dan ekonomi. Gangguan
terhadap eksosisem sosial dan ekonomi tersebut menjadi sumber utama konflik, konflik antara masyarakat dengan perusahaan, dengan pemerintah, sesama masyarakat dan lain-lainnya. Sehingga, relevansi studi konflik dan resolusi konflik terutama ditujukan pada konflik agrarian dan
konflik sumberdaya alam.
GIANTTEMPLATE.COM
Sekian Terima kasih
18
Konflik dan Dianmika Masyarakat
teori Konflik
Kuliah ke 3 & 4 M Rawa El Amady
Teori Konflik dan Resolusi
Teori konflik dikenali melalui dua sisi, pertama, teori konflik sebagai teori untuk menjelaskan tentang apa itu konflik, asal usul konflik,
dinamika konflik dan resolusi konflik. Ada satu peristiwa konflik, lalu dipelajari dan dipahami dengan menggunakan teori konflik.
Kedua, teori konflik sebagai pendekatan untuk pisau analisis terhadap semua fenomena sosial bukan hanya peristiwa konflik, terutama
fenomena perubahan sosial seperti akulturasi sebagai resolusi
terhadap masuknya praktik pengobatan barat secara massal pada
komunitas orang Sakai.
Sejarah Teori Konflik dan Resolusi
Pengelompokan Teori Konflik sebelum tahun
1990Setelah tahun 1990
Pengelompokan teori konflik menjadi tiga 1. Marxis dan neo marxis
2. Strukutral Fungsional
3. tranced method oleh Galtung yaitu sebuah pendekatan yang melibatkan dari dua aliran Marx dan modernisasi, dan menghadirkan semua paradigma, sekat teori yang melibatkan multi disiplin yang dikenal dengan segitiga galtung
Secara Sosiologis Teori Konflik terbagi (Susan, 2019)
Teori Konflik Klasik
Tokoh teori konflik klasik menurutnya adalah Ibnu Khaldun (1332-1406), Karl Marx (1818-1883) Emile Durkheim
(1879-1912), Max Weber (1864-1920) dan Georg Simmel (1858-1918).
.George Simmel memandang bahwa konflik sebagai gejala alamiah yang akan tunduk pada perubahan sosial.
konflik dapat membantu
mengintegrasikan dan menstabilkan masyarakat.
Teori Konflik Kontemporer
a. mazhab positivism, tokohnya
Dahrendorf, Lewis Coser, Otomar J.
Bartos, Paul Werh.
b. Mazhab Humanisme, tokohnya John Dewey, Herbert Mead dan Erving Goffman
c. Mazhab Sosiologi Eklektik, tokohnya Anthony Gidden, Peter L Berger,
Pierre Bourdieu, Charles W. Mills dan Jurgen Habermas
d. Mazhab Sosiologi Konflik
Multidisipliner, tokohnya Johan Galtung dan Charles Webel
Teori Resolusi Konflik
Hamidi (2011) ada teori resolusi
1. Negosiasi (mengabaikan
masa lalu) 2. Rekonsiliasi
(berlandasakan masa lalu)
Francis (2019) Resolusi bersifat proaktif dengan pendekatan 1)
tata Kelola yang baik; 2.
Kepercayaan dan membangun kepercayaan diri; 3. Komunikasi;
4. Kolaborasi antara pihak . Sedangkan resolusi reaktif melalui 1) Mediasi; 2 ) negosi;
2.Negosiasi; 3) konsiliasi; 4) arbitrase; 5) uji coba mini;
6)ligitasi; 7.) Manajemen krisis atau penegakan hukum; 8.)
Penentuan ahli.
Menurut saya ada dua
1. Melalui institusi negara meliputi sistem politik dan jalur pengadilan 2. Diluar Pengadilan yaitu mediasi,
negosiasi, arbitrasi, mini trial (persidangan mini) dan summary
jury trial Mini trial( persidangan mini) adalah salah satu bentuk ADR yang populer di masyarakat amerika.
Proses penyelesaianya terdiri dari 5 tahap yakni: (1) persetujuan Mini
Trial, (2) persiapan kasus, (3) mendengarkan keterangan, (4)Advisor memberi pendapat, (5)
mendiskusikan penyelesaian
Asumsi utamanya adalah perubahan lingkungan tidak bersifat netral melainkan melibatkan kepentingan banyak aktor, lokal, regional dan global, yaitu negara. pengusaha. lembaga multilateral. lSM dan aktor akar
rumput (grass root). (Brjant 2001)
Terobosan analitis ini memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya, kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat
dan masalah-masalah lebih luas seperti kemiskinan, ketunakismaan
(landlessness), keterbelakangan, hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi (Blaikie and Brookfield, 1987).
• Nusantara dahulunya merupakan kerajaan-kerajaan yang feudal
• Diperkuat oleh VOC kemudian penjajahan Belanda yang
• Tahun 1870 menerbitkan undang-undang (UU) Agrarische wet, isi dari Agrarische Wet adalah pemerintah Kolonial Belanda menyatakan bahwa semua tanah yang tidak memiliki bukti kepemilikan akan dianggap sebagai domain negara, yang dikenal domein verklaring (deklarasi domain) — bahwa kepentingan negara lebih diutamakan daripada hak atas tanah warga negara Indonesia — masih hidup dan tetap dijalankan oleh pemerintah, sehingga memberi ruang yang luas bagi penguasaan lahan dan mengabaikan hak-hak rakyat
• Orde baru hingga pemerintah sekarang memperkuat doein verklaring ini, dengan dikeluarkannya UU yang memberi hak bagi negara menguasai tanah rakyat. No.
Melalui UU PMA No. 1 tahun 1967, UU No. 5 tahun 1971, UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, UU No. 18/2003 tentang Perkebunan, Undang-Undang No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air, UU No. 4/2009 tentang Mineral dan Batubara, UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal, UU Hortikultura, UU Lahan Abadi Pertanian, UU Migas, permen No.
229/KPTS/Kb.550/4/91 dan Permen Kehutanan dan Perkebunan No.376/KPTS-II/1998 tentang kehutanan dimana ruang perusahaan dibuka selebar-lebarnya dengan menggunakan hutan negara tanpa batas, sehingga hutan komunal milik masyarakat adat pun disebut hutan negara.
Jokowi mengeluarkan omnibuslow, sehingga muncul kasus rempang. Temuan risetnya Ward, dkk menyebutkan kalau Indonesia punya undang-undang yang sudah lumayan bagai tetapi selalu tidak dilaksanakan, alias diabaikan.
Ketimpangan Penguasaan Tanah
Kolusi dan nepotisme pejabat Menurut KPK(termasuk riau)
Kolusi dan nepotisme pejabat (termasuk riau)
Sumber Konflik SDA
Sumber Yurdi Yasmi, Lisa Kelley, Thomas Enters, (2011)
Negara Berhadapan dengan Masyarakat
Hasil riset tersebut menyimpulkan bahwa konflik lingkungan yang terjadi di Indonesia merupakan konflik antara pemerintah dan pemodal yang didukungan oleh aparat keamanan dengan masyarakat yang didukung oleh Lembaga Swadaya Masyarkat. Kesimpulan ini menjawab pertanyaan masyarakat mengapa ketika konflik diadukan ke pemerintah masalahnya menjadi semakin rumit.
Pendekatan Kekuasaan Dalam Resolusi Konflik
Teori marxis menjelaskan bahwa kekuasaan sangat nyata terkait dengan konflik karena kekuasaan menghantar pada konflik kepentingan yang cenderung bersifat laten dengan motivasi untuk mendapat imbalan (Fey, 197).
Dahrendorf yang merupakan pendukung dari aliran struktural fungsional juga melihat bahwa punca terjadinya konflik karena adanya dominasi kekuasaan sehingga muncul keinginan untuk mengganti struktur sosial yang ada. Rothbart D (2020) menyatakan bahwa kekuasaan dijumpai pada semua konflik (dengan kekerasan) yang berkepanjangan.
Morgenthau (1998) mengungkapkan bawah keseimbangan kekuasaan memastikan bahwa keunggulan tidak dicapai dengan mengorbankan kelangsungan hidup, hak dan kepentingan pihak lain. Morgenthau mendefinisikan keseimbangan kekuasaan adalah posisi dimana masing-masing tidak karena pihak lain, bahwa tidak ada elemen yang lebih berkuasa atas elemen lain. Menurut Haas (1953) keseimbangan kekuasaan adalah keadaan dimana unsur-unsur suatu sistem mampu hidup berdampingan dalam keadaan seimbang tanpa memberi tekanan. Lewis dan College, (2012) meyampaikan bahwa keseimbangan kekuasaan menyebabkan terjadinya tawar-menawar antara pihak karena tidak satupun pihak yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan kehendak secara sepihak.
Kekuasaan Tandingan sebagai Kunci (Bandul Kekuasaan)
Pergerakan Bandul Keseimbangan
Kekuasaan A bergerak ke dominasi (A), maka kekuasaan maka B mengalami subordinasi. Ketika kekuasaan B bertambah maka kekuasaan B akan bergerak garis perdamaian yang diikuti oleh pergerakan kuasaan A ke garis perdamaian yang keduanya berada di gari perdamaian (AB). Pada dasarnya bandul dominasi dan subordinasi tersebut selalu berupaya bergerak menuju ke garis perdamaian. Selagi kekuatan dan sumber kekuasaan belum dimiliki oleh pihak yang didominasi maka konflik masih bersifat laten yang akan bertransformasi menjadi konflik terbuka setelah para pihak menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan dan sumber – sumber kekuasaan yang sebimbang bahkan lebih kuat, atau ketika pihak dominan mengalami kemerosotan kekuatan dan sumber - sumber kekuasaan karena perubahan politik dan bangkrut secara ekonomi.
Demokrasi yang Sehat
Keseimbangan kekuasaan lebih mudah terjadi pada masyarakat yang demokratis karena tersedianya akses ke berbagai jaringan kekuasaan lain.
Sebab itu, di negara-negara demokrasi konflik terbuka mudah terjadi, sementara pada negeri otoriter konflik terbuka jarang ditemukan karena negara mempunyai alat memaksa agar rakyat patuh pada keputusan negeri, meskipun negara menjadi alat pemodal.Sehingga konflik hanya bersifat laten, yang pada satu saat meledak dan terjadi secara masif ketika rasa takut hilang, kesadaran kelompok menguat dan jaringan perlawanan berkembangan sedemikian rupa.
GIANTTEMPLATE.COM