• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan air asis BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
punya ayah

Academic year: 2024

Membagikan " laporan air asis BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah dasar fundamental untuk semua aktivitas biologis dan manusia. Air diyakini sebagai sumber daya alam yang tidak akan pernah habis dan akan selalu tersedia setiap saat. Meskipun demikian, ketersediaan air sebagai sumber daya alam tertahan karena siklus hidrologinya yang relatif konstan, sehingga membuatnya terbatas dalam pasokan. Kelimpahan air di bumi tidak merata karena tidak ada penambahan yang substansial dari waktu ke waktu. Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, asalkan memenuhi standar yang telah ditetapkan dan mengalami perebusan sebelum dikonsumsi. Kebutuhan air bersih dapat diukur dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia. Tingkat kebutuhan air bersih dapat dievaluasi dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan minum sampai kebutuhan sanitasi (Djana, 2023).

Rapid Urban Growth adalah kondisi dimana pertumbuhan penduduk di suatu daerah perkotaan meningkat dengan cepat. Salah satu penyebab menurunnya kualitas air adalah meningkatnya kegiatan manusia yang tidak bijak sehingga menimbulkan pencemaran air pada sumber-sumber air. Kondisi tersebut dapat terjadi karena air menerima beban pencemar yang melampaui daya dukungnya.

Pencemaran air merupakan salah satu masalah yang sangat penting untuk diperhatikan, karena air sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keberadaan air yang tercemar akan sangat mengganggu sistem kehidupan, karena makhluk hidup membutuhkan air dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang cukup (Hudiyah dan Saptomo, 2019).

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat, diikuti pertumbuhan kawasan permukiman yang semakin padat, salah satu konsekuensinya adalah jumlah konsumsi air bersih yang juga bertambah, diikuti pula dengan jumlah limbah cair yang dihasilkan juga bertambah. Peningkatan konsumsi air bersih dan peningkatan produksi air limbah sangat erat kaitannya karena sama-sama terproses dalam air tanah dangkal. Dengan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap

(2)

sanitasi dan kesehatan lingkungan, maka masalah pengeloaan dan pengolahan limbah di kawasan permukiman menjadi isu penting yang tumbuh di masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Untuk Keperluan Kesehatan Air Lingkungan Dalam Higiene Sanitasi menetapkan bahwa parameter kualitas air harus memenuhi baku mutu fisik, kimia, dan biologi tertentu yang terdiri dari parameter wajib dan parameter tambahan. Sesuai dengan peraturan ini, air terkait higiene-sanitasi didefinisikan sebagai air yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri seperti mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, membersihkan peralatan makan, dan mencuci pakaian.

Air dengan kualitas yang baik dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Parameter penentu kualitas air meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Masyarakat perlu mengetahui dan memahami parameter penentu kualitas air bersih yang digunakan sehari-hari.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui metode dalam menganalisis kualitas air.

2. Menganalisis karakteristik pencemaran air terhadap badan air.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Definisi Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil3) tersedia di bumi. Penempatan air sebagian besar terdapat di laut/ air asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau uap air dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (run off, meliputi mata, muara dan sungai) menuju laut (Diansari, 2022).

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menyebutkan air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil.

Air sebagai senyawa yang terdiri dari unsur-unsur kimia yang terkumpul di permukaan Bumi dan yang dapat menjadi media untuk hidup dan bergerak.

World Health Organization atau WHO sebagai organisasi kesehatan internasional menyatakan bahwa air bersih merupakan air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi keperluan domestik, mulai dari konsumsi, air minum dan tentunya persiapan makanan (Rolia dkk., 2023).

2.2

Macam/Jenis Air

2.2.1

Air Bersih

Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineral atau kuman-kuman yang membahayakan tubuh, yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, di mana air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan, sehingga menjadi hal yang penting dalam pemenuhan dalam jumlah dan kualitas yangmemadai. Air bersih merupakan

(4)

air yang layak dipakai oleh masyarakat berdasarkan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan dengan lancar, maka air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktivitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu (Masikki, 2020).

2.2.2

Air Limbah

Air limbah secara definisi ialah kondisi dimana kualitas air mengalami penurunan. Sedangkan limbah rumah tangga ialah limbah dari hasil pembuangan dari dapur, cucian, kamar mandi dan kotoran manusia. Limbah rumah tangga berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 3 yaitu limbah padat atau sampah, limbah cair (greywater & blackwater) dan limbah gas. Sedangkan limbah berdasar asalnya dibedakan limbah organik dan anorganik (Khumaidi, 2019).

Menurut Permen LHK RI Nomor 5 Tahun 2022 Air Limbah adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan. Pengolahan air limbah adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun pada air limbah.

2.3

Sumber Air

2.3.1

Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, kecepatan aliran air tanah ini secara alami sangatlah kecil, yaitu berkisar antara 1,5 m/hari – 2 m/hari. Air tanah pada umumnya jernih dan memiliki kualitas air yang konstan sepanjang waktu. Air tanah juga merupakan air yang terperangkap di dalam ruang pori atau lapisan batuan. Air ini terus-menerus bertambah karena proses alami seperti hujan dan salju. Setelah terperangkap, air tersebut mengalir menuju sistem air tanah dan dapat kembali ke permukaan dalam bentuk aliran sungai, danau, atau laut. (Diansari, 2022).

2.3.2

Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi dikarenakan tidak mampu terserap ke dalam tanah dikarenakan lapisan tanahnya

(5)

bersifat rapat air sehingga sebagian besar air akan tergenang dan cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah, air permukaan seperti inilah yang sering disebut dengan sungai (Rolia dkk., 2023).

2.4

Karakteristik Air

Karakteristik air adalah sifat-sifat yang menentukan kualitas air, yang terdiri dari parameter fisika, kimiawi, dan biologi.

2.4.1

Karakteristik Fisika

Pada sifat fisik air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna.

2.4.2

Karakteristik Kimia

Pada sifat kimia, Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Besi (Fe), Flourida (F), Mangan (Mn), Derajat keasaman (pH), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari- hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan untuk standar baku mutu air minum dan air bersih.

2.4.3

Karakteristik Biologi

Pada sifat biologis dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi atau bakteri indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses dari manusia maupun dari hewan, karena organisme tersebut merupakan organisme yang terdapat di dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak karena dianggap mengandung 11mikroorganisme patogen yang

(6)

berbahaya bagi kesehatan, terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan (Salsabila dan Nugraheni, 2020).

2.5

Parameter Kualitas Air

2.5.1

Parameter Suhu

Suhu merupakan salah parameter fisika lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap parameter lingkungan lain di dalam suatu perairan. Suhu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lintang (latitude), musim, waktu dalam satu hari, ketinggian dari permukaan laut (altitude), penutupan awan, kedalaman air, dan kecepatan arus. Proses perubahan suhu di lingkungan perairan akan menyebabkan terjadinya perubahan terhadap semua proses alami di dalam perairan. Peningkatan suhu air akan memicu terjadinya peningkatan reaksi kimia, evaporasi, viskositas, volatisasi, serta terjadinya penurunan gas terlarut dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya. Suhu air yang meningkat akan mengakibatkan air sangat jenuh terhadap oksigen dan terjadi peningkatan konsumsi gas oksigen dari berbagai macam organisme perairan (Yusal & Hasyim, 2022).

2.5.2Parameter derajat keasaman (pH)

Parameter pH merupakan parameter untuk menyatakan ukuran asam atau basa yang ada pada zat maupun larutan. Tinggi rendahnya pH sangat penting karena dapat mengganggu reaksi yang ada di air. Perubahan pH pada air sangat berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun biologi dari organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap daya bahan pencemaran dan kelarutan beberapa gas, serta menentukan bentuk zat di dalam air. Angka pH 7 adalah netral, sedangkan angka pH lebih besar dari 7 menunjukkan bahwa air bersifat basa dan banyaknya kandungan ion-ion karbon. Sedangkan pH lebih kecil dari 7 menunjukkan bahwa air bersifat asam. Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Bila pH lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,5 dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan. pH air berkisar antara 6,5 – 9,0 dan kisaran optimal adalah pH 7,5 – 8,7 (Commando dkk., 2023).

(7)

2.5.2

Parameter Kekeruhan

Kecerahan merupakan parameter lingkungan fisika yang menyatakan tingkat intensitas cahaya matahari ke dalam perairan/transparansi yang dipengaruhi oleh adanya kekeruhan. Nilai kecerahan yang rendah pada suatu perairan menunjukkan tingginya partikel-partikel tersuspensi ke dalam tubuh perairan tersebut. Kecerahan yang rendah dan tingkat kekeruhan yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap keseimbangan osmoregulasi bagi organisme-organisme dasar perairan (Yusal dan Hasyim, 2022).

2.6

Dampak Pencemaran Air

2.6.1

Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah

Terdapat bukti luas tentang pencemaran air tanah oleh tinja, yang umumnya diukur dengan parameter faecal coliform, seperti yang terjadi pada survey sumur beberapa daerah di Indonesia. Banyak penelitian telah mengindikasikan adanya pencemaran tersebut.

2.6.2

Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air

Peningkatan jumlah zat pencemar dalam air limbah dapat mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Hal ini mengganggu kehidupan organisme dalam air karena mempengaruhi ketersediaan oksigen dan pertumbuhan mereka.

Matinya bakteri-bakteri yang berperan dalam proses alami penjernihan air limbah juga akan terganggu akibat berkurangnya kadar oksigen. Selain itu, panas yang dihasilkan oleh kegiatan industri juga dapat menyebabkan kematian organisme jika air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu sebelum dibuang.

2.6.3

Dampah Terhadap Estetika Lingkungan

Dengan peningkatan jumlah zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, tingkat pencemaran air dapat meningkat, yang sering ditandai oleh bau yang menyengat serta tumpukan yang mengurangi estetika lingkungan. Limbah minyak atau lemak juga merupakan masalah serius yang dapat merusak estetika lingkungan.

2.6.4

Dampah Terhadap Kesehatan

Air memiliki peran yang bervariasi sebagai pembawa penyakit menular,

(8)

termasuk sebagai media untuk hidup mikroba patogen, sebagai sarang bagi penyebar penyakit, ketersediaan air yang tidak mencukupi sehingga manusia tidak dapat membersihkan diri, dan sebagai media bagi vektor penyakit.

2.7

Baku Mutu dan Standarisasi Pengujian Kualitas Air

Baku mutu air limbah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 68 Tahun 2016 mengatur standar kualitas air limbah yang harus dipatuhi oleh berbagai sumber pencemar. Peraturan ini mencakup parameter- parameter seperti pH, BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), dan parameter lainnya yang mempengaruhi kualitas air limbah. Penentuan baku mutu ini bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dan memastikan bahwa air limbah yang dibuang tidak merusak ekosistem perairan dan tidak membahayakan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

2.8

Metode Sampling Air

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/ Menkes/Per/IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum bahwa air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen dan

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air

Jika dari suhu, air sampel yang kami gunakan termasuk layak untuk diminum karena memenuhi baku mutu air minum yang diatur dalam permenkes 492 tahun 2010. Namun kami

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air

4 Pemeriksaan Parameter Biologi Air Minum sesuai dengan Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum setiap 1 (satu) bulan sekali pada Air Minum Inst Gizi, Air