• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENELITIAN - sipeg unj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN HASIL PENELITIAN - sipeg unj"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

EVALUASI KURIKULUM

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

PENGUSUL

(Ketua) Dr. Moch Sukardjo, M.Pd NIDN. 0020075804

Lipur Sugiyanta, PhD NIDN. 0029127601

Suprijal, ST, MT NIDN. 0027037604

PENELITIAN INI DI BIAYAI OLEH DANA BLU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR Nomor: 583a/SP/2016

Tanggal: 27 Mei 2016

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DESEMBER 2016

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN FAKULTAS

Judul Penelitian : Evaluasi Kurikulum Program Studi D3 Teknik Elektronika

Kode/ Bidang Ilmu : Social science Identitas Peneliti

a) Nama Lengkap (Ketua) : Dr. Moch Sukardjo, M.Pd

b) NIDN : 0020075804

c) Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d) Program Studi : Pendidikan Teknik Elektronika e) Nomor HP : 0813 8904 8658

f) Alamat surel (e-mail) : [email protected]

a) Nama Lengkap (Anggota)

: Lipur Sugiyanta, PhD

b) NIDN : 0029127601

c) Jabatan Fungsional : Lektor

d) Program Studi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (Informatika)

e) Nomor HP : 0856 9341 4387

f) Alamat surel (e-mail) : [email protected], [email protected] a) Nama Lengkap

(Anggota)

: Suprijal, ST, MT

b) NIDN : 0027037604

c) Jabatan Fungsional : Lektor kepala d) Program Studi : Teknik Elektro

e) Nomor HP : 085717679865

f) Alamat surel (e-mail) : [email protected]

Biaya Penelitian : Rp 14.000.000,- (empat belas juta)

(3)

ii

Jakarta, 10 Desember 2016 Mengetahui,

Dekan Peneliti

Dr. Riyadi, ST, MT Dr. Moch Sukardjo, M.Pd

NIP. 196304201992031002 NIDN. 19580720 198503 1 003 Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dr. Ucu Cahyana, M.Si NIP196608201994031003

(4)

iii

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk untuk memberikan umpan balik kepada stakeholders (pemerintah, jurusan, dosen, mahasiswa) tentang Program Studi D3 Elektronika. Di samping itu evaluasi juga dipakai untuk memperoleh informasi bagaimana pelaksanaan program D3 dilihat dari sisi dosen maupun mahasiswa untuk memperbaiki rancangan program atau prosedur pelaksanaannya. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Program Studi D3 Elektronika FT UNJ Universitas Negeri Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah Mei 2016- Nopember 2016. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan model CIPP.

Subyek penelitian ini adalah mahasiswa D3 angkatan 2014, beberapa dosen dan pengurus program studi.

Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa tujuan penyelenggaran Program Studi D3 Elektronika tersebut dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memberikan pelayanan secara baik kepada mahasiswa D3 Elektronika. Ditinjau dari analisis konteks bahwa dosen adalah dapat memenuhi didirikannya Program Studi (prodi) D3, meskipun masih terdapat beberapa pemikiran yang berbeda. Dilihat dari input, umumnya dosen yang memberi kuliah di prodi D3 juga sudah sesuai, baik ditinjau dari jumlah mata kuliah yang diampu, perencanaan, kesesuaian perkuliah dengan perencanaan yang dibuat bahkan sampai pada evaluasi perkuliahan, semuanya umumnya sesuai. Hasil analisis dari sisi proses dosen berdasarkan hasil yang telah dijelaskan dapat diketahui bahwa proses pengajaran dalam Program Studi D3 Elektronika sebahagian besar dapat dikatakan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dari segi produk yang berupa sebaran matakuliah setiap semester, maka perlu ada perbaikan bila disusun berdasarkan peta konsep.

(5)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

RINGKASAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Ruang Lingkup ... 7

1.4. Permasalahan Penelitian ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Landasan Hukum ... 9

1.7. Sistematika ... 10

1.8. Daftar Pengertian ... 10

BAB II DASAR TEORI ... 13

2.1. Program Pendidikan Vokasi ... 13

2.2. Evaluasi Program Pendidikan Vokasi ... 15

2.3. CIPP Evaluation Model (Context Input Process Product) ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1. Tujuan Evaluasi ... 19

3.2. Tempat dan Waktu ... 19

3.2. Metode Penelitian ... 19

3.3. Populasi Sampel ... 19

3.4. Data ... 20

3.5. Prosedur Pengumpulan Data/Informasi ... 20

3.6. Instrumen Penelitian ... 20

(6)

v

BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN ... 22

4.1. Deskripsi Data ... 22

4.2. Profil Lulusan Saat Ini ... 23

4.3. Capaian Pembelajaran Program Studi (PLO) Saat Ini ... 23

4.4. Pembahasan ... 25

A. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Kontek Untuk Dosen ... 25

B. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Input Untuk Dosen ... 27

C. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Proses Untuk Dosen ... 30

D. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Kontek Untuk Mahasiswa ... 33

E. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Input Untuk Mahasiswa ... 35

F. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Proses Untuk Mahasiswa ... 37

G. Analisis Hasil Wawancara Dengan Koordinator Prodi D3 ... 41

4.5. Hasil Analisis Produk ... 43

4.6. Calon Mahasiswa D3 ... 47

4.7. IPK Mahasiswa ... 48

4.8. Profil lulusan D3 Elektronika ... 49

4.9. Dosen D3 ... 51

4.10. Diskusi ... 51

4.11. Keterbatasan Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

REFERENSI ... 56

LAMPIRAN ... 57

Lampiran 1. Profil Program Studi D3 Teknik Elektronika ... 57

Lampiran 2. Deskripsi Mata Kuliah (BPA 2015) ... 63

Lampiran 3. Kuesioner Mahasiswa dan Dosen ... 71

(7)

vi

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen CIPP ... 77 Lampiran 5. Instrumen CIPP ... 80 Lampiran 6. Data IPK Mahasiswa D3 Elektronika ... 88

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka penyelarasan kegiatan pembelajaran yang bermutu dan produktif sesuai dengan standar kompetensi kerja baik nasional maupun internasional dengan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dihasilkan oleh program studi D3 Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, maka penelitian ini diusulkan dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia beserta peraturan lainnya yang terkait.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. Jenjang kualifikasi adalah tingkat capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihan yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-1.

(9)

2

Gambar 1-1. Jenjang KKNI

KKNI menyediakan 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari kualifikasi jenjang 1 sebagai kualifikasi terendah sampai dengan kualifikasi jenjang 9 sebagai kualifikasi tertinggi.

Penetapan jenjang kualifikasi 1 sampai 9 dilakukan melalui pemetaan komprehensif kondisi ketenagakerjaan di Indonesia ditinjau dari kebutuhan penghasil (supply push) maupun pengguna (demand pull) tenaga kerja. Dengan demikian, KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia dalam sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta sistem pengakuan kompetensi nasional, yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk:

a. menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;

b. menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;

(10)

3

c. menyetarakan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja; dan

d. mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia.

KKNI menjadi acuan dalam pengemasan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ke dalam tingkat atau jenjang kualifikasi. Pengemasan SKKNI ke dalam jenjang kualifikasi KKNI sangat penting untuk keperluan penyandingan maupun penyetaraan kualifikasi dan atau rekognisi dengan tingkat pendidikan dan atau tingkat pekerjaan. Di samping itu, pengemasan SKKNI ke dalam KKNI juga penting untuk keperluan harmonisasi dan kerjasama saling pengakuan kualifikasi dengan negara lain, baik secara bilateral maupun secara multilateral.

Setiap sektor dan jenjang pada KKNI memiliki deskriptor masing-masing. Deskriptor setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara secara menyeluruh, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, perkembangan sektor‐sektor pendukung perekonomian dan kesejahteraan rakyat seperti perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan lain‐lain, serta aspek‐aspek pembangun jati diri bangsa yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika, yaitu komitmen untuk tetap mengakui keragaman agama, suku, budaya, bahasa dan seni sebagai ciri khas bangsa Indonesia. Jenis kualifikasi pada KKNI dirancang untuk memungkinkan setiap jenjang kualifikasinya bersesuaian dengan kebutuhan bersama antara penghasil dan pengguna lulusan perguruan tinggi, kultur pendidikan/pelatihan di Indonesia saat ini serta gelar lulusan setiap jalur pendidikan tinggi yang berlaku di Indonesia.

Deskriptor pada KKNI terdiri atas dua bagian yaitu deskripsi umum dan deskripsi spesifik. Deskripsi umum mendeskripsikan karakter, kepribadiaan, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia dan berlaku pada setiap jenjang. Sedangkan deskripsi

(11)

4

spesifik mendeskripsikan cakupan keilmuan (science), pengetahuan (knowledge), pemahaman (know-how) dan keterampilan (skill) yang dikuasai seseorang bergantung pada jenjangnya.

Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh empat parameter utama yaitu (a) keterampilan kerja, (b) cakupan keilmuan/pengetahuan, (c) metoda dan tingkat kemampuan dalam mengaplikasikan keilmuan/pengetahuan tersebut serta (d) kemampuan manajerial. Ke‐empat parameter yang terkandung dalam masing‐masing jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang disebut Deskriptor KKNI. Dengan demikian ke 9 jenjang KKNI merupakan deskriptor yang menjelaskan hak, kewajiban dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keahliannya. Uraian tentang parameter pembentuk setiap Deskriptor KKNI adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan kerja atau kompetensi merupakan kemampuan dalam ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif yang tercermin secara utuh dalam perilaku atau dalam melaksanakan suatu kegiatan, sehingga dalam menetapkan tingkat kompetensi seseorang dapat ditilik lewat unsur‐unsur dari kemampuan dalam ketiga ranah tersebut.

b. Cakupan keilmuan/pengetahuan merupakan rumusan tingkat keluasan, kedalaman, dan kerumitan/kecanggihan pengetahuan tertentu yang harus dimiliki, sehingga makin tinggi kualifikasi seseorang dalam KKNI ini dirumuskan dengan makin luas, makin dalam, dan makin canggih pengetahuan/keilmuan yang dimilikinya.

c. metoda dan tingkat kemampuan adalah kemampuan memanfaatkan ilmu pengetahuan, keahlian, dan metoda yang harus dikuasai dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan tertentu, termasuk didalamnya adalah kemampuan berpikir (intellectual skills).

(12)

5

d. Kemampuan manajerial merumuskan kemampuan manajerial seseorang dan sikap yang disyaratkan dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, serta tingkat tanggung jawab dalam bidang kerja tersebut.

Internalisasi dan akumulasi ke empat parameter yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur di dalam Sistem Pendidikan Nasional (Program Pendidikan Berbasis Akademik, Vokasi, dan Profesi) atau melalui pengalaman kerja di dalam Sistem Sertifikasi Nasional (Pengembangan Karir Berbasis Pelatihan Kerja dan Pengalaman) disebut capaian pembelajaran, yang harus dinyatakan ke dalam pola standar yang bisa dipergunakan oleh semua pemangku-kepentingan terkait untuk pelaksanaan tugas masing-masing (Badan Standarisasi Nasional Pendidikan/BSNP, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi/BAN- PT, Lembaga Akreditasi Mandiri/LAM, Badan Nasional Sertifikasi Profesi/BNSP, dan Auditor Internal maupun External). Secara umum parameter deskripsi dinyatakan ke dalam:

kemampuan di bidang kerja (dari profil lulusannya), pengetahuan yang dikuasai (rumpun ilmu), dan kemampuan manajerial (posisi manajerial di bidang kerja). Di samping itu, setiap Perguruan Tinggi dapat menambahkan kemampuan-kemampuan lain pada lulusannya, yang dalam format Pendidikan Tinggi (Dikti) dimasukkan ke dalam klasifikasi “kompetensi pendukung dan kompetensi pilihan lainnya”, atau ke dalam “kompetensi khusus” menurut klasifikasi standar isi BSNP.

Program Studi (prodi) D3 Teknik Elektronika adalah pendidikan vokasi (terapan) dalam bidang ilmu Elektronika untuk menyesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini maupun pada masa mendatang.

Administrasi Akademik diselenggarakan berdasarkan Paket Sistem Kredit Semester (SKS) dengan menggunakan sks (satuan kredit semester) sebagai tolok ukur beban akademik mahasiswa, artinya mahasiswa harus menempuh seluruh mata kuliah yang telah ditentukan pada semester yang berjalan. (Ketentuan Peraturan Akademik). Administrasi Akademik ini

(13)

6

dituangkan dalam bentuk Buku Pedoman Akademik (BPA) yang dilakukan pembaruan maksimal 4 tahun sekali. BPA yang digunakan saat ini adalah edisi pembaruan tahun 2015.

Kurikulum yang diterapkan di prodi pada awalnya adalah kurikulum berbasis kompetensi, yaitu kurikulum yang mengacu pada standar kompetensi lulusan yang didefinsikan oleh program studi. Namun dalam perkembangannya, kebijakan baru yang diberikan oleh Pimpinan Universitas dalam panduan penyusunan kurikulum berbasis KKNI, antara lain:

jumlah SKS total untuk program D III adalah 111 SKS, dengan jumlah SKS matakuliah setiap semester sebanyak 20-23 SKS yang dijadwalkan untuk 6 semester, serta ditambahkan matakuliah Institusi, menuntut diperlukannya peta kompetensi lulusan yang baru untuk lebih ditingkatkan lagi, baik kompetensi yang berupa hardskill maupun softskill, dalam bidang listrik industri maupun elektronika industri dan mempunyai kemampuan managerial dalam jiwa enterpreunersip, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.

Lulusan Diploma III Program Studi Elektronika diharapkan mampu berperan aktif, dan mempunyai daya saing kedalam industri maupun institusi nasional. Dengan kurikulum yang berbasis KKNI ini, dapat tercapai sasaran program studi dalam menghasilkan lulusan Diploma III Teknik Elektronika yang tangguh dan kompetitif.

Dalam rangka analisis capaian pembelajaran program studi, matriks bahan kajian, dan deskripsi mata kuliah lebih detil ke dalam rumpun ilmu Teknik Elektronika, maka penelitian ini diarahkan untuk mendesain ulang (re-design) kurikulum Program Studi D3 Teknik Elektronika (tahap awal) yang diselaraskan dengan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan KKNI rumpun ilmu Teknik Elektronika.

1.2. Identifikasi Masalah

Ada beberapa pertanyaan yang timbul sehubungan dengan program Diploma 3 adalah:

(14)

7

1. Apakah rasional dan asumsi diadakannya program ini sudah menjawab kebutuhan dunia kerja?

2. Apakah program D3 perlu ditingkat kuantitasnya?

3. Kesulitan apakah yang ditemui dilapangan selama pelaksanaan program Diploma 3?

4. Apakah kelebihan dan kekurangan yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti program Diploma 3?

5. Apakah peluang kerja lulusan D3 cukup besar?

6. Apa saja kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan program Diploma 3?

7. Berapakah biaya per mahasiswa untuk dapat menyelesaikan program D3?

8. Instrumen apa sajakah yang digunakan untuk menjaring calon mahasiswa siswa program D3?

1.3. Pembatasan Ruang Lingkup

Di dalam penelitian evaluatif ini ruang lingkup masalah dibatasi pada:

1. Evaluasi model CIPP. Jadi yang akan dilihat adalah Context (C), Input (I), Process (P), dan Product (P).

2. Program dibatasi pada program D3 Elektronika yang berada di FT UNJ.

3. Jangka waktu pelaksanaan evaluasi dibatasi pada angkatan (masuk) 2015-2016.

1.4. Permasalahan Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini meliputi:

1. Rasional/Context

a. Apakah konteks/rasional yang mendasari pelaksanaan program D3?, b. Apakah tujuan program tersebut?

c. Apakah landasan dan tujuan tersebut memadai untuk menjawab kebutuhan lapangan kerja yang ada di masyarakat dewasa ini?

2. Masukan/Input

(15)

8

a. Siapakah peserta program ?

b. Siapakah Dosen yang mengajarnya?

c. Bagaimanakah kurikulum programnya?

d. Bagaimanakah sarana dan prasarana program?

e. Berapakah biaya program per semester/tahun ? 3. Proses/Process

a. Bagaimanakah pelaksanaan program D3 ?

b. Apakah strategi dan metode yang diterapkan dosen dalam menyelenggarakan program ini sehari-hari ?

c. Apakah kesulitan dan kelebihan yang dijumpai dalam pelaksanaan program D3?

d. Apakah kurikulum D3 sudah sesuai dan dapat diselesaikan tepat waktu?

4. Hasil/Product

a. Bagaimanakah hasil program D3 setelah diselenggarakan?

b. (jumlah lulusan per tahun dan IPK mahasiswa)

c. Apakah setelah lulus mahasiswa melanjutkan ke program D4/S1 atau mencari kerja?

d. Bagaimanakah pendapat mahasiswa mengenai pelaksanaan program D3 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendesain ulang rumusan kurikulum prodi D3 Teknik Elektronika/rumpun ilmu Teknik Elektronika dengan tujuan agar bisa dipergunakan sebagai bahan masukan pembaruan kurikulum program studi sesuai kompetensi yang ditetapkan oleh SKKNI dan pemangku kepentingan bidang industri.

Target yang diharapkan dari luaran (output) penelitian ini adalah analisis capaian pembelajaran dan matrik bahan kajian atas daftar mata kuliah yang dituangkan pada BPA tahun 2015. Ini merupakan tahap awal dan penelitian lanjutan direncanakan pada

(16)

9

tahun berikutnya untuk menyelaraskan sebaran mata kuliah sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan KKNI.

1.6. Landasan Hukum

Landasan hukum yang mendukung naskah akademik ini adalah sebagai berikut:

a. UUD RI Tahun 1945 pasal 4 ayat (1);

b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4301);

c. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4279);

d. UU No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;

e. UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi;

f. PP No. 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4408);

g. PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4637);

h. PP No. 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4637);

i. PP RI No. 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

j. Surat Dirjen Dikti No.1030/D/T/2010 tanggal 26 Agustus 2010 Perihal Penataan Nomenklatur Program Studi Psikologi, Komunikasi, Komputer, dan Lanskap.

k. Surat Ketua/Sekjen APTIKOM No.05/DE/APTIKOM/VII/2011 Tanggal 14 Juli 2011 Perihal Penataan Kodefikasi & Bidang Ilmu.

l. Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Rancangan 1 Pedoman BNSP 219-2012 tentang Pengembangan Skema Sertifkasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

(17)

10

m. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagaimana dirumuskan dalam PermenDikbud No. 49 Tahun 2014.

n. Surat Edaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direkorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 154 Tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi.

1.7. Sistematika

Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan: yang membahas latar belakang penelitian, tujuan, sistematika, landasan hukum, dan daftar pengertian.

Bab II. Kerangka Pemikiran: yang membahas hakekat program vokasi, pola pikir capaian pembelajaran rumpun ilmu Teknik Elektronika Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) dan kerangka kualifikasi nasional Indonesia, dan deskriptor Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Rumpun Ilmu Elektronika.

Bab III. Kerangka Pemikiran yang membahas rincian Metode Penelitian.

Bab IV. Analisis & Pembahasan yang membahas profil lulusan program studi D3 Teknik Elektronika serta capaian pembelajarannya sesuai dengan KKNI Level 5.

Bab V Kesimpulan: yang berisi kesimpulan dan saran.

Bahan-bahan pendukung penelitian dikumpulkan sebagai Lampiran.

1.8. Daftar Pengertian

Ilmu Pengetahuan (Science): suatu sistem berbasis metodologi ilmiah untuk membangun pengetahuan (knowledge) melalui hasil-hasil penelitian di dalam suatu bidang pengetahuan (body of knowledge). Penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk membangun suatu ilmu pengetahuan harus didukung oleh rekam data, observasi

(18)

11

dan analisis yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.

Pengetahuan (Knowledge): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang fakta dan informatif yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.

Pengetahuan Praktis (Know-how): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang metodologi dan keterampilan teknis yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.

Kompetensi: akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawab individu pada bidang kerjanya.

Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes): merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

Sertifikat Profesi: merupakan pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja-sama dengan kementerian-kementerian lain, LPNK, dan/atau organoisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi, dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU No.12 Tahun 2012 Tentang PT Pasal 43)

Sertifikat Kompetensi: merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya. Sertifikat kompetensi tersebut diterbitkan oleh Perguruan Tinggi

(19)

12

bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. (UU No.12 Tahun 2012 Tentang PT Pasal 44)

(20)

13

BAB II DASAR TEORI

2.1. Program Pendidikan Vokasi

Pendidikan Vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan Diploma I, Diploma II, Diploma III, Diploma IV (setara S1), dan Magister Terapan (S2) Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya Ahli Pratama (A.Mp), A.Ma (Ahli Muda), A.Md (Ahli Madya), Ahli/S.ST (Sarjana Sain Terapan), M.TR (Magister Terapan). Tujuan dari program vokasi adalah untuk mempersiapkan tenaga yang dapat menetapkan keahlian dan keterampilan di bidangnya, siap kerja dan mampu bersaing secara global.

Secara umum pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Secara khusus, program diploma 3 diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja tertentu sehingga dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja di industri/swasta, lembaga pemerintah atau berwiraswasta secara mandiri, hal ini karena beban pengajaran pada program pendidikan vokasi telah disusun lebih mengutamakan beban mata kuliah keterampilan dibandingkan dengan beban mata kuliah teori.

Universitas Negeri Jakarta menjalankan Program Diploma 3 dilandasi oleh tujuan untuk mewujudkan perwujudan perluasan mandat IKIP ke bentuk Universitas serta

(21)

14

turut mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menyediakan pendidikan tinggi jalur profesional secara berdampingan dengan pendidikan tinggi pada jalur sarjana dan pascasarjana. Secara statistik, Program Diploma di Indonesia sangat diperlukan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari tingginya animo terhadap program-program yang ditawarkan maupun permintaan terhadap para lulusan.

Mahasiswa pendidikan kejuruan biasanya lulus dengan gelar Certificate, Diploma atau Advanced Diploma. Banyak juga gelar vokasi yang dapat dilanjutkan ke pendidikan tingkat sarjana atau pascasarjana.

Durasi pendidikan vokasi sangat bervariasi, mulai dari satu semester, hingga beberapa tahun, tergantung program yang Anda pilih. Beberapa keistimewaan dari pendidikan evokasi adalah:

1. Lebih Praktikal

Pendidikan vokasi benar-benar melatih keahlian praktikal, sehingga tentu saja lebih banyak praktek daripada teori.

2. Banyak pilihan institusi

Berbeda dengan pendidikan gelar sarjana dan sebagainya, pendidikan vokasi ditawarkan lebih banyak institusi, baik itu universitas, politeknik, pusat pelatihan ataupun institusi-institusi lainnya yang berspesialisasi menyelenggarakan program pendidikan vokasi.

3. Beragam pilihan program

Pendidikan vokasi cocok bagi mereka yang sudah jelas dan yakin dengan apa yang ingin mereka kejar sebagai karir masa depan. Banyak sekali bidang yang tersedia mulai dari pariwisata dan perhotelan, manajemen retail, pengembangan software, desain interior, teknik otomotif, penata rambut hingga kuliner. Pendidikan vokasi menekankan keahlian praktikal yang dibutuhkan untuk terjun langsung ke industri

(22)

15

serta membahas topik yang lebih spesifik, jika dibandingkan dengan perkuliahan di universitas yang membahas topik yang lebih luas.

2.2. Evaluasi Program Pendidikan Vokasi

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan. Program merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masing subkomponen terdapat beberapa indikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.

Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunakan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.

(23)

16

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

evaluasi dalam konteks pendidikan adalah serangkaian upaya atau langkah-langkah strategis untuk pengambilan keputusan dinamis dan dipusatkan pada pembakuan- pembakuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi merupakan pembuatan pertimbangan menurut suatu kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.3. CIPP Evaluation Model (Context Input Process Product)

Model ini dikembangkan oleh Daniel L. stufflebeam dan kawan-kawan. CIPP merupakan singkatan dari : Context evaluation : evaluasi terhadap konteks, Input evaluation : evaluasi terhadap masukan, Process evaluation : evaluasi terhadap proses, Product evaluation : evaluasi terhadap hasil Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang evaluasi sebagai sebuah sistem.

Evaluasi Konteks. Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pemenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus

(24)

17

sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.

Evaluasi Masukan. Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program. Evaluasi masukan boleh mempertimbangkan sumber tertentu apabila sumber-sumber tersebut terlalu mahal untuk dibeli atau tidak tersedia dan dipihak lain ada alternatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program. Demikian juga menyangkut personil- personil yang dapat melaksanakan program dan diperhitungkan sebagai sumber.

Evaluasi masukan membutuhkan evaluator yang memiliki pengetahuan luas tentang berbagai kemungkinan sumber dan strategi. Menurut Stufflebeam pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecah masalah yang mendorong terselenggaranya program yang bersangkutan.

Evaluasi Proses. Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan (dirancang) dan diterapkan didalam praktek (operasi). Seorang penilaian proses mungkin disebut sebagai monitor sistem pengumpul data dari pelaksanaan sehari-hari. Misalnya saja evaluator harus mencatat kedatangan (presensi) para peserta penataran yang diadakan secara sukarela. Tanpa mengetahui catatan tentang data pelaksanaan program tidaklah mungkin mengambil keputusan menentukan tindak lanjut program apabila waktu berakhir telah tiba.

Tugas lain dari penilaian proses adalah melihat catatan kejadian-kejadian yang muncul selama program berlangsung dari waktu kewaktu. Catatan-catatan semacam itu barangkali akan sangat berguna dalam menentukan kelemahan dan kekuatan atau faktor pendukung serta faktor penghambat program. Suatu program yang baik (yang pantas untuk dinilai) tentu sudah dirancang mengenai siapa yang diberi tanggung jawab dalam

(25)

18

pembagian, apa bentuk kegiatannya, dan bila mana kegiatan tersebut sudah terlaksana.

Tujuannya adalah membantu penanggung jawab pemantauan atau monitor agar lebih mudah mengetahui kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek untuk kemudian dapat dengan mudah melakukan remedi.

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjukkan “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan kepada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

Evaluasi Hasil. Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program. Evaluasi hasil berfungsi membantu penanggung jawab program dalam mengambil keputusan: meneruskan, memodifikasi, atau menghentikan program. Evaluasi hasil memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, data observasi, diagram data.

(26)

19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tujuan Evaluasi

Evaluasi program D3 ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai:

1. Sejauh mana prodi D3 Teknik Elektronika memberi pelayan terhadap mahasiswa.

2. Proses perkuliahan selama mereka kuliah

3. Kendala-kendala apa saja yang ditemui selama perkuliahan berlangsung.

4. Sejauh mana keberhasilan program D3 selama diselenggarakan.

5. Kemana lulusan program D3 setelah selesai

Di samping itu hasil evaluasi dapat dipakai sebagai umpan balik kepada stakeholders (pemerintah, dosen, mahasiswa, dan prodi D3 Teknik Elektronika).

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian evaluatif ini akan dilaksanakan di program studi D3 Teknik Elektronika angkatan (masuk) 2014-2015.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif berdasarkan model CIPP. Jadi yang diteliti adalah C, I, P, P. (Context, Input, Process dan Product).

3.3. Populasi Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa peserta program studi D3 Teknik Elektronika, dosen yang memberikan kuliah dalam program D3 Teknik Elektronika, mahasiswa dan pengurus prodi D3 Teknik Elektronika.

(27)

20

Sampel penelitian ini diambil dengan memakai teknik total sampling yakni seluruh siswa angkatan 2015-2016. Untuk dosen sebanyak 5 orang.

3.4. Data

Data penelitian bersifat:

1. Primer yang diambil melalui observasi, kuesioner, dan wawancara.

2. Sekunder yaitu data mahasiswa per semester dan IPK keseluruhan. Daftar perguruan tinggi yang menerima lulusan D3 Teknik Elektronika dan daftar dosen yang memberi kuliah.

Data yang berhasil dikumpulkan akan ditabulasi dan selanjutnya diolah dan dinyatakan dalam persentase untuk kemudian diinterpretasikan sebagai temuan penelitian.

3.5. Prosedur Pengumpulan Data/Informasi

Data/informasi dikumpulkan melalui:

1. Analisis dokumenter, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai (1) konteks, (2) RPKPS, (3) mahasiswa (IP-nya), (4) Dosen (karya dan latar belakang pendidikannya), (5) biaya dan. (6) lulusan.

2. Penyebaran kuesioner, khususnya untuk memperoleh data mengenai (1) pendapat mahasiswa tentang pelaksanaan program D3 Teknik Elektronika dan (2) pendapat dosen tentang prodi D3 Teknik Elektronika.

3. Wawancara secara informal dengan ketua prodi D3 Teknik Elektronika dan dosen.

3.6. Instrumen Penelitian

Penelitian ini secara umum ingin mengevaluasi pelaksanaan program studi D3 Teknik Elektronika menggunakan model CIPP. Dengan demikian penelitian ini

(28)

21

mengukur dimensi Konteks, Masukan, Proses, dan Produk. Semua instrumen untuk keperluan penelitian ini dibuat dan dikembangkan sendiri oleh peneliti.

(29)

22

BAB IV ANALISA & PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini terdapat dua data yang akan disajikan yaitu data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder dari dokumen yang ada di prodi D3 Elektronika. Data primer meliputi :

1. Data primer

a. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur kontek untuk dosen, b. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur input untuk dosen, c. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur proses untuk dosen, d. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur kontek untuk mahasiswa, e. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur input untuk mahasiswa, f. Analisis hasil penelitian instrumen pengukur proses untuk mahasiswa, g. Hasil wawancara dengan pengelola kaprodi,

h. Hasil analisis produk.

2. Data sekunder meliputi:

a. calon mahamahasiswa D3 prodi elektronika tahun ajaran 2014/2015, b. Nilai IPK mahamahasiswa D3 prodi elektronika tahun ajaran 2014/2015, c. Profil lulusan D3 prodi elektronika tahun ajaran 2014/2015,

d. Dosen yang memberi kuliah di program D3 prodi elektronika.

(30)

23

4.2. Profil Lulusan Saat Ini

Teknisi Elektronika dalam bidang otomasi industri yang memiliki kompetensi : 1. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai

dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur;

2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan elektronika secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara procedural;

3. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif;

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

4.3. Capaian Pembelajaran Program Studi (PLO) Saat Ini

Setelah menyelesaikan seluruh program pendidikan di Program Studi Diploma Tiga Teknik Elektronika, mahasiswa akan mampu:

1. Menjadi manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, cerdas, profesional dan bertanggung jawab serta mampu berperan aktif dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Mampu menyelesaiakan pekerjaan dan memanfaatkan Tenologi Informasi dan Komunikasi pada aplikasi teknologi menyangkut penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan perangkat elektronika dan otomasi industri

3. Mampu berpikir logis, sistematis dan terstruktur dalam melaksanakan pekerjaan di bidang aplikasi teknologi

4. Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja bidang teknik sesuai etika profesi dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif

(31)

24

5. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi

Berdasarkan profil lulusan diatas, lulusanProgram (D3) Studi Teknik Elektronika adalah ahli madya Teknik Elektronika yang memiliki karakter sikap dan tata nilai seperti tercantum dalam Tabel 4.1 berikut serta kompeten di bidangnya yang juga mempunyai kemampuan beberapa aspek penguasaan p engetahuan seperti tercantum dalam Tabel 4.2.

Tabel 2.2 Capaian Pembelajaran Aspek Sikap dan Tata Nilai

No. Sikap dan Tata Nilai Kode

1. Beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian ST-1

2. Cerdas, profesional dan bertanggung jawab ST-2

3. Berperan aktif dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ST-3 4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki

nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

ST-4 5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,

serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

ST-5 6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap

masyarakat dan lingkungan. ST-6

7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. ST-7 8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik. ST-8 9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

secara mandiri. ST-9

10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. ST-10 Tabel 4.2 Aspek Penguasaan Pengetahuan Berdasarkan Profil Lulusan

No Profil

Lulusan Aspek Penguasaan Pengetahuan

1. Teknisi bidang listrik dan Elektronika

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan elektronika secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara procedural;

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

1.Mampu memodifikasi, memperbaiki atau mengganti sistem peralatan.

2.Memiliki kemampuan psikomotorik dalam teknologi kelistrikan dan elektronika.

3.Menguasai prinsip kerja jaringan listrik dan sistem elektronika

4.Memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas hasilkarya

(32)

25

4.4. Pembahasan

Dari data penelitian yang dapat dihimpun, maka pembahasan hasil analisis dari data tersebut adalah sebagai berikut:

A. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Kontek Untuk Dosen

Dari hasil analis data penelitian yang berhasil dikumpulkan mengatakan dosen sangat tidak setuju (66,7 %) program D3 diperuntukkan bagi mahamahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual rendah dibanding program S1, dan sikitar (33,3) mengatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh dosen sepakat bahwa kemampuan intelektual mahamahasiswa program D3 setara dengan kemampuan intelektrual program S1. Disisi lain para dosen yang mengatakan sangat setuju (16,7%) bahawa program diploma 3 adalah pendidikan vokasi yang dilaksanakan berbeda dengan program S1, tetapi ada jug yang mengatakan setuju (16,7 ) sisanya sikitar 66,67 % menjawab ragu-ragu. Dari data yang terkumpul

2. Supervisor

Ketenaga listrikan

1 Mampu menyelesaiakan masalah tanpa harus ditangani oleh atasannya atau manger

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur;

Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif;

2. Mampu Sebagai penghubung antara staf dan manager 3.Mampu menyelesaikan pekerjaan yg belum terselesaikan hai sebelumnya.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

4.Memiliki pengetahuan untuk memahami pengaruh tindakan teknis yang diambil terhadap masyarakat dan lingkungannya.

3. Wirausahawan 1. Mampu berperan sebagai wirausahawan, dengan melakukan usaha yang dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha maupun pegawainya.

2. Memiliki pemahaman tentang nilai-nilai moral, tanggung-jawab secara professional.

3. Mampu berwirausaha dan mengelola usaha pekerjaan jasa listrik

(33)

26

diperoleh bahwa umumnya dosen setuju (83,3%) bahwa lulusan program D3 diharapkan mempunyai skill, sikap, kedisiplinan yang tinggi dan mental yang baik, hanya 16,7 % yang mmenjawab ragu-ragu. Untuk mahamahasiswa yang mengikuti program D3, terpacu untuk menyelesaikan studi tepat waktu sebahagian besar dosen menjawab setuju (66,6%) dan sisanya menjaawab sangan setuju (33,3%). Dalam hal pemenuhan kebutuhan praktik dari data yang masuk menyatakan (16,7 % ) sangat tidak setuju bahwa mahamahasiswa D3 dapat terpenuhi kebutuhan praktiknya, sekitar (33,3%) menjawab ragu-ragu dan sisanya sekitar (50%) menyatak setuju bahwa kebutuhan praktik mahamahasiswa terpenuhi. Apabila ditanya dasar dasar pembentukan program D3 adalah agar semua lulusan SMA/SMK yangg memiliki kemampuan intelektual dapat tertampung di perguruan, maka (16,7) menyatakan sangat tidak setuju, sekitar (33,3%) menjawab tidak setuju, 33,3 persen ragu-ragu dan hanya sekitar 16,7 yang mengatakan sangat tidak setuju. Tentang pernyataan apakah pelaksanaan program diploma 3 sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka masih ada dosen yang mengatakan tidak setuju (16,7%), ragu-ragu (33,3%), setuju (33,3%) dan sangt setuju (16,7%). Dengan demikian artinya bahwa program D3 sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat porsentase yang menjawab setuju sangat kecil. Hal ini artinya menurut pandangan dosen masih perlu ditingkatkan lagi baik mengenai kemampuan maupun keterampilan serta sikapnya. Selanjutnya pernyataan yang mengatakan bahwa Program diploma 3 diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran mahamahasiswa secara komprehensif dan optimal, maka (16,7%) dosen menjawab tidak setuju, (16,7%) menjawab rgu-ragu dan sekitar (66,67%) menjawab setuju. Artinya program D3 dipercaya masih dapat meningkatkan kemampuan penalaran mahamahasiswa secara menyeluruh dan optimal. Untuk mahamahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi masih

(34)

27

diperlukan pelayanan pendidikan yang sesuai. Hal ini dapat diliaht dari jawaban dosen (50%) setuju dan (50%) ragu-ragu. Mungkin bagi dosen yang menjawab ragu- ragu tidak tahu pelayanan yang seperti apa yang diperlukan untuk mahamahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Apakah pembentukan program D3 didasarkan pada kenyataan banyaknya mahasiswa lulusan SMA/SMK yang berminat masuk ke jalur D3, maka (66,7%) menjawab ragu-ragu dan (33,3%) yang menajwab setuju.

Artinya bahwa pembentukan program D3 bukan didasarkan karena banyak nya lulusan SMA/SMK, tetap kemungkianan disarkan pada kebutuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan program D3 diadakan guna memenuhi kebutuhan dunia kerja dan pemerintah, dan jawabannya sesuai, karena menurut padara dosen yang menjawab setuju dan sangat setuju kira-kira 63,7%, dan hanya 33,3% yang menjawab ragu- ragu. Mahasiswa program D3 diharapkan menjadi mahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang baik. Jawaban dari pernyataan di atas sebagaian besar dosen menjawab setuju dan sangat setuju (66,67%) dan hanya 33,3% yang menjawab ragu- ragu. Program D3 juga menurut semua dosen dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran mahasiswa secara komprehensif dan optimal. Selain itu semua dosen juga setuju bahwa untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi diperlukan pelayanan pendidikan yang sesuai.

Kesimpulan yang dapat diambil terhadap analisis hasil konteks dosen adalah secara umumnya hasil penelitian untuk kontek dosen dapat memenuhi didirkannya program D3, meskipun masih terdapat beberapa pemikiran yang berbeda.

B. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Input Untuk Dosen

Pada umumnya Dosen setuju (60%) bahwa jumlah SKS Program D3 sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, tetapi ada beberapa dosen yang menyatakan tidak

(35)

28

setuju (40%). Dosen 100 setuju apabila dalam memberikan kuliah dosen menggunakan modul perkuliahan yang dirancang sendiri. Deskripsi mata kuliah di prodi D3 sudah sesuai dengan tuntutan dunia indutri, untuk hal ini 60% menyatakan setuju, 20% menyatakan ragu-ragu tetapi masih ada 20% dosen yang menyatakan tidak setuju. Umumnya dosen menyatakan ragur-ragu (60%), bahwa soal UAS prodi D3 menuntut logika dan keterampilan berpikir tingkat tinggim dn 40% dosen menyatakan tidak setuju. Soal UAS selalu mgacu pada Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) dan sesuai dengan tujuan. Untuk halini 60%

menyatakan setuju dan 40% dosen masih menyatakan ragu-ragu. Pada umumnya dosen menyatakan setuju (60%), bahwa dalam praktik di Laboraotirum mahasiswa D3 dapat terpenuhi kebutuhan praktinya, tetapi masih ada dosen yang menjawab ragu-ragu 20% dan sangat tidak setuju 20%. Dosen sangat setuju (60%) dan setuju (40%), bahwa Ijazah S1 dan S2 linier. 60% dari dosen setuju bahwa isi matakuliah di prodi D3 lebih banyak praktik dari pada teori, tetapi masih ada yang ragu-ragu tentang hal tersebut (20%) dan bahkan ada yang menyatakan sangat tidak setuju ( 20%). Pemberian praktik dan teori di prodi D3 seimbang , sebagian besar dosen menyatakan setuju (60%), 20% tidak setuju dan 20% lagi menyatakan tidak setuju.

Dosen yang memberi kuliah di prodi D3 selalu menggunakan buku yang mutakhir, 60% menyatakan setuju, 20% menyatakan ragu-ragu dan 20% menyatakan tidak setuju. Pengampu matakuliah di D3, selalu melakukan penelitian dengan matakuliah yang diampunya, untukn hal ini 80% menyatkan ragu-ragu, dan 20% menyatakan tidak setuju. Ini artinya bahwa dosen jarang melakukan penelitian. Sebelum saya memberi kuliah di Program D3 , saya mengikuti pelatihan tentang kurikulum D3, hanya 40% yang menyatakan setuju dan sisanya 60% menyatakan ragu-ragu. Saya mengajar di prodi D3 memenuhi prasyarat sesuai dengan tuntutan undang-undang,

(36)

29

60% menyatakan sudah sesuai tetapi 40% dosen menyatakan ragu-ragu. Setahu saya mahasiswa prodi D3 lebih banyak siswa dari SMK dari pada siswa dari SMA, 60 % dosen menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut, 20% menyatakan ragu-ragu, tetapi 20% lagi menyatakan tidak setuju. Seluruh dosen menyatakan bahwa 100%

setuju bahwa mahasiswa yang masuk ke Prodi D3 lebih banyak yang melalui jalur mandiri bila dibandingkan jalur SBMPTN. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada dan artinya dosen memahami tentang cara menseleksi mahasiswa D3. Rangking mahasiswa D3 yang masuk jalur SMBPTN rangking yang rendah (tidak bagus), maka kalau ini terjadi 60% dosen ragu-ragu dan 40 % dosen tidak setuju. Ruang perkuliahan dilengkapi denga WIFI, 40 persen dosen setuju dan 60% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. LCD selalu tersedia di ruang kuliah, 80% dosen setuju dan 20% tidak setuju. Alat-alat untuk praktik tersedia dengan baik, untuk ini dosen menyatakan 60% ragu-ragu dan 40% tidak setuju. Bahan untuk praktik mahasiswa D3 selalu tersedia, 40% dosen menjawab ragu-ragu dan 60 % menjawab tidak setuju. Luas ruang kelass dan banyaknya jumlah mahasiswa sesuai, 60% ragu- ragu dan 40% tidak setuju. Stop kontak dan kebutuhan listrik untuk praktik memadai maka 40% dosen setuju, 40% menyatak tidak setuju dan 20% ragu.

Diruang laboratorium tersedia rak untuk menyimpan peralatan, 60 persen dosen tidak setuju dan 40 persen setuju. Dalam melakukan praktik saya selalu dibantu laboran, 60 persen myatakan dibantu dan 40 persen menyatakan tidak dibantu. Di ruang labs sirkulasi peralatan praktik berjalan dengan sangat baik, 60% menyatakan ragu-ragu dan 40 persen tidak setuju. Tersedia panduan praktik untuk mahasiswa 40% dosen menyatakan ragu-ragu dan sisanya 60% tidak setuju. Dalam laboraltorium tersdia K3 dengan baik, 40 dosen menyatakan ragu-ragu dan sisanya 60% tidak setuju. UAS dan UTS sesuai dengan tujuan perkuliahan, 60% menyatakan

(37)

30

sesuai tetapi ada 40% yang menyatakan ragu-ragu. Soal UAS selalu dalam pilihan ganda, 40 menjawab ragu-ragu, dan 60 persen menyatakan tidak setuju.

C. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Proses Untuk Dosen

Hasil analisis penelitian terhadap proses bagi dosen-dosen yang memberi kuliah dapat di sampaikan sebagai berikut :

Pada umumnya mahasiswa setuju bahwa pembagian beban kuliah dosen disampaikan jauh hari sebelum perkuliahan berlangsung, ini ditandai dengan yang menjawab ssetuju. Hanya ada sebagian dosen (40%) yang mengatakan tidak setuju.

Demikan pula halnya dengan tenaga dosen yang akan memberi kuliah di semester ini di atur jauh sebelm perkuliahan berlangsung, (60%) sangat setuju dan sisaanya (40)% tidak setuju. Berkenaan dengan prodi D3 selalu mengadakan rapat persiapan perkuliahan, sebagain dosen mengatakan sangat setuju (60%) dan sisanya (40%) mengatakan tidak setuju. Di sisi lain tentang Jadwal kuliah D3 untuk semester akan datang diinformasikan pada mahamahasiswa dan dosen jauh hari sebelum berkuliahan berlangsung umumnya sebagain dosen mengatakan sangat setuju (60%) dan sisanya (40%) mengatakan tidak setuju. Demikan halnya dengan materi kuliah yang akan diberikan, ditawarkan terlebihndahulu pada mahamahasiswa dijawab oleh sebagain dosen mengatakan sangat setuju (60%) dan sisanya (40%) mengatakan tidak setuju. Dilihat dari sisi SDM apakah prodi D3 memiliki dosen yang berasal dari dunia industri? Untuk hal ini 60% mengatakan ragu-ragu dan 40% tidak setuju.

Bila dilihat dari jawaban dosen di atas, maka dapat dikatakan bahwa dosen di D3 elektronika hampir dipastikan tidak ada yang berasal dari dunia industri.

Jadwal kuliah sering berubah-ubah, sebagaian besar dosen menajawab setuju (60%) dan sisanya (40%) menjawab sangan tidak setuju. Berkaitan awal perkuliahan awal semester selalu tepat waktu, 60% dosen menjawat ragu dan sisanya 40%

(38)

31

menjawab tidak setuju. Ini artinya dari sisi pandang dosen perkuliahan tidak tepat waktu. Jadwal kuliah diinformasikan pada dosen mahamahasiswa melalu web, untuk hal ini 60% dosen menjawab ragu dan sisanya 40% menjawab tidak setuju. Jadwal kuliah selalu ditempel melalui papan pengumuman agar diketahui mahamahasiswa maka 60% dosen mengatakan sangat setuju dan sisanya 40% mengatakan tidak setuju. Jumlah pertemuan perkuliahan selalu terpenuhi sesuai dengan SKS yang ditentuykan 60% dosen mengatakan sangat setuju dan sisanya 40% mengatakan tidak setuju. Untuk kehadiran dosen hadir dan pulang tepat waktu diruang perkuliahan, hasil kuesioner menyatakan (50%) setuju dan sisanya sangat setuju.

Artinya dosen hadir dan pulang tepat waktu. Diawal perkuliahnan dosen memberikan RPS yang telah direncanakan sebelumnya, umumnya jawaban dosen 40% tidak setuju, dan sisanya 60% setuju. Kalau dilihat dari hasil angket dosen dalam memberi perkulihan tidak mengikuti RPS yang dibuatnya, hal ini terlihat dari hasil kuesioner, dimana pemberin materi perkuliahan setiap masuk kelas, sesuai dengan RPS yang di buat dosen, hasilnya 60% dosen milih ragu-ragu dan sisanya setuju 40% setuju.

Dalam perkuliahan dosen berusaha menggunakan media pembalajaran, ini terlihat dari hasil kuesioner yaitu untuk memberi pemahaman pada mahamahasiswa, saya selalu menggunakan media pembelajaran, 60 % dosen memilih setuju, dan sisanya 40% memilih sangat setuju. Selanjutnya untuk kuesioner yang mengatakan untuk lebih memberikan pemahaman pada mahamahamahasiswa diusahakan memberikan tugas-tugas secara terartur dosen memilih 40% tidak setuju dan 60%

setuju. Artinya dosen tetap pada komitmen agar mahamahasiswa lebih pahama dan menguasai tentang materi yang diajarkan, memberikan tugas. Umumnya dosen mengembalikan tugas tugas mahamahasiswa. Hal ini terlihat dari hasil kuesioner

(39)

32

berikut ini. Tugas-tugas mahamahasiswa setelah diperiksa selalu dikembalikan, maka 60% menyatakan setuju dan 40% lagi memilih sangat setuju. Setelah diperikasa UAS dan UTS selalu dikembalikan seluruh dosen memilih setuju (100%).

Dalam rangka meningkatkan kualitas saya selalu menggunakan buku mutakhir/terbaru (60%) dosen meilih ragu-ragu dan sisanya 40% memilih setuju.

Dosen selalu melayani mahasiswa yang ingin konsultasi skirpsi mupun lainnya yang berkenaan dengan perkuliahan, maka (60%) dosen milih ragu-ragu dan sisanya memilih setuju (40%). Ini artinya masih perlu penyadaran dan peningkatn pelayanan mahasiswa oleh dosen. Dosen selalu membalas SMS/WA mahasiswa yang berkeitan dengan tugas perkuliahan, 40% dosen memilih setuju dan 60 % menyatakan sangat setuju. Di sini komunikasi lewat media social tidak menjadi masalah untuk dosen- dosen. Bila ada permasalahan dengan mahamahasiswa yang berkaitan dengan kegiatan akademik, dosen selal au memberikan jalan keluar, seluruh dosen (100%) menyatakan setuju. Dosen menyadiakan waktu yang teratur untuk konsultasi mahamahasiswa 100% dosen menyatakan setuju. Tersidia fasilitas untuk seminar mahamahasiswa 100% dosen menyatakan setuju. Seminar mahamahasiswa terkait dengan peneyelsaian studi di adakan tepat waktu, 100% dosen setuju. Dalam seminar selalu diberikan solusi terbaik untuk mahamahasiswa, 33% dosen menyatakan tidak setuju, sisanya 50% memilih ragu ragu dan hanya 17% yang menyatakan setuju.

Artinya kebanyakan dosen tidak memberikan solusi untuk mahamahasiswa pada saat seminar. Penunjukkan dosen penguji tugas akhir dan pembimbing tugas akhir sesuai bidang ke ahlian dosen 40% dosen menyatakan tidak setuju dan 60% dosen menyatakan ragu-ragu. Ini sangat penting diperhatikan, kerena kalau melihat dari hasil kuesioner pemilihan dosen penguji tidak mempertimbangkan bidang keahlian.

Ujian akhir selalu tertulis 60% dosen memilih ragu-rgu dan sisanya (40%) memilih

(40)

33

setuju. Dosen jarang memberikan ujian akhir secara lisan 60% dosen menyatakan ragu-rgu dan sisanya (40%) menyaatakan setuju. UAS di prodi D3 kebanyak teori 40% dosen menyatakan tidak setuju dan 60% dosen ragu-ragu. Hal ini berarti sudah sesuai bahwa untuk D3 lebih banyak kemampuan praktiknya dibanding teori, sehingga kalau UAS lebih kearah praktik berarti sudah sesuai. Hal tersebut sejalan dengan hasil kusioner terakhir, dimana UAS praktik dilakukang sesuai kebutuhan 100% dosen menyatakan setuju.

Dari paparan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis penelitian terhadap proses dosen berdasarkan hasil yang telah dijelaskan dapat diketahui bahwa proses pengajaran dalam program D3 elektronika sebahagian besar dapat dikatakan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

D. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Kontek Untuk Mahasiswa

Dari hasil analis data penelitian yang berhasil dikumpulkan mengatakan mahasiswa sangat setuju (66,7 %) program D3 diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual rendah dibanding program S1, dan sekitar (33,3) mengatakan setuju. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh mahasiswa sepakat bahwa kemampuan intelektual mahamahasiswa program D3 berada dibawah kemampuan intelektrual program S1. Disisi lain para mahasiswa yang mengatakan sangat setuju (16,7%) bahawa program diploma 3 adalah pendidikan vokasi yang dilaksanakan berbeda dengan program S1, tetapi ada jug yang mengatakan setuju (16,7) sisanya sikitar (66,67%) menjawab ragu-ragu. Dari data yang terkumpul diperoleh bahwa umumnya mahasiswa setuju (83,3%) bahwa lulusan program D3 diharapkan mempunyai skill, sikap, kedisiplinan yang tinggi dan mental yang baik, hanya 16,7% yang menjawab ragu-ragu. Untuk mahasiswa yang mengikuti program D3, terpacu untuk menyelesaikan studi tepat waktu sebahagian

(41)

34

besar mahasiswa menjawab ragu-ragu (66,6%) dan sisanya menjawab setuju (33,3%).

Dalam hal pemenuhan kebutuhan praktik dari data yang masuk menyatakan (33,3%) sangat setuju bahwa mahamahasiswa D3 dapat terpenuhi kebutuhan praktiknya, sekitar (66,7%) menjawab setuju. Apabila ditanya dasar dasar pembentukan program D3 adalah agar semua lulusan SMA/SMK yangg memiliki kemampuan intelektual dapat tertampung di perguruan, maka (16,7) menyatakan sangat tidak setuju, sekitar (33,3%) menjawab ragu-ragu setuju, dan 50% setuju. Tentang pernyataan apakah pelaksanaan program diploma 3 sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka masih ada mahasiswa yang mengatakan tidak setuju (16,7%), ragu-ragu (33,3%), setuju (33,3%) dan sangat setuju (16,7%). Dengan demikian artinya bahwa program D3 sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat porsentase yang menjawab setuju sangat kecil. Hal ini artinya menurut pandangan mahasiswa masih perlu ditingkatkan lagi baik mengenai kemampuan maupun keterampilan serta sikapnya. Selanjutnya pernyataan yang mengatakan bahwa Program Diploma 3 diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran mahamahasiswa secara komprehensif dan optimal, maka (16,7%) mahasiswa menjawab tidak setuju, (16,7%), (33,3%) menjawab ragu-ragu, 33,3% menjawab setuju dan sekitar 16,7%

menjawab sangat setuju. Artinya program D3 dipercaya masih dapat meningkatkan kemampuan penalaran mahamahasiswa secara menyeluruh dan optimal. Untuk mahamahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi masih diperlukan pelayanan pendidikan yang sesuai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban mahasiswa (66,7%) setuju dan (16,7%) ragu-ragu serta 16,7 perwen tidak setuju. Mungkin bagi mahasiswa yang menjawab ragu-ragu tidak tahu pelayanan yang seperti apa yang diperlukan untuk mahamahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi. Apakah pembentukan program D3 didasarkan pada kenyataan banyaknya mahasiswa lulusan

(42)

35

SMA/SMK yang berminat masuk ke jalur D3, maka (66,7%) menjawab ragu-ragu dan (33,3%) yang menajwab setuju. Artinya bahwa pembentukan program D3 bukan didasarkan karena banyak nya lulusan SMA/SMK, tetap kemungkianan disarkan pada kebutuhan. Mahasiswa program D3 diharapkan menjadi mahamahasiswa yang memiliki prestasi akademik yang baik. Jawaban dari pernyataan di atas sebagaian besar mahasiswa menjawab setuju dan sangat setuju (66,67%) dan hanya 33,3%

yang menjawab ragu-ragu. Program D3 juga menurut semua mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran mahasiswa secara komprehensif dan optimal. Selain itu mahasiswa juga setuju dan sangat setuju (66,7%) bahwa untuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan tinggi diperlukan pelayanan pendidikan yang sesuai, dan hanya 33,3% yang menyatakan ragu-ragu.

Kesimpulan yang dapat diambil terhadap analisis hasil konteks mahasiswa adalah secara umumnya hasil penelitian untuk konteks mahasiswa dapat memenuhi didirikannya program D3, meskipun masih terdapat beberapa pemikiran yang berbeda.1

E. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Input Untuk Mahasiswa

Pada umumnya Mahasiswa setuju (100%) bahwa jumlah SKS Program D3 sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum. Mahasiswa 100 setuju apabila dalam memberikan kuliah dosen menggunakan modul perkuliahan yang dirancang sendiri.

Deskripsi mata kuliah di prodi D3 sudah sesuai dengan tuntutan dunia indutri, untuk hal ini 60% menyatakan setuju, 40% menyatakan ragu-ragu. Umumnya mahasiswa menyatakan ragur-ragu (60%), bahwa soal UAS prodi D3 menuntut logika dan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan 40% mahasiswa menyatakan tidak setuju.

Soal UAS selalu mgacu pada Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester

1 Lihat lampiran 1

(43)

36

(RPKPS) dan sesuai dengan tujuan. Untuk hal ini 80% menyatakan ragu-ragu, dan 20% mahasiswa masih menyatakan setuju. Pada umumnya mahasiswa menyatakan setuju (80%), bahwa dalam praktik di Laboraotirum mahasiswa D3 dapat terpenuhi kebutuhan praktinya, tetapi masih ada mahasiswa yang menjawab ragu-ragu 20%.

Mahasiswa sangat setuju (60%) dan setuju (40%), bahwa Ijazah S1 dan S2 linier untuk dosen harus linier. 100% dari mahasiswa setuju bahwa isi matakuliah di prodi D3 lebih banyak praktik dari pada teori. Pemberian praktik dan teori di prodi D3 seimbang , sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak setuju (60%), 20% setuju dan 20% lagi menyatakan ragu. Mahasiswa yang memberi kuliah di prodi D3 selalu menggunakan buku yang mutakhir, 40% menyatakan setuju, 40% menyatakan ragu- ragu dan 20% menyatakan tidak setuju. Pengampu matakuliah di D3, selalu melakukan penelitian dengan matakuliah yang diampunya, untuk hal ini 80%

menyatkan ragu-ragu, dan 20% menyatakan tidak setuju. Ini artinya bahwa dosen jarang melakukan penelitian. Sebelum saya memberi kuliah di Program D3 , saya mengikuti pelatihan tentang kurikulum D3, hanya 40% yang menyatakan setuju dan sisanya 60% menyatakan ragu-ragu. Saya mengajar di prodi D3 memenuhi prasyarat sesuai dengan tuntutan undang-undang, 60% menyatakan sudah sesuai tetapi 40%

mahasiswa menyatakan ragu-ragu. Setahu saya mahasiswa prodi D3 lebih banyak siswa dari SMK dari pada siswa dari SMA, 80 % mahasiswa menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, 20% menyatakan ragu-ragu. Seluruh mahasiswa menyatakan bahwa 60 tidak setuju bahwa mahasiswa yang masuk ke Prodi D3 lebih banyak yang melalui jalur mandiri bila dibandingkan jalur SBMPTN, sisanya 40%

setuju. Rangking mahasiswa D3 yang masuk jalur SMBPTN rangking yang rendah (tidak bagus), maka kalau ini terjadi 60% mahasiswa ragu-ragu dan 40 % mahasiswa tidak setuju. Ruang perkuliahan dilengkapi denga WIFI, 80 persen mahasiswa setuju

(44)

37

dan 20% menjawab tidak setuju. LCD selalu tersedia di ruang kuliah, 100%

mahasiswa setuju. Alat-alat untuk praktik tersedia dengan baik, untuk ini mahasiswa menyatakan 40% ragu-ragu dan 60% setuju. Bahan untuk praktik mahasiswa D3 selalu tersedia, 60% mahasiswa menjawab setuju dan 40 % menjawab tidak setuju.

Luas ruang kelas dan banyaknya jumlah mahasiswa sesuai, 80 % setuju dan 20%

tidak setuju. Stop kontak dan kebutuhan listrik untuk praktik memadai maka 20%

mahasiswa setuju, 60% menyatak tidak setuju dan 20% ragu-ragu. Diruang laboratorium tersedia rak untuk menyimpan peralatan, 60 persen mahasiswa tidak setuju dan 20 persen setuju, dan sisanya ragu-ragu. Dalam melakukan praktik saya selalu dibantu laboran, 80 persen myatakan dibantu dan 20 persen menyatakan tidak dibantu. Di ruang labs sirkulasi peralatan praktik berjalan dengan sangat baik, 20%

menyatakan ragu-ragu dan 20 persen tidak setuju, sisanya 60 % setuju. Tersedia panduan prktik untuk mahasiswwa 100 % mahasiswa menyatakan setuju. Dalam laboratorium tersdia K3 dengan baik, 40 % mahasiswa menyatakan ragu-ragu dan sisanya 60% tidak setuju. Uas dan UTS sesuai dengan tujuan perkuliahan, 60%

menyatakan sesuai tetapi ada 40% yang menyatakan ragu-ragu. Soal UAS selalu dalam pilihan ganda, 40 menjawab ragu-ragu, dan 60% menyatakan tidak setuju.

F. Analisis Hasil Penelitian Instrumen Pengukur Proses Untuk Mahasiswa

Dalam analisis hasil penelitian ini akan di sajikan analisis data secara umum, yaitu analisis berdasarkan jawaban kuesioner yang dipilih paling banyak oleh mahasiswa yang dijadikan responden dalam peneltian ini.

Adapun analisis hasil penelitian proses untuk mahasiswa adalah sebagai berikut: pada umumnya mahasiswa menyatakan setuju (50%) bahwa pembagian beban kuliah dosen disampaikan jauh hari sebelum perkuliahan berlangsung dan sangat setuju (16,7%) sisanya menyatakan ragu-ragu (33,3%). Mahaiswa setuju

Gambar

Gambar 1-1. Jenjang KKNI
Tabel 2.2  Capaian Pembelajaran Aspek Sikap dan Tata Nilai
Gambar 4.3. Susunan Kurikulum D3 Tahun 2016  (Usulan Baru Hasil Evaluasi)
Tabel 4.1. Data calon mahasiswa D3 Elektronika 3 tahun*
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari diskusi yang dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah Freier Vortrag I dan mahasiswa sebagai kolabolator, tindakan pertama yang akan dilakukan dalam siklus

Interval = = 0,8.. Dengan hasil ini berarti bahwa secara garis besar mahasiswa merasa puas dan sesuai dengan harapan mengenai kepemimpinan transformasional dosen

Adapun mengenai pembagian hasil yang melibatkan pondok dengan usaha personal yang permodalan, pengadaan barang dan operasional usaha yang dilakukan secara perorangan

Informan 1 merupakan dosen kendala utama dalam penyelesaian skripsi adalah faktor intern dari diri mahasiswa dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan kuliah sambil

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; Bagi Dosen mata kuliah IPA, mengetahui gaya belajar mahasiswa dan adanya motivasi berprestasi dalam kegiatan pembelajaran IPA

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; Bagi Dosen mata kuliah IPA, mengetahui gaya belajar mahasiswa dan adanya motivasi berprestasi dalam kegiatan pembelajaran

* Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa dan dosen lulusan Teknik Arsitektur Perumahan Jenjang D3 FPTK UPI, pelaksanaan tugas pada mata kuliah Studio III dilakukan

Berdasarkan tabel diatas, ternyata semua mahasiswa yaitu 50 mahasiswa (100%) mengatakan bahwa mereka pernah ditanya. Kategori ini termasuk dalam kategori tinggi sekali. Tidak