LAPORAN HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM KIMIA IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM DAN BASA
(MENGGUNAKAN KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR UNIVERSAL)
GURU PEMBIMBING : Hadi, S.Pd
KELOMPOK : 1 (Satu)
KETUA KELOMPOK : Rida Anjani (23)
ANGGOTA : Antonius Lieputra Junior (04)
Intan Yuniarti (14)
Novi Diva Ayuandri (18)
Sandly (26)
SMA NEGERI 7 SINGKAWANG
TAHUN AJARAN 2024/2025
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas penyertaan dan bimbingan- Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat pada waktunya. Laporan ini berisi tentang hasil praktikum tentang “IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM DAN BASA (MENGGUNAKAN KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR UNIVERSAL)”, laporan ini pun berguna bagi kami sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai tugas. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Kami sangat berharap kiranya laporan ini dapat berguna sebagai sumbangan informasi.
Bagak Sahwa, 07 September 2024
Kelompok 1
Daftar Isi
Kata pengantar...ii
Daftar Isi...iii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar belakang masalah...1
B. Rumusan masalah...1
C. Tujuan Pengamatan...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...2
D. Landasan Materi...2
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN...4
A. Uji Sifat Larutan dengan Kertas Lakmus...4
B. Mengukur pH larutan menggunakan indikator universal...6
BAB IV KESIMPULAN...8
A. Kesimpulan...8
DAFTAR PUSTAKA...9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Asam adalah zat kimia yang cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) saat dilarutkan dalam air. Sifat khas asam termasuk rasa asam, kemampuan untuk merusak logam, dan memisahkan warna biru dari kertas lakmus menjadi merah.
Basa adalah zat yang cenderung menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Basa sering kali memiliki rasa pahit, merasa licin saat disentuh, dan dapat mengubah warna kertas lakmus dari merah menjadi biru.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah digambarkan, rumusan masalah dalam pengamatan ini adalah mengamati dan mengelompokkan larutan yang diuji dengan menggunakan kertas lakmus dan indikator universal.
C. Tujuan Pengamatan
- Mengidentifikasi pH yang dikandung beberapa larutan yang akan diuji.
- Mengidentifikasi sifat asam dan basa suatu larutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Landasan Materi
Asam adalah zat kimia yang cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) saat dilarutkan dalam air. Sifat khas asam termasuk rasa asam, kemampuan untuk merusak logam, dan memisahkan warna biru dari kertas lakmus menjadi merah.
Beberapa contoh asam meliputi asam klorida (HCl) dalam lambung kita, serta asam sitrat dalam berbagai buah. Basa, di sisi lain, adalah zat yang cenderung
menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Basa sering kali memiliki rasa pahit, merasa licin saat disentuh, dan dapat mengubah warna kertas lakmus dari merah menjadi biru. Contoh basa termasuk natrium hidroksida (NaOH) dan amonia (NH3).
Berikut 3 Teori Asam dan Basa menurut parah ahli:
1. Teori Arrhenius
Svante August Arrhenius adalah seorang ilmuwan asal Swedia yang telah berhasil mengemukakan teori asam dan basa pada tahun 1884. Teori asam basa yang dikemukakan oleh Arrhenius ini sangat memuaskan sehingga masih dapat diterima hingga saat ini.
Menurut Arrhenius, asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+), sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-). Dalam teori ini, ion hidrogen (H+) adalah pembawa sifat asam dan ion hidroksida (OH-) sebagai pembawa sifat basa.Contoh asam menurut Arrhenius adalah senyawa HCl yang apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi menjadi:
HCl(g) + H2O(l) → Cl-(aq) + H3O+(aq)
Dalam reaksi di atas, HCl melepaskan H+ ke air sehingga menghasilkan ion hidronium (H3O+).Adapun contoh basa menurut teori asam basa Arrhenius adalah senyawa NaOH yang apabila dilarutkan dengan air akan terionisasi menjadi:
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
2. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Tahun 1923, seorang ahli dari Denmark bernama Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry dari Inggris mengajukan konsep tentang asam basa secara terpisah, tapi dalam waktu bersamaan. Konsep ini kemudian dikenal dengan teori asam basa Bronsted Lowry.
Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H+).
Menurut teori asam basa Bronsted Lowry, asam adalah zat yang cenderung
mendonorkan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang cenderung menerima ion H+ dari zat lain. Dua ilmuwan ini juga mencetuskan teori asam basa konjugasi. Asam konjugasi adalah basa yang menerima ion H+, sedangkan basa konjugasi adalah asam yang telah
mendonorkan atau melepaskan ion H+. Sebagai contoh, ketika asam asetat (CH3COOH) dilarutkan dalam air, maka akan terjadi reaksi berikut ini.
Berdasarkan reaksi di atas, CH3COOH adalah asam karena dapat memberikan ion H+
kepada H2O. Sementara CH3COO- adalah basa karena menerima ion H+. Basa tersebut adalah basa konjugasi. Sementara H3O+ adalah asam konjugasi karena kelebihan ion H+
dibandingkan zat asalnya, yaitu H2O. Pasangan CH3COOH dan CH3COO- disebut pasangan asam basa konjugasi. Dalam teori asam basa Bronsted Lowry, ada kondisi dan reaksi tertentu di mana suatu senyawa dapat berperan sebagai basa meskipun tidak mengandung OH-, sedangkan dalam reaksi lainnya senyawa tersebut berperan sebagai basa. Senyawa yang memiliki sifat amfiprotik dan berperan sebagai amfoter.
3. Teori Asam Basa Lewis
Meskipun teori asam basa sudah dijelaskan dengan cukup luas oleh Bronsted dan Lowry, tetapi teori ini tidak mampu menjelaskan zat-zat yang tidak mengandung atom hidrogen dan bersifat asam. Oleh karena itu, pada tahun 1932, Gilbert N. Lewis, seorang kimiawan asal Amerika Serikat mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibandingkan dua teori sebelumnya yang kemudian dikenal dengan teori asam basa Lewis. Menurut Lewis, asam basa adalah reaksi yang berkaitan dengan proses serah terima (transfer) elektron.
Asam menurut Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron dari zat lain,
sedangkan basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron bebas dan mampu mendonorkannya ke zat lain.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Uji Sifat Larutan dengan Kertas Lakmus
a. Alat dan Bahan
Alat : Pipet tetes, Gelas kimia, dan Plat tetes.
Bahan : Akuadest, larutan HCl, Ca(OH)2, H2SO4, H2C2O4 , Lakmus merah dan biru, obat maag, air gula, shampo, dan sprite.
b. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Letakkan kertas lakmus merah dan lakmus biru pada hole plat tetes.
3. Tetesi kertas lakmus merah dan lakmus biru dengan larutan yang diuji hingga kertas lakmus basah.
4. Amati perubahan warna kertas lakmus.
5. Catat hasil pengamatan kalian ke dalam tabel yang telah disediakan.
6. Lakukan prosuder yang sama untuk semua larutan yang akan diuji.
c. Tabel Hasil Pengamatan No
. Larutan yang
diuji Rumus
Kimia Warna Lakmus Sifat Larutan Merah Biru Asam Basa Netral
1 Asam Klorida HCl Merah Merah
2 Kalsium
Hidroksida Ca(OH)2 Biru Biru
3 Asam Sulfat H2SO4 Merah Merah 4 Asam Oksalat H2C2O4 Merah Merah
5 Obat Maag Mg(OH)2 Biru Biru
6 Shampoo Merah Merah
7 Air Gula C6H12O6 Merah Biru
8 Sprite H2CO3 Merah Merah
d. Pembahasan
1) Pembahasan Alat
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang ulang (Purwanti, 2009).
Berikut penjelasan fungsi dari masing – masing alat yang digunakan : a) Pipet tetes, Fungsi pipet tetes sebagai saluran tunggal yang biasa
digunakan di laboratorium biologi dan kimia untuk memindahkan cairan
dengan volume kecil, dan merupakan alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya ke wadah lain dalam jarak tertentu. Desain pipet sepenuhnya sesuai dengan prinsip ergonomis, dan ditandai dengan pembongkaran dan perawatan yang mudah. Pipet dapat diaplikasikan pada cairan seperti cairan dengan viskositas tinggi, cairan bertekanan uap tinggi, dan cairan berbusa (Mardatila, 2021).
b) Gelas kimia, fungsi gelas kimia yaitu Mengukur volume larutan kimia yang membutuhkan ketelitian tinggi, Digunakan untuk membuat atau
mencampur berbagai larutan kimia, Sebagai wadah untuk menyimpan larutan kimia, Untuk memanaskan larutan kimia, hanya untuk gelas kimia dari kaca borosilikat, Digunakan untuk percobaan titrasi, mencampur larutan untuk menghasilkan hasil larutan, Analisis spektral gamma dan eksperimen, khusus gelas jenis plastik.
c) Plat tetes, Fungsi Plat tetes adalah sebagai penguji keasaman suatu larutan atau mereaksikan larutan . Plat tetes terbuat dari bahan porselen dan umumnya tersedia dalam jumlan 6, 12 dan 16 lubang tetes.
2) Pembahasan bahan
Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk keperluan praktikum di
laboratorium pendidikan, penelitian, foreksik, pangan, dan sebagainya juga membuktikan bahwa bahan - bahan kimia memainkan peranan penting dalam kehidupan.
a) Akuades, Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat- zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium. Akuades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari zat
pengotor (Petrucci, 2008).
b) Hidrogen Klorida, Hidrogen klorida adalah gas tak berwarna tapi berbau menyengat. Gas ini mengembun pada suhu -85 °C (-121 °F) dan dapat membeku pada suhu -114 °C (-173 °F). Gas ini sangat mudah larut dalam air, yakni pada suhu 20 °C (68 °F). Air dapat melarutkan HCl 477 kali volume hidrogen klorida.
c) Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat.
d) Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral anorganik yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
e) Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat merupakan
asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat dari pada asam asetat.
f) Magnesium Hidroksida adalah antasida yang digunakan bersama-sama dengan Aluminium Hidroksida untuk menetralisir asam lambung. Hal ini mengingat dari karakteristik Magnesium Hidroksida itu sendiri yang larut dalam asam encer. Di dalam tubuh manusia, kelenjar lambung setiap harinya memproduksi cairan lambung yang bersifat asam. Cairan ini mengandung HCl dengan konsentrasi sekitar 0,03 M, hal ini menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebabkan penyakit tukak lambung atau maag.
g) sampo didefinisikan sebagai yaitu sediaan yang
mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai.
h) Glukosa dapat disebut sebagai aldoheksosa dan juga dekstrosa. Glukosa merupakan monomer dari banyak senyawa yang lebih besar seperti karbohidrat, pati, dan selulosa. Di bumi, glukosa merupakan senyawa organik yang paling melimpah.
i) Asam karbonat adalah senyawa yang mengandung karbon dengan rumus kimia H 2 CO 3 . Larutan karbon dioksida dalam air mengandung sedikit senyawa ini. Rumus kimianya juga dapat ditulis sebagai OC(OH) 2 karena terdapat satu ikatan rangkap karbon-oksigen dalam senyawa ini. Asam karbonat sering digambarkan sebagai asam pernapasan karena merupakan satu-satunya asam yang dihembuskan dalam bentuk gas oleh paru-paru manusia. Asam karbonat merupakan asam lemah dan membentuk garam karbonat dan bikarbonat. H 2 CO 3 dapat melarutkan batu kapur sehingga terbentuklah kalsium bikarbonat (Ca(HCO 3 ) 2 . Hal inilah yang menjadi penyebab banyaknya ciri-ciri batu kapur, seperti stalagmit dan stalaktit.
B. Mengukur pH larutan menggunakan indikator universal a. Alat dan Bahan
Alat : Gelas kimia
Bahan : Larutan HCl, Ca(OH)2, H2SO4, H2C2O4, dan indikator universal
b. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan larutan yang akan digunakan.
2. Celupkan indikator universal ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya hingga basah.
3. Bandingkan warnanya pada peta warna yang ada di wadah indikator.
4. Catat nilai pH-nya ke dalam tabel yang telah disediakan.
5. Lakukan prosedur yang sama untuk semua larutan yang akan diukur pH- nya.
c. Tabel Hasil pengamatan
No Larutan yang akan diuji Rumus Kimia pH [H+] [OH-]
1 Asam Klorida HCl 0
2 Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 10
3 Asam Sulfat H2SO4 0
4 Asam Oksalat H2C2O4 0
d. Pembahasan
1) Pembahasan Alat
a) Gelas kimia, Gelas kimia, fungsi gelas kimia yaitu Mengukur volume larutan kimia yang membutuhkan ketelitian tinggi, Digunakan untuk membuat atau mencampur berbagai larutan kimia, Sebagai wadah untuk menyimpan larutan kimia, Untuk memanaskan larutan kimia, hanya untuk gelas kimia dari kaca borosilikat, Digunakan untuk percobaan titrasi, mencampur larutan untuk menghasilkan hasil larutan, Analisis spektral gamma dan eksperimen, khusus gelas jenis plastik.
2) Pembahasan Bahan
a) Hidrogen Klorida, Hidrogen klorida adalah gas tak berwarna tapi berbau menyengat. Gas ini mengembun pada suhu -85 °C (-121 °F) dan dapat membeku pada suhu -114 °C (-173 °F). Gas ini sangat mudah larut dalam air, yakni pada suhu 20 °C (68 °F). Air dapat melarutkan HCl 477 kali volume hidrogen klorida.
b) Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat.
c) Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral anorganik yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
d) Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat dari pada asam asetat.
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Suatu larutan dikatakan asam jika larutan tersebut dapat merubah warna
lakmusbiru menjadi merah. Sedangkan suatu larutan dikatakan basa jika larutan tersebut dapatmerubah warna lakmus merah menjadi biru.Larutan yang bersifat asam memiliki pH antara 0-6. Larutan yang bersifat basamemiliki pH 8-14. Dan larutan yang memiliki pH 7 bersifat netral.Asam lemah dan basa lemah memiliki Ka dan Kb yaitu tetapan
kesetimbangan asam lemah dan tetapan kesetimbangan basa lemah.
Zat asam merupakan senyawa kimia yang menghasilkan ion H+ dalam reaksinya.
Semakin tinggi ion H+ maka semakin asam senyawa trsbt . Memiliki sifat korosif dengan PH sekitar 0,1 sampai 6,9. Larutan asam dapat memerahkan kertas lakmus
yang berwarna biru. Sedangkan zat basa merupakan senyawa kimia yg dpt menghasilkn ion H- dalam reaksinya. Semakin tinggi ion H- maka semakin basa senyawa trsbt memiliki pH sekitar 7,1 smpai 10. Larutan basa dpat membirukan kertas lakmus
yg berwarna merah.