• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KASUS KEMUNING

N/A
N/A
Moh Leonardo Davinci

Academic year: 2023

Membagikan " LAPORAN KASUS KEMUNING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS RUANG KEMUNING Syifaa Martina Helmalia

2350321113

Rumah Sakit Tanggal : Nilai Tanggal : Nilai Rata-rata

TK II.

DUSTIRA CIMAHI

Paraf CI & Stampel Paraf Dosen

A. Pengkajian 1. Biodata

a. Nama : Ny. N

b. Usia : 40 tahun

c. Alamat : Kp. Tegal Kawung , Cimahi Utama , Cimahi d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Pendidikan : SLTA

f. Agama : Islam

g. Suku Bangsa : Sunda/Indonesia h. Ruang Rawat : Ruang Kemuning i. Tanggal masuk dirawat : 03 Oktober 2023 j. Tanggal pengkajian : 04 Oktober 2023

k. No. RM : 00739175

l. Diagnosa Medis : Thypoid Fever B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

a. Saat masuk rumah sakit : Pasien mengeluh Demam

b. Saat pengkajian : Pasien mengeluh demam, nyeri kepala, mual, dan nyeri ulu hati.

2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)

Pasien mengatakan demam, nyeri kepala, mual dan nyeri ulu hati. Demam dirasakan sejak dua minggu yang lalu. Demam dirasakan menggigil terutama pada sore hingga malam hari. Demam akan mereda jika malam berganti pagi.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pasien menggatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang memiliki riwayat penyakit yang sama.

C. Pengkajian Fisik 1. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis, GCS : 15

2. Orientasi : Baik, Pasien mampu menjawab dengan benar pertanyaan waktu dan tempat yang diajukan pemeriksa.

(2)

3. Tanda-tanda Vital

a. Denyut Nadi : 92x/menit

b. Suhu : 38.0◦C

c. Respirasi : 24x/menit d. Tekanan Darah : 110/90 mmHg

e. Spo2 : 95

Pemeriksaan Fisik 1. Kepala

Inspeksi : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak terdapat lesi dan edema, tidak terdapat benjolan. Bentuk kepala normal, rambut berwarna hitam, sebaran rambut merata.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.

2. Mata

Inspeksi : Bentuk mata simeteris, konjungtiva anemis, sklera ikterik (putih), pupil isokor, tidak mengalami pitosis, bola mata dapat bergerak ke segala arah, lapang pandang baik pasien mampu menyebutkan objek yang ditunjuk.

Palpasi : Tidak terdapat edema pada kelopak mata.

3. Hidung

Inspelsi : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat perdarahan dan peradangan

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema, fungsi penciuman baik

4. Mulut

Inspeksi : Fungsi bbicara normal, mukosa bibir kering, tidak terdapat gigi palsu, tidak terdapat luka, tidak terdapat sariawan, dan tidak terdapat nyeri saat menelan 5. Telinga

Inspeksi : Telinga kanan dan kiri simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat serumen, tidak ada nyeri tekan pada bagian belakang telinga (mastoideus), tidak terdapat benjolan. Klien mampu mendengar dengan jelas.

6. Leher

Inspeksi : Bentuk leher simeriis, tidak terdapat massa, tidak terdapat luka, tidak terdapat perubahan warna kulit leher

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan 7. Dada

Inspeksi : Bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris, irama nafas regular

Auskultasi : Suara nafas normal, suara nnafas terdengar tympani (normal), tidak terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung terdengar lup-dup, tidak terdengar jantung tambahan

Palpasi : Tidak terdapa nyeri, denyut jantung teraba kuat, CRT <2detik Perkusi : Suara perkusi sonor diarea lapang paru

8. Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema Auskultasi : Suara bising usus terdengar 5x/menit

9. Ekstremitas Atas

(3)

Inspeksi : Bentuk kedua tangan simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat bekas luka, kekuatan otot kanan/kiri 4/5 . pada tangan kanan terpasang infus

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, CRT <2detik. Turgor kulit baik.

10. Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Bentuk kedua kaki simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat bekas luka, kekuatan otot kanan/kiri 5/5 .

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, CRT <2detik, turgor kulit baik, warna kulit gelap

D. Data Biologis

Pola Kehidupan Sehari-hari

Pola Kehidupan Sehari-hari Sebelum Sakit Sesudah Sakit Intake Nutrisi

1. Frekuensi 2. Jenis

3x1 1 porsi Padat/ Nasi

3x1 1/2porsi Lunak/bubur Intake Cairan

1. Frekuensi 2. Jenis

7-8gelas Air putih, the

5-6gelas Air putih Eliminasi Fecal

1. Frekuensi 2. Konsistensi

2x1 Normal

Belum BAB sejak dirawat -

Eliminasi Urine 1. Frekuensi

2. Warna 4-5x/hari

Kuning pucat 2-3x/hari

Kuning Istirahat Tidur

1. Kualitas 6-8jam 4-5jam

Personal Hygiene 1. Mandi 2. Keramas 3. Gosok Gigi

2x1 1x1 2x1

Belum Mandi Belum Keramas

1x Pola Aktivitas

1. Olahraga 2. Rekreasi

1x dalam seminggu 1x dalam satu bulan

Tidak terkaji Tidak Terkaji

E. Data Psikologis 1. Status Emosi

a. Perasaan hari ini :

Klien merasa senang karena akan mendapat ilmu baru mengenai terapi untuk penanganan demam yang membuatnya tidak nyaman

b. Ekspresi emosi : (stabil)

Stabil, klien mampu berkomunikasi dengan efektif.

c. Afek : (datar/tumpul/labil/tidak sesuai) Sesuai dengan stimulus yang diberikan 2. Konsep Diri

(4)

a. Gambaran diri

Klien mengatakan senang dan puas dengan bentuk anggota tubuhnya, klien bersyukur kepada tuhan karena semua anggota tubuhnya lenggkap

b. Identitas

Klien bersyukur diciptakan tuhan sebagai Perempuan dan ia bangga pada dirinya c. Peran

Klien berperan sebagai seorang ibu dan istri dalam keluarganya d. Ideal diri

Klien sebagai ibu mampu menjalani peran ibu dengan baik untuk membantu dan membimbing anak-anaknya, klien sebagai istri berperan baik untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya

e. Harga diri

Klien merasa diperhatikan dan ingin terhindar dari penyakit F. Data Spiritual

1. Nilai dan Keyakinan :

Klien beragama Islam, maka dari itu klien meyakini nilai-nilai sesuai dengan keyakinannya.

2. Kegiatan Ibadah :

Klien melakukan kegiatan ibadah wajib sesuai dengan ajaran.

3. Hambatan/ Kesulitan Dalam Kegiatan Spiritual :

Klien tidak memiliki hambatan dalam kegiatan spiritual 4. Data Pengetahuan

Klien mengetahui tentang penyakitnya. Dan klien mengetahui beberapa cara untuk mengatasi demam dan bagaimana pengobatannya. Namun, demam yang begitu drastis klien membutuhkan fasilitas kesehatan membantu klien

5. Terapi Medis No

. Nama Obat & Cairan Dosis Cara

Pemberian Tujuan Pemberian dan Rasional

1. Acetylcistein Tab 200 mg Peroral digunakan

sebagai mukolitik

(pengencer dahak) dan antidot pada pasien yang overdosis Paracetamol.

2. Ceftriaxone 2 vial Injeksi Ceftriaxone adalah obat

golongan

Cephalosporine generasi ke 3 yang digunakan

untuk mengobati

organisme yang

cenderung resisten

terhadap banyak

antibiotik lainnya.

Karena banyaknya

(5)

bakteri yang sudah tidak dapat diobati dengan antibiotik yang biasa,

maka penggunaan

Ceftriaxone bisa sangat bermanfaat. Ceftriaxone tidak bisa digunakan untuk pengobatan infeksi bakteri Enterobacter.

3. NaCl 0,9 500 ml Infus Infus ini digunakan

untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi. Ion natrium adalah elektrolit utama pada cairan ekstraselular yang diperlukan dalam distribusi cairan dan elektrolit lainnya.

4. Omeperazol 2 vial Injeksi Omeprazole menurunka

n asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang berperan besar dalam produksi asam lambung. Dengan cara kerja tersebut, obat ini dapat mengurangi gejala iritasi dinding lambung, seperti nyeri ulu hati, mual, dan kembung.

5. Paracetamol 1gam/100ml Infus Selain sebagai obat

pereda nyeri atau analgesik, manfaat paracetamol lainnya adalah memiliki sifat antipiretik. Obat antipiretik adalah obat

yang mampu

menurunkan demam.

Paracetamol diduga bisa meningkatkan suhu tubuh dengan cara memengaruhi

hipotalamus di otak.

6. Data Penunjang

Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

03 Oktober Hemoglobin 13.5 11.0-18.0

(6)

2023 Eritrosit Leukosit Hematokrit Trombosit Glukosa darah sewaktu Tubex

4.7 5.79 40.4 220

59 6

4.0-5.5 4.00-10.00 38.00-48.00

13.0-48.0

7. Asuhan Keperawatan 1. Analisa Data

Data Etiologi(pathway) Masalah

DS :

Pasien mengatakan demam sejak dua minggu yang lalu.

DO :

Pasien tampak menggigil dan lemas.

Salmonella thypii masuk ke dalam saluran cerna

Sebagian masuk ke usus halus Di ileum terminalis membentuk imfoid plaque

payeri

sebagian menembus lamina propia

masuk alira limfe

masuk dalam kelenjar limfe masentrial

menembus dan masuk aliran darah

masuk dan bersarang di hati dan limfa

splenomegaly, hepatamegali

infeksi salmonella typhi, dan endotoksin

dilepasnya zat pyrogen oleh leukosit pada jaringan yang

Hipertermia (D.0130)

(7)

meradang

Demam Tifoid DS :

Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati

DO :

Pasien tampak meringis kesakitan dan terlihat tidak nyaman.

Bakteri masuk ke dalam tubuh dan berkembang di usus

imunitas humoral kurang baik, meyebabkan infeksi usus

infeksi menembus sel epitel

aktifasi makrofag sel fagosit

Plaques payeri

Kelenjar getah bening

Sirkulasi darah

Bakterimia asimptomatik

Berkembang di luar sel

Organ retikuloendhothelial hati dan limpa

Limpa / Hati

Spleomegali / Hepatomegali

Nyeri akut

Nyeri Akut (D.0077)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh di atas normal (D.0130)

(8)

b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d tampak meringis (D.0077)

(9)

3. Rencana Tindakan Keperawatan No. Diagnosa

Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi

1. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh di atas normal (D.0130)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Hipertermia membaik dengan kriteria hasil : Termoregulasi

(L.14134)

a. Menggigil menurun 1 b. Kulit merah

menurun 1 c. Pucat meningkat

5

Manajemen Hipertermia (I.15506) Observasi

1. Indikator penyebab hipertermia

2. Monitor suhu tubbuh 3. Monitor kadar elektrolit 4. Monitor haluan urine 5. Monitor komplikasi akibat

hipertermia Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang dingin

2. Longggarkan atau lepaskan pakaian

3. Basahai dan kipasi permukaan tubuh 4. Berikan cairan oral

5. Ganti linen setiap hari aau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)

6. Lakukan pendinginan eksternal. Cth : kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen dan aksila 7. Hindari pemberian

antipiretik atau aspirin 8. Berikan oksigen jika perlu Edukasi

1. Anjurkan tirah baring Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.

2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d tampak meringis (D.0077)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil :

Tingkat Nyeri

(L.08066)

a. Keluhan nyeri menurun 5 b. Meringis

Manajemen Nyeri (I. 08238) Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasim frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi respon nyeri

non verbal

4. Identifikasi faktor yang

(10)

menurun 5 c. Gelisah

menurun 5 d. Mual menurun 5

memperberat dan memperingan nyeri

5. Identifikasi pengetuahuan dan keyakinan tentang nyeri 6. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah dibeirkan

7. Monitor efek samping penggunaan analgetic Terapeutik

1. Berikan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi music, hipnoterapi, terapi pijat, aromaterapi, akupresure, biofeedback, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri 3. Fasilitasi istirahat dan tidur 4. Pertimbangkan jenis dan

sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Anjutkan memonitor nyeri secara mandiri

4. Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat 5. Anjurkan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetic,jika perlu 4. Implementasi dan Evaluasi

No

. Dx

Kep Tanggal&wakt

u Implementasi Evaluasi TTD

1. 1 03 Oktober 2023 1. Memonitor suhu tubbuh

2. Memonitor kadar elektrolit 3. Memonitor

S : Pasien mengatakan demam masih teras namun sudah berkurang

O : Pasien tampak lemas dan meringis

(11)

haluan urine 4. Menganjurkan

kompres dingin 5. Kolaborasi

pemberian cairan dan elektrolit intravena

a. TD : 110/90 b. Suhu : 37.9 c. Nadi : 92 d. Respiraasi : 24 A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan

a. Memonitor suhu tubuh

b. Memonitor kadar elektrolit

c. Memonitor haluan urine

d. Mengompres dingin

e. Kolaborasi cairan dan analgetik 2. 2 03 oktober 2023 1. Mengidentifikas

i lokasi, karakteristik, durasim frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri 2. Mengidentifikas

i skala nyeri 3. Mengidentifikas

i respon nyeri non verbal 4. Mengidentifikas

i faktor yang memperberat dan

memperingan nyeri

5. Kolaborasi pemberian analgetik

S : Pasien mengatakan nyeri masih terasa O : pasien tampak meringis kesakitan A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan a. Mengidentifikasi

skala nyeri b. Mengidentifikasi

respon nyeri non verbal

c. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

d. Kolaborasi pemberian analgetic

5. Catatan Perkembangan No

.

Dx Kep

Tanggal&wakt

u Catatan Perkembangan TTD

1. 1 03 Oktober 2023 S : Pasien mengatakan demam sudah menurun O : Pasien tampak lemas

e. TD : 110/90 f. Suhu : 37.5 g. Nadi : 89 h. Respirasi : 22

A : Masalah teratasi sebagian

(12)

P : Intervensi dilanjutkan a. Memonitor suhu tubuh b. Memonitor kadar elektrolit c. Memonitor haluan urine d. Mengompres dingin

e. Kolaborasi cairan dan analgetik I : Tanyakan perkembangan demam, ajarkan kembali intervensi sebelumnya

E : Respon pasien baik, masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan, dan lakukan kolaborasi bersama dokter

2. 2 03 Oktober 2023 S : Pasien mengatakan nyeri mulai membaik O : Pasien tampak sedikit tenang

a. TD : 110/90 b. Suhu : 37.5 c. Nadi : 89 d. Respirasi : 22

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

a. Mengidentifikasi skala nyeri

b. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

c. Kolaborasi pemberian analgetic I : Tanyakan perkembangan nyeri, ajarkan kembali intervensi sebelumnya

E : Respon pasien baik, masalah teratasi sebagian R : Intervensi dilanjutkan, dan lakukan kolaborasi bersama dokter

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari proses peradangan Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyamane.

P: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid 8 Pemeriksaan Thorax a Pemerikaan paru I: bentuk simetris,

Bila penderita sadar, neurologis normal, tidak mengeluh adanya nyeri leher atau nyeri pada tulang belakang, dan tidak terdapat nyeri tekan pada saat palpasi tulang

Penyakit peradangan usus besar atau colitis juga mempunyai gejala nyeri perut bagian bawah, akan tetapi tidak khas hanya di bagian perut kanan bawah, karena pada kolitis

Hepar teraba 1 jari  bawah arcus costa, konsistensi lunak,  permukaan rata, tepi tajam, nyeri tekan tidak didapatkan - Lien tidak teraba - Eritema palmaris dan. edema

Inspeksi: bentuk leher simetris, warna kulit merata, tidak ada hiperpigmentasi, tidak terdapat pe,bengkakan, tidak ada jaringan parut dan tidak ada massa... Palpasi: tidak

Pemeriksaan paru didapatkan pada inspeksi pergerakan paru simetris baik pada saat statis dan dinamis, palpasi paru tidak ditemukan nyeri tekan, taktil fremitus menurun

dengan respon pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, P: adanya peradangan di lambung nyeri terasa saat abdomen di tekan, P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan