• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kegiatan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Yayasan Petrasa

N/A
N/A
Riki Rahmadani

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Kegiatan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Yayasan Petrasa"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MATA KULIAH KELEMBAGAAN PETANI

KELEMBAGAAN PETANI DI YAYASAN PETRASA PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

(MBKM) DI DESA PANJI DABUTAR, KEC SITINJO, KABUPATEN DAIRI, PROVINSI SUMATRA UTARA

Oleh : Davin Shah Reza

01.01.21.203

PROGRAM STUDI PENYULUH PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Kelembagaan Petani Di Yayasan Petrasa” yang merupakan salah satu komponen untuk memenuhi persyaratan serta bagian dari penilaian pelaksanaan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mulai dilaksanakan pada hari Senin, 23 Oktober 2023 sampai dengan 10 Februari 2024 di Yayasan Petrasa Dairi, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan

Pertanian Medan

2. Tience Elizabet Pakpahan, SP, M.Si selaku Ketua Jurusan Pertanian 3. Nurliana Harahap, SP, M.Si., Herawaty, SP, M.Si., dan Eka Widya L, SST

selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah

4. Tience Elizabet Pakpahan, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Internal 5. Panitia Pelaksana Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ).

6. Ridwan Samosir selaku Direktur Utama Yayasan Petrasa 7. Muntilan H Nababan selaku Pembimbing Eksternal

8. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Dairi, Januari 2024

Davin Shah Reza

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR...iv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan...2

D. Manfaat...2

II. TINJAUAN PUSTAKA...3

A. Kelembagaan Petani...3

B. Kelompok Tani... 3

C. Fasilitas Kelompok...4

D. Konsep Lembaga, Kelembagaan, Organisasi dan Keorganisasian...4

E. Non Government Organization (NGO)...5

F. Unsur-Unsur Lembaga...7

III. METODE PELAKSANAAN...9

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...9

B. Materi Kegiatan...9

C. Prosedur Pelaksanaan...9

IV. HASIL & PEMBAHASAN...11

A. Gambaran Umum Lokasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). .11 B. Identifikasi Masalah...11

C. Yayasan Petrasa Dairi...12

a. Pengertian & Sejarah Yayasan Petrasa Dairi...12

b. Struktur Organisasi Yayasan Petrasa Dairi...14

c. Visi & Misi Yayasan Petrasa Dairi...14

d. Sumber Modal Yayasan Petrasa Dairi...14

e. Kelembagaan Yayasan Petrasa Dairi...15

1. Advokasi dan jaringan...15

2. Pertanian & peternakan...16

3. Pemasaran & pengembangan kelompok...17

f. Organisasi Dibawah Naungan Petrasa...18

(4)

g. Kelompok Tani Naungan Petrasa...22

V. KESIMPULAN DAN SARAN...24

A. Kesimpulan...24

B. Saran...24

DAFTAR PUSTAKA...26

LAMPIRAN...27

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Wilayah... 11

Gambar 2 Logo Yayasan Petrasa...12

Gambar 3 Struktur Organisasi Petrasa...123

Gambar 4. Persentasi Akhir...27

Gambar 5. Kumpul Kelompok Tani...27

Gambar 6. Struktur PPODA...27

Gambar 7. Perkumpulan kelompok tani dengan Kepala Dinas Pertanian...27

Gambar 8. Pemaparan materi untuk kelompok tani...27

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelembagaan pertanian di Indonesia baik formal maupun nonformal seharusnya memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan produksi dan pendapatan, serta kesejahteraan petani.

Namun kinerjanya belum maksimal yang dicirikan oleh masih sulitnya akses petani terhadap pelayanan lembaga-lembaga pertanian, yaitu lembaga penyuluhan, lembaga penelitian, lembaga pelatihan dan lembaga pendidikan yang ada termasuk akses pemasaran. Akibatnya produktivitas pertanian dan pendapatan petani relatif rendah. Keadaan ini disebabkan oleh peran antara Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, Balai Penelitian, dan Penyuluhan belum terkoordinasi dengan baik.

Untuk mengembangkan dan mengefektifkan serta mensejahterakan petani, maka dibentuklah kelompok-kelompok tani yang diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah yang dapat memotifasi petani sebagai anggotanya untuk lebih aktif dan berperan dalam berbagai kegiatan guna mengembangkan usaha taninya.

Pengembangan usahatani melalui kelompok tani adalah sebagai upaya percepatan yaitu petani yang banyak jumlahnya dan kawasan pedesaan yang tersebar dan luas, sehingga dalam pengembangan, pembinaan kelompok diharapkan tumbuh cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra usaha tani sekarang menjadi usaha tani masa depan.

Adapun kelembagann yang akan diambil adalah kelembagaan pada Yayasan Petrasa Dairi itu sendiri. Petrasa adalah singkatan dari Pengembangan Ekonomi Dan Teknologi Rakyat Selaras Alam, sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh beberapa orang akademisi, teolog dan aktifis yang prihatin terhadap kondisi petani. Berdiri pada tanggal 21 Juli 2001 dan melakukan pelayanan di Dataran Tinggi Sumatera bagian Utara. Sebagaimana diketahui, petani merupakan salah satu penopang utama dari sosial ekonomi dan budaya masyarakat Indonesia.

Sementara pembangunan saat ini lebih fokus pada pengembangan sektor industri dan teknologi.

(7)

B. Rumusan Masalah

Umumnya, kepemilikan lahan pertanian cenderung sempit dan modal yang terbatas, mengakibatkan rendahnya daya tawar petani. Berbeda halnya dengan petani yang tergabung dalam kelompok, diperlukan pendekatan khusus agar mereka bersedia bergabung. Oleh karena itu, perkuatannya perlu menjadi fokus pemerintah agar kelompok petani dapat mandiri baik dalam aspek modal maupun pemasaran hasil.

C. Tujuan

Laporan ini disusun dengan beberapa tujuan, yakni:

a) Memberikan mahasiswa pengalaman berharga melalui kegiatan lapangan di bidang pertanian untuk mendapatkan pemahaman yang luas.

b) Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang keterkaitan antara teori dan praktik, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, agar mahasiswa siap terjun ke masyarakat.

c) Mahasiswa mampu membedakan apa itu lembaga, kelembagaan, organisasi dan keorganisasian

d) Mahasiswa mampu mengidentifikasi model-model kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani

e) Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur kelembagaan dan dinamika kelompok

f) Mahasiswa mampu melakukan manajemen dan administrasi Yayasan Petrasa

g) Mahasiswa mampu menjelaskan proses tumbuh kembangnya lembaga

D. Manfaat

Manfaat dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

a) Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada kelembagaan petani yang dilakukan di Yayasan Petrasa

(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani adalah kelembagaan yang tumbuh kembang dari oleh untuk petani guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani. Dalam peraturan diatas kelembagaan petani dibagi menjadi Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok (Gapoktan), Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional. Lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani, baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.

B. Kelompok Tani

Kelompoktani adalah sebuah lembaga petani yang terbentuk berdasarkan kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan, dan keakraban dengan tujuan meningkatkan usaha anggotanya. Lembaga ini didasarkan pada saling kenal, akrab, dan kepercayaan antarpetani dengan kesamaan dalam tradisi, pemukiman, dan lahan usahatani (Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012). Kelompok tani dapat terdiri dari beberapa unit di satu desa, berdasarkan komoditas, areal tanam, dan gender (Syahyuti, 2007). Hariadi (2011) menekankan perlunya perhatian terhadap kelompok tani untuk memahami perkembangan pertanian di desa.

Kelompok tani memiliki peran penting dalam menggerakkan sumber daya manusia petani, dengan pembinaannya dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani (Thomas, 2008). Fungsi kelompok tani mencakup fasilitasi kebutuhan anggotanya mulai dari pembelian sarana produksi hingga penanganan pascapanen dan pemasaran (Hariadi, 2011). Lembaga ini juga menjadi kunci untuk menerjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi, dan program yang berkesinambungan (Djiwandi, 1994).

Kelompok tani memiliki tiga fungsi utama sebagai unit belajar, unit kerjasama, dan unit produksi. Keberhasilan kelompok tani dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut bergantung pada kerja keras anggota untuk mencapai tujuan bersama (Dinas Pertanian, 1997).

(9)

C. Fasilitas Kelompok

Sarana produksi pertanian melibatkan alat pertanian, pupuk, benih, dan pestisida untuk persiapan usahatani (Rumengan, 2015). Agar kelompok tani dapat berkembang dinamis, penting untuk mengembangkan berbagai fungsi dalam pengadaan fasilitas dan sarana produksi (Soedjianto, 1996). Pembentukan kelompok tani saat ini lebih difokuskan pada kemudahan dalam menyalurkan sarana produksi, karena dalam kelompok tani, pengadaan dan penjualan dapat dilakukan secara bersama (Nuryanti dan Swastika, 2011).

Kelompok tani, sebagai wadah kerjasama, sebaiknya memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana dan jasa pertanian (Peraturan Menteri Pertanian, 2013).

Produksi komoditas pertanian dipengaruhi oleh lahan, air, sarana produksi, dan teknologi manajemen yang menjadi syarat utama (Supriyati et al., 2012).

Tugas dan kewajiban kelompok tani melibatkan koordinasi gotong-royong dalam pengolahan lahan anggota secara bergantian (Mardikanto, 1993).

Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan membolak-balik tanah menggunakan cangkul atau traktor, membantu menggemburkan tanah untuk memudahkan perakaran masuk (Hariadi, 2011). Kelompok tani dipilih sebagai pengelola traktor bantuan untuk mencapai skala ekonomi usaha jasa alat tersebut melalui pengolahan lahan anggota, sehingga kelompok tani dapat menyelenggarakan aktivitas ekonomi dan sosial yang saling menguntungkan secara bersama-sama (Nuryanti dan Swastika, 2011). Peranan mesin sangat penting dalam proses pengolahan, karena tanpa mesin, proses tidak efisien dan hasilnya tidak optimal (Herawati, 2008).

D. Konsep Lembaga, Kelembagaan, Organisasi dan Keorganisasian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga dapat diartikan sebagai badan atau organisasi yang bertujuan melakukan penyelidikan keilmuan atau usaha. Definisi lain menyebutkan lembaga sebagai pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial dalam suatu kerangka nilai yang relevan.

Dalam ilmu sosiologi, lembaga diartikan sebagai institusi atau pranata yang mengandung norma-norma, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang berpusat

(10)

pada berbagai kebutuhan sosial serta tindakan yang penting dan berulang.

Kelembagaan, atau lembaga, pada dasarnya adalah sistem sosial yang berusaha mencapai tujuan tertentu dengan fokus pada perilaku yang diatur oleh nilai, norma, dan aturan. Kelembagaan memiliki bentuk dan area aktivitas tempat berlangsungnya, dan menurut Knight (1992), kelembagaan merupakan serangkaian peraturan yang membangun struktur interaksi dalam suatu komunitas.

Keorganisasian merujuk pada badan atau kelompok orang dengan visi dan misi yang sama, yang secara formal terikat untuk mencapai tujuan tertentu.

Organisasi, dalam arti umum, adalah bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama dan terikat secara formal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam konteks bisnis, organisasi adalah sekelompok orang yang berkolaborasi untuk mencapai tujuan komersial dengan struktur dan budaya kerja yang jelas.

E. Non Government Organization (NGO)

Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2013 pasal 1 ayat 1, NGO adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela atas dasar kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila.

Adapun ciri-ciri NGO (Non Governmental Organization) menurut Praja (2009) adalah sebagai berikut:

1. Organisasi yang bukan bagian dari pemerintah, birokrasi, ataupun negara

2. Dalam melakukan kegiatannya, organisasi ini tidak berorientasi pada keuntungan;

3. Kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan anggota seperti yang dilakukan koperasi ataupun organisasi profesi lainnya.

Selain itu Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2013 pasal

(11)

6, dikatakan bahwa ormas berfungsi sebagai sarana:

1. Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi

2. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi

3. Penyalur aspirasi masyarakat 4. Pemberdayaan masyarakat 5. Pemenuhan pelayanan sosial

6. Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

7. Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Menteri Dalam Negeri (2009) NGO baik yang terlibat secara langsung (Business Development Service) atau yang tidak terlibat langsung memiliki peran besar dalam 2 kategoori, yaitu:

1. Pemberdayaan pelaku usaha sebagai produsen Pemberdayaan tersebut dilakukan melalui pengorganisasian dan pendampingan dalam klaster seperti manajemen, peningkatan kualitas, dan pemasaran.

2. Advokasi i yang dilakukan NGO seperti penyadaran akan hak dan kontrol atas kebijakan pemerintah daerah yang merugikan pelaku usaha.

Menurut Willis (2005) peran-peran yang dilakukan NGO khususnya dalam pembangunan di masyarakat golongan bawah berorientasi atau mengacu pada:

1. Kesejahteraan masyarakat dan penyediaan pelayanan 2. Bantuan darurat

3. Pengembangan pendidikan 4. Partisipasi dan pemberdayaan 5. Swasembada

6. Advokasi

(12)

7. Jaringan

NGO baik yang terlibat secara langsung (Business Development Service) atau yang tidak terlibat langsung memiliki peran besar dalam 2 kategoori, yaitu (Menteri Dalam Negeri 2009):

1. Pemberdayaan pelaku usaha sebagai produsen Pemberdayaan tersebut dilakukan melalui pengorganisasian dan pendampingan dalam klaster seperti manajemen, peningkatan kualitas, dan pemasaran.

2. Advokasi yang dilakukan NGO seperti penyadaran akan hak dan kontrol atas kebijakan pemerintah daerah yang merugikan pelaku usaha. Menurut Willis (2005) peran- peran yang dilakukan NGO khususnya dalam pembangunan di masyarakat golongan bawah berorientasi atau mengacu pada:

a. Kesejahteraan masyarakat dan penyediaan pelayanan

b. Bantuan darurat

c. Pengembangan pendidikan d. Partisipasi dan pemberdayaan e. Swasembada

f. Advokasi g. Jaringan

Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2013 pasal 6, dikatakan bahwa NGO memiliki peran sebagai berikut:

1. Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota dan/atau tujuan organisasi

2. Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan tujuan organisasi

3. Penyalur aspirasi masyarakat 4. Pemberdayaan masyarakat

(13)

5. Pemenuhan pelayanan sosial

6. Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

F. Unsur-Unsur Lembaga

Unsur-unsur dalam lembaga, seperti dikemukakan Esman (1986), dapat dijadikan parameter untuk menilai kapasitas suatu lembaga:

1. Adanya kepemimpinan, yang menunjuk pada kelompok orang yang secara aktif berkecimpung dalam perumusan doktrin dan program dari lembaga tersebut dan yang mengarahkan operasi-operasi dan hubunganhubungannya dengan lingkungan tersebut.

2. Adanya spesifikasi nilai-nilai, tujuan-tujuan, dan metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial anggota.

3. Adanya program, menunjuk pada tindakantindakan tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran dari lembaga tersebut.

4. Adanya sumberdaya-sumberdaya, yaitu masukan-masukan keuangan, fisik, manusia, teknologi dan penerangan dari lembaga tersebut

5.

Terbentuknya struktur intern, yaitu struktur dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya lembaga tersebut dan bagi pemeliharaannya.

(14)

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan budidaya tanaman organik pada tanaman kangkung organik dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2023 s.d 31 Januari 2024 Di Yayasan Petrasa, Desa Panji Dabutar, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara.

B. Materi Kegiatan

Kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani di lokasi MBKM yaitu identifikasi pada Yayasan Petrasa berlokasi di Desa Panji Dabutar, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara. mencakup hal-hal berikut:

1. Konsep lembaga, kelembagaan, organisasi dan keorganisasian 2. Kelembagaan penyuluhan

3. Unsur-unsur lembaga 4. Dinamika kelompok

5. Model-model kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani

6. Manajemen dan administrasi kelembagaan petan dan kelembagaan ekonomi petani

7. Kapasitas kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani

8. Strategi penumbuh kembangan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani

9. Proses tumbuh kembangnya lembaga 10. Cara membangun partsipasi

11. Analisis data mengenai Yayasan Petrasa C. Prosedur Pelaksanaan

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan kerja antara lain:

a. Wawancara: Kegiatan ini dilakukan di Yayasan Petrasa Dairi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada staff yang berada di Yayasan Petrasa Dairi b. Mini Seminar & Diskusi: Kegiatan ini dilakukan dengan cara penyampaian

materi tentang divisi serta tentang Yayasan Petrasa Dairi.

(15)

c. Observasi langsung di lapangan : Kegiatan ini dilakukan dengan melaksanakan pengamatan langsung di lapangan. Kami ikut langsung pada saat menyuluh kepada orang yang mengunjungi Yayasan Petrasa Dairi d. Dokumentasi: setiap melakukan kegiatan magang kami

mendokumentasikannya.

e. Studi pustaka: Kegiatan ini dilakukan sebagai perbandingan secara teori/

literatur dengan kegiatan yang dilakukan di lapangan. Literatur yang digunakan dapat berupa jurnal, buku-buku, serta sumber lain yang kredibel

(16)

IV. HASIL & PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Yayasan Petrasa terletak di wilayah kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Letak Geografis Kecamatan Sitinjo.

Gambar 1 Peta Wilayah

Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98000′ – 98030’dan 2015′-3000’LU. Sebagian besar tanahnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah Ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut.

Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 – 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang , Kerajaan dan Kec.Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut.

B. Identifikasi Masalah

Pada umumnya suatu kepemilikan lahan dan modal petani yang ada di kabupaten dairi terbatas, sehingga hal tersebut

(17)

dapat mengakibatkan rendahnya penghasilan yang di dapat dari petani. Dengan demikian adapun upaya yang dilakukan pemerintah / lembaga non pemerintah dalam Peningkatan kapasitas petani yang berkualitas, andal, yang berkemampuan manajerial, dan pandai dalam melakukan kewira-usahaan dan organisasi bisnis serta Peningkatan kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani yang kuat dan mandiri. Berbeda halnya dengan petani yang tergabung dalam kelompok perhimpunan petani organik dairi ( PPODA), mereka yang tergabung di dalam kelompok PPODA mendapatkan beberapa privilage diantaranya terbantunya petani akan modal, pendampingan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pemasaran hasil pertanian dll. Hal ini dapat menjadi solusi kepada para petani untuk dapat melakukan upaya penumbuhan

dan pengembangan yang didapatkan dalam

kelembagaan petani.

C. Yayasan Petrasa Dairi

a. Pengertian & Sejarah Yayasan Petrasa Dairi

Gambar 2 Logo Yayasan Petrasa

PETRASA adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh beberapa orang akademisi, teolog dan aktifis yang prihatin terhadap kondisi petani. Berdiri pada tanggal 21 Juli 2001 dan melakukan pelayanan di Dataran Tinggi Sumatera bagian Utara. Sebagaimana diketahui, petani merupakan salah satu penopang utama dari sosial ekonomi dan budaya

(18)

masyarakat Indonesia. Sementara pembangunan saat ini lebih fokus pada pengembangan sektor industri dan teknologi.

Industri dan teknologi telah membawa harapan-harapan baru, tetapi dipihak lain juga melahirkan keprihatinan seperti ketidakpastian dalam pelaksanaan hukum, berkurangnya akses rakyat terhadap asset produksi, makin besar jurang antara sikaya dan simiskin, pendidikan yang tidak merata, pengangguran, dan ketergantungan terhadap teknologi yang tidak mendukung kepada keutuhan ciptaan.

Lompatan modernisasi juga telah membawa perubahan nilai yang mendasar dalam kehidupan masyarakat agraris. Dalam bidang pertanian sendiri, sistem pengelolaan pertanian tidak lagi menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam. Eksploitasi hutan yang tidak terkendali juga ikut merusak kondisi alam dan pertanian. Melihat hal tersebut, sudah saatnya pertanian kembali pada sistem pertanian yang selaras dengan alam. Sistem ini merupakan teknologi pertanian lokal yang terabaikan dan saat ini sangat layak untuk digali dan dikembangkan. Kesadaran petani dan konsumen akan pentingnya menjaga ciptaan, penggalian kearifan dan nilai-nilai lokal, serta teknologi lokal merupakan prakarsa yang akan ditumbuh kembangkan dalam mengelola pertanian selaras alam.

Dalam mewujudkan pertanian selaras alam yang sejahtera dan mendukung petani lokal, perlu dilakukan penguatan organisasi atau kelompok dalam bertani PSA (Organik). Melalui kelompok, Petrasa melakukan pendampingan dalam pengembangan ekonomi rakyat dan pertanian organik. Pada video berikut kita akan melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Petrasa dalam mendukung petani lokal dan Pertanian Selaras Alam (Organik). Semoga dapat memotivasi dan memberikan dampak positif kepada petani-petani Dairi.

(19)

b. Struktur Organisasi Yayasan Petrasa Dairi

Gambar 3 Struktur Organisasi Petrasa c. Visi & Misi Yayasan Petrasa Dairi

Visi

Mewujudkan petani selaras alam yang berdaulat, bermartabat, dan sejahtera.

Misi

 Meningkatkan kemampuan petani untuk mengelola pertanian dengan teknologi selaras alam.

 Memperkuat posisi tawar organisasi petani untuk memperjuangkan hak-haknya.

 Mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada petani.

(20)

 Mendorong terciptanya pasar yang adil.

d. Sumber Modal Yayasan Petrasa Dairi

Yayasan Petrasa Dairi kini memperoleh investasi dari luar negeri sebesar 377.000 Euro pada tahun 2023, khususnya dari Jerman, melalui dukungan yang diberikan oleh Brot für die Welt (BFDW). BFDW memiliki misi yang jelas, fokus utama adalah pada ketahanan pangan, peningkatan kesehatan, pendidikan, akses air, penguatan demokrasi, penghormatan hak asasi manusia, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan.

Brot für die Welt bertekad untuk memastikan setiap individu memiliki akses yang cukup terhadap pangan. Menghadapi tantangan kelaparan yang semakin mengemuka akibat perubahan iklim dan kelangkaan sumber daya, berupaya keras untuk menyediakan solusi. Proyek-proyek difokuskan terutama di negara-negara Global Selatan. Membangun hubungan erat dan berkelanjutan dengan organisasi mitra lokal, seringkali melibatkan gereja dalam kerjasama tersebut. Dukungan spesialis dan relawan disediakan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pada tahun 2022, total pendapatan Brot für die Welt yaitu 338,6 juta euro.

Pendapatan tersebut berasal dari sumber-sumber berikut: 53,8% pendanaan negara, 22,3% sumbangan dan koleksi, 19,1% dana Layanan Pengembangan Gereja (KED), 1,2% kontribusi Uni Eropa dan pihak ketiga lainnya, 3,6%

sumber lain.

e. Kelembagaan Yayasan Petrasa Dairi

Adapun struktur kelembagaan pada Yayasan Petrasa Dairi yaitu mempunyai 3 Divisi serta 18 Staff berikut adalah pengertian masing-masing divisi serta staff :

1. Advokasi dan jaringan

Advokasi adalah kegiatan individu atau kelompok yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan dalam institusi politik, ekonomi, dan sosial. Dan untuk mempermudah dan membantu Petrasa dalam

(21)

mencapai visi dan misi serta target-target objective dan indikator, maka Petrasa menambah jaringan baru yang sevisi dan menjadi mitra strategis. Adapun kegiatan advokasi yang sedang berlangsung pada Divisi Advokasi Yayasan Petrasa Dairi adalah PT.DAIRI PRIMA MINERAL, SK.272.K/30/D/DJB/2018 LUAS

KONSESI 24.636 serta PT.GRUTI

SK.386.MENLKH/SETJEN/HPL.0/10/2020 LUAS KONSESI 8850 HA. Adapun program kerja dari divisi advokasi & jaringan adalah :

 Membagun jaringan antar petani, kkelompok, jaringan dengan Lembaga yang punya kepedulian terhadap ekonoi dan pertanian selaras alam baik dalam Tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional.

 Mengadakan dialog publik, penerbitan bulletin, kampanye, dan lobby.

2. Pertanian & peternakan

Divisi Pertanian dan Peternakan menjadi garda terdepan dalam menangani langsung kebutuhan petani serta menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi oleh mereka. Mereka tidak hanya mengidentifikasi masalah yang muncul, tetapi juga memberikan solusi yang relevan dan praktis. Melalui berbagai pelatihan dan tinjauan lapangan, divisi ini berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani, serta memastikan mereka memiliki akses terhadap teknologi dan praktik terbaru dalam pertanian dan peternakan.

Setiap intervensi yang dilakukan oleh Divisi Pertanian dan Peternakan didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang kondisi lapangan serta kebutuhan yang spesifik dari para petani.

Dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan, mereka dapat merespons secara tepat terhadap permasalahan yang muncul dan

(22)

memastikan bahwa solusi yang diberikan sesuai dengan konteks lokal. Dengan pendekatan ini, divisi ini tidak hanya bertindak sebagai penyedia informasi dan pelatihan, tetapi juga sebagai mitra yang terpercaya bagi petani dalam upaya mereka meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian dan peternakan.

Adapun program kerja dari divisi pertanian & peternakan adalah :

 Menggali dan mepelajari nilai-nilai dan kearifan serta teknologi lokal yang berkaitan dengan ekonomi rakyat dan pertanian selaras alam.

 Penyediaan data base social ekonomi dan pertanian selaras alam.

 Memformulasikan serta mengembangkan hasil penelitian untuk dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat

 Melakukan Pendidikan dan Latihan yang berkaitan dengan sistem ekonomi rakyat dan pertanian selaras alam, sehingga petani mandiri dalam mengelola usaha pertanian mereka.

3. Pemasaran & pengembangan kelompok

Divisi Pemasaran & Pengembangan Kelompok memfokuskan upayanya untuk membantu petani dalam memasarkan produk organik yang telah mereka tanam. Di samping strategi pemasaran, divisi ini juga memberikan pendampingan kepada petani untuk mendapatkan sertifikasi pamor yang menjamin mutu produk organik dari sumber yang telah dihasilkan. Dengan demikian, divisi ini tidak hanya mengampanyekan produk organik ke pasar yang lebih luas, tetapi juga memastikan kualitas dan keaslian produk tersebut terjaga dan diakui oleh konsumen.

Langkah-langkah ini membantu menciptakan iklim yang lebih

(23)

kondusif bagi pertumbuhan dan pengembangan industri organik, sambil memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk organik. Dengan dukungan dari Divisi Pemasaran &

Pengembangan Kelompok, para petani dapat memperoleh manfaat ekonomis yang lebih besar dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pasar organik yang berkembang pesat. Adapun program kerja dari divisi pemasaran & pengembangan kelompok adalah :

 Membagun kebersamaan sesama petani dalam mengelola usaha ekonomi dan pertanian selaras alam

 Menumbuhkan solidaritas, kegotong royongan, saling percaya, dan empati dikalangan petani sehingga terbentuk organisasi petani yang kuat.

 Mendampingi rakyat dalam pengembangan usaha ekonomi dan pertanian selaras alam.

 Melakukan transformasi nilai-nilai dan teknologi pada kelompok atau organisasi Masyarakat lainnya.

f. Organisasi Dibawah Naungan Petrasa 1. Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK)

Aliansi Petani Untuk Keadilan (APUK) yang terdiri dari sejumlah warga Dairi dibentuk untuk menyampaikan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan Kabupaten Dairi yang diduga mendukung aktivitas pertambangan PT. Dairi Prima Mineral (PT. DPM) dan PT.

Gruti yang abai dengan keselamatan & kesejahteraan masyarakat sekitar tambang khususnya para petani.

2. Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA)

PPODA (Persatuan Petani Organik Dairi) didirikan pada 21 Maret

(24)

2004 dengan misi utama menjadi suara bagi petani di Dairi, memperjuangkan hak-hak mereka. Selain menjadi wadah advokasi, PPODA juga berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memainkan peran sebagai bank antara Credit Union (CU). Ini berarti ketika CU memiliki dana lebih, uang tersebut disimpan di PPODA untuk mencegah penyalahgunaan, sedangkan ketika CU membutuhkan dana tambahan, mereka dapat mengajukan pinjaman kepada PPODA, menggambarkan peran PPODA sebagai lembaga intermediasi yang membantu mengatur aliran keuangan antara kelompok-kelompok petani.

Perhimpunan Petani Organik dairi ini sendiri juga menjadi organisasi atau kelembagaan petani yang sering membuat pelatihan dan pengembangan profesi untuk menunjang keterampilan dan pengetahuan para petani dalam melakukan budidaya pertanian mereka yang selaras alam, tak hanya itu PPODA juga membantu masyarakat dalam memperjuangkan hak dan keadilan bagi petani yang mengalami tindak ketidak adilan maupun penindasan atas tanah dan lahan pertanian mereka yang sewenang wenang di rebut dan diambil oleh perusahaan dalam mengembangkan bisnis mereka,

Kepengurusan PPODA terdapat di 12 kecamatan yang ada di kabupaten dairi, dari 12 kecamatan tersebut terdiri dari 104 kelompok petani CU yang terbagi menjadi 5139 Kepala Keluarga. Selain itu keuangan yang dikelola dari 104 kelompok petani CU tersebut sebesar Rp. Rp.30.518.431.000, dimana uang tersebut adalah uang yang di kelola oleh petani baik dalam kegiatan simpan pinjam oleh petani yang ada di 104 kelompok tersebut yang mengalami kekurangan modal dalam kehidupan sehari hari dan dalam melakukan budidaya pertanian itu sendiri.

Dalam melakukan simpan pinjam itu sendiri petani dikenakan bunga sebesar 2%, dimana dengan bunga 2 % tersebut bukan digunakan untuk yayasan petrasa melainkan dengan bunga sekecil itu digunakan

(25)

lagi dalam kegiatan yang dirancang oleh PPODA untuk pengadaaan pelatiahan dan pengembangan kemampuan, dana sosial dan keuntungan dari bunga tersebut juga akan dibagikan kepada masing masing petani dalam SHU.

PPODA tidak hanya berfungsi sebagai penghubung keuangan antara CU, tetapi juga bertindak sebagai pengawal integritas dana bagi petani.

Dengan memberikan platform untuk penyimpanan dan peminjaman uang yang adil dan terpercaya, PPODA membantu melindungi kepentingan finansial petani dan mendorong penggunaan dana secara efisien untuk kebutuhan kolektif. Dengan demikian, PPODA tidak hanya menjadi pengadvokasi, tetapi juga mitra keuangan yang kritis bagi petani di Dairi. Adapun program yang sedang dilakukan oleh PPODA adalah : Credit Union, Pelatihan/Pendidikan, Dansos, Lobby, Politik, Rapat. Berikut adalah penjabaran dari program kerja PPODA :

Credit Union (CU)

Credit Union (CU), merupakan program penguatan ekonomi masyarakat kecil di desa yang didampingi oleh Petrasa, menjalankan kegiatan simpan pinjam dan diskusi rutin setiap bulan. Namun, peran CU tidak terbatas hanya pada pengembangan aspek ekonomi semata. Petrasa, sebagai lembaga pendamping, mengajak anggota kelompok CU untuk menerapkan prinsip-prinsip pertanian yang ramah lingkungan, praktik peternakan terpadu, serta menggalakkan penguatan organisasi masyarakat. Semua langkah ini tetap menjunjung prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat sebagai landasan utama dalam mendampingi komunitas lokal.

Pelatihan dan Pendidikan

Suatu peroses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan oprasional belajar pengetahuan teknik pengajaran dan keahlian untuk

(26)

tujuan tertentu, pada tahap ini PPODA sering mengadakan pelatihan kepada petani binaan/keanggotaan dari PPODA untuk melakukan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan system ekonmi rakyat dan pertanian selaras alam, sehingga petani mandiri pelatihan terkait pengembangan usaha ekonomi dan pertanian selaras alam serta melakukan transformasi nilai-nilai dan teknologi pada kelompok atau orgaisasi masyarakat lainnya.

Dansos

Sebagian dari keuntungan hasil pengelolaan simpan pinjam dan usaha ekonomi produktif. Untuk PPODA sendiri dansos dikeluarkan dari hasil pengelolaan bunga simpan pinjam kelompok / SHU. Untuk Bentuk dana sosial yang disalurkan berupa paket sembako, ataupun uang sumbangan yang diberikan kepada anggota kelompok yang mengalami musibah dan sebagainya.

Lobby

Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi tersebut, pada proses lobby ini dilakukan oleh PPODA untuk melakukan upaya pendekatan baik kepada jaringan baru ataupun kepada pemerintahan. PPODA sendiri sering melakukan

(27)

lobby dengan pemerintah desa ataupun daerah dalam melakukan upaya pembelaan atas perusakan lahan pertanian dan perusakan alam oleh PT yang ada di sekitar daerah pertanian dairi, lobby ini salah satu upaya untuk ikut serta membela hak petani agar tidak mengalami dampak yang dirugikan dengan adanya perusahaan tersebut.

Politik

Selain kelembagaan petani, PPODA juga mengajak binaannya untuk ikut berkecimpung di dalam dunia politik baik ditingkat desa, kecamatan dan juga sebagai anggota legislatif , para petani yang di naungi oleh PPODA juga diajarkan untuk yang namanya kesetaraan gender , agar mereka paham untuk tidak membeda bedakan kedudukan wanita dan pria.

Rapat

Rapat merupakan agenda rutin yang sering dilakukan oleh PPODA dalam rangka membicarakan progres kerja dari lembaga tersebut. Rapat dilakukan setiap sebulan sekali guna mengevaluasi kinerja yang telah di jalankan sebelumnya dan kinerja yang akan dilaksanakan kedepanya, rapat diadakan sebulan sekali.

g. Kelompok Tani Naungan Petrasa

Kelompok tani naungan Yayasan Petrasa Dairi merupakan sebuah inisiatif yang tersebar luas di wilayah Dairi, mencakup 12 kecamatan yang ada di kabupaten dairi, dari 12 kecamatan tersebut terdiri dari 104 kelompok petani CU yang terbagi menjadi 5139 Kepala Keluarga. Selain itu keuangan yang dikelola

(28)

dari 104 kelompok petani CU tersebut sebesar Rp.

Rp.30.518.431.000, dimana uang tersebut adalah uang yang di kelola oleh petani baik dalam kegiatan simpan pinjam oleh petani yang ada di 104 kelompok tersebut yang mengalami kekurangan modal dalam kehidupan sehari hari dan dalam melakukan budidaya pertanian itu sendiri.

Dalam melakukan simpan pinjam itu sendiri petani dikenakan bunga sebesar 2%, dimana dengan bunga 2 % tersebut bukan digunakan untuk yayasan petrasa melainkan dengan bunga sekecil itu digunakan lagi dalam kegiatan yang dirancang oleh PPODA untuk pengadaaan pelatiahan dan pengembangan kemampuan, dana sosial dan keuntungan dari bunga tersebut juga akan dibagikan kepada masing masing petani dalam SHU.

Adminitrasi kegiatan adalah segala catatan yang dilakukan oleh PPODA berkaitan dengan urusan keuangan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh PPODA di catat agar tidak lupa dan apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut dapat di baca oleh semua anggota, adapun buku adminitrasi kegiatan ini meliputi:

Buku daftar kepemilikan usaha tani

Buku notulen

Buku inventaris

Buku kegiatan Adminitrasi keuangan

Segala catatan yang dilakukan oleh PPODA dengan keuntungan.

Pencatatan ini yang perlu untuk dilakukan karena berkenaan dengan keunangan agar tidak terjadi salah paham diantara anggota dan adminitrasi keuangan di Perhimpunan Petani Organik Dairi.

Buku kas

Buku iyuran anggota

Buku tabungan aggota

(29)

Buku inventaris

Buku penjualan

Buku pembelian alat dan bahan Dari kegiatan pelatihan dan pendidikan petani.

(30)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Yayasan PETRASA adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang berdiri pada tahun 2001 di Dataran Tinggi Sumatera Utara. Berfokus pada pelayanan terhadap petani, Yayasan PETRASA muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan dukungan bagi kelompok petani dalam menghadapi tantangan modernisasi dan pembangunan yang cenderung meninggalkan sektor pertanian. Industri dan teknologi membawa harapan baru, tetapi juga menimbulkan keprihatinan seperti ketidakpastian hukum, penurunan akses terhadap asset produksi, dan kesenjangan sosial. Dalam konteks ini, Yayasan PETRASA mempromosikan konsep pertanian selaras alam yang menekankan keberlanjutan dan kearifan lokal. Dukungan dari organisasi ini tidak hanya terbatas pada aspek pertanian, tetapi juga mencakup advokasi hak petani, penguatan posisi tawar, dan penciptaan pasar yang adil.

Selain itu, Yayasan PETRASA juga menggandeng mitra internasional seperti Brot für die Welt (BFDW) untuk mendukung upaya pengembangan dan keberlanjutan pertanian organik. Dengan struktur kelembagaan yang kuat, seperti Divisi Advokasi dan Jaringan, Divisi Pertanian & Peternakan, dan Divisi Pemasaran &

Pengembangan Kelompok, Yayasan PETRASA bertujuan untuk memberdayakan petani lokal secara holistik. Di bawah naungannya, terbentuk berbagai kelompok tani yang mengelola sumber daya finansial secara kolektif, menunjukkan kesolidan dan kemandirian dalam menghadapi tantangan ekonomi. Dengan demikian, upaya Yayasan PETRASA tidak hanya menciptakan pertanian yang berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat kedaulatan pangan lokal.

B. Saran

Berbagai saran dapat diberikan untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian dan kesejahteraan petani di Dataran Tinggi Sumatera Utara. Ini termasuk penguatan konsep pertanian selaras alam, pendampingan kelompok petani dalam manajemen keuangan dan organisasi, kerjasama dengan organisasi internasional untuk mendukung pertanian organik, advokasi kebijakan pro-petani,

(31)

pemberdayaan petani melalui pendidikan dan akses pasar, promosi produk organik, serta kolaborasi antar-kelompok tani untuk meningkatkan solidaritas dan kerjasama. Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, kedaulatan pangan lokal, dan keberlanjutan lingkungan.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, L. (2020). Model pengembangan kelembagaan petani menuju kelembagaan ekonomi petani di Kecamatan Sindangkasih Ciamis. Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo, 6(1), 38-47.

ganda Elizabeth, R. (2019). Peningkatan partisipasi petani, pemberdayaan kelembagaan dan kearifan lokal mendukung ketahanan pangan berkelanjutan. Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad, 4(2).

Haryanto, Y., Rusmono, M., Aminudin, A., Purboingtyas, T. P., & Gunawan, G.

(2022). Analisis Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani pada Komunitas Petani Padi di Lokasi Food Estate. Jurnal Penyuluhan, 18(02), 323-335.

Anantanyu, Sapja. "Kelembagaan petani: peran dan strategi pengembangan kapasitasnya." SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 7.2 (2011).

Khabib, Abdul Khalim. Peranan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Anggota Tani (Studi Kasus Gapoktan Tanimulya Desa Jatimulyo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen).

Diss. UIN Prof. KH Saifuddin Zuhri, 2023.

Nippi, Andi Tenri. "Strategi Pemerintah Desa dalam Pemberdayaan Kelompok Tani." Meraja journal 2.1 (2019).

Nuryanti, Sri, and Dewa Ketut Sadra Swastika. "Peran kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian." Forum penelitian agro ekonomi. Vol. 29.

No. 2. 2011.

Pertanian, Kementerian. "Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian: Modul Kelayakan Agribisnis."

(2011).

Suradisastra, Kedi. "Revitalisasi kelembagaan untuk percepatan pembangunan sektor pertanian dalam otonomi daerah." Analisis Kebijakan Pertanian 4.4 (2006): 281-315.

(33)

LAMPIRAN

Gambar 4. Persentasi Akhir

Gambar 5. Kumpul Kelompok Tani

Gambar 6. Struktur PPODA

Gambar 7. Perkumpulan kelompok tani dengan Kepala Dinas Pertanian

Gambar 8. Pemaparan materi untuk kelompok tani

(34)

Gambar

Gambar 1 Peta Wilayah
Gambar 2 Logo Yayasan Petrasa
Gambar 3 Struktur Organisasi Petrasa c. Visi & Misi Yayasan Petrasa Dairi
Gambar 5. Kumpul Kelompok Tani
+2

Referensi

Dokumen terkait

d) Bentuk program pembelajaran program studi mengacu merdeka belajar-kampus merdeka .... Perguruan Tinggi ... Program Studi ... Desain Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka UIN

Secara akademik, Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Riau berlandaskan kepada Permendikbud Nomor 3 Tahun

membahani peserta tentang konsep dan Tata Kelola Implementasi Kampus Merdeka Dalam Kurikulum Program Studi dan design Kurikulum Program Studi Kampus Merdeka kepada

Program kampus merdeka belajar Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang setuju dengan pengembangan media pembelajaran merdeka belajar kampus merdeka sebanyak 38,9% dan

Kebijakan Kampus Merdeka menitikberatkan pada pelonggaran proses akreditasi, pemberian hak pada mahasiswa untuk belajar di luar kelas, otonomi pembukaan program studi prodi baru, dan

Skripsi ini membahas hubungan antara program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan keterampilan komunikasi sosial mahasiswa Pendidikan Kepelatihan

Pelatihan Inseminasi Buatan pada Mahasiswa Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka Angga Nugraha1, Usman Jabir2, Novly1, Shapri1, Muhamamad Yusran Sukri1 1Universitas Muhammadiyah

Catatan Penggunaan i Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka | Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini dapat direproduksi atau disimpan dalam bentuk apapun misalnya