• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK progres

N/A
N/A
Siti Nurhayati

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK progres"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT TIMURAYA TUNGGAL KARAWANG

PABRIK KALIUM SULFAT

Waktu Pelaksanaan : 07 Oktober – 06 Desember 2024

Disusun Oleh :

NAMA 21106312300

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG TAHUN 2024

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktek dengan lancar.

Laporan ini disusun sebagai salah satu untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek pada program studi S1 Teknik Kimia Universitas Singaperbangsa Karawang selama 2 bulan dimulai pada tanggal 07 Oktober - 06 Desember 2024.

Penyusunan laporan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Cintiya Septa Hasanah, S.T., M.Eng., sebagai Koordinator Program Studi Teknik Kimia, Universitas Singaperbangsa Karawang.

2. Ibu Vera Pangni Fahriani, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing kerja praktek. 

3. Bapak Mulat selaku SPV Produksi Plant Kalium Sulfat Timuraya Tunggal Karawang atas bimbingan dan bantuannya selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT Timuraya Tunggal Karawang. 

4. Bapak Sugiyono Sukardi dan Ibu Haya selaku HRD yang telah memberikan izin penyusun untuk melaksanakan kerja praktek di PT Timuraya Tunggal Karawang.

5. Orang tua, serta seluruh keluarga dan orang tercinta atas do’a, semangat, dan dukungannya. 

6. Bapak-bapak dari bagian reaksi, bagian maintenance mesin plant Zk dan bagian engineering PT Timuraya Tunggal.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu baik secara moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih terdapat kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Karawang, 05 Desember 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

DAFTAR TABEL

(6)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Timuraya Tunggal didirikan pada tahun 1979, dengan pabrik pertama yang dibangun di atas lahan seluas 45.000 m² di Tangerang, Banten. Setahun kemudian, pada 1980, perusahaan memulai operasi komersialnya dengan memproduksi tiga produk utama: Asam Sulfat, Aluminium Sulfat, dan Alkil Benzena Sulfonat. Keberhasilan awal ini menjadi fondasi untuk pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Pada tahun 1991, PT Timuraya Tunggal mempelopori produksi Asam Sulfamat di Indonesia, menandai langkah penting dalam inovasi produk. Kemudian, pada 1993, perusahaan memperluas operasinya dengan membangun pabrik baru di atas lahan seluas 140.000 m² di Karawang, Jawa Barat, sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan produk dan kepercayaan pelanggan.

Dua tahun kemudian, pada 1995, pabrik di Karawang mulai berproduksi secara komersial dengan unit produksi tambahan, termasuk Asam Sulfat II, Aluminium Sulfat II, dan Asam Sulfamat II.

Pasca krisis ekonomi Asia, pada tahun 1999, PT Timuraya Tunggal memperluas portofolio bisnisnya ke sektor agrokimia dengan memproduksi pupuk Ammonium Sulfate (ZA) di pabrik Karawang. Pada tahun 2001, perusahaan dianugerahi sertifikasi ISO 9001:2000 untuk Sistem Manajemen Mutu dari Lloyd's Register Quality Assurance. Setahun kemudian, pada 2002, Timuraya kembali memimpin pasar dengan memproduksi Kalium Sulfat di Indonesia, menambah variasi produk pupuknya.

Pada tahun 2007, perusahaan mulai memasok produk kimia untuk pengeboran minyak dan meraih sertifikasi SNI untuk lima produk manufaktur. Dua tahun kemudian, pada 2009, PT Timuraya Tunggal meningkatkan kapasitas produksi Asam Sulfamat, menjadikannya salah satu produsen terbesar di dunia. Pada 2013, perusahaan kembali memperluas lini produksinya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, dengan menambahkan Kalium Sulfat dan memulai produksi komersial Sulphuric Acid Battery Grade. Pada tahun yang sama, perusahaan juga memperoleh Sertifikasi Sistem Jaminan Halal.

PT Timuraya Tunggal memproduksi berbagai produk kimia yang meliputi beberapa kategori utama. dalam industri kimia, produk yang dihasilkan mencakup berbagai bentuk Aluminium Sulfat, termasuk Alum Cair (Aluminium Sulfate Liquid), Alum Sulfat Bubuk (Aluminium Sulfate Powder), Alum Sulfat Bongkah (Aluminium Sulfate Lump), Alum Sulfat Granule (Aluminium Sulfate Granule), dan Alum Sulfat Superfine (Aluminium Sulfate Powder Superfine).

Selain itu, perusahaan juga memproduksi PAC (Poly Aluminium Chloride) dalam berbagai bentuk, seperti PAC Water Drinking (Poly Aluminum Chloride Powder Drinking Grade), PAC Cair

(7)

(Poly Aluminium Chloride Liquid), dan PAC Powder Putih (Poly Aluminium Chloride Powder). Produk Asam Sulfat yang diproduksi meliputi berbagai konsentrasi, mulai dari Asam Baterai (Sulfuric Acid Battery Grade - H2SO4 98% Battery Grade), Asam Sulfat 98% (Sulfuric Acid - H2SO4 98%), Asam Sulfat Bening 98% (Sulfuric Acid 98% - H2SO4 98% Bening), hingga Asam Sulfat 60% (Sulfuric Acid 60% - H2SO4 60% - Asam Dilute - Dilute Acid).

Produk kimia lainnya meliputi Hydrochloric Acid (HCl), Hydrochloric Acid TK1 (HCl - TK1), dan Sulfamic Acid (SA). Dalam kategori pupuk, PT Timuraya Tunggal memproduksi Kalium Sulfat dan Amonium Sulfat, serta pupuk. Kalium Klorida (KCL/MOP). Sedangkan dalam sektor minyak & gas, PT Timuraya Tunggal menyediakan produk seperti Kalsium Chloride (Calcium Chloride 96% - CaCl2), Barite API (Barite Powder), serta Kalium Klorida (KCl) yang digunakan dalam proses pengeboran minyak.

1.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai

Visi : Dikenal sebagai Pemimpin pasar dalam menghadirkan  kimia Sulfur dalam kehidupan dunia sehari hari.

Misi :

 Kami memenuhi tuntutan pasar dalam hal mutu dan pengiriman melalui perbaikan terus- menerus, penggunaan teknologi dan interaksi pelanggan.

 Kami berusaha menjadi produsen dengan biaya paling bersaing.

 Kami mendukung karyawan kami untuk mencapai potensinya dan berjuang untuk meraih keunggulan.

 Kami mengadopsi praktek terbaik dalam hal keselamatan, kesehatan dan keamanan, dan mengutamakan pelaksanaan program program berkesinambungan untuk masyarakat dan lingkungan.

 Kami berkomitmen untuk memelihara pertumbuhan dan memaksimalkan nilai perusahaan bagi para stakeholder.

Nilai-nilai

Tabel 1. 1 Nilai-nilai perusahaan PT Timuraya Tunggal

Integritas Kami menghormati setiap komitmen yang kami buat. Bertanggung jawab atas semua keputusan dan tindakan kami. Mewujudkan kejujuran, ketulusan dan keadilan dalam setiap tindakan yang kami lakukan.

Kerjasama Tim Kami menyadari pentingnya perbedaan dalam tim kami. Mengutamakan komunikasi terbuka, agar dapat saling belajar, berbagi ide, menumbuhkan rasa

(8)

memiliki, dan berkontribusi dalam membuat keputusan. Mendukung, percaya, peduli, dan saling menghormati sesama pekerja untuk mencapai tujuan bersama.

Keberanian Kami memberdayakan orang-orang kami untuk berani mengambil inisiatif dan melakukan apa yang benar. Menciptakan budaya berani untuk mengambil resiko secara bijaksana. Siap menghadapi situasi sulit dengan penuh kepercayaan diri dan kebulatan tekad.

Keunggulan Kami berjuang untuk mencapai nilai terbaik dari yang kami lakukan melalui optimalisasi sumber daya, dan bekerja berdasarkan urgensi, kreativitas, kecerdasan, dan inovasi. Kami adalah organisasi pembelajar yang berjuang untuk perbaikan terus-menerus.

1.2 Deskripsi Proses

Proses pembentukan Kalium Sulfat (ZK) umumnya dilakukan melalui metode Mannheim, yang melibatkan beberapa tahapan reaksi kimia. Bahan baku utama yang digunakan adalah Kalium Klorida (KCl) dan Asam Sulfat (H₂SO₄). KCl biasanya diperoleh dari mineral silvit atau hasil olahan garam potasium, sementara Asam Sulfat diproduksi secara industri. Pada tahap reaksi, Kalium Klorida dan Asam Sulfat dipanaskan dalam reaktor khusus, yaitu tungku Mannheim, pada suhu tinggi sekitar 600°C- 700°C. Reaksi kimia yang terjadi menghasilkan Kalium Sulfat (K₂SO₄) sebagai produk utama dan gas Hidrogen Klorida (HCl) sebagai produk sampingan. Dapat dilihat pada reaksi dibawah ini

2KCl+H2SO4⟶K2SO4+2HCl

Setelah reaksi selesai, Kalium Sulfat yang terbentuk dalam bentuk padat dipisahkan dari reaktor, sementara gas HCl yang dihasilkan diolah lebih lanjut. Kalium Sulfat kemudian didinginkan dan dikeringkan untuk mengurangi kadar air, sehingga lebih stabil dan tahan lama selama penyimpanan serta pengiriman. Produk akhir berupa Kalium Sulfat dengan kemurnian tinggi ini siap untuk dikemas dan didistribusikan, terutama untuk digunakan sebagai pupuk dalam pertanian. Proses Mannheim dianggap efisien karena selain memproduksi Kalium Sulfat, gas HCl yang dihasilkan juga dapat diolah menjadi produk komersial lainnya.

1.3 Pelaksanaan Kerja Praktek

1.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

(9)

Kegiatan kerja praktel dilaksanakan di PT Timuraya Tunggal, Karawang. Plant yang berlokasi di Jalan Anggadita Raya No 205, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, karawang, Jawa Barat. Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 07 Oktober – 06 Desember 2024, dibawah bimbingan Bapak Mulat selaku pembimbing lapangan.

1.3.2 Tujuan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek bagi mahasiswa dalam lingkup program Pendidikan sarjana S1 Program Studi Teknik Kimia Universitas Singaperbangsa Karawang mendorong mahasiswa supaya:

a. Mempelajari dan mengamati secara langsung proses operasi produksi serta fasilitas pendukung produksi di PT Timuraya Tunggal khususnya Plant Asam Sulfat agar dapat membandingkan antara teori yang didapat di perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan pabrik.

b. Memahami dan dapat menggambarkan diagram alir proses dan sistem pemrosesan yang digunakan di PT Timuraya Tunggal Karawang Plant Asam Sulfat.

c. Memahami dan dapat menggambarkan masukan-masukan proses produksi meliputi masukan-masukan utama dan penunjang, dan energi yang dibeli dari luar atau dibangkitkan sendiri oleh pihak pabrik.

d. Memahami dan dapat menggambarkan keluaran proses yang meliputi produk utama, produk samping, energi dan limbah dalam proses produksi.

e. Mengenal dan memahami wujud dan karakteristik perangkat-perangkat proses termasuk alat ukur dan alat kendali.

f. Mengamati dan mendapat peluang untuk menangani permasalahan yang ada dalam PT Timuraya Tunggal secara langsung.

g. Mendapatkan gambaran nyata mengenai organisasi kerja dan penerapannya dalam hal pengoperasian sarana produksi termasuk pengenalan tahapan pengelolaan dan sejumlah peraturan kerja.

h. Memperoleh pengalaman dan pemahaman untuk mengembangkan pola pikir mahasiswa dalam dunia kerja secara nyata.

1.3.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Guna melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan mahasiswa bisa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dengan tahapan-tahapan berikut:

1. Mengenal perusahaan secara luas dan orientasi umum

2. Memahami seluruh alur proses kinerja yang ada di perusahaan 3. Menganalisa mengenai masalah-masalah yang ada di perusahaan

(10)

4. Aktif dalam mencari informasi baik tentang proses maupun hal umum lainnya tentang perusahaan

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potassium Sulfate (K₂SO₄)

Potassium Sulfate, atau kalium sulfat memiliki rumus kimia K₂SO₄ dengan struktur molekul seperti pada Gambar 1. Merupakan garam anorganik yang sering dimanfaatkan sebagai pupuk dan juga dikenal sebagai arcanite. Dalam bahasa Belanda, senyawa ini disebut zwavelzure kali, yang secara harfiah berarti kalium sulfat, dengan "zwavelzure" mengacu pada "asam sulfat" dan "kali" berarti "kalium sehingga sering disebut pupuk ZK. (ZK 3) Secara historis, K₂SO₄ diproduksi dengan mereaksikan kalium klorida (KCl) dengan asam sulfat (H₂SO₄). Senyawa ini terdiri dari ion kalium (K ) dan ion⁺ sulfat (SO₄² ), serta memiliki warna putih. Mengandung 41,5% hingga 44,2% kalium (K) atau setara⁻ dengan 50% hingga 53,2% kalium oksida (K₂O). Selain metode reaksi antara KCl dan asam sulfat, kalium sulfat juga dapat diperoleh melalui berbagai proses lain, seperti Langbeinite, Trona, Mannheim, dan Glaserite. ( bahan potasium)

Gambar 1. Struktur molekul Potassium Sulfat (K2SO4)

Reaksi pembentukan kalium sulfat dilakukan dengan reaksi pertama yang bersifat eksotermik dan berlangsung dalam reaksi relatif rendah. Langkah kedua bersifat endotermik dan harus dilakukan pada suhu yang lebih tinggi. Proses ini dioperasikan pada suhu 600–700 ◦C. Reaksi yang terjadi seperti berikut:

KCl(s) + H2SO4(l) → KHSO4(s) + HCl(g) (2.1) KCl(s) + KHSO4(s) → K2SO4(s) + HCl(g)  (2.2) Reaksi keseluruhannya adalah sebagai berikut.

KCl(s) + H2SO4(l) → K2SO4(s) + HCl(g) (2.3) Untuk meminimalkan kandungan klorida pada produk, digunakan sedikit asam sulfat berlebih, yang kemudian dinetralkan dengan senyawa kalsium karbonat atau kalium karbonat, tergantung pada persyaratan kemurnian produk. Ullman

(12)

Pupuk ini berbentuk butiran-butiran kecil dengan warna putih. Sifatnya tidak higroskopis dan bereaksi asam jika diaplikasikan ke tanah. Sebagai pupuk yang mengandung kalium, kalium sulfat adalah yang paling penting setelah kalium klorida, terutama digunakan pada tanaman khusus. Sekitar 5% dari permintaan pupuk kalium dunia dipenuhi oleh kalium sulfat. Kalium sulfat memiliki sifat fisik yang baik dan direkomendasikan untuk budidaya tanaman berkualitas tinggi sebagai alternatif kalium klorida. Kalium dalam kalium sulfat (K₂SO₄) sangat dibutuhkan tanaman untuk berbagai fungsi fisiologis, termasuk metabolisme karbohidrat, aktivitas enzim, regulasi osmotik, efisiensi penggunaan air, penyerapan nitrogen, sintesis protein, dan distribusi asimilat. (ZK2)

2.2 Kalium Sulfat (KCl)

Kalium klorida dengan rumus kimia KCl, dengan nama mineral silvit, adalah senyawa anorganik yang membentuk kristal tak berwarna dan tidak higroskopis. Silvit alami umumnya berwarna putih susu, meskipun dapat berwarna merah akibat kandungan hematit. Kalium klorida sering ditemukan dalam endapan garam, bersama dengan mineral seperti halit (garam batu). Ketika berinteraksi dengan magnesium klorida (MgCl2), kalium klorida membentuk karnalit, yaitu senyawa garam ganda dengan rumus KCl · MgCl2 · 6H2O, yang juga sering ditemukan dalam endapan garam.

Kalium klorida diproduksi dalam jumlah besar, baik dari bijih kalium yang ditambang maupun dari air permukaan yang mengandung garam. Lebih dari 90% kalium klorida yang diproduksi digunakan dalam pembuatan pupuk, baik sebagai pupuk tunggal maupun multi-nutrisi. KCl dapat digunakan langsung atau diubah menjadi kalium sulfat (K2SO4) untuk meningkatkan ketersediaan kalium bagi tanaman.

Selain itu, kalium klorida juga dapat diubah menjadi kalium sulfat untuk keperluan pupuk lainnya. Sisa kalium klorida yang diproduksi digunakan untuk berbagai kebutuhan industri dan sebagai bahan baku pembuatan kalium serta senyawa-senyawanya. Selain digunakan dalam pertanian, kalium klorida juga memiliki aplikasi dalam bidang kesehatan, seperti dalam pengobatan untuk mengatasi kekurangan kalium dalam tubuh. Ulman

Tabel 2. 1 Spesifikasi Asam Sulfat (PT Timuraya Tunggal)

(13)

2.3 Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat, dengan rumus kimia H₂SO₄, adalah asam mineral (anorganik) yang sangat kuat, larut dalam air dengan pelepasan panas. Memiliki sifat korosif terhadap logam dan jaringan dengan kepadatan 15 lb/gal. Senyawa ini memiliki berbagai aplikasi dan merupakan salah satu produk utama dalam industri kimia. Penggunaan utamanya meliputi pengolahan bijih mineral, sintesis kimia, pengolahan air limbah, serta pengilangan minyak bumi. Produksi asam sulfat dilakukan melalui proses kontak, yang melibatkan reaksi antara belerang, oksigen, dan air.

Proses awal pembentukan asam sulfat dimulai dengan pemanasan belerang untuk menghasilkan belerang dioksida (SO2). Reaksi ini bersifat eksotermis, yang menyebabkan suhu meningkat. Selanjutnya, gas SO2 akan diubah menjadi gas SO3 dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida (V2O5). Terakhir, terjadi reaksi penyerapan antara gas SO3 dan air (H2O), menghasilkan produk akhir berupa asam sulfat (H2SO4). Reaksi-reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:

S(l) + O2(g) → SO2(g) (2.4) SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) (2.5)

SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(l) (2.6) Asam sulfat memiliki berbagai aplikasi industri, seperti dalam pembuatan deterjen, baterai untuk industri otomotif, produksi asam nitrat, penyulingan minyak bumi, pembuatan pupuk superfosfat, sebagai reaktan dalam pembuatan bahan peledak, produksi rayon, dan banyak lainnya. Sebagai senyawa

(14)

anorganik, asam sulfat tergolong sebagai asam kuat karena terionisasi sepenuhnya dalam air. Senyawa ini terdiri dari dua atom hidrogen, satu atom sulfur, dan empat atom oksigen. Asam sulfat memiliki sifat korosif dan sangat higroskopis karena memiliki afinitas tinggi terhadap air. Ketika asam sulfat bercampur dengan air, reaksi yang terjadi bersifat eksotermis (Sullivan, 1918).

2.4 Mannheim Process

Proses Mannheim adalah metode yang paling umum digunakan untuk menghasilkan kalium sulfat karena kesederhanaannya, tingkat produksi yang tinggi, dan pemanfaatan berbagai produk sampingan.

Hidrogen klorida yang dihasilkan dapat digunakan untuk memproduksi dikalsium fosfat, vinil klorida, atau kalsium klorida jika tidak dijual sebagai asam klorida. Namun, kelemahan dari proses ini meliputi tingginya konsumsi energi, korosi yang signifikan, dan biaya modal yang besar. Di Amerika Serikat, proses Cannon digunakan untuk mengurangi korosi dan konsumsi energi, dengan menjalankan reaksi dalam fluidized bed yang dipanaskan secara langsung. Ullman

(15)

Gambar. Diagram skema tungku Mannheim (Ulman)

Ketika kalium klorida (KCl) dicampurkan dengan asam sulfat (H₂SO₄) dalam tungku Mannheim, reaksi pertama yang terjadi adalah antara KCl dan H₂SO₄. Proses ini menghasilkan kalium bisulfat (KHSO₄) dan hidrogen klorida (HCl) sebagai produk sampingan. Dalam reaksi ini, kalium klorida bertindak sebagai sumber kalium, sedangkan asam sulfat menyediakan ion sulfat (SO₄² ). Kalium⁻ bisulfat yang terbentuk bersifat higroskopis, artinya dapat menyerap kelembapan dari udara, dan berfungsi sebagai produk antara yang penting untuk reaksi selanjutnya.

Pada suhu tinggi di dalam tungku Mannheim, kalium bisulfat dapat bereaksi lebih lanjut dengan kalium klorida, menghasilkan kalium sulfat (K₂SO₄). Reaksi ini terjadi ketika kalium bisulfat melepaskan satu ion hidrogen (H ) dan bergabung dengan ion klorida (Cl ) dari kalium klorida. Kalium sulfat yang⁺ ⁻ dihasilkan merupakan produk akhir dari proses ini dan memiliki banyak kegunaan, terutama dalam industri pupuk. K₂SO₄ larut dalam air dan menyediakan kalium serta sulfur, dua nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman. Selain kalium sulfat, proses ini juga menghasilkan hidrogen klorida (HCl) sebagai produk sampingan, yang dapat dijual sebagai asam klorida atau digunakan dalam produksi bahan kimia lainnya, seperti vinil klorida, dikalsium fosfat, atau kalsium klorida.

2.5 Proses Continue

(16)

BAB III BAHAN BAKU

PT Timuraya Tunggal Karawang, menggunakan asam sulfat (K2SO4) dan kalium klorida (KCl) sebagai bahan baku utama pembuatan produk kalium sulfat. Kedua bahan baku tersebut direaksikan di reaktor furnace, kemudian ada penambahan penetral juga seperti soda ash apabila kadar asam nya tidak sesuai standar. Selanjutnya padatan yang terbentuk diproses hingga dipacking. Dalam satu kali proses, dibutuhkan bahan baku sebnayak….ton untuk asam sulfat dan ….ton untuk KCl dengan produk kalium sulfat….ton.

3.1 Bahan Baku Utama 3.1.1 Kalium klorida

Kalium klorida (KCl) merupakan bahan baku utama dalam proses produksi kalium sulfat, yang dikenal sebagai senyawa kimia dengan beragam aplikasi penting, terutama dalam bidang pertanian di mana ia digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas dan hasil panen. Penggunaan kalium sulfat sebagai pupuk membantu menyediakan nutrisi penting, seperti kalium dan sulfur, yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan optimal.

Untuk menghasilkan kalium sulfat berkualitas tinggi, KCl yang digunakan harus memenuhi standar tertentu, baik dari segi kemurnian maupun kualitasnya, sehingga perusahaan mengimpor KCl ini dari luar negeri. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang besar serta memastikan bahan baku tersebut memenuhi spesifikasi kualitas yang sesuai dengan standar proses produksi. Dalam setiap tahap produksi kalium sulfat, KCl diumpankan atau dimasukkan ke dalam reaktor produksi dalam jumlah yang signifikan, yaitu sekitar 15 ton, tergantung pada kapasitas produksi dan target output yang ditetapkan.

Tabel 3.1 Spesifikasi dalam Kalium Klorida PT Timuraya Tunggal.

Spesifikasi Standar mutu Keterangan

Tipe - Bethune

Kadar K2O 60% Minimun

Kadar H2O 0,5% Maksimum

Visual Putih -

Ukuran 65%

(35 Mesh)

Minimum

3.1.2 Asam sulfat

(17)

Asam sulfat juga berperan penting sebagai salah satu bahan baku utama dalam proses produksi kalium sulfat. Dalam proses ini, asam sulfat memiliki peran khusus karena strukturnya yang terdiri dari beberapa komponen, termasuk molten sulfur, oksigen, dan vanadium pentaoksida (V₂O₅). Kombinasi komposisi ini memberikan sifat kimia yang sesuai untuk bereaksi dengan kalium klorida dalam pembentukan kalium sulfat yang berkualitas.

Asam sulfat yang digunakan dalam produksi ini diproduksi secara mandiri oleh PT Timuraya Tunggal, yang telah mengembangkan fasilitas produksi asam sulfat dengan kapasitas produksi mencapai 200 ton per hari. Dengan kapasitas sebesar ini, PT Timuraya Tunggal mampu mendukung kebutuhan bahan baku asam sulfat secara konsisten dan dalam jumlah yang memadai, sehingga proses produksi kalium sulfat dapat berjalan tanpa hambatan pasokan. Ketersediaan asam sulfat dalam jumlah besar ini sangat penting dalam menjaga efisiensi dan stabilitas proses produksi, sekaligus memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan kalium sulfat dengan kualitas yang sesuai dengan standar industri dan kebutuhan pasar. Spesifikasi kandungan yang terdapat pada bahan baku asam sulfat disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Spesifikasi dalam Asam sulfat PT Timuraya Tunggal.

Spesifikasi Standar Mutu Keterangan

Kemurnian 98% Standar

Specific gravity (15/4oC) 1,80 Minimum

Besi (Fe) 0,0050 % Maksimum

Residu Pmebaakaran 0,0300 % Maksimum

Klorida (Cl) 0,0010 % Maksimum

Nitrat (NO3) 0,0005 % Maksimum

Timbal (Pb) 0,0050 % Maksimum

3.1.3 Bahan pendukung

Bahan baku pendukung yang digunakan dalam proses produksi ini adalah soda ash, yang memiliki fungsi penting sebagai penetral. Soda ash digunakan untuk menyeimbangkan kandungan Zk, terutama ketika kadar free acid (Fa) meningkat hingga kadar batas 2,5% untuk standar lokal selama proses produksi berlangsung. Ada beberapa faktor penambahan soda ash lainnya yaitu komposisi Zk yang keluar dari cooling drum, variasi dalam parameter proses seperti perubahan suhu, tekanan atau laju alir dalam proses di reactor dan melihat dari spesifik produk akhir di hopper product.

(18)

BAB IV SISTEM PROSES

Proses pembentukan kalium sulfat pada dasarnya adalah reaksi endotermis dari kalium klorida dan asam sulfat dimana senyawa KCl bereaksi dengan H2SO4 sehingga menghasilkan kalium sulfat dan asam klorida. Proses pembuatan kalium sulfat dilakukan melalui 3 rangkaian proses inti yaitu proses reaksi, proses pendinginan, proses penyaringan dan proses penghalusan. Dari rangkaian proses tersebut saling berkesinambungan satu sama lain. Proses pembuatan kalium sulfat dilakukan secara continyu dengan total produksi kalium sulfat sebanyak 24 ton per hari.

4.1 Persiapan bahan baku

Pada tahap ini bahan baku berupa kalium klorida bubuk diumpankan ke dalam hopper selama 4 jam sekali. Pengisian kalium klorida tersebut dilakukan secara manual dengan menggunakan alat berat beko sampai terisi sebanyak 20 ton. Setelah diumpankan ke hopper pertama atau bersama, selanjutnya diumpankan kembali ke hopper setiap masing masing plan yang langsung menuju reactor. Untuk bahan baku asam sulfat 98% yang secara bersamaan masuk dengan kalium klorida dipompa ke dalam reactor , asam sulfat 98% yang dipakai untuk bahan baku dari pabrik pembuatan asam sulfat yang berada di PT Timuraya Tunggal sendiri.

4.2 Proses Reaksi 4.3 Proses Pendinginan

4.4 Proses Penyaringan dan Penghalusan

Proses penyaringan pada proses pembuatan bertujuan untuk memisahkan partikel berdasarkan ukuran Timuraya Standard (TS). Proses ini dilakukan menggunakan alat berupa vibrator yang memiliki lapisan ayakan bergetar. Material kalium sulfat dimasukkan ke dalam vibrator, di mana partikel kecil akan lolos melalui lubang ayakan, sementara partikel yang lebih besar tertahan di permukaan. Material yang tidak lolos ayakan akan dilanjutkan di proses diskmill atau dikembalikan untuk diproses ulang.

Penyaringan ini memastikan material yang digunakan pada proses pengemasan berikutnya memiliki distribusi ukuran yang seragam sesuai Standar Timuraya.

Selanjutnya, partikel yang ukurannya masih terlalu besar diproses melalui diskmill untuk penghalusan. Diskmill bekerja dengan menggunakan cakram berputar yang menghancurkan material melalui gaya gesek dan tekanan. Proses ini menghasilkan partikel yang lebih kecil dan seragam, sesuai dengan standar ukuran ayakan yang dipakai yaitu 20 Mesh. Tahapan ini penting untuk memastikan kalium sulfat memiliki sifat fisik yang optimal, seperti kemudahan larut dalam air, sehingga cocok digunakan dalam aplikasi seperti pupuk. Dengan kombinasi proses penyaringan dan penghalusan ini,

(19)

produksi kalium sulfat menjadi lebih efisien, menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, dan memaksimalkan pemanfaatan bahan baku.

4.5 Proses Pengemasan (packing)

Produk yang telah melewati penyaringan dan penghalusan akan diteruskan ke hopper product u ntuk selanjutnya akan di kemas ke dalam karung yang sudah sesuai dengan permintaan konsumen. PT Timuraya Tunggal memiliki standar grade utama pada produk ini yaitu SunChem (SC) dan Timuraya Standard (TS). Ukuran partikel grade Sunchem yaitu 23mesh sedangkan ukuran 23mesh untuk Timuraya Standard. Serbuk yamg sudah ditampung di hopper product (HP) selanjutnya dilakukan pengemasan. Jenis karung, baik desain ataupun bahan untuk untuk kemasan yang digunakan disesuaikan berdasarkan permintaan pelanggan. Hingga saat ini, jenis kemasan yang digunakan terdiri dari LDPE untuk berat 25 kg; PP Woven untuk berat 25 kg; Paper Bag untuk berat 22,7 dan 25 kg; dan Jumbo Bag untuk berat 250, 500, 600 dan 1000 kg. Masing-masing jenis karung yang digunakan sudah dicantumkan kode No. Lot serta identitasnya baik untuk pengiriman lokal maupun ekspor.

(20)

BAB V

SISTEM PEMROSESAN DAN INSTRUMENTASI 5.1 Spesifiskasi Alat Utama

a) Reactor (R)

Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi endotermis kalium klorida dan asam sulfat Tipe : Furnacse Mannheim

Jumlah : 2

Diameter :

Tinggi : 3 meter

Suhu : 600oC

Kapasitas :

Waktu : 49,2 detik sekali putaran Motor

Kecepatan : 2,6 rpm/Jam Motor

b) Cooling Drum (CD)

Fungsi : Tempat berlangsungnya proses pendinginan dan penghancuran gumpalan kalium sulfat

Tipe :

Jumlah : 4

Diamter :

Tinggi :

Suhu :

jaket

Kecepatan : pemutaran

c) Vibrator (V)

Fungsi : Tempat berlangsungnya proses screening dengan berbagai ukuran mesh

Tipe :

Jumlah : 2

Diamter :

Tinggi :

d) Disk Mill (DM)

(21)

Fungsi : Menggiling KCl kasar menjadi bubuk sesuai standar

Jumlah : 4

Diamter :

e) Heat Exchanger (HE)

Fungsi : Mengatur suhu reaktor

Tipe :

Jumlah : 2

Diamter :

Tinggi :

Suhu :

f) Carbon Cooler (CC)

Fungsi : Tempat pendinginan gas HCl dari furnace

Tipe :

Jumlah : 4

Tinggi :

Suhu :

jaket

g) Scrubber 2-1 (SR 2-1)

Fungsi : Tempat terjadinya proses absorpsi gas HCl menjadi HCl cair

Tipe :

Jumlah : 2

Tinggi :

Suhu :

jaket

h) Scubber 4-1 sampai 4-5 (SR 4-1 sampai 4-5) Fungsi : Tempat berlangsungnya

Tipe :

Jumlah : 11

Tinggi :

i) Absorber Couloum (AC)

Fungsi : Tempat penyerapan gas lolos HCl ke dalam cairan serta tempat pendinginan kembali

(22)

Tipe :

Jumlah :

Tinggi :

Suhu :

jaket

j) Absober Tower (AT)

Fungsi : Tempat penyerapan gas ke dalam cairan dengan skala lebih besar

Tipe :

Jumlah :

Tinggi :

k) Intermediet Tank (IT)

Fungsi : Tempat penyimpanan sementara HCl cair sampai kadar nya pada titik tertentu

Tipe :

Jumlah : 3

Tinggi :

Diameter :

5.2 Spesifikasi Alat Pendukung a) Hopper KCl (HP)

Fungsi : Tempat menampung KCl pengumpan ke reaktor

Jumlah : 3

b) Belt Conveyor (BC)

Fungsi : Memindahkan material secara horizontal, miring, atau sedikit vertikal

Jumlah : 6

Panjang :

c) Bucker Elevator (BE)

Fungsi : Memindahkan material secara vertikal ke tempat yang lebih tinggi

Jumlah : 5

Tinggi :

d) Screw Conveyor (SC)

(23)

Fungsi : Memindahkan material menggunakan ulir (sekrup) yang berputar di dalam tabung atau bak.

Jumlah : 15

e) Hopper produk tank (HP)

Fungsi : Tempat menampung pruduk Zk yang sudah jadi untuk selanjutnya di packing

Jumlah : 4

Diamter :

Tinggi :

Suhu :

Kapasitas : 10 Ton maksimal

f) Storage HCl (SHC)

Fungsi : Tempat menampung produk HCl cair yang sudah jadi untuk selanjutnya di salurkan ke truck

Jumlah : 10

g) Cyclone

Fungsi : Tempat pemisahan gas HCl dan sisa padatan yang lolos

Jumlah :

h) Tank PRV

Fungsi :

Jumlah :

i) Blower (BL)

Fungsi : Mengalirkan udara atau gas ke alat selanjutnya

Jumlah :

j) Cooling Tower (CT)

Fungsi : Tempat membuang panas dari air pendingin denga menggunakan udara untuk mendinginkannya

Jumlah : 2

(24)

BAB VI PRODUK 7.1 Produk Utama

Kalium sulfat merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Timuraya Tunggal. Sebagai salah satu produsen pupuk di Indonesia PT Timuraya Tunggal memproduksi kalium sulfat dengan standar tinggiu untuk menjamin kemurnian serta kualitas pupuk yang dihasilkan. Dalam memproduksi kalium sulfat mengandung sekitar 50% K2O dan 17% sulfur, dalam bentuk senyawa kalium sulfat yang mudah terserap oleh tanaman, yang juga tidak mengandung klorida sehingga aman untuk tanaman yang sensitive terhadap klorin.

Selain itu kalium sulfat yang ada di PT Timuraya Tunggal memiliki bentuk butiran yang mudah diaplikasikan langsung ke tanah maupun melalui system irigasi tetes hidropinik.

Bentuk butiran ini membuat pupuk lebih stabil saat disimpan, karena tidak mudah menggumpal atau mengalami penurunan kualitas. Berikut Adapun spesifikasi produk kalium sulfat seperti yang ditampilkan pada Tabel 6.1

Tabel 6.1 Spesifikasi produk kalium sulfat

Spesifikasi Standar Mutu Keterangan

Kadar K2O 50% Minimal

Kad ar SO3 42,5% Minimal

Kadar Sulfur (S) 17% Maksimal

pH 4 Maksimal

Free Acid (Fa) 2,5% Maksimal

Kadar Klorin (Cl) Ekspor 1,5% Maksimal

Kadar Klorin (Cl) Lokal 2,0% Maksimal

Visual Putih

Tabel 6.1 menyajikan produk kalium sulfat yang diproduksi oleh PT Timuraya Tunggal Karawang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan.

7.2 Produk Samping

Dalam proses produksi kalium sulfat, tidak hanya produk utama yang dihasilkan, tetapi juga terdapat produk samping berupa asam klorida (HCl) dengan konsentrasi 32,2% dan 33,2% sebagai permintaan pelanggan. Asam klorida ini terbentuk sebagai hasil sampingan dari reaksi kimia yang terjadi selama proses produksi, di mana bahan baku yang digunakan, seperti kalium klorida (KCl) dan asam sulfat (H₂SO₄).

Produk HCl yang diproduksi di PT Adapun standar mutu HCl yang ditetapkan oleh PT Timuraya Tunggal Karawang, dapat dilihat pada Tabel 6.2.

(25)

Tabel 6.2.1 Standar mutu asam klorida 32,2% pada PT Timuraya Tunggal Karawang

Parameter Standar Mutu Keterangan

Kadar asam (HCl) 32,0% Minimum

32,5% Maksimal

32,2 % Standar

Fe (ppm) 5 Maksimal

SO4 (ppm) 500 Maksimal

Visual Jernih Maksimal

Tabel 6.2.2 Standar mutu asam klorida 33,2% pada PT Timuraya Tunggal Karawang

Parameter Standar Mutu Keterangan

Kadar asam 33,2% Standar

Fe (ppm) 10 Maksimal

SO4 (ppm) 500 Maksimal

Visual Jernih Maksimal

(26)

BAB VII

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH 7.1 Utilitas

Utilitas merupakan bagian yang menyediakan bahan pendukung proses, atau dikenal sebagai sarana pendukung produksi. Unit ini memiliki peran krusial dalam kegiatan produksi, karena tanpa keberadaannya, proses produksi tidak dapat berjalan dengan optimal. Unit penunjang (utilitas) yang ada di PT Timuraya Tunggal Karawang dibagi menjadi beberapa unit meliputi:

1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment Process) 2. Unit Penyediaan Air Pendingin

3. Unit Penyediaan Uap Air (Steam) 4. Unit Penyediaan Listrik

7.1.1 Unit Pengolahan Air (Water Treatment)

PT Timuraya Tunggal Karawang saat ini memenuhi kebutuhan airnya sepenuhnya dari Sungai Citarum.

Air untuk kebutuhan pabrik di PT Timuraya Tunggal dibedakan menjadi tiga jenis yaitu air baku, soft water, dan air RO (reverse osmosis). Air dari Sungai Citarum diolah terlebih dahulu di unit pengolahan air (WTP/PAK), kemudian dipompa dan disimpan dalam tangki penampungan dengan kapasitas 150 m³, yang dikenal sebagai air baku. Air baku ini dapat langsung digunakan atau diolah lebih lanjut untuk menghilangkan kandungan mineralnya dengan melewatkannya melalui cation exchanger, menghasilkan soft water. Proses ini menghilangkan mineral seperti ion Ca² dan Mg² menggunakan⁺ ⁺ resin dalam cation exchanger yang berfungsi untuk menyerap ion positif. Namun, kapasitas resin akan berkurang seiring waktu akibat akumulasi pengotor, sehingga diperlukan proses regenerasi menggunakan larutan NaCl. Pemeriksaan pH air dilakukan menggunakan indikator EBT (Eriochrome Black T). Jika air menunjukkan warna merah, ini menandakan masih adanya ion Ca² dan Mg² ,⁺ ⁺ sehingga air perlu diolah kembali. Sebaliknya, jika berwarna biru, air tersebut siap didistribusikan untuk proses produksi. Soft water yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke berbagai pabrik di PT Timuraya Tunggal Karawang.

Air RO (reverse osmosis) dihasilkan dari soft water yang diproses melalui sistem reverse osmosis.

Proses ini merupakan tahap lanjutan untuk menghilangkan mineral terlarut dalam air. Reverse osmosis atau proses osmotik balik menggunakan membran semi-permeabel yang berfungsi menahan mineral tersuspensi, ion, dan partikel besar lainnya. Proses ini melibatkan penggunaan pompa tekanan tinggi untuk melawan tekanan osmotik, sehingga mineral dan ion pengotor dalam air dapat dipisahkan. Pada pabrik kalium sulfat, soft water digunakan untuk membilas kristal asam sulfamat di SF-3 serta sebagai air pendingin pada cooling tower. Sementara itu, air RO digunakan sebagai air pendingin untuk chiller

(27)

water di SAC. Di pabrik asam sulfat, air RO dimanfaatkan untuk seluruh proses produksi di plant asam sulfat, memastikan air yang digunakan memiliki kemurnian tinggi untuk mendukung operasi yang optimal.

7.1.2 Unit Penyediaan Air Pendingin

Unit penyedia air pendingin di plant Kalium Sulfat terbagi menjadi dua unit yaitu cooling tower dan chiller water. Unit ini digunakan untuk mendukung jalannya proses khususnya di bagian pendinginan.

Sumber air yang digunakan untuk unit penyediaan air pendingin pada cooling tower berasal dari soft water dan pada chiller water SAC berasal dari RO (reverse osmosis) yang dialirkan dari unit Water Treatment. Cooling tower berfungsi untuk menurunkan suhu air yang telah melewati proses untuk disirkulasikan kembali ke dalam unit proses rentang suhu pada cooling tower (30 - 40 °C). Cooling tower digunakan untuk pendinginan pada proses reaksi di reaktor, HT-1, HT-2, dan pada proses kristalisasi di CR. Chiller water berfungsi untuk menurunkan suhu air yang akan digunakan dalam unit proses yang memerlukan pendingin, suhu yang dicapai pada unit ini mencapai (10 - 15 °C) kemudian air yang telah digunakan akan disirkulasikan kembali. Chiller water yang digunakan di PT Timuraya Tunggal merupakan jenis SAC (Steam Absorber Chiller) yang merupakan chiller dengan energi penggerak berupa steam. Chiller water digunakan untuk pendinginan pada proses pengenceran di DT, proses kristalisasi di CR serta digunakan sebagai pengkondisian udara di unit AHU. PT Timuraya Tunggal Karawang pada Plant Asam Sulfamat memiliki 4 buah cooling tower dan 1 buah SAC.

7.1.3 Unit Penyediaan Uap Air (Stream)

Uap air (steam) merupakan utilitas penting yang dibutuhkan dalam proses produksi. Steam banyak dipakai pada proses yang membutuhkan panas seperti proses penjernihan, dan proses pemanasan. Selain itu, steam juga digunakan sebagai energi penggerak pengganti listrik pada proses pendinginan air di SAC (Steam Absorber Chiller). Kebutuhan steam di plant asam sulfamat PT Timuraya Tunggal dipenuhi oleh unit boiler yang berasal dari plant asam sulfat PT Timuraya Tunggal. Pada plant asam sulfat, boiler mengubah air menjadi uap air (steam) dengan cara pemanasan. Uap air (steam) yang dihasilkan disalurkan ke plant asam sulfamat untuk digunakan sebagai utilitas pendukung proses. Penggunaan steam pada SAC sebesar 1925 kg/h.

7.1.4 Unit Penyediaan Listrik

PT Timuraya Tunggal Karawang menggunakan listrik yang berasal dari PLN dengan kapasitas daya 1.434.640 kWh. Pengaturan dan sistem pengendali energi listrik dilakukan di Power House (PH). Dari PH energi listrik didistribusikan ke semua bagian pabrik. Daya listrik yang didistribusikan ke plant sulfamic acid adalah sebesar 536.102 kWh.

(28)

Sebagai sistem pasokan listrik cadangan, terdapat 3 buah mesin diesel pembangkit listrik (genset) dengan daya masing-masing genset sebesar 272 kW. Untuk menjaga performa dari ketiga genset tersebut, setiap tiga hari sekali ketiga 27 genset dijalankan selama tiga menit tanpa beban dan setiap dua minggu sekali dua dari tiga genset dijalankan bergantian selama lima jam dengan beban pabrik.

Penggantian minyak pelumas (oli) genset tersebut dilakukan setiap 1000 jam operasi atau satu tahun pemakaian dan overhaul dilakukan setiap 1000 jam operasi. Apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN, genset yang tersedia akan menyala dan menyuplai daya listrik secara otomatis namun pemakaiannya dibagi-bagi berdasarkan tingkat kedaruratannya. Pasokan listrik dari ketiga genset dengan total daya sebesar 816 kW disebar dengan besaran daya terbesar disalurkan ke plant asam sulfat karena proses di plant asam sulfat tidak bisa berhenti total, apabila berhenti maka akan memerlukan waktu paling sedikit satu minggu untuk bisa beroperasi kembali. Jika plant asam sulfat tidak dapat beroperasi akan menyebabkan plant lain di PT Timuraya Tunggal tidak dapat beroperasi juga dikarenakan plant lainnya menggunakan bahan baku yang berasal dari plant asam sulfat tersebut. Untuk plant asam sulfat, pembagian daya yang diperoleh sebesar 540 kW.

Penggunaan KW

Asam Sulfat Potassium Sulfat Asam Sulfamat Alumunium Sulfat Amonium Sulfat (ZA) RO

Penerangan Kompresor

7.2 Pengolahan Limbah

PT Timuraya Tunggal adalah perusahaan yang sangat memperhatikan aspek lingkungan dalam

setiap proses produksinya. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan produksi diolah terlebih

dahulu hingga memenuhi standar yang ditetapkan sebelum dibuang. Unit pengolahan limbah

berfungsi untuk menangani limbah dari aktivitas produksi maupun kegiatan pendukung

lainnya. Unit ini memiliki peran penting dalam menjaga sanitasi dan kebersihan di sekitar area

pabrik. Limbah yang dihasilkan di PT Timuraya Tunggal dikelompokkan menjadi tiga jenis,

yaitu limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Dalam pengolahannya, sebagian limbah didaur

ulang, sementara sisanya dibuang ke lingkungan dengan tetap mematuhi standar yang berlaku

untuk memastikan keberlanjutan dan keselamatan lingkungan.

(29)

7.2.1 Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan oleh Plant Asam Sulfamat PT Timuraya Tunggal Karawang berasal dari sisa reaksi seperti slurry dari proses filtrasi, kristal yang tidak lolos di vibro-separator (VS) atau kristal dengan ukuran partikel diatas 100 mesh serta asam sulfamat yang tidak memenuhi syarat standar mutu produk. Limbah padat tersebut tidak dibuang ke lingkungan melainkan didaur ulang sehingga PT Timuraya Tunggal Karawang pada pabrik asam sulfamat tidak membuang limbah padat. Tabel 7.1 menunjukkan penanganan limbah padat asam sulfamat PT Timuraya Tunggal Karawang yang didaur ulang.

Tabel 7.2 Penanganan produk Kalium Sulfat yang tidak memenuhi syarat standar mutu di PT imuraya Tunggal Karawang

7.2.2 Limbah Cair

Pengolahan limbah cair PT Timuraya Tunggal dilakukan oleh unit Waste Water Treatment. Unit ini bertugas untuk mengolah semua limbah cair dengan dibagi menjadi dua area bagian yaitu area yang mengolah limbah cair hasil industri dan area yang mengolah limbah cair hasil limbah rumah tangga.

Pada proses pengolahan limbah cair terdapat indikator yang harus diperhatikan diantaranya, jika air di parit pH 6-10 maka air boleh dibuang ke Sungai Citarum sedangkan air di parit yang pH nya 0-5,9 dan pH >10 harus diiolah masuk ke IPAL (Instalansi Pengolahan Air Limbah) karena air tersebut masih mengandung asam sehingga perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.

Gambar . 1 Alur proses pengolahan limbah cair

Semua limbah cair dari sisa proses seluruh pabrik (Asam sulfamat, asam sulfat, ZA, ZK, dan alumunium sulfat) dialirkan ke IPAL melalui parit. Air dari parit IPAL dilakukan pengecekan pH secara otomatis dengan pH meter, kemudian air dipompakan ke tangki IPAL 1 untuk ditampung dan selanjutnya dialirkan ke tangki IPAL 2 untuk dilakukan proses netralisasi asam dengan menggunakan larutan caustic soda. Pemberian caustic soda ini telah diotomatisasi menggunakan rangkaian PID controller untuk pemberian caustic soda secara tepat. Setelah dinetralisis, air limbah akan dialirkan ke dalam bak

(30)

sedimentasi dan rangkaian pengendapan ini akan diakhiri pada filter press. Setelah dinetralisasi, air limbah dialirkan ke Bak sedimentasi untuk mengendapkan lumpur. Setelah melewati rangkaian proses pengendapan, proses selajutnya yaitu mengalirkan air limbah ke Clarifier yang dilengkapi dengan sand filter atau pasir silika. Kemudian pada air limbah dilakukan pengecekan pH ulang untuk memastikan tingkat keasaman air limbah jika pH sudah sesuai yaitu pH 6-9 maka air limbah dapat dibuang ke parit untuk dialirkan ke Sungai Citarum. Sedangkan endapan yang disaring dalam filter press berupa cake akan diolah oleh pihak ke-3.

7.2.3 Limbah Gas

Limbah gas yang dihasilkan dari pabrik asam sulfat PT Timuraya Tunggal berupa stack gas yang terdiri dari gas SO2 dan gas SO3 keluaran dari tahap terakhir proses penjerapan di AT-2. Gas tersebut akan pergi menuju cerobong dimana akan dilalui pada proses scrubbing. Scrubbing bertujuan untuk mengurangi konsentrasi dari emisi gas agar layak untuk dibuang ke udara dan tentunya agar tidak menjadi polutan.

Proses scrubbing terjadi di alat scrubber dimana scrubber dan cerobong berada dalam suatu rangkaian alat. Proses scrubbing emisi gas tersebut adalah dengan metode penjerapan mengguakan air dari tangki scrubber yang diumpankan menggunakan pompa. Proses penjerapan tersebut mengakibatkan penurunan konsentrasi emisi gas seperti SO2 dan SO3 hingga 200-400 ppm pada saat keluar melalui cerobong. Hasil penjerapan pada scrubber akan membentuk H2SO4 dan H2SO3 dan ditampung pada tangki scrubber. Pada tangki scrubber, akan ditambahkan soda kaustik (NaOH) untuk menetralkan zat asam yang terbentuk. Sehingga akan menghasilkan garam netral (Na2SO4 dan Na2SO3) serta air yang kemudian akan diumpankan kembali untuk proses penjerapan di alat scrubber. pH pada tangki scrubber dijaga untuk selalu pada angka 7.

Gambar 7. 2 Alur Pengolahan Limbah Gas

(31)

BAB VIII TATA LETAK PABRIK 8.1 Lokasi Pabrik

PT Timuraya Tunggal berlokasi di Desa Anggadita No.205, Jl.Raya Klari, Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, 41371.

Gambar 8 . 1 Lokasi PT Timuraya Tunggal Karawang

1. Perluasan Area Pabrik PT Timuraya Tunggal pertama kali didirikan di Tangerang. Seiring berjalannya waktu PT Timuraya Tunggal semakin berkembang sehingga melakukan perluasan daerah pabrik, tetapi lahan tidak memungkinkan untuk melakukan perluasan pabrik. Kemudian, PT Timuraya Tunggal mendirikan Plant ke 2 nya yang berlokasi di Klari, Karawang, Jawa Barat. Memilih lokasi tersebut dikarenakan lahan yang lebih luas.

2. Pertimbangan Bahan Baku Pemilihan lokasi pabrik berdasarkan bahan baku PT Timuraya Tunggal memilih berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Memilih lokasi tersebut dikarenakan dekat sumber bahan baku sehingga mempermudah pengiriman bahan baku serta mengehemat biaya pengiriman. Untuk pabrik asam sulfat, bahan baku sulfur diperoleh dari salah satu perusahaan di Indonesia.

3. Utilitas Hal lain yang turut mendukung pemilihan lokasi pabrik di Karawang adalah dekat dengan sumber air yang merupakan kebutuhan utama pekerja 31 dan juga operasional pabrik. Sumber utama air di PT Timuraya Tunggal Karawang berasal dari sungai Citarum. Di daerah tersebut juga dekat dengan enyediaan listrik dari PT PLN.

(32)

4. Perizinan Lokasi pabrik dipilih di daerah khusus kawasan industri, sehingga akan memudahkan dalam perizinan pabrik. Pengaturan tata letak pabrik merupakan bagian yang penting dalam proses pendirian pabrik. Pemerintah di daerah Karawang memiliki kebijakan untuk mengembangkan dan memajukan daerahnya, dengan adanya pembangunan pabrik ini diharapkan daerah dan masyarakat sekitarnya akan semakin sejahtera dan berkembang.

8.2 Tata Letak Pabrik

Tata letak adalah aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pabrik, karena berkaitan dengan alur proses mulai dari penerimaan dan penyimpanan bahan baku, produksi, utilitas, pengolahan limbah, perawatan, hingga penempatan elemen K3 dan jalur evakuasi untuk keadaan darurat atau bencana yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Tata letak pabrik PT Timuraya Tunggal Karawang dapat dilihat pada Gambar 8.2.

Gambar 8.2 Tata Letak PT Timuraya Tunggal Karawang Keterangan:

1. Pos Satpam 1 2. Mess karyawan

3. Kantin khusus karyawan 4. Parkir motor tamu 5. Parkir mobil 6. Parkir motor 7. Office

8. Tempat Istirahat 9. Lab Engineering 10. Bengkel 11. Maintenance 12. Pos satpam 2 13. Musholla

14. Gudang asam sulfamat 15. Kantor PM dan QM 16. Plant asam sulfamat 17. Plant asam sulfat

18. Tempat pembuangan alat 19. Waste water treatment

20. Gudang ZA (Ammonium Sulfate) 21 . Pabrik ZA (Ammonium Sulfate) 22. Lapangan belerang

23. Gudang ZK (Potassium Sulfate) 24. Pabrik ZK (Potassium Sulfate) 25. Gudang KCL

(33)

BAB IX

ORGANISASI DAN KETENAGAKERJAAN 9.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di PT Timuraya Tunggal Karawang dipimpin oleh seorang presiden direktur yang membawahi kepala-kepala bagian departemen. Secara penuh stuktur organisasi PT Timuraya Tunggal Karawang dapat dilihat pada Gambar 9.1

Gambar 9.1 Struktur Organisasi PT Timuraya Tunggal Karawang 9.2 Keselamatan Kerja

Selama bekerja di dalam pabrik, setiap pekerja diwajibkan mengenakan perlengkapan keselamatan sebelum memasuki area pabrik. PT Timuraya Tunggal menyediakan berbagai perlengkapan keselamatan bagi para pekerja sesuai dengan jenis tugas mereka, antara lain:

a) Masker – Khusus untuk pekerja di bagian produksi hingga pengepakan, masker berfungsi melindungi saluran pernapasan dari partikel halus seperti kristal kecil asam sulfamat yang dapat menyebabkan batuk dan sesak napas.

b) Safety helmet – Melindungi kepala, terutama di area pabrik di mana material sering

dipindahkan di ketinggian. Helm ini juga membantu mencegah benturan kepala dengan

peralatan.

(34)

c) Safety shoes – Melindungi kaki dari benda tajam atau panas serta mencegah tergelincir.

Sepatu ini terbuat dari kulit dan dilengkapi pelindung besi di bagian depan untuk menjaga kaki dari benda yang mungkin jatuh.

d) Goggles – Kacamata pelindung ini menutupi seluruh area sekitar mata, melindungi dari debu dan percikan bahan kimia cair. Goggles ini dirancang cukup besar sehingga dapat digunakan bersama dengan kacamata resep.

9.3 Pembagian Kerja

Pembagian waktu kerja yang teratur, pasti akan membuat karyawan dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Pembagian kerja yang diberikan kepada karyawan di PT Timuraya Tunggal dibagi dalam dua waktu kerja yaitu non shift dan shift. Pada sistem kerja shift akan ada perubahan shift di 2 minggu sekali. Tabel 9.1 dan 9.2 menyajikan pembagian waktu non shift dan shift.

Tabel 9.1 Pembagian waktu kerja non shift PT Timuraya Tunggal

Hari Jam Keterangan

Senin- Kamis 08.00-12.00 Jam Kerja 12.00-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Jam Kerja

Jumat 08.00-12.00 Jam Kerja

11.30-13.00 Istirahat 13.00-17.00 Jam Kerja

Tabel 9.2 Pembagian waktu kerja shift PT Timuraya Tunggal

Shift Jam

1 08.00-16.00

2 16.00-00.00

3 00.00-08.00

(35)

BAB X PENUTUP 10.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan Kerja Praktek di PT Timuraya Tunggal antara lain:

1. PT Timuraya Tunggal merupakan salah satu Perusahaan produsen bahan kimia yang memproduksi khususnya berbasis sulfur beserta dengan turunannya yang berlokasi di Karawang (pabrik produksi) dan Jakarta (kantor).

2. Pabrik Kalium Sulfat pada PT Timuraya Tunggal memiliki kapasitas produksi 50 ton per hari.

3. Proses pembuatan Kalium Sulfat pada PT Timuraya Tunggal dilakukan melalui empat rangkaian proses inti yaitu proses reaksi, proses pendinginan, proses penghalusan dan proses pengayakan.

4. Pabrik Kalium Sulfat menggunakan bahan baku utama yaitu kalium klorida dan asam sulfat.

Produk utama yang dihasilkan berupa kalium sulfat bubuk dengan produk samping berupa asam klorida dengan kadar 32,2% dan kadar 33% sesuai dengan pesanan.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

(37)

LAPORAN KHUSUS KERJA PRAKTEK judul

Disusun Oleh :

NAMA 21106312300

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG TAHUN 2024

(38)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktek dengan lancar.

Laporan ini disusun sebagai salah satu untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek pada program studi S1 Teknik Kimia Universitas Singaperbangsa Karawang selama 2 bulan dimulai pada tanggal 07 Oktober - 06 Desember 2024.

Penyusunan laporan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Vera Pangni Fahriani, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing kerja praktek. 

2. Bapak Mulat selaku SPV Produksi Plant Kalium Sulfat Timuraya Tunggal Karawang atas bimbingan dan bantuannya selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT Timuraya Tunggal Karawang. 

3. Orang tua, serta seluruh keluarga dan orang tercinta atas do’a, semangat, dan dukungannya. 

4. Bapak-bapak dari bagian reaksi, bagian maintenance mesin plant Zk dan bagian engineering PT Timuraya Tunggal.

5. Bunga yang telah ikut serta dalam membantu dan memberi dukungan untuk menyelesaikan laporan khusus kerja praktek ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu baik secara moril maupun materil.

Semoga laporan khusus kerja praktek yang telah disusun dapat bermanfaat bagi PT Timuraya Tunggal Karawang serta mahasiswa-mahasiswi lainnya.

Karawang, 05 Desember 2024

NAMA

(39)

DAFTAR ISI

(40)

DAFTAR GAMBAR

(41)

DAFTAR TABEL

(42)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT Timuraya Tunggal Karawang, sebagai salah satu perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia, memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pasar akan [sebutkan produk utama perusahaan]. Proses produksi yang efisien dan berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan daya saing di tengah persaingan global yang semakin ketat. Salah satu komponen penting dalam proses produksi di perusahaan ini adalah reaktor furnace Manheim, yang berfungsi sebagai [jelaskan fungsi spesifik reaktor dalam proses produksi].

Reaktor furnace Manheim berperan krusial dalam [jelaskan peran reaktor dalam proses keseluruhan, misalnya: mengkonversi bahan baku menjadi produk antara, atau menghasilkan panas untuk reaksi berikutnya]. Kinerja optimal dari reaktor ini sangat mempengaruhi efisiensi keseluruhan proses produksi, termasuk kualitas produk akhir, konsumsi energi, dan biaya produksi. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, terdapat indikasi penurunan efisiensi kinerja reaktor furnace Manheim di PT Timuraya Tunggal Karawang. Beberapa permasalahan yang muncul antara lain [sebutkan permasalahan yang ditemukan, misalnya: penurunan kapasitas produksi, peningkatan konsumsi bahan bakar, atau penurunan kualitas produk].

Penurunan efisiensi kinerja reaktor furnace Manheim berdampak signifikan terhadap [jelaskan dampak negatif penurunan efisiensi, misalnya: peningkatan biaya produksi, penurunan kualitas produk, dan berpotensi mengganggu kelancaran operasional pabrik].

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan efisiensi kinerja reaktor ini.

Penelitian ini bertujuan untuk [jelaskan tujuan penelitian secara spesifik, misalnya:

menganalisis data operasional reaktor, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi, dan merumuskan rekomendasi perbaikan].

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi PT Timuraya Tunggal Karawang, yaitu [jelaskan manfaat penelitian bagi perusahaan, misalnya: meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kualitas produk]. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan-perusahaan lain yang menggunakan teknologi reaktor furnace Manheim dalam proses produksinya.

Penelitian ini akan dibatasi pada [jelaskan batasan penelitian, misalnya: analisis data operasional selama periode tertentu, atau fokus pada aspek tertentu dari kinerja reaktor].

Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang lebih terfokus

dan relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun lingkup kerja di PT.Indofood setiap minggunya bermacam-macam seperti, saya melakukan perawatan mesin produksi, membersihkan mesin rool press dari sisa tepung

Bayer CropScience Surabaya juga melakukan refilling produk toller yang diimpor dari rekanan Bayer yang tersebar di seluruh dunia.. Limbah utama yang dihasilkan

Limbah cair yang berasal dari refinery ditampung di DCT ( Dirty cooling tower ) akan digabung dengan limbah dari Unloading pump house , dan limbah dari QC/ laboratory

Konversi asam lemak yang terdapat pada limbah minyak goreng sisa pakai menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol dapat terjadi melalui reaksi transesterifikasi, salah

Penurunan pH pada larutan dyes (sebagai garam Na) akan menyebabkan proses disosiasi berjalan lebih cepat karena terbentuk garam baru dari sisa asam dengan Na

Laporan kerja praktek berjudul General Maintenance Mesin Kernel Screw Press Muar Ban Lee Departemen PK.. Plant di

Asam Jawa adalah untuk mengolah buah yang dihasilkan dari kebun dengan biaya pengolahan sekecil mungkin atau seefisien mungkin dengan pemakaian tenaga kerja yang efektif dan /osses

ii LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMBANGUNAN DRY COAL SHED 66x80 M AREA POWER STATIONT PLANT 2x15 MW DI PT.KAWASAN INDUSTRI DUMAI AMY FARADILA 4103191246 PROGRAM STUDI DIPLOMA III