• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN SKRINING

N/A
N/A
Rosalia Pertiwi

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN SKRINING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAN KESEHATAN PADA KELOMPOK LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN

Di susun oleh:

Kelompok 2

1. Agung kuntoro 205140097 2. Sonia zephanie manullang 205140093

3. Rosalia pertiwi 204140113 Sholeha 205140085 4. Annisa ika rani 205140096 5. Setia puspa agung 205140106

6. Sholeha 205140085

7. Kharisma maulidina 205140109 8. Putu putri S 205140114 9. Alan arisyandi R.A 215140141P

REGULER UMUM/K3 KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

TAHUN 2023/2024

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Lansia merupakan suatu proses tahap akhir dari kehidupan manusia yang akan dijalani oleh setiap orang. Menua merupakan suatu keadaan dimana seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, sosial secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari atau terjadinya kemunduran fisik (Siringo-ringo, Sihombing, & Tumanggor, 2021).

Proses penuaaan ditandai dengan perubahan degenerative pada kulit, jantung, pembuluh darah, tulang, syaraf dan jaringan tubuh lainnya. Menurut WHO batasan lansia dibagi menjadi tiga bagian yaitu usia lanjut (elderly) antara usia 60 -74 tahun, usia tua (old) 75 -90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas usia lebih 90 tahun. Pada Tahun 2010 jumlah lansia di Asia Atenggara mencapai 24.000.000 (9,77%) dan tahun 2020 jumlah lansia kembali mengalami peningkatan menjadi 28.800.000 (11,34%) (WHO,2020). Jumlah lansia di Indonesia menurut perkiraan tahun 2020 mengalami peningkatan signifikan sebesar 11,34%, dan akan terus meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050 (Kemenkes RI, 2016). Wilayah Sumatera Barat juga terjadi peningkatan jumlah lansia sebesar 0,32% dari 9,48% pada tahun 2018 dan 9,80% pada tahun 2019 serta 10,7% pada tahun 2020.

(BPS,2020).

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dapat memberikan dampak positif dan negatif.

Dampak positif yang muncul jika lansia sehat, aktif dan produktif sedangkan dampak negatifnya lansia dapat menjadi beban akibat masalah kesehatannya yang berakibat pada peningkatan biaya perawatan kesehatan, peningkatan kecacatan, kurangnya dukungan social dan lingkungan yang tidak kondusif serta menjadi beban bagi keluarga (Kiik, Vanchapo, Elfrida, Nuwa, & Sakinah, 2020).

Lansia merupakan penduduk yang beresiko mengalami berbagai gangguan kesehatan karena menurunnya status kesehatan lansia disebabkan dengan bertambahnya usia. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan pendengaran, katarak, nyeri punggung dan leher, diabetes, osteoarthritis, hipertensi dan depresi. Pada lansia sering juga mengalami gangguan pola tidur, demensia, jatuh, delirium, osteoporosis dan kehilangan berat badan (World Health Organization. 2015. World Report on Ageing and Health, 2015).

Perubahan yang terjadi selama proses penuaan salah satunya adalah berkurangnya tingkat aktivitas fisik dan penurunan kecepatan dalam berjalan serta penurunan kekuatan otot lansia dalam menjaga keseimbangan tubuh yang bisa berakibat terjadinya peningkatan risiko terjatuh sehingga akan menyebabkan ketergantungan pada lansia dalam menjalankan aktivitas sehari- hari (Martins, Guia, Saraiva, & Pereira, 2020). Ini terjadi karena adanya perubahan pada sistim muskuloskletal lansia diantaranya jaringan penghubung (kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi. Sistim muskuloskletal mengalami penurunan dikarenakan jumlah dan ukuran serabut otot menurun sehingga kekuatan ekstrmitas bawah, ketahanan, koordinasi, keterbatasan LGS (Lingkup Gerak sendi) serta penurunan keseimbangan mengalami penurunan (Nasri & Widarti, 2020). Berdasarkan survey masyarakat di Amerika Serikat didapatkan sekitar 2,3-7% per 1000 lansia umur lebih 65 tahun mengalami jatuh setiap harinnya dari tempat tidur dan 29_48% mengalami luka ringan dan 7,5% dengan luka-luka serius (Rudi & Setyanto, 2019).

(3)

Di Indonesia menurut (Kurnianingsih, 2017) insiden jatuh pada populasi lansia yang berumur 65 tahun lebih sekitar 28-35%, dan 32-42% pada lansia yang berumur 75 tahun lebih.

Komplikasi jatuh yang dapat terjadi pada lansia antara lain adalah sindrom kecemasan setelah jatuh, cedera jaringan lunak atau patah tulang, perawatan di rumah sakit, kecacatan (penurunan mobilitas), penurunan status fungsional atau penurunan kemandirian, peningkatan penggunaan fasilitas kesehatan, dan bahkan bisa menyebabkan pasien meninggal dunia (Mutnawasitoh, Pamungkas, Surya, & Widayati, 2021). Tindakan pencegahan utama dalam pengelolaan risiko jatuh yang ditujukan untuk mencegahnya cedera sejak dini sangat penting dilakukan, sehingga risiko cedera dan kematian dapat dihindari. Lansia membutuhkan latihan untuk dapat mengurangi resiko jatuh. Banyak jenis inetervensi latihan seperti latihan keseimbangan, program penguatan dan latihan ketahanan yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan mengurangi kejadian jatuh pada lansia. Salah satu latihan yang dapat dilakukan lansia adalah Otago Home Exercise Program, latihan ini dirancang sebagai latihan rumahan untuk keseimbangan dan kekuatan anggota gerak bawah di lengkapi dengan cara berjalan, program latihan ini menyesuaikan dengan gerakan fungsional sehari-hari sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan lansia dalam melakukan gerakan fungsionalnya (Mutnawasitoh et al., 2021).

Hyperuricemia atau asam urat adalah kondisi dimana kadar asam urat dalam darah berada pada level di atas normal. Level normal asam urat dalam darah adalah pada rentang 4-6 miligram per desiliter. Definisi secara fisiologis, asam urat adalah kondisi dimana jumlah serum urate mencapai di atas 6,8 atau 7 mg/dL pada solubilitas di tingkat 37 derajat Celcius.

Asam urat sendiri memang merupakan zat yang harus ada dalam darah dan tidak boleh nol, karena asam urat adalah zat yang dihasilkan dari proses metabolisme asam nukleat dalam tubuh. Pada lansia, kebanyakan kasus terjadinya asam urat disebabkan oleh rendahnya tingkat pengeluaran (ekskresi) zat asam urat dari tubuh. Penyebab berikutnya adalah tingginya produksi zat asam urat, dan campuran antara keduanya. Tingginya asam urat harus ditangani dengan baik, karena pada lansia khususnya, dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, batu saluran kemih dan nyeri sendi.

Pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mata (oftalmolog) juga mutlak diperlukan minimal 1 tahun sekali pada lanjut usia dengan riwayat asam urat. Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan mata akibat proses penuaan maupun komplikasi sistemik seperti katarak dan mata kering. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang tepat waktu sebelum gangguan memburuk (Age- Related Eye Disease Study Research Group, 2020).

Menurut Data Badan Keschatan Dunia (WHO, 2012) saat ini terdapat 285.389 juta orang menderita gangguan penglihatan, 39.365 juta diantaranya mengalami kebutaan. Sembilan puluh persen penderitanya berada di negara berkembang. Menurut data Riskesdas Dekes RI (2013) prevalensi nasional masalah penglihatan pada lanjut usia (65-75 cahun) tahun 2013 yaitu 1.204.711 orang yang mengalami penurunan penglihatan.

Berdasarkan kasus temuan yang di dapatkan di Panti Tresna Werdha Natar Lampung Selatan, berapa lansia . Maka dari itu kami dari kelompok 1 akan memberikan Pendidikan Kesehatan kepada pasien yaitu Masalah Kesehatan Mata pada Lansia Penderita Asam Urat.

(4)

2. Proses Keperawatan a. Diagnosa Keperawatan

Defisit pengetahuan kelompok lansia berhubungan dengan kurang terpapar informasi mengenai maslah kesehatan mata berkaitan dengan asam urat.

b. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan asuhan keperawatan berupa pemeriksaan kesehatan diharapkan adanya peningkatan pengetahuan lansia mengenai maslah kesehatan mata berkaitan dengan asam urat.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan berupa pemeriksaan kesehatan yaitu penimbangan BB, TB, Asam urat, gula darah, kolesterol, dan GDS didapatkan hasil : a). Hasil pemeriksaan asam urat lansia di dapatkan dalam rentang normal

b). Hasil pemeriksaan gula darah lansia di dapatkan dalam rentang normal c). Hasil pemeriksaan kolesterol lansia di dapatkan dalam rentang normal

3. Sasaran

Kelompok lansia di Panti Tresna Werdha Natar Lampung Selatan.

4. Rancangan Kegiatan a. Nama Kegiatan

Pemeriksaan Kesehatan tentang Kesehatan mata yang berkaitan dengan asam urat, DM, dan kolesterol.

b. Hari, Tanggal dan Tempat -Hari : Jum’at

-Tanggal : 26 Januari 2024 -Waktu : 09.00 WIB

-Tempat : Di Aula Panti Tresna Werdha Natar Lampung Selatan

c. Metode

Pelaksanaan pengabdian ini dipersiapkan oleh tim pengabdian melalui tahapan sebagai berikut :

1. Lansia mengisi presensi terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan terdiri dari nama, umur dan alamat

(5)

2. Melaksanakan penimbangan BB dan Pemeriksaan tekanan darah.

pemeriksaan tekanan darah dan penimbangan BB dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat sebanyak 1 orang, dengan alat yang digunakan tensimeter dan stetoskop

3. Melakukan Pemeriksaan Kolesterol, Gula darah dan Asam urat. dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat sebanyak 2 orang dengan alat Touch, pen, stick.

4. Tanya jawab ( diskusi ) terkait hasil pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, asam urat dan gula darah

d. Media

Perlengkapan yang dibutuhkan saat pemeriksaan Kesehatan pada lansia antara lain:

1. Timbangan 2. Microtois 3. Thermogun 4. Tensimeter 5. Stetoskop 6. Touch Pen 7. Stick Gula darah 8. Stick Kolesterol 9. Stick Asam Urat

10. Alat Tulis ( Pulpen, penggaris, buku ) 11. Handsanitizer

12. Handscoon

5. Pelaksanaan

Dosen yang melakukan kegiatan:

a. Nova Nurwinda Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep b. Hernida Warni, S.Kep.,Ns.,M.Kes c. Miranti Dea Dora, S.Kep.,Ns.,M.Kep d. Nadya Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

(6)

Mahasiswa yang melakukan kegiatan:

a. Agung Kuntoro b. Rosalia Pertiwi c. Sonia Z Manullang d. Kharisma Maulidina e. Setia Puspa Agung f. Annisa Ika Rani g. Putu Putri Sugi Sari h. Sholehah

i. Allan Arisyandi R.A

a. Pengorganisasian

1. Pengarah : Allan Arisyandi R.A 2. Meja 1 : Rosalia Pertiwi

3. Meja 2 : Putu Putri dan Agung kuntoro 4. Meja 3 : Sonia, Setia dan Kharisma 5. Meja 4 : Annisa Ika dan Sholeha

b. Setting Tempat

Keterangan:

: Pendaftaran

: Pemeriksaan BB, TB, TTV MEJA 1

MEJA 2

MEJA 1 MEJA 2 MEJA 3 MEJA 4

(7)

: Pemeriksaan asam urat,gula darah, kolesterol

: Pemeriksaan GDS dan Konsultasi

: Peserta MEJA 3

MEJA 4

Referensi

Dokumen terkait

Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, yaitu perombakan enzimatis sel-sel tubuh dari asam dinukleotida atau asam ribonukleotida. Tujuan penelitian

Semua makhluk mengeluarkan zat-zat sisa yang berasal dari proses metabolisme yang berlangsung dalam tubuh. Zat sisa dari tubuh dikeluarkan melalui proses pernapasan

Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh

1) Kadar Asam urat adalah hasil akhir metabolisme purin dalam darah yang diperiksa dengan fotometer dan hasilnya dinyatakan dalam mg/dl (Putra, 2009: 2555). 2) Usia

Gout atau dalam istilah lain “asam urat” adalah suatu kondisi dimna tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan kristal asam urat yang berlebihan di

Apabila pasien tidak patuh dalam menjalani terapi hemodialisis, akan terjadi penumpukan zat-zat berbahaya dari tubuh hasil metabolisme dalam darah sehingga

(loaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan 2at-2at hasil metabolisme dari dalam tubuh hewan reptil. 8at- 2at sisa hasil metabolisme nitrogen berupa asam urat

Laporan praktikum pemeriksaan kadar asam urat yang dilakukan untuk menentukan kadar asam urat dalam serum darah, memahami metode pengukuran, dan menginterpretasikan hasil