• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan penelitian dasar keilmuan (pdk) - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan penelitian dasar keilmuan (pdk) - SIMAKIP"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN (PDK)

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO ONLINE MUHAMMADIYAH

Tim Pengusul:

Edi Setiawan, SE., MM (NIDN. 0325088502/Ketua) Oki Irawan, SE., M.Si (NIDN. 0311108805/ Anggota)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2019

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN

Judul Penelitian Analisis Pengembangan Bisnis Dengan Pendekatan Business Model Canvas Pada Toko Online Muhammadiyah

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Edi Setiawan, SE., MM

b. NPD/NIDN : 0325088502

c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

d. Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

e. Nomor HP : 081585877010

f. e-mail : [email protected] Anggota Peneliti

Nama Lengkap : Oki Irawan, SE., M.Si

NPD/NIDN : 0311108805

Fakultas/Program Studi Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Lama Penelitian 6 bulan

Luaran Penelitian 1. Laporan Penelitian

2. Jurnal Nasional Terakreditasi p-ISSN e-ISSN Biaya Penelitian Rp. 10.000.000,-

Jakarta, 15 Juli 2019 Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen, Ketua Peneliti,

Faizal Ridwan Zamzany, SE., MM Edi Setiawan, SE., MM

NIDN. 0330088201 NIDN. 0325088502

Menyetujui,

Dekan FEB UHAMKA, Ka. LEMLITBANG UHAMKA,

Nuryadi Wijiharjono, SE., MM Prof. Dr. Suswandari, M.Pd

NIDN. 0327056501 NIDN. 0020116601

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT KONTRAK PENELITAIN ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Urgensi Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 4

2.1 State of Art Penelitian ... 4

2.2 Kajian Teori ... 6

2.1.1 Bisnis Model Canvas ... 6

2.1.2 Model Bisnis Canvas ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 9

3.1 Metodelogi Penelitian ... 9

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

3.3 Data dan Sumber Data ... 10

3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 10

3.5 Model Bisnis ... 11

3.6 Analisis SWOT ... 12

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 13

4.2. P em bas ahan ... 14

BAB V. PENUTUP ... 15

5.1. Gambaran Umum Perusahaan... 15

5.2. S aran ... ... 16

BAB VI. LUARAN YANG DICAPAI... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

LAMPIRAN Lampiran 1. Bukti Status Submission ... 21

Lampiran 2 HKI ... 22

(6)

vi ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menyusun suatu model bisnis yang baru bagi toko online Suara Muhammadiyah Store untuk melakukan pengembangan bisnis, dengan menggunakan pendekatan business model canvas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara pada lima narasumber. Penelitian ini membahas sembilan elemen business model canvas pada toko online Muhammadiyah dan melakukan analisis SWOT pada masing-masing elemen tersebut. Hasil dari penelitian ini ialah susunan business model canvas baru yang dapat dijalankan toko Suara Muhammadiyah Store melakukan pengembangan usaha.

Kata Kunci: Business Model Canvas, Pengembangan Bisnis, Toko Online

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, persaingan dalam berbisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan barang dan jasa yang sama pada suatu pasar. Agar organisasi dapat terus bertahan dan menjalankan bisnisnya, mereka harus tetap memperbaiki kekurangan bisnis secara terus menerus. (Setijawibawa, M., 2015).

Kegiatan ekonomi tidak lepas bagaimana kita melakukan aktifitas transaksi guna memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri, mensejahterakan keluarga dan membantu orang lain yang membutuhkan baik berupa pangan, sandang dan papan. Apabila tidak terpenuhi ketiga alasan ini dapat “dipersalahkan” menurut agama. Konteks ini menganjurkan untuk kita seimbangkan dalam melaksanakan perintah Allah SWT dari sisi ibadah (hablum minallah) dan juga sisi muamalah (hablum minannas). (Hendiana, R., & Aly, A. D, 2016).

Masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di daerah perkotaan, sangat tidak terpisahkan dari internet, karena hampir segala aktifitas selalu melibatkan internet dan teknologi informasi. Jadi, tak heran jika internet kini menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian kalangan, terutama bagi mereka yang menggunakan internet untuk keperluan bisnis (e-commerce). (Pradana, M, 2015). Teknologi informasi (IT) sekarang dimanfaatkan untuk mendorong aktivitas bisnis dan pasar. Di zaman sekarang, internet menjadi mekanisme komunikasi yang kuat dan bisa memfasilitasi penyempurnaan dan pengolahan transaksi bisnis. Hal ini telah menyebabkan perubahan substansial dalam industri.

Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Pemasaran di internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa, dan tanpa aturan-aturan yang baku. (Irmawati, D., 2011). Dalam organisasi yang telah berjalan lama,

(8)

2 banyak ditemui adanya aplikasi sistem informasi dengan berbagai platform teknologi dan perangkat teknologi informasi pendukungnya. (Surendro, K., 2007).

Pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi dan informasi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e- commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. (Irmawati, D., 2011).

E-commerce bukan kata asing di dunia bisnis saat ini. E-commerce bagian dari sistem baru atau paradigma di dunia bisnis yang menggeser paradigma perdagangan tradisional menjadi elektronik dengan memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), atau dengan kata lain teknologi internet berkembang menjadi bisnis digital. (Erlyana, Y., & Hartono, H., 2017).

Pengguna internet yang terus bertambah di Indonesia, membuat e-commerce semakin dibutuhkan oleh perusahaan untuk terus mengembangkan kegiatan bisnisnya. Untuk mengimplementasi e-commerce dalam mendukung bisnis organisasi perlu di perhatikan 5 komponen utama yaitu; pengembangan produk, promosi, transaksi online, product delivery dan after sales support. Kelima komponen tersebut akan saling mendukung satu dengan lainnya untuk memperoleh revenue dan profit yang lebih baik.

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi dakwah terbesar memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi. Dengan memiliki situs e-commerce melalui model komunitas, owner toko online Muhammadiyah store hadir dengan memaksimalkan penyediaan fasilitas ada saat ini pada situs.

Model bisnis digital yang dikembangakan suara Muhammadiya store menjadi inovasi baru yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan sayapnya melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh kantor konvensional namun dapat dijangkau masyarakat oleh layanan internet, sehingga perusahaan masih mampu melayani masyarakat sampai ke pelosok negeri.

(9)

3 Rasulullah Muhammad SAW. sangat memotivasi umatnya untuk berbisnis dan bekerja dengan professional. Beliau menjelaskan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rejeki bisa didapatkan dari jalan bisnis. Maka dari itu, penelitian ini mencoba untuk mengungkap perilaku pebisnis dan wirausahawan muslim sebagai warga Muhammdiyah ketika mereka berbisnis terkait dengan bagaimana mereka menjalankan asas transaksi syariah dalam bisnis yang mereka jalankan. ( Fauzia, I. Y, 2018). Bagi dunia bisnis yang berorientasi profit termasuk lingkup bisnis syariah yang mengarah kepada falah dan profit oriented, kegiatan pemasaran (marketing) merupakan suatu kebutuhan utama dan menjadi suatu keharusan.Oleh karena itu dunia bisnis perlu untuk mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus untuk melakukan riset pasar. (Miftah, A, 2015).

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 275, Allah menegaskan bahwa: “...Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”. Hal yang menarik dari ayat tersebut adalah adanya pelarangan riba yang didahului oleh penghalalan jual beli, dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Dalil di atas dimaksudkan untuk transaksi offline. Ketika kita bicara tentang bisnis online, banyak sekali macam dan jenisnya. Namun demikian secara garis besar bisa di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya melalui internet atau secara online. (Fitria, T. N, 2017).

Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu Permana, D. J. (2015) melakukan penelitian yang terduga perkembangan bisnis media cetak atau majalah harus menelan pil pahit dengan munculnya awan hitam yang menerpa bisnis media cetak saat ini. Hal ini menimbulkan keresahan para pelaku industri media cetak ini, perubahan lingkungan eksternal tidak dapat dibendung lagi dan tingginya biaya produksi yang menambah beban para pelaku sektor industri media cetak.

Hal ini berbeda dengan penelitian dari Dewobroto, W. S. (2013) penggunaan business model canvas sebagai dasar untuk menciptakan alternatif strategi bisnis dan kelayakan usaha. Studinya menilai bahwa business model canvas dapat menjadi tools yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi perusahaan yang berujung pada kelayakan finansial.

(10)

4 Sedangkan Siahaan, T. (2014) hasilnya mengemukakan model bisnis sebagai strategi yang dibuat oleh peneliti yang berpedoman pada teori Osterwalder dan Pigneur yakni website perlu adanya story telling dan user exprience sehingga hubungan dengan konsumen dapat dibentuk menjadi lebih intensif.

Model bisnis digital menjadi inovasi baru yang akan dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan sayapnya melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh kantor konvensional namun dapat dijangkau masyarakat oleh layanan internet, sehingga perusahaan masih mampu melayani masyarakat sampai ke pelosok negeri. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk mengadakan suatu penelitian dengan tema “Analisis Pengembangan Bisnis Dengan Pendekatan Business Model Canvas Pada Toko Online Muhammadiyah”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang diatas, maka dapat diambil perumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran model bisnis dari toko online Muhammadiyah pada saat ini?

2. Bagaimana model bisnis toko online Muhammadiyah pada saat ini dengan menggunakan business model canvas?

3. Bagaimana business model canvas yang baru toko online Muhammadiyah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalahsebagai berikut:

Tujuan dari penelitian ini untuk mengusulkan pengembangan bisnis dan pengembangan produk toko online Muhammadiyah beserta dampaknya bagi model bisnis perusahaan secara keseluruhan agar dapat meningkatkan pendapatan serta profit toko online Muhammadiyah.

1.4. Urgensi Penelitian

Bagi akademik, dapat menambah literatur koleksi penelitian khususnya mengenai model binsis canvas. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan berguna sebagai bahan penelitian selanjutnya dan menjadi referensi penelitian dalam lingkup teknologi dan bisnis. Penelitin ini sebagai masukan pengembangan bisnis online

(11)

5 Muhammadiyah.

(12)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 State of Art Penelitian

Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu I Ketut Alit telah melakukan penelitian Permana, D. J. (2015) dengan judul Analisis Peluang Bisnis Media Cetak Melalui Pendekatan Bisnis Model Canvas Untuk Menentukan Strategi Bisnis Baru. Perkembangan bisnis media cetak atau majalah harus menelan pil pahit dengan munculnya awan hitam yang menerpa bisnis media cetak saat ini.

Satu per satu ditahun ini perusahaan media cetak menghilang dari peredaran, bahkan para pemain kecil sudah rontok diawal tahun 2011. Hal ini menimbulkan keresahan para pelaku industri media cetak ini, perubahan lingkungan eksternal tidak dapat dibendung lagi dan tingginya biaya produksi yang menambah beban para pelaku sektor industri media cetak. sampai kapankah bisnis media cetak ini dapat bertahan? dan akankah masih terdapat peluang ditengah krisis yang terjadi?

maka dibutuhkan suatu metode terkini yang membantu kita mengenali bisnis yang sedang dijalani, yaitu Bisnis Model Canvas yang disajikan dalam bentuk visual.

Analisis TOWS adalah sebuah metode yang digunakan dalam menganalisa faktor perubahan eksternal dan internal yang terjadi di perusahaan sehingga kita dapat menentuan strategi bisnis yang optimal di masa mendatang.

Hal ini berbeda dengan penelitian dari Dewobroto, W. S. (2013) dengan judul Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis dan Kelayakan Usaha. Studinya menilai bahwa Business Model Canvas dapat menjadi tools yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi perusahaan yang berujung pada kelayakan finansial. Namun penelitan berikutnya perlu dilakukan untuk membuat output dari Business Model Canvas lebih reliable untuk digunakan sebagai pengambil keputusan kelayakan usaha.

Beberapa faktor yang sebaiknya ditambahkan dalam analisa finansial adalah EBIDTA, Gross Margin, Break Event Point, Quantity Critical Point, Security Margin dan Sales Cost Cooficient.

Berbeda pula dengan Kartikasari, D. (2018) yang berjudul Penerapan Model

(13)

7 Bisnis Kanvas Terhadap Bisnis Jasa Angkut Penumpang Pada PT Internasional Golden Shipping. Hasil penelitian ini terbukti bahwa PT Internasional Golden Shipping dari segi segmentasi ekonomi lebih mengarah ke kalangan menengah atas terlihat dari value proposations keunggulan yang dimiliki perusahaan adalah satusatunya perusahaan kapal yang dapat bersandar di Johor (pasir gudang), channels yang dijalankan oleh perusahaan ini adalah menjalin hubungan baik dengan konsumennya yang dibangun dengan berhubungan secara personal sehingga konsumen dapat merasakan pelayanan yang ramah dari karyawan saat melakukan transaksi ataupun keluhan. Untuk pengahasilan yang didapat oleh perusahaan yaitu dari penjualan tiket yang dilakukan oleh SDM yang berkualitas dan didukung dengan alat operasional berupa kapal. Untuk key partnership pada perusahaan dengan keterbatasan sumber daya manusia perusahaan selalu membina dan menjga hubungan baik antar mitra bisnisnya, elemen terakhir adalah cost structure dibuktikan bahwa biaya yang paling sering dikeluarkan oleh perusahaan adalah fix costs dan variable cost.

Siahaan, T. (2014). Analisis model bisnis dari galeripos.com dengan menggunakan business model canvas. Image. Hasilnya mengemukakan model bisnis sebagai strategi yang dibuat oleh peneliti yang berpedoman pada teori Osterwalder dan Pigneur yakni website perlu adanya story telling dan user exprience sehingga hubungan dengan konsumen dapat dibentuk menjadi lebih intensif. Bisnis lain dari PT. Pos Indonesia dan E- Commerce lainnya bisa bekerjasama dengan galeripos.com. Memperbaiki layanan dan berinovasi pada pelayanan, desain, dan produk harus dilakukan galeripos.com. Peluang dalam payment dengan potong pulsa dimungkinkan dapat dilakukan oleh galeripos.com.

Menjadi sentral ekosistem akan memajukan dan menjadi e-commerce terbesar di Indonesia. Galeripos.com team juga harus melakukan penelitian lanjutan untuk terus memperbaharui informasi dan penelitian yang lebih detail dengan konsumen galeripos.com.

(14)

8 2.2 Kajian Teori

2.2.1 Bisnis Model Canvas

Model bisnis dengan pendekatan kanvas yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur ini disajikan dalam bentuk visual berupa suatu kanvas lukisan sehingga sangat memudahkan untuk dimengerti oleh pembacanya, sekarang begitu banyak pelaku organisasi yang memperdalam dan mencoba menerapkan Business Model Canvas. Memang dari berbagai bentuk model yang ada, Business Model Canvas adalah yang paling unik.

Dalam buku yang berjudul “Business Model Canvas penerapan di Indonesia” (2012) Tim PPM Manajemen yang ditulis berdasarkan buku berjudul “Bisnis Model Generation”(2010) Osterwalder dan Pigneur terdiri dari 9 Elemen yang saling berkaitan, adapun 9 Elemen tersebut adalah:

a. Customer Segments

Customer segments merupakan pembedaan kelompok manusia atau organisasi untuk menentukan tujuannya. Untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggan dibutuhkan segmentasi agar dapat lebih fokus dalam mengembangkan strategi bisnis untuk segmen pelanggan tertentu sesuai dengan karakteristik, kebiasaan dan kebutuhannya.

b. Value Propositions

Kumpulan dari produk dan layanan yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Value proposition memberikan nilai lebih yang tercipta dari berbagai elemen seperti sesuatu yang baru, kustomisasi, disain, merek, harga, akses dan kenyamanan.

c. Chanels

Channel merupakan media suatu perusahaan membangun dan menjalin hubungan untuk mencapai segmentasi pelanggan dalam memberikan value proposition.

d. Customer Relationships

Untuk menjamin kelangsungan dan keberhasilan suatu bisnis, perlu diidentifikasikan hubungan yang ingin dibuat sesuai dengan segmentasinya.

Customer Relationships merupakan pembinaan hubungan dan bertujuan

(15)

9 mendapatkan pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama, menawarkan pruduk baru kepada pelanggan lama.

e. Revenue Streams

Cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang berjalan sesuai segmentasi pelanggan yang ada dengan menjual produk atau jasa dengan harga yang sesuai ataupun dengan cara lainnya. Revenue Streams atau aliran dana masuk mengambaran bagaimana perusahaan memperoleh uang dari setiap Customer segment.

f. Key Resources

Sumber daya yang diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan juga dianggap sebagai sebagai asset perusahaan untuk mendukung bisnis yang berjalan. Sumber daya yang dibutuhkan ditentukan sesuai dengan model bisnis yang dilakukan. Key Resources adalah gambaran aset terpenting yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengoperasikan model bisnis.

g. Key Activities

Merupakan aktivitas utama yang dilakukan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Aktivitas pada bagian ini tentunya adalah aktivitas yang dapat menjadi nilai lebih dan menguntungkan.

h. Key Partnerships

Untuk dapat mengoptimalkan proses operasional dan mengurangi resiko yang ada, perusahaan atau organisasi biasanya membentuk hubungan pembeli dengan supplier. Key Partnerships merupakan mitra kerjasama perusahaan dalam pengoperasian organisasi.

i. Cost Structure

Menggambarkan pengeluaran atau biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis. Pengeluaran tersebut dapat dengan mudah dianalisa dan dihitung setelah menentukan key resources, key activities dan key partners. Cost Structure merupakan gambaran semua biaya yang akan muncul ketika mengoperasikan bisnis model yang di jalankan.

(16)

10 2.2.1 Model Bisnis Kanvas (Business Model Canvas)

Lingkungan bisnis sekarang ini merupakan lingkungan yang kompetitif, cepat berubah, dan merupakan lingkungan yang semakin sulit untuk perusahaan terutama untuk membuat keputusan bisnis. Perusahaan dihadapkan dengan informasi baru tentang teknologi informasi, siklus hidup produk yang lebih pendek, pasar global, dan persaingan ketat. Dewasa ini perusahaan juga harus mengelola ingkungan, saluran distribusi, rantai pasok, implementasi TI yang mahal, kemitraan strategis, dan harus fleksibel untuk bereaksi dengan perubahan pasar. Yang mengherankan, konsep dan perangkat lunak yang membantu manajer memfasilitasi keputusan strategis bisnis di lingkungan yang sulit ini masih langka. Tidak ada alat perangkat lunak yang berguna untuk menilai, memahami, mengukur, mengubah, berkomunikasi, atau bahkan mensimulasikan model bisnis (Hermawan, A., & Pravitasari, R. J., 2013).

Banyak manajer tidak mengerti Akselerasi bagaimana sebenarnya konsep bisnisnya, atau dengan kata lain manajer tersebut tidak memiliki pemahaman intuitif tentang model bisnis perusahaannya meskipun model bisnis ini memengaruhi semua keputusan penting. Dalam banyak kasus, manajer jarang berkomunikasi dengan cara yang jelas dan sederhana (Linder dan Cantrell, 2000). Oleh karena itu, akan menarik apabila ada satu set alat yang memungkinkan pelaku bisnis untuk memahami model bisnis mereka dan unsur- unsur yang ada di dalam model bisnis mereka sehinggan mereka dengan mudah mengkomunikasikan model bisnis perusahaannya kepada orang lain dan membiarkan mereka untuk mengubah dan bermain-main dengan model bisnis tersebut sekaligus belajar mengenai peluang bisnis (Osterwalder,2004).

(17)

11 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang melukiskan keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum. (Masri Singarimbun dan Stevan Effendi, 1989: 51). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek secara alamiah. Analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.(Sugiono, 2010: 9). Rancangan dalam penelitian ini adalah studi kasus.

Penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian yang ditemukan di banyak bidang, khususnya evaluasi, dimana peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus, sering kali program, peristiwa, aktifitas, proses atau suatu individu atau lebih. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. (Stake, 1995; Yin, 2009,2012).

Jadi, dengan penelitian deskriptif-kualitatif maka data yang dihasilkan berupa data kualitatif yang dikembangkan dengan metode deskriptif. Penjelasan terkait data-data yang ada berupa kata-kata, tulisan, atau gambar yang sesuai dengan fakta bukan menggunakan angka sebagai penjelasnya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penyajian penelitiannya memberikan gambaran model bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas (BMC) dan evaluasi menggunakan SWOT di setiap elemen Business Model Canvas (BMC) pada perusahaan X Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat memberikan data yang bersangkutan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini, subjek peneliti adalah pemilik perusahaan, partner, dan customer perusahaan

(18)

12 X. Objek penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengevaluasi Business Model Canvas (BMC) dengan menggunakan analisis SWOT pada perusahaan support system perusahaan X.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Pakel Baru UH 6/1112 Sorosutan Umbulharjo Yogyakarta, DI Yogyakarta 55162

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama dua bulan pada bulan Februari 2019-Juni 2019.

3.3. Data dan Sumber Data 1. Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Peneliti secara langsung meneliti dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang dihadapi. Untuk memperoleh data primer ini penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak Danaku Indonesia.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder ini didapat dari dokumen Danaku dan beberapa data melalui artikel terkait tema penelitian.

3.4.Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan.

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara berdialog dengan sumber wawancara.

Wawancara ini menggunakan jenis wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara (Structured Interview) dan tidak terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap pihak Danaku yakni Partner Country Head, Indonesia melalui tatap muka langsung, maupun dengan wawancara secara online (chatting).

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini menggunakan company profile perusahaan, dokumen proses pembiayaan dan beberapa dokumen terkait wawancara secara

(19)

13 tidak terstruktur. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang ditentukan dalam penelitian dalam arti sebuah situasi dimana peneliti telah mengetahui data diri seseorang yang telah ditentukan karena mereka yang memegang informasi yang akurat (Denscombe, 2007).

3. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan cara mendapatkan beberapa sumber literatur ataupun sumber tertulis yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5. Model Bisnis

Model bisnis merupakan suatu gambaran yang dijadikan dasar pemikiran mengenai hubungan antara kegiatan, keunggulan, dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, yang mampu menjelaskan mengenai bagaimana perusahaan menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai, sehingga mampu menghasilkan laba bagi perusahaan. (Sarwono, J., Arikunto, M., & Arikunto, M. S., 2006).

Business Model Canvas

Business Model Canvas (BMC) ialah suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis, dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah, yang digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih optimal. Sebuah model bisnis adalah menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai-nilai dari suatu bisnis. Konsep dari sebuah model bisnis harus sederhana, relevan, dan secara intuisi mudah dipahami dengan tidak bermaksud menyederhanakan fungsi perusahaan yang sangat kompleks.

(Osterwalder & Pigneur, 2010).

(20)

14 Business Mo del Canvas (BMC)

3.6. Analisis SWOT

Analisis SWOT menanyakan pertanyaan untuk menilai perusahaan secara internal maupun eksternal. Untuk menilai internal perusahaan, akan dijawab pertanyaan mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan, untuk menilai eksternal perusahaan, akan dijawab pertanyaan mengenai peluang yang dimiliki perusahaan dan ancaman yang harus dihadapi perusahaan. Dalam penelitian ini, analisis SWOT dilakukan pada masing-masing sembilan elemen dari business model canvas.

(21)

15 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Suara Muhammadiyah Store merupakan salah satu unit bisnis yang dikembangkan PT Syarikat Cahaya Media (Suara Muhammadiyah) yang memiliki unut produk Suara Muhammadiyah Cetak, SM Corner dan unit travel dan umroh yang sudah berdiri disebagian Provinsi Indonesia. Untuk merespon isi revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 Pemimpin Suara Muhammadiyah yang baru Deni Al-Asyari memiliki peran strategis untuk mengubah model bisnis Suara Muhammadiyah dari tradisional menjadi lebih modern. Ide perubahan ini dimulai tahun 2014, banyak perubahan kebijakan yang dilakukan pimpinan baru dalam melaksanakan kinerja perusahaan. Dengan menggunakan bisnis model canvas kita dapat melihat kemajuan yang dihasilkan.

Costumer Segments

Suara Muhammadiyah Store salah satu platform yang dibentuk PT Syarikat Cahaya Media (Suara Muhammadiyah) sebagai unit yang membidangi layanan digital dengan segmentasi pengguna yang memiliki smartphone dengan fasilitas yang berada di playstore dan gooleplay agar mengunduh aplikasi Suara Muhammadiyah Store.

Segmentasi yang dibidik kalangan remaja dan mahasiswa yang diwakili Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Nasyiatul Aisiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tak lupa kalangan dewasa yang diwakili Aisiyah, dan Muhammadiyah. Segmentasi toko digital suara Muhammadiyah store. Tak menutup kemungkinan simpatisan dan konsumen luar untuk ikut menikmati layanan dakwah digital Suara Muhammadiyah.

Value Proposisions

Suara Muhammadiyah Store memberikan kemudahan beberapa fasilitas yang mendukung dakwah secara digital. Fasilitas yang akan dilakukan meliputi keinginan konsumen untuk menikmati bacaan Majalah Suara Muhammadiyah secara digital dengan cara berlangganan sehingga konsumen mendapatkan user dan pasword langganan. Tak hanya itu, layanan buku-buku dakwah, peralatan dan perlengkapan organisasi otonom Muhammadiyah disediakan di halaman platform. Layanan batik

(22)

16 Muhammadiyah memungkinkan pengurus dan simpatisan akan membeli produk ini.

Posisi layanan bisa didapat juga di SM Corner yang tersebar di seluruh Indoneisa.

Produk yang dijual Suara Muhammadiyah Store tidak dijual ditoko-toko umum yang memungkinkan akses satu platform saja.

Channels

Suara Muhammadiyah Store memiliki fasilitas platform yang memungkinkan beragam unit produk. Produk-produk yang diberikan menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Layanan produk ini diberi berupa website dan disalurkan melalui media sosial dengan menggunakan facebooks, twitter, whatsup, intragram, telegram dan email marketing. Channels itu memberikan kemudahan bagi konsumen untuk bertransaksi secara langsung tanpa ribet harus datang ke toko Suara Muhammadiyah atao SM corner yang ada di daerah.

Customers Relationship

Penggunan Suara Muhammadiyah Store yang tersebar luas menggunakan customer service dengan layanan 24 jam. Pelayanan prima yang dilakukan dengan memberikan kemudahan konsumen untuk memesan secara langsung melaui kontak person yang tertera di platform. Kemudahan pembarayan pun diberikan sesuai sistem pembayaran yang digunakan. Pembayaran bisa dilakukan melalui kartu kredit yang memudahkan ketika konsumen tidak memiliki uang cash. Sehingga hubungan antara konsumen dengan produsen terjalin melalui sarana care line dengan memberikan saran dan kritik fasilitas yang digunakan.

Revenue Streams

Keuntungan yang didapat berdasarkan pesan secara daring dari konsumen. Keuntungan lain berupa jumlah pengguna yang mengunduh aplikasi googleplay, playstore.

Keuntujgan yang secara langusng didapat dari unduhan sebesar 70% dikalikan nominal imbalan yang didapat.

Key Resaurces

Karyawan yang sudah mendapat kontrak bersama PT Syarikat Cahaya Media (Suara Muhammadiyah) berjumlah 120 karyawan yang dibagi berdasarkan job description.

Pembagian tugas menyesuaikan dengan program dan kegiatan yang sering dilakukan.

Untuk menunjang bisnis digital Suara Muhammadiyah Store memberikan talenta muda

(23)

17 yang cenderung aktif dalam dunia media sosial sehingga feel dari konsumen bisa keterima dengan baik. Suara Muhammmadiyah Store memiliki server, data base, dan aplikasi yang memudahkan penyimpanan data pengguna secara baik. Aplikasi Suara Muhammadiyah Store akan terhubung dengan jaringan amal Usaha Muhammadiyah di seluruh Indonesia sehingga memudahkan karyawan menggaet calon konsumen.

Key Activities

Aktivitas bisnis online yang dilakukan Suara Muhammadiyah Store memudahkan konsumen untuk real time bertransaksi secara daring. Pelayanan yang diberikan memberikan dampak bagi pelayanan amal usaha Muhammadiyah untuk berkontribusi bagi pengembangan amal usaha Muhammmadiyah. Hal ini yang menjadi penerang bagi server yang digunakan tetap stabil. Suara Muhammadiyah Store selalu melakukan update server, aplikasi dan data base yang memudahkan layanan. Pengembangan aplikasi akan terus dilakukan sesuai kebutuihan konsumen bahkan tim riset dan pengembangan akan memulai layanan lain yang akan ditambah di platform Suara Muhammadiyah Store.

Key Parnership

Suara Muhammadiyah Store menggunakan modal mandiri dalam pengembangan bisnisnya. Pengembangn bisnis ini tak lain karena komitmen perusahaan agar tidak berhutang sehingga relasi investor hanya berada pada perusahaan secara mandiri. Tapi pengembangan relasi untuk membangun unit bisnis lain sedang dilakukan dengan menggandeng pihak luar untuk mendirikan hotel Muhammadiyah yang secara real time akan dipasang di platform Suara Muhammadiyah Store.

Cost Structure

Cost Structure dari Suara Muhammadiyah Store saat ini mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji dari karyawan. Selain itu juga Suara Muhammadiyah Store memberikan pembiayaan bagi pendirian SM Corner yang berada dibawah sebesar 30 persen dari biaya pendirian. Suara Muhammadiyah Store harus menanggung biaya operasional perbulan berupa listrik, air dan pemasangan aplikasi di platform Suara Muhamamdiyah Store di googleplay, playstore serta pemelihaaraan dari server, aplikasi dan data base.

Dari analisa model bisnis kanvas bisa diuraikan melalui matrix SWOT (Strengths,

(24)

18 Weaknesses, Opportunities, and Threats)

Kekuatan Kelemahan

1. Memiliki jaringan luas di Indonesia 2. Delivery barang yang tepat waktu 3. Harga yang sesuai dengan kualitas

barang

4. Hubungan antara pimpinan perusahaan dan karyawan harmonis

1. Belum adanya koleksi produk yang dibutuhkan kalangan konsumen luar 2. Promosi belum maksimal

3. Belum hadirnya produk dengan kekuatan pasar yang besar

Peluang Ancaman

1. Memiliki konsumen yang tersebar di Indonesia

2. Konsumen potensial selalu hadir setiap tahun

3. Aplikasi semakin berkembang

dengan Tim Riset dan

Pengembangan

4. Dengan adanya aplikasi

memungkinkan mudahnya

membangun unit produk

1. Banyaknya pesaing dengan kapasitas produk yang lebih murah

2. Harga bahan baku yang cenderung fluktuatif

3. Pelanggan mudah pindah karengan banyak produk yang mudah ditiru

Selanjutnya untuk menyusun formulasi alternatif-alternatif strategi yang dilakukan Suara Muhammadiyah Store mempergunakan matrik SWOT. Alternatif-alternatif strategi disusun berdasarkan interaksi atas faktor internal dan eksternal perusahaan untuk memperoleh strategi kompetitif. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matrik SWOT dari beberapa faktor internal, berupa kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman untuk menentukan strategi kompetitif bagi Suara Muhamamdiyah Store dengan melakukan strategi diversifikasi (produk, pasar).

(25)

19 BAB V

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang ditemukan bahwa Suara Muhammadiyah Store memiliki segmentasi konsumen dari remaja dan dewasa dari kalangan Muhammadiyah beserta Organisasi Otonom. Keuntungan yang didapat dari aplikasi ini bagian dari hasil keuntungan yang telah dilakukan sebagai pembagi dari unduh dari playstore.

5.2 Saran

Suara Muhamamdiyah Store harus melakukan diferensiasi produk dimana telah banyak pesaing dengan kapasitas produk yang lebih murah. Tak hanya itu, harga bahan baku yang cenderung fluktuatif dimungkinkan produk harus lebih bervariatif agar konsumen puas. Dengan begitu, produk Suara Muhammadiyah Store perlu menyesuaikan dengan keinginan pelanggan agar mereka tidak pindah ke aplikasi lain.

(26)

20 BAB VI

LUARAN YANG DICAPAI

Luaran yang dicapai berisi Identitas luaran penelitian yang dicapai oleh peneliti sesuai dengan skema penelitian yang dipilih.

Jurnal

IDENTITAS JURNAL

1 Nama Jurnal Al Urban: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam

2 Website Jurnal http://journal.uhamka.ac.id/index.php/al- urban/authorDashboard/submission/3660 3 Status Makalah Submitted/Review/Accepted

4 Jenis Jurnal Jurnal International/Jurnal Nasional

terakreditasi/Jurnal Nasional tidak terakreditasi.

4 Tanggal Submit 31 Agustus 2019 5 Bukti Screenshot submit

Pemakalah di seminar

IDENTITAS SEMINAR 1 Nama Jurnal

2 Website Jurnal

3 Status Makalah Submitted/Review/Accepted

4 Jenis Prosiding Prosiding International/ Prosiding Nasional 4 Tanggal Submit

5 Bukti Screenshot submit Pemakalah di seminar

IDENTITAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 1 Nama Karya

2 Jenis HKI Hak Cipta/ Hak Paten.

3 Status HKI Submitted/Granted

4 No Pendaftaran Prosiding International/ Prosiding Nasional

(27)

21 DAFTAR PUSTAKA

Dewobroto, W. S. (2013). Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis dan Kelayakan Usaha. Jurnal Teknik Industri, 1, 215-230.

Denscombe, M. (2007). The good research guide. Berkshire. England: McGraw-Hill Education.

Erlyana, Y., & Hartono, H. (2017, December). Business model in marketplace industry using business model canvas approach: An e-commerce case study. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering (Vol. 277, No. 1, p.

012066). IOP Publishing.

Hermawan, A., & Pravitasari, R. J. (2013). Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis).

Fauzia, I. Y. (2018). perilaku pebisnis dan wirausaha muslim dalam menjalankan asas transaksi syariah. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(1).

Fitria, T. N. (2017). Bisnis jual beli online (online shop) dalam Hukum Islam dan Hukum Negara. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 3(01), 52-62.

Hendiana, R., & Aly, A. D. (2016). Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi Islam. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Syariah, 3(2).

Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan e-commerce dalam dunia bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis–ISSN, 2085, 1375.

Indriany, N. (2017). Analisis Pengembangan Bisnis dengan Pendekatan Business Model Canvas pada Ud. Moga Jaya Surabaya. Agora, 5(1).

Manajemen, T. P. (2012). Business Model Canvas Penerapan di Indonesia. Penerbit PPM, Indonesia.

Miftah, A. (2015). Mengenal Marketing dan Marketers Syariah. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, 6(2).

Setijawibawa, M. (2015). Evaluasi model bisnis pada perusahaan x menggunakan business model canvas. Agora, 3(1), 305-313.

Siahaan, T. (2014). Analisis model bisnis dari galeripos. Com dengan menggunakan business model canvas. Image, 3(1).

(28)

22 Surendro, K. (2007). Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk Perencanaan

Strategis Sistem Informasi. Jurnal Informatika, 8(1), 1-9.

Pradana, M. (2015). Klasifikasi jenis-jenis bisnis e-commerce di indonesia. Neo- Bis, 9(2), 32-40.

Kartikasari, D. (2018). Penerapan Model Bisnis Kanvas Terhadap Bisnis Jasa Angkut Penumpang Pada PT Internasional Golden Shipping. Journal Of Applied Managerial Accounting, 2(1 (Maret)), 6-14.

Osterwalder, A. (2004). The business model ontology: A proposition in a design science approach.

Osterwalder, A., Pigneur, Y., Oliveira, M. A. Y., & Ferreira, J. J. P. (2011). Business Model Generation: A handbook for visionaries, game changers and challengers.

African journal of business management, 5(7), 22-30.

Permana, D. J. (2015). Analisis Peluang Bisnis Media Cetak Melalui Pendekatan Bisnis Model Canvas Untuk Menentukan Strategi Bisnis Baru. Faktor Exacta, 6(4), 309-319.

Sugiyono, D. R. (2000). Metode Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.

Stake, R. E. (1995). The art of case study research. Sage.

Sarwono, J., Arikunto, M., & Arikunto, M. S. (2006). Metode Penelitian. Kuantitatif Kualitatif.

Singarimbun Masri. (1989). “Metode dan Proses Penelitian” dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (eds). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.

(29)

23 Lampiran 1. Bukti Status Submission

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student teams Achievement Division) dengan pendekatan kontekstual

From the explanation above, the authors are interested in researching in more depth related to how curriculum management is implemented to improve the quality of learning and academic