PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pentingnya penerapan paradigma pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat secara proaktif.Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang bersifat jangka panjang agar mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam bidang kesehatan. menjaga kesehatannya melalui kesadaran yang lebih tinggi. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Kesehatan merupakan hal yang sangat mendasar dan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat dicapai melalui peran aktif masyarakat yang senantiasa menciptakan lingkungan dan perilaku sehat agar mereka dapat hidup produktif. Program PBL II merupakan kegiatan di luar kampus yang diarahkan pada permasalahan prioritas yang diperoleh dari hasil PBL I yang sebelumnya telah menghasilkan alternatif pemecahan masalah yang dituangkan dalam “Plan of Action” (POA) sehingga diperoleh intervensi masalah secara fisik dan non fisik, yang kemudian dievaluasi.
Pada kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) I sebelumnya, kami kelompok 1 selaku mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan UKIM melakukan identifikasi permasalahan kesehatan masyarakat di Jemaat GPM Isu Kecamatan TNS Kabupaten Maluku Tengah guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kami berharap dalam PBL II ini dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat di Jemaat GPM Isu Kecamatan TNS Kabupaten Maluku Tengah.
Tujuan dan Sasaran
Membantu pemerintah (instansi kesehatan) dalam mengatasi permasalahan kesehatan dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat yang berorientasi kesehatan. Memperoleh umpan balik sebagai integrasi mahasiswa dengan proses pembangunan kesehatan di masyarakat untuk lebih menyesuaikan kurikulum, bahan ajar dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dipimpin perguruan tinggi terhadap tuntutan aktual pengembangan masyarakat di bidang kesehatan.
GAMBARAN UMUM LOKASI
- Keadaan Geografis dan Demografis
- Status Kesehatan
- Faktor Sosial dan Ekonomi
- Fasilitas Umum Yang Digunakan Dalam Program Kes
Sebaran kepala rumah tangga menurut sektor pada jemaah GPM Isu Negeri Isu Teon Nila Serua Kabupaten/Kota. Jemaat GPM Isu mempunyai posyandu yang digunakan sebagai pusat pelayanan kesehatan yang letaknya dekat Balai Desa. Berdasarkan hasil pendataan diketahui bahwa perilaku masyarakat jemaah GPM Isu pada umumnya adalah kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol serta membuang sampah dan kotoran dari kamar mandi/laundry/dapur sembarangan di tanah atau halaman terbuka yang dapat menjadi sumber bencana dan penularan penyakit di masyarakat.
Berdasarkan hasil pendataan yang diperoleh penyebab kematian satu tahun terakhir di jemaah GPM Isu. Berdasarkan pendataan yang dilakukan di Jemaat GPM Isu, ditetapkan angka kematian sebanyak 1 orang yang meninggal dalam 12 bulan terakhir, dengan persentase 1 orang menderita hipertensi atau penyakit jantung (25. Metode CARL Mengutamakan Kesehatan Masalah). di Jemaat GPM Isu Desa Isu Kecamatan Teon Nila Serua Tahun 2022.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan observasi PBL I, di jemaah GPM Isu terdapat 77 responden yang merokok setiap harinya. Berdasarkan hasil pendataan dan observasi di PBL I, di jemaah GPM Isu banyak masyarakat yang kemudian mengonsumsi minuman beralkohol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Pelaksanaan Intervensi
- Evaluasi
Saran penggunaan tempat sampah di sekolah, dengan tujuan agar siswa memahami dan mampu menerapkan perilaku membuang sampah yang benar. Edukasi tentang bahaya merokok dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok bagi perokok aktif dan perokok pasif, serta mengubah perilaku untuk mengurangi kebiasaan merokok. Setelah tersedianya tempat sampah di sekolah dasar dan menengah, siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan yaitu sampah anorganik dan organik.
Meningkatkan rasa kepedulian dan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dengan membuang sampah pada tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya. Siswa sudah mulai menciptakan lingkungan yang sehat dengan memanfaatkan dan membuang sampah dengan baik. Hasil Implementasi Program Intervensi Fisik Kegiatan Pembelajaran Praktek Lapangan di Jemaah GPM Isu Kecamatan Negeri Isu.
Ketiga program intervensi fisik yang dilaksanakan mempunyai capaian sebesar 50% yang berarti ketiga program tersebut tercapai. Hasil pelaksanaan program intervensi non fisik, kegiatan praktikum pembelajaran lapangan di jemaah GPM Isu Negeri Isu. Ketiga program intervensi non fisik yang dilaksanakan mempunyai capaian sebesar 50% yang berarti ketiga program tersebut tercapai.
Hasil Evaluasi Program Intervensi Fisik Kegiatan Praktek Belajar Lapangan di Paroki GPM Isu Kecamatan Negeri Isu. Hasil Evaluasi Kegiatan Praktek Belajar Lapangan Program Non Intervensi Fisik di Paroki GPM Isu Kecamatan Negeri Isu. Pada kegiatan evaluasi yang dilakukan, hasil kinerja sebelum dan sesudah test mengenai pentingnya penggunaan tempat sampah di SD sebesar 54% dan di SMP sebesar 90% yang berarti tercapai.
Sedangkan hasil pre-test dan post-test mengenai bahaya merokok sebesar 100% yang berarti tercapai, dan hasil pre-test dan post-test mengenai perilaku merokok sebesar 100%.
Pembahasan
Hal ini dilakukan karena seluruh responden belum memahami pentingnya sampah, perbedaan sampah organik dan anorganik, bahaya membuang sampah sembarangan dan cara membuang sampah yang benar, guna membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan tempat sampah. . . Oleh karena itu disediakan wadah sampah yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu organik dan anorganik baik di lokasi sekolah maupun ditempatkan di tempat tertentu. Setelah dilaksanakan kegiatan terjadi perubahan yaitu pembuangan sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis wadah sampah yang diramalkan.
Pada tataran kinerja disediakan fasilitas tempat sampah yaitu agar siswa dan guru terbiasa membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. Pemberian tempat sampah pada siswa sekolah dasar dan menengah berdampak pada tercapainya permasalahan yang dapat dicapai dengan melihat kualitas dan pemanfaatan fasilitas tempat sampah yang disediakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sebelumnya siswa belum memahami pentingnya penggunaan tempat sampah dan perilaku membuang sampah pada tempatnya.
Diharapkan masyarakat khususnya siswa SD N 110 Maluku Tengah dan SMPTK Waipia dapat memanfaatkan penggunaan tempat sampah dengan baik. Sehubungan dengan melakukan kegiatan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan tempat sampah yang akan dipertahankan. Melakukan sosialisasi pemanfaatan tempat sampah di SD N 101 dan penyerahan tempat sampah organik dan anorganik oleh ketua koordinator kepada direktur sekolah. 13.00 Makan siang di sektor terkait 16.00.
METODE PENDEKATAN ANALISIS SWOT
Kekuatan
Bentuk intervensi yang diterapkan pada PBL II sesuai dengan teori yang diterima peserta PBL II selama proses pengajaran sehingga membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi. Dana yang diperlukan untuk pembelian instrumen, bahan, dan media intervensi terjangkau oleh peserta PBL II.
Kelemahan
Peluang
Hambatan
Hasil pelaksanaan program intervensi fisik yang dicapai adalah penyerahan tempat sampah, penyerahan x-banner, pembagian leaflet. Hasil pelaksanaan program intervensi non fisik yang dicapai adalah edukasi penggunaan tempat sampah, edukasi bahaya merokok, edukasi dampak konsumsi minuman beralkohol. Hasil evaluasi program intervensi non fisik yang diperoleh adalah edukasi penggunaan tempat sampah, edukasi bahaya merokok, edukasi dampak konsumsi minuman beralkohol.
PENUTUP
Kesimpulan
Teon Nila Serua (TNS) Kabupaten/Kota Maluku Tengah/Masohi Tahun 2022 merupakan kelanjutan dari PBL I yang dalam pelaksanaannya dilakukan program intervensi fisik dan non fisik serta evaluasi intervensi fisik dan non fisik. sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: (Kesimpulan mengacu pada tabel 3.1 sampai dengan 3.4.
Saran