• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (OBSERVASI MELALUI VIDEO) RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

N/A
N/A
Aziz Nurbarkah

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (OBSERVASI MELALUI VIDEO) RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

PT. DOLPHIN FOOD & BEVERAGES INDUSTRY

MUHAMMAD AZIZ NURBARKAH

PENYELENGGARA:

PT. SINARINDO GLOBAL SARANA

21 September - 06 Oktober 2022

(2)

2. Pihak PT. Sinarindo Global Sarana selaku PJK3 penyelenggara pelatihan AK3 Umum;

3. Para peserta pelatihan Calon AK3 Umum.

Penulis sadar bahwa laporan ini masih belum sempurna sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 03 Oktober 2022 Penulis

Muhammad Aziz Nurbarkah

(3)

1.4. DASAR HUKUM ... 4

1.4.1. K3 Lingkungan Kerja ... 4

1.4.2. K3 Kesehatan Kerja ... 4

1.4.3. K3 Mekanik ... 4

1.4.4. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan ... 5

1.4.5. K3 Penanggulangan Kebakaran ... 5

1.4.6. K3 Konstruksi Bangunan ... 5

1.4.7. K3 Instalasi Listrik ... 5

1.4.8. Kelembagaan dan Keahlian K3 (Unit Kerja) ... 5

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ... 6

2.1. GAMBARAN PERUSAHAAN ... 6

2.1.1. STRUKTUR ORGANISASI ... 7

2.2. FASILITAS PERUSAHAAN ... 8

2.3. TEMUAN ... 8

BAB III OBSERVASI DAN ANALISA ... 10

3.1. OBSERVASI ... 10

3.2. ANALISA ... 10

3.2.1. Penilaian Kesesuaian ... 10

3.2.2. Penilaian Ketidaksesuaian ... 16

BAB IV PENUTUP ... 21

4.1. KESIMPULAN ... 21

4.2. SARAN ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

(4)

diusahakan agar bisa memperoleh surplus dengan cara pengelolaan yang profesional.

Rumah Sakit salahsatu institusi yang sifatnya kompleks dan memilii sifat organisasi yang majemuk, maka perlu pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap unit kerja atau bidang kerja. Salah satunya pada bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Potensi bahaya yang terdapat di Rumah Sakit lebih besar risikonya untuk petugasnya bila dibandingkan dengan tenaga kerja pada umumnya. Tenaga kerja Rumah Sakit lebih rentan terkena risiko bahaya, kemungkinan keseleo, cidera, infeksi dan penyakit yang berasal dari parasit, dermatitis, hepatitis dan lain-lain.

Melihat terus berkembangnya Rumah Sakit saat ini, fasilitas pendukung medis pun semakin berkembang sehingga potensi bahaya dan permasalahannya pun semakin kompleks sehingga perlu adanya proteksi bagi petugas kesehatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan saat melakukan aktivitas pekerjaan. Potensi bahaya yang timbul di Rumah Sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lainnya yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi Rumah Sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi.

(5)
(6)

besar dari pada sektor industri lain. Pada tahun 2013 saja terdapat 666.300 kasus

‘Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja pada petugas pelayanan kesehatan, dengan rasio 4.4 kasus tiap 100 petugas kesehatan yang menyebabkan hilangnya hari kerja, pengalihan pekerjaan atau larangan bekerja. Sumber bahaya yang menyebabkan pekerja berisiko mengalami kecelakaan kerja diantaranya berasal dari pelayanan kesehatan pasien, permukaan lantai, gerakan atau posisi tubuh pekerja, peralatan kerja, bahan kimia, mesin, dan sumber-sumber bahaya lainnya. Sedangkan kejadian kecelakaan kerja yang dialami pekerja dari yang terbesar adalah, terjatuh, tergelincir, benturan dengan benda atau peralatan, kelelahan pada bagian tubuh tertentu karena posisi kerja yang salah dan gerakan yang berulang-ulang, serta paparan zat-zat berbahaya.

Pada saat sekarang ini angka kecelakaan kerja di dunia dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan. International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa pada tahun 2013, 1 pekerja meninggal setiap 15 detik di dunia karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Sebelumnya, pada tahun 2012, ILO mencatat angka kematian karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun.Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPJS Ketenagakerjaan didapatkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Hingga akhir tahun 2015 kecelakaan kerja yang terjadi

(7)

1. Mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan dan sebagai syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon AK3U.

2. Mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 dibidang Kelembagaan K3

3. Peserta Calon Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3 pada perusahaan.

4. Mengetahui, menganalisa serta mengukur penerapan K3 di bidang Lingkungan Kerja, Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Uap, Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik, Penanggulangan Kebakaran, Kelembagaan dan Keahlian, serta Penerapan SMK3 di PT. Telkom Indonesia Kantor Witel Malang.

5. Memberi masukan terhadap penerapan K3 di bidang Lingkungan Kerja, Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Uap, Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik, Penanggulangan Kebakaran, Kelembagaan dan Keahlian, serta Penerapan SMK3 di PT. Telkom Indonesia Kantor Witel Malang yang belum sesuai dengan peraturan.

1.3. RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. K3 lingkungan kerja 2. K3 mekanik

3. K3 pesawat uap

4. K3 konstruksi bangunan 5. K3 instalasi listrik

6. K3 penanggulangan kebakaran

7. K3 kelembagaan dan keahlian (P2K3) 8. K3 penerapan SMK3

1.4. DASAR HUKUM

Adapun Undang Undang serta Peraturan Pemerintah yang mendasari Analisa observasi penerapan K3 pada Praktek Lapangan Kerja Lapangan di PT. Telkom Indonesia Kantor Witel Malang adalah sebagai berikut:

1.4.1. K3 Lingkungan Kerja

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

(8)

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• PERMENAKER No.PER-06/MEN/2017 tentang K3 Elevator dan Eskalator

• PERMENAKER No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat & Angkut 1.4.4. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

• PERMENAKER No.PER-37/MEN/2016 tentang Bejana Tekan dan Tangki Timbun 1.4.5. K3 Penanggulangan Kebakaran

• PERMENAKERTRANS No.PER-04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat dan Pemeliharaan APAR

• PERMENAKER No.PER-02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik

• KEPMENAKER No.KEP-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

1.4.6. K3 Konstruksi Bangunan

• PERMENAKER No.PER-01/MEN/1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan 1.4.7. K3 Instalasi Listrik

• PERMENAKER No.PER-02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir

• PERMENAKER No.PER-12/MEN/2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja

1.4.8. Kelembagaan dan Keahlian K3 (Unit Kerja)

• PERMENAKER No.PER-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

• PERMENAKER NO.PER.12/M/2014 tentang Badan Audit SMK3

BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. GAMBARAN PERUSAHAAN

Rumah sakit ini telah berdiri semenjak tahun 1984. Dengan fasilitas rawat inap serta perawatan intensif maupun jangka panjang, rumah sakit ini memiliki total karyawan 394 orang, yang terdiri dari 138 karyawan pria dan 256 karyawan wanita.

Memiliki luas tanah 30.000 meter persegi, rumah sakit ini dibangun dengan banyak 20

(9)

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Witel Malang

Belum dibuat organisasi P2K3 Dalam rangka menerapkan K3 di lingkungan kerja Rumah Sakit di Malang.

2.3. TEMUAN

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan untuk observasi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Telkom Witel Malang dalam beberapa aspek K3, khususnya K3 Lingkungan Kerja, K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap, K3 Kontruksi Bangunan, K3 Instalasi Listrik, K3 Penanggulangan Kebakaran, K3 Kelembagaan dan Keahlian, dan Penerapan SMK3. Hasil dari observasi tersebut terbagi menjadi 2 (dua) temuan yakni temuan sesuai dan temuan tidak sesuai. Adapun temuan-temuan yang ditemukan di lapangan sebagai berikut:

1. Penerapan K3 Lingkungan Kerja di perusahaan.

a. Temuan Sesuai

• Pengunjung diberikan safety briefing

• Dilakukan pengecekan suhu dan terdapat westafel cuci tangan di depan Gedung

• Terdapat assembly point di area gedung

(10)

• Tenaga kerja di klinik sudah mengikuti pelatihan hiperkes

• Kotak P3K sudah tersedia di tiap lantai b. Temuan tidak sesuai

• Masih ada pekerja yang tidak menggunakan APD walaupun sudah disediakan oleh perusahaan

3. K3 Mekanik di perusahaan.

a. Temuan Sesuai

• Terdapat maintenance checklist untuk elevator b. Temuan Tidak Sesuai

• Terdapat benda berputar yang tidak diberi casing dan rambu bahaya di ruang mesin lift

• Tidak ada tag identitas dari gondola 4. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan di perusahaan

a. Temuan Sesuai

• Terdapat tanda bahaya kebakaran yang tertempel di tangka timbun b. Temuan Tidak Sesuai

5. K3 Penanggunalan Kebakaran di perusahaan a. Temuan sesuai

• Terdapat instalasi fire alarm di Gedung witel Malang

• Perusahaan mempunyai hydrant b. Temuan tidak sesuai

• Peletakkan APAR di lantai tanpa alas

• Peletakkan APAR yang sulit diakses karena terhalang benda lain 6. K3 Konstruksi Bangunan di perusahaan

a. Temuan Sesuai

• Terdapat sprinkler di area parker basement (bawah tanah)

• Terdapat lampu darurat di tangga darurat

• Terdapat karet di ujung anak tangga

• Terdapat garis penunjuk jalan keluar di tangga darurat b. Temuan Tidak Sesuai

• Pintu menuju jalur kabel dan pipa tidak terkunci dan tidak diberi rambu keselamatan

7. K3 Instalasi Listrik di perusahaan

10

(11)

b. Temuan Tidak Sesuai 9. Penerapan SMK3 di perusahaan

a. Temuan Sesuai

• Telah dibuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar dan menengah dalam bentuk protap

• Terdapat rambu keselamatan

• Terdapat sertifika Audit SMK3 b. Temuan Tidak Sesuai

11

(12)

-No.Per-01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan hyperkes bagi dokter perusahaan pasal 1

UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf l dan h (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk;

h.mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

Permenker No.Per-01/Men/1976 Pasal 1

Setiap perusahaan diwajibkan untuk mngirimkan setiap dokter perusahaannya untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2 Alat Pemadam Api Ringan Terdapat Identitas

Apar

Memudahkan petugas pemadam

api kebakaran

a. UU NO 1 TAHUN 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf o

b. Permenaker No.4 tahun 1980 tentang Syarat - syarat pemasangandan Pemeliharaan

(13)

Alat Pemadam Api Ringan. Pasal 4 ayat 1

UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat 1 huruf O

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Permenaker no.4 tahun 1980 tentang Syarat - syarat pemasangandan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Pasal 4 ayat 1 Pasal 4

(1) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan

3 Jalur evakuasi Terdapat titik

kumpul yang berada dilapangan luar gedung

Area titik evakuasi bebas hambatan

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 Huruf a,d dan r.

b. Permen PUPR no 14 tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung pasal 28 ayat

(14)

2 huruf a, dan b

c. Kepmenaker no.KEP.186/MEN/

1999 tentang Unit

Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja pasal 2 (3)

UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 Huruf a,d dan r.

a. mencegah dan megurangi kecelakaan

d. memeberikan kesempatan atau jalan meyelamatkan diri pada waktu kebakran atau kejadian lainnya yang berbahaya r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi Permen PUPR no 14 tahun 2017 : pasal 28 ayat 2 huruf a, dan b

Perancangan dan penyediaan sarana pendukung evakuasi lainnya harus memperhatikan:

a. kemudahan pencapaian yang bebas hambatan;

pengenalan, penandaan, dan penempatan pada lokasi yang mudah terlihat dan dipahami oleh Pengguna Bangunan Gedung dan Pengunjung Bangunan Gedung;

Kepmenaker no.KEP.186/MEN/ 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja pasal 2 (3)

(3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

4 Ruang penyimpanan tabung Terdapat rambu- Memberikan a. UU No 1 Tahun 1970 tentang

(15)

rambu di ruang penyimpanan

tabung

informasi kepada pekerja

maupun pengunjung agar

mematuhinya

Keselamatan Kerja, Pasal 14 huruf c

b. Kepmenaker no 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat kerja pasal 3 Huruf a

UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Pasal 14 huruf c Pengurus diwajibkan :

c.Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Kepmenaker no 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia di Tempat kerja pasal 3 huruf a

(16)

Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi : a. penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label.

5 Hydrant Instalasi hydrant

sudah memiliki izin sesuai dengan jumlah yang ada di

izin

Patuh terhadap peraturan

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 dan O

b. Permen PU no 26 tahun 2008 tentang persyaratan teknis system proteksi kebakaran

c. Kepmenaker RI no:

KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja. pasal 2 (2) huruf b

UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat 1 huruf O

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Permen PU no 26 tahun 2008 tentang persyaratan teknis system proteksi kebakaran pasal 3 (1) huruf b (1) Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan meliputi :

b. akses dan pasokan air untuk pemadaman kebakaran

Kepmenaker RI no: KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja. pasal 2 (2) huruf b b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi;

(17)

6 Ruang TPS

B3 Terdapat eye washer

Untuk

membersihka n mata bila terkena cipratan limbah B3

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf e

b. Permenaker no. 15 tahun 2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan pasal 2

c. PERATURAN MENTERI

KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG

KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

d. Permenakertrans No.

PER.15/MEN/VIII/2008

tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja

Pasal 8 ayat 3 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf e

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

(18)

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

Permenaker no. 15 tahun 2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan pasal 2 (1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja.

(2) Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019 tentang kesehatan Lingkungan Kerja Rumah Sakit Wadah penampungan limbah B3 di ruangan sumber harus

memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:

 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, kedap air, antikarat dan dilengkapi penutup

 Ditempatkan di lokasi yang tidak mudah dijangkau sembarang orang

 Dilengkapi tulisan limbah B3 dan simbol B3 dengan ukuran dan bentuk sesuai standar di permukaan wadah

 Dilengkapi dengan alat eyewash

 Dilengkapi logbook sederhana

 Dilakukan pembersihan secara periodik

Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja

(19)

Pasal 8 ayat 3

(3) Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa alat untuk pembasahan tubuh cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata.

1.

7 Wastafel a. Terdapat

wastafel

Memudahkan untuk

membersihkan tangan

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf l

b. Permenaker no. 05 tahun 2018 tentang K3 lingkungan kerja c. Permenakertrans No.

PER.15/MEN/VIII/2008

tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja pasal 9 ayat 2 huruf e

d. PERMENAKER No.PER-

37/MEN/2016 : Pasal 27 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf l

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja pasal 9 ayat 2

(20)

huruf e

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

PERMENAKER No.PER-37/MEN/2016 Pasal 27

Lokasi tempat Tangki Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 26 harus dipasang tandabahaya kebakaran, larangan merokok, larangan membawa korek api, alat-alat api lainnya, dan larangan membawa peralatan yang dapat menimbulkan peledakan atau kebakaran.

8 Kegiatan Safety Briefing Terdapat kegiatan

Safety Briefing / Safety Induction

Memberikan pemahaman

tentang potensi bahaya &

penggunaan APD untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja

a. UU No. 01/1970 : BAB III, Pasal 3 ayat (1) a & f

b. PERMENAKERTRANS No.PER-08/MEN/VII/2010 c. PERMENAKER

a. No.PER-05/MEN/2018

UU No. 01/1970 : Pasal 3 ayat 1 huruf a, o, dan p

(21)

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

PERMENAKER No.PER-08/MEN/VII/2010 : Pasal 6

Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

PERMENAKER No.PER-05/MEN/2018 : Pasal 7 ayat 2

Pengendalian Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e dilakukan agar penerapan Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi memenuhi standar.

9 Kebersihan Ruangan terjaga Terdapat ruangan

yang dijaga

kebersihannya

Memberikan manfaat kepada pekerja sehingga bekerja dengan bersih &

sehat

a. UU No. 01/1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf l

b. PERMENAKER

No.5/MEN/2018 : Pasal 3 ayat c

(22)

UU No. 01/1970 : Pasal 3 ayat 1 huruf l

2. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : l. Memelihara kebersihan, Kesehatan dan ketertiban

PERMENAKER No.5/MEN/2018 : Pasal 3 ayat c

penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih dan sehat;

10 Sprinkle & Smoke Detector Terdapat sprinkle &

smoke detector di setiap ruangan

Jika terjadi bahaya kebakaran, maka dapat terdeteksi

oleh smoke

a. UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir a, b dan c

b. PERMENAKER No. PER.02 /MEN/tahun 1983 pasal 1 ayat

(23)

detector, kemudian sprinkle akan menyemprotkan air untuk

memadamkan api.

a,b dan d.

UU NO 1 TAHUN 1970: Pasal 3 Huruf : a. mencegah dan megurangi kecelakaan

d. memeberikan kesempatan ata jalan meyelamatkan diri pada waktu kebakran atau kejadian lainnya yang berbahaya r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi KEPMENAKER No-186/MEN/1999 : Pasal 2 ayat 2 huruf b

Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi

11 Tersedia APAR a. Ada petunjuk

tempat APAR

Ada petunjuk tempat APAR, sehingga

memudahkan pengguna melihat APAR

a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 : pasal 14 huruf c

b. PERMENAKERTRANS NO.PER 01/MEN/1980 Tentang K3 pada

(24)

konstruksi Bangunan; Pasal 99 ayat 1 dan 4.

a.

Undang-undang No. 1 tahun 1970 : pasal 14 huruf c

Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

PERMENAKERTRANS NO.PER 01/MEN/1980 Tentang K3 pada konstruksi Bangunan; Pasal 99 ayat 1 dan 4.

ayat 1. Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang sejenisnya disesuaikan dengan sifat pekerja yangdilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah yang cukup

ayat 4. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan alat-alat termaksud dalam ayat 1.

12 Jalur Evakuasi Ada labeling/pita

pengarah yang menyala

1. Mempermudah saat evakuasi

a. UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 butir a, d dan r.

b. KEPMENAKER No-

(25)

dikegelapan 186/MEN/1999 : Pasal 2 ayat 2 huruf b

Permenakertrans No. 1 tahun 1980 : pasal 8 dan pasal 27

UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 huruf a dan i a. mencegah dan mengurangi kecelakaan

i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

KEPMENAKER No-186/MEN/1999 : Pasal 2 ayat 2 huruf b

Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi

13 Tangga Darurat Terdapat tangga

darurat

Mempermudah saat evakuasi

c. UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 butir a, d dan r.

d. KEPMENAKER No-

186/MEN/1999 : Pasal 2 ayat 2 huruf b

e. Permenakertrans No. 1 tahun

(26)

1980 : pasal 8 dan pasal 27

UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir a, d dan r a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

14 Pengolahan Limbah (IPAL) Terdapat Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Melakukan

pengolahan limbah, sampai hasilnya sesuai standar dan tidak terjadi pencemaran

lingkungan.

c. UU No. 1 tahun 1970 pasal 2 ayat 2 butir n

a. PP NOMOR 101 TAHUN 2014 BAB II PENETAPAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Pasal 3 (1)

(27)

UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir n

m. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

PP NOMOR 101 TAHUN 2014 BAB II PENETAPAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Pasal 3 (1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya

(28)

15 Tersedia jalur evakuasi pasien menggunakan ranjang dan kursi roda

Mempermudah evakuasi pasien dalam keadaan darurat

a. UU No 1 Tahun 1970 : Pasal 3 Huruf a,d dan r.

b. Permen PUPR no 14 tahun 2017 pasal 28 ayat a, dan b c. Kepmenaker no 186 tahun

1999 pasal 2 (3)

16 Sudah dilakukan

pengujian listrik sesuai dengan surat keterangan

pengujian listrik

Mematuhi aturan K3 listrik

- UU no 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf q

-Permenaker no. 12 tahuh 2015 pasal 2

17 Perusahaan sudah Mematuhi - UU no 01 tahun 1970 pasal 3

(29)

melakukan pengujian penangkal petir

peraturan yang berlaku

ayat 1 huruf q

-Permenaker no. 2 tahuh 1989 pasal 2 ayat 1

18 Sudah ditetapkan

struktur Komite K3

Sudah menjalankan

SMK3 secara

organisasi

a. UU No. 01 tahun 1970 tentang pasal 10 ayat

b. PP no.50 tahun 2012 tentang pedoman Penetapan SMK3 pasal 1.4.3 Perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan peraturan Perundang- undangan

c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 5

(30)

ayat 2

d. Permenaker nomor 4 tahun 1987

PP no.50 tahun 2012 tentang pedoman Penetapan SMK3

1.4.3 Perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai dengan peraturan Perundang-undangan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 5 ayat 2 e. Kebijakan K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi ;

A. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS B. Penetapan Organisasi K3RS

Penetapan dukungan pendanaan sarana da prasarana

(31)

19 Sudah memiliki sertifikat AK3U

Melakukan

identifikasi potensi bahaya

UU No. 01 tahun 1970 pasal 1 ayat 6 - Peraturan Menteri Kesehatan No.

66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 26 ayat 1, 2

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 26 ayat 1, 2

(1) Pimpinan unit kerja fungsional K3RS sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 harus tenaga Kesehatan dengan kualifikasi paling rendah S1 bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau tenaga Kesehatan lain dengan kualifikasi paling rendah S1yang memiliki

kompetensi di bidang K3RS

(2) Anggota atau pelaksana unit kerja fungsional K3RS sebagaimanadimaksud dalam pasal 24 tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang K3RS

(32)

20 Rumah sakit memiliki toilet untuk karyawan sejumlah 30 toilet pria dan 30 toilet wanita.

Jumlah toilet sudah

cukup untuk

karyawan di

Rumah sakit

tersebut

-UU no 01 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 ayat 1 huruf l

-Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Pasal 34 ayat 5 huruf f dan g

UU no 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf l

Pasal 3 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

l. memelihara kebersihan Kesehatan dan ketertiban

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Pasal 34:

f. untuk 81 (delapan puluh satu) sampai 100 (seratus) orang = 6 jamban; dan g. setiap penambahan 40 (empat puluh) orang ditambahkan 1 (satu) jamban.

N

O LOKASI HASIL TEMUAN MANFAAT PERATURAN

PERUNDANGAN

(33)

21 Rumah Pompa Adanya pagar pembatas rumah

pompa dengan menggunakan jeruji

besi

Melindungi mesin agar aman dan

mencegah masuknya orang

yang tidak berkepentingan

UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 poin 1.a

UU no. 1 tahun 1970 Pasal 3 poin 1.a a. mencegah dan mengurangi kecelakaan

22 Based on wawancara Terdapat ahli k3

dalam vendor pengerjaan proyek

Mencegah terjadinya kecelakaan pekerja karena diawasi ahli k3

UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 a, h, r

UU No. 1 tahun 1970 pasal 3 a, h, r a. mencegah dan mengurangi kecelakaan

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan

(34)

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

23 APD ruangan Menyediakan APD

untuk pekerja

Sebagai alat pelindung diri untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja

a. UU No. 1 tahun 1970 bab 10 pasal 14 poin c

b. Permenaker No. 8 tahun 2010 pasal 2 ayat

11

a. UU No. 1 tahun 1970 bab 10 pasal 14 poin c

Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yangdiwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk- petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

b. Permenaker No. 8 tahun 2010 pasal 2

Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar

(35)

yang berlaku.

APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.

24 Ruangan bangunan

B3 Yang sesuai dengan aturan dinas

terkait

Mengurangi resiko pencemaran

limbah dan kontaminasi terhadap pekerja

c. Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3ayat 1 huruf g

d. PERATURAN PEMERINTAH

REPUBLIK NOMOR 18 TAHUN 1999 pasal 2 a. Undang-Undang No 1 tahun 1970 pasal 3ayat 1 huruf g

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran

b. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK NOMOR 18 TAHUN 1999 pasal 2

Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya kembali.

25 Pemasangan instalasi

penyalur petir sudah

Sesuai perundang undangan

b. UU No 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1

(36)

mendapat perizinan dari dinas terkait dan di riksa uji

huruf e

c. Permenaker No. 31 Tahun 2015 Pasal 49A

a. UU No 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf e e. memberi pertolongan pada kecelakaan

a. Permenaker No. 31 Tahun 2015 Pasal 49A

Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan instalasi penyalur petir harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis K3 listrik/atau ahli K3 bidang listrik

26 Based on interview Bangunan sudah

terdapat instalasi grounding dan mendapat riksa uji yang sesuai dari aturan dinas terkait

berfungsi sebagai penghantar arus listrik dan

pengaman jika terdapa arus bocor

a. UU No 01 tahun 197 pasal 3 ayat 1 a,o,q Peraturan Mentri

Tenaga Kerja

Republic Indonesi b. Permen 12 tahun

(37)

2015 Pasal 3 a. UU No 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 o,q

a.mencegah dan mengurangi kecelakaan omengamankan dan memelihara segala jenis bangunan q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

b. Permen 12 tahun 2015 Pasal 3

Melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik

Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan bangunan beserta isinya Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong produktivitas

27 Ketinggian

penempatan APAR sudah sesuai dan memiliki tanda lokasi APAR diatasnya

Mempermudah

akses untuk

mengambil APAR dalam kondisi darurat

a. UU No. 1 Tahun 1970

b. Permenaker No.

4 Tahun 1980

(38)

a. UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir a, b dan c a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

b.Permenaker no.4 tahun 1980 syarat-syarat pemasangan APAR PASAL 4: (PEMASANGAN)

ayat 1 : Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harusditempatkan pada posisi yang udah dilihat dengan jelas, mudah dicapai

dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

ayat 3 :

(39)

Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

ayat 6 :

Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah

28 Pompa hydrant

diletakkan di dalam ruangan sendiri dan

diberi pagar

pembatas

Untukmenghindari orang-orang yang tidak

berkepentingan masuk ke dalam.

a. UU No 1 tahun 1970 Pasal

3 ayat 1 hurut a

b. Permenaker No. 1 tahun 1980 : pasal 8

a. UU No 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 hurut a a.mencegah dan mengurangi kecelakaan

(40)

b.Permenaker No. 1 tahun 1980 : pasal 8 dan pasal 27 Pasal 8:

Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi- sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.

29 Terdapat informasi

mengenai

kebakaran, tata cara pemeriksaan APAR, dan tata cara penggunaan APAR dan APDnya

Sebagai informasi bagi masyarakat

umum untuk

mengantisipasi kondisi darurat

c. UU NO 1 TAHUN 1970 pasal 14 huruf c

(41)

Undang-undang No. 1 tahun 1970 : pasal 14 huruf c

Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

30 Terdapat ceklis

pengecekan APAR

Mengetahui

kelayakan, kondisi, dan kelengkapan APAR

a. UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat a, b, dan c

b. Permenaker no.4 tahun 1980 : pasal 11

a. UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir a, b dan c a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

(42)

d. PASAL 11: (PEMELIHARAAN)

Ayat 1. Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 kali dalam setahun. ( 6 dan 12 bulan).

B. Analisa Temuan Tidak Sesuai N

O LOKASI HASIL TEMUAN

POTENSI BAHAYA

YANG TIMBUL

SARAN PERATURAN PERUNDANGAN

1 Penyimpanan stok APAR

berada di lantai Isi APAR (jenis powder bisa membeku/

menggumpal) sehingga tidak bisa digunakan

Penyimpanan stok APAR biberikan penyangga minimal 15 cm dari lantai

a. UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat 1 huruf O

Permenaker no.4 tahun 1980 : Pasal 4 ayat 1

(43)

2

Tabung tidak di rantai pengaman

Tabung tidak dikaitan dengan rantai yang sudah ada

Tabung berpotensi terjauh dan bisa meledak

Tabung diikat menggunaka n rantai yang sudah ada

d. UU No. 01/1970 : Pasal 3 ayat 1 huruf a, b, dan c e. PERMENAKER

No. PER-

37/MEN/2016 : Pasal 7 ayat 1 huruf a

UU No. 01/1970 : Pasal 3 ayat 1 huruf a, b, dan c

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

PERMENAKER No. PER-37/MEN/2016 : Pasal 7 ayat 1 huruf a

(1) Syarat-syarat K3 perencanaan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:

a. pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya;

(44)

a.

4 Mesin Kompresor belum

memiliki izin

Pelanggaran Peraturan Perundangan K3 Pesawat Tenaga danProduksi

Dilakukan pengajuan izin

UU No. 01/1970 : Pasal 4 (1) (2)

Permenaker No. 38 tahun 2016

(45)

6 Tabung tidak diberi nama

Tidak ada identitas pada tabung

Berpotensi salah penggunaan yang berakibat kecelakaan

a. UU No 1/1970 : , Pasal 14 huruf c

PERMENAKER No.

38 Tahun 2016 : pasal 9

7 Tempat sampah kuning tidak ada label di tutup tempat sampah

Tidak ada identitas jenis sampah

1. Salah pengendalia n sampah

a. UU No.

01/1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf l

(46)

8 APAR dibawahnya ada meja Penempatan APAR terhalang meja

Pada saat keadaan darurat sulit untuk di akses

-UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat 1 huruf O

-Permenaker no 4 tahun 1980 pasal 4 (1)

9 Panel tidak ada label keselamatan b. Tidak ada safety sign

Kunci panel tergantung

Tersengat listrik dan orang yang tidak

perkepentingan bisa mengakses

1.

a. UU No 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q

b. Peraturan Menteri ESDM no. 2 tahun 2018 tentang pemberlakukan

(47)

UU No 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 hurut a,d, dan i

10 Alat Pemadam Api Ringan Pemasangan rambu APAR

terlalu tinggi

Tidak sesuai peraturan yang berlaku

Pemasangan rambu APAR 125 cm dari lantai

a.UU NO 1 TAHUN 1970 PASAL 3 ayat 1 huruf O

b. Permenaker no.4 tahun 1980 : Pasal 4 ayat 1

11 Ketidak sesuaian :

Intsalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Pengolahan Air Limbah belum menunjukkan hasil output Limbah sesuai standar, dikarenakan air limbah masih terlihat hitam.

Tidak ditemukan petunjuk

Melakukan pengolahan limbah sampai output limbah sesuai standar, sehingga tidak mencemari lingkungan.

d. UU No. 1 tahun 1970 pasal 2 ayat 2 butir n

PP NOMOR 101 TAHUN 2014 BAB II PENETAPAN

LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN

(48)

UU No. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 butir n

m. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.

PP NOMOR 101 TAHUN 2014 BAB II PENETAPAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Pasal 3 (1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya

1.

12 Karpet ramp evakuasi tidak

menutup ke seluruh lantai

Pada saat mendorong ranjang pasien berpotensi terpeleset

Karpet dipasang menyeluruh pada lantai ramp evakuasi

d. UU No 1 Tahun 1970 : Pasal 3 Huruf a,d dan r.

e. Permen PUPR no 14 tahun 2017 pasal 28 ayat a, dan b f. Kepmenaker no

186 tahun 1999 pasal 2 (3)

(49)

limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) pasal 1 no.8, pasal 19 ayat 2

14 Lift/ elevator tidak memiliki

izin Pelanggaran

peraturan yang berlaku

Pengajuan izin

operasional alat angkat angkut (lift/

elevator)

- UU no 01 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf p - Permenaker no. 6 tahun 2017 tentang K3 elevator eskavator pasal 2 ayat 1

(50)

16 Terdapat peralatan kebersihan di depan area panel listrik

Potensi bahaya tumpahan air yang

menimbulkan tersengat listrik

Area panel listrik harus bersih dari peralatan kebersihan yang bisa menimbulkan tumpahan air

a. UU No 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf q b. Peraturan Menteri

ESDM no. 2 tahun 2018 tentang pemberlakukan wajib SNI di bidang

ketenagalistrikan pasal 3 ayat 2 c. Kepmen no 12

tahun 2015 pasal 2

(51)

tekan dan tanki timbun pasal 5 ayai 1 huruf a

18 Penempatan telpon dengan

posisi menggantung di dinding yang sering dilalui orang

Berpotensi telpon terjatuh dan

mengakibatkan tersandung kabel telpon

Penempatan telpon tidak digantung dan

ditempatkan pada meja supaya lebih aman

UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a

UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf a

(3)Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

(52)

20 Penempatan meja

menghalangi jalur evakuasi di pantri

Saat evakuasi

terhalang Pemindahan

meja a.UU No 1 Tahun 1970 : Pasal 3 Huruf a,d dan r.

b.Kepmenaker no 186 tahun 1999 pasal 2 (3)

21 Penempatan tabung gas

LPG dibawah meja kantin

Berpotensi terjadinya peledakan

Dipindahkan ke area yang aman/ area terbuka/

berventilasi yang baik

c. UU No. 01/1970 : Pasal 3 ayat 1 huruf a, b, dan c d. PERMENAKER

No. PER-

37/MEN/2016 : Pasal 7 ayat 1 huruf a

(53)

ayat 1 a. UU No.1 tahun 1970 pasaal 5 ayat (1)

Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.

b. PP no. 50 tahun 2012 pasal 7 ayat 1

Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh pengusaha.

23 Belum terbentuk

P2K3 Tidak dapat

menjalanka n sistem P2K3 sesuai dengan pemerintah

Segera membentuk

P2K3

a. Undang -

Undang No. 01 tahun 1970 pasal 10

b. Permenaker RI Nomor.

04/MEN/1987

a. Undang-Undang No.01 tahun 1970 : Pasal 10.

(54)

KERJA TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN, KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

24 Area Hydrant Tidak ada

Operator sebagai penanggung jawab teknis.

Terjadinya kebakaran yang lebih

besar Hydrant tidak

dapat digunakan

Menunjuk Operator bersertifikat AK# spesialis penanggulang an kebakaran

1. UU No. 01 / 1970 Pasal 3 huruf a dan l

2. KEPUTUSAN

MENTERI TENAGA

KERJA R.I

No.KEP.186/MEN/1 999

Pasal 5 dan pasal 6

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 Pasal 5 huruf d

d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.

pasal 6 ayat 2

(55)

25 Ruang genset Tidak ada petunjuk

pengoperasian

Tidak berfungsi dengan baik

Buat petunjuk

pengopeasian 1.Undang Undang No 1 Tahun 1970 ayat 3 huruf a

2.Permenaker

No.38/2016 pasal 3 huruf a, b.

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Permenaker No.38 tahun 2016 pasal 3 huruf a, b.

Pasal 3

a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Tenaga dan

Produksi;

b. menjamin dan memastikan Pesawat Tenaga dan Produksi yang aman, dan memberikan keselamatan dalam pengoperasian

(56)

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Permenaker No. 1 tahun 1980 pasal 26 ayat 1

1) Tangga yang dapat dipindah-pindahkan (portable stepledders) dan tangga kuda-kuda yang dapat dipindah- pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan pengembangan antara kaki depan dan kaki belakang harus diperkuat denganpengaman.

27 Ruang mesin lift Atap ruang lift seperti dari benda mudah rusak/runtuh

Cedera karena kejatuhan

benda dari atas

Sebaiknya dilakuakan penggantian atap ruang lift dari yag lebih kokoh

Undang Undang No 1 Tahun 1970 ayat 3 huruf a.

Permenaker No. 1 tahun 1980 pasal 8

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Permenaker No. 1 tahun 1980 pasal 8

Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.

(57)

pompa Permenaker RI No. 12 Tahun 2015, Pasal 1, ayat 2;

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

Permenakertrans RI No. PER-01/MEN/ Tahun 1980, Pasal 6

Kebersihan dan kerapihan ditempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

Permenaker RI No. 12 Tahun 2015, Pasal 1, ayat 2;

Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

29 Tidak ada

petunjuk cara penggunaan APAR yang terpasang.

Orang yang tidak terlatih akan bingung cara

penggunaan saat ada

kondisi darurat

Memasang petunjuk cara APAR di

samping APAR

Undang Undang No 1 Tahun 1970 ayat 3 huruf a dan m

PERMENAKERTRANS No. PER-04/MEN/1980 Pasal 14

UU No. 01 / 1970 Pasal 3

(58)

terlihat berkarat penghantaran tidak bekerja maksimal.

bahan penerima disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Tahun 1970 ayat 3 huruf a dan o

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

NOMOR PER

02/MEN/1989 pasal 2 ayat 2 butir c

UU NO 1 TAHUN 1970 pasal 3 Huruf a, o a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

o. Mengamankan dan memeliharasegala jenis bangunan.

Instalasi penyalur petir secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. kemampuan perlindungan secara tehnis;

b. ketahanan mekanis;

c. ketahanan terhadap korosi;

(59)

yang harus diperhatikan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Penerapan K3 Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan sudah baik, dibuktikan dengan

peralatan yang selalu dilakukan maintenance.

3. Penerapan K3 Penanggulangan Kebakaran sudah berjalan dengan cukup baik, dibuktikan dengan tersedianya alat pemadam kebakaran yang memadai, hanya saja aspek-aspek kecil seperti pemberian sign APAR dan peletakkan APAR harus lebih diperhatikan.

4. Penerapan K3 Konstruksi Bangunan dan Instalasi Listrik sudah berjalan dengan baik, namun belum dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Kelembagaan dan Keahlian K3 (unit kerja) sudah berjalan dengan baik, dibuktikan dengan sudah dibentuknya P2K3.

6. Penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik, Telkom Malang sudah mengikuti Audit SMK3 dan mendapatkan sertifikat, namun masih terdapat beberapa temuan negative yang tida sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga perlu dilakukan perbaikan agar K3 di Telkom Malang selalu terjaga

4.2. SARAN

Dengan selesainya penyusunan Laporan PKL sebagai akhir dari seluruh rangkaian kegiatan Pelatihan. Dengan demikian saran – saran yang perlu disampaikan kepada beberapa pihak yang terkait dalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Pelatihan dituntut lebih Proaktif dalam mengikuti proses pembelajaran baik kelas maupun praktek kerja lapangan yang ditandai dengan proses pembelajaran dua arah, dalam artian peserta lebih kritis dalam menyimak dan menyampaikan pendapatnya.

2. Bagi Penyelenggara agar terus meningkatkan pelayanan dalam memfasilitasi peserta dan proses Pelatihan khususnya pengadaan materi pelatihan dan fasilitas pembelajaran.

3. Dalam penyajian materi dan kurikulum pembelajaran Ahli K3 Umum diharapkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi perlu melakukan evaluasi baik terhadap pemateri – pemateri yang ditunjuk sebagai pelatih maupun Bahan Pembelajaran agar peserta Pelatihan lebih cepat memahami konsep – konsep K3 secara efisien dan efektif.

4. Bagi Rumah Sakit di Kota Malang agar meningkatkan penerapan K3 di lingkungan kerjanya

(60)

• Permenaker No. 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per.02/Men/ 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Koperasi

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per.02/Men/ 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

• Konvensi ILO (No. 120) mengenai Hygine Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor Konferensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional

• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.12 Tahun 2020 Tentang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Witel Malang

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam perundang-undangan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, khususnya Pasal 3

[r]

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) bertujuan untuk memahami proses asuhan gizi pada pasien dengan kasus bedah kanker ovarium residif dengan tindakan

Per-01/MEN/ 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan (Pasal 11) “Tindakan harus dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap orang yang

Kelalaian tersebut dapat diatasi dengan perwujudan dari peraturan pemerintah tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang dilaksanakan

(Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996 Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perusahaan sebaiknya merekrut Ahli K3 secepatnya untuk mengisi kekososngan jabatan sekertaris Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja Permenaker no 2

Selain itu, upaya K3 juga telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kesehatan Kerja dan UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, yang secara jelas mengatur tentang