KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dan tak luput pula kita ucapkan beriringan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Mesin Perkakas 3. Selain itu, laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang mesin perkakas dan penggunaannya.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Radhi Ariawan, S.T., M.Eng. selaku dosen mata kuliah Praktek Mesin Perkakas 3 serta seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan praktikum berlangsung. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik dan tepat waktu. Kami penulis sebagai manusia yang memiliki keterbatasan tentu laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kedepanya dapat menulis laporan yang lebih baik lagi
Cilacap, 20 Oktober 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Tujuan... ...2
1.3. Manfaat ... ...2
BAB II LANDASAN TEORI...3
2.1. Mesin Bubut ...3
2.2. Mesin Frais...10
2.3. Mesin Gerinda Datar...13
2.4. Mesin Bor... ...14
BAB III HASIL LAPORAN PRAKTIKUM...15
3.1. Poros...15
4.1. Kesimpulan...21
Saran...22
DAFTAR PUSTAKA...23
LAMPIRAN...24
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pemesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoprasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi terkadang tidak dapat mengoprasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka cenderung lebih menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut.
Sedangkan di era globalisasi sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti pada teori suatu mesin melainkan tenaga kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.
Terkadang ada juga beberapa diantara mereka yang dapat mengoperasikan serta merawat mesin dan peralatan mesin tersebut tetapi mereka lemah terhadap pendalaman teori dan mesin tersebut.
Apabila hal ini sampai terjadi maka akan lebih banyak lagi lulusan yang tidak akan mendapat pekerjaan karena kalah bersaing dengan tenaga ahli asing yang datang dari luar negeri dan bekerja di dalam negeri. Tenaga ahli itu sudah membekali diri mereka dengan beberapa keahlian baik berupa pendalaman teori pemesinan, mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Jika hal ini tidak ditanggapi dengan serius maka, tidaklah mustahil tenaga kerja dari negara kita akan menjadi tamu yang terasing di negaranya sendiri.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, maka perguruan tinggi wajib memberikan bekal teori permesinan yang cukup kepada mahasiswanya. Selain itu
dunia pekerjaa. Dari praktikum mesin perkakas inilah diharapkan mahasiswa mendapatkan bekal keterampilan sehingga mampu berpikir kreatif dan dinamis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dapat memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi di dunia kerja secara efektif dan efisien.
Selain itu, dalam laporan praktikum kerja mesin ini, kami akan memaparkan beberapa prinsip kerja yang terdapat didalam pengoperasian mesin produksi yang ada di Politeknik Negeri Cilacap. Berdasarkan pemahaman dasar tantang prinsip kerja mesin, diharapkan seorang operator ataupun teknisi dapat mengoperasikan sekaligus memecahkan beberapa persoalan yang dihadapi dalam praktik kerja mesin sehingga dapat memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran sebaik-baiknya.
1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktek mesin perkakas ini, antara lain:
1. Mampu mengoperasikan mesin bubut dengan baik dan benar.
2. Mampu mengoperasikan mesin frais dengan baik dan benar.
3. Mampu mengoprasikan mesin gerinda datar dengan baik dan benar.
4. Mengetahui urutan atau cara untuk pembuatan benda kerja dari material yang belum jadi menjadi benda kerja yang sesuai dengan jobsheet.
1.3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktek mesin perkakas ini, antara lain:
1. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengoperasikan mesin perkakas
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan segala kendala yang dialami selama praktek.
3. Mahasiswa dapat melatih kemampuan untuk manajemen waktu.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat membuat sayatan pada benda kerja, dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar sumbu dari benda kerja yang berputar. Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja berputar dengan kecepatan tertentu. Secara bersamaan proses pemakanan oleh pahat digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut disebut gerak potong relatif, sedangkan gerakan translasi dari pahat disebut gerak makan. Mesin bubut memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing.
Bagian-bagian mesin bubut antara lain, cekam (chuck), motor penggerak, penggerak, tuas (handle), tombol emergency, rem kaki, dudukan pahat (tool post), lampu penerangan, selang coolant, poros pembawa, kepala lepas (tail stock), dan eretan. Eretan terbagi menjadi tiga macam, yaitu ertean atas untuk mengatur sudut, eretan melintang berfungsi untuk mengatur tebal atau tipis pemakanan, dan
2.1.1. Macam-Macam Proses Pembubutan
Mesin bubut dapat melakukan beberapa proses pembubutan, antara lain yaitu:
a) Pembubutan Muka (Facing)
Pembubutan muka merupakan proses penyayatan dimana gerak pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja. Metode ini digunakan untuk menyayat ujung permukaan benda kerja, serta mengurangi panjang benda kerja.
b) Pembubutan Rata
Pembubutan rata merupakan proses penyayatan dimana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter seragam. Fungsi dari pembubutan rata yaitu mengurangi diameter benda kerja.
c) Pembubutan Alur
Pembubutan alur merupakan proses penyayatan dengan tujuan untuk membuat celah dengan lebar dan kedalaman tertentu pada benda kerja.
Pembubutan alur menggunakan pahat alur yang memiliki ukuran, sudut, dan geometri khusus. Pembubutan alur biasanya bertujuan untuk membuat sisi pembebas untuk proses pembubutan ulir menggunakan mesin bubut. Pembubutan alur dapat dilihat mesin bubut.
d) Pembubutan Ulir
Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri terdiri dari ulir luar dan ulir dalam.
Pembuatan ulir tergolong dalam pembubutan silindris dimana pemakanannya sama dengan pola kisar dari ulir yang akan dibuat.
e) Pengeboran (Drilling)
Pengeboran juga dapat dilakukan dengan mesin bubut. Kebalikan dari mesin bor, pengeboran pada mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar, melainkan benda kerjanya yang berputar.
f) Chamfering
Chamfering merupakan proses pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer. Chamfering termasuk dalam tahap finishing dari pengerjaan benda kerja.
2.1.2. Jenis-Jenis Pahat Bubut
Terdapat beragam jenis pahat bubut yang dapat digunakan sesuai fungsinya atau proses pengerjaannya. Berikut adalah jenis-jenis pahat bubut yaitu:
1. Pahat bubut muka
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat permukaan pada posisi melintang diameter benda kerja. Prinsip kerja bubut muka yaitu menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja ke titik diameter benda atau sebaliknya Pahat bubut muka dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut.
2. Pahat Bubut Rata
Pahat ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang memanjang. Prinsip kerja pahat bubut rata yaitu dengan menyayatkan pahat dari ujung luar lalu menggerakkannya menggerakkannya
menggunakan menggunakan eretan memanjang/bawah. Pahat bubut rata dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut.
3. Pahat Bubut Alur
Pahat bubut alur digunakan untuk membuat bentuk profil atau alur pada permukaan permukaan benda kerja. Bentuk alur yang dihasilkan dihasilkan tergantung tergantung dari pahat alur yang digunakan untuk menyayat benda kerja. Pahat bubut alur dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut.
4. Pahat Bubut Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat bentuk ulir pada permukaan benda kerja. Bentuk ulir dan spesifikasinya spesifikasinya tergantung
tergantung jenis pahat yang digunakan. Jika ulir yang akan dibuat merupakan jenis ulir hitworth, maka sudut puncak ulir yang terbentuk pada pahat sebesar 55°. Sedangkan untuk jenis ulir metrik, sudut puncak yang terbentuk pada pahat sebesar 60°. Pahat ulir dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut.
5. Bor senter (center drill)
Bor senter merupakan salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga, yaitu : bor senter standart, standart, bor senter dua mata sayat, dan bor senter mata sayat radius. Bor senter dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut.
6. Pahat Bubut Chamfer
Pahat bubut chamfer digunakan untuk menchamfer atau membuat sudut kemiringan pada permukaan benda kerja yang disayat. Besar sudut chamfer tergantung dari besarnya sudut pahat, tetapi pada umumnya menggunakan sudut 45°. Pahat chafer dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut.
2.1.3. Perhitungan Pada Mesin Bubut a. Kecepatan Potong
Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit). Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diteliti/diselidiki para ahli dan sudah dipatenkan. Sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat potong yang d digunakan. Pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).
b. Kecepatan Putaran Mesin
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya.
Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah:
n=1000.Cs / π.d (Rpm) Cs = Cutting Speed (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm) n = putaran mesin (rpm) c. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan.
Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal.
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah ;
F = f x n (mm/menit) f = besar pemakanan (mm/putaran)
n = putaran mesin (rpm) 2.2. Mesin Frais
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat/memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter).
Pada saat alat potong (cutter) berputar, gigi-gigi potongnya menyentuh permukaan benda kerja yang dijepit pada ragum meja mesin frais sehingga terjadilah pemotongan/penyayatan dengan kedalaman sesuai penyetingan sehingga menjadi benda produksi sesuai dengan gambar kerja yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin agar tidak cepat aus. Bagian-bagian utama mesin frais terdiri dari: kolom, spindel, lengan, arbor, meja, sadel, spindel, lengan, arbor, meja, sadel, lutut, dan alas mesin.
2.2.1. Jenis – Jenis Mesin Frais
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufaktur antara lain: mesin frais vertikal, mesin frais horizontal, mesin frais universal. Berdasarkan fungsi penggunaannya, mesin frais dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya mesin frais hobbing, mesin frais gravier, mesin frais CNC.
2.2.2. Jenis Pisau Frais dan Kegunaannya
Alat potong yang digunakan pada waktu mengefrais ialah pisau (cutterr) frais. Umunya bentuk pisau frais bulat panjang dan sekelilingnya begerigi dan beralur. Pada lubangnya terdapat pasak agar pisau frais tidak ikut berputar.
Keuntungan cuter dibanding dengan paha bubut adlah setiap sisi potong daroi pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek. Bahan pisau farais umumnya terrbuat dari HSS atau karbrida.
Adapun macam-macam pisau frais, yaitu a) Cutter Mantel
Cutter jenis ini digunakan untuk mesin frais horizontal b) Cutter alur
Cutter ini digunakan untuk membuat allur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya
c) Cutter Modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter inni digunakan untuk membuat membuat roda-roda gigi
d) Cutter Radius Cekung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar ( cembung )
e) Cutter Radius Cembung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar ( cembung )
f) Cutter Alur T
Cutter ini digunakan untuk membuat alur berbentuk T g) Cutter Ekor Burung
Cutter ini digunakan untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringanya terletak pada sudut istimewa yaitu 30º, 45º, 60º.
2.2.3. Perhitungan Mesin Frais a. Kecepatan potong (Cs)
Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit). Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diteliti/diselidiki para ahli dan sudah dipatenkan.
Sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat potong yang d digunakan.
Pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).
b. Kecepatan Putaran Mesin Frais
Kecepatan putaran mesin frais adalah kemampuan kecepatan putar mesin frais untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit.
n = 1000.Cs / π.d (Rpm) Cs = Cutting Speed (m/menit)
d = diameter alat potong (mm) n = putaran mesin (rpm) c. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan atau ingsutan pada proses pengefraisan, ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya:
kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudutsudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah:
F = f x n (mm/men)
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran) n = putaran mesin (putaran/menit)
2.3. Mesin Gerinda Datar
Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin perkakas yang berfungsi untuk menghaluskan permukaan benda kerja pada bidang datar/rata, dengan tingkat hasil kehalusan permukaan dapat mencapai sampai dengan N5. Bidang datar/rata dimaksud meliputi, datar sejajar, datar bertingkat, datar miring, datar alur dan datar profil. Pengikatan benda kerja dilakukan dengan mencekam pada meja magnetik atau menggunakan alat pencekam lainnya, yang bergerak mengikuti gerakkan meja mendatar arah bolak-balik atau berputar.
Mesin gerinda datar jika dilihat dari posisi sumbu spindel utama dan gerakan mejanya, dapat dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:
1. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik, 2. Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar, 3. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-balik dan 4. Mesin merinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar.
2.4. Mesin Bor
berputar yang disebut BOR. Mesin bor mempunyai fungsi untuk pembuatan lubang dan pembesaran lubang.
BAB III
HASIL LAPORAN PRAKTIKUM
3.1. Poros a.Alat
Mesin bubut
Mesin frais
Mesin gergaji
Jangka sorong
Mikrometer
Mata bor Ø5 mm
Pahat rata kanan
Stang & Tap M6
Kepala pembagi
Kunci L
b.Bahan
Baja karbon rendah Ø1 inchi c.Langkah Kerja
1. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memulai praktikum.
2. Siapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan selama praktikum.
3. Siapkan material dengan ukuran diameter 1 inchi, kemudian lakukan pemotongan pada material sepanjang 42 mm.
4. Cekam benda kerja, kemudian lakukan pembubutan muka pada salah satu permukaan hingga rata dengan putaran 313 rpm.
5. Lakukan pembubutan rata hingga mencapai Ø14 mm dengan toleransi 0,05 mm sepanjang 35,4 mm. Gunakan putaran mesin sebesar 313 rpm.
6. Lakukan pembubutan rata hingga mencapai Ø10 mm dengan toleransi ± 0,05 mm sepanjang 7 mm. Gunakan putaran mesin sebesar 568 rpm.
7. Lakukan pembubutan chamfer pada ujung Ø14 mm dan Ø10 mm dengan ukuran 0,5 mm. Gunakan putaran 568 rpm.
8. Lakukan pengeboran pada permukaan Ø10 mm. Lakukan pengeboran dengan mata bor Ø5 mm sedalam 21,5 mm.
9. Balik posisi benda kerja, kemudian lakukan pembubutan muka hingga permukaannya rata dan mencapai panjang 5 mm dengan putaran 313 rpm.
10. Lakukan pembubutan rata hingga mencapai Ø19 mm sepanjang 5
12. Jepit benda kerja pada kepala pembagi yang ada pada mesin frais.
Lakukan pengefraisan mulai dari ujung Ø19 mm sepanjang 5 mm dengan kedalaman 25 mm.
13. Putar posisi benda kerja sebesar 180º. Kemudian lakukan pengefraisan pada permukaan yang sama seperti pada langkah sebelumnya.
14. Lepaskan benda kerja dari kepala pembagi yang ada pada mesin frais. Kemudian jepit benda pada ragum dan lakukan pengetapan dengan tap M6 sedalam 15 mm. Lakukan pengetapan secara perlahan.
15. Lakukan proses finishing untuk mencapai harga kekasaran N6 dengan mesin gerinda silinder atau dengan amplas jika batu gerinda terlalu lebar.
16. Periksa kembali seluruh ukuran benda kerja. Kemudian bersihkan tempat praktikum dan kembalikan seluruh peralatan ke tempat semula.
3.2. Plat Base a.Alat
Mesin frais
Mesin gerinda datar
Jangka sorong
Parallel blok
Endmill
Mata bor Ø5 mm, Ø8 mm, Ø 12 mm
Penitik
Penggores
Palu
b.Bahan
Plat tebal 8,5 mm c.Langkah Kerja
a) Base Besar
1. Gunakan Alat Pelindung Diri sebelum melaksanakan praktik.
2. Siapkan alat yang akan digunakan pada saat praktik.
3. Siapkan plat dan benda kerja yang akan digunakan, lalu lakukan pemotongan plat dengan ukuran panjang 125 mm dan lebar 90 mm.
4. Lakukan pengefraisan pada benda kerja kedua sisi atas dan bawah atau pada ukuran 90 mm hingga mencapai ukuran lebar 75 mm.
5. Lakukan pengefraisan pada benda kerja atau plat pada sisi yang lain pada ukuran 125 mm hingga mencapai ukuran Panjang 120 mm.
6. Lakukan marking untuk melakukan proses chamfering 10 mm.
7. Kemudian lakukan penchamferan 10 mm pada bagian yang sudah dimarking.
8. Lakukan surface grinding pada plat yang semula memiliki ketebalan 8,5 mm menjadi 7 mm. Pastikan permukaan plat rata agar menghasilkan grinding yang baik pada plat.
9. Lakkukan marking pada benda kerja yang sudah difrais untuk mencari titik center melakukan pengeboran.
10. Lakukan pengeboran Ø 10 mm pada titik yang sudah demarking.
Lakukan pengeboran secara bertahap mulai dari Ø5 mm, Ø8 mm, Ø10 mm.
11. Lakukan proses marking pada bawah benda kerja untuk membuat 2 lubang Ø5,5 mm.
12. Lakukan pengeboran pada ujung benda yang sudah dimarking.
b) Base Kecil
1. Gunakan Alat Pelindung Diri sebelum melaksanakan praktik.
2. Siapkan alat yang akan digunakan pada saat praktik.
3. Siapkan plat dan benda kerja yang akan digunakan, lalu lakukan pemotongan plat dengan ukuran panjang 100 mm dan lebar 40 mm.
4. Lakukan pengefraisan pada benda kerja kedua sisi atas dan bawah atau pada ukuran 40 mm hingga mencapai ukuran lebar 35 mm.
5. Lakukan pengefraisan pada benda kerja atau plat pada sisi yang lain pada ukuran 100mm hingga mencapai ukuran panjang 75 mm.
6. Lakukan marking pada benda kerja yang sudah difrais untuk mencari titik center melakukan pengeboran.
7. Lakukan pengeboran diameter Ø6 mm pada titik yang sudah di marking sedalam 8 mm dan diameter Ø10 mm sepanjang 6,3 mm.
8. Lakukan surface grinding pada benda kerja atau plat yang semula memiliki ketebalan 8,5 mm menjadi ketebalan 8 mm. Pastikan permukaan plat rata agar menghasilkan grinding yang baik pada plat.
9. Setelah selesai bersihkan dan rapikan peralatan serta tempat yang telah digunakan.
3.3. Roda Gigi a.Alat
Mesin bubut
Mesin frais
Mesin gergaji
Jangka sorong
Pisau modul M1
Mata bor Ø5 mm, Ø8 mm, Ø10 mm, Ø14 mm
Mandrel
Arbor b.Bahan
Baja karbon rendah Ø2 inchi c.Langkah Kerja
1. Gunakan Alat Pelindung Diri sebelum melaksanakan praktik.
2. Siapkan seluruh alat yang digunakan selama praktik.
3. Siapkan material ukuran Ø2 inchi dengan panjang 33 mm.
4. Jepitlah benda kerja pada cekam mesin bubutt dan pasang pahat pada toolpost, lalu lakukaan proses pembubutan muka hingga rata kemudian lakukan pembubutan rata hingga diperoleh Ø40 mm.
5. Miringkan sedikit posisi dari toolpost, kemudian lakukan pembubutan facing pada permukaan sebaliknya hingga mencapai panjang 28 mm.
6. Kembalikan posisi toolpost ke posisi semula. Lakukan pembubutan rata pada benda kerja hingga mencapai Ø30 mm sepanjang 8 mm.
7. Lakukan pengeboran pada benda kerja dengan mesin bubut hingga mencapai Ø14 mm. Kemudian pasang mandrel pada lubang pengeboran untuk mencekam benda kerja pada proses pembuatan roda gigi.
8. Pasang benda kerja pada kepala pembagi kemudian pasang pisau modul M1. Setting posisi benda kerja sebelum melakukan pengefraisan. Lakukan pengefraisan untuk membuat roda gigi
9. Pasang benda kerja pada ragum mesin bor dengan dilapisi majun agar gigi tidak rusak. Lalu lakukan pengeboran Ø5,5 mm hingga tembus lubang pada tangkai roda gigi. Kemudian buatlah ulir M6 menggunakan tap M6. Jika sudah selesai, lepaskan benda kerja dari ragum dan roda gigi siap diassembly dengan bagian lainnya.
10. Bersihkan dan rapihkan tempat kerja yang telah digunakan untuk praktikum.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Semua anggota kelompok kami yang melaksanakan praktikum di laboratorium pemesinan harus dapat menggunakan mesin perkakas dalam
pembuatan benda kerja sesuai dengan jobsheet yang telah diberikan. Hal ini penting karena setiap mesin perkakas yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga diperlukan ketrampilan khusus agar dapat menguasai masing-masing mesin perkakas.
Mahasiswa juga harus menguasai penggunaan alat ukur dengan baik.
Pada praktikum mesin perkakas ini alat ukur yang digunakan harus presisi.
Guna menghasilkan pengukuran yang presisi baik dan benar, maka cara memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar diketahui dengan baik. Mahasiswa dalam melaksanakan praktikum pemesinan ini harus menggunakan alat pelindung diri serta langkah kerja dan sikap di dalam laboratorium pemesinan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga kegiatan praktikum ini tidak membahayakan keselamatan diri maupun orang lain.
Penggunaan mesin perkakas, alat ukur, dan peralatan kerja inilah yang diaplikasikan dalam praktik mesin perkakas untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jobsheet yang diberikan oleh dosen pembimbing.
Karena praktikum mesin perkakas merupakan pekerjaan yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja bagi seorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin, maka praktik mesin perkakas sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin perkakas dengan baik dan benar serta mampu menghaislkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan jobsheet yang diberikan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai peraturan dan tata cara pengerjaan praktik mesin perkakas.
2. Saran
1. Mahasiswa harus bertanggung jawab dalam penggunaan mesin perkakas.
2. Mahasiswa harus lebih teliti dalam penggunaan alat ukur.
DAFTAR PUSTAKA
[ CITATION Eng21 \l 1057 ],https://www.scribd.com/document/512653167/Laporan- Praktikum-Mesin-Perkakas-2-Enggar
LAMPIRAN