• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FAKTOR

N/A
N/A
Ester Parmanes

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FAKTOR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FAKTOR Metode Analisis Perencanaan I

Dosen Pembimbing :

Widiyanto Hari Subagyo Widodo, ST., M. Sc Endratno Budi Santoso, ST.,MT

Penyusun : Ester Parmanes / 2224034

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2023

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga kami diberikan kelancaran dalam menyelesaikan Laporan yang berjudul

“Laporan Praktikum Analisis Faktor” yang mana merupakan bagian dari tugas individu Mata Kuliah dari Metode Analisis Perencanaan I. Dalam proses penyusunan laporan ini diselesaikan dengan baik dan berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Widiyanto Hari Subagyo Widodo, ST., M. Sc dan Bapak Endratno Budi Santoso, ST.,MTselaku dosen pembimbing Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota.

2. Kakak-kakak tingkat dan juga Alumni yang telah yang telah memberikan informasi dan masukan mengenai Mata Metode Analisis Perencanaan I berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.

3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, baik dalam doa, motivasi, serta finansial.

4. Teman-teman atas semangat, kerjasama, dan kekompakannya serta teman-teman seperjuangan PWK Angkatan 2022 (Ataraksa) atas semangat, kerja keras, dan kekompakannya

Menyadari bahwa dalam Menyusun laporan memiliki keterbatasan oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Malang, 12 Desember 2023

Penyusun

DAFTAR TABE

(4)
(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan adalah suatu proses memutuskan sebelumnya mengenai apa yang harus dilakukan dimasa mendatang, bagaimana, kaoaan, dan oleh siapa dengan memepertimbangkan semua faktor – faktor yang memeperngaruhi ( Koontz dan O’Donnell, 1976). Perencanaan adalah suatu proses penyusunan tujuan – tujuan dan pengaturan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.

(Chester I. Barndard). perencanaan adalah bahwa itu merupakan suatu proses yang melibatkan keputusan sebelumnya mengenai tindakan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana cara melakukannya, kapan, dan oleh siapa. Proses ini mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi implementasi rencana tersebut. Selain itu, perencanaan juga melibatkan penetapan tujuan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara yang efektif dan efisien.

Proses perencanaan harus berjalan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sangat penting dalam perencanaan.

Tahap krusial dalam proses ini adalah pengambilan keputusan mengenai tindakan terbaik untuk mencapai perubahan atau pengembangan, beserta cara pelaksanaannya.

Tujuan dari perencanaan adalah mencapai target spesifik yang telah diidentifikasi atau ditetapkan sebelum memulai suatu proyek (Conyer dan Hills, 1984). Perencanaan adalah suatu kegiatan yang menghubungkan pengetahuan dengan tindakan yang terstruktur dengan baik. Oleh karena itu, Perencanaan Wilayah dan Kota adalah proses untuk merumuskan rencana terkait wilayah dan kota, yang akan menjadi landasan bagi perubahan dan pengembangan wilayah serta kota menuju masa depan yang lebih baik. Proses ini bergantung pada keterkaitan antara pengetahuan dan tindakan yang akan dilaksanakan. Dalam proses pengambilan keputusan, diperlukan bantuan dari berbagai metode analisis untuk mengidentifikasi karakteristik khusus dari wilayah dan kota, baik di masa lalu, sekarang, maupun kecenderungannya di masa yang akan datang. Dengan cara ini, dapat diperoleh pemahaman yang dapat diandalkan sebagai dasar untuk membuat keputusan terkait tindakan di masa mendatang. Hal ini kemudian akan menghasilkan rencana yang efektif sebagai hasil dari proses tersebut.

(7)

Analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda – tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing – masing dalam saty keseluruhan yang terpadu.

(Komaruddin, 2001). Analisis diartikan sebagai suatu proses untuk memecahkan sesuatu kedalam bagian yang saling berkaitan. (Goys Keraf). Analisi merupakan suatu cara untuk membantu perencana dalam mendukung dan proses suatu renacana.

Metode Analisis Perencanaan adalah seperangkat teknik atau alat bantu yang membantu perencana dalam melakukan analisis untuk mendukung proses perencanaan wilayah dan kota. Metode ini terdiri dari dua pendekatan berbeda, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, dan keduanya memiliki kepentingan yang sama. Selain dari perspektif pendekatan ini, Metode Analisis Perencanaan juga mempertimbangkan elemen-elemen utama wilayah dan kota yang perlu dipahami dengan baik, seperti elemen fisik, elemen sosial-budaya, elemen ekonomi, dan elemen interaksi spasial. Karena perencanaan adalah suatu proses, Metode Analisis Perencanaan juga mencakup teknik yang mendukung setiap tahap di dalam proses perencanaan, yang secara umum meliputi kegiatan mendeskripsikan karakteristik, peramalan masa depan, dan membuat keputusan.

Dalam penelitian dan perencanaan, analisis merupakan proses memecah suatu keseluruhan menjadi komponen yang saling terkait, untuk memahami tanda-tanda komponen tersebut, hubungannya, dan fungsi masing-masing dalam kesatuan yang terpadu. Analisis juga merupakan cara untuk memecahkan sesuatu menjadi bagian yang berkaitan satu sama lain. Pentingnya analisis dalam perencanaan terutama tercermin dalam penggunaan metode analisis Faktor. Metode ini Tujuan utamanya adalah mendeskripsikan atau menggambarkan hubungan antara banyak variable yang tidak teramati kuantitasnya yang disebut dengan factor umum atau variable laten (Jhonson, 1956). berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variable asal sebagai kombinasi linear sejumlah factor umum atau common factor ditambahkan dengan factor khusus atau spesifik factor, sedemikian hingga sejumlah factor umum tersebut mampu menjelaskan semaksimal mungkin keragaman data yang dijelaskan oleh variabel asal.

(8)

BAB II

ANALISIS FAKTOR 2.1 Definisi Analisis Faktor

Menurut Charles Spearman memandang analisis faktor sebagai suatu metode statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor umum yang menjadi dasar variasi variabel dalam suatu dataset. Menurut Louis Leon Thurstone, analisis faktor diartikan sebagai suatu metode untuk mengenali dimensi-dimensi yang mendasari hubungan antar variabel dalam dataset. David J. Bartholomew memandang analisis faktor sebagai suatu metode untuk memahami hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dalam dataset. J. Scott Armstrong, sementara itu, menginterpretasikan analisis faktor sebagai metode untuk memisahkan variabel yang dipengaruhi oleh kesalahan pengukuran dari variabel yang benar-benar relevan dalam dataset. Dengan demikian, para ahli ini memberikan pandangan yang berbeda-beda namun konvergen tentang esensi analisis faktor dalam merinci hubungan antar variabel dalam suatu konteks data.

Analisis faktor ni merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk menemukan hubungan antara sejumlah variabel yang saling bebas satu sama lain, sehingga dapat dibentuk satu atau beberapa set variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

Proses ini melibatkan pengelompokan variabel berdasarkan korelasi terbesar, membentuk suatu set variabel yang disebut faktor. Analisis faktor Confirmatory (CFA) digunakan untuk mengonfirmasi atau menguji model pengukuran yang dirumuskan dari teori. Model ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti evaluasi psikometrik, deteksi efek metode, membangun validitas, dan mengevaluasi varian pengukuran.

Tujuan utamanya adalah menguji apakah indikator-indikator yang telah dikelompokkan berdasarkan variabel laten atau konstruknya konsisten dalam konstruk tersebut. Dalam CFA, peneliti menguji kesesuaian data dengan model yang telah dibentuk sebelumnya.

Sebaliknya, Penelitian Exploratory Factor Analysis (EFA) dilakukan tanpa dugaan teoritis mengenai jumlah faktor atau pengelompokan variabel. Metode ini digunakan untuk membangun model struktural dari satu set atau banyak variabel, mengidentifikasi hubungan antara variabel manifest atau indikator untuk membangun suatu konstruk.

EFA berguna ketika peneliti tidak memiliki informasi awal atau hipotesis mengenai kelompokan variabel atau ketika variabel laten memiliki indikator yang belum jelas.

Dalam EFA, peneliti memulai dengan indikator (manifest) dan membentuk variabel, memungkinkan overlap antara indikator satu variabel laten dengan indikator variabel

(9)

laten lainnya. Secara keseluruhan, analisis faktor merupakan studi tentang keterhubungan antar variabel untuk menemukan variabel baru atau laten, yang juga disebut faktor laten..

Gambar 1 Analisa Faktor

Gambar 2 Pemodelan Analisis Faktor

(10)

Gambar 3 Model Analisis Faktor

2.2 Jenis – jenis Analisis Faktor

Metode analisis data memiliki berbagai jenis, dan berikut adalah beberapa jenis analisis faktor yang umum digunakan:

1. Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis/EFA),

Digunakan ketika peneliti ingin mengidentifikasi faktor-faktor dalam suatu data tanpa memiliki hipotesis terkait jumlah atau sifat faktor.Membantu mengungkapkan struktur internal data dengan menghasilkan faktor-faktor yang menjelaskan variasi dalam data.

2. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA)

Digunakan ketika peneliti memiliki hipotesis jelas tentang struktur faktor yang ada dan ingin menguji apakah model yang diusulkan sesuai dengan data.Memeriksa sejauh mana data mendukung struktur faktor yang telah diajukan sebelumnya.

3. Analisis Faktor Rasch (Rasch Factor Analysis)

Metode khusus dalam pengukuran psikometrik untuk menguji dan memvalidasi skala pengukuran.Memeriksa kesesuaian data dengan model Rasch dan menghasilkan faktor yang memisahkan antara individu yang diukur dan tingkat kesulitan item.

4. Analisis Faktor Tersirat (Implicit Factor Analysis/IFA)

Digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor di balik konstruk yang tidak dapat diukur langsung. Mencoba menemukan faktor-faktor tersembunyi di balik fenomena seperti motivasi, sikap, atau persepsi.

5. Analisis Faktor Spesifik (Specific Factor Analysis/SFA)

(11)

Digunakan untuk memisahkan variasi dalam data menjadi faktor-faktor umum (shared factors) dan faktor-faktor spesifik (specific factors) Faktor-faktor umum mempengaruhi semua variabel, sementara faktor-faktor spesifik hanya mempengaruhi beberapa variabel tertentu.

6. Analisis Faktor Hierarkis (Hierarchical Factor Analysis)

Digunakan untuk memodelkan struktur faktor dalam beberapa tingkatan hierarkis., Memungkinkan identifikasi faktor-faktor global (tingkat tinggi) dan faktor-faktor spesifik (tingkat rendah) yang saling terkait.

2.3 Implementasi Analisis Faktor

Pada Analisis Faktor ini memiliki Impelementasi fungsi pada penggunaan Analisis faktor, antara lain :

1. Reduksi Dimensi

Analisis faktor memiliki peran utama dalam mereduksi dimensi data dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi dasar variasi dalam variabel terkait.

Dengan memperbolehkan penggabungan variabel yang saling terkait menjadi faktor-faktor yang lebih inklusif, analisis faktor meminimalisir kompleksitas data dengan menggantikan sejumlah besar variabel dengan sejumlah faktor yang lebih sedikit, tetapi tetap memuat informasi yang signifikan. Dengan demikian, reduksi dimensi mempermudah interpretasi data, analisis lebih lanjut, dan visualisasi data.

2. Pemahaman Struktur Data

Analisis faktor dapat meningkatkan pemahaman struktur data dengan mengidentifikasi pola dan hubungan yang muncul di antara variabel-variabel.

Dengan mengekstraksi faktor-faktor yang mendasarinya, analisis faktor membuka wawasan terhadap aspek-aspek krusial atau dimensi-dimensi yang terlibat dalam data. Ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang struktur data dan interkoneksi antar variabel.

3. Identifikasi Variabel Penting

Analisis faktor mendukung identifikasi variabel-variabel paling signifikan atau mewakili dalam suatu analisis. Dengan menilai kontribusi variabel terhadap faktor-faktor yang dihasilkan, peneliti dapat menetapkan variabel mana yang memiliki keterkaitan paling kuat dengan faktor-faktor tersebut. Ini membantu dalam menentukan fokus variabel dalam analisis atau penelitian berikutnya.

4. Pengelompokan dan Klasifikasi

(12)

Analisis faktor memungkinkan pengelompokan variabel-variabel yang terkait ke dalam faktor-faktor yang lebih besar, mempermudah pengelompokan dan klasifikasi data. Dengan mengelompokkan variabel-variabel yang memiliki hubungan erat ke dalam faktor-faktor yang sama, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih rinci tentang pola dan korelasi antar variabel dalam analisis data.

5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Analisis faktor dapat diaplikasikan untuk menguji validitas dan reliabilitas suatu instrumen pengukuran. Dengan menganalisis faktor-faktor yang muncul dari data instrumen, peneliti dapat menilai sejauh mana faktor-faktor tersebut sesuai dengan teori yang diusulkan dan apakah instrumen tersebut secara konsisten mengukur variabel yang dimaksud. Aspek ini menjadi krusial dalam mengukur konstruk seperti kepribadian, kepuasan pelanggan, atau faktor-faktor lain yang sulit diukur secara langsung..

(13)

BAB III UJI ANALISIS 1.1 Studi Kasus

Jakarta

Tabel 1 Kebutuhan Data

KAB. / KOTA

JUMLAH

PEND. IPM TPT

JUMLH PEND MISKIN

PDRB PPK TPAK PENDIDIKAN

Kep Seribu 28925 72.79 8.47 3.67 10134.63 292214.00 58.61 7

Jakarta

Utara 1793550 80.81 8.04 133.73 730224.71 299330.00 67.92 224

Jakarta

Timur 3083883 83.45 8.39 126.63 546877.29 163795.00 64.88 262

Jakarta

Selatan 2244623 85.21 5.63 81.11 794935.80 682994.00 63.75 111 Jakarta

Pusat 1079995 82.11 5.88 44.72 540696.90 202371.00 65.2 281

Jakarta

Barat 2448975 82.51 7.1 112.18 587659.64 300342.00 63.41 193

DKI

Jakarta 10 679 951 81.65 7.18 502.04 3186469.91 274709.00 64.81 1078

1.2 Analisis Faktor EFA

Analisis yang ada pada Communilitis pada extraction method :

(14)

1.2.1 Communalities

Gambar 4 Tabel Standartisasi Z Score

Pada Tabel Communalities ini menunjukkan nilai variabel yang diteliti apakah mampu untuk menjelaskan faktor atau tidak. Variabel dianggap mampu menjelaskan faktor jika nilai Extraction lebih besar dari 0,50.

Berdasarkan output di atas, diketahui nilai Extraction untuk semua variabel adalah lebih besar dari 0,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat dipakai untuk menjelaskan faktor.

1.2.2 Total Variance Explained

Gambar 5 Tabel Uji Korelasi

Tabel Total Variance Explained menunjukkan nilai masing-masing variabel yang di analisis. Dalam penelitian ini ada 8 variabel berarti ada 8 Component yang di analisis. Ada dua macam analisis untuk menjelaskan suatu varian, yaitu Initial Eigenvalues dan Extraction Sums of Squared

(15)

Loadings. Pada varian Initial Eigenvalues menunjukkan faktor yang terbentuk. Apabila semua faktor dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel

( 4.711 + 1.939 + 0.904 + 0.415 + 0.031 + 3.23E-16 + 1.588E- 16 + (-1.831E-16)) = 8 variabel).

Sedangkan pada bagian Extraction Sums of Squared Loadings menunjukkan jumlah variasi atau banyaknya faktor yang dapat terbentuk, pada hasil output di atas ada 2 (dua) variasi faktor, yaitu 4.711 dan 1.939.

Berdasarkan tabel output Total Variance Explained pada bagian

"Initial Eigenvalues", maka ada 2 (dua) faktor yang dapat terbentuk dari 8 variabel yang di analisis. Dimana syarat untuk menjadi sebuah faktor, maka nilai Eigenvalue harus lebih besar 1. Nilai Eigenvalue Component 1 sebesar 4.711 atau >1 maka menjadi faktor 1 dan mampu menjelaskan 58.887% variasi. Sedangkan nilai Eigenvalue Component 2 sebesar 1.939 atau > 1 maka menjadi faktor 2 dan mampu menjelaskan 24.236% variasi.

Jika faktor 1 dan faktor 2 dijumlahkan mampu menjelaskan 83.123%

variasi.

Sedangkan untuk nilai total component 3,4,5, dan 6 tidak dihitung karena nilai Eigenvalue Componentnya < 1 maka tidak menjadi faktor.

(16)

1.2.3 Scree Plot

Gambar 6 Tabel Scree Plot

Pada Gambar Scree Plot ini dapat juga menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk. Caranya dengan melihat nilai titik Component yang memiliki nilai Eigenvalue > 1. Dari gambar Scree Plot di atas ada 2 titik Component yang memiliki nilai Eigenvalue > 1 maka dapat diartikan bahwa ada 2 faktor yang dapat terbentuk.

1.2.4 Component Matrix

Communalities adalah suatu konsep dalam analisis faktor atau analisis komponen utama (PCA) yang digunakan untuk mengukur seberapa besar varians dari suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor atau komponen-komponen yang diekstraksi. Dalam konteks output yang Anda berikan, nilai communalities mencerminkan sejauh mana variabilitas dari setiap variabel awal dapat dijelaskan oleh komponen utama yang diekstraksi.

(17)

Gambar 7 Tabel Component Matrix

Pada Gambar Tabel Component Matrix ini menunjukkan nilai korelasi atau hubungan antara masing-masing variabel dengan faktor yang akan terbentuk. Dalam output tersebut, terdapat dua kolom yang menunjukkan communalities: "Initial" dan "Extraction." Berikut adalah interpretasi dari kedua kolom tersebut:

1. Initial Communalities:

- Ini adalah communalities sebelum dilakukan ekstraksi faktor atau komponen utama.

- Nilai communalities awal untuk setiap variabel adalah 1.000, yang artinya semua variabilitas dari setiap variabel dapat dijelaskan oleh faktor-faktor atau komponen-komponen awal sebelum ekstraksi.

2. Extraction Communalities:

- Ini adalah communalities setelah dilakukan ekstraksi faktor atau komponen utama menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA).

- Nilai communalities ini menunjukkan seberapa besar variabilitas dari setiap variabel yang dapat dijelaskan oleh komponen utama yang diekstraksi.

- Nilai-nilai ini cenderung lebih rendah dari 1.000, karena hanya sebagian dari variabilitas asli yang dijelaskan oleh komponen utama yang diekstraksi.

- Semakin tinggi nilai communalities setelah ekstraksi, semakin baik variabel tersebut dijelaskan oleh komponen utama yang terpilih.

Dengan demikian, nilai-nilai communalities Extraction memberikan gambaran tentang sejauh mana informasi dari variabel asli dapat dijelaskan

(18)

oleh faktor-faktor atau komponen-komponen utama yang diekstraksi menggunakan metode PCA. Nilai-nilai yang lebih tinggi menunjukkan bahwa komponen utama tersebut memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjelaskan variabilitas variabel awal.

1.2.5 Rotated Component Matrix

1.2.6 Component Transformation Matrix

1.3 Analisis Regresi

Analisis Regesi dengan penggujian Uji R Square sebagai langkah awal.

1.3.1 Uji R Square

Gambar 8 Tabel Variabel Entered Removed

Gambar 9 Tabel Model Summary

Model Summary menjelaskan mengenai tingkat prosentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (nilai adjusted R square), yang memiliki range nilai 0-1. Semakin tinggi nilai adjusted R square, maka semakin tinggi pengaruh independen terhadap variabel dependen.

Analisis Uji Regresi :

Berdasarkan hasil diperoleh nilai R square yang didapatkan sebesar 1,000 yang berarti variabel X (independent) memiliki pengaruh tinggi terhadap variabel Y (dependen).

(19)

1.3.2 Uji Anova / Uji F

Gambar 10 Tabel Uji Anova

(Sig < 0,05 = model diterima/dipakai untuk Analisis regresi) Analisis Uji Anova :

Dari uji Anova pada tabel di atas, diketahui nilai SIG 0,021 (di bawah 0,05) sehingga dapat diketahui bahwa variabel independen (HLS, RLS,dan PPK) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (IPM)

1.3.3 Persamaan Regresi

Y = (-5.372E-15) + 0,4350X1 + 0,331 X2 + 0.291 X3 X = Konstanta sebesar (-5.372 E - 15 )

menyatakan bahwa jika tidak ada penambahan data RLS,HLS, dan PPK. Makapengaruh jumlah IPM sebesar (-5.372 E - 15 )

X1 = Koefisien regresi X1 (HLS) Sebesar 0.4350

menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah HLS sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah IPM sebesar 0.4350.

X2 = Koefisien regresi X2 (RLS) Sebesar 0.331

menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah RLS sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah IPM sebesar 0.331.

X3 = Koefisien regresi X2 (PPK) Sebesar 0.291

menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah PPK sebesar 1 satuan akan berpengaruh pada peningkatan jumlah IPM sebesar 0.291 Analisis :

Berdasarkan tabel diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap variabel Y adalah variable HLS dengan nilai sebesar 0.435, kedua adalah variabel RLS dengan nilai 0.331, ketiga variabel PPK dengan nilai O.291

(20)
(21)

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu, meningkatkan tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan di wilayah studi sangat penting untuk meningkatkan IPM. Pengeluaran Per Kapita (PPK) juga berpengaruh positif terhadap IPM, meskipun dengan kekuatan yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan HLS dan RLS. Konstanta dalam persamaan regresi memiliki dampak yang sangat kecil pada IPM dan bisa diabaikan. Analisis ini memberikan wawasan yang penting untuk perencanaan dan pengembangan wilayah studi, terutama dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Dengan fokus pada peningkatan pendidikan (HLS dan RLS) serta peningkatan pengeluaran per kapita (PPK), dapat diharapkan bahwa IPM akan meningkat secara signifikan

5.1.1 Analisis Korelasi

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dengan nilai korelasi mencapai 0.986 dan 0.989 secara berturut-turut. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IPM, semakin tinggi juga HLS dan RLS. Namun, korelasi antara IPM dan Pengeluaran Per Kapita (PPK) lebih rendah, sekitar 0.860. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara IPM dan PPK tidak sekuat hubungannya dengan HLS dan RLS.

5.1.2 Analisis Regresi

Koefisien regresi menunjukkan pengaruh variabel independen (HLS, RLS, dan PPK) terhadap variabel dependen (IPM). Dari persamaan regresi yang diberikan, HLS memiliki koefisien tertinggi (0.435), diikuti oleh RLS (0.331) dan PPK (0.291).

Koefisien negatif pada konstanta menunjukkan bahwa tanpa penambahan data RLS, HLS, dan PPK, IPM memiliki pengaruh negatif sebesar -5.372E-15. Namun, nilai ini sangat kecil dan bisa diabaikan dalam konteks analisis ini. Hasil dari uji Anova menunjukkan bahwa model regresi secara keseluruhan signifikan, dengan nilai p < 0.05.

Artinya, model ini dapat digunakan untuk melakukan analisis regresi. Nilai R Square adalah 1, yang menunjukkan bahwa seluruh variabilitas IPM dapat dijelaskan oleh HLS,

(22)

RLS, dan PPK. Ini menunjukkan bahwa model regresi memberikan hasil yang sangat baik dalam menjelaskan hubungan antara variabel independen dan IPM.

5.2 Kebijakan

Kebijakan yang dapat diambil dari studi kasus yang ada, antara lain :

1. Untuk Pendidikan

Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meningkatkan pendidikan dan kualitas pendidikan di wilayah studi sangat penting untuk meningkatkan IPM. Fokus pada program-program pendidikan yang mendukung peningkatan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Investasikan dalam fasilitas pendidikan yang memenuhi standar kualitas.

2. Untuk pengembangan Per Kapita

Pengeluaran Per Kapita (PPK) juga memiliki pengaruh positif terhadap IPM, meskipun dengan kekuatan yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan HLS dan RLS. Dorong pertumbuhan ekonomi dan kebijakan redistribusi yang memungkinkan peningkatan pengeluaran per kapita di wilayah studi kasus Papua.

3. Untuk faktor pendukung

HLS, RLS, dan PPK adalah faktor-faktor penting, konstanta dalam persamaan regresi memiliki dampak yang sangat kecil pada IPM dan bisa diabaikan. Meskipun faktor- faktor utama adalah HLS, RLS, dan PPK, tidak boleh diabaikan faktor-faktor lain seperti kesehatan, lingkungan, dan faktor sosial lainnya. Analisis ini memberikan wawasan yang penting untuk perencanaan dan pengembangan wilayah studi. Penting untuk melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap implementasi kebijakan dan dampaknya terhadap IPM.

5. Unruk Pemerintah

Untuk mencapai peningkatan IPM yang signifikan, diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan

(23)

masyarakat setempat. Bangun kemitraan dan kolaborasi yang kuat dengan semua stakeholder terkait untuk mendukung implementasi kebijakan peningkatan IPM.

6. Untuk Masyarakat

Edukasi dan kesadaran masyarakat juga merupakan faktor penting. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan dan investasi dalam kesejahteraan ekonomi. Sosialisasikan dan tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, peningkatan ekonomi, dan kesejahteraan.

Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan ini, diharapkan bahwa wilayah studi akan mengalami peningkatan signifikan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mencerminkan peningkatan kualitas hidup dan pembangunan masyarakat Papua secara keseluruhan.

Gambar

Gambar 1 Analisa Faktor
Gambar 2 Pemodelan Analisis Faktor
Gambar 3 Model Analisis Faktor
Tabel 1 Kebutuhan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI SEDIAN LIQUID DAN SEMISOLID.. PEMERIKSAAN BAHAN BAKU VITAMIN C DENGAN

Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan praktikum analisis metilen blue menggunakan instrument spektrofotometer UV-Vis Single beam dengan menggunakan metode kurva standar Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN MEKANIS DAN PRAKTIKUM FAKTOR REDAMAN Disusun oleh : Laboratorium Akustik dan Getaran Mekanis Jurusan Teknik Mesin Dan Industri Fakultas Teknik –

LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN SUMBERDAYA HUTAN PERENCANAAN SUMBERDAYA HUTAN ACARA I ACARA I PENGENALAN BERBAGAI CARA PENAKSIRAN VOLUME KAYU PENGENALAN BERBAGAI CARA

Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Sarjana Farmasi PRAKTIKUM 5 dan 6 PENETAPAN KADAR DENGAN METODE ACIDI ALKALIMETRI Penetapan kadar Natrium tetraborat Boraks Pipet 10,0 ml larutan

Membuat laporan praktikum Analisis Kedekatan Raster studi kasus Kabupaten

Laporan praktikum tentang metode pengadaan dan analisis harga satuan pekerjaan pada proyek konstruksi kehutanan untuk efisiensi biaya dan