LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
“PERTUMBUHAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT”
Disusun oleh :
Nama : Aby Nauval Mardianu NPM : E1I021025
Hari/Tanggal : Selasa/22 November 2022 Shif/Kelompok : 1/3.
Dosen Pengampu : 1. Ir. Zamdial, M. Si
2. Maya Angraini Fajar Utami, S.Pi.,M.Si.
Co-Ass :1. Ria Ramadhani Dafitri (E1I019002) 2. Emilio Roeskana (E1I019020) 3. Nur Alvi Syahrin (E1I020005)
4. Aida Adha (E1I020007)
LABORATORIUM PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2022
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang.
Pertumbuhan pada ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia.
Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat dikontrol yang terdiri dari faktor kualitas air dan pakan. Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan akuakultur.
Perkiraan 60-80% biaya produksi pada kegiatan akuakultur secara intensif besumber dari biaya pakan. Pakan merupakan salah satu komponen dalam budidaya iakan yang memiliki andl besar dalam penentuan pertumbuhan dan profit. Fungsi pakan sebagai sumber energi utama dan materi bagi kehidupan, pertumbuhan dan reproduksi ikan.
Pemberian pakan dalam jumlah berlebihan akan meningkatkan biaya biaya produksi bilamana ditinjau dari segi ekonomi, dan dari segi lingkungan mengakibatkan menurunnya kualitas akibat pencemaran. Pencemaran lingkungan disebabkan oleh pakan yang tidak termakan. Pakan yang dikonsumsi oleh ikan tidak semua digunakan untuk pertumbuhan, sebagian besar digunakan untuk metabolisme basal dan sisanya untuk aktivitas, pertumbuhan, dan reproduksi.
Laju pertumbuhan harian pertumbuhan (LPH) atau Specifik Growth Rate (SGR) diartikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan perubahan waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Salah satu faktor eksternal adalah seperti Suhu optimal akan membuat ikan memiliki metabolisme optimal yang berdampak baik pada pertumbuhan dan pertambahan bobot ikan. Suhu rendah akan mengakibatkan laju metabolisme ikan menjadi lambat dan menyebabkan nafsu makan pada ikan akan mengalami atau menjadi menurun dan akhirnya ikan akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Suhu yang optimal untuk melihat pertumbuhan pada ikan adalah yang dimana jika dilihat dari faktor perairan seperti ikan maupun udang mampu hidup baik pada kisaran suhu 20oC – 30oC. Serta dalam menhitung tingkat pertumbuhan pada ikan dapat menggunakan rumus yang dimana cara pengukurannya adalah dengan cara melihat selama satu tahun yaitu (nilai akhir – nilai awal) / nilai awal X 100.
Pada dasarnya analisis panjang-berat ikan sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi biologi ikan dan stok ikan agar mudah dilakukan manajemen keberlangsungan biodiversitas ikan. Selain itu, analisis panjang-berat ikan dilakukan sebagai indikator biologi dari kondisi ekosistem perairan tersebut. Pada biologi perikanan, hubungan panjang berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumber daya perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran layak tangkap saja. Pola pertumbuhan pada ikan terdapat dua macam yaitu pertumbuhan isometrik (n=3), apabila pertambahan panjang dan berat ikan seimbang dan pertumbuhan allometrik (n>3 atau n3 menunjukkan ikan itu gemuk/ montok, dimana pertambahan berat lebih cepat dari pertambahan panjangnya.
Kemudian didalam data hubungan panjang berat pada ikan juga diperlukan dalam manajemen perikanan yaitu untuk menentukan selektifitas alat agar ikan-ikan non arget tidak ikut tertangkap. Berdasarkan hubungan panjang dan berat pada ikan, dapat diketahui koefisien kondisi ikan yang dimana dapat menunjukkan kegemukan atau kemontokan relatif ikan tersebut. Karena hal dalam pertumbuhan panjang pada ikan setiap umur ikan pasti berbeda-beda ukuran dan usia pertama kali dalam kematangan gonad pada ikan untuk setiap spesies ikan dapat berbeda-beda, berdasarkan beberapa hal ini dikarenakan adanya perbedaan seperti suhu, makanan, hormon, sex, dan kondisi perairan. Ada cara-cara tertentu untuk mengukur panjang pada ian yaitu prosesnya, Panjang ikan diukur dari ujung rahang atas ke ujung ekor dan lebar ikan di ukur secara melintang dan vertikal dibagian tengah badan dari sisi ujung badan kanan hingga ujung badan kiri. Serta ada juga yang disebut dengan panjang total yang merupakan panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian moncong sampai ujung terakhir sirip ekor. Sedangkan panjang standar adalah panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan moncong sampai ke ujung terakhir dari tulang punggungnya.
Berdasarkan pernyataan yang telah disebutkan diatas dapat kita ketahui bahwa yang melatarbelakangi dari praktikum tentang pertumbuhan dan hubungan panjang berat
pada ikan adalah kita dapat melakukan pengamatan pertumbuhan pada ikan dengan cara melihat atau menhitung bertambahnya berat, panjang dan volume pada tubuh ikan, serta dapat melihat faktor-faktor baik dari internal ataupun eksternal yang mengaruhi masa pertumbuhan pada ikan tersebut. Dalam pertumbuhan pada ikan juga dipengaruhi oleh hal-hal seperti pakan yang diberikan ketikan pakan yang diebrikan pada ikan memiliki nutrisi dan protein yang bagus untuk tubuh ikan, maka pertumbuhan pada ikan akan mengalami kepesatan atau maksimal oleh tubuh ikan.
1.2 Tujuan dan Manfaat.
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengukur dan menghitung hubungan panjang berat ikan, serta menghitung pola pertumbuhan dan Faktor Kondisi terkait pertumbuhan ikan. Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan menguasai cara mengukur data panjang dan berat ikan, serta menguasai cara perhitungan hubungan panjang-berat ikan, dan memahami maksud dari pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan pada ikan dapat dijelaskan sebagai perubahan berat atau panjang dalam waktu tertentu dan merupakan suatu proses biologis yang dipengaruhi banyak faktor baik internal maupun eksternal. Adapun faktor Cahaya merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi respon fisiologis, reproduksi, dan pertumbuhan ikan. Cahaya lampu dapat dimanfaatkan sebagai pengganti cahaya alami. Salah satu cara yang dapat dilakukan pembudidaya, yaitu melakukan rekaya lingkungan dengan memberikan cahaya lampu pada masa pemeliharaan. Pembudidaya memanipulasi spektrum atau panjang gelombang cahaya dengan menggunakan lampu light emitting diode (LED) dimana memiliki kelebihan dibandingkan dengan lampu flouresen, seperti efisiensi energi yang lebih tinggi sehingga dapat menghemat biaya, daya tahan yang tinggi serta ramah lingkungan dikarenakan tidak mengandung merkuri (Gunawan dkk., 2019).
Untuk memacu pertumbuhan, peneliti dan ahli nutrisi ikan telah mengembangkan pakan dengan nutrisi seimbang. Pakan tersebut melibatkan penggunaan sumber protein berkualitas maupun hormon pertumbuhan sehingga harga pakan menjadi mahal. Oleh karena itu, penggunaan bahan-bahan perangsang pertumbuhan (promotor pertumbuhan) yang sekaligus berfungsi sebagai anti mikroba yang berasal dari tanaman alami perlu diteliti sebagai alternatif yang lebih aman, efektif dan efisien. Serta ada juga metode pencegahan penyakit yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan antibiotik dan vaksin. Penggunaan antibiotik dengan skala besar kurang efisien karena selain tidak ekonomis, dampak yang di timbulkan adalah bertambahnya jenis bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan dapat mencemari lingkungan. Penggunaan antibiotik juga menyebabkan akumulasi residu dalam tubuh ikan dan berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Penggunaan vaksin memang dapat dengan cepat mencegah penyakit untuk masuk kedalam tubuh ikan. tetapi ketersediaan vaksin di pasaran masih terbatas, selain itu harga vaksin yang mahal menjadi alasan penggunaan vaksin tidak efektif (Ratusmanga dkk., 2022).
Pengukuran bobot tubuh dilakukan untuk mengetahui pertambahan bobot tubuh ikan selama penelitian. Pengukuran bobot tubuh dilakukan setiap tujuh hari sekali dalam jangka waktu penelitian selama 35 hari. Pengukuran bobot mutlak tubuh dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: W = Wt -W0. Keterangan: W = Pertumbuhan bobot mutlak (gr) Wt = Bobot akhir (gr) W0 = Bobot awal (gr). Laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah pemberian, frekuensi pemberian, dan kualitas pakan yang diberikan kepada ikan serta kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat dari hidup ikan nila merah. Kecepatan laju pertumbuhan dapat diukur melalui pertambahan bobot tubuh dengan cara mengukur dan menimbang ikan nila merah yang diteliti berdasarkan satuan waktu yang ditentukan (Febri dkk., 2020).
Kemudian ada juga istilah dalam membandingkan antara suatu organisme yang berada didalam suatu ekosistem yaitu sintasan adalah perbandingan antara jumlah organisme yang hidup pada akhir suatu periode dengan jumlah organisme yang hidup pada awal periode. Perhitungan sintasan memiliki tujuan untuk melihat keberhasilan terhadap suatu budidaya, yaitu untuk mengetahui seberapa besar persentase ikan yang dapat hidup selama berlangsungnya budidaya. Penggunaan VCO (Virgian Coconut Oil) pada pakan hanya dimanfaatkan secara keseluruhan oleh ikan sebagai tambahan untuk cadangan energi bagi ikan itu sendiri dan digunakan untuk proses pertumbuhan ataupun aktivitas lainnya seperti berenang, maintenance tubuh dari parasit atau penyakit yang memerlukan energi yang cukup besar. Ikan menggunakan lemak yang terkandung dalam pakan komersil sebagai cadangan energi yang dianggap. Selanjutnya lemak memiliki peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai sumber energi dan sumber asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung tubuh (Haser dkk., 2018).
Budidaya ikan Nila telah dikembangkan oleh masyarakat baik untuk kegiatan konsumsi maupun untuk kegiatan komersial. Salah satu aspek yang menjadi kunci keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan budidaya ikan Nila adalah ketersediaan pasokan benih baik secara kuantitas, kualiatas, kontinuitas. Saat ini pasokan benih masih terkendala akibat pertumbuhan dan sintasan benih ikan Nila
5
yang masih rendah. Hal ini disebabkan berbagai faktor salah satunya asupan nutrient yang masih rendah, harga pakan yang cukup tinggi sehingga berdampak pada tingginya biaya produksi benih. Hal ini juga memberikan efek kepada pengurangan jumlah pakan pada kegiatan pembenihan ikan. Sedangkan ada beberapa masalah utama yang dihadapi pembudidaya ikan Nila adalah efisiensi penggunaan pakan yang kurang maksimal dari pakan komersil. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus efektif dan efisien agar dapat dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar pemberian pakan lebih efisien dan dapat dimanfaatkan secara efektif adalah dengan penambahan nutrien tambahan pada pakan (Budi, dkk., 2021).
Pertumbuhan mutlak pada ikan juga dapat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan, dan kebutuhan nutrisi pada ikan. Kebutuhan energi yang utama digunakan untuk pemeliharaan tubuhnya, kemudian energi yg tersisa dalam pakan baru untuk pertumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pakan dengan penambahan tepung dan anggur laut sebanyak 25% mampu menghasilkan pertumbuhan yang mutlak dibandingkan dengan control. Tingginya nilai Pertumbuhan mutlak pada perlakuan A (10%) dengan nilai sebesar 13,27 % di sebabkan karena ikan mampu mencerna pakan dengan baik sesuai dengan komposisi nutrisi yang efisien yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dengan adanya suplementasi tepung anggur laut sebesar 10 % dari pada perlakuan lainnya sehingga hal inilah yang meningkatkan pertumbuhan mutlak tertinggi pada perlakuan A (10%). Kemudian hal yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan mutlak pada D (0%) dengan nilai 10,51% di duga karena komposisi nutrisi pada perlakuan ini tidak efisien untuk memenuhi nutrisi pada tubuh ikan sehingga menyebabkan pertumbuhan lebih efisien pada perlakuan. Yang dapat nyatakan bahwa komposisi anggur laut Caulerpa lentillifera memiliki nutrisi yaitu protein 5,63 %, abu 40,66 %, lemak 0,88 %, karbohidrat 29,82 %, kadar air 8,82
% dan serat kasar 23,02 %. Selain itu, Anggur Laut juga memiliki kandungan asam amino esensial misalnya treonin, valin, leusin, phenylalanine, isoleusin, dan lisinbahkan lebih tinggi kandungan asam amino esensial dari kacang
kedelai. Asam amino esesnsial juga berpengaruh besar terhadap metabolisme makanan yaitu methionin dan lisin yang mampu meningkatkan pertumbuhan (Novianti dkk., 2022).
Pada dasarnya kebutuhan nutrisi ikan bervariasi berdasarkan spesies, umur, fisiologi dan kondisi lingkungan. Makanan nutrisi yang seimbang akan membuat ikan tumbuh dengan baik, tetap jika makanan rendah nutrisi dan kurang nutrisi akan mengakibatkan pertumbuhan ikan terhambat sehingga menyebabkan biaya produksi meningkat karena waktu pemeliharaan yang cukup lama. Salah satu cara untuk meningkatkan kecernaan pakan ikan adalah dengan memanfaatkan ekstrak daun rambusa (Passiflora foetida L) yang difermentasi dengan probiotik rabal. Asam askorbat atau vitamin C yang terkandung pada daun rambusa (Passiflora foetida L) berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Hal ini disebabkan probiotik mengandung mikroorganisme baik, seperti Lactobacillus. Mikroorganisme yang terkandung di dalam probiotik dapat menambah nafsu makan dan kecernaan bahan pakan sehingga zat-zat pakan lebih banyak dicerna oleh tubuh untuk pertumbuhan maupun produksi. Asam-asam organik seperti asam laktat dan asam asetat serta berbagai enzim yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen pada saluran pencernaan. Daun dan buah rambusa mengandung berbagai nutrisi antara lain kalium, natrium, kalsium, flavonoid, dan kandungan zat besi yang tinggi. Buah rambusa dapat digunakan sebagai sumber antioksidan dan rambusa juga kaya vitamin C dan serat dan dalam mengetahui laju pertumbuhan yang relative pada ikan dengan cara melihat Laju pertumbuhan relatif Perhitungan rumus laju pertumbuhan berat relatif dengan rumus dari Effendi (1997) : 𝑅� = 𝑊� − 𝑊� 𝑊� �100% (Rahmandani dan Herlina., 2021).
Kemudian pada ikan yang memiliki pertumbuhan lambat, usia yang panjang, dan bersifat hermaphrodit memiliki risiko tangkap lebih (overfishing) dan ancaman kepunahan yang lebih tinggi akibat tekanan eksploitasi. Beberapa peneliti menyatakan bahwa potensi ikan kerapu di Indonesia telah mengalami penurunan populasi akibat tekanan penangkapan. Permintaan pasar yang terus meningkat dan
7
nilai ekonomis yang tinggi telah mendorong peningkatan intensitas penangkapan, sehingga sumberdaya ikan kerapu rentan terhadap ancaman kepunahan. Selain hal tersebut, aktivitas penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan masih terjadi, seperti penggunaan bius, bom dan penggunaanalat bantu pernapasan (kompesor). Penggunaan alat tangkap tersebut dapat merusak ekosistem terumbuh karang yang merupakan habitat ikan. Yang bahwa hasil penelitian di perairan desa yang menunjukan kerusakan 25% tutupan terumbu karang disebabkan penangkapan ikan menggunakan bom. Pengukuran panjang berat ikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan, kesehatan, produktifitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonad. Panjang ikan diukur dengan menggunakan mistar berketelitian 0,1 cm dan berat ikan ditimbang dengan timbangan berketelitian 0,01 gram.
Hubungan panjang berat ikan dihitung dengan menggunakan persamaan. Persamaan hubungan panjang berat ditranformasikan kedalam logaritma dan akan memperoleh persamaan:Log W = Log a + b Log L. Hasil dari perhitungan menggunakan persamaan tersebut akan diperoleh nilai b<3 atau nilai b>3 yang berarti pertumbuhan ikan bersifat allometrik atau pertumbuhan berat dan panjang tidak sebanding. Jika nilai b =3 berarti pertumbuhan berat danpanjang ikan sebanding dan disebut isometric (Setiawan dkk., 2019).
Analisis panjang-berat ikan sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi biologi ikan dan stok ikan agar mudah dilakukan manajemen keberlangsungan biodiversitas ikan. Selain itu, analisis panjang-berat ikan dilakukan sebagai indikator biologi dari kondisi ekosistem perairan tersebut. Dalam biologi perikanan, hubungan panjang berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumber daya perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran layak tangkap saja Mengingat potensi ekonomi dan ekologi dari ikan kembung maka diperlukan pengkajian informasi dasar biologi perikanan
untuk menunjang upaya pengolahan sumber daya ikan kembung, agar tercipta penangkapan yang lestari dan ramah lingkungan. Sebaran frekuensi panjang dan hubungan panjang berat serta faktor kondisi ikan merupakan informasi penting untuk melihat laju pertumbuhan yang merupakan salah satu faktor pertimbangan dalam menetapkan strategi pengelolaan perikanan di Kabupaten Biak Numfor (Marasabessy dkk., 2020).
Suhu air berimbas pada kehidupanan biota perairan yang termasuk ikan,suhu mempengaruhi laju metabolism dan konsumsi oksigen organisme akuatik. Suhu sangat berdanpak terhadap pertumbuhan larva, peningkatan suhu dapat juga meningkatkan metabolisme tubuh ikan sehingga kebutuhan energi dan makanan akan meningkat, dengan meningkatnya pakan maka juga akan meningkatnya pertumbuhan ikan. Pada suhu tinggi tertentu ikan masih dapat mentoleransi dan tidak selalu menyebabkan kematian, namun dapat mengubahstatus kesehatan untuk jangka panjang seperti tingkah laku abnormal, stress yang dapat melemahkan tubuh,dan kurus. Mengingat pentingnya peran suhu dalam pertumbuhan ikan, maka perlu dilakukan penelitian ini yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan parameter suhu pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih dan mengetahui suhu optimal yang dapat diaplikasikansecara teknis dalam budidaya ikan Semah. Kualitas air yang diukur yaitu oksigen terlarut, CO2,dan pH. Alat ukur yang digunakan yaitu pH-meter, DO-meter dan kit CO2. Pengukuran pH, oksigen terlaurt dan CO2 dilakukan setiap tujuh hari sekali selama pemeliharaan (Saputri dan Mulyana., 2022).
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat.
Praktikum Biologi Perikanan tentang “Pertumbuhan dan hubungan panjang berat pada ikan” ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 November 2022, Pukul 10:00 hingga 12:00 WIB . Praktikum ini di laksanakan di Laboratorium Perikanan, Prodi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Beralamat di JalanWR. Supratman, Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu,Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum.
3.2.1 Alat pratikum.
Adapun alat-alat yang digunakan dipraktikum kali ini yaitu, sebagai berikut :
No Alat Jumlah Keterangan
1. Penggaris 1 Penggaris digunakan untuk mengukur panjan g total ikan yang akan diamati
2. Nampan 2 Nampan digunakan untuk meletakan ikan-ik an yang akan diamati
3. Milimeterblok Yang sudah dilaminating
1 Milimeterblok digunakan untuk mempermud ah pada saat mengukur panjang ikan
4. ATK 1 ATK digunakan untuk mencatat hasil penga
matan
5. Tissue 1 Tissue digunakan untuk membersihkan alat p ratikum
6. Cutter 2 Cutter digunakan untuk membelah ikan
7. Handphone yag berk amera dengan resolu si tinggi
1 Handphone digunakan untuk mengambil pot o sebagai dokumentasi
8. Alat Bedah 1 Alat bedah digunakan untuk membedah ikan
3.2.2 Bahan Praktikum.
9
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, sebagai berikut:
No Bahan Jumlah Keterangan
1. Ikan Kape2 (Lactarius lactarius).
1 Untuk pegamatan pertumbuhan dan hubungan panjang dan berat.
3.3. Langkah Kerja.
Tentukan salah satu jenis ikan di anatar beberap jenis ikan yang direkomendasikan untuk di ukur data panjang dan beratnya. Data panjang ikan yang di ukur adalah panjang total (dalam satuan cm). Cara pengukuran panjang total seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 2. Cara pengukuran panjang total ikan (Sumber : Nane, 2019)
Untuk menganalisis pertumbuhan ikan, dari seperangkat data panjang total (cm) dan berat (gram) ikan yang diukur, dilakukan tabulasi data, yang selanjutnya dihitung nilai log-nya. Rumus untuk menghitung hubungan panjang berat ikan adalah sebagai berikut :
W = aLb (a dan b konstan), rumus ini diubah kedalam bentuk logaritma.
Log W = Log a + b Log L
Dari persamaan tesebut dapat di hitung dan didapatkan nilai a, sedangkan W dan L sudah diketahui. Untuk menghitung nilai a dipakai rumus sebagai berikut :
11
logL
∑
¿¿¿
N x ∑(logL)2−¿
loga=
∑
logW x ∑(logL)2−∑
logL x∑
(logL xlogW)¿
Untuk menghitung nilai b, dipergunakan rumus sebagai berikut : b=
∑
logW −(Nloga)∑
logLDimana W = berat keseluruhan ikan (g), L = panjang total (mm), a dan b = konstanta. Nilai W biasanya telah dihitung dari persamaan linier (basis 10) logaritmik:
log W = log a + b · log L. Sebuah grafik log W terhadap log L membentuk garis lurus dengan kemiringan (slope) b dan sumbu Y (log W) dengan intersep log a. Biasanya nilai b mendekati nilai 3,0 untuk semua species.
Sifat pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua yaitu isometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan seimbang dan alometric dimana pertumbuhan panjang dan berat ikan tidak seimbang (Effendie, 2002).
Model atau tipe pertumbuhan ikan ditentukan oleh nilai b. Masing-masing nilai b ditafsirkan, menjadi allometrik negatif, jika nilai b kurang dari 3 (b<3). Pertumbuhan allometrik artinya pertambahan panjang ikan lebih cepat dari pertambahan beratnya.
Pertumbuhan allometrik positif dengan nilai b lebih dari 3 (b>3) ditafsirkan dengan pertambahan panjang ikan tidak secepat pertambahan beratnya. Pertumbuhan isometrik dengan nilai b sama dengan 3 (b=3), yang diartikan sebagai pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya. Bilamana harga b sama dengan 3 (b=3) menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya.
Kalau harga b kurang dari 3 (b<3) menunjukkan keadaan ikan yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Kalau harga b lebih besar dari 3 (b>3) menunjukkan ikan itu montok. Nilai praktis yang didapat dari perhitungan panjang berat ini ialah kita dapat menduga berat panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan, perubahan lingkungan (Effendi, 2002).
Selanjutnya di hitung pula nilai korelasi antara panjang dan bobotnya dengan rumus sebagai berikut :
Nilai r atau nilai korelasi adalah 0-1. Adapun makna dari nilai r adalah sebagai berikut :
Dalam mempelajri pertumbuhan ikan, juga penting dihitung nilai Faktor Kondisi ikan. Menurut Effendi (1995), salah satu derivat penting dari pertumbuhan adalah ialah faktor kondisi atau indek ponderal dan sering disebut pula sebagai faktor K. Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasistas fisik untuk survival dan reproduksi. Di dalam penggunaan secara komersial, kondisi ini mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat dimakan.
Perhitungan hubungan panjang-berat ikan dapat diukur secara langsung menurut Lagler (1961), Rousefell dan Everhart (1962), yaitu dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : N = jumlah ikan XY = log L x log W X = log L (panjang) X2 = (log L)2 Y = log W (berat) Y2 = (log W)2
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan.
Tabel 1. Data hasil pengukuran panjang dan berat ikan Kape-kape ( Lactarius lactarius).
No. Panjang (cm) Berat (gr) Log X Log Y
1
16,6 cm 44,9 gr
1,22 1,65
2
15,3 cm 39,8 gr
1,18 1,59
3
16,5 cm 48,2 gr
1,21 1,68
13
4
16,2 cm 43,7 gr
1,20 1,64
N - - X= 4,81 Y= 6,56
Tabel 2. Hasil perhitungan secara langsung pengukuran panjang dan berat ikan kape- kape.
No. L(cm) W(gr) X Y XY X2 Y2
1 2 3 4
16,6 cm 15,3 cm 16,5 cm 16,2 cm
44,9 gr 39,8 gr 48,2 gr 43,7 gr
1,22 1,18 1,21 1,20
1,65 1,59 1,68 1,64
2.013 1,87 2,03 1,93
1,48 1,39 1,46 1,44
2,72 2,52 2,82 2,64
N - - X= 4,81 Y=168,92 XY=
7,843
X2= 5,77 Y2= 10,7
4.2. Pembahasan.
4.2.1. Klasifikasi ikan kape-kape.
Adapun klasifikasi dari ikan kape – kape menurut Sari dkk., (2021), yang menyebutkan yaitu, sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Percoidae Genus : Lactarius
Spesies : Lactarius lactarius
4.2.2.Perhitungan hubungan panjang dan berat ikan.
No L W Log L Log W
XY X
2 Y2
Cm gr (X) (Y)
2 15
38.
9
1.1760912 59
1.58994960 1
1.8699258 28
1.3831906 5
2.5279397 35 3
16.
5
47.
4
1.2174839 44
1.67577834 2
2.0402332 25
1.4822671 54
2.8082330 5 4
15.
5 49
1.1903316
98 1.69019608
2.0118939 7
1.4168895 52
2.8567627 89 5
15.
5
44.
3
1.1903316 98
1.64640372 6
1.9597665 43
1.4168895 52
2.7106452 3
6 16
43.
6
1.2041199 83
1.63948648 9
1.9741384 43
1.4499049 33
2.6879159 48 7
15.
6 45
1.1931245 98
1.65321251 4
1.9724885 16
1.4235463 07
2.7331116 16 8
15.
5
44.
7
1.1903316 98
1.65030752 3
1.9644133 57
1.4168895 52
2.7235149 21 9
16.
6
44.
9
1.2201080 88
1.65224634 1
2.0159191 24
1.4886637 47
2.7299179 71 10
15.
3
39.
8
1.1846914 31
1.59988307 2
1.8953677 66
1.4034937 86
2.5596258 44 11
16.
5
48.
2
1.2174839 44
1.68304703 8
2.0490827 46
1.4822671 54
2.8326473 33 12
16.
2
43.
7
1.2095150 15
1.64048143 7
1.9841869 29
1.4629265 7
2.6911793 45 15
13 15.
4
42.
7
1.1875207 21
1.63042787 5
1.9361668 85
1.4102054 62
2.6582950 56
14 15
38.
2
1.1760912 59
1.58206336 3
1.8606508 92
1.3831906 5
2.5029244 84 15
15.
6
44.
5
1.1931245 98
1.64836001 1
1.9666988 76
1.4235463 07
2.7170907 26
16 16
45.
6
1.2041199 83
1.65896484 3
1.9975927 18
1.4499049 33
2.7521643 49 17
16.
3
48.
7
1.2121876 04
1.68752896 1
2.0456016 89
1.4693987 88
2.8477539 95 18
15.
4
40.
4
1.1875207 21
1.60638136 5
1.9076111 57
1.4102054 62
2.5804610 9 19
15.
3
39.
8
1.1846914 31
1.59988307 2
1.8953677 66
1.4034937 86
2.5596258 44 20
16.
5
51.
5
1.2174839 44
1.71180722 9
2.0840978 17
1.4822671 54
2.9302839 89
21 15
40.
3
1.1760912 59
1.60530504 6
1.8879852 33
1.3831906 5
2.5770042 91
22 16
45.
8
1.2041199 83
1.66086547 8
1.9998813 11
1.4499049 33
2.7584741 36 23
15.
8
42.
8
1.1986570 87
1.63144376 9
1.9555416 36
1.4367788 12
2.6616087 71 24
16.
2
44.
1
1.2095150 15
1.64443858 9
1.9889731 64
1.4629265 7
2.7041782 75
25 16
46.
4
1.2041199 83
1.66651798 1
2.0066876 02
1.4499049 33
2.7772821 8
26 14
31.
3
1.1461280 36
1.49554433 8
1.7140852 94
1.3136094 74
2.2366528 66
27 15
37.
4
1.1760912 59
1.57287160 2
1.8498405 43
1.3831906 5
2.4739250 77 28
15.
1
39.
2
1.1789769 47
1.59328606 7
1.8784475 43
1.3899866 42
2.5385604 91 29
16.
5
46.
2
1.2174839 44
1.66464197 6
2.0266748 78
1.4822671 54
2.7710329 07 30 16 43. 1.2041199 1.64246452 1.9777243 1.4499049 2.6976897
9 83 5 33 34.671657
11
47.4237882 5
56.717045 8
41.460806 25
77.606502 01 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan saat di praktikum, bahwa kami menggunakan ikan kape-kape sebanyak 4 buah,selanjutnya menghitung panjang dan beratnya meggunakan penggaris dan timbangan digital. Pada sampel 1 didapatkan panjang dari sampel ikan yaitu 16,6 cm dengan berat 44,9 gr. Pada sampel 2 didapatkan panjang dari sampel ikan yaitu 15,3 cm dengan berat 39,8 gr. Pada sampel 3 panjang ikan yaitu 16,5 cm dengan berat 48,2 gr. Pada sampel 4 panjang ikn yaitu 16,2 cm dengan berat 43,7 gr.
Menurut penelitian dari Napisah., dan Machrizal. (2021), menyebutkan bahwa hubungan Panjang Berat Adapun analisis hubungan panjang berat ikan menggunakan alat analisis persamaan Linear Allometric Model (LAM) seperti di bawah ini. � = 𝐞�, 𝟓� (𝐚𝐋�) Keterangan: W = Berat Ikan (gram); L = Panjang Ikan (mm); a = Intercept Linier; b = Koefisien Regresion; e = Residual Varian dari LAM dan 0,56 Merupakan Faktor Data Koreksi Hasil nilai b menunjukkan hasil perhitungan yang mencerminkan pola pertumbuhan ikan. Dengan ketentuan, jika nilai b sama dengan 3, maka disebut pola pertumbuhan bersifat isometrik, yang artinya ialah pertumbuhan berat sama dengan pertumbuhan panjang. Kemudian, jika nilai b≠3 artinya bersifat allometrik.
Pertumbuhan allometrik dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni allometrik positif dan negatif. Dengan ketentuan, jika nilai b di atas 3, maka allometrik positif yang berarti pertumbuhan bobot lebih cepat dari pertumbuhan panjang. Sedangkan jika nilai b di bawah 3, artinya allometrik negatif yang berarti pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan bobot ikan. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Faizah dan Anggawangsa (2019), diperoleh ukuran ikan Kape-kape di Perairan Laut Jawa dengan jenis Johnius corouna lebih kecil yakni 157 mm atau 15,7 cm. Sedangkan untuk berat ikan Kape-kape berukuran kisaran 70 sampai 113 gr, dengan berat ikan rata-rata 95,08 gr. Analisis hubungan panjang berat pada penelitian ini mengungkapkan bahwa, nilai b
17
1,94 dengan koefisien determinasi (r2 ) 0,97. Hubungan panjang berat ikan kape-kape, sedangkan perbandingan hubungan panjang dan berat ikan kape-kape
Perhitungan:
Diketahui:
N 29
ƩX
34.6716571 1 ƩY
47.4237882 5
ƩXY 56.7170458
ƩX²
41.4608062 5 ƩY²
77.6065020 1 (ƩX)²
1202.12380 7 (ƩY)²
2249.01569 2 x rata2
1.19557438 3 ȳ
1.63530304 3
Σx²
41.4608062 5
Σxy 56.7170458
Σy²
77.6065020 1 b
2.22479221 4 a'
- 0.70477815 a
0.49421820 3
r
0.86828776 4 r2
0.75392364 1 X
∑
¿¿¿
N .ƩX2−¿ b=N . XYƩ − XƩ . YƩ
¿
= 29. 56.7170458−34.67165711 .47 .42378825 29. 41.46080625−(1202.123807)2
= 1,644.7943282−1,644.26132506 1,202.36338125−1,445,101.64736
= 0,0005 1,2009
= 0,00041 a = Y-b.X
= 1.635303043- (0,00041 . 1.195574383)
= 1.635303043 - 0,0004901855
= 1,63481
r =
X
∑
¿2¿
∑
Y¿2¿ 2−¿¿
Y¿ 2−¿
X¿ {N .
∑
¿√¿
N .
∑
XY −∑
X .∑
XY¿
18
=
34.671657¿2
¿ 2249.0157¿2} {29.41 .460806−¿
√¿
29. 56.7170458−34.67165711.56 .7170458.
¿
= 16644,794328−1,966.24554809
√
1,202.363374−1,202.12379913= 16,654
√
0,00023= 16,654 0,0151
= 1,10291
4.2.3. Persamaan hubungan panjang-berat ikan.
Menurut penelitian dari Alnanda dkk.,(2020) yang menyebutkan bahwa persamaan linier dari model tersebut kita transformasikan kedalam logaritma, maka akan mendapatkan : Log W = Log a + b Log L. Persamaan hubungan panjang dan berat ikan kurau memiliki korelasi yang sangat erat dengan nilai koefisien korelasi (R2) mendekati angka 1 yaitu 0,9248. Nilai R2menunjukkan bahwa setiap penambahan berat akan diiringi dengan penambahan panjang. Pernyatakan yang sama Hartnoll (1982) menyatakan bahwa besarnya koefisien korelasi menunjukkan bahwa pertambahan panjang diikuti dengan pertambahan berat tubuh. Hal ini di perkuat dengan menurut Hasil analisis hubungan panjang-berat ikanbelanak pada spesies L. tade memiliki persamaan regresi y = 2,882x – 4,222 dengan nilai a=0,0147 (W= 0,0147 L2,882);
spesies L. vaigiensis memiliki persamaan y = 3,079x – 4,568 dengan nilai a=0,0104 (W= 0,0104 L3,079); spesies C. crenilabis memiliki persamaan regresi y = 2,703x – 3,675dengan nilai a=0,0253 (W= 0,0253 L2,703).
Menurut penelitian dari Ramses dkk., (2020), menyebutkan bahwa hasil analisis hubungan panjang-berat ikan belanak pada spesies L. tade memiliki persamaan regresi y
= 2,882x – 4,222 dengan nilai a=0,0147 (W= 0,0147 L2,882); spesies L. vaigiensis 19
memiliki persamaan y = 3,079x – 4,568 dengan nilai a=0,0104 (W= 0,0104 L3,079);
spesies C. crenilabis memiliki persamaan regresi y = 2,703x – 3,675 dengan nilai a=0,0253 (W= 0,0253 L2,703). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan belanak yang tertangkap di kedua stasiun memiliki pola pertumbuhan alometrik, dimana L. tade dan C. crenilabis memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif (b3) dengan nilai eksponen 3,079.
Persamaan:
Y = a + bX
= 1,63481 + 0,00041 X
Atau log W = 1,63481 + 0,00041 log L Y1 = 1,63481 + 0,00041 (X1)
= 1,63481 + 0,00041 ( 1,22)
= 1,63481 + 0,00050
= 1, 63531
Y2 = 1,63481 + 0,00041 (X2)
= 1,63481 + 0,00041 (1,48)
= 1,63481 + 0.00060
= 1,63541 Misal:
X1 = 1,22 X2 = 1,48
Y1 = 1, 63531 Y2 = 1,63541
4.2.4. Faktor yang mempengaruhi Kondisi pertumbuhan ikan.
Pertumbuhan pada ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal diantaranya adalah faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia. Faktor eksternal merupakan faktor yang dapat dikontrol yang terdiri dari faktor kualitas air dan pakan. Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan akuakultur menurut
20
penelitian dari Setiawati dkk., (2013), menyebutkan bahwa efisiensi pakan didapatkan dari hasil perbandingan antara pertambahan berat tubuh dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan. Nilai efisiensi pakan berkaitan dengan laju pertumbuhan karena semakin tinggi laju pertumbuhan maka semakin besar pertambahan berat tubuh ikan dan semakin besar nilai efisiensi pakan. Bahwa nilai efisiensi pakan berbanding terbalik dengan konversi pakan dan berbanding lurus dengan pertambahan berat tubuh ikan, sehingga semakin tinggi nilai efisiensi pakan maka nilai koversi pakan semakin rendah sehingga ikan semakin efisien memanfaatkan pakan yang dikonsumsi untuk pertumbuhan. Faktor lingkungan banyak macam dan jenis nya, mulai dari kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut, amoniak, dan masih banyak lagi. faktor kualitas air adalah faktor utama yang harus diperhatikan. Ketika lingkungan nya sudah sesuai maka faktor yang lainnya dapat menyesuaikan juga. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian dari Azhari., dan Tomasoa., (2018), menurutnya bahwa berbagai proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh ikan yang berperan penting dalam produktivitas dan kelangsungan hidup dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik kualitas air.
Beberapa faktor fisik yang menjadi parameter kualitas air dalam budidaya ikan air tawar diantaranya suhu, pH (power of Hydrogen), DO (Dissolve Oxygen), ammonia, nitrat.
Budidaya ikan secara intesif dapat menurunkan kualitas air yang berpengaruh terhadap proses-proses fisiologis, termasuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan sebagai akibat dari akumulasi limbah sisa pakan dan hasil metabolism.
Akumulasi senyawa amonia dari limbah sisa pakan dan hasil metabolisme dapat menjadi toksik yang menurunkan produktivitas dan kelangsungan ikan yang dibudidayakan.
4.2.5. Pertumbuhan Isometrik dan Allometrik ikan berdasarkan data yang diambil.
Adapun berdasarkan data ikan kape-kape yang tertera diatas tersebut dapat dinyatakan bahwa data tersebut termasuk kedalam allometrik karena koefisien atau nilai pada data (b ≠ 3) atau nilai b ≤ 3 didapat dari pengolahan data yang sudah dilakukan didapati nilai dari b adalah 2.224792214. Menurut penelitian dari Khairul, (2022), menyebutkan bahwa Hubungan alometrik antara berat ikan dan panjangnya diperkirakan dengan menggunakan regresi kuadrat terkecil setelah kedua variabel
21
ditransformasikan kedalam bentuk linier menggunakan logaritma alami (ln). Serta pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian dari Anugerah dkk., (2021), menyebutkan bahwa jika nilai b di bawah 3 disebut alometrik negatif (pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bobot), dan bila nilai b diatas atau dibawah nilai 3 disebut alometrik positif (pertambahan bobot lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan panjang).
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan. 22
Berdasarkan dari pernyataan dan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan pada ikan adalah bertambahnya berat dan bertambah panjang tubuh dari ikan tersebut, serta di pertumbuhan pada ikan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan pada ikan. Dalam pertumbuhan pada ikan juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan yang sangat menopang atau mendukung dari pertumbuhan pada ikan serta hubungan panjang berat pada ikan.
5.2. Saran.
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum yang sudah dilakukan hendaknya pada saat praktikum berlangsung praktikan dapat kondusif dan dapat memperhatikan hal-hal yang disampaikan atau dijelaskan pada saat penyampaian materi praktikum, serta pada kelompok praktikan hendaknya harus saling bekerja sama dalam berbagi data-data yang didapatkan pada saat praktikum telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alnanda, R., Setyobudiandi, I., dan Boer, M. 2020. Dinamika Populasi Ikan Layang (Decapterus russelli) di Perairan Selat Malaka. Manfish Journal. 1(01) : 1-8.
Anugerah, P., Lestari, S., dan Dina, K. F. 2021. Kajian Kondisi Ikan Selar Kuning yang Tertangkap Bagan Tancap Berdasarkan Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi di Perairan Pasuruan. Clarias: Jurnal Perikanan Air Tawar. 2(2): 1-6.
Azhari, D., dan Tomasoa, A. M. 2018. Kajian Kualitas Air dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Dibudidayakan Dengan Sistem Akuaponik. Akuatika Indonesia. 3(2): 84-90.
Budi, S., Mardiana, M., Geris, G., dan Tantu, A. G. 2021. Perubahan Warna Ikan Mas (Cyprinus carpio). Dengan Penambahan Ekstra Buah Pala Myristica Argentha Pada Dosis Berbeda. Jurnal Ilmiah Ecosystem. 21(1) :202- 207.
Faizah, R., dan Anggawangsa, R. 2019. Hubungan Panjang Bobot, Parameter Pertumbuhan, dan Faktor Kondisi Ikan Gulamah (Johnius carouna Cuvier, 1830) di Perairan Selatan Jawa. Jurnal Iktiologi Indonesia, 19(2): 231-241.
Febri, SP., Antoni., Rasuldi R., Sinaga, A., Haser, T.F, Syahril, M., Nazlia, S. 2020.
Adaptasi Waktu Pencahayaan Sebagai Strategi Peningkatan Pertumbuhan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum). Aquatic Sciences Journal. 7 (2) : 68-72.
Gunawan, I., dan Suraya. 2019. Pengaruh Perbedaan Warna Lampu terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 8(2): 54-62.
Haser, T.F., Febri, S.P., Nurdin, M.S. 2018. Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya Dalam Menunjang Keberhasilan Penetasan Telur Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall). Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan. 16 (2) : 92-99.
Khairul, K. 2022. Hubungan Panjang Berat dan Kondisi Habitat pada Dua Spesies Catfish di Sungai Barumun Kabupaten Labuhanbatu. Jurnal Ilmiah Biologi. 10(1): 47-53.
Marasabessy, F. 2020. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Kembung Laki-laki (Rastrelliger kanagurta) di Sekitar Pesisir Timur Perairan Biak. Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan. 2(1): 28-34.
Napisah, S., dan Machrizal, R. 2021. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Gulamah (Johnius trachycephalus) di Perairan Sungai Barumun Kabupaten Labuhanbatu. Jurnal Ilmiah Biologi. 9(1) : 63-71.
Novianti, N., Umar, N. A., dan Budi, S. 2022. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Anggur Laut Caulerfa Lentillirea Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila. Journal of Aquaculture and Environment. 4(2): 45-49.
Rahmandani, S., dan Herlina, S. 2021. Fermentasi Ekstrak Daun Rambusa (Passiflora Foetida L) pada Pakan untuk Meningkatkan Pertumbuhan Benih Ikan Papuyu (Anabas testudineus). Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 10(2): 41-45.
Ramses, R., Ramli, A., Agustina, F., dan Syamsi, F. 2020. Hubungan Panjang-Berat, dan Faktor Kondisi Ikan Belanak (Mugilidae) di Perairan Pulau Panjang, Kota Batam. Jurnal Penelitian Sains. 22(3): 133-143.
Ratusmanga, J., Hutagaol, A. F., Manoppo, H., Lantu, S., Tumbol, R. A., Mokolensang, J. F., dan Kaligis, E. Y. 2022. Efektivitas ekstrak daun akar kucing (Acalypha indica) dalam meningkatkan pertumbuhan ikan Nila, (Oreochromis niloticus). e- Journal Budidaya Perairan. 10(1).
Saputri, S., dan Mulyana, M. 2021. Keragaan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Semah (Tor douronensis) Pada Suhu Pemeliharaan Berbeda. Jurnal Mina Sains. 7(1): 1-8.
Sari, P. A., Kasrina, K., Abas, A., Widiya, M., dan Oktaviani, A. D. 2021. Inventarisasi Diversitas Pisces sebagai Alternatif Sumber Belajar Booklet Biologi SMA Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. 4(2): 282-291.
Setiawan, H., Fahrudin, A., dan Kamal, M. M. 2019. Analisis Hubungan Panjang Berat Pada Ikan Hermaphrodit Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) dan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Jurnal Biologi Tropis. 19(2): 124-130.
Setiawati, J. E., Adiputra, Y. T., dan Hudaidah, S. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan Dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan, Kelulus Hidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus). E-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 1(2):
151-162.
LAMPIRAN
25
26