LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA I
Materi :
DINAMIKA PENGOSONGAN TANGKI
Disusun Oleh : KELOMPOK 39
Fadhil Apryan Ahmad (121280114) Raimundus Brilian. D (121280115) Diana Rahmawati (121280116)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SUBJURUSAN TEKNIK PROSES HAYATI
JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
ii ABSTRAK
Dinamika pengosongan fluida dalam tangki merupakan studi tentang bagimana fluida keluar dari tangki melalui lubang yang terletak pada valve yang berada pada sisi bawah tangki. Dinamika proses menyatakan variasi dari kinerja proses sepanjang waktu setelah setiap gangguan diberikan ke dalam proses. Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengosongan tangki menggunakan sistem pemodelan. Pada praktikum dinamika pengosongan tangki digunakan variabel input, variabel output dan gangguan. Pada setiap percobaan dalam praktikum kali ini didapatkan pada percobaan yang pertama, Gradien akan dihasilkan dari hubungan antara volume dan ketinggian menggunakan rumus regresi linear y ax, di mana V adalah volume, A adalah area persegi, dan h adalah tinggi dari air.
Selanjutnya, pada percobaan yang kedua yaitu penentuan laju alir Input, diperoleh dua data yang dapat dihubungkan yaitu waktu dan perubahan volume air dalam tangki. Pada percobaan 3 digunakan variasi 3 macam bukaan yaitu valve dengan bukaan 100%, valve bukaan 75% dan valve bukaan 50%. yang dimana memiliki luas penampang tangki sebesar 1250 cm². Ketinggian air (h) dalam satuan cm terhadap waktu (t) dalam satuan detik, menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik ketika suatu bukaan output dibuka dengan besaran valve tertentu, maka ketinggian air akan semakin semakin menurun dengan seiring dengan berjalannya waktu. Pada Perhitungan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai SSE pada bukaan valve 100% yaitu sebesar 111,177, kemudian pada bukaan valve 75% diperoleh SSE sebesar 60,4838, serta pada bukaan valve 50% diperoleh SSE sebesar 48,5758. Pada proses goal seek untuk didapatkan bukaan yang sebenarnya, didapatkan bukaan valve 100% sebesar 86%, bukaan valve 75%
sebesar 49% dan bukaan valve 50% sebesar 38%. Pada percobaan simulasi gangguan Setelah keadaan steady state diberikan gangguan valve tetap 75%. Hal ini membuat ketinggian air dalam tangki tetap, dikarenakan bukaan pada tangki tidak berubah. Ketinggian air dalam tangki tetap konstan setinggi 50 cm dalam beberapa waktu.
Kata Kunci : Fluida, Valve, Steady, Unsteady, Tangki
iii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Percobaan ... 2
1.3 Sasaran Praktikum... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Transformasi Fluida ... 3
2.2 Dinamika Proses ... 3
2.3 Aliran Fluida Pada Pengosongan Tangki ... 4
2.4 Proses Dinamis Pada Tangki ... 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ... 8
3.1 Alat dan Bahan ... 8
3.2 Variabel Percobaan ... 8
3.3 Diagram Alir Percobaan... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
4.1 Kalibrasi Luas Penampang Tangki ... 14
4.2 Penentuan Laju Alir Input ... 15
4.4 SSE Laju Alir Output ... 18
4.5 Optimasi Bukaan Sebenarnya (Goal Seek) ... 18
4.6 Simulasi Gangguan ... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 21
5.1 Kesimpulan ... 21
5.2 Saran... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22
LAMPIRAN A ... 23
DATA LITERATUR... 23
LAMPIRAN B (PERHITUNGAN LENGKAP)... 24
iv
LAMPIRAN C (DATA MENTAH PERCOBAAN) ... 40
LAMPIRAN D (DOKUMENTASI DAN MSDS) ... 46
LAMPIRAN D MSDS ... 47
LAMPIRAN E RISK ASSESSMENT ... 48
v
DAFTAR TABEL
Tabel B. 1 Data Hasil Kalibrasi Luas Penampang Tangki 1 ...24
Tabel B. 2 Data Hasil Kalibrasi Luas Penampang Tangki 2 ...24
Tabel B. 3 Data Hasil Laju Alir Input Bukaan 100%...26
Tabel B. 4 Data Hasil Laju Alit Input Bukaan 75% ...26
Tabel B. 5 Data Hasil Laju Alir Input Bukaan 50%...26
Tabel B. 6 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 100% ...28
Tabel B. 7 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 75% ...29
Tabel B. 8 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 50% ...29
Tabel B. 9 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 100% ...30
Tabel B. 10 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 75% ...39
Tabel B. 11 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 50% ...32
Tabel B. 12 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 100% ...33
Tabel B. 13 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 75% ...34
Tabel B. 14 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 50% ...35
Tabel B. 15 Simulasi Gangguan ...37
Tabel C. 1 Data Mentah Percobaan Kalibrasi Penampang Tangki 1 ...54
Tabel C. 2 Data Mentah Percobaan Kalibrasi Penampang Tangki 2 ...54
Tabel C. 3 Data Mentah Percobaan Laju Alir Input ...55
Tabel C. 4 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 100% ...56
Tabel C. 5 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 75% ...57
Tabel C. 6 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 50% ...58
Tabel C. 7 Data Mentah Percobaan Laju Alir Input ...59
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Respon Output terhadap Perubahan Input ...3
Gambar 2. 2 Respon Output terhadap Gangguan pada Proses ...4
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kalibrasi Tangki ...9
Gambar 3. 2 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Input ...10
Gambar 3. 3 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Output ...11
Gambar 3. 4 Diagram Alir Simulasi Keadaan Awal ...12
Gambar 3. 5 Diagram Alir Simulasi setelah diberi Gangguan ...13
Gambar 4. 1 Grafik Kalibrasi Tangki Atas ...14
Gambar 4. 2 Grafik Kalibrasi Luas Penampang Tangki 2 ...15
Gambar 4. 3 Grafik Hubungan antara t dan h Input ...16
Gambar 4. 5 Hubungan antara t dan H Output ...17
Gambar 4. 6 Grafik Simulasi Sebelum Gangguan ...18
Gambar 4. 7 Grafik Simulasi Sesudah Gangguan ...19
Gambar A. 1 Data Diiameter Pipa PVC ...22
Gambar D. 1 Kalibrasi Penampang Bawah ...60
Gambar D. 2 Kalibrasi Penampang Atas ...60
Gambar D. 3 Pengukuran Ketinggian...60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik Kimia memiliki rangkaian unit pemrosesan berbeda yang terintegrasi secara sistematis dan terintegrasi satu sama lain. Adapun tujuan dari proses operasi pabrik adalah untuk mengolah bahan mentah menjadi produk. Dalam pengoperasiannya pabrik harus tetap mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti teknis, kondisi ekonomi dan kondisi social. Sebagian besar industri pabrik selalu menggunakan wadah untuk menyimpan cairan atau gas. Untuk mengosongkan cairan dalam tangki ini, bisa menggunakan pompa atau gaya gravitasi karena perbedaan ketinggian.
Dalam suatu proses industri teknik kimia ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi yaitu waktu dan suhu. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi suatu pengendalian proses atau dinamika proses. Dinamika proses merupakan salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia, yang bertujuan memberikan dasar pengetahuan sifat dinamis suatu sistem dan pengendalian sistem dengan pengenalan sepenuhnya terhadap kemungkinan adanya bahaya dari sistem.
Untuk mengetahui suatu nilai dinamika proses dalam teknik kimia digunakan prinsip reaksi kimia, proses fisika dan matematika. Dengan menggunakan persamaan tersebut, dapat diperkirakan suatu kejadian pada suatu hasil dengan mengubah suhu tekanan, ukuran alat dan sebagainya. Penentuan dinamika proses dengan menggunakan metode pengosongan tangki menggunakan sistem permodelan, sedangkan penonton dinamika proses menggunakan metode pengaturan suhu, digunakan sistem orde 1 dan berorde 2.
Agar proses tetap stabil, karakteristik dinamis dari sistem proses dan sistem penanganan harus diidentifikasi. Ketika dinamika peralatan perangkat operasi dipahami, maka akan mudah untuk mengelola, mencegah dan memantau dimana kerusakan terjadi. Ketika kinerja perangkat menurun dan perangkat tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi operasional.
2 1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan Dinamika Pengosongan Tangki ini adalah :
1. Mempelajari dinamika (perilaku) proses tidak tunak (unsteady state) melalui sistem fisik sederhana.
2. Mampu mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak tunak untuk sistem- sistem fisik sederhana,
3. Membangun model matematika untuk sistem-sistem fisik sederhana yang berada dalam keadaan tidak tunak
4. Menentukan parameter-parameter model matematika yang telah dibangun dari rangkaian data percobaan
1.3 Sasaran Praktikum
Sasaran dari praktikum dinamika pengosongan tangki adalah:
1. Prakttikan mampu mengenali dan mendefinisikan keadaan tunak dan tidak tunak untuk sistem sistem fisik sederhana.
2. Praktikan mampu membangun model matematika untuk sistem fisik fisik sederhana yang berada pada keadaaan tidak tunak.
3. Praktikan mampu menentukan parameter parameter model matematika yang telah di bangun dari rangkaian data percobaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transformasi Fluida
Salah satu operasi teknik kimia yang sering digunakan dalam industri adalah transportasi fluida, terutama karena banyak bahan baku di industri berupa fluida.
Sistem perpipaan digunakan untuk tempat mengalirnya suatu fluida. Adanya gesekan antara fluida dengan fluida dan fluida dengan pipa membuat energi pada fluida hilang.
Dalam aliran fluida, akan terdapat bermacam jenis pipa, variasi ukuran pipa, hingga perubahan ukuran pipa, dan lain-lain. (White,F.M., 2017)
2.2 Dinamika Proses
Dinamika proses merupakan variasi kerja proses sepanjang waktu sebagai suatu respon. Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengurangan tangki dan metode pengurangan suhu, dimana kedua metode ini menggunakan sistem pemodelan. Dinamika proses menyatakan variasi dari kinerja proses sepanjang waktu setelah setiap gangguan diberikan ke dalam proses. Dinamika proses dapat ditentukan dengan metode pengosongan tangki menggunakan sistem pemodelan. (Chang, et al, 2018)
Dinamika proses mempelajari respon sistem proses dengan adanya perubahan terhadap prosesnya, misalnya :
a. Respon output dengan adanya perubahan input
Gambar 2. 1 Respon Output terhadap Perubahan Input
4
b. Respon output dengan adanya gangguan pada proses
Gambar 2. 2 Respon Output terhadap Gangguan pada Proses
Variabel paralel proses seperti laju alir, suhu, konsentrasi dan tekanan dalam pengendalian proses kimia dapat dikelompokkan menjadi :
a. Variabel Input
Variabel input adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan terhadap proses kimia.
b. Variabel Termanipulasi
Variabel termanipulasi adalah variabel yang nilainya dapat diatur secara bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
c. Variabel output
Variabel output adalah variabel yang menunjukkan pengaruh proses terhadap lingkungan
d. Variabel Terukur
Variabel terukur adalah variabel yang diketahui dengan mengukur secara langsung.
e. Variabel Tidak Terukur
Variabel tidak terukur adalah variabel yang nilainya tidak dapat diukur secara langsung.
f. Gangguan
Gangguan adalah variabel yang nilainya bukan hasil pengaturan operator atau mekanisme pengendalian
2.3 Aliran Fluida Pada Pengosongan Tangki
Persamaan diferensial banyak dipakai untuk menyelesaikan masalah pada
5
kehidupan nyata, terutama di dunia industri. Persamaan diferensial dibuat untuk merepresentasikan proses pengurasan air dari wadah dengan konsep fisika, juga untuk mengantisipasi lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan wadah.
Verifikasi prediksi dapat dilakukan dengan melakukan percobaan langsung dengan bahan yang dimiliki (Ximera, 2022).
Aliran fluida yang mengalir ke dalam pipa ditinjau berdasarkan kestabilan, yaitu :
1. Keadaan tunak (steady state)
Kondisi waktu sifat-sifat suatu sistem tak berubah dengan berjalannya waktu, yang dapat disebut juga konstan. (Rofi, 2014)
2. Keadaan tak tunak (unsteady state)
Untuk mempermudah penyelesaian bentuk kompleks dan non linier, diubah menjadi bentuk linier di sekitar kondisi tunak. (Rofi, 2014)
2.4 Proses Dinamis Pada Tangki
Dalam proses dinamis pada tangki digunakan beberapa persamaan seperti saat menghitung luas penampang tangki yaitu dengan menggunakan persamaan:
𝑉 = 𝐴 𝑋 ℎ……….. (2.1) Dimana :
A : Luas Penampang (cm2)
h : Ketinggian Air dalam Tangki (cm) V : Volume Tangki (ml)
Luas penampang tangki dapat ditentukan menggunakan hubungan grafik ketinggian (h) terhadap volume air (V) dan menghasilkan gradien yang menjadi luas penampang (A). Ketika menentukan laju alir input dan output persamaan yang digunakan yaitu :
ΔV = A x Δh =Q x Δt ………… (2.2)
6 Dimana :
∆𝑉 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝑙) 𝐴 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚2)
∆ℎ = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟 (𝑐𝑚) 𝑄 = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐴𝑙𝑖𝑟 (𝑚/𝑠 )
∆𝑡 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠)
Dinamika proses mempelajari variabel-variabel proses seperti laju alir, suhu, tekanan, dan konsentrasi dalam pengendalian proses kimia yang di dapat dikelompokkan menjadi:
1. Variabel Input
Adalah variabel yang menunjukkan pengaruh lingkungan terhadap proses kimia.
a. Variabel termanipulasi Variabel yang nilainya dapat diatur secara bebas oleh operator atau mekanisme pengendalian.
b. Variabel gangguan Variabel yang nilainya bukan dari hasil pengaturan operator atau mekanisme pengendalian.
2. Variabel Output
Variabel yang dapat diketahui dengan menunjukkan pengaruh proses terhadap lingkungan
a. Variabel terukur Jika nilai variabel yang dapat diketahui dengan pengukuran secara langsung.
b. Variabel tidak terukur Jika nilai variabel yang didapat tidak mampu diukur secara langsung.
Pada persamaan (3) dapat diperoleh nilai gradien grafik hubungan antara perubahan waktu (∆𝑡) terhadap perubahan volume (∆𝑉) sebagai nilai dari laju alir output dan input pada bukaan valve tertentu.
Ketinggian air pada saat tertentu dapat diketahui dengan menggunakan rumus empiris berikut :
Massa masuk – Massa keluar ± Massa reaksi / Generasi = Massa akumulasi
7
0 – Q ± 0 = 𝑑𝑣
𝑑𝑡
𝑎√2𝑔ℎ = 𝑑
𝑑𝑡(𝐴ℎ) = 𝐴𝑑ℎ 𝑑𝑡
𝑑𝑔
√ℎ = −𝑞
𝐴√2𝑔dt
Kondisi batas t=0 h=h0
t=t h=h
∫ 2√ℎ =
ℎ−ℎ
ℎ−ℎ0
∫ −𝑎 𝐴√2𝑔
𝑡−𝑡
𝑡=0
√ℎ − √ℎ0 = −𝑎 𝐴√𝑔
2𝑡
√ℎ = √ℎ0 −𝑎 𝐴√𝑔
2𝑡
ℎ = (√ℎ0−𝑎
𝐴√𝑔
2𝑡)2 ℎ = ℎ0−𝑎
𝐴√2𝑔ℎ0 𝑡 + 𝑎2
2𝐴2𝑡2
Gerakan muatan cair dalam tangki yang terisi sebagian ditentukan oleh berbagai parameter yang berhubungan dengan desain tangki dan pengoperasian seperti kapasitas tangki, geometri tangki, level pengisian cairan di dalam tangki, sifat cairan, dan sifat eksitasi yang ditentukan oleh kecepatan, manuver, dan konfigurasi kendaraan. Fluida atau zat alir adalah termasuk zat dalam fase gas dan fase cair. Zat cair akan mengalir dengan sendirinya dari tempat yag tinggi ke tempat yang lebih rendah atau dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Sedangkan gas akan mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan kali ini, adalah 1. Gelas kimia 1000 mL
2. Gelas ukur 500 mL 3. Stopwatch
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang dipakai pada percobaan kali ini, adalah 1. Air
3.2 Variabel Percobaan
Adapun variabel yang digunakan pada percobaan kali ini, adalah 1. Volume air
2. Tinggi permukaan air 3. Luas penampang tangka
9 3.3 Diagram Alir Percobaan
3.3.1 Diagram Alir Kalibrasi Penampang Tangki
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kalibrasi Tangki Mulai
Kosongkan tangki, kemudian isi dengan air yang telah ditentukan
Catat tinggi permukaan air dalam tangki setiap volume air tertentu
Ulangi percobaan sebanyak 10 kali
Selesai
Ya
Tidak
10 3.3.2 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Input
Gambar 3. 2 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Input Mulai
Kosongkan tangki, valve output ditutup. Valve input dibuka dengan
bukaan tertentu
Catat penambahan ketinggian air setiap waktu tertentu
Ulangi dengan variasi valve
Selesai
Ya
Tidak
11 3.3.3 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Output
Gambar 3. 3 Diagram Alir Penentuan Laju Alir Output Mulai
Isi tangki dengan air hingga penuh
Valve output dibuka dengan bukaan tertentu
Ulangi dengan variasi bukaan
Selesai
Catat penurunan air dalam tangki setiap waktu tertentu
Hitung h model
Optimasi dengan Goal Seek Tidak
Ya
12 3.3.4 Diagram Alir Simulasi Gangguan
3.3.4.1 Simulasi Keadaan Awal (Sebelum diberi Gangguan)
Gambar 3. 4 Diagram Alir Simulasi Keadaan Awal Mulai
Tangki dikosongkan
Valve Input dan Output dibuka
Selesai
Catat ketinggian air ditangki setiap rentang waktu tertentu hingga tunak
13
3.3.4.1 Simulasi Keadaan Setelah diberi Gangguan
Gambar 3. 5 Diagram Alir Simulasi setelah diberi Gangguan Mulai
Tangki dikosongkan
Valve Input dan Output dibuka
Selesai
Catat ketinggian air ditangki setiap rentang waktu tertentu hingga tunak
Diberikan gangguan pada sistem yang sudah tunak
Catat Kembali ketinggian air dalam tangki setiap rentang waktu tertentu
hingga tunak kembali
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kalibrasi Luas Penampang Tangki
Pada percobaan pertama yaitu kalibrasi luas penampang tangki dilakukan dengan volume air 2000 mL didapat ketinggiannya 3,8 cm dan ketinggian akhir ketika volume tangki air 1 sebanyak 12000 mL yaitu 11,5 cm. Pada percobaan pertama dilakukan untuk menentukan luas penampang tangki. Percobaan dilakukan dengan mengisi tangki menggunakan volume air yang sama untuk setiap penambahan yaitu 2.000 mL per penambahan. Pada percobaan ini dilakukan 6 kali penambahan air didapatkan total volume akhir air dalam tangki yaitu 12.000 mL.
pada percobaan di tangki pertama didapatkan grafik hubungan antara ketinggian air dan volume air yaitu sebagai berikut.
Gambar 4. 1 Grafik Kalibrasi Tangki Atas
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada pengisian air pertama dengan volume air 2000 mL ketinggiannya yaitu 3,8 cm dan juga ketinggian akhir ketika volume tangki air 1 sebanyak 12000 mL yaitu 11,5 cm.
y = 0,0008x + 2,2267 R² = 0,9991
0 2 4 6 8 10 12 14
1 2001 4001 6001 8001 10001 12001 14001
h (cm)
V (mL)
Kalibrasi Tangki Atas
15
Gambar 4. 2 Grafik Kalibrasi Luas Penampang Tangki 2
Selanjutnya percobaan dilanjutkan dengan pengisian air tangki 2 dengan volume air 2000 mL dengan ketinggiannya yaitu 1,9 cm dan juga ketinggian akhir ketika volume tangki air 2 sebanyak 12000 ml yaitu 8,0 cm. Berdasarkan grafik kalibrasi luas penampang tangki 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa volume air dalam tangki meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat air. Hubungan proporsional antara volume dan ketinggian tangki adalah berbanding lurus secara linear. Grafik yang terus-menerus naik dibuat dengan menambahkan multiply secara konstan sebanyak 2000 mL air.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, hubungan antara ketinggian air dan volume air dapat dinyatakan sebagai persamaan linear dengan kemiringan regresi sama dengan area tangki. Gradien akan dihasilkan dari hubungan antara volume dan ketinggian menggunakan rumus regresi linear y = ax. Dari grafik luas penampang tangki 1 dan 2 secara berturut-turut diperoleh regresi y = 0,0008x dan y = 0,0006x sehingga luas penampang tangki 1 adalah sama dengan 1250 cm² dan luas penampang tangki 2 adalah 1666,6 cm² dengan nilai R² pada tangki 1 yaitu 0,9991 dan tangki 2 yaitu 0,9984. Hal ini menandakan bahwa luas penampang dari setiap tangki berbeda-beda yang akan berpengaruh terhadap volume dan ketinggian serta debit air pada kedua tangki yang berbeda.
y = 0,0006x + 0,66 R² = 0,9984
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2001 4001 6001 8001 10001 12001 14001
h (cm)
V(mL)
Kalibrasi Tangki Bawah
16 4.2 Penentuan Laju Alir Input
Selanjutnya pada percobaan yang kedua yaitu penentuan laju alir Input, pada percobaan ini diperoleh dua data yang dapat dihubungkan yaitu waktu dan perubahan volume air dalam tangki. Pada percobaan ini digunakan variasi 3 macam bukaan yaitu valve dengan bukaan 100%, valve bukaan 75% dan valve bukaan 50%. yang memiliki luas penampang tangki sebesar 1666,6 cm².
Gambar 4. 3 Grafik Hubungan antara t dan h Input
Berdasarkan grafik diatas, ketingian air (h) dalam satuan cm terhadap waktu (t) dalam satuan detik, menunjukkan hubungan yang berbanding lurus. Ketika suatu bukaan Input dibuka dengan besaran valve tertentu, ketinggian air juga akan semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Kemudian dapat dilihat juga ketika bukaan valve diperkecil, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian air tertentu juga akan semakin lama. Hal tersebut sesuai dengan hukum laju alir, dimana semakin besar bukaan valve yang digunakan, maka akan semakin cepat pula waktu untuk pengisian tangki yang diperlukan.
Laju alir Input dapat diketahui melalui gradien persamaan regresi linier antara h dan t. Pada bukaan 100%, 75%, 50% didapat regresi linier yaitu y = 0,1874x, y = 0,1342x dan y = 0,0586x. Sehingga laju alir Input bukaan 100%, 75%
dan 50% dapat diketahui dengan menggunakan persamaan Q = a × A. Sehingga
y = 0,1874x + 9,9333 R² = 0,9882
y = 0,1342x + 5,5 R² = 0,99
y = 0,0586x + 2,0867 R² = 0,9987
0 10 20 30 40 50 60 70
0 50 100 150 200 250 300 350
h (cm)
t (sekon)
Hubungan antara t dan h (Input)
100% 75% 50%
Linear (100%) Linear (75%) Linear (50%)
17
didapatkan debit pada bukaan 100% sebesar 312,333 mL/s, pada bukaan 75%
sebesar 223,667 mL/s, dan pada bukaan 50% sebesar 87,6667 mL/s.
4.3 Penentuan Laju Alir Output
Gambar 4. 4 Hubungan antara t dan h Output
Berdasarkan grafik diatas, ketinggian air (h) dalam satuan cm terhadap waktu (t) dalam satuan detik, menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik Ketika suatu bukaan output dibuka dengan besaran valve tertentu, maka ketinggian air akan semakin semakin menurun dengan seiring dengan berjalannya waktu.
Kemudian dapat dilihat juga ketika bukaan valve diperkecil, maka waktu yang diperlukan untuk ketinggian air habis juga akan semakin lama. Hal tersebut sesuai dengan hukum laju alir, dimana semakin besar bukaan valve yang digunakan, maka akan semakin cepat pula waktu untuk pengosongan tangki yang diperlukan.
Nilai dari laju output didapatkan dengan menggunakan gradien regresi polinomial orde dua yang diperoleh dari grafik tersebut. Persamaan regreesi polinomial orde dua yang diperoleh dari grafik tersebut. Persamaan regresi polinomial orde dua yang diperoleh yaitu 𝑦 = 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐. Pada bukaan 100%, 75%, 50% didapat persamaan yaitu 𝑦 = 2,08 × 10−4𝑥2− 2,43 × 10−1 𝑥 + 5,58 × 101 , 𝑦 = 8 × 10−5𝑥2 − 0,1542 𝑥 + 54,595 , dan 𝑦 = 3,51 × 10−5𝑥2− 1,07 × 10−1𝑥 + 5,51 × 101. Untuk mencari laju alir pada masing-masing bukaan
y = 2,08E-04x2- 2,43E-01x + 5,58E+01 y = 8E-05x2- 0,1542x + 54,595 y = 3,51E-05x2- 1,07E-01x + 5,51E+01 -10
0 10 20 30 40 50 60
0 100 200 300 400 500 600 700
h (cm)
t (sekon)
Hubungan antara t dan h (Output)
Bukaan 100% Bukaan 75% Bukaan 50%
Poly. (Bukaan 100%) Poly. (Bukaan 75%) Poly. (Bukaan 50%)
18
dilakukan dengan cara menurunkan persamaan polinomial terhadap waktu 𝑑ℎ
𝑑𝑡
sehingga didapatkan laju alir output 100% sebesar 303,23 mL/s, 75% sebesar 192,55 mL/s, dan 50% sebesar 133,662 mL/s
4.4 SSE Laju Alir Output
Setelah dilakukan percobaan 1 dan 2, diketahui nilaai dari laju alir input dan laju alir output yang dapat diketahui dari gradien garis hubungan antara perubahan volume terhadap selang waktu menggunakan persamaan dihasilkan dengan persamaan linier yaitu y = ax + b, dimana a merupakan laju alir output. Berdasarkan grafik hubungan antara waktu dan perubahan volume diperoleh persamaan regresi hasil linear. Dalam percobaan penentuan nilai Sum Square of Errors (SSE) diperoleh selisih antara nilai data hasil percobaan (hp) dengan data hasil perhitungan melalui rumus empiris (hm). Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai SSE pada bukaan valve 100% yaitu sebesar 111,177 , kemudian pada bukaan valve 75% diperoleh SSE sebesar 60,4838 serta pada bukaan valve 50% diperoleh SSE sebesar 48,5758 .Nilai SSE disebabkan oleh beberapa kesalahan yang terjadi selama praktikum, misalnya kesalahan dalam kalibrasi alat yang digunakan, ketelitian praktikan saat praktikum, serta keterbatasan membaca hasil percobaan. Kesalahan-kesalahan tersebut berpengaruh terhadap data percobaan yang dilakukan, dan menjadi faktor terganggunya data yang diinginkan dari praktikum.
4.5 Optimasi Bukaan Sebenarnya (Goal Seek)
Optimasi dari suatu sistem, diperlukan goal seek. Dengan digunakan goal seek. Syarat dilakukan goal seek adalah menguhungkan tiap variabel dengan rumus.
Setelah dilakukan goal seek untuk didapatkan bukaan yang sebenarnya, didapatkan bukaan valve 100% sebesar 69%, bukaan valve 75% sebesar 49% dan bukaan valve 50% sebesar 38%. Kesalahan ini bisa terjadi disebabkan oleh faktor pengotor maupun kurangnya ketelitian praktikan saat melaksanakan percobaan.
19 4.6 Simulasi Gangguan
Gambar 4. 5 Grafik Simulasi Sebelum Gangguan
Pada umumnya, keadaan tunak (steady state) sulit dicapai karena memerlukan waktu yang cukup lama dan luas permukaan relatif besar untuk mencapai keadaan tunak yang sempurna. Adapun kesalahan yang sering terjadi adalah kurang tepatnya dalam penentuan waktu pada ketinggian yang dibutuhkan.
Ketika keadaan tunak telah dicapai, maka gangguan sudah bisa diberikan dengan kecepatan sesaat sebelum tunak sebesar 0,003333 cm/s dan debit sebesar 4,166667 mL/s. Perubahan ketinggian air pada setiap variasi bukaan akan memperlambat dan menyebabkan kecendrungan untuk berubah pada jangka waktu yang lama. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh faktor yang menyebabkan keadaan aliran menjadi unsteady state yaitu memberikan gangguan berupa laju alir input dan output yang semakin lama semakin tinggi.
2,75 2,8 2,85 2,9 2,95 3 3,05
30 60 90 120 150 180
Sebelum Gangguan
20
Gambar 4. 6 Grafik Simulasi Sesudah Gangguan
Pada percobaan simulasi gangguan diperoleh dua keadaan, yaitu keadaan tunak (Steady state) dan keadaan tidak tunak (Unsteady state). Di mana keadaan gangguan yang diberikan steady state yaitu ketinggian 2,99 cm dengan waktu yang dibutuhkan adalah 120 detik dengan bukaan valve Input (Q1) dan output (Q3) sebesar 50%. Setelah keadaan steady state diberikan gangguan valve tetap 75%.
Didapatkan kecepatan sesaat sebelum keadaan tunak adalah sebesar 0,066667 cm/s dan debit 83,33333 mL/s. Hal ini membuat ketinggian air dalam tangki tetap, dikarenakan bukaan pada tangki tidak berubah. Ketinggian air dalam tangki tetap konstan setinggi 50 cm dalam beberapa waktu
0 10 20 30 40 50 60
240 270 300 330 360 390 420 450 480 510 540 570 600 630 660 690 720
Setelah Gangguan 75%
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Dinamika Pengosongan Tangki, yaitu:
1. Proses yang diberikan gangguan akan mengalami sifat tidak tunak secara sementara dan kemudian kembali ke kondisi tunak tunak ketika aliran pipa Input dan output memiliki nilai arus yang sama.
2. Status tunak ditandai dengan ketinggian air pada tangki tetap atau berkelanjutan
3. Ketinggian cairan dalam tangki akan dikendalikan oleh waktu aliran, huas penampang tangki, dan ukuran luas penampang pipa.
4. Ketinggian awal cairan pada tangki, luas penampang pipa, dan luas penampang tangki serta gravitasi dapat menentukan atau konstan parameter dari model matematika dari sistem fisik sederhana, dinamika kondisi tangki pengosongan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum Dinamika Pengosongan Tangki kali ini, yaitu:
1. Praktikan lebih teliti saat membaca skala ketinggian pada tangki akan lebih akurat dan diharapkan
2. Praktikan fokus dan tertib saat praktikum berjalan untuk meminimalisasi kesalahan yang mungkin terjadi saat percobaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Chang.K.C, et al. (2018). Flow an Vibration Characteristic of Liquid Slosing in a Partyally Filled Rectangular Tank During Filling an Emptying Processes.
Muson, B. R., Youing,D.F., dan Okiishi, T.H. (2013). Fundamentals of Fluid Mechanics John willey dan Sons.
Rafi, H. (2014). Dinamika Pengosongan Tangki dan Pengukuran Suhu. Laporan Seminar Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Ximera. (2022). An Experiment Invoiving a Draining Tank. 2-10. Draining Tank.
23
LAMPIRAN A DATA LITERATUR
Gambar A. 1 Data Diiameter Pipa PVC
24
LAMPIRAN B (PERHITUNGAN LENGKAP)
B.1 Kalibrasi Luas Penampang Tangki
Adapun hasil yang didapatkan dari percobaan kalibrasi luas penampang tangki dilampirkan pada tabel berikut
Tabel B. 1 Data Hasil Kalibrasi Luas Penampang Tangki 1 Tangki 1
No h (cm) V (ml)
1 3,8 2000
2 5,2 4000
3 7 6000
4 8,5 8000
5 10 10000
6 11,5 12000
Tabel B. 2 Data Hasil Kalibrasi Luas Penampang Tangki 2 Tangki bawah
No h (cm) V (ml)
1 1,9 2000
2 3 4000
3 4,5 6000
4 5,5 8000
5 6,8 10000
6 8 12000
25 Rumus Umum
ℎ =𝑉 𝐴
ℎ = ∆ℎ
∆𝑉𝑉
ℎ =1
𝐴𝑉 ≡ ℎ = 𝑎 𝑉
Keterangan:
A = Luas Penampang Tangki (cm2) V = Volume air (mL)
h = Ketinggian air (cm)
Δh = perubahan ketinggian (cm) ΔV = perubahan volume (mL) a = gradien garis (1/cm2)
Untuk mencari luas penampang tangki dapat digunakan gradien pada rumus regresi hubungan antara volume air dan ketinggian air yang telah di dapatkan dari data percobaan yang telah dilakukan
● Tangki 1
𝒚 = 𝒂𝒙 𝒚 = 0,0008x Dengan nilai a = 1/A
Maka, diperoleh luas penampang tangki 1 yaitu 1.250 cm2.
● Tangki 2
𝒚 = 𝒂𝒙 𝒚 = 0,0006x Dengan nilai a = 1/A
Maka, diperoleh luas penampang tangki 2 yaitu 1.666,6cm2.
26 B.2 Penentuan Laju Alir Input
Tabel B. 3 Data Hasil Laju Alir Input Bukaan 100%
t (s)
Bukaan 100%
hp (cm)
30 12
60 20,5
90 28
120 34,5
150 40,5
180 44,5
210 50
240 54,5
270 60
300 64
Tabel B. 4 Data Hasil Laju Alit Input Bukaan 75%
t (s) Bukaan 75%
hp (cm)
30 7,5
60 13
90 18
120 22,5
150 27
180 31
210 34,5
240 38
270 41
300 44
Tabel B. 5 Data Hasil Laju Alir Input Bukaan 50%
t (s) Bukaan 50%
hp (cm)
30 4
60 5,4
90 7,2
120 9
150 11
180 13
27
210 14,5
240 16
270 18
300 19,5
B.3 Penentuan Debit Laju Alir Input
ℎ =
∆ℎ∆𝑡
𝑡 ℎ = 𝑎 𝑡 𝑄 = 𝑎 𝐴
Keterangan :
h = perubahan volume (mL) Δh = perubahan ketinggian (cm) Δ𝑡 = selang waktu (s)
a = kecepatan (cm/s) A = luas penampang (cm2)
Laju alir di peroleh dari gradien hubungan antara perubahan volume terhadap waktu :
𝑦 = 𝑎𝑥
di mana Q = a x A
1. Saat bukaan 100%, y = 0,1874x Q = a x A
Q = 0,1874 x 1666,6 Q = 312,333 mL/s
y = 0,1874x + 9,9333
R² = 0,9882 y = 0,1342x + 5,5 R² = 0,99 y = 0,0586x + 2,0867
R² = 0,9987
0 10 20 30 40 50 60 70
0 50 100 150 200 250 300 350
h (cm)
t (sekon)
Hubungan antara t dan h (Input)
100% 75% 50%
Linear (100%) Linear (75%) Linear (50%)
28 2. Saat bukaan 75 %, y = 0,1342x
Q = a x A
Q = 0,1342 x 1666,6 Q = 223,667 mL/s
3. Saat bukaan 50%, y = 0,0586 x Q = a x A
Q = 0,0586 x 1666,6 Q = 97,6667 mL/s B.4 Penentuan Laju Alir Output
Tabel B. 6 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 100%
t (s) Bukaan 100%
hp (cm)
30 48,5
60 42
90 36
120 29,5
150 24
180 19
210 14
240 9
270 5
300 2
29
Tabel B. 7 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 75%
t (s) Bukaan 75%
hp (cm)
30 50
60 46
90 41
120 37
150 34
180 29
210 26
240 22
270 19
300 16
330 13
360 10
390 6
420 4,5
450 2
Tabel B. 8 Data Hasil Laju Alir Output Bukaan 50%
t (s) Bukaan 50%
hp (cm)
30 52
60 48,5
90 46
120 43
150 40
180 37
210 34
240 31
270 29
300 26
330 24
360 21
390 19
420 16
450 14
480 12
510 10
540 8
570 6
30
600 4
610 2
B.5 Penentuan Parameter Model Matematika Rumus Umum:
ℎ = ℎ0−𝑎
𝐴√2𝑔ℎ𝑜𝑡 +𝑎2𝑔 2𝐴2𝑡2
𝑑 = 3
4𝑖𝑛𝑐ℎ = 3,51 𝑐𝑚2 𝑎 = 5,31 𝑐𝑚2
𝐴 = 1250 𝑐𝑚2 𝑔 = 981 𝑐𝑚
𝑠2 ℎ0 = 55 𝑐𝑚
• Penentuan Ketinggian Model pada Bukaan 100%
ℎ𝑚 = 55 −100% 5,31
1250 √2 × 981 × 55 × 30 + 5,312×9,81
2×1250 2 × 302 = 45,564 Dengan cara yang sama didapatkan ketinggian setiap model Tabel B. 9 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 100%
t (s)
Bukaan 100%
hp (cm) hm
(cm) hp-hm (hp-hm)^2 30,000 48,500 42,564 5,936 35,235 60,000 42,000 31,720 10,280 105,681 90,000 36,000 22,467 13,533 183,137 120,000 29,500 14,806 14,694 215,909 150,000 24,000 8,737 15,263 232,967 180,000 19,000 4,259 14,741 217,299 210,000 14,000 1,373 12,627 159,448
240,000 9,000 0,078 8,922 79,599
270,000 5,000 0,375 4,625 21,389
300,000 2,000 2,264 -0,264 0,070
SSE 100,357 1250,733
31
• Penentuan Ketinggian Model pada Bukaan 75%
ℎ𝑚 = 55 −75%×5,31
1250 √2 × 981 × 55 × 30 + 75%×5,312×9,81
2×12502 × 302 = 45,673 Dengan cara yang sama didapatkan ketinggian setiap model
Tabel B. 10 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 75%
t (s) Bukaan 75%
hp (cm) hm (cm) (hp-hm) (hp-hm)^2
30 52 48,981 3,018987 9,1142843
60 48,5 44,156 4,344265 18,872634
90 46 40,524 5,475832 29,984732
120 43 38,086 4,913689 24,144336
150 40 36,842 3,157836 9,9719258
180 37 36,792 0,208272 0,0433774
210 34 37,935 -3,935 15,484231
240 31 40,272 -9,27198 85,969689
270 29 43,803 -14,8027 219,11926
300 26 48,527 -22,5271 507,46938
330 24 54,445 -30,4452 926,90987
360 21 61,557 -40,557 1644,8717
390 19 69,863 -50,8626 2586,9992
410 16 76,063 -60,0627 3607,5336
440 14 86,358 -72,3578 5235,6509
SSE -871,698 116096,34
32
• Penentuan Ketinggian Model pada Bukaan 50%
ℎ𝑚 = 55 −50%×5,31
1250 √2 × 981 × 55 × 30 + 50%×5,312×9,81
2×12502 × 302 = 48,981 Dengan cara yang sama didapatkan ketinggian setiap model
Tabel B. 11 Penentuan Sum Square of Errors (SSE) pada Bukaan 50%
t (s)
Bukaan 50%
hp (cm) hm
(cm) (hp-hm) (hp-hm)^2
30 52 50,374 1,6263 2,6449
60 48,5 46,419 2,0811 4,3311
90 46 43,136 2,8644 8,2049
120 43 40,524 2,4762 6,1315
150 40 38,584 1,4165 2,0063
180 37 37,315 -0,3148 0,0991
210 34 36,718 -2,7176 7,3852
240 31 36,792 -5,7919 33,5456
270 29 37,538 -8,5377 72,8917
300 26 38,955 -12,9550 167,8315
330 24 41,044 -17,0438 290,4916
360 21 43,804 -22,8042 520,0299
390 19 47,236 -28,2360 797,2733
410 16 49,897 -33,8970 1149,0068
440 14 54,448 -40,4481 1636,0457
470 12 59,671 -47,6706 2272,4895
500 10 65,565 -55,5647 3087,4386
530 8 72,130 -64,1303 4112,6992
560 6 79,367 -73,3675 5382,7827
590 4 87,276 -83,2761 6934,9066
620 2 95,856 -93,8562 8808,993487
SSE -486,2906 35297,22924
33 B.6 Penentuan Nilai SSE
Rumus yang digunakan dalam penentuan nilai Sum of Square Error (SSE) adalah sebagai berikut :
∑(ℎ𝑝 − ℎ𝑚)2
Sehingga didapatkan nilai SSE pada :
• Bukaan 100%
• SSE 100% = (35,235 + 105,681 + 183,137 + 215,909 + 232,967 + 217,299 + 159,448 + 79,599 + 21,389 + 0,070)
= 1250,733
• Bukaan 75%
SSE 75% = (18,722 + 71,573 + 108,151 + 147,51 + 187,6199 + 145,3423 + 125,898 + 67,098 + 24,687 + 0,304 + 25,583 + 140,706 + 435,121 + 694,559 + 1284,631)
= 3477,5017
• Bukaan 50%
SSE 50% = (9,114 + 18,8726 + 29,984 + 24,144 + 9,971 + 0,043 + 15,484 + 85,969 + 219,119 + 507,469 + 926,909 + 1644,872 + 2586,999 +
3607,534 + 5235,651 + 7369,632 + 10106,09 + 13550,17 + 17815,6 + 23024,63 + 29308,07)
= 116096,3
B.7 Optimasi Bukaan Sebenarnya Dengan Goal Seek
Tabel B. 12 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 100%
t (s) Bukaan 69%
hp (cm) hm (cm) hp-hm (hp-hm)^2
30,000 48,500 46,366 2,134 4,554
60,000 42,000 38,837 3,163 10,004
90,000 36,000 32,413 3,587 12,865
120,000 29,500 27,094 2,406 5,787
150,000 24,000 22,881 1,119 1,253
34
180,000 19,000 19,772 -0,772 0,595
210,000 14,000 17,768 -3,768 14,197
240,000 9,000 16,869 -7,869 61,922
270,000 5,000 17,075 -12,075 145,813
300,000 2,000 18,387 -16,387 268,518
SSE 0,000 111,177
Tabel B. 13 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 75%
t (s) Bukaan 49%
hp (cm) hm (cm) (hp-hm) (hp-hm)^2
30 50 48,861 1,13880627 1,2968797
60 46 43,508 2,491933663 6,2097334
90 41 38,941 2,059382177 4,241055
120 37 35,159 1,841151815 3,38984
150 34 32,163 1,837242574 3,3754603
180 29 29,952 -0,95234554 0,906962
210 26 28,528 -2,52761254 6,3888252
240 22 27,889 -5,88855841 34,67512
270 19 28,035 -9,03518317 81,634535
300 16 28,967 -12,9674868 168,15571
330 13 30,685 -17,6854693 312,77582
360 10 33,189 -23,1891307 537,73578
390 6 36,478 -30,4784709 928,93719
410 4,5 39,108 -34,6078527 1197,7035
440 2 43,707 -41,7066578 1739,4453
SSE -3,55271E-14 60,48387572
35
Tabel B. 14 Optimasi Goal Seek dengan Bukaan 50%
t (s) Bukaan 38%
hp (cm) hm (cm) (hp-hm) (hp-hm)^2
30 52 50,411 1,589215 2,525604
60 48,5 46,607 1,892751 3,582506
90 46 43,589 2,410608 5,8110312
120 43 41,357 1,642786 2,6987469
150 40 39,911 0,089286 0,0079719
180 37 39,250 -2,24989 5,062022
210 34 39,375 -5,37475 28,887961
240 31 40,285 -9,28529 86,216599
270 29 41,982 -12,9815 168,51949
300 26 44,463 -18,4634 340,89716
330 24 47,731 -23,731 563,15915
360 21 51,784 -30,7842 947,66864
390 19 56,623 -37,6232 1415,5021
410 16 60,286 -44,2856 1961,2145
440 14 66,434 -52,434 2749,3241
470 12 73,368 -61,3681 3766,0404
500 10 81,088 -71,0878 5053,4792
530 8 89,593 -81,5933 6657,4602
560 6 98,884 -92,8844 8627,5066
590 4 108,961 -104,961 11016,846
620 2 119,824 -117,824 13882,408
SSE -1,42109E-14 48,57584273
36 Penentuan Nilai SSE
Rumus yang digunakan dalam penentuan nilai Sum of Square Error (SSE) adalah sebagai berikut :
∑(ℎ𝑝 − ℎ𝑚)2 Sehingga didapatkan nilai SSE pada :
• Bukaan sebenarnya 69%
SSE 100% = (2,707 + 6,355 + 9,778 + 6,068 + 4,122 + 1,763 + 0,021 + 5,695 + 19,340 + 38,176)
= 111,177
• Bukaan Sebenarnya 49%
SSE 75% = (3,907709576 + 18,44192555 + 24,53063078 + 35,42744507 + 53,17577019 + 35,67754898 + 35,93746214 + 18,98627821 +
9,367785856 + 1,220724285 + 2,280508427 + 22,88965644 + 94,43313197 + 148,9893688 + 280,164315)
= 60,4838
• Bukaan Sebenarnya 38%
SSE 50% = (15,14144188 + 43,867069 + 94,0136598 + 134,7857642 + 165,4879233 + 181,1585592 + 179,4431976 + 160,594467 + 151,0528081 + 105,0408147 + 73,07430127 + 26,92136518 + 4,707296722 +
3,518925485 + 35,92158223 + 115,997693 + 262,6397061 + 497,347173 + 844,2267485 + 1329,99219 + 1983,96436)
= 48,57584
37 B.8 Simulasi Gangguan
Tabel B. 15 Simulasi Gangguan No t(s) h (cm) valve gangguan
Sebelum diberi gangguan
1 30 2,8
0%
2 60 2,9
3 90 3
4 120 3
STEADY STATE
5 150 3
6 180 3
Sesudah diberi gangguan
7 240 7
75%
8 270 13
9 300 18
10 330 22
11 360 26
12 390 30
13 420 32
14 450 36
15 480 39
16 510 42
17 540 45
18 570 48
19 600 51
20 630 53
STEADY STATE
21 660 53
22 690 53
23 720 53
38
Kecepatan Sesaat Sebelum Tunak saat Sebelum Gangguan 𝑣 = ∆ℎ
∆𝑡
Keterangan:
𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 (𝑐𝑚/𝑠)
∆ℎ = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 (𝑐𝑚)
∆𝑡 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛)
𝑣 = 3 − 2,9 90 − 60
𝑣 = 0,003333 𝑐𝑚/𝑠
𝑄 = 𝐴 𝑣
Keterangan:
𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 (𝑐𝑚2) 𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 (𝑐𝑚/𝑠)
𝑄 = 1666,6 × 0,003333 𝑄 = 4,166667 𝑚𝐿/𝑠
Kecepatan Sesaat Sebelum Tunak saat Setelah Gangguan 𝑣 = ∆ℎ
∆𝑡
Keterangan:
𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 (𝑐𝑚/𝑠)
∆ℎ = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 (𝑐𝑚)
∆𝑡 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛)
39 𝑣 = 53 − 51
630 − 600 𝑣 = 0,066667 𝑐𝑚/𝑠
𝑄 = 𝐴 𝑣
Keterangan:
𝐴 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 (𝑐𝑚2) 𝑣 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 (𝑐𝑚/𝑠)
𝑄 = 1666,6 × 0,066667 𝑄 = 83,33333 𝑚𝐿/𝑠
40
LAMPIRAN C (DATA MENTAH PERCOBAAN)
C.1 Percobaan Kalibrasi Penampang Tangki
● Tangki 1
Tabel C. 1 Data Mentah Percobaan Kalibrasi Penampang Tangki 1
3,8 2000
5,2 4000
7 6000
8,5 8000
10 10000
11,5 12000
● Tangki 2
Tabel C. 2 Data Mentah Percobaan Kalibrasi Penampang Tangki 2 h (cm) V (mL)
1,9 2000 3,0 4000 4,5 6000 5,5 8000 6,8 10000 8,0 12000
41 C.2 Percobaan Penentuan Laju Alir Input
Tabel C. 3 Data Mentah Percobaan Laju Alir Input
No t (s) 100% 75% 50%
hp (cm) hp (cm) hp (cm)
0 0 1,5 1,5 1,5
1 30 12 7,5 4
2 60 20,5 13 5,4
3 90 28 18 7,2
4 120 34,5 22,5 9
5 150 40,5 27 11
6 180 44,5 31 13
7 210 50 34,5 14,5
8 240 54,5 38 16
9 270 60 41 18
10 300 64 44 19,5
42 C.3 Percobaan Penentuan Laju Alir Output
● Percobaan Laju Alir Output Variasi 100%
Tabel C. 4 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 100%
No t (s) 100%
hp (cm)
0 0 55
1 30 48,5
2 60 42
3 90 36
4 120 29,5
5 150 24
6 180 19
7 210 14
8 240 9
9 270 5
10 300 2
43
● Percobaan Laju Alir Output Variasi 75%
Tabel C. 5 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 75%
No t (s) 75%
hp (cm)
0 0 55
1 30 50
2 60 46
3 90 41
4 120 37
5 150 34
6 180 29
7 210 26
8 240 22
9 270 19
10 300 16
11 330 13
12 360 10
13 390 6
14 420 4,5
15 450 2
44
● Percobaan Laju Alir Output Variasi 50%
Tabel C. 6 Data Mentah Percobaan Laju Alir Output Variasi 50%
No t (s) 50%
hp (cm)
1 0 55
2 30 52
3 60 48,5
4 90 46
5 120 43
6 150 40
7 180 37
8 210 34
9 240 31
10 270 29
11 300 26
12 330 24
13 360 21
14 390 19
15 420 16
16 450 14
17 480 12
18 510 10
19 540 8
20 570 6
21 600 4
22 604 2
45 C.4 Percobaan Simulasi Gangguan
Tabel C. 7 Data Mentah Percobaan Laju Alir Input no t(s) h (cm) valve gangguan
Sebelum di beri gangguan
1 30 3
2 60 2,8 0%
3 90 3
4 120 3 STEADY STATE
5 150 3 (sebelum di beri
gangguan)
6 180 3
Sesudah diberi gangguan
7 240 7
8 270 13
9 300 18
10 330 22
11 360 26 75%
12 390 30
13 420 32
14 450 36
15 480 39
16 510 42
17 540 45
18 570 48
19 600 51
20 630 53 STEADY STATE
21 660 53 (Setelah di beri gangguan)
22 690 53
23 720 53
46
LAMPIRAN D (DOKUMENTASI DAN MSDS)
Gambar D. 1 Kalibrasi Penampang Bawah
Gambar D. 2 Kalibrasi Penampang Atas
Gambar D. 3 Pengukuran Ketinggian
47
LAMPIRAN D MSDS
Aquades
1 Informasi bahan Nama: Aquades Kode HS: 2853 90 10 CAS-No: 7732-18-5 Merek:SMART-LAB Berat molekul:18.02 g/mol 2 Sifat fisik Bentuk: cair
Warna: tidak berwarna Bau: tidak berbau 3 Sifat kimia Titik didih:100ºC
Densitas: 1,00 g/cm3 Rumus kimia:H2O 4 Penanggulangan yang
dilakukan bila terkena tubuh
Mata: bilas dengan air Kulit: tidak diperlukan Mulut: kumur-kumur 5 Penanggulangan yang
dilakukan apabila tumpah atau terhirup/
terbakar
Tumpah:cukup bersihkan tumpahan dengan bahan yang menyerap air
Terhirup:tidak diperlukan tindakan penanggulangan
Terbakar: gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan sekeliling.
6 Penjelasan tentang warna dan level pada bahan
Level bahan: tidak berbahaya
Eksplosive:0 irritant:0 Flammable:0 oxidizing:0
Toxic:0 Health:0
Corrosive:0 reactivity:0
48
LAMPIRAN E RISK ASSESSMENT
49
50
51
52
53
54