• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI LIPID

N/A
N/A
Sri khansa Alisha

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI LIPID"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 4

“IDENTIFIKASI LIPID ”

HARI/ TANGGAL:

NAMA: SRI KHANSA ALISHA NIM: 616081523021

KELOMPOK: 4 KELAS: PRODI S1 GIZI DOSEN: HESTI MARLIZA, M.Si

LABORATORIUM KIMIA

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM

2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar seperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak digunakan adalah lemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan bakar utama bagi semua organisme.

Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting  untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan  karbohidrat dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram .

Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, atau eter. Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar utama bagi semua organisme.

Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai vitamin dan hormon

Lemak dan minyak terdapat  pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak  mengandung asam lemak tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak babi, lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1) drying oil yang membentuk lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji kapas, dan (3) non drying oil contohnya minyak kelapa.

1.2 Tujuan Praktikum

 Mengetahui beberapa sifat fisikosimia dari lipid.

 Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi lipid.

 Mengetahui pembentukan emulsi dari lipid.

 Mengidentifikasi adanya sterol pada suatu bahan.

BAB II

(3)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum

Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, danbutter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya adalahbeeswax, spermaceti, dancarnauba wax, dan 3) sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008). 

Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional lipida diklasifikasikan menjadi 5 golongan:

a.       Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya lemak dan minyak

b.      Fosfolipida

c.       Spingolipida

d.      Glikolipida

e.       Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan steroida

(Lehninger, 1982)

Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa ini hampir selalu mempunyai jumlah atom yang genap. Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali dari hidrolisis senyawa lipid. (Westhem, 1956)

Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak bercabang maka asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus (Page, 1989)

Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji kelarutan lipid, uji akrolein, uji Lieberman-Burchard, uji ketengikan, uji Salkowski untuk kolesterol, uji bilangan iod, uji penyabunan, dan lain-lain. Pada praktikum ini hanya dilakukan uji kelarutan lipid, uji akrolein, dan uji Lieberman-Burchard.

Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

(Puspita.2013)

BAB III

(4)

METODE KERJA 3.1 Alat

 tabung reaksi

 penjepit tabung

 pipet ukur

 pipet tetes

 dan sikat tabung 3.2 Bahan

 alcohol

 air

 Na2CO3

 Minyak

3.3 Cara Kerja

1. Uji Kelarutan Lipid

1) Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisi dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.

2) Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa murni.

3) Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.

4) Diamati sifat kelarutannya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

4.1 Hasil

NO LARUTAN HASIL

1. LIPID + ALKOHOL Larut

2. LIPID + AIR Tidak Larut

3. LIPID + Na2CO3 Emulsi ( berbuih ) 4.2 Pembahasan

1. Lipid + Alkohol: Larut

Lemak (lipid) adalah molekul organik yang sebagian besar bersifat non-polar, sehingga mereka cenderung larut dalam pelarut organik non-polar atau sedikit polar seperti alkohol. Alkohol, khususnya etanol, memiliki gugus hidroksil (-OH) yang

memungkinkan interaksi dengan lipid melalui gaya van der Waals dan ikatan hidrogen lemah, membuat lipid larut dalam alkohol. Uji ini menunjukkan bahwa lipid dapat berinteraksi dengan pelarut organik, yang merupakan sifat umum dari senyawa non- polar.

2. Lipid + Air: Tidak Larut

Lipid tidak larut dalam air karena perbedaan besar dalam polaritas. Air adalah pelarut polar dengan kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen yang kuat, sedangkan lipid adalah senyawa non-polar yang tidak dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan molekul air. Karena prinsip "like dissolves like" (yang serupa melarutkan yang serupa), lipid tidak dapat larut dalam air. Ini mencerminkan sifat hidrofobik lipid, yang merupakan ciri penting dalam banyak proses biologis, termasuk pembentukan membran sel.

3. Lipid + Na2CO3: Emulsi (Berbuih)

Natrium karbonat (Na2CO3) adalah garam yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan basa lemah. Ketika lipid dicampur dengan larutan natrium karbonat, terjadi pembentukan emulsi. Emulsi adalah campuran di mana satu cairan tersebar dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Proses ini biasanya menghasilkan buih karena campuran lipid dan larutan basa cenderung menurunkan tegangan

permukaan air, yang mengakibatkan pembentukan gelembung udara dalam cairan. Buih ini menunjukkan bahwa lipid dapat berinteraksi dengan ion-ion dalam larutan untuk membentuk struktur emulsi, yang penting dalam berbagai aplikasi industri dan biologis seperti pembuatan sabun dan fungsi pencernaan lemak dalam tubuh.

BAB V

(6)

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Uji kelarutan dan reaksi lipid dengan alkohol, air, dan natrium karbonat memberikan informasi dasar tentang sifat fisik dan kimia dari lemak. Kelarutan lipid dalam alkohol menunjukkan sifat non-polar lipid, ketidaklarutan dalam air menunjukkan sifat hidrofobiknya, dan pembentukan emulsi dengan natrium karbonat menunjukkan kemampuan lipid untuk berinteraksi dengan basa dan membentuk struktur yang kompleks.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya, dapat dilakukan variasi dengan menggunakan lebih banyak jenisindikator lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih.komprehensif. Selain itu, penggunaan spektrofotometer untuk mengukur perubahan warna secara kuantitatif dapat memberikan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Anwar, Chairil.1994.Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Armstrong, Frank B..1995.Buku Ajar Biokimia Edisi ketiga.Jakarta: EGC Gilvery dan Goldstein.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi

Ketiga.Surabaya: Airlangga University Press

Lehninger, Albert L..1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1.Penerjemah: Maggy Thenawijaya.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry

Martoharsono, Soeharsono.1981.Biokimia Jilid I.Yogyakarta: UGM Press

Page, DS dan R. Soendoro.1989.Prinsip-prinsip Biokimia.Jakarta: UI Press

Westhem and Jeskey.1956.Introductory Organic Chemistry.New York: Mc Graw_Hill Book Company Inc

Puspita, Fika.2013.Uji Identifikasi Lipid.fikapuspita.blogspot.in/2013/07/laporan-uji- kualitatif-lipid.html?m=1

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi asam lemak pada sampel minyak nabati yaitu minyak kelapa, kelapa murni, kelapa sawit, kedele, jagung, campuran dan lemak hewani yaitu lemak sapi, ayam, babi, kambing

Lemak dan minyak merupakan trigliserida atau gliserida, yaitu triester dari gliserol dengan asam lemak (merupakan asam karboksilat).. Jika lemak atau minyak dihidrolisis, maka

Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak adalah triasilgliserol atau trigliserida. Triasilgliserida terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan single

Komponen utama penyusun minyak kelapa sawit adalah trigliserida, yang merupakan ester dari gliserol dengan tiga molekul asam lemak, dan senyawa nontrigliserida dalam jumlah

Reaksi transesterifikasi pada minyak kemiri adalah suatu reaksi yang terjadi dimana trigliserida (ester asam lemak dan gliserol) sebagai minyak nabati, bereaksi dengan

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan di esterifikasi dengan gliserol.. Reaksi

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).. Secara ringkas, hasil dari

Lipid Kompleks adalah ester yang terbentuk dari asam lemak yang mengandung gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam lemak.. Fosfolipid: Lipid yang mengandung residu