PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan
Tujuan dan Sasaran
Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
- Ekstraksi
- Ekstraksi Padat-Cair
- Minyak Atsiri
- Bunga Kenanga
- Hydrodistillation
Ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan zat-zat terlarut dalam suatu padatan dengan cara mengkontakkan zat padat tersebut dengan pelarut. Proses ekstraksi padat-cair terdapat dua tahap, yaitu kontak antara padatan dengan pelarut dan pemisahan larutan dari padatan inert (padatan yang tidak larut). Pelarut bercampur dengan padatan inert sehingga permukaan padatan tertutup pelarut. Difusi besar-besaran pelarut terjadi pada permukaan padatan inert ke dalam pori-pori padatan inert, dimana laju difusi lambat karena pelarut harus menembus dinding sel padatan.
Zat terlarut yang terdapat pada padatan akan larut dalam pelarut, dimana campuran tersebut berdifusi keluar dari permukaan padatan inert dan bercampur dengan sisa pelarut (Aji, 2018). Minyak atsiri merupakan produk rempah-rempah dimana minyak ini mudah menguap, minyak atsiri akan menyerap oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma dan kekentalannya sehingga sifat kimia minyak ini juga akan berubah (Firdayanti, 2011). Minyak atsiri dibedakan menjadi dua golongan, yaitu minyak atsiri yang senyawa penyusunnya sulit dipisahkan seperti minyak rula, dan golongan minyak atsiri yang komponennya mudah dipisahkan menjadi senyawa murni seperti minyak serai dan minyak cengkeh.
Sebagian besar monoterpen dan seltuterpen dalam minyak atsiri cukup aman, namun juga dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi pada orang yang sensitif. Peristiwa yang terjadi pada proses ini adalah difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tumbuhan, hidrolisis yang disebabkan oleh panas.
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Variabel Percobaan
Diagram Alir Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip ekstraksi padat cair dan melakukan ekstraksi padat cair dengan metode hidrodistilasi dengan mengukur parameter-parameter yang berkaitan dengan ekstraksi padat cair yaitu massa jenis, massa, volume dan juga derajat keasaman (pH). Pada percobaan pertama dilakukan tahap ekstraksi dan pemurnian hasil ekstraksi padat-cair bunga kenanga dengan metode hidrodistilasi. Proses ekstraksi ini memakan waktu 3 jam dan setiap 1 jam diukur volume hidrosol dan juga volume minyak kenanga yang dihasilkan, serta dilakukan pengecekan nilai indeks bias hidrosol.
Dari hasil percobaan pertama diperoleh volume minyak kenanga dan hidrosol pada jam pertama sebesar 0,55 ml dan 170 ml. Sedangkan pada saat ekstraksi dimulai selama 2 jam, volume minyak kenanga dan hidrosol sebanyak 0,7 ml dan 213 ml. Ketika ekstraksi dilanjutkan selama 3 jam, volume minyak kenanga, hidrosol dan sisa pelarut dinaikkan menjadi 0,9 ml; 155ml; dan 545ml.
Pada percobaan kedua dilakukan pengecekan nilai massa jenis dengan piknometer, massa jenis yang ingin diketahui adalah massa jenis minyak kenanga, hasil destilat (hidrosol) dan juga sisa pelarut pada ekstraksi yang mencapai waktu 3 jam. Untuk menentukan massa jenis minyak kenanga, timbang minyak kenanga dan periksa volume ekstraksi selama 3 jam.Setelah mendapatkan kedua data tersebut maka anda dapat menentukan nilai massa jenis minyak kenanga dengan cara membagi massa minyak kenanga dengan massa minyak kenanga. banyaknya minyak kenanga yang dihasilkan, maka diperoleh massa jenis minyak kenanga kenanga sebesar 0,81 gr/ml, nilai ini berbeda jauh dengan SNI no., dimana pada literatur nilai tersebut berada pada suhu 20oC, hal ini dikarenakan pada saat pengecekan massa jenis percobaannya bukan pada suhu 20oC, melainkan antara 45-55oC, sehingga massa jenisnya adalah 0,81 gr/ml, karena semakin tinggi suhu maka massa jenisnya akan berkurang karena jarak antar partikel semakin jauh. Sedangkan massa jenis pelarut yang diperoleh dengan cara yang sama adalah 0,98631 gr/ml, nilai ini juga mendekati 1 gr/ml, artinya sisa pelarut tidak jauh berbeda dengan massa jenis pelarut di awal. hal ini juga terjadi karena suhu sisa pelarut lebih tinggi dibandingkan pada suhu kamar (25 oC).
Pada percobaan ketiga ditentukan nilai indeks bias minyak kenanga, destilat/hidrosol dan sisa pelarut. Untuk menentukan indeks bias digunakan refraktometer sebagai alat untuk mengukur indeks bias. Pengukuran ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengkalibrasi refraktometer dengan air suling. Setelah kalibrasi dihitung indeks bias hidrosol, indeks bias 0, dan sisa pelarut juga 0. Selain ketiga percobaan tersebut, massa dan pH minyak kenanga, hidrosol, sisa pelarut, dan padatan sampel juga ditentukan, serta warna minyak kenanga yang dihasilkan dan ditemukan juga bau yang dihasilkan.
Perhitungan massa ini sama dengan menghitung massa jenis sampel yang akan diamati menggunakan piknometer, terlebih dahulu timbang piknometer kosong, kemudian timbang piknometer + sampel yang digunakan dan catat massanya, untuk menghitung massa kurangi massa piknometer + sampel dari massa piknometer kosong untuk memperoleh massa. Untuk menghitung massa sampel padat dilakukan dengan menimbang gelas kimia kosong dan juga menimbang massa gelas kimia + zat padat dengan perhitungan yang sama, sehingga massa zat padat adalah 74,66 gram. Laporan kimia analitik praktis isolasi minyak atsiri dari bunga kenanga (Canagium Odoranatun) menggunakan destilasi uap.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
Dari hasil volume yang diperoleh terlihat bahwa minyak atsiri mengalami peningkatan volume dari 1-3 jam proses ekstraksi sebesar 0,55 ml; 0,7ml; dan 0,9 ml, hal ini terjadi karena pada proses ekstraksi cair menyebabkan semakin banyak minyak pada padatan yang terekstraksi dan diuapkan ke dalam kondensor hingga dicairkan menggunakan kondensor dan diperoleh volume yang lebih besar. Jika dibiarkan maka ekstrak yang dihasilkan akan semakin banyak. Sedangkan volume hidrosol (destilasi) meningkat setelah 1-2 jam tetapi menurun setelah 3 jam. Volume hidrosol yang diperoleh setelah 1 jam, 2 jam dan 3 jam adalah 170 ml, 213 ml dan 155 ml. Untuk sisa pelarut pada waktu ekstraksi 3 jam sebanyak 545 ml, jika ditambahkan volume destilat setelah 3 jam maka totalnya hanya 700 yang berarti terjadi kehilangan air sebanyak 50 ml akibat penguapan.
Pada percobaan kedua ini juga ditentukan massa jenis destilat/hidrosol dengan cara mengambil 10 ml hidrosol dan menimbangnya menggunakan. Namun indeks bias minyak tidak ditentukan karena jumlah yang dihasilkan hanya sedikit ketika diukur sehingga tidak mencukupi sehingga hasilnya tidak sesuai. Sedangkan pH pada semua sampel yang diamati sama yaitu 5, untuk hidrosol seharusnya mendekati angka 7 karena pada dasarnya air memiliki pH 7. Hal ini bisa saja disebabkan oleh adanya minyak yang masuk ke dalam hidrosol pada saat pengukuran pH. sehingga pHnya turun.
Perbandingan ekstraksi minyak atsiri dari bunga kenanga menggunakan metode hidrodistilasi dengan microwave heater dan ekstraksi minyak atsiri dari bunga melati menggunakan metode enleurasi dan ekstraksi pelarut evaporatif. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif penangkal radikal bebas DPPH, proteksi terhadap sinar UV dan ekstraksi antibakteri dari bunga kenanga.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN KONSENTRASI HCl TERHADAP PEMBUATAN PECTIN DARI KULIT POPULER (Citrus macima).