• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA

N/A
N/A
RB@12O28OO71_SYALSA FADHILA

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK

Oleh : Kelompok 16

Faizatul Fikrah : 120280039 Hottua Ernest F : 120280122 Syalsa Fadhila : 120280071

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2022/2023

(2)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Percobaan ... 2

1.3 Sasaran Percobaan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Reaksi Esterifikasi ... 3

2.2 Reaksi Transesterifikasi ... 3

2.3 Katalis ... 4

BAB III METODELOGI PERCOBAAN ... 5

3.1 Alat dan Bahan ... 5

3.1.1 Alat ... 5

3.1.2 Bahan... 6

3.2 Variabel Percobaan ... 6

3.2.1 Variabel tetap ... 6

3.2.2 Variabel bebas ... 6

3.2.3 Variable terikat ... 6

3.3 Diagram alir percobaan ... 7

3.3.1 Pembuatan Biodiesel ... 7

3.3.2 Penentuan Angka Asam FFA dan Produk ... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

4.1 Hasil ... 9

(3)

iii

4.2 Pembahasan ... 10

4.2.1 Penentuan Angka Asam (AV) ... 10

4.2.2 Penentuan Konversi Reaksi (XA) ... 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 13

5.1 Kesimpulan ... 13

5.2 Saran ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

LAMPIRAN A (TABEL DATA MENTAH) ... 15

LAMPIRAN B (PROSEDUR PERHITUNGAN) ... 16

LAMPIRAN C (DOKUMENTASI PRAKTIKUM) ... 18

LAMPIRAN D (RISK ASSESSMENT) ... 20

LAMPIRAN E (MSDS) ... 26

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Rangkaian Alat ... 5 Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembuatan Biodiesel... 7 Gambar 3. 3 Diagram Alir Penentuan Angka Asam FFA dan Produk ... 8 Gambar 4. 1 Grafik Hubungan Antara Angka Asam dengan Waktu Reaksi

Esterifikasi... 10 Gambar 4. 2 Grafik Hubungan Antara Konversi Reaksi dengan Waktu Reaksi Esterifikasi...11 Gambar c. 1 Memasukkan asam lemak kedalam labu leher tiga...18 Gambar c. 2 Pengambilan fasa campuran biodiesel dan FFA ... 18 Gambar c. 3 Hasil dari campuran biodiesel setelah di titrasi pada waktu reaksi 30 menit ... 18 Gambar c. 4 Hasil dari campuran biodiesel setelah di titrasi pada waktu reaksi 75 menit ... 19 Gambar c. 5 Proses titrasi larutan KOH dalam alkohol pada penentuan angka asam FFA ... 19

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Pengukuran Massa dan Volume Sampel Biodiesel... 9 Tabel 4. 2 Perhitungan Angka Asam, Konversi Reaksi, dan %FFA terhadap Waktu Reaksi Esterifikasi ... 9 Tabel A. 1 Data Pengukuran ... 15 Tabel A. 2 Pembuatan Biodiesel ... 15

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern seperti saat ini, dengan maraknya teknologi di segala aspek kehidupan mulai dari pendidikan, kesehatan hingga transportasi. Keberadaan transportasi di Indonesia tetunya tidak terlepas dari peggunaan berbagai jenis bahan bakar seperti Premium, Pertalite, Pertamax, dan lain-lain. Bahan bakar tersebuttak lain berasal dari sumber daya tak terbarukan yaitu minyak bumi. Konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar minyak yang semakin meningkat setiap tahunnya membuat ketersediaan bahan bakar minyak serta sumbernya semakin menipis, hingga diprediksi habis dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang. Pengaruh yang sudah dapat dirasakan salah satunya yaitu sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak dan juga harganya yang semakin mahal. Oleh karena itu, munculah berbagai pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai alternatif dalam penggunaan bahan bakar minyak di masa mendatang.

Salah satu energi alternatif yang sekarang dikembangkan adalah energi yang berasal dari bahan-bahan organik, seperti tumbuhan-tumbuhan. Hal ini dikarenakan, tumbuhan termasuk dalam golongan bahan organik yang dapat diperbaharui. Bahan bakar alternatif yang berasal dari bahan organik dapat diperbaharui disebut juga bahan bakar nabati yang terdiri dari bioetanol dan biodiesel. Biodiesel dapat dibuat dari berbagai jenis tumbuhan yang memiliki kandungan asam lemak yang tinggi. Senyawa utama dalam pembuatan biodiesel adalah ester. Karena itu proses pembuatan biodiesel dikenal dengan proses transesterifikasi. Pada proses ini, asam lemak yang terdapat pada tanaman akan direaksikan menggunakan alkohol sehingga menghasilkan metil ester atau biodiesel dan berdapat juga gliserin yang merupakan produk sampingan dari reaksi ini (Simatupang, 2016).

(7)

2 1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum esterifikasi minyak lemak ini diantaranya:

1. Mempelajari proses reaksi esterifikasi asam lemak dengan alkohol 2. Mempelajari pengaruh rasio molar metanol kinetika reaksi esterifikasi 3. Mempelajari pengaruh katalis terhadap kinetika reaksi esterifikasinya 4. Mempelajari pengaruh temperatur terhadap kinetika reaksi esterifikasinya

1.3 Sasaran Percobaan

Dari percobaan ini, praktikan diharapkan mampu mengidentifikasikan:

1. Persamaan kinetika reaksi esterifikasi asam lemak dengan alkohol 2. Rasio molar alkohol terhadap asam lemak yang optimum

3. Temperature reaksi esterifikasi yang optimum

4. Jumlah katalis yang optimum untuk reaksi esterifikasi

(8)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Esterifikasi

Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.

Ester asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R dengan R dapat berupa alkil maupun akil. Esterifikasi dikatalis asam dan bersifat dapat balik. Reaksi esterifiksai mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung didalam trigliserida menjadi metil ester. Namun, membentuk campuran metil ester dan trigliserida. Reaksi esterfikasi menurut J. Van Gerpen, dkk (2004) ditunjukkan pada reaksi dibawah ini.

FFA + metanol → methyl ester + water

Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara data tentang laju reaksi serta menaismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusun alkohol sekunder, dan paling lambat alkohol tersier.

2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.

3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi yang tunggi.

4. Makin panjang rantai alkhol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi (Arita, Dara, & Irawan, 2008) 2.2 Reaksi Transesterifikasi

Reaksi transesterfikasi secara umum merupakan reaksi alkohol dengan trigliserida menghasilkan metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa.

Alkohol yang umumnya digunakan adalah metanol dan etanol. Reaksi ini cenderung lebih cepat membentuk metil ester daripada reaksi esterfikasi yang

(9)

4 menggunakan katalis asam. Namun, bahan baku yang akan digunakan pada reaksi transesterifikasi harus memiliki asam lemak bebas yang kecil (<2%) untuk menghindari pembentukan sabun (Widodo & dkk, 2004)

2.3 Katalis

Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut terkonsumsi oleh keseluruhan reaksi. Pada dasarnya, katalis justru harus ikut bereaksi dengan reaktan untuk membentuk suatu zat antara yang aktif. Zat antara ini kemudian bereaksi dengan molekul reaktan yang lain menghasilkan produk. Pada akhirnya, produk kemudian terlepas dari permukaan katalis. Syarat berlangsungnya suatu reaksi ialah terjadi kontak (tumbukan) dengan orientasi yang tepat dan disertai dengna energi yang cukup (melebihi energi aktivasi reaksi). Dengan adanya katalis, kedua syarat diatas dapat terkomodasi dengan baik.

(10)

5

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya:

Gambar 3. 1 Rangkaian Alat a. Labu leher tiga 100 ml

b. Labu elenmeyer 250 ml c. Gelas kimia 100 ml d. Gelas kimia 500 ml e. Buret 25 ml

f. Kondensor spiral g. Thermometer h. Hot plate dan stirrer i. Corong pisah 100 ml

j. Neraca analitik dengan ketelitian 0,001 mg k. Pompa sirkulasi

l. Pipet ukur 20 ml m. Pipet ukur 10 ml n. Gelas ukur 100 ml o. Gelas ukur 250 ml p. Klem dan statif

(11)

6 3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu:

a. Asam lemak/Minyak Goreng Bekas (Asam Oleat) b. H2SO4 pekat teknis

c. Larutan KOH-Etanol/KOH alkoholis 0,5N d. KOH 0,1N

e. Metanol teknis 95%

f. Etanol teknis 95%

g. Indikator Fenolftalein

3.2 Variabel Percobaan 3.2.1 Variabel tetap

Adapun variable tetap pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Tekanan udara ruang

2. Volume asam lemak 250 ml 3. Waktu reaksi maksimal 75 menit

3.2.2 Variabel bebas

Adapun variabel yang divariasikan adalah sebagai berikut:

1. Jumlah katalis 2. Raiso metahol 3. Temperature kerja 4. Waktu

3.2.3 Variable terikat

Adapun variable yang harus diamati dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Angka asam 2. Konversi reaksi

(12)

7 3.3 Diagram alir percobaan

3.3.1 Pembuatan Biodiesel

Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembuatan Biodiesel Mulai

Menurunkan FFA dan Metanol ke dakam labu leher tiga

Selesai

Catat waktu reaksi awal Setelah 60 ᵒC masukkan kalatis Asam

Sulfat

Aduk larutan dan set heater hingga suhu larutan 60 ᵒC

Pertahankan suhu reaksi di 60 ᵒC

Ambil sampel setiap 15 menit sekali selama 75 menit (6 kali sampling)

(13)

8 3.3.2 Penentuan Angka Asam FFA dan Produk

Gambar 3. 3 Diagram Alir Penentuan Angka Asam FFA dan Produk Mulai

Selesai Timbang sampel dan masukkan dalam elenmeyer

Hitung angka asam Tambahkan larutan penetral

Catat volume titrasi Titrasi dengan larutan

KOH-Etanol

(14)

9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Diketahui :

Volume Asam lemak : 250 ml

Volume Metanol : 50 ml

Volume H2SO4 : 1 ml

Tabel 4. 1 Pengukuran Massa dan Volume Sampel Biodiesel Pengukuran ke- massa (gram) Volume (ml)

1 5,7 18,4

2 8,86 10,5

3 8,42 11,6

4 13,73 9,2

5 13,6 11

6 2,43 2

Pada Pembuatan Biodiesel Temperatur : 60 C

Vt : 250 ml

Tabel 4. 2 Perhitungan Angka Asam, Konversi Reaksi terhadap Waktu Reaksi Esterifikasi

Waktu (menit) Angka Asam (AV)

Konversi Reaksi (XA)

0 90,386 0

15 33,183 63,288

30 38,575 57,322

45 18,762 79,242

60 22,647 74,944

75 23,045 74,503

(15)

10 4.2 Pembahasan

4.2.1 Penentuan Angka Asam (AV)

Gambar 4. 1 Grafik Hubungan Antara Angka Asam dengan Waktu Reaksi Esterifikasi

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan biodiesel dengan bahan dasar minyak jelantah. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu pada penentuan angka asam. Angka asam yaitu banyaknya milligram KOH yang dipakai untuk menetralkan asam lemak yang terkandung dalam 1 gram sampel biodiesel. Pada percobaan yang telah dilakukan diperoleh angka asam pada menit 0 sebesar 90,386 mg KOH/g; menit 15 sebesar 33,183 mg KOH/g; menit 30 sebesar 38,575 mg KOH/g; menit 45 sebesar 18,762 mg KOH/g; menit 60 sebesar 22,647 mg KOH/g;

menit 75 sebesar 23,045 mgKOH/g. Pada percobaan pengujian angka asam diperoleh warna larutan saat titrasi sampel biodiesel yaitu pada menit 0 larutan berwarna jingga gelap; menit 15 larutan berwarna jingga gelap; menit 30 larutan berwarna jingga; menit 45 larutan berwarna jingga; menit 60 larutan berwarna jingga pudar; menit 75 larutan berwarna merah muda keunguan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa, pengaruh angka asam terhadap waktu reaksi esterifikasi setiap rentang 15 menit membentuk hubungan berbanding terbalik. Semakin lama waktu reaksi esterifikasi yang berlangsung, maka akan membuat angka asam semakin mengalami penurunan. Penurunan angka asam ini menjadi salah satu tanda keberhasilan percobaan, Angka asam yang tinggi menunjukkan banyaknya keberadaan asam lemak bebas yang ada dalam biodiesel

0 20 40 60 80 100

0 15 30 45 60 75 90

AV

Waktu reaksi (menit)

Pengaruh waktu reaksi terhadap AV

(16)

11 yang sangat berpengaruh terhadap kinerja mesin karena sifatnya korosif dan dapat menimbulkan kerak pada mesin. Biodiesel yang baik yaitu yang memiliki angka asam kecil pada kisaran angka 0,8. Pada percobaan ini dihasilkan nilai angka asam yang masih cukup tinggi hingga di waktu reaksi esterifikassi 75 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan ini, untuk mendapatkan kualitas biodiesel yang baik, maka waktu reaksi esterifikasi yang dilakukan harus lebih lama dari 75 menit.

4.2.2 Penentuan Konversi Reaksi (XA)

Gambar 4. 2 Grafik Hubungan Antara Konversi Reaksi dengan Waktu Reaksi Esterifikasi

Percobaan ini yaitu tentang penentuan konversi reaksi (XA), berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, seperti tergambar pada grafik. Semakin lama waktu reaksi esterifikasi membuat konversi reaksi semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin lama waktu reaksi akan memungkinkan kontak antara zat semakin besar sehingga menghasilkan konversi reaksi yang besar pula. Namun ketika sudah berada pada kondisi kesetimbagan, penambahan waktu reaksi tidak akan menambah konversi reaksi. konversi reaksi maksimum pada percobaan telah tercapai pada menit ke 45 sampai 60, sehingga penambahan waktu reaksi tidak menambah konversi. Konversi reaksi pada percobaan yang dilakukan tidak terlalu tinggi karena sumber asam lemak (minyak jelantah) yang kami

0 20 40 60 80 100

0 15 30 45 60 75 90

XA

Waktu reaksi (menit)

Pengaruh waktu reaksi terhadap XA

(17)

12 gunakan berasal dari minyak jelantah pemakaian rumah tangga, sehingga kandungan air dalam minyak jelantah tersebut bereaksi dengan katalis dan pengurangan jumlah katalis akan mempengaruhi konversi rekasi yang dihasilksn.

Pada saat titrasi sampel biodiesel dengan menggunakan larutan penetral etanol dan indikator fenolftalein, dihasilkan warna sampel biodiesel tidak berubah signifikan, yaitu tetap berwarna jingga. Diketahui bahwa titrasi dengan menggunakan indikator fenolftalein akan menghasilkan sampel hasil titrasi berwana merah muda. Hal ini dapat terjadi karena indikator Fenolftalein (PP) merupakan indikator asam basa sintetik pada rentang pH antara 8-10. Pada keadaan asam larutan tidak akan mengalami perubahan warna ketika di tetesi fenolftalein.

Diketahui pH biodiesel berada pada kisaran pH 6-7 sehingga tidak mengalami perubahan warna ketika dititrasi. Warna asli yang berasal dari minyak jelantah juga mempengaruhi warna dari sampel biodiesel yang dihasilkan.

Pada proses pembuatan biodiesel, didapatkan dua fasa yaitu fasa metanol dan fasa biodiesel juga FFA. Namun, pada percobaan ini perbedaan fasa keduanya sangat sulit di bedakan. Ketika pemisahan berlangsung, lapisan antara fasa metanol dan biodiesel juga FFA sangat tipis sehingga sedikit sulit dipisahkan. Hal ini dapat terjadi karena asam lemak yang digunakan yaitu minyak jelantah kotor dan belum tersaring bersih sehingga ampas terbawa dan ikut mengendap ketika pemisahan produk dengan metanol. Kadar asam lemak bebas yang tinggi juga berpengaruh terhadap proses pemisahan ini. Kadar asam lemak bebas tinggi pada sampel disebabkan oleh kandungan air yang masih tinggi akibat proses oksidasi. Bilangan asam lemak bebas yang tinggi juga dapat dikarenakan oleh konversi reaksi yang belum berjalan baik sehingga masih banyak sisa asam lemak bebas yang belum ikut bereaksi bersama metanol.

(18)

13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini diantaranya:

1. Pengaruh angka asam terhadap waktu reaksi esterifikasi setiap rentang 15 menit membentuk hubungan berbanding terbalik. Semakin lama waktu reaksi esterifikasi yang berlangsung, maka akan membuat angka asam semakin mengalami penurunan.

2. Semakin lama waktu reaksi esterifikasi membuat konversi reaksi semakin besar sampai keadaan optimum. Semakin lama waktu reaksi akan memungkinkan kontak antara zat semakin besar sehingga menghasilkan konversi reaksi yang besar pula.

3. Terdapat perbedaan fasa ketika percobaan, namun perbedaan tersebut sangatlah tipis dan sulit dibedakan karena faktor yang berasal dari minyak jelantah yang masih kotor.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini yaitu:

1. Ketika praktikum berlangsung harus teliti untuk melakukan pengecekan berkala pada saat pengamatan dan pengambilan sampel

2. Praktikan harus memperhatikan temperature ketika praktikum karena pelarut yang digunakan berupa alkohol yaitu metanol yang memiliki titik didih kurang dari titik didih air, sehingga rawan terjadi penguapan.

3. Penyaringan minyak yang tidak sesuai membuat sampel minyak masih kotor, sebaiknya digunakan kertas saring yang tepat agar sampel minyak yang digunakan bebas dari ampas kotoran

4. Lebih memperhatikan penyusunan rangkaian alat yang digunakan agar tetap kokoh sehingga hasil pengukuran atau pengamatan dapat akurat dan tidak terhambat.

(19)

14

DAFTAR PUSTAKA

Arita, S., Dara, M. B., & Irawan, J. (2008). Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari CPO off Grade dengan Metode Esterifikasi-Transesterifikasi . Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya , 34-43.

Simatupang, R. A. (2016). Optimasi Kecepatan Putar Pengadukan dan Waktu Pengadukan Terhadap Kualitas Fisika Biodiesel dari Minyak Kelapa. Pillar of Physies.

Widodo, A., & dkk. (2004). Pengaruh Asam Lemak dan Konsentrasi Katalis Asam terhadap Karalteristik dan Konversi Biodiesel pada Transesterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

(20)

15

LAMPIRAN A TABEL DATA MENTAH

Volume asam lemak : 250 ml Volume metanol : 50 ml Volume H2SO4 : 1 ml Angka asam FFA : 90,386

Tabel A. 1 Data Pengukuran

Pengukuran ke- m (g) V (Ml)

1 5.7 18.4

2 8.86 10.5

3 8.42 11.6

4 13.73 9.2

5 13.6 11

6 2.43 2

Tabel A. 2 Pembuatan Biodiesel

Waktu (menit) AV XA

0 90.38596 0

15 33.18284 63.28761

30 38.57482 57.32211

45 18.76184 79.24253

60 22.64706 74.94405

75 23.04527 74.50349

(21)

16

LAMPIRAN B

PROSEDUR PERHITUNGAN

1. Perhitungan Angka Asam (AV) AV = 𝑀𝑟 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑉 𝑥 𝑁

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 V = volum titran N = normalitas KOH M = massa larutan sampel

• Variasi waktu 0 menit AV = 56 𝑥 18,4 𝑥 0,5

5,7 = 90,386

• Variasi waktu 15 menit AV = 56 𝑥 10,5 𝑥 0,5

8,86 = 33,182

• Variasi waktu 30 menit AV = 56 𝑥 13,2 𝑥 0,5

8,42 = 38,574

• Variasi waktu 45 menit AV = 56 𝑥 8,2 𝑥 0,5

13,73 = 18,761

• Variasi waktu 60 menit AV = 56 𝑥 10,2 𝑥 0,5

13,6 = 22,647

• Variasi waktu 75 menit AV = 56 𝑥 2 𝑥 0,5

2,43 = 23,045

2. Perhitungan Konversi Reaksi (XA) XA = 𝐴𝑉0−𝐴𝑉𝑖

𝐴𝑣0 𝑥 100

• Variasi waktu 0 menit XA = 90,386−90,386

90,386 𝑥 100 = 0 %

(22)

17

• Variasi waktu 15 menit XA = 90,386−33,18

90,386 𝑥 100 = 63,287 %

• Variasi waktu 30 menit XA = 90,386−38,574

90,386 𝑥 100 = 57,322 %

• Variasi waktu 45 menit XA = 90,386−18,761

90,386 𝑥 100 = 79,242 %

• Variasi waktu 60 menit XA = 90,386−22,647

90,386 𝑥 100 = 74,944 %

• Variasi waktu 75 menit XA = 90,386−23,045

90,386 𝑥 100 = 74,503 %

(23)

18

LAMPIRAN C

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar c. 1 Memasukkan asam lemak kedalam labu leher tiga

Gambar c. 2 Pengambilan fasa campuran biodiesel dan FFA

Gambar c. 3 Hasil dari campuran biodiesel setelah di titrasi pada waktu reaksi 30 menit

(24)

19 Gambar c. 4 Hasil dari campuran biodiesel setelah di titrasi pada waktu reaksi 75

menit

Gambar c. 5 Proses titrasi larutan KOH dalam alkohol pada penentuan angka asam FFA

(25)

20

LAMPIRAN D

RISK ASSESSMENT

(26)

21

(27)

22

(28)

23

(29)

24

(30)

25

(31)

26

LAMPIRAN E

MSDS

(32)

27

(33)

28

(34)

29

(35)

30

(36)

31

(37)

32

(38)

33

(39)

34

(40)

35

(41)

36

(42)

37

(43)

38

(44)

39

(45)

40

(46)

41

(47)

42

(48)

43

(49)

44

(50)

45

(51)

46

(52)

47

(53)

48

(54)

49

(55)

50

(56)

51

(57)

52

(58)

53

(59)

54

(60)

55

(61)

56

(62)

57

(63)

58

(64)

59

(65)

60

(66)

61

(67)

62

(68)

63

(69)

64

(70)

65

(71)

66

(72)

67

(73)

68

(74)

69

(75)

70

(76)

71

(77)

72

(78)

73

(79)

74

(80)

75

(81)

76

(82)

77

(83)

78

(84)

79

(85)

80

(86)

81

(87)

82

(88)

83

(89)

84

(90)

85

(91)

86

(92)

87

(93)

88

(94)

89

(95)

90

(96)

91

(97)

92

(98)

93

(99)

94

(100)

95

(101)

96

(102)

97

(103)

98

(104)

99

(105)

100

(106)

101

(107)

102

(108)

103

Gambar

Gambar 3. 1 Rangkaian Alat a.  Labu leher tiga 100 ml
Gambar 3. 2 Diagram Alir Pembuatan Biodiesel Mulai
Gambar 3. 3 Diagram Alir Penentuan Angka Asam FFA dan Produk Mulai
Tabel 4. 2 Perhitungan Angka Asam, Konversi Reaksi terhadap Waktu Reaksi  Esterifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan Judul “ Rancang Bangun Alat Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Minyak Jelantah (Ditinjau Dari Temperatur Pemanasan Terhadap

Konsentrasi katalis dan suhu optimum pada reaksi esterifikasi menggunakan katalis zeolit alam aktif (ZAH) dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. Jurnal Nature

Hubungan kecepatan aduk terhadap konversi biodiesel dari minyak jelantah menggunakan katalis zeolit alam teraktifasi HCl pada reaksi esterifikasi dengan waktu

• Proses pembentukan biodiesel dari minyak biji karet berlangsung dalam 2 tahap, diawali dengan reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam untuk mengkonversi FFA

Konsentrasi katalis dan suhu optimum pada reaksi esterifikasi menggunakan katalis zeolit alam aktif (ZAH) dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. Jurnal Nature

Perbandingan laju alir CO2 dan fraksi CO2 Y0-1 dari analisa hempl dapat dilihat pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Kurva Perbandingan Laju Alir CO2 dan Fraksi CO2 dari Analisa Hempl pada Kolom

10 PRAKTIKUM VI PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN REAKSI ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI Tujuan : Untuk membuat biodiesel dari bahan baku dengan kandungan asam lemak bebas lebih

Pada periode ini harusnya dapat terjadi periode konstan karena pada tahap ini terjadi proses laju air yang berdifusi ke permukaan sebanding dengan air yang menguap pada permukaan bahan,