LAPORAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT KONVENSIONAL
ALAT BANTU PRODUKSI
Penyusun
Nama : Muhammad Haikal Ramadhan
Kelas : TIO 1
NIM : 1123002
Prodi : Teknik Industri Otomotif Semester : II ( Dua )
Dosen Pengampu : Hasan Sudradjat
POLITEKNIK STMI JAKARTA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
TAHUN 2024
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Penulisan Laporan Praktikum ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk penilaian Ujian Tengah Semester pada Mata Praktikum Alat Bantu Produksi. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari dosen pengampu dan instruktur pada masa praktikum Alat Bantu Produksi, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Hasan Sudrajat selaku dosen pengampu Mata Praktikum Alat Bantu Produksi
(2) Seluruh rekan-rekan kelas Teknik Industri Otomotif Satu Tahun Angkatan 2023 yang selaku menjadi tempat berdiskusi selama perkuliahan.
Serta kepada seluruh pihak terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berharap dan berdoa agar Allah SWT dapat memberikan balasan kebaikan yang lebih kepada seluruh pihak yang membantu pembuatan Laporan Praktikum ini.
Jakarta, 17 April 2024
z Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...iv
DAFTAR GAMBAR...v
BAB 1 PENDAHULUAN...6
BAB 2 ALAT DAN BAHAN...17
BAB 3 PROSEDUR KERJA...23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...25
BAB 5 KESIMPULAN...26
DAFTAR PUSTAKA...27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Definsi gambar 1.1...1 Gambar 1.2 Definsi gambar 1.2...3 Gambar 4.3 Definsi gambar 4.3...8
Ini adalah Contoh!! Sesuaikan dengan Laporan Anda!!
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang digunakan pada proses produksi suatu produk. Fungsi utama dari mesin bubut adalah untuk memproses benda kerja yang berbentuk silinder.
Prinsip kerja dari mesin bubut adalah memutar benda kerja pada kecepatan tertentu. Kemudian pahat potong bergerak mendekati benda kerja hingga menyentuh permukaan benda kerja dengan kecepatan tertentu.
Mesin bubut sangat berperan terutama di dalam industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponenkomponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi, poros, dan tromol.
Pada proses pembubutan perlu diperhatikan beberapa aspek untuk memperoleh hasil pembubutan yang maksimal antara lain pahat, kondisi mesin, pendingin dan material benda kerja.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang digunakan pada proses produksi suatu produk. Fungsi utama dari mesin bubut adalah untuk memproses benda kerja yang berbentuk silinder.
Prinsip kerja dari mesin bubut adalah memutar benda kerja pada kecepatan tertentu. Kemudian pahat potong bergerak mendekati benda kerja hingga menyentuh permukaan benda kerja dengan kecepatan tertentu.
Mesin bubut sangat berperan terutama di dalam industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponenkomponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi, poros, dan tromol. Pada proses pembubutan perlu diperhatikan beberapa aspek untuk memperoleh hasil pembubutan
yang maksimal antara lain pahat, kondisi mesin, pendingin dan material benda kerja.
Mesin Bubut banyak digunakan dalam bidang industri, oleh karena itu pembuatan komponen produk dalam industri sangat epenting terutama dalam pembentukan benda kerja menjadi sebuah part ataupun komponen dalam bidang industri terutama dalam bidang industri otomotif.
1.2.
Tujuan Praktikum
1. Mengamati dan memahami tentang spesifikasi Mesin Bubut Konvensional Dalian CDL6251
2. Mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari Mesin Bubut Konvensional Dalian CDL6251
3. Mengetahui cara pengoprasian Mesin Bubut Konvensional Dalian CDL6251
4. Mengetahui sumber-sumber error pada Mesin Bubut Konvensional Dalian CDL6251
1.3.
Tinjauan Pustaka
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata:
Denganbenda kerja yang berputar.
Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool).
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Ukuran mesin bubut adalah:
1. Panjang Alas (bed length)
2. Panjang mesin bubut, yaitu jarak antara spindle pada kepala tetap dengan spindle pada kepala lepas.
3. Tinggi mesin bubut, yaitu jarak antara garis penghubung spindle dengan alas = ½ Diameter maksmum benda kerja
Swing
Gambar 1.1
A. Jenis – jenis Mesin Bubut
Mesin Bubut Berdasarkan Dimensi 1. Mesin Bubut Ringan / portable lathe
Gambar 1.2
Digunakan untuk suatu pekerjaan ringan. Misalnya untuk memotong benda kecil dan keperluan rumah tanggaUkuran dari mesin ini relatif kecil dan cukup portablepanjang dari mesin ini kurang 1200 mm / 1,2 meter.
2. Mesin Bubut Sedang / medium lathe
Gambar 1,3
Kegunaan dari mesin ini juga jauh lebih kompleks. Bahkan dapat membubut material dengan diameter hingga 20 cm.
3. Mesin Bubut Standar / standard lathe
Gambar 1.4
Konstruksi dari mesin ini dilengkapi dengan lampu kerja, pendingin mesin, rem hingga tempat untuk menampung geram.
Untuk daya yang dihasilkan oleh mesin ini jauh lebih besar.
4. Mesin Bubut Meja Panjang / long bed lathe
Gambar 1.5
Mesin ini dilengkapi dengan roda gigi dan tingkat kecepatannya juga sangat maksimal. Mesin bubut ini khusus untuk digunakan di pabrik – pabrik besar.
Mesin Bubut Berdasarkan Prinsip Kerja 1. Mesin Bubut Center / centre lathe
Gambar 1.6
Cara Kerja dari mesin ini yaitu menggunakan sebuah poros spindle. Poros spindle tersebut mempunyai suatu chuk yang berahang dan di satu sisi berfungsi sebagai alat untuk mencengkram material.
2. Mesin Bubut Sabuk
Gambar 1.7
Bagian utama dari mesin ini yaitu roda gigi yang telah dilingkari sabuk. Karena bagian tersebut menjadi kunci dalam pemotongan material dan pembuatan ulir.
3. Mesin Bubut Boring Milling dan Vertikal Turning
Gambar 1.8
Pengoperasian secara otomatis, hanya perlu mengatur bentuk akhir dari potongan yang dibutuhkan.
4. Mesin Bubut Turret
Untuk mesin bubut ini dapat digunakan pada material yang berbentuk piringan/bentuk datar. Jadi tidak dapat digunakan pada material dengan bentuk balok/ silinder. Mesin bekerja secara
otomatis, cara kerjanya lebih kompleks dari mesin bubut voting milling dan vertical turning. Karakter pada mesin ini dapat melakukan operasional secara berurutan. Mesin Bubut Turret memiliki 2 spesifikasi yaitu, Turret Sadel dan Turret Vertikal.
- Mesin Bubut Turret Sadel
Gambar 1.9
Pada mesin ini terdapat sebuah sadel. Sadel tersebut mempunyai fungsi khusus dalam pengaturan hingga pengoperasian material secara identik.
- Mesin Bubut Turret Vertikal
Gambar 2.0
Ciri khas pada mesin ini yaitu dalam memegang pahatan menggunakan pengaturan turret. Mesin ini terdiri dari pencengkram dengan posisi horizontal, sebagai tambahan, pada bagian turret dipasang di atas rel penyilang.
B. Bagian – bagian Mesin Bubut
Mesin Bubut memiliki beberapa bagian utama pada mesin yang dioperasikan yaitu: Alas Mesin, Kepala Tetap, Kepala Lepas, Eretan, Ragum atau Cekam, dan Pahat.
Gambar 2.1 1. Alas Mesin
Alas Mesin adalah kerangka utama mesin bubut yang di atas kerangka tersebut terdapat eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak adapun alur alas mesin (bed) berbentuk V, datar atau rata.
Alas yang bentuknya memanjang ini juga merupakan tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat diwaktu membubut.
Permukaanya rata dan halus sehingga melancarkan gerakan eretan atau pun kepala lepas.
Gambar 2.2 Guna alat ini adalah :
Sebagai tempat kedudukan kepala lepas.
Sebagai tempat kedudukan eretan (carriage atau support).
Sebagai tempat kedudukan penyangga diam ( steady rest).
2. Kepala Tetap
Kepala tetap adalah bagian mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin dan bagian inilah yang memutarkan benda
kerja. Didalamnya terdapat satu seri roda gigi serta roda tingkat atau roda tunggal, roda tingkat ini biasanya terdiri dari tiga atau empat buah keping dengan garis tengah yang berlainan dan diputar oleh suatu motor yang letaknya dibawah atau disamping roda. Didalam kepala tetap spindle utama terpasang pada bantalan, fungsinya untuk memindahkan putaran ke benda kerja.
Gambar 2.3
3. Kepala Lepas
4. Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dan dipasang diatas alas mesin. Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan reamer. Kepala lepas dilengkapi dengan kerucut morse gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti : Bor, Reamer, senter jalan dan lain-lain. Kepala lepas juga ada yang selubungnya digerakan dengan hidrolik atau kompresor udara, untuk ini tekanan pada benda kerja dapat sama rata
Gambar 2.4 5. Eretan
Eretan Merupakan bagian yang digunakan untuk Pergerakan pada tools untuk mengarah pada arah yang dituju. Eretan terdapat beberapa bagian yaitu;
Eretan alas adalah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan bergerak kekiri atau kekanan sepanjang alas, didalam eteran alas terdapat alat-alat mekanik untuk menggerakan eretan tersebut secara otomatis ataupun digerakan dengan tangan. Guna eretan alas antara lain untuk memberikan panjang pemakanan yang di lakukan oleh pahat.
Eretan lintang
Eretan lintang letaknya diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas, eretan lintang proses kerjanya menjauhi atau mendekati benda kerja baik diputar ataupun secara otomatis.
Guna eretan lintang adalah untuk memberikan tebal pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat pada saat proses pengerjaan.
Eretan atas
Eretan atas letaknya diatas eretan lintang, pada eretan atas terpasang rumah pahat (tool post) yang gunanya untuk memasang pahat bubut, kedudukan eretan ini dapat diubah-ubah atau diputar 360º sesuai dengan yang kita kerjakan.
6. Pencekam / Cakram
Pencekam / Cakram memiliki 2 jenis yaitu Rahang 3 (otomatis) dan Rahang 4 (manual). Pencekam / Cakram berfungsi sebagai Pengikat benda kerja yang akan dibubut pada proses pengerjaan membuat suatu komponen atau part.
Gambar 2.5 7. Pahat
Pahat bubut adalah salah satu peralatan esensial dalam dunia permesinan. Untuk mereka yang bekerja di bidang ini, alat ini tak hanya sekadar alat, melainkan kunci untuk menciptakan komponen- komponen mesin dengan presisi tinggi. Pahat memiliki fungsi yaitu;
memotong benda kerja, membuat permukaan menjadi halus, membuat ulir, dan membuat chamfer pada benda kerja. Pahat juga memiliki beberapa jenis yaitu; pahat rata kanan, pahat rata kiri, pahat muka, pahat potong, pahat ulir, pahat alur, pahat bentuk, pahat chamfer, pahat rata dalam, pahat facing dalam, pahat ulir dalam, dan pahat alur dalam.
Gambar 2.6 BAB 2
ALAT DAN BAHAN 2.1.
Alat
Mesin bubut konvensional adalah mesin perkakas yang digunakan untuk memotong, membentuk, atau menghaluskan benda kerja yang diputar. Mesin ini memiliki fitur dasar seperti spindle (poros pemutar), chuck (pengait benda kerja), alat pemotong (pahat), dan carriage (gerak maju-mundur). Operator secara manual mengontrol gerakan alat pemotong menggunakan tuas atau pegangan, sehingga membentuk benda kerja sesuai dengan desain yang diinginkan. Mesin bubut konvensional berbeda dengan mesin bubut CNC (Computer Numerical Control), yang menggunakan kontrol komputer untuk mengatur gerakan alat pemotong. Meskipun teknologi CNC lebih canggih dan sering digunakan dalam industri modern, mesin bubut konvensional masih memiliki tempatnya dalam aplikasi khusus, pendidikan, dan pembelajaran dasar proses pembentukan produk atau benda kerja.
Dalian CDL6251 1500 mm Lathe Machine
SPESIFIKASI MESIN
Pabrikan Dalian
Model CDL6251
Kondisi Digunakan
Membuat Dalian
(Tiongkok)
Model CDL6251
Tinggi Tengah 255mm
Maks. Durasi
Pekerjaan 1500mm
Maks. Diameter Pekerjaan di atas
Tempat Tidur 510mm
Maks. Diameter Pekerjaan pada
Cross-Slide 330mm
Kecepatan Spindel
16 rpm hingga 1600 rpm Lebar Tempat
Tidur 300mm
Lubang Spindel 82mm
Maks. Diameter Pekerjaan di
Celah 730mm
Diameter Chuck 250mm
2.2.
Bahan
A. Bahan Benda Kerja
Mesin bubut Dalian CDL6251, seperti kebanyakan mesin bubut konvensional, dapat digunakan untuk memproses berbagai jenis material logam dan non-logam. Berikut adalah beberapa material yang umumnya dapat diolah menggunakan mesin bubut seperti CDL6251:
1. Logam:
Baja karbon: Material yang umum digunakan dalam manufaktur umum.
Baja paduan: Lebih keras dan tahan aus daripada baja karbon, cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kekuatan tambahan.
Stainless steel: Tahan terhadap korosi dan memiliki sifat mekanis yang baik.
Aluminium: Ringan dan memiliki konduktivitas panas yang baik.
Tembaga: Tahan terhadap korosi dan memiliki konduktivitas listrik yang tinggi.
Baja tahan karat: Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan ketahanan terhadap korosi.
2. Non-logam:
Plastik: Beberapa jenis plastik dapat diolah menggunakan alat pemotong yang sesuai.
Kayu: Mesin bubut dapat digunakan untuk memproses kayu untuk berbagai aplikasi pembuatan furnitur atau kerajinan.
Penting untuk memperhatikan bahwa ketika memilih material untuk diproses dengan mesin bubut, penting untuk memilih kecepatan pemotongan, pahat yang tepat, dan teknik pemotongan yang sesuai untuk setiap jenis material tersebut. Selain itu, keamanan dan pemeliharaan mesin juga perlu dipertimbangkan agar dapat memperoleh hasil kerja yang optimal dan memperpanjang umur mesin.
B. Bahan Pahat
1. Baja Karbon Tinggi ( High Carbon Steels )
Pahat ini mengandung karbon 0,7% – 1,4% dan tanpa campuran unsur (Mn, W, Cr). Baja ini mempunyai kemapuan yang baik untuk dikeraskan dengan perlakuan panas yang sesuai. Dapat mencapai kekerasan yang sangat tinggi. Pada kekerasan maksimum, baja akan
luluh pada temperatur 300 °C. Pahat ini akan kehilangan kekerasannya, sehingga tidak cocok untuk bahan yang dikeraskan dengan kecepatan potong yang tinggi. Cocok untuk bahan yang lunak, seperti kayu.
2. Baja Kecepatan Tinggi ( High Speed Steels )
Baja kecepatan yang tinggi mempunyai kemampuan yang tinggi.
Mampu dikeraskan dengan baik (harden) dan tahan pada temperatur 300 C°. Kemampuan pahat untuk mencegah kelunakan pada suhu yang tinggi disebut kekerasan merah, dikembangkan pada tahun 1900 oleh FW TAILOR dengan menambahkan wolfram 18% dan chrome 5,5% kepada baja sebagai paduan. Paduan lain yang biasa dipakai adalah vanadium, molibdenum, dan cobalt. Pahat ini juga mempunyai kemampuan yang baik untuk kecepatan tinggi, gaya yang besar, dan suhu yang tinggi. Oleh sebab itu, pahat HSS sering digunakan dalam proses mesin bubut, mesin skrap, dan mesin gurdi.
Di bawah ini adalah macam-macam baja HSS serta kandungan campurannya:
A. HSS 18-4-1 mengandung :
Wolfram 18%
Chrome 4%
Vanadium 1%
B. HSS Molibdenum mengandung :
Wolfram 6%
Molibdenum 6%
Chrome 4%
Vanadium 2%
C. HSS Sangat tinggi mengandung :
Cobalt 2%-15%
Wolfram 20%
Chrome 4%
Vanadium 2%
3. Paduan Cor Bukan Besi ( Cast Non Ferrous Alloy )
Yaitu paduan cor yang mengandung fram cobalt dan wolfram dengan presentase lebih mudah. Bahan yang baik untuk bahan potong paduan yang lain adalah kalium karbida dan molibdenum atau boron yang dibentuk dengan cara dicor, mempunyai kekerasan yang lebih tinggi dan mampu memindahkan keping potong pada pahat yang baik dengan temperatur 925 °C. Bahan dapat digunakan pada kecepatan potong dua kali kecepatan bahan HSS untuk hantaran yang sama, tetapi bahan ini sangat rapuh. Pembuatannya dengan cara di-cor karena bentuknya rumit dengan cetakan kramik
atau logam. Kemudian, diselesaikan dengan gerinda. Besarnya paduan adalah:
Wolfram = 12% – 15%
Cobalt = 40% – 50%
Chrome = 13% – 15%
Kemampuan bahan ini terletak pada kecepatan tinggi dengan karbida yang mempunyai efisiensi pemotongan.
4. Carbida ( Cemented Carbide )
Adalah jenis pahat yang disemen dengan bahan padat dan dibuat dengan cara sintering serbuk karbida, antara lain nitrida dan oksida dengan bahan pengikat yang umumnya dari kobalt (Co).
hot hardness karbida yang disemen akan menurun jika hanya terjadi perlunakan pada elemen pengikat. Semakin besar tingkat presentase pengikat (Co) maka yang terjadi kekerasannya akan menurun. Namun, sebaliknya keuletannya akan meningkat. Modulus elastisitasnya akan tinggi dengan berat jenisnnya. Koefisien muainya
½ kali dari baja dan konduktivitas. Panasnya sekitar 2 hingga 3 kali dari konduktivitas panas pahat HSS. Pahat karbida memiliki 3 jenis sisipan, antara lain:
Karbida tungsten paduan (WC-TiC+Co;WC-TaC-TiC+Co;
WC-TaC+Co; WC-TiC-TiN+Co; TiC+Ni, Mo), yaitu jenis pahat karbida yang digunakan sebagai alat memotong baja (steel cutting grade).
Karbida tungsten (WC+Co) adalah jenis pahat karbida yang digunakan sebagai alat memotong besi tuang (cast iron cutting grade).
Karbida lapis (coated cemented carbide) adalah pahat carbida tungsten yang dilapisi dengan beberapa lapis karbida, nitrida oksida lain yang lebih rapuh tetapi hot harnes tinggi.
5. Intan ( Diamond )
Merupakan hasil proses sintering pada serbuk intan tiruan dengan bahan pengikat cobalt 5% - 10%. Hot hardness yang tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Besarnya butiran intan serta persentase dan komposisi dari material pengikat memengaruhi sifat-sifat pahat.
Dikarenakan jika intan sudah dalam keadaan pada temperatur tinggi maka akan mengalami grafit dan akan mudah terdifusi menjadi atom besi. Intan tidak cocok untuk untuk memotong material yang
mengandung besi atau ferrous. Hanya cocok digunakan pada material non-ferrous, seperti Al alloy, Cu alloy, plastic, dan rubber.
6. Keramik ( Ceramic )
Merupakan jenis pahat dengan paduan metalik dan non-metalik, atau bisa juga dikatakan sebuah pahat dengan paduan semua
material, kecuali metal dan meterial organik. Pahat keramik memilki sifat, seperti kekerasan yang cukup tinggi, tetapi relatif rapuh
sehingga memengaruhi penggunaannya yang cukup terbatas. Pahat keramik cocok digunakan untuk memotong bahan bukan besi dan bukan fiber glass.
- Pengaturan Posisi Pahat
Gambar 2..7 Gambar 2.7
Bila posisi pahat:
Lebih tinggi dari sumbu benda kerja, maka pahat tidak akan memotong benda kerja;
Lebih renda dari sumbu benda kerja, maka pada akhir pemotongan akan terdapat sisa benda kerja berupa silinder kecil.
C.Jenis Pahat
1. Jenis Pahat bubut rata
Pahat bubut rata digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang memanjang atau sering disebut dengan membubut lurus. Prinsip kerja dari penggunaan pahat bubut rata adalah dengan menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja kemudian menggerakannya dengan menggunakan eretan bawah
2. Jenis Pahat bubut sisi/muka
Pahat bubut sisi/muka digunakan untuk membubut pada permukaan pada posisi melintang diameter benda kerja. Prinsip kerja dari penggunaan pahat bubut sisi/muka adalah dengan menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja ke arah titik pusat diameter benda kerja atau sebaliknya
tergantung arah putaran spindel mesin. Pergerakan pahat biasanya menggunakan eretan lintang mesin bubut.
Gambar 2.8
3. Jenis Pahat bubut alur
Pahat bubut alur digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan benda kerja. Bentuk profil dan ukuran alur menyesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
4. Jenis Pahat bubut potong
Pahat bubut potong digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga ukuran panjang tertentu.
5. Jenis Pahat bubut champer
Pahat bubut champer digunakan untuk menchamper pada ujung permukaan benda kerja. Besar sudut champer pada umumnya adalah 45º.
6. Jenis Pahat bubut ulir
Pahat bubut ulir digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Bentuk profil pahat ulir ini tergantung dengan jenis ulir yang akan dibuat.
7. Jenis pahat bubut dalam
Beberapa proses pembubutan juga ada yang dikerjakan pada sisi diameter dalam, sehingga memerlukan berbagai pahat bubut untuk pengerjaan dalam. Penamaan pahat bubut dalam berdasarkan bentuk profil dan fungsinya adalah sebagai berikut:
(1) pahat bubut rata dalam untuk membubut memanjang diameter dalam, (2) pahat bubut siku dalam untuk membubut siku/facing dalam,
(3) pahat alur dalam,
(4) pahat radius dalam untuk membuat alur yang memiliki radius, (5) pahat ulir dalam
(6) pahat boring (untuk melebarkan lubang).
BAB 3
PROSEDUR KERJA
3.1 Langkah-Langkah Kerja A. Proses Pengoperaisan Mesin
Mesin bubut konvensional adalah alat yang digunakan untuk memotong, membentuk, dan menghaluskan benda kerja yang berputar menggunakan alat potong. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam menggunakan mesin bubut konvensional:
1. Persiapan
Pemeriksaan Keselamatan:
- Pastikan semua perangkat keselamatan seperti pelindung alat potong, tombol darurat, dan pengaman mesin dalam kondisi baik dan berfungsi dengan baik.
- Pastikan area kerja bebas dari hambatan dan serpihan logam yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Pemeriksaan Benda Kerja:
- Pastikan benda kerja dalam kondisi yang sesuai untuk proses bubut, tanpa cacat besar atau ketidakrataan yang signifikan.
- Bersihkan permukaan benda kerja dari kotoran atau minyak yang dapat mengganggu proses pemotongan.
Pengaturan Benda Kerja:
- Pasang benda kerja di chuck mesin bubut, pastikan kencang dan terpusat secara akurat.
- Gunakan peralatan pengukur seperti penjepit kerja atau penggaris pusat untuk memastikan posisi benda kerja yang tepat.
2. Pemilihan dan Persiapan Alat Potong
Pemilihan Alat Potong:
- Pilih alat potong yang sesuai untuk jenis material benda kerja dan
- Periksa kondisi alat potong untuk memastikan tajam dan bebas dari kerusakan.
Pemasangan Alat Potong:
- Pasang alat potong ke holder atau posisi yang sesuai pada mesin bubut.
- Pastikan alat potong terpasang dengan kokoh dan benar-benar terkunci.
Penyetelan Alat Potong:
- Atur sudut potong, arah pemakanan, dan kedalaman potong sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan untuk benda kerja dan operasi yang dilakukan.
3. Penyetelan Mesin
Penyetelan Kecepatan Putaran:
- Tentukan kecepatan putaran spindle sesuai dengan diameter alat potong dan jenis material yang akan dipotong.
- Periksa tabel kecepatan pemotongan yang disediakan oleh produsen mesin atau referensi lainnya.
Penyetelan Sumbu:
- Tentukan sumbu X, Y, dan Z sesuai dengan koordinat yang diperlukan untuk pemotongan yang diinginkan.
- Pastikan semua pengunci sumbu terkunci dengan aman untuk mencegah pergeseran selama operasi.
4. Pelaksanaan Pemotongan
Mulai Mesin:
- Aktifkan mesin bubut dan pastikan semua pengaturan telah disetel dengan benar.
- Periksa kembali semua pengaturan sebelum memulai proses pemotongan.
Pemotongan Awal:
- Mulai dengan kecepatan putaran rendah dan pemakanan lambat untuk membuat pemotongan awal.
- Pantau proses pemotongan dan pastikan benda kerja dan alat potong beroperasi dengan baik.
Pemotongan Utama:
- Setelah pemotongan awal berhasil, tingkatkan kecepatan putaran dan pemakanan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pemotongan.
- Gunakan cairan pendingin untuk mendinginkan alat potong dan benda kerja serta mengurangi gesekan.
Pantau Proses:
- Awasi kondisi mesin dan benda kerja secara teratur selama proses pemotongan.
- Perhatikan tanda-tanda keausan pada alat potong dan pertanda- pertanda potensi masalah lainnya.
5. Penyelesaian dan Evaluasi
Selesaikan Pemotongan:
- Setelah proses pemotongan selesai, matikan mesin bubut.
- Angkat benda kerja dari chuck dan periksa hasil pemotongan.
Evaluasi Kualitas:
- Periksa dimensi, kehalusan permukaan, dan akurasi geometri benda kerja sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
- Catat dan dokumentasikan hasil pemotongan untuk referensi dan evaluasi selanjutnya.
6. Pembersihan dan Perawatan
Pembersihan Mesin:
- Bersihkan sisa-sisa serpihan logam, minyak, dan cairan pendingin dari mesin bubut.
- Pastikan mesin dalam kondisi bersih dan siap digunakan untuk operasi berikutnya.
Perawatan Mesin:
- Lakukan pelumasan yang diperlukan pada komponen mesin untuk memastikan kinerja yang optimal.
- Periksa dan ganti alat potong yang aus, serta lakukan perawatan preventif lainnya sesuai jadwal yang ditetapkan.
Langkah-langkah di atas memberikan panduan rinci untuk prosedur kerja mesin bubut konvensional. Penting untuk mengikuti prosedur ini dengan hati-hati dan memperhatikan detail-detail kecil untuk mendapatkan hasil yang optimal dan menjaga keselamatan selama operasi.
B. Parameter Utama Pengoperasian Mesin
Pada Proses Pengoperasian Mesin Bubut Konvensional terdapat Parameter penting dalam proses pengerjannya yaitu;
kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor lainnya seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada Mesin Bubut.
1. Kecepatan Putar, n (Speed)
Berhubungan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja.
Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (Rotations Per Minute/RPM). Akan tetapi dalam proses bubut yang diutamakan adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja (keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar), dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain itu faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong, karena pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja Mild Steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit.
2. Gerak makan, f (Feed)
Adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja,
material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong.
3. Kedalaman potong, a (Depth of Cut)
Adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Ketika pahat memotong sedalam x, maka diameter benda kerja akan berkurang 2x, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mesin bubut konvensional adalah salah satu mesin perkakas yang penting dalam dunia manufaktur dan permesinan. Dalam mesin ini, proses pembubutan dilakukan secara manual dengan menggunakan pahat yang dipasang pada tool post. Mesin bubut konvensional umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, seperti spindle yang memutar benda kerja, carriage yang menggerakkan pahat sepanjang sumbu panjang, cross-slide yang mengatur kedalaman potongan, serta tool post tempat pahat dipasang. Selain itu, terdapat juga bagian tailstock yang digunakan untuk mendukung benda kerja dan chuck yang memegang benda kerja pada spindle. Mesin bubut konvensional biasanya digunakan untuk memproduksi komponen dengan tingkat presisi tertentu, seperti poros, baut, atau komponen mekanis lainnya. Meskipun teknologi CNC semakin luas digunakan, mesin bubut konvensional masih memiliki peran penting dalam beberapa aplikasi khusus dan sebagai alat pembelajaran untuk memahami konsep dasar pembubutan.
1. Pengoperasian Mesin
Gambar kerja teknik, sering kali disebut sebagai blueprint, adalah representasi visual yang sangat penting dalam proses perancangan dan manufaktur. Gambar ini menyediakan detail yang diperlukan untuk menghasilkan komponen atau objek dengan presisi yang diinginkan. Biasanya dibuat menggunakan perangkat lunak desain komputer seperti AutoCAD atau SolidWorks, gambar kerja teknik menggambarkan objek secara detail, termasuk dimensi, toleransi, material, dan instruksi khusus lainnya. Dimensi yang ditambahkan memberikan informasi tentang ukuran dan bentuk objek, sementara toleransi menentukan rentang variabilitas yang diperbolehkan selama proses produksi. Anotasi tambahan,
seperti deskripsi material atau instruksi perakitan, juga disertakan untuk memastikan pemahaman yang jelas dan akurat. Dengan demikian, gambar kerja teknik menjadi panduan penting bagi para operator mesin dan pembuat untuk menciptakan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Gambar 2.9 2. Langkah Kerja Mesin
Gambar 3.0
Langkah kerja
Proses pembuatan part / produk;
1. Pelajari gambar kerja dengan seksama.
2. Tentukan bagian yang ingin di turning terlebih dahulu.
3. Mulai ke proses permesinan.
4. Masukan raw material ke mesin lathe ( Pada bagian Chuck 3 rahang (benda silindris)) dengan Minimal 15 mm.
5. Masukan Pahat pahat yang ingin digunakan ke tools post.
6. Nyalakan Mesin Lathe lalu mulai proses turning.
7. Facing benda kerja sebanyak 1 mm.
8. Roughing benda kerja dari D0 26 ke dy 25 dan dy 16.
9. Chamfering benda, kerja, Pada, benda kerja yang lancip sebesar 6 mm.
10.Setelah itu Finishing pada bagian tersebut sebesar 1 mm.
11.Putar benda kerja ke bagian yang satunya.
12.Facing benda kerja sebanyak 1 mm.
13.Chamfering benda, kerja, Pada, benda kerja yang lancip sebesar 6 mm.
14.Terakhir Finishing pada bagian tersebut sebesar 1 mm.
3. Hasil Part / Produk
Hasil pembubutan adalah hasil akhir dari proses mekanis di mana sebuah benda kerja diubah bentuknya melalui pemotongan atau penghilangan material menggunakan mesin bubut. Hasil ini mencakup berbagai aspek, termasuk dimensi, toleransi, dan kualitas permukaan benda kerja. Mesin bubut konvensional yang akurat akan menghasilkan benda kerja yang sesuai dengan dimensi dan bentuk yang diinginkan sesuai dengan spesifikasi dalam gambar kerja teknik. Untuk mencapai tingkat presisi dan akurasi yang tinggi, beberapa faktor harus dipertimbangkan. Ini termasuk kualitas mesin dan alat potong, pemeliharaan mesin yang teratur, pengaturan yang tepat dari kecepatan putaran spindle, makan, dan kedalaman pemotongan, serta keterampilan dan pengalaman operator. Selain itu, kontrol kualitas yang ketat selama proses pembubutan dan pengukuran akhir benda kerja juga penting untuk memastikan bahwa hasil memenuhi standar yang diharapkan.
Gambar 3.1 Gambar 3.2
BAB 5 KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Mesin bubut konvensional tetap menjadi pilihan yang relevan dalam industri manufaktur meskipun telah ada perkembangan teknologi CNC (Computer Numerical Control). Kesimpulan dari hal ini adalah bahwa mesin bubut konvensional masih memiliki keunggulan dalam beberapa konteks tertentu. Meskipun prosesnya lebih manual dan memerlukan keahlian khusus dari operator, mesin bubut konvensional tetap menjadi pilihan yang ekonomis untuk produksi dalam jumlah kecil, atau untuk pembuatan prototipe yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi. Selain itu, mesin bubut konvensional sering kali lebih mudah diperbaiki dan dipelihara daripada mesin CNC yang kompleks. Namun, penggunaan mesin bubut konvensional juga memiliki keterbatasan dalam hal presisi dan efisiensi produksi jika dibandingkan dengan mesin CNC yang dapat melakukan operasi secara otomatis dan lebih cepat. Oleh karena itu, kesimpulannya adalah bahwa sementara mesin bubut konvensional masih memiliki tempatnya dalam industri manufaktur, penggunaannya harus dipertimbangkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan produksi yang spesifik.
5.2.
Saran
Dalam menggunakan Mesin Bubut adalah mempertimbangkan dengan cermat kebutuhan dan tujuan produksi Anda sebelum membuat keputusan. Pertama, pastikan untuk mengevaluasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan volume produksi yang diharapkan. Jika Anda melakukan produksi dalam jumlah kecil atau
membutuhkan fleksibilitas tinggi dalam proses produksi, mesin bubut konvensional mungkin merupakan pilihan yang tepat.
Selanjutnya, pertimbangkan tingkat keahlian operator yang tersedia di perusahaan Anda. Mesin bubut konvensional memerlukan keterampilan khusus dalam menyiapkan dan menjalankan operasinya, jadi pastikan bahwa operator memiliki pelatihan yang memadai. Selain itu, perhatikan juga anggaran yang Anda miliki.
Mesin bubut konvensional cenderung lebih terjangkau daripada mesin CNC, namun perlu diingat bahwa biaya operasional dan produktivitas juga harus dipertimbangkan dalam jangka panjang.
Terakhir, pastikan untuk merawat mesin bubut konvensional secara teratur agar tetap berkinerja optimal. Hal ini meliputi pemeliharaan rutin, pemeriksaan berkala, dan penggantian suku cadang yang diperlukan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang penggunaan mesin bubut konvensional dalam operasi manufaktur Anda.
DAFTAR PUSTAKA