• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Praktikum Bubut Feldy Anggria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Praktikum Bubut Feldy Anggria"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES PRODUKSI I

MESIN BUBUT

Disusun Oleh

FELDY ANGGRIA

1107114360

LABORATORIUM TEKNOLGI PRODUKSI

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNyalah penulis dapat dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum yang diperuntukkan sebagai syarat untuk dapat melengkapi tugas kuliah Pproses Produksi I tentang “MESIN BUBUT”.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan akhir praktikum ini, sehingga laporan ini dapat diselesaikan sebaik mungkin dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini di hari kedepannya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat,dan atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 26 Desember 2012

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR NOTASI... vi BAB I1 PENDAHULUAN1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan... 1 1.3 Manfaat... 1 1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB 11 TEORI DASAR 2.1 Pengertian ... 3

2.2 Prinsip dan Cara Kerja Mesin Bubut ... 5

2.3 Jenis-Jenis Mesin Bubut ... 10

2.4 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut ... 12

2.5 Alat Kelengkapan Mesin Bubut ... 14

2.6 Elemen-Elemen Dasar Pemesinan ... 20

2.7 Coolent dan Toleransi ... 22

2.7.1Coolent... 22

2.7.2 Tolereansi ... 23

BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat ... 24

3.2 Bahan ... 27

BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1 Prosedur Umum... 28

4.1.1 Persiapan Sebelum Membubut ... 28

4.1.2 Selama Proses Pembubutan ... 28

(4)

iii

4.2 Prosedur Benda Kerja... 29

4.2.1 Pengerjaan Bagian 1 : Pemotongan benda kerja dari ... 29

panjang awal 76 mm menjadi 72 mm ... 29

4.2.2 Pengerjaan bagian 2 : pemakanan sebesar 3,4 mm dari ... 30

d0 = 25,4 mm menjadi dm = 22 mm. ... 30

4.2.3 Pengerjaan Bagian 3 : Pembuatan fillet 2 mm x 45º... 31

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Perhitungan... 33

5.1.1 Benda kerja ... 33

5.1.2 Perhitungan menggunakan 5 elemen dasar pemesinan ... 33

5.2 Analisa ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 36

6.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

2.7.1 Coolent ... 22

2.7.2 Tolereansi ... 23

4.1.1 Persiapan Sebelum Membubut ... 28

4.1.2 Selama Proses Pembubutan ... 28

4.1.3 Setelah Proses Pembubutan ... 29

4.2.1 Pengerjaan Bagian 1 : Pemotongan benda kerja dari ... 29

panjang awal 76 mm menjadi 72 mm ... 29

4.2.2 Pengerjaan bagian 2 : pemakanan sebesar 3,4 mm dari ... 30

d0 = 25,4 mm menjadi dm = 22 mm... 30

4.2.3 Pengerjaan Bagian 3 : Pembuatan fillet 2 mm x 45º ... 31

5.1.1 Benda kerja ... 33

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Pembubutan Sudut Tirus ... 38

Tabel 6.2 Kecepatan putaran spindel mesin bubut GDW LZ 350 ... 39

Tabel 6.3 Ukuran linier dari variasi yang diinginkan ... 39

Tabel 6.3 Lambang dan Jenis Toleransi ... 40

Tabel 6.4 Kecepatan potong dan gerak pemakanan untuk ... 41

Proses pemesinan (feet/min )... 41

(7)

vi

DAFTAR NOTASI

Simbol Satuan Keterangan

d0 mm diamater awal

dm mm diameter akhir

lt mm panjang pemesinan

a mm kedalaman potong

f mm/putaran gerak makan

n rotasi per menit putaran poros utama V m/min kecepatan potong

Vf m/min kecepatan makan

tc min waktu pemotongan

Z cm3/min kec. penghasil geram

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

proses produksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mesin-mesin yang berkaitan erat dengan kegiatan produksi khususnya pada bidang industri.Selain mempelajari tentang definisi dari suatu mesin, ilmu ini juga menerangkan cara pengguanaan dan pengoperasian baik dari mesin konvensial maupun non konvensional.

Ssalah satu mesin produksi yang digunakan yakni mesin bubut,mesin bubut digunakan dalam industri baik skala kecil maupun,sedang maupun besar.

Hal tersebut dilakukan karena proses produksi pada dunia industri tidak pernah lepas dari alat dan mesin-mesin sebagai teknologi dasar yang digunakan dalam kegiatan produksi.Setelah mengetahui dan memahami tekonologi tersebut,maka dengan pemahaman yang lebih dapat mengoptimalakan solusi dan menghadapi hambatan-hambatan yang ada selama kegiatan produksi tersebut berlangsung,sehingga dapat menghasilkan suatau produk yang baik.

1.2 Tujuan

1. Praktikan mampu mempraktekkan teori yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Praktikan Mampu mengoperasikan mesin bubut dengan baik dan benar.

3. Praktikan Mampu memahami komponen-komponen mesin bubut serta fungsinya.

4. Praktikan Mampu memahami dan mengerti gambar kerja

5. Praktikan mampu menguasai pembubutan dengan baik dan benar.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ini adalah agar praktikan dapat memahami dan mengerti lebih baik tentang mesin bubut, baik dari segi kegunaan komponen-komponen,gambar,bentuk-bentuk pahatnya,sampai cara mengoperasikan mesin bubut itu sendiri.Sehingga mampu menghasilkan suatu produk yang berguna dari proses pembubutan.

(9)

2

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan Llatar belakang, Tujuan, Manfaat Serta Sitematika penulisannya.

BAB II TEORI DASAR

Bab ini berisikan tentang teori yang mendasar dari mesin bubut yakni pengertian mesin bubut,Prinsip dan cara kerja mesin bubut,jenis-jenis mesin bubut, bagian-bagian utama mesin bubut, Alat kelengkapan mesin bubut, elemen dasar pemesinan serta coolent dan toleransi.

BAB III ALAT DAN BAHAN

Bab ini berisikan tentang alat dan bahan yang digunakan selama proses pembubutan

BAB IV PROSEDUR KERJA

Bab ini berisikan tentang prosedur kerja dalam proses pembubuta yang terdiri dari prosedur umum dan prosedur benda kerja.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisikan Perhitungan dan analisa dalam proses pembubutan ini. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan Kesimpulan dan saran dalam proses pembubutan ini, serta Daftar isi dan Lampiran

(10)

3

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian

Mesin Bubut adalah salah satu jenis mesin produksi yang digunakan untuk

membuat produk yang berbentuk silindris, Mesin Bubut merupakan suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Gambar 2.1 Mesin Bubut

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros ulir dengan poros spindle.

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

(11)

4

Gambar 2.2 Proses Pembubutan

Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut otomatis dan mesin bubut manual. mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer, sedangakan Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung.

Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik)

Mesin bubut biasanya Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Selai itu ukuran yang

(12)

5

diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang bangku, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut.

2.2 Prinsip dan Cara Kerja Mesin Bubut

Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja di jepit pada chuck yang diputar oleh poros utama, kemudian pisau bubut akan dikenakan pada benda kerja, dimana pisau bubut bergerak memanjang dan melintang.Dari kerja ini dihasilkan sayatan dan bentuk benda kerja yang umumnya simetris.

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain : - membubut luar - membubut dalam - membubut tirus - membubut permukaan - memotong - membuat ulir

(13)

6

Gambar 2.3 Posisi Pembubutan

Proses yang dapat dilakukan pada pembubutan ada beberapa macam, yaitu: 1. Pembubutan memanjang

Pembubutan memanjang adalah gerakan pahat sejajar dengan sumbu utama benda kerja.

Gambar 2.4 Pembubutan Memanjang

2. Pembubutan Silindris

Benda disangga di antara kedua pusatnya. 3. Pengerjaan Tepi (Facing)

Ialah apabila permukaan harus dipotong padapembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.

(14)

7 4. Membubut Tirus

Pembubutan tirus adalah proses pembubutan yang menghasilkan benda kerja yang berbentuk tirus,untuk membuat tirus luar maupun dalam menggunakan cara:

 Menggunakan eretan atas

Untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis,maka perlu digunakan rumussebagai berikut:

Rumus : Membuat tirus dengan eretan atas

Tangen a

Dimana : D= Diameter besar d = Diameter kecil P = Panjang tirus

Gambar 2.6 Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan eretan atas, gerakkan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah.

Pengerjaan dengan cara ini, memakan waktu cukup lama (ulir eretan atas kisarnya lebih kecil dari pada ulir transportir).Setelah diketahui tg a, maka besar sudut X dapat dilihat pada daftar pembuatan sudut tirus.Dimana pada daftar pembuatan tirus angka tg di dalam tabel dimana untuk :

(15)

8 X no 1-84 dalam per 1000 (/1000) X no 85-89 dalam per 100 (/100)

Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar dengan sudut kecil dapat dilakukan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : P = Panjang seluruh kerjaan

P = Panjang Tirus

D = Diameter besar

d = Diameter Kecil

X = Pergeseran dari kepala lepas

 Menggunakan Tapperattachment

Untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan menggunakan rumus cara pertama.Dengan menggunakan alat bantu tirus, pembuatan tirus adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil ( sudut sampai ± 9º.Karena gerakan pemakanan bisa dilakukan otomatis maka pembuatan tirus akan lebih cepat.

(16)

9

 Dengan menggeser kepala lepas( tail stock )

Dengan cara ini proses pembubutan tirus dilakukan sama dengan proses membubut lurus dengan bantuan du senter. Benda kerja tirus terbentuk karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap.Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak jalan senter yang dipasang pada kepala lepas.

Gambar 2.8 Bagian kepala lepas yang bisa digeser, dan pembubutan tirus dengan kepala lepas yang digeser

Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan, dengan gambar dan rumus berikut:

(17)

10

Dimana : D = Diameter mayor ( terbesar) ; mm

d = Diameter minor ( terkecil ) ; mm l = Panjang bagian tirus

L = Panjang benda kerja,seluruhnya; mm

5. Memotong Ulir

Pada mesin bubut konvensional ( manual ) proses pembubutan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus di kendalikan secara manual, sehingga pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi.Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.

6. Pembuatan Lubang

Proses ini dilakukan untuk membuat lubang pada benda kerja.

Gambar 2.9 Drilling

2.3 Jenis-Jenis Mesin Bubut

Menurut jenis dan fungsinya, maka mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi :

a. Instrument Lathe Engine ( Mesin Bubut Instrumen )

Biasanya digunakan untuk membuat suatu produk (benda kerja) yang ukurannya kecil, tetapi dengan tingkat ke presisian yang tinggi dan jumlah banyak (mass product).

(18)

11

b. Standar Engine Lathe ( Mesin Bubut Standar )

Mesin bubut jenis ini, selain dapat memproduksi benda kerja yang lebih besar,juga lebih panjang.

c. Bench Engine Lathe ( Mesin Bubut Meja )

biasanya digunakan untuk membuat produk-produk yang lebih besar dibandingkan dengan produk instrument lathe engine. Mesin bubut jenis ini dapat ditempatkan di atas bangku/meja kerja atau pun mesin yang mempunyai kaki terbuat dari baja profil dan pelat baja

d. Gap Lathe Head Engine ( Mesin Bubut Celah )

Mesin bubut ini selain dapat mengerjakan benda-benda kerja yang besar, juga dengan diameter yang relatif besar, sebab bagian alas dari mesin ini, yakni yang berdekatan dengan kepala tetap, dapat dilepas-lepas dan akan menghasil kan celah, untuk kemudian akan di tempati oleh benda kerja berdiameter besar tersebut.

e. Turrent Lathe Engine ( Mesin Bubut Turret )

Mesin bubut jenis ini mempunyai ekor putar tetap, dimana dapat di pasangkan 6 (enam) alat potong, sesuai dengan yang dibutuh kan. Benda kerja dijepit pada chuck (cekam ber rahang tiga), alat potongnya dapat di setel sedemikian rupa sesuai dengan yang di inginkan, misalnya:

-- turning : mem bubut rata - cutting : me motong - grooving : membuat alur - facing : mem bubut muka - drilling : mengebor (melubangi) - reaming : Menghaluskan lubang

f. Ccomputer Numerically Control Lathe Engine – CNC Machine ( Pengendalian Secara Numerik )

Sebelum mesin di operasikan, lazim nya dibuatkan suatu program (software) komputer yang sesuai bentuk benda kerja yang akan dibuat. Program ini terdiri dari sederetan instruksi-instruksi yang di kodefikasi dalam bentuk algoritma matematis, sehingga disebut: kendali numerik. Dengan menyesuaikan kedudukan pahat

(19)

12

terhadap benda kerja, tebalnya penyayatan, panjang yang akan dibubut, diameter yang diinginkan, dll, maka mesin jenis ini akan bekerja secara otomatis.

2.4 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang paling banyak di pakai, serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan.Mesin bubut terdiri dari beberapa bagian.Bagian-bagian mesin bubut yang pada umumnya diketahui antara lain:

a. Kepala Gerak ( Tail Stoke )

Kepala gerak berfungsi untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan Chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.

Gambar 2.10 Kepala Gerak

b. Kepala Diam ( Head Stock )

Kepala diam berfungsi sebagai tempat kedudukan spindle dan juga terdapat mekanis pengatur kecepatan,mekanis penggerak dan clutch.

(20)

13 c. Spindle ( Spindel )

Spindel berfungsi untuk meneruskan daya putar dari mekanis penggerak ke chuck yang akan menjepit benda kerja.

Gambar 2.12 Spindle

d. Eretan ( Carriage )

Eretan berfungsi sebagai pembawa perkakas potong, dimana eretan bergerak di sepanjang jalur bed mesin.Eretan terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Bagian ini dapat digerakkan ke kiri atau ke kanan baik secara otomatis maupun digerakkan dengan tangan.

e. Alas ( Bed )

Bbed mesin berfungsi sebagai dudukan dan jalur bergeraknya eretan dan kepala lepas. Persyaratan dari alas adalah harus kaku sehingga dapat menahan lenturan ke segala arah.

Gambar 2.13 Bed Mesin

f. Ulir Pembawa ( lad screw )

Ulir pembawa poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik.Dipasang ke pembawa ( Carriage ) dan diguakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak di pakai.

(21)

14 g. Poros Berjalan ( feed rod )

Poros berjalan terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.

h. Apron

Apron melekat pada bagian eretan yang berisi lengan-lengan pengontrol ( gerak makan dan gerak ulir ).

i. Dudukan Pahat ( Tool Post )

Dudukan pahat berfungsi sebagai tempat dudukan pahat bubut, dimana pahat dipasang pada eretan.

Gambar 2.14 Tool Post

j. Rel (way )

Rel dari mesin bubut berbentuk datar atau V, merupakan tempat jalannya atau sebagai rel dari eretan dan kepala gerak.

2.5 Alat Kelengkapan Mesin Bubut

Ada beberapa alat kelengkapan mesin bubut yang menunjang pengoperasian pada mesin bubut, diantaranya yaitu :

a. Chuck ( Cekam )

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja, dimana chuck di pasang pada spindle.Ada dua tipe chuck yang sering digunakan yaitu: 1. Chuck Rahang Tiga ( Self Centering Chuck )

Chuck jenis ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bulat atau bersegi beraturan

(22)

15 .

Gambar 2.15 chuck Rahang Tiga

2. Chuck Rahang Empat

Chuck jenis ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang permukaannya rata.

Gambar 2.16 Chuck Rahang Empat

b. Plat Pembawa

Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin,permukaannya ada yang beralur dan ada yang berlubang.

c. Pembawa

Pembawa ada 2 jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok.Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.

(23)

16

Gambar 2.17 Pembawa dan Plat Pembawa

d. Penyangga

Penyangga berfungsi untuk menyangga benda kerja yang panjang,karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang elip/oval, tidak silindris dan tidak rata.selama proses pembubutan berlangsung.

Penyangga terdiri dari dua jenis yaitu penyangga tetap dan penyangga berjalan: 1. Penyangga Berjalan

Penyangga berjalan digunakan untuk menyangga benda kerja, dimana ditempatkan pada eretan.

Gambar 2.18 Penyangga berjalan

2. Penyangga Tetap

Penyangga Tetap digunakan untuk menyangga benda kerja, dimana penyangga tetap di tempatkan pada jalu bed mesin.

(24)

17

Gambar 2.19 Penyangga Tetap

e. Kollet ( colled )

Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Gambar 2.20 collet ( kollet )

f. Senter

Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut.Senter digunakan untuk menahanbagian ujung benda kerja agar tidak goyang selama proses pembubutan berlangsung, senter dipasang pada kepala lepas.

(25)

18

Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).

Gambar 2.21 Senter

g. Taper Attachment ( Kelengkapan Tirus )

Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun eretan atas

(26)

19 h. Alat Potong Mesin Bubut ( pahat )

Pahat bubut merupakan alat potong yang digunakan untuk memotong benda kerja yang dikerjakan dengan mesin bubut. Sifat pahat bubut, yaitu :

1. Harus kuat dan mampu menahan beban dan tekanan pemotongan 2. Harus tahan terhadap keausan

3. Harus mempunyai kekerasan yang tinggi hingga mampu bertahan pada temperatur tinggi selama pemotongan

Macam-macam bentuk pahat bubut : 1. Pahat bubut rata

Membubut permukaan benda menjadi rata, terdiri dari dua macam, yaitu pahat bubut rata kiri dan rata kanan.

2. Pahat bubut potong

Digunakan untuk memotong benda kerja. 3. Pahat bubut pembentuk

Merupakan pahat bubut yang ujung mata potongnya berbentuk cembung atau cekung sesuai dengan bentuk benda kerja yang akan dibuat.

4. Pahat bubut muka

Digunakan untuk membubut penampang permukaan benda kerja menjadi rata dan datar.

5. Pahat bubut ulir

Digunakan untuk membubut ulir benda kerja. Ujung mata pahat dibuat sesuai dengan jenis ulir yang akan dibuat.

6. Pahat bubut dalam

Digunakan untuk membubut permukaan dalam lubang benda kerja. 7. Kartel

Merupakan alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda kerja agar tidak licin.

(27)

20

Digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau senter tetap.

2.6 Elemen-Elemen Dasar Pemesinan

Elemen – elemen pada dasar pemotongan pada proses bubut dapat diketahui dengan rumus yang dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar teknik, di mana di dalam gambar teknik dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin yang di gambar.setelah itu harus dipilih suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Salah satu cara atau prosesnya adalah dengan bubut, pengerjaan produk, komponen mesin, dan alat – alat menggunakan mesin bubut akan ditemui dalam setiap perencanaan proses permesinan.untuk itu perlu kita pahami lima elemen dasar permesinan bubut,yaitu:

a. Gerak makan (feed rate ) : f (mm/(r))

b. Kecepatan potong (cutting speed) : v (m/min) c. Kedalaman pemakanan (depth of cut) : a (mm) d. Kecepatan penghasil geram : (cm3/min ) e. Waktu pemotongan ( cutting time ) : tc (min) a. Kecepatan Pemakanan

Kecepatan gerak pemakanan adalah kecepatan yang dibutuhkan pahat untuk bergeser menyayat benda kerja tiap radian per menit. Kecepatan tersebut dihitung tiap menit. Untuk menghitung kecepatan gerak pemakanan didasarkan pada gerak makan (f). Gerak makan ini biasanya disediakan dalam daftar spesifikasi yang dicantumkan pada mesin bubut bersangkutan. Untuk memperoleh kecepatan gerak pemakanan yang kita inginkan kita bisa mengatur gerak makan tersebut.untuk menghitung kecepatan gerak pemakanan dapat kita rumuskan sebagai berikut :

Dimana : V = Kecepatan gerak pemakanan ( m/min )

F = Gerak makan ( mm/putaran ) n = Putaran poros utama ( rpm )

(28)

21

Kecepatan potong merupakan panjang ukuran lilitan pahat terhadap benda kerja atau dapat juga disamakan dengan panjang total yang terpotong dalam ukuran meter yang diperkirakan apabila benda kerja berputar selama satu menit. Sebagai contoh, baja lunak dapat dipotong sepanjang 30 meter tiap menit. Hal ini berarti spindel mesin perlu berputar supaya ukuran mata lilitan pahat terhadap benda kerja (panjang total) sepanjang 30 meter dalam waktu putaran satu menit. Karena ukuran benda kerja berbeda – beda, maka kecepatan potong ditentukan dengan rumus :

Dimana : V = Kecepatan Potong ( m/min )

Π = Konstanta seharga 3.14 d = diameter (mm)

n = Putaran poros utama ( rpm ) c. Kedalaman Pemakanan

Kedalaman pemakanan merupakan rata-rata selisih dari diameter benda kerja sebelum dibubut dengan diameter benda kerja setelah di bubut. Kedalaman pemakan dapat diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar ( skala pada pemutar menunjukkan selisih harga diameter ). Kedalaman pemakanan dapat diartikan pula dengan dalamnya pahat menusuk benda kerja saat penyayatan atau tebalnya tatal bekas bubutan. Kedalaman pemakan dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : a = Kedalaman pemakanan ( mm)

d0 = diameter awal ( mm )

dm = diameter akhir ( mm ) d. Kecepatan penghasil geram

Z = A.V ( penampang geram sebelum potong ) A = f.a ; mm2

(29)

22 f = gerak makan (mm/putaran) a = kedalaman potong (mm) Vf = kecepatan pemakanan (m/min)

e. Waktu Pemotongan

Panjang pemesinan tiap kecepatan gerak pemakanan dapat diartikan sebagai waktu pemotongan,satuan waktu permesinan adalah milimeter ( mm ). Panjang permesinan sendiri merupakan panjang pemotongan pada benda kerja ditambah langkah pengawalan di tambah dengan langkah pengakhiran,waktu pemotongan dapat dirumuskan :

Dimana : tc = Waktu pemotongan ( min )

lt = Panjang pemotongan ( mm ) lv= Panjang pengawalan ( mm ) lw = Panjang benda kerja ( mm ) Vf = Kecepatan pemakanan ( m/min )

2.7 Coolent dan Toleransi 2.7.1Coolent

Di dalam segala operasi pembentukan dan pemotongan, maka akan timbul panas yang tinggi,sebagai akibat dari gesekan dan tekanan pahat terhadap benda kerja. Bila kedua hal tersebut tidak dikendalikan dengan baik, maka baik permukaan pahat, maupun benda kerja akan cendrung melekat (pada suhu titik lebur nya las). Untuk itulah digunakan coolant yang fungsinya, yaitu :

1. Mendinginkam geram, pahat dan benda kerja.

2. Mmembersihkan permukaan benda kerja dari serpihan-serpihan logam. 3. Mengurangi gesekan antara geram, pahat,dan benda kerja.

4. Memperbaiki kualitas permukaan benda kerja. 5. Menaikkan umur pahat

6. Mengurangi tekanan geram terhadap mata pahat.

7. Mengurangi kemungkinan terjadinya korosi pada benda kerja.

Adapun syarat media pendingin yang bagus, baik untuk benda kerja, pahat, demikian juga untuk mesin bubutnya yang dilihat dari fungsi coolent yang begitu banyak tidak semua zat cair dapat digunakan:

(30)

23 Syarat media pendingin

1. Tidak boleh merusak mesin 2. Daya serap panasnya harus baik

3. Sebaiknya media pendingin tidak mengganggu kenyamanan operator ( bau,dll )

4. Tidak mudah menguap 5. Bersifat melumasi 6. Tidak berbuih

7. Titik didihnya harus tinggi

8. Harus dapat di gunakan secara terus menerus ( Tersedia cukup banyak ) Adapun kalanya cairan media pendingin di tambahkan beberapa unsur kimia agar bisa berfungsi optimal.Adapun unsur-unsur apa saja yang sering di tambahkan kedalam cairan coolant, dan kegunaannya.

1. Nitrat, berfungsi menstbilkan nitrit

2. Fospat, dan Borak, berfungsi melunakkan air 3. Amino dan nitrit, berfungsi untuk mencegah karat

4. Soda dan air untuk melumasi dan mengurangi tegangan permukaan. 5. Chlorin berfungsi sebagai pelumasan

6. Fosfor, chlorin dan belerang, untuk pelumasan secara kimiawi 7. Germisida berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri 8. Glikol berfungsi sebagai bahan pengaduk dan pembasah

Perlu diketahui bahwa, jenis dan campuran coolent yang akan digunakan, sangat tergantung pada :

1. Jenis bahan benda kerja

2. Jenis operasi yang digunakan ( berat/ringan )

2.7.2 Tolereansi

Toleransi merupakan dua batas ukur yang diizinkan pada suatu komponen atau benda kerja lainnya. Toleransi dibagi dua, yaitu :

1. Toleransi atas (+) 2. Toleransi bawah (-)

(31)

24

BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam proses pembubutan pada praktikum ini,yaitu :

- Sebuah mesin bubut GDW L2 350 - Pahat kanan HSS

Pahat yang digunakan adalah pahat rata kanan HSS (sudut baji 80º ) arah pemakanan dari kanan ke kiri

- Pahat radius - Mistar ingsut

Alat ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan diameter benda kerja.

Gambar 3.1 Mistar Ingsut

- Kuas

Digunakan untuk membersihkan benda kerja dari geram hasil pembubutan dan membersihkan mesin bubut setelah selesai proses pembubutan.

Gambar 3.2 Kuas

- Kunci pas 8 mm

(32)

25

Gambar 3.3 Kunci pas 8 mm

- Lap

Digunakan untuk membersihkan benda kerja dan mesin bubut

Gambar 3.4 Lap

- Kunci Toolpost

Digunakan sebagai pengunci dan pembuka toolpost dari kedudukannya.

Gambar Kunci Toolpost

- Kunci Cekam

Alat ini digunakan sebagai pengunci dan pembuka cekam yang menjepit benda kerja.

(33)

26 - Senter

Digunakan sebagai pensejajar kedudukan mata pahat dan benda kerja agar posisi benda kerja sejajar/ sesumbu dengan mata pahat.

Gambar 3.7 Senter

- Kunci L

Digunakan sebagai pengatur atau penyetel ketinggian pahat bubut.

Gambar 3.8 Kunci L

- Kunci Tool Holder

(34)

27 - Mistar Ukur

Gambar 3.10 Mistar Ukur

- Tool post

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum mesin bubut ini yaitu sebuah baja ST 37 berbentuk silindris dengan diameter 1 inchi (25,4 mm) dengan panjang 76 mm

Adapun spesifikasi benda kerja yang digunakan ialah :

(35)

28

BAB IV

PROSEDUR KERJA

4.1 Prosedur Umum

Pada praktikum mesin bubut ini memiliki beberapa prosedur umum. Berikut rangkain prosedur umum dalam melakukan pembubutan:

4.1.1 Persiapan Sebelum Membubut

1. Periksa mesin bubut apakah bisa beroperasi dengan baik .Jika bisa,Nyalakan mesin bubut dengan menekan panel utama.Kemudian putar tuas off ke on yang berada di kepala tetap kemudian tekan tombol berwarna hijau yang berada disamping tuas sampai terdengar bunyi klik.Apabila sudah terdengar bunyi “klik” berarti mesin bubut telah siap untuk digunakan.

2. Persiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada toolpost, posisikan tepat pada senter.

3. Ukur dimensi awal benda kerja terlebih dahulu sebelum dibubut.

4. Pasang benda kerja pada cekam dengan bantuan kunci cekam dan disejajarkan dengan senter.

5. Pilih kecepatan putar spindel yang sesuai dengan benda kerja (lihat tabel) 6. Nyalakan mesin bubut dengan menekan tuasnya ke bawah.

7. Tentukan titik datum dengan menyinggung pahat pada benda kerja hingga benda kerja tergores sedikit.

8. Mulailah melakukan pembubutan pada benda kerja sesuai dengan tugas yang diberikan.

4.1.2 Selama Proses Pembubutan

1. Ratakan ujung benda kerja.

2. Untuk awal pembubutan lakukan secara manual dan jangan tergesa-gesa 3. Matikan mesin ketika ingin mengganti keepatan atau mengganti posisi

(36)

29

4.1.3 Setelah Proses Pembubutan

1. Matikan mesin bubut.

2. Lepaskan benda kerja dari cekam

3. Bersihkan mesin bubut dan benda kerja dari geram dan cairan pendingin. 4. Ukur dimensi akhir benda kerja.

5. Setelah selesai bersihkan dan kembalikan semua alat-alat ketempat semula.

4.2 Prosedur Benda Kerja

4.2.1 Pengerjaan Bagian 1 : Pemotongan benda kerja dari panjang awal 76 mm menjadi 72 mm

1. Sebelum memulai proses membubut,lakukan langkah persiapan sebelum membubut seperti yang tertulis pada prosedur umum.

2 Atur kecepatan putaran benda kerja, pada praktikum ini putaran yang dipakai yaitu n = 350 rpm, dengan mengatur tuas spindle, yang mana :

F = Untuk pengerjaan halus G = Untuk pengerjaan Kasar

3. Atur kecepatan potong dan gerak pemakanan sesuai dengan bahan yang digunakan.Pada praktikum ini maka kecepatan potong = 25 mm/menit dan kecepatan makan 0,3.

4. Gunakan mata pahat kanan, dan diatur sehingga sejajar dengan titik pusat poros.

5. Atur tuas otomatis pada mesin bubut.

6. Letakkan benda kerja pada cekam dan kunci dengan kunci cekam, setelah itu atur posisi senter sehingga sejajar dengan mata pahat.

7. Hidupkan mesin dengan menyalakan tombol switchyang berada disamping tombol switch coolent.

8. Turunkan tuas yang terdapat pada eretan untuk menghidupkan mesin. 9. Nyalakan coolent dengan menekan tombol on/off coolent

(37)

30

10. Tentukan titik datum,sebelum mesin dinyalakan.

11. Lakukan pemotongan sebesar 4 mm, dengan proses pemotongan sebanyak 8 tahap pemotongan yakni satu kali pemotongan sebesar 0,5 mm dengan mengatur skala yang terdapat pada tuas pemakanan yang terdapat pada eretan sebesar 0,5 mm 12. Setelah pemotongan selesai, matikan spindel dengan mengangkat tuas .Setelah itu matikan coolent.

13. Periksa benda kerja apakah masih terdapat tonjolan,jika ada lakukan proses pemotongan hingga permukaan benda kerja rata.

14. Setelah selesai, ukur dimensi benda kerja menggunakan mistar ingsut, apabila ukuran yang di dapat sudah pas, lanjutkan proses pembubutan ke tahap yanag berikutnya.

4.2.2 Pengerjaan bagian 2 : pemakanan sebesar 3,4 mm dari d0 = 25,4 mm menjadi dm = 22 mm.

1. Lakukan langkah persiapan sebelum membubut seperti yang tertulis pada prosedur umum.

2. Atur kecepatan putaran benda kerja n = 313,46 rpm

3. Gunakan mata pahat rata kanan dan atur sehingga sejajar dengan mata pahat.

4. Tentukan titik datum

5. Atur tuas otomatis pada mesin bubut.

6. Nyalakan spindel mesin bubut dengan menekan tuas yang terdapat pada eretan.

7. Lakukan pemakanan sebesar 3,4 mm lakukan sebanyak 6 tahap yakni satu kali pemakanan sebesar 0,5 mm dengan mengatur skala yang terdapat pada tuas pemotongan yang terdapat pada eretan sebesar 0,5 mm

8. Setelah proses pemakanan selesai, matikan spindel dan coolent,lepaskan benda kerja dari cekam lalu bersihkan dengan lap.

9. Ukur dimensi benda kerja, apabila ukuran didapat sudah pas lanjutkan proses pembubutan ketahap yang berikutnya.

(38)

31

4.2.3 Pengerjaan Bagian 3 : Pembuatan fillet 2 mm x 45º

1. Lakukan langkah persiapan sebelum membubut seperti yang tertulis pada prosedur umum.

2. Atur kecepatan putaran benda kerja n =350 rpm

3. Gunakan mata pahat rata kanan dan atur posisi senter agar sejajar dengan mata pahat sehingga mata pahat membentuk sudut 45º dengan mengatur toolpost.

4. Tentukan titik datum.

5. Lakukan proses dengan menggeser tuas otomatis, pada posisi off. 6. Nyalakan mesin bubut dengan menekan tuas yang terdapat pada eretan 7. Lakukan proses pemakanan diameter benda kerja sebesar 2 mm dan

pemotongan sebesar 2mm ( skala diatur pada mesin bubut ).

8. Lakukan proses pemotongan secara manual, dan perlahan sehingga mencapai 2 mm, dengan melihat skala yang terdapat pada tuas pemotongan pada eretan.

9. Setelah pemotongan selesai matikan spindel dan coolent.

10. Ukur dimensi benda kerja, apabila ukuran sudah pas lanjutkan pada proses selanjutnya.

4.2.4 Pengerjaan Bagian 4 : Membuat radius sebesar 10 mm

1. Lakukan langkah persiapan sebelum membubut seperti yang tertulis pada prosedur umum.

2. Atur kecepatan putaran benda kerja n = 313,46 rpm

3. Gunakan mata pahat radius dengan r = 10 mm, atur posisi pahat sehingga sejajar dengan senter,pastikan mata pahat tajam,jika belum lakukan pengasahan menggunakan gerinda.

(39)

32

5. Tandai mata pahat dan benda kerja menggunakan mistar ukur dan pena dengan panjang 15 mm.

6. Lakukan proses dengan menggeser tuas otomatis pada posisi off. 7. Nyalakan mesin bubut dengan menekan tuas yang terdapat pada eretan. 8. Lakukan proses pemotongan dan pemakanan dengan cara manual dan

perlahan-lahan sehingga mendapatkan ukuran yang diinginkan. 9. Setelah proses pemotongan selesai matikan mesin dan coolent

10. Ukur dimensi benda kerja, apabila ukuran sudah pas lanjutkan pada proses selanjutnya.

11. Lakukan prosedur umum 4.1.2 setelah proses pembubutan.

(40)

33

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Perhitungan

Dari praktikum tang telah dilakukan, didapatkan data benda kerja sebagai berikut : 5.1.1 Benda kerja - Bahan = Baja ST 37 - n = 350 rpm - d0 = 25,4 mm ( 1 inchi ) - dm = 22 mm - lt = 72 mm - V = 25 mm - F = 0,5 mm

5.1.2 Perhitungan menggunakan 5 elemen dasar pemesinan

1. Kedalaman potong

2. Kecepatan Potong

3. Kecepatan Makan

V

f

= f.n

(41)

34

V

f

= 0,5 mm x 350 rpm

= 175 mm/min

4. Waktu Potong 5. Kecepatan Penghasil Geram

a. Zroughing = f.a.Vc = 0,5 mm x 1,7 mm x 27,91 m/min = 23,7 cm3/min b. Zfinishing = f.a.Vf = 0,5 mm x 1,7 mm x 175 mm/min = 14.875 cm3/min 5.2 Analisa

Pada praktikum dilakukan proses pengerjaan hammer dengan menggunakan bahan baja ST 37.Selama proses pengerjaan,proses bubut muka dan pengurangan diameter benda kerja dilakukan dengan putaran secara otmatis kecepatan putaran sesuai dengan bahan yang digunakan yang dapat dilihat pada tabel kecepatan potong dan gerak pemakanan untuk proses pemesinan.Sedangkan untuk proses pengerjaan radius dan fillet dilakukan dengan putaran secara manual, hal ini disebabkan dala pembuatan radius dan fillet di butuhkan keteltian yang sangat tinggi.

Selama proses praktikum, ada beberapa fenomena-fenomena yang terjadi antara lain :

1. Saat melakukan proses bubut muka, terjadinya ketidakrataan pada benda kerja seperti timbulnya sisa dari benda yang tidak terpotong oleh pahat.Hal ini disebabkan oleh penyetingan posisi pahat yang tidak tepat .Untuk mengatasi hal seperti inidapat dilakukan penyetingan posisi mata pahat agar sesunmbu dengan benda kerja dengan menggunakan senter.

2. Selama proses pembububutan memanjang permukaan benda kerja sering tidak halus,hal in di sebabkan oleh mata pahat yang kurang tajam dan kecepatan penyayatan yang terlalu cepat.Untuk mengatasinya lakukan

(42)

35

penajaman terhadap pahat dengan cara penggerindaan dan kurangi kecepatan dari penggerindaaan.

3. Pahat akan epat tumpul dan haus,cara mengatasinya dalam proses pembubutan hendaknya menggunakan coolent atau media pendingin.

4. Selama proses pembubutan, terdapat perbedaan dari diameter benda kerja.hal ini disebabkan oleh peletakan benda kerja yang tidak balance untuk mengatasinya laukan peletakan benda kerja dengan baik dan benar pada chuck lalu kunci dengan baik.

(43)

36

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari praktikum mesin bubut yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa mesin bubut merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk memotong dan menyayat benda kerja yang berputar.Pada mesin bubut terdapat dua gerak mata pahat yaitu gerak potong yang merupakan pergerakan mata pahat mengarah pada titik sumbu benda kerja sedangkan gerak makan merupakan pergerakan mata pahat sejajar terhadap garis sumbu benda kerja.Pada mesin bubut terdapat 4 bagian utama yaitu kepala tetap, kepala lepas, eretan dan bed mesin.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil benda kerja yang telah dilakukan proses pembubutan di antaranya

a. Posisi ssenter yang tidak sejajar dengan mata pahat.

b. Kecepatan pemakanan dan pemotongan yang berbeda-beda. c. Ketelitian dalam penentuan titik datum.

d. Pemberian coolant

e. Ketajaman dari mata pahat yang digunakan

Maka dalam proses pembubutan, diperlukan ketelitian yang sangat tinggi sehingga benda kerja yang dihasilka berkualitas, dengan melakukan proses pembubutan sesuai prosedur yang telah ditentukan .Kemudian dalam proses pembubutan kita perlu memperhatikan peralatan safety, karena selain hasil yang berkualitas yang diperlukan disini juga ialah faktor keselamatan kerja.

6.2 Saran

Dalam praktikum mesin bubut ini, saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Sebelum melakukan pratikum perhatikan peralatan safety, karena keselamatan merupakan hal utama.

2. Berikan petunjuk terhadap praktikan bahaya apa saja yang mungkin dapat terjadi pada proses pembubutan dan cara mengatasinya.

3. Penjelasn tentang pengenalan mesin bubut beserta alat-alat kelengkapannya jangan terlalu cepat supaya praktikan mengerti dengan bai dan benar.

(44)

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Trian wahyu,blogspot.com/2011/02/ laporan praktikum-pemesinan html. 2. ALAT-ALAT PERKAKAS,jilid 2,C.Van Terheijden,Binacipta,Bandung. 3. www.scribd.com/doc/94961449/laporan-praktikum-mesin bubut.

4. www.google.com

(45)

38

LAMPIRAN

(46)

39

Tabel 6.2 Kecepatan putaran spindel mesin bubut GDW LZ 350

I G 45 70 110 175 F 280 400 630 1000 II G 90 140 220 350 F 560 800 1260 2000

(47)

40 Tabel 6.3 Lambang dan Jenis Toleransi

Elemen dan toleransi Sifat yang

diberi toleransi Lambang

Elemen tunggal Toleransi bentuk Kelurusan Kedataran Kebulatan Kesilindrisan Elemen tunggal atau yang berhubungan Profil garis Profil permukaan Elemen yang berhubungan Toleransi orientasi Kesejajaran Ketegak lurusan Ketirusan Toleransi lokasi Posisi Konsentrisitas dan koaksialitas Kesimetrisan Toleransi putar Putar tunggal Putar total

(48)

41

Tabel 6.4 Kecepatan potong dan gerak pemakanan untuk Proses pemesinan (feet/min )

Bahan Pahat

Mesin bubut

Gurdi Freis Ketam

Kasar Halus Besi tuang HSS V f 15-30 0,3-0,5 30-50 0,15-0,3 15-25 0,1-0,6 20 -40 25-250 10-20 0,3-6 Karbida V f 40-80 0,3-3 80-120 0,15-0,3 0,1-0,6 - - - - - HSS V f 10-30 0,3-5 30-50 0,15-0,3 20-30 0,05-0,1 15-30 25-250 10-15 0,3-6 Karbida V f 30-80 0,3-3 80-120 0,15-0,3 0,1-0,6 - - - - - ST 37 HSS V f 25-60 0,3-5 60-100 0,15-0,3 25-35 0,1-0,5 20-50 30-300 15-30 0,3-6 Karbida V f 70-90 0,3-3 110-180 0,13-0,3 - - - - - - ST 50 HSS V f 20-40 0,3-5 40-70 0,15-0,3 25-35 0,1-0,5 15-35 30-300 10-20 0,3-6 Karbida V f 30-80 0,3-3 100-160 0,15-0,3 - - - - - - ST 70 HSS V f 10-30 0,5-5 30-50 0,15-0,3 20-35 0,1-0,4 10-20 30-300 10-15 0,3-6 Karbida V f 30-50 0,3-3 80-120 0,13-0,3 - - - - - - HSS V f 30-90 0,3-5 120-160 0,15-0,3 50-70 0,15-0,6 20-60 30-300 15-60 0,2-5 Karbida V f 70-220 0,3-3 220-240 0,15-0,3 - - - - - - Baja tuan g P erun gg u

(49)

42

Tabel 6.5 Kecepatan feeding mesin bubut GDW LZ 350

K1E 0,017 12E 0,069 K2C 0,171 G1A 0,439

H1E 0,021 G2E 0,069 HB 0,192 12B 0,480

HE 0,024 H1C 0,082 H2C 0,206 G2B 0,548

G1E 0,027 K2D 0,086 G1B 0,219 K2A 0,685

K1D 0,034 HC 0,096 12C 0,240 H2A 0,822

H1D 0,041 H2D 0,103 K1A 0,274 12A 0,959

K2E 0,043 G1C 0,110 H1A 0,329 G2A 1,096

HD 0,048 12D 0,120 K2B 0,343 - -

H2E 0,051 G2D 0,137 HA 0,384 - -

Gambar

Gambar 2.1  Mesin Bubut
Gambar 2.2  Proses Pembubutan
Gambar 2.3 Posisi Pembubutan
Gambar 2.6  Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan   memiringkan eretan atas, gerakkan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud pemotongan pada mesin bubut adalah, proses pemotongan benda kerja yang dilakukan menggunakan mesin bubut. Proses pemotongan pada mesin bubut, pada umumnya

Beberapa mesin yang digunakan pada praktikum proses produksi ini diantaranya adalah mesin bubut dan mesin las, sedangkan alat atau bahan produksi yang dihasilkan

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan

Pengujian yang dilakukan pada lima komponen gerak dari mesin perkakas bubut pengukuran rigiditas pada mesin (turning) dengan kode mesin TIPL – 04 meliputi

Perputaran mesin bubut berasal dari sebuah motor listrik yang dipasang dibawah atau disamping mesin, kemudian motor tersebut dihubungkan dengan motor

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana

b) Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu benda