• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI PENDESAKAN LOGAM

N/A
N/A
Eurydice Ng

Academic year: 2024

Membagikan " LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI PENDESAKAN LOGAM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

REAKSI PENDESAKAN

I. TUJUAN

 Memahami arti deret Volta

 Memahami reaksi pendesakan / reaksi pertukaran tunggal

 Melakukan percobaan reaksi pendesakan II. DASAR TEORI

Setiap logam cenderung melepaskan electron atau mengalami oksidasi atau berarti memiliki sifat reduktor. Ada logam yang mudah melepas electron (reduktor kuat) seperti logam alkali dan ada yang sukar melepas electron seperti logam mulia. Kuat lemahnya reduktor suatu logam berkaitan dengan pengertian potensial reduksi (E). potensial reduksi didefinisikan sebagai potensial listrik yang timbul jika suatu ion logam mengalami reduksi, potensial reduksi semakin besar.

Berdasarkan harga potensial reduksi (E°) logam-logam dapat disusun dalam deret volta : Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – (H) – Sb – Bi – Cu – Hg –

Ag – Pt - Au

Urutan potensial reduksi unsur unsur dalam deret volta semakin ke kiri semakin kecil sehingga sifat pereduksi (reduktor) semakin kuat, semakin mudah dioksidasi atau semakin sukar direduksi. Logam-logam tertentu dapat mendesak logam lain dari senyawa-senyawanya. Reaksi pendesakan disebut karena logam bebas di sebelah kiri deret volta mampu mendesak atau mereduksi logam di sebelah kanannya. Salah satu contoh reaksi pendesakan adalah kawat tembaga (Cu) yang dicelupkan dalam larutan perak nitrat (AgNO3). Cu terletak desebelah kiri Ag, sehingga ion perak dalah larutan perak nitrat dapat didesak oleh atom Cu dan akan mengendap menjadi logam perak yang akan melapisi kawat tembaga.

Pada awal reaksi larutan perak nitrat tidak berwarna, selang beberapa menit larutan mulai timbul warna biru muda karena terbentuknya ion Cu2+. Setelah reaksi berlangsung lama, ion Cu2+ semakin banyak, sehingga warnanya semakin biru. Disaamping itu, pada permukaan kawat tembaga terbentuk endapan putih keabuan yang merupakan ion logam perak (Ag). Reaksi pendesakan logam perak tembaga tidak lain termasuk reaksi redoks. Reaksi reduksi berlangsung pada Ag dengan penurunan bilangan oksidasi dari +1 ke 0 dan reaksi oksidasi berlangsung pada Cu dengan kenaikan bilangan oksidasi dari 0 ke + 2. Persamaan reaksi redoks yang menyatakan reaksi pendesakan ini adalah sebagai berikut :

Cu (s) + 2AgNO3 (aq) → Cu(NO3)2 (aq) + 2Ag(s)↓

Lempeng tembaga larutan perak nitrat larutan perak nitrat Endapan warna

Berwarna merah tidak berwarna warna biru putih keabuan

Pemanfaatan dari reaksi pendesakan antara lain untuk melakukan proses galuanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah yang terletak di sebelah kiri deret volta. Hal ini bermanfaat untuk mencegah korosi.

Deret volta adalah deret yang digunakan untuk mengurutkan unsur-unsur logam berdasarkan nilai potensial elektroda yang memiliki unsur tersebut. Dilakukan dengan tujuan

(2)

untuk memudahkan mengetahui kemungkinan suatu unsur logam untuk bereaksi dengan ion logam lain. Sifat deret volta :

1. Unsur logam yang berada di sebelah kiri memiliki potensial elektroda bertanda minus (-).

2. Unsur logam yang berada di sebelah kanan memiliki potensial elektroda bertanda plus (+).

3. Semakin ke kiri posisi logam dalam deret, maka semakin reaktif.

4. Semakin ke kanan posisi logam dalam deret, maka semakin tidak reaktif.

5. Semakin ke kanan posisi logam dalam deret, maka semakin baik untuk mencegah korosi dan menjadi pengoksidasi yang semakin kuat.

6. Unsur logam yang berada di sebelah kiri mampu mendesak logam pada bagian kanan sehingga kemungkinan dapat terjadi reaksi secara spontan.

7. Unsur logam yang berada di sebelah kanan, tidak mampu mendesak logam pada bagian kiri, sehingga kemungkinan tidak dapat terjadi reaksi.

III. ALAT DAN BAHAN ALAT =

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Gelas ukur

 Amplas BAHAN =

 Paku besi

 Larutan tembaga sulfat (CuSO4) 0,1 M

 Kawat Tembaga

 Larutan Perak Nitrat (AgNO3)

 Pita Magnesium (Mg)

 Larutan HCl

IV. PROSEDUR KERJA

1. Reaksi logam besi dengan larutan tembaga sulfat

1) Paku besi dibersihkan dengan amplas dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2) 5 mL larutam Tembaga sulfat 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut.

3) Diamkan beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi.

2. Reaksi logam tembaga dengan larutan perak Nitrat

1) 5 mL larutan perak nitrat 0,1 M dimasukkan ke dalam ke tabung reaksi.

2) Ambil sepotong kawat tembaga yang bersih dan dicelupkan kedalam perak nitrat.

3) Diamkan beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi.

3. Reaksi pita magnesium dengan larutan asam klorida

1) Masukkan 5 mL larutan HCl de dalam tabung reaksi.

2) Ambil sepotong pita Magnesium lalu celupkan ke dalam larutan HCl.

(3)

3) Diamkan beberapa saat dan amati perubahan yang terjadi.

V. HASIL PERCOBAAN

NO PERLAKUAN PENGAMATAN

1 Fe awal Putih mengkilat

Fe + CuSO4 Fe dilapisi Cu, Endapan warna Coklat

2 Cu awal Kuning keemasan

Cu + AgNO3 Cu dilapisi Ag, Endapan hitam keabuan

3 Mg awal Hitam

Mg + HCl Larutan warna putih, timbul gas, hangat, kawat tembaga habis

VI. REAKSI KIMIA

1) Fe + CuSO4 → FeSO4 + Cu (s) Fe2O3 + H2O (karat) 2) Cu + 2AgNO3 → Cu(NO3)2 (s) + 2Ag 3) Mg + HCl → MgCl2 + H2

VII. PEMBAHASAN

Deret elektrokimia atau deret volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenikan potensial electrode standarnya.

Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – (H) – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt - Au

Mudah oksidadi/reduktor kuat ↔ Mudah reduksi/Oksidator kuat

Pada percobaan kali ini dapat diketahui reaksi logam besi dengan larutan tembaga sulfat, reaksi logam tembaga dengan larutan perak nitrat dari reaksi pita magnesium dengan larutan asam klorida. Pada praktikum logam besi dengan larutan tembaga sulfat dilakukan dengan cara paku besi yang telah diamplas ke dalam tabung reaksi lalu diteteskan larutan tembaga sulfat hingga meneggelamkan paku dan didiamkan. Reaksi terjadi antara Fe dan Cu. Fe melapisi Cu sehingga terbentuk endapan Cu yang berwarna coklat. Fe melapisi Cu karena posisi Cu dikanan Fe sehingga Fe adalah reduktor kuat. Karena energi potensialnya semakin kecil, sehingga Cu akan mengandap karena Cu akan lebih mudah melepaskan elektron (reduksi).

Pada percobaan kedua yaitu reaksi logam tembaga dengan larutan perak nitrat (AgNO3) dengan menambahkan AgNO3 5 mL dimasukkan ke tabung reaksi, warna Cu mula-mulanya kuning keemasan, lalu Cu diberi AgNO3 berbah warna menjadi hitam keabuan karena Ag melapisi

(4)

Cu (melihat urutan deret volta). Sehingga reaksi kimianya Cu + 2AgNO3 → Cu(NO3)2 (s) + 2Ag.

Endapannya disebut Cu(NO3)2.

Pada percobaan ketiga yaitu reaksi pita magnesium denga larutan asam klorida. Dengan memasukkan 5 mL HCl 2 M ke dalam tabung reaksi. Lalu sepotong pita magnesium yang mula- mula berwarna hitam setelah dicelupkan ke dalam tabung reaksi HCl terjadi perubahan warna yaitu menjadi putih, timbul gas karena timbul gelembung - gelembung dan larutan menjadi hangat dan lama - kelamaaan pita magnesium habis / hilang. Sehingg reaksi kimianya Mg + HCl

→ MgCl2 + H2(g).

VIII. KESIMPULAN

Deret volta adalah urutan logam – logam berdasarkan kenaikan potensial electrode standarnya. Reaksi pendesakan halogen adalah halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII merupakan oksidator yang lebih kuat jadi mampu mendesak ion halogen yang berada di bawahnya. Halogen yang berada di bawah tidak dapat mendesak halogen yang berada di atasnya. Fe + CuSO4 membentuk endapan Cu karena Cu melapisi Fe dan Cu + AgNO3 membentuk Cu(NO3)2 karena Ag melapisi Cu.

IX. DAFTAR PUSTAKA

1) Sedyasthy, Triana Quari. 2012. Modul Praktikum Kimia Dasar. Yogyakarta : SMK SMTI Yogyakarta.

2) Astuti, Retno Dwi dan Indah Afifah Budiwati, 1998, Praktikum Kimia Umum. Yogyakarta : SMK SMTI Yogyakarta.

3) https://www.academia.edu/4876429/Reaksi_Pendesakan_Halogen_Halogen Diakses Tanggal 25 April 2019

4) https://id.m.wikipedia.org/wiki/Deret_Elektrokimia Diakses Tanggal 25 April 2019

X. JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa harga potensial reduksi merupakan harga E relative (E°) ?

= karena unsur yang ditetapkan sebagai standar adalah hydrogen 2. Jelaskan perbedaan sifat reduktor logam alkali dan logam mulia

a) Sifat reduktor logam alkali

 Bersifat sangat reaktif

 Dapat mendesak disebelah kanan suatu urutan deret volta b) Sifat logam mulian

 Paling Stabil

 Sukar melepas Elektron

3. Dari reaksi-reaksi berikut ini manakah yang dapat berlangsung?

a) Ca (s) + FeSO4 → CaSO4 + Fe↓

b) Mg (s) + HCl → MgCl + H↑

c) Sn (s) + NaNO3 TIDAK BISA d) Ag (s) + H2SO4 TIDAK BISA e) Zn (s) + CuSO4 → ZnSO4 + Cu↓

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan Persamaan Garis Regresi Untuk Penentuan Konsentrasi 29 Ion Tembaga (Cu 2+ ) berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Ion Tembaga (Cu 2+ ) dan ikat

/elepasan nito#en mooksida 'O- dari nitrat or#anik pada konsentrasi terapeutik melibakan suatu reaksi enimatik dna kemun#kinan ter"adinya suatu reaksi den#an

Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:.. 1) Persamaan

bening menjadi biru muda.Selain itu bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan serbuk belerang yang

2 ml larutan K2CrO4 ditetesi dengan larutan H2SO4 pada saat reaksi terjadi kenaikan suhu dan menghasilkan larutan berwarna lebih pekat untuk setiap penambahan H2SO4..

Metode mohr yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

Setelah itu, ditambahkan sebanyak 0,6 gram serbuk iodin kedalam masing-masing cawan petri yang berisi serbuk logam (Fe, Zn, Cu) kemudian campuran diaduk merata dengan

Penentuan konsentrasi larutan KMnO4 dengan larutan baku Na2C2O4 Wujud awal KMnO4 aq = ungu Na2C2O4 aq = tidak berwarna H2SO4 aq = tidak berwarna Wujud setelah reaksi - Pencampuran