Apresiasi saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat, khususnya petugas TBC di bidang kesehatan dan pelayanan masyarakat. Terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program TBC dalam menemukan dan mengobati kasus TBC. Tanpa dukungan dan kerjasama semua pihak, keberhasilan program TBC ini tidak akan tercapai.
Akhir kata, saya berharap laporan tahunan program TBC tahun 2022 dapat memberikan gambaran yang jelas dan transparan mengenai keberhasilan program TBC nasional. Upaya mencapai eliminasi TBC di Indonesia 32 Memperkuat komitmen dan kepemimpinan pemerintah 33 Meningkatkan akses terhadap layanan TBC yang berkualitas dan suportif.
Ringkasan
Situasi Program TBC di Indonesia
Upaya Peningkatan Cakupan Program Tuberkulosis di
Indonesia
Laporan Tahunan 12. infeksi; 4) Pemanfaatan hasil penelitian dan teknologi untuk skrining, diagnosis dan penatalaksanaan TBC; 5) Meningkatkan peran masyarakat, mitra dan berbagai sektor lainnya dalam pemberantasan TBC; dan 6) Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan. Sebagai upaya penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah (strategi satu), diselenggarakan Pertemuan Tingkat Tinggi Tuberkulosis Tahun 2022 yang bertajuk Aksi Tim Percepatan Pengendalian TBC (TP2TBC) Menuju Eliminasi TBC: Upaya Selanjutnya Menuju Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 Sebagai bagian dari strategi keempat, upaya pemanfaatan hasil penelitian dan teknologi untuk skrining, diagnosis dan penatalaksanaan TBC, program TBC nasional secara rutin mengakomodir kerjasama dengan Komite Pakar TBC (Komli TB) dan Jaringan Penelitian TBC (Jetset TB) .
Strategi kelima, yaitu peningkatan peran serta masyarakat, mitra, dan multisektor lainnya dalam pemberantasan tuberkulosis, diwujudkan dalam bentuk kemitraan seluruh pemangku kepentingan dalam Forum Kemitraan Pengendalian Tuberkulosis (WPKTB) yang terdiri dari unsur penta-heliks, antara lain pemerintah. , masyarakat, akademisi, media dan sektor swasta, termasuk industri. Untuk memperkuat manajemen program melalui penguatan sistem pelayanan kesehatan (strategi keenam), dilakukan surveilans aktif P2TB untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tuberkulosis di lapangan, meningkatkan sumber daya manusia pengelola program dan melakukan upaya peningkatan kontribusi pembiayaan dalam negeri. sesuai dengan rencana pembiayaan strategis program TBC Nasional.
Rekomendasi
Pendahuluan
Berdasarkan temuan kasus di Indonesia pada tahun ini, secara umum terjadi peningkatan angka penemuan kasus TBC secara keseluruhan. Peningkatan deteksi kasus juga terjadi pada TB resistan obat (TB-RO), TB anak, TB-HIV dan lain-lain. Selain itu, pencapaian indikator TB rentan obat (TBC-SO) dan TBC-RO pada tahun 2022 masih belum mencapai target yang diharapkan.
Komitmen pemerintah terhadap pemberantasan tuberkulosis dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, Perpres 67 Tahun 2021, serta peraturan dan kebijakan pendukung lainnya. Strategi kunci percepatan eliminasi tuberkulosis adalah meningkatkan deteksi kasus tuberkulosis, memfokuskan upaya deteksi kasus melalui skrining tuberkulosis pada populasi berisiko, deteksi dini kontak serumah penderita tuberkulosis, peningkatan akses layanan diagnostik tuberkulosis, optimalisasi registrasi dan pelaporan tuberkulosis pada sistem informasi , dan memperluas pemberian terapi pencegahan tuberkulosis (TPT).
Suara Mereka
Mengobati tuberkulosis resistan obat (TB-RO) jauh lebih sulit karena memerlukan lebih dari empat jenis obat. Kalaupun badan terasa lebih sehat, jangan pernah bosan dan capek meminum obat sampai waktu yang ditentukan.” (sumber: STPI – Komunitas TBC).
Berapakah Jumlah Pasien TBC di Indonesia?
Pasien TBC adalah Mereka Dalam Usia yang Produktif
Cakupan Penemuan Kasus TBC Tertinggi pada Tahun 2022
Belum Semua Kasus TBC Terkonfirmasi Memulai Pengobatan
Namun terdapat empat provinsi yang telah mencapai target tingkat notifikasi lebih dari 90% pada tahun 2022. Keempat provinsi tersebut adalah Jawa Barat (125%), Banten (111%), Gorontalo (101%) dan DKI Jakarta (100%). Tingginya angka cakupan di wilayah ini kemungkinan timbul karena: 1) jumlah kasus tuberkulosis sebenarnya lebih tinggi dari perkiraan target yang ditetapkan; 2) masih banyaknya kasus impor dari daerah lain di provinsi tersebut. Saat kita berupaya memperluas cakupan deteksi kasus TBC, kita harus memastikan bahwa semua kasus yang ditemukan berhasil diobati.
Rendahnya tingkat keberhasilan pengobatan mempengaruhi kejadian penularan komunitas dan peningkatan keberadaan kuman Mtb yang resisten. Persentase keberhasilan pengobatan TBC di berbagai provinsi di Indonesia pada tahun 2022 dari kohort penemuan kasus tahun 2021 (sumber: data SITB 2022 per 13 Maret 2023).
Cakupan Pengelolaan TBC Resisten Obat Masih Rendah
Apakah Kita Cukup Aktif Mengelola Pasien TBC-HIV?
Apakah TBC-DM Terdeteksi dan Terkelola dengan Baik?
Tantangan pada Deteksi dan Pengelolaan TBC Anak
Capaian Terapi Pencegahan TBC (TPT) Masih Rendah
Apakah Tenaga Kesehatan yang Mengelola TBC Cukup?
Program TBC Nasional Masih Mengandalkan Dana Bantuan Luar Negeri
Proporsi temuan penemuan kasus TBC pada Survei Prevalensi TBC Nasional Tahun 2014 (Sumber: Laporan Survei Prevalensi TBC Nasional 2014).
Mengapa Capaian Notifikasi TBC Kita Tidak Pernah Mencapai Target yang Diharapkan?
Cara deteksi TBC kita kurang sensitif
Pasien TBC yang berobat ke rumah sakit dan klinik/dokter praktik swasta tidak terlaporkan
Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar penderita TBC berobat di rumah sakit (44,8%), kemudian di puskesmas (36,9%) dan sebagian kecil (18,3%) di klinik, dokter, dan laboratorium swasta. Meskipun tingginya proporsi pasien yang berobat di rumah sakit dan klinik/dokter/laboratorium swasta, jumlah pasien yang dilaporkan dari kedua kelompok fasilitas kesehatan tersebut masing-masing hanya sebesar 38% dan 4%. Karena sebagian besar pasien TBC pergi ke rumah sakit untuk berobat dan tidak dilaporkan, kita dapat memahami mengapa pelaporan TBC tidak pernah mencapai tujuan yang diharapkan.
Distribusi proporsi penderita berdasarkan fasilitas kesehatan tempat berobat dan tingkat pelaporan yang dilakukan di masing-masing fasilitas kesehatan (Sumber Inventarisasi Studi. Hampir semua pasien TBC mencari pertolongan pertama pada dokter praktik swasta dan apotek.
Hampir semua Pasien TBC mencari pertolongan pertama kali ke dokter praktik swasta dan farmasi
Pembagian proporsi pasien berdasarkan faskes tempat berobat dan tingkat pelaporannya dilakukan pada masing-masing faskes (Resource Inventory Study 2018). RS = Rumah Sakit Swasta, DPS = Praktisi dan Klinik Swasta, Fasilitas Kesehatan Informal termasuk Apotek, Toko Obat dan Puskesmas Tanpa Dokter), (Sumber: Lestari BW, The Lancet Regional Health, Western Pacific, 2022). Nurhasanah (petugas TBC) sering menemukan pasien terlambat memulai pengobatan karena ingin mencoba pengobatan herbal terlebih dahulu.
Meski Nurhasanah sudah memberikan edukasi yang lengkap, namun masih ada pasien yang tetap memilih pengobatan herbal, sehingga saat pasien sampai di Puskesmas kondisinya sudah parah. Menurut Nurhasanah, seringkali pasien diyakinkan bahwa penyakit tuberkulosisnya bisa disembuhkan dengan menggunakan obat herbal berdasarkan anjuran keluarga atau kerabat yang memberikan informasi tentang obat herbal (sumber: Photovoice project, RC3ID UNPAD). Sebagai wujud nyata upaya percepatan pengendalian tuberkulosis guna mencapai eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, pemerintah resmi menerbitkan Keputusan Presiden (Perpres) no. 67 Tahun 2021 tentang Pengendalian TBC.
Pertemuan Tingkat Tinggi Tuberkulosis Tahun 2022 bertajuk “Aksi TP2TBC Menuju Eliminasi TBC: Upaya Tindak Lanjut Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021”.
Penguatan Komitmen dan Kepemimpinan Pemerintah
Anggota TP2TBC merupakan perwakilan dari berbagai sektor dan kementerian/lembaga (M/L) yang bertugas mengoordinasikan dan mensinergikan pelaksanaan percepatan eliminasi TBC secara efektif, komprehensif dan terpadu.
Peningkatan Akses Layanan TBC Bermutu dan Berpihak pada Pasien
Pada tingkat fasilitas kesehatan, sumber daya manusia yang terkait dengan program TBC meliputi pimpinan fasilitas kesehatan, pengelola program TBC, dokter, bidan, perawat polisi TBC/TB-RO, tenaga laboratorium, supervisi, dan apoteker. Sementara di tingkat provinsi dan daerah, meliputi kepala dinas, kepala bidang P2P, kepala seksi pengendalian penyakit, pengelola program TBC provinsi dan kabupaten/kota, tenaga laboratorium, surveilans, dan farmasi. Program TBC nasional berupaya untuk terus meningkatkan ketersediaan peralatan TCM di seluruh Indonesia untuk memudahkan akses bagi pasien.
Rendahnya cakupan kasus terkonfirmasi TBC-RO merupakan tantangan bagi program mitigasi TBC-RO. Hingga akhir tahun 2022, terdapat 393 rumah sakit/puskesmas yang aktif memberikan layanan TB-RO di 319 kabupaten/kota. Upaya peningkatan kepatuhan pengobatan penderita TBC-RO juga diperoleh dari perkumpulan penyintas TBC-RO, misalnya Yayasan Terus Berjuang (TERJANG) di Jawa Barat, Pejuang Tangguh TBC-RO (PETA) di DKI Jakarta, dll. . .
Poliklinik TBC-RO RS Hasan Sadikin Bandung menyimpan banyak kenangan bagi Rosdia. Bukan sebagai pasien, aktif memantau pasien yang baru memulai atau sedang menjalani pengobatan TB-RO. Rosdia kembali ke situs ini untuk menyemangati pasien TB-RO agar menyelesaikan pengobatannya (sumber: Photovoice Project, RC3ID UNPAD).
Mengingat banyaknya penderita TBC yang berobat ke rumah sakit dan klinik/DPM namun tidak dilaporkan, maka diperlukan program khusus untuk meningkatkan keikutsertaannya dalam program TBC nasional. Untuk itu, Program TBC Nasional gencar melakukan penyempurnaan Sistem Informasi TBC Terpadu (SITB). SITB telah disosialisasikan dan dilaksanakan oleh seluruh pengelola program TBC dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia sejak 1 Januari 2020.
Optimalisasi Upaya Promosi dan Pencegahan, serta Pengendalian Infeksi TBC
Kader TBC di Kota Bandung melakukan investigasi kontak serumah terhadap pasien TBC (Sumber: Studi Penemuan Kasus Aktif 2, RC3ID UNPAD). Apabila ada anggota keluarga penderita tuberkulosis yang mempunyai gejala tuberkulosis, maka sebaiknya diperiksa sesuai prosedur standar. Konseling TBC bagi keluarga dan penatalaksanaan TBC anak di Puskesmas Garuda, Bandung (Hak Cipta: Pearl Gan, Singapura).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan IK menemui sejumlah kendala karena masih adanya stigma masyarakat tentang penyakit TBC dan terbatasnya jumlah tenaga dan kader kesehatan. Kegiatan uji coba penemuan kasus aktif pada keluarga dan anggota rumah tangga penderita TBC di 25 kabupaten di atas (usaha 2.c) merupakan upaya untuk memulai intensifikasi kegiatan IK. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menggalakkan program TBC serta upaya pencegahan dan deteksi dini TBC di masyarakat, termasuk sosialisasi TBC dalam rangka Hari TBC Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional 2022.
Dalam kegiatan ini dilakukan transfer pengetahuan tentang cara pencegahan dan deteksi TBC sebagai bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kemudian saya aktif memberikan informasi kepada masyarakat bahwa TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Perjuangan kader TBC dalam mengedukasi pasien agar segera memulai pengobatan dan mendorong mereka menjalani pengobatan patut diapresiasi.
Saya tahu tidak mudah menjadi kader TBC, tapi kita semua jujur." sumber: Konsorsium Masyarakat Penabulu - STPI).
Pemanfaatan Hasil Riset dan Teknologi Skrining, Diagnosis, dan Tatalaksana TBC
Kementerian Kesehatan sangat mendukung berbagai penelitian yang dapat memudahkan pengendalian tuberkulosis dan mempercepat pemberantasannya. Riset operasi diperlukan untuk memastikan penerapan strategi atau teknologi baru di Indonesia berjalan lancar dan bermanfaat. Untuk memanfaatkan obat anti tuberkulosis terkini, kita harus memastikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan menentukan efektivitas, manfaat, dan dampak penggunaan obat tersebut.
Kita juga harus siap mengevaluasi kualitas dan efektivitas vaksin yang akan tersedia di Indonesia. Program TBC nasional terbuka terhadap penggunaan teknologi baru yang berguna dalam mengentaskan penyakit ini. Teknik Whole Genome Sequencing (WGS) merupakan salah satu jenis pemeriksaan biologi molekuler yang dapat digunakan untuk menyelidiki pola imun pada obat TBC dengan jauh lebih cepat dan lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan yang menggunakan kultur kuman.
Dalam program ini, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 30 alat WGS yang akan digunakan oleh beberapa institusi akademik, rumah sakit, dan laboratorium di Indonesia.
Peningkatan Peran Serta Komunitas, Mitra, dan Multi-sektor Lainnya dalam Eliminasi TBC
Penguatan Manajemen Program melalui Penguatan Sistem Kesehatan
Penerapan skema pendanaan berbasis kinerja yang disebut Dana Operasional Kesehatan Berbasis Kinerja (BOK Puskesmas) telah dilaksanakan sejak tahun 2020. Penggunaan kode sementara tuberkulosis resistan obat untuk klaim dari rumah sakit didasarkan pada kelompok berbasis kasus Indonesia (INA- CBG). Hal ini berpotensi mengurangi atau menghilangkan ketergantungan pada pendanaan GF yang tidak berkelanjutan untuk biaya klinis TBC-RO;
Penutup
Bebas TBC mulai dari Kita
Et al, Patient pathways and delays in the diagnosis and treatment of tuberculosis in an urban setting.