• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
286
0
0

Teks penuh

Penelitian menunjukkan bahwa besarnya kenaikan berat badan selama kehamilan terutama terjadi pada wanita yang memulai kehamilannya dengan status gizi yang kurang baik. Berdasarkan penelitian di Semarang, pertambahan berat badan saat hamil dari 7 ibu hamil yaitu 5 orang (71,4%) yang mengalami pertambahan berat badan tidak sesuai untuk melahirkan bayi BBLR, sedangkan pada ibu hamil yang pertambahan berat badannya sesuai terdapat 2 orang. (28,6%) yang melahirkan bayi BBLR (Trihardiani, 2011). Penelitian di Sumenep, mayoritas yaitu 208 ibu hamil yang mengalami kenaikan berat badan saat hamil kurang dari 9 kg.

Penelitian di Rawalo menunjukkan bahwa bayi yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram sebagian besar adalah ibu yang pertambahan berat badannya saat hamil kurang dari 7 kg (60%), dan bayi yang berat badan lahirnya lebih dari 2500 gram mempunyai pertambahan berat badan saat hamil lebih banyak. dari 7 kg sebanyak 40% (Puspitasari, Anasari, 2010).

Rumusan Masalah

Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia yaitu di bogor, pada ibu yang pertambahan berat badannya saat hamil kurang dari 10 kg, prevalensi bayi lahir dengan berat badan lahir <3000 gram lebih besar dibandingkan dengan ibu yang pertambahan berat badannya saat hamil lebih banyak. dari atau sama dengan 10 kg (12,8%) (Fajrina, 2011). Berdasarkan hasil pendataan dan pemeriksaan yang dilakukan, ternyata Ny. M sampai dengan kehamilan minggu ke 33 hanya mengalami kenaikan berat badan sebesar 7 kg, dengan berat badan sebelum hamil sebesar 37 kg dan saat ini. berat badan 44 kg dan dari perhitungan perkiraan berat janin sebenarnya yaitu 2325 gram dan ibu juga mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas (Lila) 22 cm. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan memberikan asuhan kebidanan secara lengkap pada Ny “M” G2P1001 hamil 33 minggu. pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi) pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, setelah melahirkan, bayi baru lahir hingga pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan di RS Ny.

Tujuan

Mampu melakukan perawatan neonatal (assessment, identifikasi masalah dan diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi SOAP) pada Ny. Mampu memberikan pencegahan (assessment, identifikasi masalah dan diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi SOAP) pada Ny.

Manfaat

Memberikan pengalaman kepada penulis untuk memberikan pelayanan obstetri komprehensif sejak masa kehamilan (assessment, identifikasi masalah dan diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi SOAP) guna menumbuhkan dan menciptakan bidan yang kompeten, profesional dan mandiri.

Ruang Lingkup

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN 4. HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI 7. DAFTAR TABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berat badan ideal ibu hamil bergantung pada BMI (Indeks Massa Tubuh) ibu sebelum hamil. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe ibu hamil dan nifas selama masa kehamilan. Penelitian dengan asam asetat 2-3% ditujukan bagi ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi dan edema pada kaki.

Pemeriksaan dan pemantauan Hb pada ibu hamil dilakukan minimal dua kali selama masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga (Saifuddin, 2010). Menurut (Syafrudin, Karningsing, 2011), kebutuhan gizi ibu hamil trimester III secara garis besar adalah sebagai berikut: . a) Kalori. Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering dikaitkan dengan gangguan kehamilan, berat badan lahir rendah.

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Konsep Dasar KEK 1) KEK dalam Kehamilan

Infeksi yang terjadi langsung pada selaput ketuban vagina atau infeksi pada cairan ketuban dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini disebabkan oleh berkurangnya kekuatan ketuban atau peningkatan tekanan intrauterin atau kedua-duanya. Tekanan intrauterin yang meningkat atau berlebihan dapat menyebabkan ketuban pecah dini, contoh: trauma (hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosentesis), Gemini (kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih).

Multigravida atau paritas tinggi merupakan salah satu penyebab ketuban pecah dini. Paritas pertama dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai risiko lebih tinggi terjadinya ketuban pecah dini. Salah satunya adalah perut ibu yang menggantung dan leher rahim yang mudah melebar sehingga dapat menyebabkan leher rahim terbuka terlalu dini sehingga dapat menyebabkan ketuban pecah dini.

Kondisi yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin dalam kandungan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini mengakibatkan terhentinya pertumbuhan janin, kelainan akibat kompresi pada wajah dan anggota badan janin, serta hipoplasia paru (Mochtar, 2011). Menurut Abadi (2008), pemeriksaan penunjang pada kasus ketuban pecah dini adalah pemeriksaan leukosit/WBC (jika >15.000/ml), mungkin telah terjadi infeksi.

Terdapat beberapa komplikasi dari ketuban pecah dini, antara lain infeksi intrauterin (angka kematian perinatal meningkat dari 17% menjadi 68% jika ketuban pecah 48 jam sebelum bayi lahir), penyumbatan tali pusat, kelahiran prematur, dan sindrom pita ketuban, a kelainan bawaan yang terjadi akibat pecahnya selubung awal kehamilan (Abadi, 2008). Abadi (2008) membagi penatalaksanaan ketuban pecah dini menjadi kehamilan cukup bulan, kehamilan prematur, ketuban pecah dini akibat induksi, dan ketuban pecah dini pada janin yang sudah melahirkan.

Konsep Dasar Ikterus

Penyakit kuning lebih mengacu pada gambaran klinis berupa perubahan warna kulit menjadi kuning, sedangkan hiperbilirubinemia lebih mengacu pada gambaran kadar bilirubin serum total. Penyakit kuning fisiologis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Muncul pada hari kedua hingga ketiga. Kadar bilirubin tidak langsung (larut dalam lemak) tidak melebihi 12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus prematur. Tingkat peningkatan bilirubin. kadarnya tidak melebihi 5 mg/dl per hari, kadar bilirubin langsung (larut air) kurang dari 1 mg/dl, gejala penyakit kuning hilang dalam sepuluh hari pertama kehidupan, belum terbukti berhubungan dengan penyakit patologis tertentu. Ikterus patologis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, ikterus dengan kadar bilirubin lebih dari 12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus prematur/prematur, ikterus dengan peningkatan bilirubin. lebih dari 5 mg/dl. dl per hari, penyakit kuning yang menetap lebih dari 2 minggu pertama, penyakit kuning yang berhubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau kondisi patologis lain yang diketahui, kadar bilirubin langsung lebih dari 1 mg/dl.

Gangguan pada sel darah merah, infeksi seperti malaria, sepsis, racun yang berasal dari luar tubuh seperti: obat-obatan, atau berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi pada reaksi transfusi dan eritroblastosis janin. Ikterus hepatoseluler, yaitu rusaknya sel-sel hati, menyebabkan gangguan pada konjugasi bilirubin, sehingga bilirubin langsung meningkat, dan juga menyebabkan penyumbatan pada hati, sehingga bilirubin darah termuntahkan ke dalam sel-sel hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dalam aliran darah. . Keadaan lain yang menunjukkan peningkatan kadar bilirubin adalah jika terdeteksi gangguan konjugasi hati atau bayi baru lahir mengalami gangguan ekskresi, misalnya penyumbatan saluran empedu.

Secara umum dianggap bahwa kelainan pada sistem saraf pusat dapat terjadi jika kadar bilirubin tidak langsung lebih dari 20 mg/dl. Penyakit kuning yang terjadi pada 24 jam pertama merupakan penyebab penyakit kuning yang terjadi pada 24 jam pertama setelahnya kemungkinan dapat diatur sebagai berikut : Ketidakcocokan Rh, AB0 atau golongan darah lainnya, infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma) dan terkadang bakteri). Hal ini dapat dicurigai bila kadar bilirubin meningkat dengan cepat, misalnya di atas 5 mg% per 24 jam, polisitemia, hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan subaponeurotik, perdarahan hati subkapsular, dll), hipoksia, sferositosis, elipsitosis, dll, dehidrasi, asidosis, defisiensi enzim eritrosit lainnya.

Kita tidak boleh lupa bahwa pada bayi cukup bulan yang sehat, aktif, cukup minum, dengan kandungan bilirubin yang tinggi. Total bilirubin serum dalam 24 jam pertama > 4,5 mg/dL dapat digunakan sebagai faktor prediktif hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan sehat pada minggu pertama kehidupannya.

Tabel  2.10 Hubungan  Kadar  Bilirubin  (mg/dL)  dengan  Daerah  Ikterus Menurut Kramer
Tabel 2.10 Hubungan Kadar Bilirubin (mg/dL) dengan Daerah Ikterus Menurut Kramer

Kerangka Kerja Studi Kasus

Desain studi kasus merupakan suatu rencana bagaimana pengumpulan dan analisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan selaras dengan tujuan studi kasus (Nasution, 2007). Desain dalam studi kasus ini adalah studi kasus yang seluruhnya memuat hasil wawancara dengan menggunakan pertanyaan terbuka yang menanyakan identitas lengkap, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat keluarga berencana, data yang diperoleh dalam wawancara digunakan. untuk evaluasi awal Ny. M dan observasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik lengkap pada kunjungan kehamilan trimester III serta pemeriksaan berkelanjutan pada proses persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB pada subjek terpilih dengan tetap menjamin kesinambungan pelayanan. Studi kasus atau studi kasus dalam laporan tugas akhir ini merupakan studi kasus yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Varney yang terdiri dari 7 langkah dalam pelaksanaan asuhan.

Kerangka penulisan studi kasus dimulai dengan menyaring dan menilai subjek studi kasus, menarik kesimpulan diagnostik, menyusun rencana perawatan, melaksanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan. Dalam studi kasus ini, subjek yang diteliti adalah ibu hamil trimester III dengan atau tanpa risiko. Subyek studi kasus yang akan dibahas dalam LTA ini adalah seorang ibu hamil G3P2002 dengan usia kehamilan 34 minggu 3 hari yang diberikan pelayanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus hingga pelayanan calon pengguna kontrasepsi.

Pengumpulan Dan Analisis Data 1. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pemeriksaan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk memperoleh data sesuai kasus yang ditangani. Analisis data yang digunakan dalam studi kasus ini mengubah data dari studi kasus menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan melalui manajemen obstetri menurut Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

Etika Studi Kasus 1. Respect for person

Chloasma gravidarum : Tidak ada, Edema : Tidak ada, Pucat/tidak : Tidak pucat, Lainnya : Tidak ada. Ibu: Simetris, Massa: Tidak Ada, Konsistensi: Tegas, Pengeluaran Kolostrum: Belum tersedia, Lainnya: Tidak Ada. Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut jantung 96 x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut jantung 100 x/menit, tidak ada bunyi napas tambahan.

Mulut : Bibir simetris, mukosa mulut lembab, terdapat karies pada gigi, tidak ada stomatitis, gigi. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut jantung 76 x/menit, tidak ada bunyi napas tambahan. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, irama jantung teratur, denyut jantung 80 x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan.

Kepala : Tidak rusak, struktur rambut kuat, merata, tekstur lembut dan bersih, tidak berketombe. Leher: Tidak ada hiperpigmentasi, tidak teraba pembesaran vena leher, tiroid, dan kelenjar getah bening. Dada : bentuk dada simetris, dinding dada tidak mundur, irama jantung benar, denyut jantung 80 x/menit.

Payudara: Payudara simetris, bening, hiperpigmentasi pada areola susu, puting kiri terpisah dan puting kanan menonjol dan tidak ada retraksi.

Tabel 4.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Anak
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Anak

Gambar

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Tabel 2.2 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
Tabel 2.4Usia kehamilan berdasarkan tinggu fundus uteri
Gambar 2.2 Senam Kaki
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan