• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laprak Dasar Agronomi

N/A
N/A
Aulia Rizki Utami

Academic year: 2024

Membagikan "Laprak Dasar Agronomi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

PENANAMAN TANAMAN PADI DILEBAK DALAM DESA KOTA DARO II KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

DISUSUN OLEH

AULIA RIZKI UTAMI (412022108)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga pada saat ini saya dapat menyelesaikan laporan dengan lancar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, para sahabatnya dansampai kepada kita selaku umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya serta taat dan patuh kepada-Nya.

Laporan Praktikum ini dimaksud untuk memenuhi laporan mata kuliah “Dasar – Dasar Agromomi”. Dalam penulisan kali ini, saya tidak luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat pertolongan dan rahmat Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang padaakhirnya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Palembang, … Juli 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...1

BAB II...2

TINJAUAN PUSTAKA...2

2.1 Tanaman Padi...2

2.2 Metode Tanam Padi...3

2.3 Karakteristik Lebak...3

BAB III...5

METODE PELAKSANAAN...5

3.1 Tempat dan Waktu...5

3.2 Bahan dan Alat...5

3.3 Pelaksanaan...5

BAB IV...6

HASIL DAN PEMBAHASAN...6

4.1 Hasil...6

4.2 Pembahasan...6

BAB V...7

KESIMPULAN DAN SARAN...7

5.1 Kesimpulan...7

5.2 Saran...7

DAFTAR PUSTAKA...8

LAMPIRAN DOKUMENTASI...9

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Padi merupakan tanaman yang paling penting karena merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di negara Indonesia. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk sangat pesat maka kebutuhan terhadap pangan akan bertambah pula, namun produksi beras terus menurun akibat alih fungsi lahan pertanian untuk tempat tinggal masyarakat. Pemindahan tanaman setelah disemaikan dan jumlah penanaman tiap satu lubang itu sangat penting karena akan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman padi yang akan ditanam agar dapat mendapat keuntungan dari hasil panen yang maksimal. Perlu dilakukan pindah tanam (transplanting) setelah semai karena semakin besar atau tumbuh tanaman padi pasti kebutuhan terhadap nutrisi dan penyinaran cahaya matahari sudah semakin banyak, maka perlu dipindah pada media yang lebih besar. Hal tersebut dilakukan agar tanaman padi tercukupi kebutuhannya sehingga petani mendapat hasil yang maksimal.

1.2 Tujuan

1.

Untuk mengetahui proses penanaman padi dilahan sawah.

2.

Untuk mengetahui pola-pola dan macam-macam jarak tanam penanaman padi.

3.

Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan jarak tanam konvesional.

4.

Mengetahui pengaruh metode persemaian dan waktu pindah tanam terhadap pertumbuhan bibit padi.
(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

Tanaman pertanian kuno ini berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika yang beriklim tropis dan subtropis. Secara morfologi akar padi termasuk akar serabut, batang beruas-ruas yang dibatasi oleh buku. Anakan (tunas) tumbuh dari buku, ruas yang terpanjang terdapat paling atas dan menurun semakin ke bawah. Daun tumbuh pada batang berselang seling tumbuh pada setiap buku. Bunga secara keseluruhan disebut malai terdiri dari 8–10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang sekunder. Bunga terdiri dari 6 benang sari dan 1 putik, butir biji adalah bakal buah yang matang, butir biji padi yang tanpa sekam dinamakan beras (Makarim dan Suhartatik, 2009).

Padi (Oryza sativa L) dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan kedalam:

 Kingdom : Plantae (tumbuhan)

 Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

 Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

 Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

 Sub Kelas : Commelinidae

 Ordo : Poales

 Famili : Poaceae (suku rumput - rumputan)

 Genus : Oryza

 Spesies : Oryza sativa L.

Pertumbuhan tanaman padi dibagi ke dalam tiga fase yaitu : (1) fase vegetatif (awal pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai / primordia); (2) fase reproduktif (primordia sampai pembungaan); dan (3) fase pematangan (pembungaan sampai gabah matang). Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan organ-organ vegetatif, seperti pertambahan jumlah anakan; tinggi tanaman; jumlah, bobot, dan luas daun. Fase reproduktif ditandai dengan: (a) memanjangnya beberapa ruas teratas batang tanaman; (b) berkurangnya jumlah anakan (matinya anakan tidak produktif); (c) munculnya daun bendera; (d) bunting dan (e) pembungaan.

Inisiasi primordia malai biasanya dimulai 30 hari 10 sebelum heading dan waktunya hampir bersamaan dengan pemanjangan ruas-ruas batang, yang terus berlanjut sampai berbunga. Fase reproduktif disebut juga fase pemanjangan ruas. Fase Pematangan merupakan fase akhir perkembangan pertumbuhan tanaman padi, dimana fase ini dimulai ketika terbentuknya bulir padi yang berisi sampai berwarna kuning-kekuningan dan berat malai bertambah dengan cepat

(6)

sedangkan berat jerami semakin menurun. Fase pemasakan tersebut merupakan tanda tanaman padi siap dipanen (Makarim dan Suhartatik, 2009).

2.2 Metode Tanam Padi

Transplanting adalah pindah tanam dari tempat persemaian/pembibitan ke lahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya sebagai media tanam tanaman tersebut. Padi sawah umumnya ditanam dengan cara pindah tanam melalui persemaian atu dengan cara ditaburkan secara langsung (Pitojo, 1997).

Pada tanaman padi (Oryza sativa L.), tanam pindah seharusnya dilakuan pada saat bibit masih berumur muda, dapat 10, 15, 21 Hari Setelah Sebar (HSS) agar pembentukan anakan menjadi lebih optimal. Indikator bibit siap untuk ditanam adalah apabila daun tanaman sudah mencapai empat helai. Pindah tanam yang terlalu lama (tanaman berumur lebih dari 21 HSS) menyebabkan tanaman menjadi tumbuh secara tidak optimal yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil tanaman.

Dalam melakukan transplanting padi ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tingkat keberhasilan tranplanting. Dalam faktor internal ada umur bibit sewaktu pindah tanam, gen, zat unsur hara. Kemudian dalam faktor eksternal adalah lahan yang digunakan apakah cocok dengan tanaman yang akan di lakukan pindah tanam (Meta, 2006).

Menanam dengan bibit muda ( sekitar 7 - 8 HSS) sudah siap diterjunkan di sawah.bibit muda memang akarnya terbatas tapi ditanam agar tak putus. Bibit muda masih punya cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut digunakan untuk hidup, di hari-hari pertamanya hidup di sawah, dengan akar yang tak putus dan masih ada perbekalan makanan di bijinya, bibit tersebut akan memulai perjalan hidupnya. Setelah beradaptasi beberapa hari disekitar permukaan sawah (tanam dangkal). Bijipun akan mengempes bahkan hilang karena persedian cadangan sudah habis. Saat itulah, akar - akarnya sudah mulai kuat. Jumlah bibit tiap lubang juga dapat mempengaruhi keberhasilan panen padi, karena daya adaptasi tiap individu tanaman tidak sama.

Tiap satu lubang dianjurkan untuk menanam bibit lebih dari satu bibit agar meminimalisir bibit yang tidak mampu mempertahankan kehidupannya jika dipindah pada lahan sawah (Nihsan, 2012).

2.3 Karakteristik Lebak

Secara umum tingkat kesuburan lahan rawa Iebak lebih baik dibandingkan lahan rawa pasang surut, karena tanah di lahan rawa lebak tersusun dari endapan air yang tidak mengandung bahan sulfidiklpirit. Lahan rawa lebak dangkal merupakan bagian yang paling potensial untuk pertanian dibandingkan lahan rawa lebak tengahan dan dalam. Lahan rawa lebak dangkal dan tengahan umumnya dijadikan persawahan dengan pertanaman palawija dan sayuran di bagian gulu dan bedengan pada sistem surjan. Sementara lebak dalam, karena bentuknya mirip cekungan kondisi airnya relatif masih tetap dalam walaupun pada musim kemarau, sehingga lebih sesuai untuk budidaya perikanan air tawar. Kendala utama dalam pengelolaan lahan rawa lebak adalah tinggi air selama musim hujan. Sebaliknya pada musim kemarau tinggi genangan air berangsur turun menjadi hampir kering.

Secara tradisional, petani menanami lahannya setelah genangan air mulai turun pada akhir musim hujan. Penanaman dimulai dari lebak dangkal dan berlanjut ke lebak tengahan. Pada

(7)

kondisi kemarau panjang, lahan rawa lebak merupakan lahan subur untuk pertanaman padi, palawija dan hortikultura. Lahan rawa lebak merupakan salah satu lumbung padi beras nasional yang mampu mendukung dan mengamankan program ketahanan pangan. Oleh karena itu, potensinya yang besar untuk perluasan area produksi pertanian dapat dilakukan melalui perbaikan biofisik lahan. Penelitian yang lebih intensif perlu dilakukan untuk mendapatkan varietas - varietas tanaman yang mampu beradaptasi dan berproduksi tinggi serta rasanya disenangi konsumen, sehingga sesuai dibudidayakan di lahan rawa lebak.

(8)

BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu

Hari : Kamis

Tanggal : 20 Juli 2023

Waktu : pukul 13.00 WIB sd. Selesai

Tempat : Desa Kota Daro II, Kec. Rantau Panjang, Kab. Ogan Ilir, Prov. Sumsel

3.2 Bahan dan Alat

Alat : ~ Sampan Bahan : ~ Padi 3.3

Pelaksanaan

Persiapan Lahan

 Untuk menahan air di petakan perlu dibuat pematang/galengan.

 Traktor dapat dipergunakan di awal musim penghujan sebelum genangan air di dalam petakan tinggi.

 Tanah diolah dengan sempurna dan upayakan permukaan tanah rata di dalam setiap petakan.

 Pengolahan lahan dengan traktor dapat mengurangi kepadatan tanah. Untuk lahan gambut sebaiknya pengolahan tanah cukup dengan tajak karena trkator sering ambelas.

 Persiapan lahan dapat juga dilakukan dengan penyemprotan herbisida non selektif untuk memberantas gulma (sebelum hujan).

 Jika lahan sudah tergenang air biasnya rumput cukup ditebas dengan menggunakan tajak besar.

Tata Cara Tanam

 Pindah tanam dilakukan bibit umur 21 – 25 hari.

 Usahakan lahan dalam kondisi macak-macak/berlumpur.

 Jarak tanam 20 x 20 cm.

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

 Menggunakan varietas padi lebak lokal

 Dengan jarak tanam 20

x 20 cm dan tinggi tanaman kurang lebih setinggi 30 – 50 cm.

Lahan rawa lebak merupakan rawa yang tergenang air pada musim penghujan dan kering pada musim kemarau.

4.2 Pembahasan

Mempercepat pertumbuhan bibit persemaian dilakukan dengan sistem "persernaian pindah", yaitu bibit dari persemaian kering setelah berumur sekitar 7-10 hari dipindahkan ketempat basah dan dipelihara sampai bibit berumur 25-30 hari. Tempat basah umumnya ditepi sawah rawa lebak. Cara tersebut dikenal dengan istilah "lambakan". Sistem tersebut dapat mempercepat pertumbuhan bibit karena perubahan hormonal, sehingga pada saat tanarn bibit sudah cukup besar, tinggi, dan kuat. Manfaat dari cara ini, saat tanarnnya dapat

dipercepat untuk menghindari terjadinya cekaman kekeringan pada fase. Jika lahan sawah masih terendarn air yang cukup tinggi, bibit inipun masih bisa ditahan hingga kondisi di sawah memungkinkan untuk ditanarni. Karena, pada keadaan air macak-macak sampai dengan ketinggian air lebih kurang 30 cm, lahan tersebut dapat ditanami padi sedangkan pada kondisi kering dapat ditanami tanaman pangan lainnya.

Lahan rawa lebak mempunyai karakteristik yang khas, yaitu terdapat genangan air pada periode waktu yang cukup lama. Air yang menggenang tersebut bukan merupakan akumulasi air pasang, tetapi berasal dari limapasan air permukaan di wilayah itu dan wilayah sekitarnya, karena topografinya rendah. Kondisi genangan air tersebut dipengaruhi oleh curah hujan setempat dan wilayah sekitarnya. Air dapat menggenang lebih dari 6 bulan, akibat adanya cekungan dalam, yang dikenal sebagai rawa lembah atau lebak dalam. Dengan jarak tanam

20

x 20 cm atau dengan jajar legowo (3 : 1), cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip

penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan.

Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (3 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) X 10 cm (barisan pinggir) X 40 cm (barisan kosong).

(10)
(11)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktikum ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu baru yang tidak diajarkan di kampus. Kita biasa diajarkan teori di kampus, dan di tempat praktikum ini kita akan mempraktikkannya.

Pada intinya, kegiatan praktikum sangat berguna untuk mengembangkan apa yang sudah diajarkan di kampus. Praktikum bisa dikatakan sebagai pelengkap serta proses pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia kerja.

5.2 Saran

Karena di tempat praktikum kita akan berhubungan langsung dengan pekerjaan, maka alangkah baiknya kita mempersiapkan secara matang materi - materi yang diajarkan di kampus. Hal ini bertujuan agar kita tidak bingung kalau disuruh melakukan sesuatu.

Untuk adik tingkat selanjutnya yang akan melaksanakan praktikum, usahakan tetap menjaga nama baik almamater ( kampus ). Karena jika nama almamater sudah jelek, maka nantinya akan susah untuk bekerjasama dengan pihak desa tersebut dalam menerima mahasiswa yang akan melalukan praktikum.

5.3

(12)

DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/50476/BUDIDAYA-PADI-DI-LAHAN-RAWA-LEBAK/

https://anakmanja98.blogspot.com/2018/04/laporan-teknik-pindah-tanam.html

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/dcfd2030bdea74d9344019e8bd315c4b.pdf https://repository.pertanian.go.id/items/b69f62a3-e01e-4e68-a468-8609d0621077

http://cybex.pertanian.go.id/artikel/81617/pengelolaan-tanaman-terpadu-padi-rawa-lebak/

http://www.cybex.pertanian.go.id/artikel/90026/lahan-rawa-lebak/

https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/a272c6db-a52e-48bf-85f0- 9ac531838fab/content

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85248/Budidaya-Padi-Lebak/

(13)

LAMPIRAN DOKUMENTASI

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Karakter agronomi yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah bulir, adaptasi awal pindah tanam, umur mulai berbunga,

Menurut AAK (2003), iklim merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman padi. Tanaman padi tumbuh baik di daerah berhawa panas dan tempatnya terbuka serta banyak sinar

Bibit yang akan digunakan untuk padi sawah jajar legowo yaitu tanam pindah berupa tanaman padi dari persemaian yang berumur sekitar 20-24 hari (Litbang Pertanian,

Jarak tanam yang tepat penting dalam pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk proses fotosintesis dalam jarak tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang

Jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman dan kompetisi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain dalam menggunakan zat hara, air dan cahaya matahari

Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak

Lubang tanam diperiksa, benih yang tidak tumbuh dibuang, dan diganti dengan benih yang baru atau dilakukan transplanting tanaman yang diganti dengan benih yang

Hasil analisis varians menunjukkan bahwa pada MK 2005, varietas padi, waktu tanam, fase tumbuh tanaman, dan interaksi antara waktu tanam dengan stadia tanaman