• Tidak ada hasil yang ditemukan

laprak farmakognosi 4

N/A
N/A
sugar baby

Academic year: 2024

Membagikan "laprak farmakognosi 4"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM IV

IDENTIFIKASI MIKROSKOPI SIMPLISIA RIMPANG

DISUSUN OLEH :

SHEREN REGINAMONA 21484011120

Hari/Tgl Praktikum : Rabu, 13 Oktober 2022

Dosen Pembimbing : Risa Supriningrum , S. Si., M. M

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

2022

(2)

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan memahami cara identifikasi beberapa simplisia rimpang dengan metode mikroskopi.

B. DASAR TEORI A. Uji Mikroskopik

a. Pemeriksaan mutu simplisia

Pemeriksaan mutu simplisa dapat dilakukan engan cara mikroskopik dan makroskopk. Anlis mikroskopik dapat dilakukan dengan cepat dan sederhana setelah setelah sedikit berlatih, untuk itu diperlukan pengetahuan tentang peralatan tersebut maupun prosedur yang harus dilakukan. Untuk mencegah keletihan, maka diperlukan pengamatan hal ini memerlukan antara lain penjaga jarak antara mata dan okuler. Untuk menentukan jarak ini, mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum antara 1 cm. Jarak optimum di pakasi saat dan tampak sebenar-benarnya dan setajam-tajamnya. Metode mikroskopi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya masuknya simpleks, namun terbatas pada segi kualitatif saja. Untuk maksud ini penganalisis harus memahami betul ciri khas dari setiap simplisia secara mikroskopi. ( Depkes RI,1979 )

Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia , maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitataif. Analisis kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, an pengujian mikroskopik.

a) Uji Organoleptik, meliputi pemeriksaan warna, bau, dan rasa dari bahan

b) Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan

mikroskop yang derajat pembesarannya disesuaikan dengan

(3)

keperluan simplisia yang diuji dapat berupa sayatan maupun serbuk, tujuannya adalah mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas

B. Tanaman Rimpang

Rhizoma adalah batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga, serta tumbuh akar.

Rhizoma dan akar inilah yang menahan hempasan ombak dan arus (Azkab, 2006).

Dalam Identifikasi rhizoma,hal-hal yang harus diperhatikan :

 Bagian luar : Bentuk gambar, warna bagian luar dapat berwarna hijau kotor, kuning sampai kuning merah.

 Tanda-tanda permukaan : ada garis garis pantai, warna bagian dalam kuning (temulawak, kunyit) tau coklat muda (jahe) Bau dan rasa

 Struktur rhizoma : seperti batang monokotil, memiliki epidermis, endodermis, korteks, dll. Pada zingiberaceae, di dalam cortex dan parenkim berisi amilum atau mengandung kantong secret.

Dalam botani, rimpang (rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tuna dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini.

Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rhizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) Mulus tuber (umbi batang). Geragih (stolon) juga merupakan modifikasi

(4)

batang sebagaimana rhizoma. Berbeda dengan rhizoma, stolon menjalar di sekitar permukaan tanah.

C. ALAT DAN BAHAN Alat :

 Mikroskop

 Pipet tetes

 Handphone

 Tisu

 Lap halus

 Gelas objek

 Gelas penutup

 Lampu spiritus

Bahan :

 Rimpang Jahe

 Rimpang Kunyit

 Rimpang Lengkuas

 Rimpang Kencur

 Aquades Pereaksi :

 Larutan Kloralhidrat

(5)

D. KLASIFIKASI TANAMAN 1. Rimpang Jahe

Regnum : Plantae Divisio : Pteridophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Scitaminee

Familia : Zingiberaceae Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinaleroscoe 2. Rimpang Lengkuas

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Familia : Zingiberaceae Genus : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga L 3. Rimpang Kencur

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Familia : Zingiberaceae Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga 4. Rimpang Kunyit

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Liopsida Ordo : Zingiberales Familia : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Val

(6)

E. PROSEDUR KERJA

Identifikasi secara mikroskopi :

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Ambil sedikit serbuk simplisia yang akan diperiksa, diletakkan di atas kaca objek, kemudian tetesi dengan beberapa tetes larutan kloralhidrat.

Tutup dengan gelas penutup, lakukan bila ada larutan kloralhidrat yang kelebihan serap dengan tisu, kemudian fiksasi di atas lampu spiritus dan dijaga agar jangan sampai mendidih. Amati di bawah mikroskop mulai dengan perbesaran lemah.

 Untuk melihat butir pati pada rimpang dapat menggunakan media aquadest

 Amati masing-masing simplisia dengan seksama kemudian sesuaikan dengan penuntun fragmen apa yang didapat

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan kali ini dilakukan identifikasi simplisia secara mikroskopi pada 4 macam simplisia rimpang, yaitu rimpang kunyit, rimpang kencur, rimpang lengkuas dan rimpang jahe. Pemeriksaan secara mikroskopi dilakukan dengan melihat susunan jaringan atau fragmen dari serbuk simplisia rimpang yang telah ditetesi dengan pereaksi kloralhidrat dan telah melewati proses tahap fiksasi. Untuk melihat butir pati kita dapat menggunakan media aquadest dengan tahapan yang sama tapi tidak melewati proses pembakaran atau fiksasi.

Kloralhidrat digunakan pada percobaan ini untuk menjernihkan preparat sehingga dapat melarutkan berbagai zat lain yang tidak diperlukan pada pemeriksaan simplisia dengan mikroskop dan memudahkan agar terlihat lebih jelas jaringan atau sel yang ada pada simplisia yang sedang diamati. Fiksasi dilakukan agar kloralhidrat sedikit menguapkan karena pemanasan sehingga simplisia dapat menempel dengan sempurna pada kaca objek. Hasil yang didapatkan pada percobaan sesuai dengan literatur namun terdapat beberapa kendala pada pemeriksaan mikroskopi yaitu pada saat fiksasi. kadang-kadang dilakukan fiksasi larutan kloralhidrat yang

(7)

ditambahkan terlalu tebal, atau bahkan fiksasi tidak dilakukan dengan benar pada saat diamati di bawah mikroskop objek menjadi jelas.

Berikut data hasil pengamatan selama praktikum : 1. Rimpang Kunyit

Dari hasil yang didapatkan secara mikroskopi terlihat bahwa rimpang kunyit memiliki fragmen pengenal periderm, butir pati, rambut penutup dan parenkim berisi butir pati. Dimana fungsi rambut penutup (trikomata) pada tumbuhan yaitu mengurangi penguapan, mengurangi gangguan dari hewan herbivora, membantu penyerbukan , rambut penutup menyusun sebagian besar pada tumbuhan kunyit.

2. Rimpang Lengkuas

Dari hasil yang didapatkan secara mikroskopi terlihat bahwa rimpang lengkuas memiliki fragmen pengenal berupa jaringan berkas pembuluh dan butir pati. Jaringan berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem, jaringan xilem (pembuluh kayu) bekerja untuk mengangkut udara dan garam mineral, sedangkan jaringan floem bekerja untuk mengangkut hasil fotosintesis.

3. Rimpang Kencur

Dari hasil yang didapatkan secara mikroskopi terlihat bahwa rimpang kencur memiliki fragmen pengenal parenkim, parenkim sel minyak dan butir pati. Parenkim sel minyak (sklerenkim) adalah jaringan booster atau jaringan penyokong dengan dinding sekunder yang tebal karena mengandung zat lignin. Butir padi pada rimpang kencur berfungsi sebagai sumber karbohidrat pada tumbuhan rimpang.

4. Rimpang Jahe

Dari hasil yang didapatkan secara mikroskopi terlihat bahwa rimpang jahe memiliki fragmen pengenal berupa parenkim berisi butir pati.

Parenkim yang berisi butir pati berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

(8)

G. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat kesimpulan bahwa identefikasi atau pemeriksaan rimpang secara mikroskopi dilakukan menggunakan alat mikroskop dan dilakukan dengan penambahan larutan cloral hidrat untuk memudahkan pengamatan dibawah mikroskop untu mengidentifikasi bertujuan untuk mengidentifikasi suatu fragmen, isi sel atau jaringan yang terdapat pada rimpang tersebut.

H. LAMPIRAN

Hasil Dokumentasi Keterangan

Hasil identifikasi rimpang lengkuas dengan perbesaran lensa okuler 12,5x dan perbesaran lensa objektif 40x.

Hasil identifikasi rimpang kencur dengan perbesaran lensa okuler 12,5x dan perbesaran lensa objektif 40x.

(9)

Hasil identifikasi rimpang jahe menggunakan kloralhidrat dengan perbesaran lensa okuler 12,5x dan perbesaran lensa objektif 40x.

Hasil identifikasi rimpang kunyit dengan perbesaran lensa okuler 12,5x dan perbesaran lensa objektif 40x.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, D., dan Sri, M. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta : Penebar Swadaya Hal: 106-120.

Astuti, Yeti, 2009. Analisis Amylum, Gramedia, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.

Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya

Referensi

Dokumen terkait

hasil teori dengan hasil percobaan yang dilakukan menggunakan alat penukar... Sehingga dilakukan suatu percobaan oleh mahasiswa

setelah melakukan perangkaian alat, melakukan pengukuran menggunakan multimeter, berdasarkan gambar, pada percobaan dilakukan dengan menghubungkan ujung test

Pemeriksaan pap smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang

Untuk mengidentifikasi jenis parasit yang menginfeksi sampel ikan, dilakukan pemeriksaan parasit pada organ permukaan tubuh, insang dan sirip menggunakan mikroskop

Pemeriksaan morfologi mikropartikel ketoprofen-alginat-chitosan (Gambar 5.2) dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mikropartikel

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian nilai pemeriksaan LED menggunakan metode Westergreen manual dan Automatic dengan alat Convergys ESR 10s di Laboratorium Puskesmas Kecamatan Pasar

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa media tanam yang paling baik untuk organogenesis agar terjadi induksi akar dan tunas pada daun

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu Hasil validitas cluster tertinggi menggunakan Silhouette Index SI terletak pada percobaan ke-21