• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Islam dalam Pengurusan

N/A
N/A
Muhammad Lutfi abdul aziz

Academic year: 2024

Membagikan "Pengenalan Islam dalam Pengurusan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELIAN PRODUK TOKO NOL SAMPAH

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Sarjana

LAYLANI AZZHARI AHMAD 66190067

Program Studi Manajemen

Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya Bandung

2023

1

(2)

Bismillahirrahmanirrahim

Skripsi ini saya persembahkan kepada Almamater saya, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya.

Selalu ada harapan bagi yang selalu berdoa. Selalu ada jalan bagi yang selalu berusaha. -Hijrah, Istiqomah.

Allah SWT sesungguhnya maha penyanyang lagi maha pengasih, maka banyak nikmat Allah SWT seperti nikmat sehat sehingga bisa menggerakan aggota badan kita untuk beraktivitas.

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An-Nahl: 18)

Dengan mengucapkan puji serta syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Teruntuk kedua orang tua ku tersayang Mama, Papa, Terimakasih atas segala usaha dan pengorbananya yang selalu meng support Layla dan selalu mendoakan hingga Layla bisa melewatkan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dan memberikan surga yang terbaik Aamiin Allohumma Aamiin.

2. Teruntuk orang terbaik yang Allah kirimkam, Galih Prasetyo, S.Pd., M.M., Muftih Raya, S.T., Siti Sarah, A.MD., Rika Dwi Andasari, S.Pd., Cica Suci Candriyani, Teddy Prihastowo M.IL., Toni Eka Saputra,

2

(3)

3. Teruntuk teman-teman tercinta Azmi Hakim, S.Pd., Endang Sudrajat, S.E., Sinta Yulia Rachmawati, Amram Ambon Tuarlela, Erina Andreawati, S.M., Riswan Hermawan, Ria Febrianti Terimakasih telah memberikan support dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teruntuk semua yang terlibat dalam terbentuknya skripsi ini, saya ucapkan terima kasih. God Bless You!

5. Thank you for myself, I have been able to get through it until now.

3

(4)

4

(5)

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

5

(6)

6

(7)

NIM : 66190067 Program Studi : Manajemen Jenjang : Strata Satu (S1)

Judul Skripsi : Pengaruh Environmental Awerness dan Green Product Terhadap Keputusan Pembelian Produk Toko Nol Sampah Untuk dipertahankan pada periode I-2023 dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Manajemen (S.M) pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen di Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya.

Bandung, 07 Agustus 2023 PEMBIMBING SKRIPSI

Dosen Pembimbing I : Sahidillah Nurdin, SE, M.M ...

Dosen Pembimbing II : Dwi Sandini S.E M.M ...

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ... ...

Penguji II : ... ...

PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA

7

(8)

adalah hasil karya tulis asli Laylani Azzhari Ahmad dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang keras untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini, tanpa seizin penulis.

Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.

Untuk keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi yang tertera di bawah ini:

Nama : Laylani Azzhari Ahmad

Alamat : Jl. Terusan AwiBitung- Sukarasa No.65 RT/RW 04/10 Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung 40121

No HP : 081572572900

E-mail : [email protected]

8

(9)

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini penulis dapat menyelaesaikan skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun juful skripsi yang penulis sambil sebagai berikut:

“PENGARUH ENVIRONMENTAL AWERNESS DAN GREEN PRODUCT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK TOKO NOL SAMPAH”

Tujuan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syukur kelulusan program Sarjana Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya. Sebagai bahan penulisan, peneliti mengambil sumber dari hasil penelitian, observasi dan berbagai sumber literatur yang relevan dengan penulisan skripsi ini. Penulis, menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dan semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan uacapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Purwadhi, M.Pd. Rektor Universitas Adirajasa Reswara Sanjaya

2. Dr. A. Rohendi, M.M., M.H Wakil Rektor BIdang Akademik Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

3. Dr. Yani Restiani Widjaja, S.e., M.M., Dekan Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

9

(10)

5. Deden Edwar Yokeu Bernardin, S.E., M.M Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

6. Dwi Sandini, S.E., M.M. Selaku Dosen Pembimbing II

7. Bapak / Ibu dosen Manajemen Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya 8. Staff, Karyawan di lingkungan Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya 9. Orang tua terkasih mama Ani Mulyani dan bapak Achmad Sholeh yang

selalu memberikan dukungannya dan pengorbanannya tiada henti

10. Keluarga besar tersayang yang selalu memberikan dukungan segenap hati 11. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Serta seluruh pihak yang terlalu banyak tak dapat disebutkan satu persatu, sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsin ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, 10 Agustus 2023 Penulis,

Laylani Azzhari Ahmad

10

(11)

11

(12)
(13)

DAFTAR GAMBAR...iii

DAFTAR TABEL...iv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...11

1.2.1 Identifikasi Masalah...11

1.2.2 Rumusan Masalah...11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...12

1.3.1 Maksud Penelitian...12

1.3.2 Tujuan Penelitian...12

1.4 Manfaat Penelitian...13

1.4.1 Manfaat Akademis...13

1.4.2 Manfaat Praktis...13

BAB II LANDASAN TEORI...14

2.1 Tinjauan Pustaka...14

2.1.1 Environmental Awerness...14

2.1.2 Green Product...21

2.1.3 Keputusan Pembelian...27

2.2. Penelitian Terdahulu...35

2.2.1. Hubungan Antar Variabel...41

2.3 Kerangka Pemikiran...43

2.4 Hipotesis...44

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN...49

3.1 Gambar Umum Objek Penelitian...49

3.1.1 Sejarah Perusahaan...49

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...51

3.1.3 Kegiatan Perusahaan...53

3.2 Metode Penelitian...55

3.2.1 Desain Penelitian...55

3.2.2 Operasional Variabel...56

3.2.3 Sumber Data...59 i

(14)

DAFTAR GAMBA

ii

(15)

Gambar II.2 Kerangka Pemikiran 4

Gambar III.1 Struktur Organisasi...52

DAFTAR TABEL

iii

(16)

Tabel III.2 Skor Penilaian Pada Skala Likert...62

iv

(17)

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatnya sumber daya alam sebagai pendukung pertumbuhan yang menyebabkan masalah kelestarian lingkungan yang serius. Lingkungan telah menjadi arus utama masalah dalam dunia persaingan saat ini. Pemasaran hijau adalah mode utama untuk mengetahui alasan masalah lingkungan seperti pemanasan global, penipisan ozon, polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan penggundulan hutan.

Mengingat pentingnya lingkungan, konsumen diseluruh dunia mulai menunjukkan kepedulian terhadap perlindungan lingkungan dan mulai menghindari produk yang berbahaya bagi lingkungan. Kesadaran perusahaan hendak sumber daya alam telah memunculkan isu perlindungan lingkungan yang pada gilirannya telah menciptakan produk yang ramah lingkungan. Pemasar menanggapi kesadaran lingkungan konsumen yang tumbuh dengan mengembangkan produk hijau yang ramah lingkungan (Djaniar, 2022).

Saat ini menunjukkan sisi positif dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan. 81 persen konsumen menghendaki kontribusi perusahaan untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekitar. Kesadaran konsumen terhadap tanggung jawab lingkungan ini terutama di kalangan anak muda, milenial (85%) dan gen Z (80%). Lebih dari 73 persen konsumen mengatakan siap beralih ke produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan 41 persen menyatakan lebih memilih produk-produk berbahan alami dan organik (Nielsen, 2019)

1

(18)

Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa penggunaan plastic sekali digunakan atau kantong plastic untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat kita hindarkan lagi, sebab plastic memiliki masa yang ringan sebagai akibatnya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebab pemakaiannya yang sangat nyaman dan praktis namun kelamaan dapat usang. Masyarakat ada yang telah menyadari bahwa produk plastic sekali gunakan yang mereka pakai sehari-hari dapat meningkatkan jumlah sampah dan dapat merusak lingkungan.

Gambar I.1 Populasi Sampah Plastik Indonesia Sumber: sipsn.menlhk.go.id

(19)

Dari berbagai jenis dan komposisi sampah tersebut, dapat melakukan pemilahan sampah. Pemilahan sampah merupakan proses untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

Gambar I.2 10 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dengan Produksi Sampah Harian Terbanyak

Berdasarkan Gambar I.2 dari data Dinas Perumahan dan Permukiman yang dipublikasikan Open Data Jabar, produksi sampah di Kota Bandung mencapai 1.529 ton per hari pada 2021.

Produksi sampah harian tersebut merupakan yang tertinggi dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Jawa Barat. Di urutan kedua ada Kota Bekasi dengan produksi sampah 1.501 ton per hari. Diikuti Kabupaten Bandung, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi dengan produksi sampah harian berturut-turut 1.489 ton, 1.419 ton, dan 1.194 ton.

(20)

Jika dihitung secara keseluruhan, rata-rata produksi sampah di 27 kabupaten/kota Jawa Barat pada tahun 2021 mencapai 586,7 ton per hari. Angka ini sudah berkurang cukup banyak dari tahun 2020 yang rata-ratanya 944,7 ton sampah per hari. Kota Bandung merupakan salah satu penyumbang sampah plastic global dengan menduduki peningkat besar, hal ini diyakini banyak kalangan disebabkan karena ketidaksinambungan diantara sisa makanan dan sampah plastic dan penanganan limbah plastic yang pada akhirnya menyebabkan lautan sampah dengan gaya hidup tidak sehat dan salah satu penyumbang polusi plastic yaitu kantong plastic untuk wadah belanja konsumen.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat pada pentingnya menjaga iklim membuat banyak produsen yang mulai beralih menggunakan bahan yang tidak merusak lingkungan atau istilah lain yaitu bahan yang tidak berbahaya bagi ekosistem. Tidak hanya bahan dasar untuk produk yang disebutkan, tetapi juga bahan untuk pengemasan, dan pelabelan.

Tabel I.1

Data Pencemaran Menurut Jenisnya di Kota Bandung 2022 Jenis Sampah Produksi Sampah Persentase (%)

Garbage Type (M3/Hari) Percentage

Sisa makanan dan daun / Food waste and leaves 772,69 44,51%

Kayu dan ranting / Woods and twigs 69,09 3,98%

Kertas / Paper 227,76 13,12%

Plastik / Plastic 324,28 18,68%

Logam / Metal 15,62 0,90%

Kain / Cloths 82,46 4,75%

Karet dan kulit / Rubber and leather 41,32 2,38%

Limbah B3 / Hazardous waste 131,42 7,57%

Lainnya / Others 71,35 4,11%

J U M L A H 1 735,99 100,00%

Sumber: bandungkota.bps.go.id

Sampah Kota Bandung menjadi masalah laten yang sukar dipecahkan hingga kini. Banyak faktor yang membuat produksi sampah terus meningkat, mulai

(21)

minimnya sosialisasi pengelolaan yang dilakukan pemerintah, jumlah penduduk yang terus meningkat, gaya hidup konsumtif, dan seterusnya.

Serta rendahnya akan pengetahuan environmental awerness masyarakat Kota Bandung menjadikan rendahnya keputusan pembelian yang harus ditangani mengingat pentingnya menghadirkan dalam meningkatkan keputusan pembelian memberikan gambar bahwa, rendahnya keputusan pembelian merupakan menurunnya tingkat permintaan produk, sehingga target pelaku usaha sulit terlaksana.

Kesadaran lingkungan mempengaruhi perilaku manusia dengan berbagai kaidah yang dapat mengurangi pola pikir yang boros atau berbahaya dalam meningkatkan preferensi untuk produk ramah lingkungan, pengumpulan limbah secara selektif, atau berbagai bentuk protes yang dapat mewakili kepekaan ekologis. Maka dalam hal ini kesadaran pada kerusakan sumber daya alam telah memunculkan isu dalam hal perlindungan lingkungan, yang pada gilirannya telah menciptakan produk yang ramah lingkungan. Maka para pemasar menanggapi kesadaran lingkungan konsumen yang tumbuh dengan mengadopsi praktik hijau dan mengembangkan produk yang ramah lingkungan. Green Product adalah konsep pemasaran produk yang menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Green Product tidak hanya sekedar menawarkan produk yang ramah lingkungan tetapi juga menawarkan produk yang aman dan tidak berbahaya bagi konsumen dan lingkungan (Nabila1 & Yusiana2, 2020).

Green Product atau produk ramah lingkungan adalah suatu produk yang diolah dan diproses untuk mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan baik dalam proses produksi, pendistribusian dan pengkonsumsinya.

(22)

Green Product adalah gambaran baik berupa produk atau jasa yang tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan (Lestari et al., 2023).

Peningkatan konsumen hijau dan permintaan produk hijau, mendorong pelaku bisnis, dan pemasar untuk lebih peduli dan berpihak pada kelestarian lingkungan (environmental sustainability) dengan menerapkan isu-isu lingkungan sebagai strategi pemasaran hijau. Green Product adalah bentuk upaya untuk mengkonversi bahan pengemas produk ke bahan yang mudah diuraikan lingkungan. Green Product memiliki empat prinsip umum yaitu Reduce, Reuse, Replace, Recycle (Ahmad et al., 2019). Salah satu produk yang menggunakan prinsip Green Product adalah Toko Nol Sampah.

Banyaknya green products yang tersedia di Toko Nol Sampah menjadikan tantangan yang menarik untuk melewati kompetitornya salah satunya pada keputusan pembelian.

Keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana calon konsumen sudah memiliki keinginan membeli atau minat kepada barang yang akan dibeli (Fasha et al., 2022). Seorang konsumen akan terlebih dahulu memasuki beberapa tahap yang nantinya akan memicu seseorang untuk memutuskan pembelian. Tahap calon konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi, keputusan pembelian, perilaku pembelian. Dalam tahapan pasca pembelian konsumen akan melakukan evaluasi terhadap produk tersebut dengan melihat apakah kualitas barang sesuai dengan barang yang ditawarkan. Keputusan pembelian merupakan suatu tahap yang mana dilakukan konsumen ketika melakukan pembelian barang maupun jasa (Manajemen et al., 2020). Cara mudah

(23)

untuk mendapatkan informasi terkait barang yang diinginkan yaitu dengan melihat rating atau review toko (Ardianti & Widiartanto, 2019).

Hal ini juga sesuai dengan meningkatnya perhatian pada isu lingkungan bahwa kepedulian lingkungan merupakan area yang potensial bagi strataegis bisnis. Environmental awerness atau Green Product merupakan focus baru dalam usaha bisnis, yaitu sebuah pendekatan pemasaran strategi yang mulai timbul dan menjadi perhatian banyak pihak (Risyamuka & Mandala, 2015). Kondisi ini menuntut pemasar untuk hati-hati ketika keputusan yang diambil melibatkan lingkungan. Perhatian terhadap isu-isu lingkungan ini ditandai dengan maraknya para pelaku bisnis dalam menerapkan produk-produk yang telah diasumsikan aman terhadap lingkungan. Oleh karna itu, Green Product mengitegrasikan perubahan pada proses, produksi, hingga pengemasan yang ramah lingkungan.

Seperti Toko Nol Sampah yang sudah menerapkan Green Product kepada kepuasan, kebutuhan, keinginan pelanggan dalam hubungan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Toko Nol Sampah memiliki empat elemen dari bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Untuk menjual produk yang ditawarkan dengan keuntungan, keunggulan, pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengurangan limbah. Toko Nol Sampah adalah produsen yang menjual semua produk ramah lingkungan atau bisa disebut juga dengan Green Product dan toko ini menerapkan system jual beli tanpa kemasan atau bisa dikenal dengan gaya hidup zero waste.

Untuk mengetahui kesadaran lingkungan konsumen dari Toko Nol Sampah dilakukan pra-survei terhadap konsumen yang terdiri dari indikator mengenai

(24)

Environmental Arwerness dan Green Product kepada 20 Responden. Berdasarkan penyebaran kuesioner tersebut diperoleh data pada Tabel 1.2.

Tabel I.2

Pendapat Konsumen di Toko Nol Sampah 2023

No Pernyataan Jawaban Jumlah

Konsumen

STS S CS TS STS

1 Toko Nol Sampah

menerapkan dan mengajak akan Enviromental Awerness.

10 8 0 2 0 20

2 Toko Nol Sampah

meminimalisir tindakan yang merusak Lingkungan.

8 7 0 3 2 20

3 Toko Nol Sampah menjaga

lingkungan 8 9 0 3 0 20

4 Toko Nol Sampah merupakan

produk yang ramah

lingkungan

9 8 0 0 3 20

5 Bahan baku Toko Nol Sampah terbuat dari bahan -bahan tidak berbahaya.

9 5 0 5 1 20

6 Poduk Toko Nol Sampah

bermanfaat bagi lingkungan 8 11 0 1 0 20

7 Saya memutuskan membeli produk Toko Nol Sampah karna memiliki produk yang bergaya hidup sehat.

9 7 1 1 2 20

8 Saya memutuskan membeli Toko Nol Sampah karna memiliki produk yang unik dibandingkan toko lain.

7 8 1 4 0 20

9 Saya memutuskan membeli produk Toko Nol Sampah secara berulang.

8 10 0 2 0 20

Jumlah 76

% 73% 2% 21% 8% 100%

Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 1.2 Hasil data prasurvei pada konsumen Toko Nol Sampah menunjukan bahwa konsumen menyadari akan pentingnya Environmental Awerness dimana gaya hidup sehat dan pelestarian lingkungan merupakan hal yang sangat penting.

Maka dapat diidentifikasi semakin meningkatnya Environmental awerness maka sangat berpengaruh konsumen untuk membeli Green Product yang tersedia

(25)

di Toko Nol Sampah, karena Toko Nol Sampah banyak menyediakan product yang tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan, sumber daya alam, serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Sesuian dengan hasil penelitian Caselia Ajeng Puspitasari et dkk, denga judul The Effect of Green Marketing, Enviromental and Health Awerness on Purchasing Decisions of Organic Food Products Through Attitudes bahwa green product dan kesadaran lingkungan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Untuk memperkuat kepercayaan konsumen akan Green Product pada Toko Nol Sampah ini juga dipengaruhi oleh berbagai macam strategi yang sudah dirancang sebelumnya. Dengan membangun hubungan yang baik dengan konsumen, melakukan promosi baik pada media sosial maupun strategi dari mulut ke mulut, karna startegi yang paling sederhana dan tidak mengeluarkan biaya dalam kegiatannya namun dapat memperoleh efektivitas yang sangat besar.

Keputusan pembelian biasanya dapat melibatkan dua atau lebih alternaatif produk yang dinilai dahulu sebelum dikonsumsi maupun digunakan artinya konsumen membandingkan beberapa alternatif produk berdasarkan kriteria mereka dalam pemelihan tersebut sehingga akhirnya mengambil keputusan terhadap satu produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengkaji pengaruh Environmental Aweness dan juga Green Product terhadap keputusan pembelian pada masyarakat dalam pembelian dan penggunaan plastic dengan tema pemasaran yang berjudul

“Pengaruh Environmental Awareness dan Green Product Terhadap Keputusan Pembelian Product Toko Nol Sampah di Kota Bandung”

(26)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulisan mengidentifikasi masalah yang akan dibuat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Environmental Awerness masyarakat di kota Bandung diidentifikasi dalam kategori rendah.

2. Konsumen toko nol sampah menilai bahwa produk hijau menjadi pilihan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.

3. Diidentifikasi tingkat keputusan pembelian terhadap product ramah lingkungan terlebih pada masyarakat kota bandung masih rendah.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulisan mengidentifikasi masalah yang akan dibuat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Environmental Awerness terhadap keputusan pembelian pada Toko Nol Sampah di masyarakat Kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh Green Product terhadap keputusan pembelian pada Toko Nol Sampah di masyarakat Kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh Environmental Awerness dan Green Product Toko Nol Sampah terhadap Keputusan Pembelian masyarakat di Kota Bandung?

(27)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan Lingkungan, Green Product, Ramah Lingkungan, sikap terhadap Product Ramah Lingkungan, dan niat beli Ramah Lingkungan dalam meningkatkan minat membeli masyarakat Kota Bandung menerapkan system jual beli tanpa kemasan atau yang biasa dikenal zero waste. Selain itu untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam dunia usaha, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan Manajemen. Serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan Program Studi Manajemen jenjang S1 di Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah tersebut, maka Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh enviromental awerness terhadap keputusan pembelian pada Toko Nol Sampah di masyarakat Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh Green Product terhadap leputusan pembelian pada Toko Nol Sampah di masyarakat Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh Environmental Awareness dan Green Product Toko Nol Sampah dan seberapa besar Keputusan Pembelian terhadap masyarakat di Kota Bandung.

(28)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada berbagai pihak. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Akademis

Sebagai alat evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan sehingga dapat dijadikan bahan penyusun penelitian yang serupa lebih dalam.

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan Mahasiswi mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam menerapkan teoriteori yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap praktek dilapang khususnya bidang Manajemen Pemasaran yang berfokus terhadap produk hijau yang ramah lingkungan.

2. Bagi Penelitian

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sebagai pembanding dalam penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Berikut merupakan manfaat dari penelitian yang ingin dicapai, antara lain:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi Manajemen ARS University Bandung.

2. Sebagai bahan informasi kepada pemilik usaha produk hijau mengenai pengaruh kesadaran lingkungan dan keptusan pembelian Toko Nol Sampah terhadap masyarakat di Kota Bandung.

(29)

3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pihak lain mengenai mengenai ilmu pengetahuan produk yang ramah lingkungan.

4. Dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi pembaca yang tertarik melakukan penelitian terkait Green Product yang ramah lingkungan terhadap keputusan pembelian.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Environmental Awerness

A. Definisi Environmental Awerness

Environmental awareness atau kesadaran lingkungan adalah kesadaran individu akan pentingnya menjaga lingkungan yang dilakukan dengan cara menghormati, melindungi dan melestarikan (Siregar, 2021). Environmental Awerness (Kesadaran Lingkungan) sebagai salah satu cara untuk memahami kerapuhan lingkungan disekitar kita dan pentingnya perlindungan akan hal tersebut. Kesadaran lingkungan dimulai dengan pemahaman gerakan lingkungan atau biasa disebut dengan environmentalisme.

Produk yang ramah lingkungan saja tidak cukup untuk pengembangan berkelanjutan (sustainable development). Kesadaran lingkungan juga sangat diperlukan dalam kegiatan mengkonsumsi. Konsumen mulai sadar untuk mendukung kelestarian lingkungan dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan yang mengandung material yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia menjadi popular dikalangan konsumen berkat environmental awareness (Sugiarto & Gabriella, 2020). Dalam kondisi ini, orang-orang yang bertujuan untuk melindungi diri.

Pertumbuhan kesadaran akan isu lingkungan atau Environmental Awareness mendorong konsumen memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang pada akhirnya merubah perilaku pembelian konsumen kearah produk ramah lingkungan

14

(31)

(Green Product). Sikap peduli akan lingkungan yang meberikan dampak positive untuk pengguna produk yang ramah ligkungan. Orang yang memiliki sikap seperti ini adalah orang yang terbiasa dengan gaya hidup sehat dimanapun dia berada.

Kesadaran atau lingkungan didefinisikan sebagai kecenderungan belajar untuk merespon secara konsisten dengan mendukung atau tidak terhadap kondisi lingkungan.

Environmental Awerness mengacu kepada penilaian dalam diri seseorang terhadap kelestarian lingkungan (Manajemen et al., 2020). Enviromental Awerness didasari pada kesadaran dari dalam diri seseorang terhadap kelestarian lingkungan dengan pertimbangan yang dilakukan seseorang berdasarkan aspek kognitif, bukan perasaan (afektif) yang berarti pemahaman mengenai kondisi dan masalah lingkungan menjadi sesuatu yang utama karena akan berpengaruh terhadap tindakan dan sikap individu tentang masalah lingkungan.

Kesadaran Lingkungan merupakan konstruk multidimensi yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, perilaku, niat dan tindakan individu untuk melakukan perilaku yang menunjukan kesadaran terhadap lingkungan (Manajemen et al., 2020). Seseorang dengan tingkat kesadaran tinggi seharusnya lebih menjaga lingkungan, salah satunya melalui perubahan perilaku pembeliannya, konsumen percaya bahwa semakin membeli produk hijau maka perusahaan mendapatkan keuntungan sehingga akan lebih peduli terhadap lingkungan dan meningkatkan performanya dalam memproduksi produk hijau (Hasanah et al., 2023). Kesadaran Lingkungan yang dimiliki oleh konsumen merupakan bagian dari factor internal yang mencakup nilai, kepribadian, sikap dan tanggapan afektif (Sharma, 1998).

(32)

Kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan mahasiswa berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk ramah lingkungan dan kesadaran tersebut dipicu dari kondisi lingkungan di sekitarnya (Hasanah et al., 2023) Individu yang memiliki kesadaran lingkungan yang lebih besar akan lebih memungkinkan untuk memiliki perilaku konsumen hijau. Sebaliknya, terdapat pernyataan bahwa kesadaran ligkungan tidak sekaku berubah menjadi perilaku yang bisa memperkuat pembelian hijau (Zameer et al., 2022). Konsumsi hijau sendiri, jika semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki konsumen terhadap dampak positif dalam menggunakan Green Product (Hasanah et al., 2023). Faktor kesadaran lingkungan diduga dapat berperan sebagai factor pemicu yang kuat akan kepedulian lingkungan yang selanjutnya memperkuat niat pembelian hijau (Zameer et al., 2022).

Berdasarkan pemaparan tersebut maka Environmental Awarness merupakan sandaran umum yang terdiri dari presepsi manusia terhadap suatu kondisi atau peristiwa dan kesadaran ini tidak selalu berarti pemahaman hanya kemampuan untuk sadar, merasakan peran penting dalam menciptakan kesadaran dan mendidik masyaraat tentang manfaat pelestarian lingkungan bagi masyarakat.

B. Aspek pada Environmental Awerness

Menurut (Y. H. D. Danhas, 2020) terdapat beberapa aspek pada Environmental Awerness, berikut Aspek-aspek Environmental awerness yang terdiri dari historis, empiris, yuridis, religious kultural dan filosofis:

1) Prespektif Historis

(33)

Historis berarti sejarah, Sejarah merupakan catatan panjang yang secara kronologis menjadi bahan pelajaran bagi manusia. Apa yang dihadirkan oleh sejarah tersebut, membentuk suatu pola yang diidentifikasi guna melakukan prediksi dan alternatif solusi sedini mungkin. Itulah sebabnya, peristiwa masa lalu, dijadikan sebagai satu disiplin ilmu pula yang dikenal dengan ilmu Sejarah

Sejarah mencatat persoalan dan permasalahan lingkungan yang pernah ada di bumi. Sekaligus hal ini menjadi dasar dan salah satu factor yang melatarbelakangi pendidikan lingkungan sebagai disiplin ilmu.

Dari kronologis sejarah ditiap 10 tahun selalu ada peristiwa pencemaran terhadap lingkungan yang parah. Kendatipun di tahun 1.800 penduduk dunia di Eropa sudah mengetahui bahwa lingkungan yang cemar bias mengakibatkan kematian dan kemerosotan derajat kualitas hidup antar generasi, tapi pencemaran lingkungan tetap terjadi di belahan dunia lain.

Untuk membuat lingkungan menjadi ramah dalam kehidupan manusia iyu sendiri. Manusia sebagai makhluk yang habitatnya adalah bumi perlu diupgrade melalui system pendidikan agar ia lebih bias memainkan perannya sebagai pengelola yang bijaksana di bumi (M. Danhas & hendri, 2020)

2) Perspektif Empiris

Empiris berarti secara pandangan keilmuan. Secara kata, empiris berarti pengalaman. Dalam khasanah ilmiah, istilah empiris diartikan sebagai kebenaran yang telah diuji berdasarkan indra manusia dengan memenuhi tahapan ilmiah atau menggunakan metode ilmiah.

(34)

Pendidikan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menerapkan pendidikan dibidang lingkunan hidup kepada manusia. Dengan kata lain, mempelajari bagaimana cara mengajarkan tentang lingkungan hidup kepada manusia (M. Danhas & hendri, 2020).

3) Perspektif Yuridis

Secara yuridis, paling sedikit pendidikan lingkungan dapat kita sandarkan atau diletakkan di bawah naungan hokum sebagai berikut.

a. Pancasila

Semua sila pada pancasila menghendaki adanya pendidikan, termasuk kugapenddikan lingkungan. Intinya pendidikan lingkungan tidak bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar Negara dan sumber dari segala sumber hokum.

b. UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 Alinea Ke Empat, menyatakan bahwa Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa ini, salah satunya adalah melalui pendidikan dimana pendidikan lingkungan ada didalamnya. Dapat dipahami pendidikan lingkuingan merupakan salah satu hak warga Negara dan pemerintah berkewajiban membiayainya.

c. UU No.20 tahun tentang system Pendidikan Nasional

Undang –undang ini adalah aturan hokum yang mengatur tentang system penddikan nasional. Dinyatakan pada Bab I Pasal 1 Ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

(35)

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedarsan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Selanjutnya pada ayat 2 sampai 30 menjelaskan ketentuan- ketentuan umum terkait system pendidikan nasional tersebut.

d. UU No.32 tahun 2009 tentang Perlingdungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang ini adalah aturan hokum tentang PPLH. Tujuan hakikinya adalah untuk melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan sekaligus untumewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan termasuk mengantisipasi isu lungkungan global.

Pendidikan lingkungan sangat diterima kehadirannya dalam upaya perkawinan antara pendidikan dengan lingkungan hidup, guna menjalankan amanat undang-undang dasar dan dasar Negara kita. Secara tenik penyelenggaranya tentu mengacu pada undang-undang dan aturan lain yang mengatur tentang pendidikan (M. Danhas & hendri, 2020) 4) Perspektif Religius

Secara religious tentu saja kita pahami bahwa tidak ada agama yang menolak adanya upaya peningkatan pengetahuan dalam memahami, dan membangun sikap peduli dan mencintai lingkungan hidupnya. Dalam Agama Islam melalu Al-Qur’an dinyatakan pada surah Ar-Ruum Ayat 41, yang menjelaskan adalah: “Telah tampak kerusakan di dar dan di laut disebabkan

(36)

karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari perbuatan merka, agar mereka kembali.” Ayat diatas telah memberikan gambaran bahwa kerusakan yang terjadi ini adalah ulah perbuatan manusia. Membangun nilai religious pada diri manusia, juga tak lepas dari upaya pendidikan, Oleh karena itu, pendidikan lingkungan sebagai salah satu upaya untu itu. Di mana timbulnya kesadaran dan sikap peduli lingkungan bagi semua orang. Tanpa memandang suku bangsa dan agmanya.

5) Perspektif Kultural

Kurtural berarti kebudayaan. Semua kebuyaan memiliki unsur nilai.

Kebudayaan menghasilkan dan memiliki 2 aspek sebenernya. Pertama adalah bersifat fisik seperti bangunan dan hasil kreasi, Kedua adalah nilai budaya (cultural value). Nilai buadaya tidak terlihat. Merupakan warisan filosofis yang ada pada ranah sikap setiap orang dalam satu kebudayaan. Kebudayaan merupakan perwujudan suatu kelompok social dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya yang berubah (M. Danhas & hendri, 2020).

6) Perspektif Filosofis

Filosofis berarti nilai-nilai kebijaksanaan yang merupakan nilai universal pada manusia. Filsuf adalah sebutan untuk orang yang berpikir secara filsafat. Filsafat adalah hasil dari pemikiran yang filosofis, hasil ini biasanya lahir berupa sebuah ungkapan sarat makna.

C. Indikator Enviromental Awerness

(Sánchez & Lafuente, 2010) mengemukakan bahwa kesadaran lingkungan terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:

1. General belief/values

(37)

General belief/values adalah keyakinan individu atau cara individu menilai lingkungan. General belief/values mempengaruhi perilaku pro lingkungan.

General belief/values mencakup persepsi individu terhadap kondisi kerusakan lingkungan dan terciptanya keseimbangan lingkungan.

2. Personal Attitudes

Personal Attitudes adalah sikap individu terhadap kondisi lingkungan dengan mengedepankan norma dan moral pribadi.

3. Information/knowledge

Information/knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki individu berkaitan dengan isu-isu lingkungan.

2.1.2 Green Product

A. Definisi Green Product

Produk hijau adalah adopsi proses produksi dan produksi yang ramah lingkungan. Produk hijau adalah penerapan prakti ramah lingkungan oleh suatu perusahaan, praktik tersebut meliputi penurunan tingat emisi, pengurangan penggunaan bahan yang tidak berkelanjutan, penggunaan bahan daur ulang, dan konsumsi energy yang lebih sedikit dalam proses produksi (Fizham, 2017).

Green Product adalah konsep yang digerakkan secara internal dan responsive secara eksternal, itu tidak hanya memiliki karakteristik kebaruan dan nilai inovasi tetapi juga menekankan atribut konservasi sumber daya dan perbaikan lingkungan. Dari perspektif produksi, perilaku inovasi hijau merupakan kombinasi efektif dari inovasi produk hijau dan inovasi proses hijau dalam proses produksi dan manufaktur untuk lebih jauh (Asmarantaka et al., 2017). Produk

(38)

hijau bertujuan untuk mengubah atau memodifikasi desain produk dengan bahan untuk mengurangi dampak pembuangan terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi energy. (Cahyaningtyas et al., 2022)

Produk hijau adalah produk yang telah dirancang untuk memiliki dampak minimal terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Ini adalah produk berkelanjutan yang dibuat dengan komponen yang tidak berbahaya dan teknik ramah lingkungan. Produk hijau sering dibuat dari bahan daur ulang, sumber daya terbarukan, atau sumber berkelanjutan. Mereka hemat energi, tahan lama, dan seringkali memiliki persyaratan perawatan yang rendah. Produk hijau bebas dari bahan kimia perusak ozon, senyawa beracun, dan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun. Mereka diperoleh dari produsen atau sumber daya lokal.

Produk hijau juga dapat berupa produk yang telah disertifikasi oleh organisasi independen sebagai ramah lingkungan (Islam et al., 2018).

Green Product adalah produk yang dirancang, diproduksi, dan atau dikemas dengan cara yang ramah lingkungan. Artinya dibuat dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan, seperti dengan menggunakan bahan yang berkelanjutan, mengurangi limbah, dan meminimalkan penggunaan energi selama produksi dan transportasi. Beberapa contoh produk hijau termasuk makanan organik, peralatan hemat energi, botol air yang dapat digunakan kembali, dan produk pembersih yang dapat terurai secara hayati. Penggunaan produk hijau dapat membantu mengurangi dampak negatif dari aktivitas m nusia terhadap lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan (Handayani et al., 2018).

Berdasarkan pemaparan tersebut maka Green Product merupakan Inovasi proses produk hijau yang berfokus pada ramah lingkungan dan penelitian

(39)

pengembangan teknologi baru, dan berkomitmen untuk menggunakan proses produksi yang diperbarui untuk mengurangi polusi.

B. Aspek Green Product

Secara lebih sederhana, (Roby & Andjarwati, 2014) menjelaskan bahwa green product merupakan produk-produk industri yang diproduksi melalui teknologi ramah lingkungan dan tidak menyebabkan bahaya terhadap lingkungan, Beberapa aspek Green Product teridiri dari:

1. Terbuat dari bahan yang berkelanjutan: Green Product terbuat dari bahan yang memiliki jejak karbon lebih kecil dan menggunakan lebih sedikit sumber daya daripada produk tradisional. Green Product sering dibuat dari bahan atau konten daur ulang atau dari sumber terbarukan dan berkelanjutan.

2. Dampak minimal terhadap lingkungan: Produk ramah lingkungan dirancang untuk memiliki dampak minimal lingkungan. Bebas dari bahan kimia perusak ozon, senyawa beracun, dan tidak mengahsilkan produk sampingan yang beracun. Mereka mempromosikan kualitas udara dalam ruangan yang baik dan tahan lama dengan persyaratan perawatan rendah.

3. Teknik ramah lingkungan: Green Product dibuat dengan komponen yang tidak berbahaya dan teknik ramah lingkungan. Mereka diproduksi dalam kondisi higienis dan tanpa menggunakan bahan kimia beracun.

4. Green Product juga bias menjadi produk yang telah disertifikasi oleh organinasi independen sebagai ramah lingkungan. Ini dapat mencakup apa saja mulai dari peralatan hemat energy hingga produk pembersih yang dapat terurai secara hayati.

(40)

Green Product dirancang untuk memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan daripada produk alternatifnya. Karakteristik produk ramah lingkungan sangat bervariasi tergantung pada jenis bahannya.

C. Elemen dalam mengupayakan Green Product

Untuk mengejar Green Product, ada unsur-unsur tertentu yang perlu diperhatikan. Elemen-elemen ini adalah (Budianti et al., 2023):

1. Mengurangi limbah, Green prduct harus dirancang untuk mengurangi limbah selama produksi, penggunaan, dan pembuangannya. Ini dapat dicapai dengan menggunakan bahan yang berkelanjutan, mengurangi pengemasan, dan meminimalkan penggunaan energy selama produksi dan transportasi.

2. Memaksimalkan efisiensi sumber daya: Green Product harus diproduksi menggunakan bahan bebas racun dan prosedur ramah lingkungan. Mereka harus hemat energy atau air, menggunakan bahan yang sehat, tidak beracun dan dibuat dari sumber daur ulang atau terbaurkan.

3. Pelabelan ramah lingkungan: Green Product harus disertifikasi oleh organisasi yang diakui seperti Energy Star, Forest Stewardship Council, dll.

Ini membantu mengidentifikasi produk yang memenuhi standar lingkungan yang ketat.

4. Penghematan biaya: Green Product harus hemat biaya dan bertahan lebih lama dari produk konvesional. Selain itu, Produk ini harus mengkonsumsi lebih sedikit energy dan sumber daya lainnya sehingga mengurangi tagihan pengguna.

(41)

5. Kepentingan lingkungan: Green Product harus ditanam tanpa menggunakan bahan kimia beracun dan dalam kondisi higienis. Harus dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat terurai secara hayati.

6. Loyalitas merek: Perusahaan ramah lingkungan secara otomatis mendapatkan sekumpulan pelanggan setia ramah lingkungan yang lebih menyukai produk ramah lingkungan daripada konvensional yang tidak ramah lingkungan.

7. Kode dan standar yang relevan: Green Product harus memenuhi kode standar yang relevan.

Dengan mempertimbangkan unsur-unsur ini, bisnis dapat mengejar Green Product yang ramah lingkungan, hemat biaya dan memenuhi kode dan standar yang relevan. Ini akan membantu menciptakan citra tanggung jawab dan menarik bagi kelompok konsumen yang sadar lingkungan.

D. Indikator Green Product

Indikator Green Product menurut Pankaj & Vishal (2014); kong et al.

(2015) dalam (Shinta Sahany, 2022), yaitu:

1. Green Product bermanfaat bagi lingkungan

Produk yang baik merupakan produk yang tidak mencemari lingkungan dan menggunakan bahan baku alam tanpa merusak lingkungan.

2. Kinerja Green Product sesuai harapan

Produk yang mempunyai kinerja dan kualitas tinggi menjadi incaran konsumen untuk memenuhi kebutuhannya

3. Bahan baku Green Product terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya Konsumen membeli suatu produk hijau dengan pertimbangan bahwa bahan baku produk tersebut tidak berbahaya bagi manusia ataupun lingkungan.

(42)

E. Kegiatan Dalam Mengupayakan Green Product

Pelaksanakan kegiatan program edukasi menjaga lingkungan dengan membudayakan bergaya hidup. Teknologi yang lebih baru relevan generasi 5R (Zhou et al., 2021). 5R (Recycle, Reduce, Repair, Replace, dan Reuse) untuk mengurangi sampah-sampah dan bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya menjaga lingkungan dengan menerapkan pola hidup 5R (Recycle, Reduce, Repair, Replace, dan Reuse) yaitu sebagai berikut:

1. Recycle

Kegiatan mengolah kembali atau biasa disebut dengan mendaur ulang dimana kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas dengan mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya seperti memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, memanfaatkan bungkus-bungkus plastik makanan cepat saji untuk diolah menjadi sebuah kerajinan seperti tas belanja, dll.

2. Reduce

Mengurangi suatu barang atau pola perilaku manusia yang dapat mengurangi produksi sampah serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan.

Contohnya adalah mengurangi penggunaan barang yang tidak bias didaur ulang, mengurangi penggunaan kantong plastik pada setiap belanja diganti dengan totebag berbahan kain yang bias dipakai berkali-kali dan tahan lama.

3. Repair

Barang atau benda yang tidak terpakai lagi merupakan hal yang tidak akan bisa lepas dari kehidupan manusia. Dalam melakukan kegiatan apapun akan

(43)

selalu mengahsilkan sampah. Maka dengan memperbaiki barang yang telah rusak diolah menjadi barang yang berguna atau bernilai kembali adalah solusi terbaik untuk mengurangi penumpukan sampah. Seperti menjadikan botol kaca yang pecah menjadi pot tanaman hias mini untuk hiasan di ruangan.

4. Replace

Kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu barang atau memakai barang alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali.

Upaya ini dinilai dapat mengubah kebiasaan seseorang mempercepat produksi sampah. Contohnya adalah mengubah penggunaan kertas tissue dengan menggunakan sapu tangan.

5. Reuse

Kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak untuk dipakai. Contohnya adalah menggunakan kembali sepatu atau ban bekas yang masih layak untuk dijadikan sebagai wadah atau tempat untuk menanam tumbuhan.

Pelaksanaan program ini menjadi bahan dalam memberikan edukasi pada program kerja yaitu berkaitan tentang membudayakan gaya hidup 5R (Recycle, Reduce, Reolace, dan Reuse) untuk mengurangi sampah yang sudah tidak bernilai namun masih bisa diolah kembali dan memiliki nilai guna kembali.

2.1.3 Keputusan Pembelian

A. Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan merupakan proses seleksi pada dua atau beberapa pilihan.

Pilihan ini tersedia ketika seorang konsumen hendak mengambil sebuah

(44)

keputusan. Keputusan pembelian merupakan ssesuatu yang berkaitan dengan rencana konsumen agar membeli sebuah produk tersebut, dan juga seberapa banyak unit produk yang dibutuhkan untuk periode tertentu (Nasruddin, 2021).

Keputusan pembelian adalah keputusan ketika keinginan seorang konsumen membeli sebuah produk telah yakin meliputi barang apa yang akan dibeli, memutuskan untuk membeli atau tidaknya, kapan membeli, bagaimana cara membayarnya dan lain sebagainya. Keputusan pembelian akan terjadi ketika konsumen menemukan produk yang dicarinya sesuai dengan kriteria yang dipengaruhi oleh banyak factor sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian (Mileva, 2018) (2014) dalam (Kambali & Masitoh, 2021).

Keputusan seorang konsumen untuk melakukan pembelian produk maupun jasa bermula dengan adanya kesadaran seseorang dalam memenuhi kebutuhannya maupun keinginanya. Tahap pada diambilnya sebuah keputusan pembelian yaitu ada pengaruhnya oleh perilaku konsumen. Tahapan ini guna untuk pemecahan suatu masalah dengan tujuan pemenuhan berlandaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Perilaku pada pembelian ini merupakan tahap pada keputusan perilaku seseorang dengan terlibatnya pembelian dan pemanfaatan suatu produk (Fatimah

& Nuril, 2022)

Keputusan pembelian adalah keputusan ketika keinginan seorang konsumen membeli sebuah produk telah yakin meliputi barang yang akan dibeli, memutuskan untuk membeli atau tidaknya, kapan membeli, bagaimana cara membayarnya dan lain sebagainya. Keputusan pembelian yang terjadi ketika konsumen menemukan produk yang dicarinya sesuai dengan kriteria yang

(45)

dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga memutuskan untuk melakukan pembelian (Hariyanto et al., 2021)

Keputusan pembelian merupakan suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli, di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan setiap individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan produsen.

Sedangkan menurut (Dewi et al., 2021). Keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi terkait produk atau merek tertentu untuk mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat dalam memecahkan masalahnya, dan kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

Berdasarkan kesimpulan pada teori bahwa keputusan pembelian merupakan proses seleksi dari alternative produk, terhadap suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsumen benarbenar memilih membeli produk dengan berbagai banyaknya keputusan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Ada banyak factor yang dapat memepngaruhi keputusan pembelian konsumen salah satunya yaitu kualitas produk, desain produk, harga produk, pelayanan dan lain-lain.

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian ada empat factor (Ardianti & Widiartanto, 2019) yaitu:

1. Faktor Budaya

(46)

Budaya, sub budaya dan kelas social merupakan hal yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku pembelian. Budaya merupakan salah satu factor penentu keinginan dan perilaku konsumen yang paling dasar.

2. Faktor Sosial

Ada dua factor social yaitu: kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung teerhadap sikap atau perilaku seseorang. Faktor keluarga dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu keluarga orientas yang terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Selanjutnya itu ada keluarga proreasi yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak.

3. Pribadi

Pribadi dibagi dalam tiga faktor yaitu:

a. Usia dan siklus hidup keluarga orang membeli barang dan jasa tentunya mempunyai kebutuhan yang beerbeda-beda sepanjang hidupnya.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi kebutuhannya. Biasanya pemilihan produk juga dipertimbangkan berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti besarnya penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

c. Gaya hidup diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui kelas social dan pekerjaan.

(47)

d. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merekk yang cocok dengan kepribadiannya.

e. Faktor psikologis ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

4. Peran dan Status

Semakin tinggi peran seseorang dalam organisasi maka semakin tinggi pula status seseorang dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

5. Faktor psikologi

Bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya pada situasi tersebut. Persepsi yang digunakan konsumen yaitu untuk menghadirkan suatu informasi dengan tujuan menghadirkan gambaran yang memiliki suatu arti. Persepsi tidak hanya pada rangsangan fisik saja, tetapi pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

C. Tahap-tahap Keputusan Pembelian

Pada tahap keputusan pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: Identifikasi masalah, pencarian informasi/alternatif, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan evaluasi purna beli (Syahputra Salim et al., 2022). Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(48)

Gambar II.1 Proses Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Syahputra Salim et al., 2022):

1) Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah atau Pengenalan Masalah ini merupakan tahap pertama proses pengambilan keputusan membeli, dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Konsumen memulai dengan keadaan pikirannya yang menggambarkan persepsi mereka dan sikap mereka terhadap merek yang diketahuinya atau kebutuhan yang timbul dari ransangan internal atau ransangan eksternal.

2) Pencarian Informasi

Akibat dari pengenalan kebutuhan adalah adanya kesadaran yang lebih tinggi mengenai informasi tentang produk. Konsumen akan lebih sering memperhatikan produk-produk yang diteliti. Konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari informasi mengenai produk tersebut. Sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi, keluarga, dan teman.

b) Sumber komersial, iklan tenaga penjual, pedagang, perantara, pengemasan, dan demonstrasi.

c) Sumber umum, media massa, organisasi ranting konsumen.

Evaluasi Purna Beli Keputusan

Membeli Evaluasi

Alternatif Pencarian

Informasi Identifikasi

Masalah

(49)

d) Sumber pengalaman, penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3) Evaluasi Alternatif

Sesudah mendapat informasi mengenai produk tersebut, maka dibuatlah evaluasi untuk memilih satu atau beberapa alternatif. Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

c) Konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dalam memuaskan kebutuhan.

4) Keputusan Membeli

Sesudah mengevaluasi sebuah produk dan melihat secara jelas produk tersebut, maka konsumen membuat keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen berniat memutuskan untuk membeli produk yang paling disukai, tetapi bermacam-macam faktor mungkin menunda pembelian (kekurangan dana, tidak tersedianya merek yang dipilih).

Konsumen mungkin juga memutuskan tidak membeli dengan segera karena persediaan yang kurang mencukupi dengan kriterianya. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:

a) Sikap atau Pendirian Orang Lain

Pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai

(50)

seseorang terhadap suatu produk, tergantung pada:

(1) Intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif merek yang disukai konsumen.

(2) Motivasi konsumen untuk mengikuti keinginan orang lain.

Preferensi seseorang terhadap suatu produk akan terus meningkat jika orang lain juga menyukai produk yang sama.

b) Situasi yang Diantisipasi

Konsumen dalam hal ini membentuk suatu maksud pemberian atas dasar faktor-faktor seperti adanya pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan serta manfaat yang diharapkan.

5) Evaluasi Purnabeli/Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk, konsumen merasakan sebuah tingkat kepuasan atau tingkat ketidakpuasan.

Konsumen akan menilai kemampuan merek tersebut setelah membeli.

Kepuasan yang diperoleh dapat memperkuat pandangan konsumen dan membuat mereka lebih suka membeli merek tersebut di masa mendatang. Sedangkan ketidakpuasan biasanya membuat konsumen mengurangi kemungkinan untuk membeli lagi, hal tersebut dapat juga dikatakan sebagai perilaku setelah pembelian.

D. Indikator Keputusan Pembelian

Sebelum memutuskan membeli sesuatu produk biasanya konsumen terlebih dahulu mencari informasi mengenai produk tersebut atau sudah mengetahui sebelumnya, dan dirasa produk tersebut sesuai

(51)

dengan kebutuhannya. Menurut (Diyanto et al., 2018) ada enam indicator dalam menentukan keptusan pembelian yaitu:

1. Pemelihan Produk

Pilihan konsumen pada produk yang akan dibeli sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan kebutuhan yang akan didapatkan

2. Pemilihan Merek

Memilih merek, memprioritaskan merek, pertimbangan terhadap merek dan rekomendasi kepada orang lain terhadap merek.

3. Pilihan Distributor

Pilihan saluran pembelian adalah proses. Pemilihan tempat pembelian produk

4. Jumlah Pembelian

Jumlah pembelian adalah kuantitas pembelian konsumen 5. Waktu Pembelian

Waktu Pembelian adalah intensitas pembelian konsumen.

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu N

o Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaa

n 1 Lily

Suhaily, syarif Darmoyo dan Sinta Boentoro (2018)

Effect of Green Product, Price Perception and Green Advertising to Purchase Decision which Mediated by Attitude on Green Products

Sikap terhadap Green Product sebagai mediator parsial dalam hubungan antara

Produk Hijau

Menggunak an green product sebagai variabel bebas.

Menggunak an

keputusan pembelian

Penelitian terdahulu mengguna kan variabel sikap konsumen, sementara penelitian penulis

(52)

dan Green Advertising dengan Keputusan Pembelian

sebagai variabel terikat

tidak

2

Fadilah Sarasuni dan Harti (2021)

Pengaruh Kesadaran Lingkungan dan Persepsi Nilai terhadap Keputusan Pembelian

hasil penelitian bahwa pada variabel kesadaran lingkungan yang

berpengaruh secara singnifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 dan untuk variabel persepsi nilai memperoleh nilai

signfikan sebesar 0,00

< 0,05 yang berarti

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Pada hasil koefesien determina (R²) variabel independent secara simultan memperoleh

nilai R

Square sebesar 52,5%.

Menggunak an

Kesadaran Lingkunga n sebagai variabel bebas

Peneliti terdahulu mengguna kan variabel Persepsi Nilai sementara penelitian penulis tidak

3 Caselia Ajeng

The Effect Of Green Marketing,

Hasil

penelitian Menggunak an

Peneliti terdahulu

(53)

Puspitasa ri, Lilik Noor Yuliati, dan Farit Afendi (2021)

Environmental And Health Awareness On Purchasing Decisions Of Organic Food Products Through Attitudes

menunjukkan bahwa green marketing dan kesadaran lingkungan berpengaruh terhadap sikap. Green marketing dan kesadaran kesehatan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Implikasi manajerial yang dapat diberikan, yaitu

membuktika n bahwa produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dengan menjamin produk ini tersertifikasi, meningkatka n promosi dengan memanfaatka

n sosial

media atau melalui event-event, dan

perusahaan menjamin produk yang diproduksi ramah lingkungan.

Enviroment al

Awareness dan Green Product sebagai variabel bebas

mengguna kan variabel kesehatan dan variabel intervenin g sikap, sedangkan peneletian penulis tidak.

4 Maria Konsumen Ramah ditemukan Menggunak Perbedaan

(54)

Ursula dan Bulan Prabawa ni (2017)

Lingkungan:

Perilaku

Konsumsi Hijau Civitas Academica Universitas Diponogoro

beberapa faktor yang mempengaru hi perilaku konsumen berupa perbedaan individu (demografi dan

psikografi), kesadaran lingkungan, pengaruh eksternal (iklan, media dan

komunikasi WOM, serta kelompok referensi).

an green produk sebagai variabel penelitian

pada penelitian terdahulu mengeliti sikap konsumen terhadap produk hijau

5 Aisyah Rizki Al Lathifah dan Dominic a

A.Widya stuti (2018)

Pengaruh Green Produk terhadap Minat Pembelian Ulang (Studi pada Produk Lampu LED Merek PHILIPS)

Green Product berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang konsumen atau Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang

menciptakan Green Product pada kegiatan pemasaranny a dapat mempengaru hi minat beli konsumen untuk membeli

Menggunak an Green Produk sebagai variabel bebas.

Terdapat perbedaan pada penelitian terdahulu mengguna kan 2 variabel, sementara penelitian ini

mengguna kan 3 variabel.

(55)

kembali produk lampu LED Philip 6 Johannes

, Suswita Roza dan Ilunitedra (2015)

Pengaruh Green Produk terhadap Brand Image Produk Air Minum dalam Kemasan Merek AQUA

Variabel energy based, material driven, pollution prevention dan packaging secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image.

Menggunak an Green Produk sebagai variabel bebas

Mengguna kan Brand Image sebagai variabel Mengguna kan Brand Image sebagai variabel

7 Imam

Santoso dan Renggani s

Fitriyani (2016)

Green Packaging, Green Product, Green

Advertising, Persepsi, dan Minat Beli Konsumen

Green packaging, Green Product dan green advertising berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi konsumen.

Green Product dan persepsi berpengaruh positif signifikan pada minat beli, namun green packaging dan green advertising belum terdapat bukti yang memadai

Menggunak an Green Produk sebagai variabel bebas.

Penelitian mengguna kan variabel Minat beli konsumen sebagai variabel terikat, sementara penelitian penulis tidak

(56)

dalam memengaruh i minat beli.

8 Ika Syafrina (2016)

Pengaruh Green Product (Tissue Tessa) Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Wilayah Kabupaten Bandung Dan Kota Bandung Tahun 2016)

Variabel Green Product terletak dalam kriteria garis kontinum baik, yaitu 76,11% dan variabel keputusan pembelian terletak dalam kriteria garis kontinum sangat baik, yaitu 82,85%.

Besarnya pengaruh Green Product terhadap keputusan pembelian sebesar 48,4%, sedangkan sisanya sebesar 51,6%

dipengaruhi oleh faktor lain selain Green Product, seperti promosi, harga, word of mouth dan lainnya.

Menggunak an Green Produk sebagai variabel bebas.

Menggunak an

Keputusan Pembelian sebagai variabel terikat.

Terdapat perbedaan dimana peneliti mengguna kan 2 variabel, sedangkan penelitian ini

mengguna kan 3 variabel.

9 Muhama

d Ridwan Achmad

Pengaruh Green Product, Green Advertising dan

Pengaruh secara simultan

Menggunak an Green Product

Penelitian mengguna kan

Gambar

Gambar I.1 Populasi Sampah Plastik Indonesia Sumber: sipsn.menlhk.go.id
Gambar I.2 10 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dengan Produksi Sampah Harian Terbanyak
Gambar II.1 Proses Keputusan Pembelian
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pekerja yang mempraktiskan amalan pengurusan Islam ini juga berupaya membantu organisasi untuk mencapai matlamat dan objektif yang ditetapkan serta mendapat keredhaan Allah

Ia diisyaratkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya di dalam surah al-Ra'd ay at 11 yang bermaksud: &#34;Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum

Atas rahmat Allah SWT ,penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Kontribusi Usaha Tahu Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga Ditinjau Menurut Ekonomi Islam

 Membuktikan keadilan Allah SWT kepada manusia terhadap amalan yang dilakukan di dunia..  Supaya manusia takut

Dengan pertolongan Allah SWT dan usaha sungguh-sungguh penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul: Nusyuz Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Dalam Hukum

Alhamdulillahi robbilalamin, segala syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT yang telah mempermudahkan hamba-Nya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran

Segala ibadah yang kita lakukan adalah hanya untuk Allah SWT, manakala konsep Al-Ubudiyyah dalam organisasi pula bermaksud kita hendaklah melakukan sesuatu kerja

dimana ke-empat variabel tersebut dapat berpengaruh terhadap kesuksesan usaha dalam mencapai laba yang ditargetkan. Berdasarkan penelitian tentang penerapan marketing