• Tidak ada hasil yang ditemukan

Limbah Hasil Perikanan

N/A
N/A
ketut epi25

Academic year: 2024

Membagikan "Limbah Hasil Perikanan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : KETUT EPI SURIANINGSIH NIM : 420210105017

1. Proses produksi dan pengolahan limbah hasil perikanan

Pemanfaatan Limbah Cangkang Ranjungan Menjadi Perisa Makanan Alami Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah, baik secara kuantitas maupun keragamanannya. Sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu potensi unggulan dalam penghasil devisa negara Indonesia. Kepiting dan rajungan menjadi salah satu komoditi unggulan ekspor Indonesia. Banyaknya permintaan ekspor pada komoditi ini berdampak pada volume produksi yang terus meningkat. Peningkatan volume produksi ini juga berdampak pada peningkatan jumlah limbah yang dihasilkan, baik itu berupa limbah padat (cangkang atau kulit) maupun limbah cair (air cucian dan air rebusan).

Peningkatan limbah ini sangat berdampak terhadap pencemaran lingkungan abila tidak ditangani dengan baik.

Pemanfaatan limbah cangkang ranjungan menjadi salah satu upaya dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara lebih efisien. Cangkang ranjungan merupakan limbah potensi yang dapat digunakan Kembali dalam berbagai aplikasi industry lain misalnya dalam industry bahan tambahan pangan. Penggunaan pelarut kimia dalam pembuatan perisa makanan menjadi masalah yang memprihatinkan dalam industry bahan tambahan pangan. Pengembangan perisa alami dari limbah cangkang ranjungan menjadi Solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada serta sebagai inovasi dalam menciptakan produk bahan tambahan pangan yang aman dan halal untuk dikonsumsi.

Pembuatan perisa alami dari limbah cangkang ranjungan diawali dengan tahap pembuatan tepung dari cangkang ranjungan diberi perlakuan dengan penambahan bahan tambahan bumbu sebagai penambah rasa

(2)

(bawang merah, bawang putih, garam,dan marica) dan bahan pengikat (dekstrin). Pertama – tama, cangkang rajungan dicuci kemudian dilakukan blanching dengan suhu ± 70⁰C selama 30 menit, selanjutnya didinginkan dalam suhu 30⁰C selama 30 menit. Cangkang rajungan dikeringkan dalam cabinet dryer dengan suhu 70⁰C selama 6 jam. Kemudian, cangkang rajungan yang sudah kering dihaluskan menggunakan mesin giling atau blender hingga berubah bentuk menjadi tepung atau bubuk.

Langkah terakhir adalah dengan menambahkan bahan tambahan rasa dalam bentuk bubuk seperti bawang merah, bawang putih, garam, dan merica, ke dalam tepung cangkang ranjungan. Tujuan penanmbahan ini untuk memberikan rasa yang diinginkan pada tepung cangkang ranjungan. Setelah itu, tambahkan bahan pengikat berupa dekstrin dengan jumlah yang diperlukan untuk memperbaiki tekstur dan mencegah terpisahnya campuran selama proses pengolahan. Selanjutnya, perisa alami dari cangkang ranjungan dapat disimpan dan didistribusikan sesuai kebutuhan industri atau pasar.

Pemanfaatan limbah cangkang ranjungan menjadi perisa makanan alami menunjukkan potensi besar dalam menciptakan nilai tambah dari limbah perikanan. Penggunaan bahan tambahan yang sesuai dengan standar kehalalan dan keamanan pangan sangat penting, sehingga produk akhir bisa diterima luas baik di pasar lokal maupun internasional. Selain mendukung keberlanjutan lingkungan, upaya ini mencerminkan inovasi pengembangan produk makanan yang lebih aman, berkualitas yang semakin sadar akan pentingnya aspek keamanan pangan dan lingkungan yang semakin sadar akan pentingnya aspek keamanan pangan dan lingkungan.

Sumber

Hastuti, S., Arifin, S., & Hidayati, D. (2012). Pemanfaatan limbah cangkang rajungan (Portunus pelagicus) sebagai Perisa Makanan Alami. Agrointek:

Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 6(2), 88-96.

(3)

2. Perencanaan kapasitas produksi.

Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk Produk Perikanan

Perusahaan mempertimbangkan luas pabrik yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan produksi. Luas pabrik mengacu kepada jumlah permintaan produk, kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, dan kemampuan permodalan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan perencanaan yang baik, maka perusahaan dapat merancang luas produksi secara efisien dan efektif sehingga seluruh sumber daya dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Dalam proses produksi maka setiap perusahaan memiliki standard costing yang mensyaratkan adanya tingkatan produksi untuk setiap produk. Untuk itu selalu ada formulasi yang dibuat oleh setiap perusahaan dalam memproduksi setiap jenis produk yang akan diproduksi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu:

1) Penggunaan bahan baku oleh kegiatan produksi.

2) Variasi dan jenis produk yang dihasilkan 3) Peralatan dan mesin pada kegiatan produksi

4) Banyak karyawan yang ikut serta dalam kegiatan produksi

langkah-langkah dalam perencanaan kapasitas produksi dengan pendekatan luas:

1. Tinjauan Keseluruhan Proses Produksi

Identifikasi dan dokumentasikan seluruh proses produksi yang terlibat dari awal hingga akhir, termasuk penentuan bahan baku, proses transformasi, hingga produk jadi.

Evaluasi setiap tahap proses produksi untuk mengidentifikasi titik-titik potensial yang dapat memengaruhi kapasitas keseluruhan.

2. Analisis Kapasitas Aktual

(4)

Lakukan evaluasi terhadap kapasitas aktual peralatan, fasilitas, dan tenaga kerja yang tersedia.

Tinjau kapasitas mesin, kapasitas penyimpanan, ruang produksi, dan sumber daya manusia yang ada dalam proses produksi.

3. Peramalan Permintaan dan Pertumbuhan

Lakukan peramalan permintaan produk dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam jangka panjang) berdasarkan tren pasar, permintaan konsumen, dan perubahan kondisi pasar.

Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan permintaan seperti perubahan tren, kebutuhan baru, atau perubahan kebijakan pasar.

4. Evaluasi Kemampuan Produksi

Tentukan tingkat kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan yang diestimasi.

Evaluasi kemampuan produksi saat ini terhadap permintaan yang diharapkan dan identifikasi celah antara kapasitas yang ada dengan kebutuhan yang direncanakan.

5. Identifikasi Kebutuhan Investasi

Jika diperlukan, identifikasi kebutuhan investasi dalam peralatan baru, infrastruktur, teknologi, atau sumber daya manusia tambahan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Hitung estimasi biaya yang terkait dengan peningkatan kapasitas untuk memenuhi permintaan yang diharapkan.

6. Implementasi Perubahan

(5)

Implementasikan perubahan yang diperlukan dalam infrastruktur, peralatan, proses kerja, atau pengelolaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Rencanakan strategi pelaksanaan perubahan dengan mempertimbangkan dampak terhadap produksi saat ini.

7. Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus

Lakukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus terhadap performa produksi setelah perubahan diimplementasikan.

Sesuaikan rencana produksi dan kapasitas bila diperlukan berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut.

Pendekatan luas dalam perencanaan kapasitas produksi memungkinkan perusahaan untuk memiliki visi menyeluruh terhadap kapasitas produksi mereka. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan kondisi pasar dan memastikan bahwa kapasitas produksi dapat terpenuhi untuk memenuhi permintaan pasar yang berkembang.

You

Perencanaan Kapasitas Produksi Untuk Produk Perikanan Perusahaan mempertimbangkan luas pabrik yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan produksi. Luas pabrik mengacu kepada jumlah permintaan produk, kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, dan kemampuan permodalan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Dengan perencanaan yang baik, maka perusahaan dapat merancang luas produksi secara efisien dan efektif sehingga seluruh sumber daya dapat dimaksimalkan penggunaannya. Dalam proses produksi maka setiap perusahaan memiliki standard costing yang mensyaratkan adanya tingkatan produksi untuk setiap produk. Untuk itu selalu

(6)

ada formulasi yang dibuat oleh setiap perusahaan dalam memproduksi setiap jenis produk yang akan diproduksi.

ChatGPT ChatGPT

Dalam konteks perencanaan kapasitas produksi untuk produk perikanan, faktor-faktor seperti luas pabrik, permintaan produk, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan modal perusahaan merupakan pertimbangan krusial. Perusahaan perikanan yang ingin mengoptimalkan proses produksinya dapat menggunakan strategi perencanaan kapasitas yang cermat dan terarah.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan dalam perencanaan kapasitas produksi:

1. Analisis Permintaan Pasar

Lakukan analisis pasar yang mendalam untuk memahami tren permintaan konsumen terhadap produk perikanan.

Tinjau preferensi konsumen, kebutuhan pasar lokal maupun global, serta tren permintaan untuk menentukan proyeksi permintaan produk.

2. Evaluasi Kapasitas Produksi yang Ada

Tinjau kapasitas produksi yang telah ada pada pabrik untuk mengetahui seberapa efektifnya digunakan saat ini.

Identifikasi sumber daya yang tersedia (mesin, tenaga kerja, fasilitas) dan evaluasi sejauh mana kapasitas tersebut memenuhi permintaan pasar.

3. Penentuan Luas Pabrik yang Diperlukan

Berdasarkan proyeksi permintaan dan kapasitas produksi yang diinginkan, tentukan luas pabrik yang diperlukan untuk memproduksi secara optimal.

(7)

Perhitungan luas pabrik sebaiknya mempertimbangkan ruang produksi, ruang penyimpanan, area administratif, serta area lain yang diperlukan untuk proses produksi dan operasional perusahaan.

4. Perencanaan Tingkatan Produksi dan Standard Costing

Buat formulasi atau rencana produksi untuk setiap jenis produk perikanan yang akan diproduksi.

Terapkan standard costing yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung biaya produksi standar, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.

5. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pastikan perusahaan memiliki cukup tenaga kerja yang terampil dan terlatih untuk memenuhi tingkatan produksi yang direncanakan.

Kelola kebutuhan tenaga kerja dan berikan pelatihan jika diperlukan untuk meningkatkan efisiensi produksi.

6. Evaluasi Terus-Menerus

Lakukan evaluasi rutin terhadap proses produksi dan tingkatan produksi yang direncanakan untuk memastikan keefektifan dan efisiensi.

Sesuaikan rencana produksi dan kapasitas jika ada perubahan dalam permintaan pasar atau kondisi bisnis.

Perencanaan kapasitas produksi yang cermat memungkinkan perusahaan perikanan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan menjaga keseimbangan antara permintaan pasar dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Selain itu, mengintegrasikan strategi standard costing dalam proses produksi membantu dalam menghitung dan mengelola biaya produksi dengan lebih terstruktur.

(8)

3. Material handling

Material handling atau penanganan material adalah proses penting dalam industri perikanan yang melibatkan pengelolaan, pemindahan, dan pengendalian barang atau bahan mentah dari satu tempat ke tempat lain selama proses produksi. Dalam konteks produk perikanan, material handling sangat penting untuk menjaga kualitas, keamanan, dan integritas produk sepanjang rantai pasokan. Berikut adalah beberapa strategi material handling yang umum digunakan dalam industri perikanan:

1. Pengelolaan Bahan Baku

Penyimpanan yang Tepat: Pastikan bahan baku seperti ikan, udang, atau hasil laut lainnya disimpan dalam kondisi yang tepat untuk mempertahankan kesegaran dan kualitasnya. Penggunaan sistem penyimpanan yang dingin atau suhu terkendali mungkin diperlukan untuk menjaga keamanan bahan baku.

2. Pengolahan dan Pemrosesan

Pemindahan Barang: Pada tahap pengolahan, material handling melibatkan pemindahan ikan atau hasil laut dari area penerimaan ke area pemrosesan. Penggunaan alat bantu seperti conveyor, lift, atau alat pengangkut lainnya bisa digunakan untuk memudahkan proses pemindahan ini.

3. Pengemasan dan Penyimpanan Produk Jadi

Penanganan dengan Hati-hati: Setelah produk perikanan diolah, perhatikan penanganan yang hati-hati saat memindahkan produk jadi ke area pengemasan dan penyimpanan. Pastikan kebersihan dan keamanan produk tetap terjaga.

4. Penyimpanan dan Distribusi

(9)

Pemeliharaan Kesegaran: Penting untuk menggunakan metode penyimpanan yang tepat untuk menjaga kesegaran produk perikanan.

Sistem pendinginan atau penyimpanan dalam suhu terkendali diperlukan untuk mencegah kerusakan produk akibat kelebihan suhu.

5. Peralatan dan Teknologi

Automatisasi: Penerapan teknologi otomatisasi atau mesin-mesin pengolah modern dapat membantu dalam mempercepat proses material handling, meminimalkan kerusakan produk, dan meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.

Referensi

Dokumen terkait

Modernisasi  perikanan  merupakan  strategi  ekonomi  dalam  meningkatkan  produksi.  Moderinisasi  perikanan  berwujud  pada  bentuk  kapitalisasi  melalui 

Pengolahan limbah cair perikanan menggunakan desain proses yang modern namun sederhana menjadi pilihan yang tepat untuk diaplikasikan.. Pengelolaan limbah cair perikanan

SPBN yang tersedia sebagai fasilitas pelabuhan perikanan memiliki dua tangki dengan kapasitas masing – masing tangki 20.000 liter, jadi total kapasitas 2 tangki BBM di

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 2 Untuk sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan

• Perencanaan kapasitas adalah proses menentukan tingkat kapasitas yang diperlukan untuk melakukan jadwal produksi, dibandingkan terhadap kapasitas yang tersedia dan tindakan-

1 Yusuf (2008) Pengaruh produksi sub-sektor perikanan laut terhadap investasi di sektor industri perikanan kota Bitung Bertujuan untuk mengetahui pengaruh produksi sub- sektor

1) Kebutuhan Produksi perikanan laut DKI Jakarta dalam upaya mengantisipasi perubahan permintaan akhir akibat perkembangan jumlah penduduk haruslah ditingkatkan, perubahan

Persentase Produksi dan Total Produksi Perikanan Menurut Jenis Perikanan, 1994 - 1998 Sektor perikanan memiliki potensi pasar yang cukup besar baik untuk pasar ekspor maupun domestik,