Hakikat Pengelolaan Lingkungan Belajar
AUD
Pengertian Pengelolaan Lingkungan Belajar
• Pengelolaan merupakan terjemahan darikata management, berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan.
• Kata management sudah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah “pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan, baik di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair, bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
• Blocher (1974) menjelaskan bahwa pada esensinya lingkungan belajar ini adalah suatu konteks fisik, sosial, dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru.
• Susanti (2018) menambahkan bahwa pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu kegiatan dan sarana yang dengannya para pelajar dapat mencurahkan dirinya, untuk beraktivitas, berkreasi dan bereksplorasi dan melakukan berbagai kegiatan yang menimbulkan sejumlah dari kegiatannya.
Tahap Pengelolaan
Lingkungan Belajar di PAUD
Perencanaan
(Planning) Pengorganisasia
n (Organizing) Pelaksanaan
(Actuating) Pengawasan (Controling)
Prinsip-prinsip Pengelolaan Lingkungan Belajar di PAUD
● Lingkungan belajar harus menarik bagi anak.
● Pengemasan lingkungan harus mempertimbangkan
karakteristik, perasaan, minat, dan dinamika belajar anak.
● Menyelaraskan dengan
tahapan perkembangan dan cara-cara khas belajar anak usia dini (developmentally appropriate learning
environment)
Prinsip Merefleksikan Selera Anak (Child’s
Taste)
● Perkembangan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai, terbaik, dan bermakna bagi kehidupan anak.
Berorientasi pada Optimalisasi Perkembangan dan
Belajar Anak
Mariyana, dkk (2010)
● Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan sangat
produktif dan tepat guna, baik dilihat dari segi waktu, energi, maupun upaya yang
dilakukan.
Berpijak pada Efisiensi Pembelajaran
Persyaratan Dalam Menata Lingkungan Belajar PAUD
1. Ruang/tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik dan mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan. Dari warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan- bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat, bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak serta binatang-binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam, bahan daur ulang, dll.
anggunpaud.kemdikbud.go.id
Jenis-jenis Lingkungan Belajar
OUTDOO R
INDOO
R
Lingkungan Belajar
Outdoor
Lingkungan Belajar Outdoor
• Lingkungan belajar luar kelas (outdoor playground) yang terpadu merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk mendorong kegiatan anak dalam keingintahuan, penyelidikan dan eksplorasi, memiliki sejumlah pengalaman sensual bagi anak-anak untuk mendorong anak menggunakan semua indera mereka, dengan aman.
• Kegiatan diluar ruangan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pengembangan dan belajar anak.
Pengelolaan tanah lapang
Aspek–aspek dalam Ruang Lingkup Pengelolaan
Lingkungan Belajar Outdoor
1 2 3
Penataan lokasi kegiatan
dengan berbagai sarananya
Pengelolaan gudang outdoor untuk
penyimpanan berbagai barang dan
alat kegiatan Penanganan
pagar sekolah secara tepat
4 5 6
Perawatan dan
penanganan permukaan tanah
Pembuatan naungan atau atap agar
kegiatan tetap nyaman
meskipun
terik atau hujan
Melalui kegiatan pengelolaan outdoor, semua sarana dan area belajar diluar kelas diharapkan dapat menjadi sarana
yang efektif dan membantu
perkembangan dan belajar anak secara
menyeluruh.
Sarana Lingkungan Belajar Outdoor
1) Tangga yang
dipasang ditanah 2) Luncuran 3) Ayunan 4) Terowongan mini
5) Kayu atau bangku rendah untuk diduduki atau
dipanjat
6) Papan/board dengan pegas atau
jembatan gantung yang rendah
7) Atap untuk
rumah-rumahan 8) Tempat bangunan balok
9) Jalur untuk mainan yang ditarik
dan didorong dan ditunggangi
10) Tempat bermain pasir dan air
11) Lingkungan alamiah, seperti pohon, semak belukar dan bunga
Beberapan tambahan sarana outdoor yang dianggap penting:
a. Jalan untuk kendaraan b. Area bermain pasir
c. Kolam renang atau area bermain air d. Kebun
e. Kandang binatang outdoor
Kriteria Lingkungan Belajar Outdoor
● Area outdoor harus memenuhi aturan keamanan yang memadai.
● Area outdoor harus melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah.
● Desain didasarkan pada kebutuhan anak dan dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan (fisik, kognitif, sosial, dan emosi).
● Area outdoor harus memberikan kesempatan untuk aktivitas yang mirip dengan aktivitas–aktivitas yang dilaksanakan didalam ruangan indoor space.
● Area outdoor harus estetis harus menyenangkan. Ruangan outdoor menarik bagi semua indera.
Lingkungan Belajar
Indoor
Prinsip-prinsip Lingkungan Belajar Indoor
• Alat main yang ditata dan akan dimainkan anak seharusnya sesuai dengan kemampuannya.
Kesesuaian dengan usia dan tingkat perkembangan anak;
• Tidak membahayakan anak/beresiko dan tidak menimbulkan rasa takut atau khawatir.
• Menimbulkan suasana tenang dan menyenangkan sehingga anak tidak harus berebut dengan teman atau berbenturan.
Keselamatan dan kenyamanan;
• Alat main seharusnya ditata di tempat/rak sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan gagasan anak untuk memainkannya dan mendorong anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen.
Menarik dan dapat diperkirakan;
• Penataan sarana bermain indoor disesuaikan untuk berbagai kebutuhan kegiatan pembelajaran, seperti: penataan sarana untuk pembelajaran sains, seni kreativitas, matematika, motorik, moral agama dan bahasa.
Kesesuaian dengan
kegiatan pembelajaran;
• Fleksibel untuk ditukar, dipindah, dimodifikasi atau diganti pada setiap periode tertentu, agar dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran dan menghindari kebosanan.
Fleksibilitas;
• Alat main disediakan dalam jumlah yang memadai agar anak bisa terhindar dari berebut mainan dan bisa digunakan untuk kegiatan bermain bersama.
Perbandingan dengan jumlah anak;
• Alat main ditata pada tempat yang mudah dijangkau anak untuk mendukung pengembangan kemandirian dan rasa tanggungjawab pada anak.
Keterjangkauan;
• Semua alat main diberi nama sesuai dengan jenis alat main.
Labeling;
• Alat main yang ditata untuk dimainkan anak harus diperhatikan kondisi kebersihannya secara umum, misalnya dari bau, debu, jamur,
kelembaban, dan lain-lain.
Kebersihan;
Lebih menarik yang
mana?
Untuk penataan lingkungan indoor terdapat beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan.
Bisa lanjut untuk membaca Buku Pedoman Pengelolaan Kelas dari Kemdikbud!
Pengelolaan Kelas
PAUD
Model pengelolaan kelas yang sering digunakan PAUD di Indonesia diantaranya
adalah:
Model Sudut Model Area
Model Sentra
Model Kelompok
dengan
Pengaman
• Model pembelajaran sudut memberikan kesempatan kepada anak didik untuk belajar dekat dengan kehidupan sehari-hari.
• Model ini bersumber pada teori pendidikan dan perkembangan Montessori.
• Pada model ini program pembelajaran difokuskan pada empat hal, yakni:
Model Sudut
Praktik kehidupan
Pendidikan kesadaran sensori
Matematika dan bentuk geometris
Budaya
Ada sudut apa saja?
Sudut Latihan Kehidupan Praktis
(Practical Life Corner)
Sudut Sensorik
Sudut Matematika (Pre Math and
Perception Corner)
Sudut Bahasa (Language and
Vocabulary Corner)
Sudut Kebudayaan
(Culture and Library Corner)
• Model ini dikembangkan oleh Highscope di Amerika Serikat dan dikenalkan di Indonesia oleh Children Resources International. Inc.
• Model area memfasilitasi kegiatan anak secara individu dan kelompok untuk pengembangan semua aspek.
• Area ditata secara secara menarik.
• Setiap area memiliki beberapa kegiatan yang menggunakan alat dan bahan yang berbeda.
• Semua anak dapat memilih area mana yang paling sesuai dengan minatnya.
• Untuk semua area difasilitasi oleh seorang guru.
• Guru mengawasi anak-anak yang bermain di semua area yang dibukanya.
Model Area
Ada area apa saja?
Area balok Area
drama Area seni
Area
keaksaraan Area pasir
dan air Area gerak dan music Area sains Area
matematika Area imtaq
• Model sentra dikembangkan Creative Curiculum mengelola kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif anak.
• Model ini dikenalkan di Indonesia oleh Dr. Pamela Phelp dari CCCRT Florida.
• Bermain dipandang sebagai kerja otak sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari mengembangkan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya “start and finish”.
• Sentra yang dikembangkannya tidak berbeda dengan sistem area. Perbedaan tampak dalam pengelolaan kelas.
• Dalam model area semua anak bebas bergerak di semua area yang dikelola oleh seorang guru. Dalam model sentra anak bebas memilih bermain yang disiapkan dalam satu sentra.
Model Sentra
Ada sentra apa saja?
Sentra balok Sentra main peran kecil
(mikro)
Sentra main peran besar
(makro) Sentra
imtaq Sentra seni Sentra persiapan
Sentra
bahan alam Sentra
memasak
• Model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda secara bergantian.
• Kegiatan di kelompok merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan anak.
• Guru mempersilakan anak untuk berpindah ke kegiatan berikutnya atau ke kegiatan pengaman.
Model Kelompok dengan
Pengaman
1. Kegiatan alternatif bagi anak yang lebih cepat menyelesaikan kegiatan dikelompoknya.
2. Sarana transisi anak untuk berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, melatih kesabaran dan mengendalikan perilaku anak saat menunggu giliran, serta pemenuhan minat anak terhadap kegiatan yang disediakan guru.
Fungsi kegiatan
pengaman
Beberapa pilihan dalam model kelompok dengan pengaman:
Model kelompok dengan karya individual
• Hasil karya yang diperoleh adalah hasil karya
individual.
• Jika terdapat anak yang menyelesaikan tugas lebih cepat dari teman di
kelompoknya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan di kelompok
lainnya selama masih tersedia tempat main.
• Namun apabila tidak tersedia tempat main, maka anak tersebut dapat bermain dengan kegiatan pengaman.
• Dalam proses bermain anak dapat diberikan kartu bermain.
Model kelompok dengan karya kelompok
• Kegiatan main dilakukan besama-sama dengan satu hasil karya.
• Pada variasi kegiatan bermain ini, anak-anak belajar bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan 1 tugas.
Model kelompok dengan karya proyek
• Guru menyampaikan ide untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan tema.
• Dalam kegiatan ini semua anak mempunyai peran yang sama dalam sebuah karya besarnya.
Gambaran untuk Model
Kelompok dengan Pengaman
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Terima kasih
Please keep this slide for attribution