• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN: Gangguan masalah harga diri rendah (HDR)

N/A
N/A
Siti Aisyah

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN: Gangguan masalah harga diri rendah (HDR)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Pengaruh sosiokultural yang dapat menyebabkan rendahnya harga diri antara lain penilaian lingkungan yang negatif dari klien, status sosial ekonomi yang rendah, pendidikan yang rendah, dan riwayat penolakan lingkungan pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Rendahnya harga diri dapat disebabkan oleh rendahnya ambisi seseorang sehingga mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Ketika seseorang mengalami rasa rendah diri, hal ini akan berdampak pada orang tersebut mengucilkan diri dari kelompoknya.

Tanda dan gejala gangguan harga diri; Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakitnya dan akibat tindakan terhadap penyakitnya (misalnya rasa malu dan sedih karena rambut menjadi botak setelah mendapat terapi cahaya pada pasien kanker); Perasaan bersalah terhadap diri sendiri (Misalnya, hal ini tidak akan terjadi jika saya segera pergi ke rumah sakit dan menyalahkan atau mengejek diri sendiri); Memalukan (misalnya saya tidak bisa, saya tidak kompeten, saya bodoh dan tidak tahu apa-apa); Gangguan dalam hubungan sosial (seperti penarikan diri); Kurangnya rasa percaya diri (Klien sulit mengambil keputusan, misalnya memilih alternatif tindakan); Self-injury (akibat harga diri rendah) Gejala masalah harga diri rendah dapat dilihat secara subyektif maupun obyektif antara lain (Keliat, dkk, 2019). Tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah mempunyai beberapa tujuan antara lain (Keliat, et, al., 2019). Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan untuk merawat klien dengan harga diri rendah.

Melatih keluarga tentang cara menangani harga diri rendah (membantu klien dengan harga diri rendah memilih dan mempraktikkan aspek dan keterampilan positif) dan memberikan pujian. Menjelaskan tanda dan gejala klien dengan harga diri rendah yang memerlukan rujukan dan tindak lanjut ke pelayanan kesehatan (Keliat, et, al., 2019).

Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori) 1. Pengertian

  • Penyebab Harga Diri Rendah (Etiologi) a. Faktor presdiposisi
  • Rentang Respon
  • Perkembangan Hubungan Sosial
  • Akibat
  • Mekanisme Koping

Withdrawal: suatu bentuk upaya menghindari orang lain dan kesulitan membangun hubungan terbuka dengan orang lain. Ketergantungan: Suatu bentuk perilaku yang bergantung pada orang lain dan kurang percaya diri, hubungan fokus pada masalah kontrol terhadap orang lain. Menurut Ericson, respon yang tepat dari lingkungan akan meningkatkan kepercayaan bayi terhadap perilakunya dan kepercayaan bayi terhadap orang lain.

Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pada periode ini akan menimbulkan rasa tidak percaya pada diri sendiri dan orang lain, serta perilaku menarik diri. Individu akan belajar mengambil keputusan dengan tetap memperhatikan nasehat dan pendapat orang lain (pekerjaan, karir, pasangan hidup). Selanjutnya individu mampu mengungkapkan perasaannya, menerima perasaan orang lain, dan meningkatkan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

Kegagalan individu pada tahap ini akan mengakibatkan sikap menghindari hubungan intim dan menjauhi orang lain. Kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan individu hanya memberikan perhatian pada dirinya sendiri, menurunkan produktivitas dan kreativitas, serta mengurangi perhatian terhadap orang lain.

Pohon Masalah / AKSIS

Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

Tanda Gejala

Rencana Tindakan Keperawatan

Sasaran : Lebih pendiam, apatis, malas bicara, terlihat sedih, tidak mau bekerja sama, suka menyendiri, afek sedih, lambat dalam berkomunikasi dan merespon, ekspresi wajah cuek dan afektif, kurang peka terhadap lingkungan, tidak ramah, menjaga jarak , tidak melakukan kontak mata, malas menyapa dan menerima salam, tidak tertarik pada topik apa pun, menyukai tempat sepi dan menolak keramaian. Tujuan tindakan keperawatan pada keluarga : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga dapat merawat pasien isolasi sosial di rumah.

Klien mampu

Klien mampu

Klien dapat

Klien mampu

Klien dapat

Strategi Pelaksanaan

Implementasi

Evaluasi

Pasien menunjukkan kepercayaannya kepada Anda sebagai perawat dengan menunjukkan bahwa pasien bersedia bekerja sama secara aktif dalam pelaksanaan program yang Anda usulkan kepada pasien. Pasien menemukan hal-hal yang membuat dirinya tidak mau bersosialisasi dengan orang lain, kerugian jika tidak mau bersosialisasi, dan keuntungan bersosialisasi dengan orang lain. Gangguan proses berpikir delusional merupakan suatu keyakinan yang sangat tidak mungkin dan kuat dipegang meskipun tidak ada bukti yang jelas meskipun tidak semua orang mempercayai keyakinan tersebut (Bell, dkk, 2019).

Delusi adalah keyakinan salah yang dipegang teguh atau terus-menerus tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Faktor Penyebab

Stresor biologis yang terkait dengan neurobiologi maladaptif mencakup gangguan pada putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan konten informasi dan kelainan pada mekanisme masukan otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk merespons rangsangan secara selektif. Pemicu yang biasa ditemukan pada respons neurobiologis maladaptif berkaitan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku individu, seperti: pola makan yang buruk, kurang tidur, infeksi, kelelahan, perasaan lingkungan yang bermusuhan atau kritis, masalah perumahan, kelainan pada lingkungan. penampilan, stres, gangguan dalam hubungan timbal balik, kesepian, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan, dll.

Rentang Respon

Fase Waham

Lingkungan sekitar klien berusaha mengoreksi bahwa apa yang dikatakan klien tidak benar, namun hal tersebut tidak cukup diperkuat karena tingginya toleransi dan keinginan untuk melindungi perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif, namun tidak menginginkan konfrontasi berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak akan merugikan orang lain. Kehadiran beberapa orang yang mempercayai klien di lingkungannya membuat klien merasa didukung. Lama kelamaan klien menganggap apa yang dikatakannya adalah kebenaran karena sering diulang-ulang.

Di sinilah mulai rusaknya pengendalian diri dan dimulainya disfungsi (super ego), yang ditandai dengan tidak lagi merasa bersalah ketika berbohong. Klien menjadi nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta berasumsi bahwa semua orang sama, bahwa mereka akan memercayai dan mendukungnya. Jika tidak ada upaya konfrontasi dan koreksi, keyakinan salah klien akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Jenis Waham

Sangat penting bagi klien untuk diguncang secara konfrontatif dan memperkaya keyakinan agamanya bahwa apa yang dilakukannya menyebabkan dosa besar dan berdampak sosial. Waham keraguan: Keyakinan bahwa seseorang atau suatu kelompok berusaha menyakiti/menyakiti diri sendiri, yang diucapkan berulang kali namun tidak sesuai dengan kenyataan. Delusi Keagamaan: Kepercayaan yang berlebihan terhadap suatu agama dan mengucapkannya berulang-ulang, namun tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham somatik: Percaya bahwa tubuh atau bagian tubuh terganggu/diserang penyakit, dan diucapkan berulang-ulang, namun tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya menderita penyakit menular yang ganas”, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien tetap mengatakan bahwa dirinya mengidap kanker. Delusi Nihilistik: Percaya bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia/mati, dan mengatakannya berulang kali, namun tidak sesuai kenyataan.

Waham penyisipan: Keyakinan klien bahwa pikiran orang lain sedang dimasukkan ke dalam pikirannya. Delusi Rahasia: Keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dipikirkannya, padahal ia belum pernah mengungkapkan pemikirannya kepada orang tersebut.

Pohon Masalah / Aksis

  • Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan keperawatan untuk pasien
  • Strategi Pelaksanaan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang keimanan, keagungan, keraguan, keadaannya) berulang-ulang, namun tidak sesuai kenyataan. Tanda dan gejala perubahan isi pikiran delusi yaitu pasien menggambarkan dirinya sebagai orang hebat dengan kekuatan, pendidikan, atau kekayaan yang luar biasa, dan pasien mengungkapkan perasaan dikejar oleh orang atau sekelompok orang lain. Hubungan saling percaya menjadi dasar interaksi selanjutnya sehingga dapat terbangun hubungan saling percaya dan klien lebih terbuka untuk merasa aman dan bersedia berinteraksi.

Proses Terjadinya Masalah / Tinjauan Teori 1. Pengertian

Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

Sasaran: humoris, tidak termotivasi, sangat pendiam, menyiapkan sarana untuk bunuh diri, membenturkan kepala, aktif mencoba bunuh diri dengan cara memotong pembuluh darah, gantung diri dan meminum racun.

Pasien

Keluarga

Pasien

Keluarga

Pasien

Keluarga

Pasien

Pengertian

Halusinasi merupakan gangguan persepsi indra terhadap suatu objek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi indera ini mencakup seluruh panca indera.

Penyebab Halusinasi (Etiologi) a. Faktor presdiposisi

Faktor biokimia: Beberapa penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamine, dan halusinogen diyakini berhubungan dengan gangguan orientasi realitas, termasuk halusinasi. Faktor psikologis: Intensitas kecemasan yang ekstrim dan berkepanjangan, disertai dengan terbatasnya kemampuan mengatasi masalah, memungkinkan berkembangnya gangguan orientasi realitas. Perilaku: Perilaku yang ingin diteliti pada penderita gangguan orientasi realitas berkaitan dengan perubahan proses berpikir, persepsi afektif, motorik dan sosial.

Jenis Halusinasi

Proses Terjadinya Halusinasi

Pohon Masalah

  • Penatalaksanaan
  • Rencana Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan untuk Pasien
  • Strategi Pelaksanaan
  • Implementasi
  • Evaluasi
  • Penyebab Defisit Perawatan Diri (Etiologi)
  • Jenis Defisit Perawatan Diri
  • Rencana Tindakan Keperawatan Tindakan Keperawatan untuk Pasien
  • Rencana Intervensi & Strategi Pelaksnaan Dx
  • Implementasi
  • Evaluasi
  • Penyebab Risiko Perilaku Kekerasan (Etiologi)

Perilaku kekerasan adalah keadaan hilangnya kendali atas perilaku seseorang yang ditujukan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dapat berupa tindakan melukai diri sendiri hingga bunuh diri atau pengabaian diri berupa pengabaian diri. Perilaku kekerasan terhadap orang lain merupakan tindakan agresif yang bertujuan untuk melukai atau membunuh orang lain.

Perilaku kekerasan terhadap lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca, ubin dan segala sesuatu yang ada pada lingkungan. Perawat harus cerdas dalam melakukan pengkajian untuk menggali penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan di rumah (Yusuf, dkk, 2015). Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon kemarahan yang diungkapkan dengan cara memberikan ancaman, menyakiti orang lain dan merusak lingkungan atau sering disebut dengan luapan emosi atau kemarahan. Respon terhadap kemarahan yang paling maladaptif ditandai dengan perasaan marah dan permusuhan yang merupakan bentuk perilaku destruktif yang tidak dapat dihindari dalam kendali (Sutejo, 2017).

Penyebab terjadinya risiko terjadinya perilaku kekerasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor predisposisi dan faktor pencetus. Faktor-faktor yang mendorong perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik dan berbeda-beda pada setiap orang. Bicarakan dengan keluarga Anda tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, serta perilaku yang terjadi dan akibat dari perilaku tersebut).

Menjelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan yang dapat dilakukan oleh keluarga. Sebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang sering dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan.

Referensi

Dokumen terkait

J dari pengkajian, melakukan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan tentang pendidikan kesehatan bahaya merokok pada keluarga

Khi chúng ta đã nắm được định luật về nghiệp trong mọi năng lực ghê gớm của nó, sự vang dội của nó qua nhiều đời ; khi chúng ta đã thấy rõ ngã thủ, ngã ái đã lôi chúng ta vướng vào cái