• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ADM PENDIDIKAN

N/A
N/A
nahdia

Academic year: 2024

Membagikan " MAKALAH ADM PENDIDIKAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TUJUAN DAN FUNGSI ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Asmawati, S.Ag.,M.Pd.I

Kelas : 1 B Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Disusun Oleh :

Wira Lestari (209230040) Yul Tri Erita (209230032)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya berupa nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan tugas ini sebagaimana mestinnya. Shalawat serta salam tidak lupa pula kita aturkan kepada junjungan alam, yakni Nabi Muhamad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Makalah ini juga sebagai sarana evaluasi pemahaman, melatih kemampuan dan menerapkan prinsip yang berkaitan dengan ilmu administrasi pendidikan

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penulisan maupun penyajiannya, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Jambi, 25 Maret 2024

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Dan Fungsi Administrasi Pendidikan B. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Pendidikan BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sekolah merupakan tempat proses pembelajaran dan pengajaran dalam meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak mulia serta berketerampilan.

Maka pentingnya pendidikan harus diperhatikan dalam peningkatan mutu pendidikan agar peserta didik dapat ditingkatkan kemampuan dan kecerdasannya bahkan kepribadian mulia.

Peningkatan mutu pendidikan di lembaga sekolah, membutuhkan dorongan dan kerja sama dalam membingkai lembaga pendidikan yang berkualitas, melalui usaha-usaha bersama pemerintah, tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat sekitar. Peningkatan mutu pendidikan dapat ditingkatkan oleh berbagai macam usaha, salah satunya adalah administrasi pendidikan.

Administrasi pendidikan merupakan upaya tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Karena administrasi bagian dari proses pengelolaan, pendataan dalam menertibkan lajunya lembaga pendidikan sekolah, hal ini menjadi penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Di dalam proses pelaksanaan administrasi pendidikan dapat mencerminkan kemajuan sekolah, karena pada faktanya sekolah-sekolah yang terakriditasi A adalah lembaga sekolah yang administrasinya lengkap, rapih, tertib sehingga dalam pelaksanaan proses pendidikan di lembaga tersebut memuaskan. Dalam seni mengelola sekolah, membutuhkan nilai-nilai yang baik sebagai dasar pengimplikasian pengelolaan, dasar yang baik dalam kehidupan ini adalah agama, agama berpengaruh terhadap nilainilai kehidupan peserta didik, maka untuk menciptakan generasi muslim yang islami membutuhkan nilai Islam. Sehingga administrasi Pendidikan yang bernilai islam dapat di jadikan sebagai pedoman atau arah untuk menciptakan peserta didik yang kuat ilmu, amal, dan akhlak islaminya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tujuan dan fungsi Administrasi Pendidikan ? 2. Apa tujuan dan fungsi Supervisi Pendidikan ?

C. Tujuan penulisan

1. Memahami tujuan dan fungsi administrasi Pendidikan 2. Mengetahui tujuan dan fungsi supervisi Pendidikan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Dan Fungsi Administrasi Pendidikan 1. Tujuan Administrasi Pendidikan

Secara umum administrasi pendidikan adalah tujuan yang bervariasi yang disesuaikan pada bidang serta ilmu administrasi, salah satunya adalah administrasi pendidikan. Setiap pelaksanaan administrasi selalu diarahkan kepada sasaran maupun tujuan yang akan dicapai.

Bila digandengkan pada konteks tujuan administrasi pendidikan maka peran administrasi dijadikan sebagai pendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan untuk menggapai tujuan Pendidikan.

Menurut Suharsini, administrasi pendidikan dihadirkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam menyesuaikan kegiatannya dengan tujuan setiap lembaga yang dilayaninya. Berbagai alat dan teknik diformulasikan sebagai bahan untuk mengelola pendidikan agar memberikan dorongan dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah sehingga membentuk sebuah pendekatan sistem yang kuat serta menjadikan sistem kerja administrasi menjadi lebih bagus. Oleh karena itu, administrasi harus diutamakan dalam kepentingan pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah dan madrasah tercapai, maka perlu dirincikan secara spesifik, baik untuk keseluruhan penguatan sistem maupun sub sistemnya, agar kegiatan pendidikan dapat menggapai hasil yang diinginkan secara maksimal.

Sedangkan menurut Daryanto administrasi pendidikan tujuannya adalah administrasi sebagai usaha bersama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan maka administrasi di dunia pendidikan adalah agar dapat tujuan pendidikan itu tercapai secara maksimal. Adapun tujuan administrasi pendidikan di Indonesia yang diimplementasikan di sekolah dan madrasah yang bersumber pada tujuan utama pendidikan nasional yang ada dalam GBHN adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjungjung tinggi akhlak serta moral dan memiliki kepribadian untuk memperkuat semangat kebangsaan agar menjadi manusia pembangunan yang memiliki kecerdasan serta keterampilan di Indonesia.

Tujuan administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :

(6)

1) Syaiful Sagala ( 2009 : 45 ) : adalah menyediakan dasar konseptual dengan mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan/untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan dalam bidang administrasi pendidikan. Keterampilan ini perlu dimiliki, untuk menunjang efektifitas dan efisiensi tugasnya atau pimpinan sekolah, dengan memahami kebutuhankebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh pemerintah, penyelenggara program sekolah, dan bagaimana sekolah itu dikelola sampai pada batas kualitas yang ditentukan.

2) Daryanto ( 2011 : 17 ) : adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan di dalam dunia pendidikan adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Apabila administrasi pendidikan ini semakin baik, semakin yakin pula tujuan pendididkan itu akan tercapai dengan baik.

3) Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan administrasi, yaitu;

efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan diri ( adaptiveness ), dan kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut menentukan keberhasilan suatu penyelenggara sekolah.

Ada beberapa tujuan lain, diantaranya :

 Tujuan Administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.

 Secara khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan situasi di sekolah agar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung dengan baik.

 Tujuan Administrasi pendidikan disekolah dapat dibedakan atas tujuan jangka pendek, jangka menegah, dan jangka panjang.

 Menyediakan keterangan sekaligus memudahkan kegiatan tersebut untuk mendapatkan informasi kembali.

2. Fungsi Administrasi Pendidikan

Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penyusunan, (4) pengarahan, (5) pengkoordinasian, (6) pelaporan, (7) penganggaran, (8) pergerakan, (9) pengawasan, dan (10) penilaian.

1. Planning (perencanaan)

Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali dengan fungsi perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan ini administrator berkegiatan untuk merumuskan,

(7)

memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas-aktifitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan mungkin yang akan digunakan dimasa datang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah.

Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan Pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.

Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah tuntunan-tuntunan, taksiran, pos- pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersamasama oleh kepala sekolah dan staff personnel sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;

2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;

3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;

4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;

5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;

6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;

7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;

8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan 9. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan:

1. Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;

2. Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;

3. Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;

(8)

4. Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;

5. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif pendidikan;

6. Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan

7. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang sedang terjadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen- komitmen tertentu.

2. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi tentang menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian,

Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah penetapan sturuktur peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian secara formal. Pengorganisasian yang efektif dapat membagi habis (merata) dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.

Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan hubunganhubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.

Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja. Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan,

diantaranya:

1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;

2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;

3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;

4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;

(9)

5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan 6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3. Staffing (kepegawaian)

Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya, kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya. Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu sendiri. Aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan membimbing personnel.

Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan.

Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.

4. Directing (pengarahan)

Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan organisasi. Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan

(10)

pendidikan yang telah dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.

Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.

5. Coordinating (pengkoordinasian)

System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.

Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:

1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;

2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;

3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;

4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;

5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya;

6. Memorandum atau instruksi berantai; dan

7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.

Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:

1. Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan;

2. Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama; dan

3. Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.

(11)

Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:

1. Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang.

2. Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang- bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.

6. Budgeting (Penganggaran)

Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi pembiayaan ini. Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:

- Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan, - Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan, - Bagaimana penggunaannya,

- Siapa yang akan melaksanakannya,

- Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan - Bagaimana pengawasannya, dll.

7. Motivating (Pergerakan)

Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.

Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang- orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu tujuan. Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan pergerakan dengan

(12)

sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan penghargaan terhadapnya.

Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang memadai.

Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan, yaitu:

1. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;

2. Komunikasi yang efektif;

3. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;

4. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan 5. Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.

8. Controlling (Pengawasan)

Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973:74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi.

Dengan denikian dapat ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan. Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui manusiawi.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:

1. Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;

2. Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;

(13)

3. Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;

4. Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;

5. Merupakan control diri sendiri;

6. Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja; dan

7. Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.

Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia (personnel) secara optimal yaitu:

1. Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;

2. Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri; dan

3. Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang diperolah.

9. Evaluating (Penilaian)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan – keuntungan atau kerugian masyarakat.

Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :

1. Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut berhasil;

2. Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;

3. Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak; dan

4. Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.

Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu. Di

(14)

dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring, kontrol, dan supervisi.

Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga.

Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir seperti telah direncanakan semula.

Penilaian semacam ini dalam rangka sistim instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi atau Lembaga.

10. Pelaporan ( Reporting )

Fungsi pelaporan biasanya lebih banyak di tangani oleh bagian ketatausahaan. Fungsi pelaporan biasanya disertai oleh fungsi pencatatan akan berhasil jika tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efisien. Pelaporan berkaitan dengan pemberian informasi kepada atasan, sehingga dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja.

B. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang masing- masing kata itu berarti atas dan penglihatan.Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.

Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.

Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.

Dalam Dictionary of Education, Good Carter memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran.

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles sebagai berikut : “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa

(15)

layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal : tujuan, material : bahan, technique : tekhnik, method : metode, teacher, student, an envirovment : lingkungan

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin di capai dari proses pelaksanaannya.

Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang lebih evektif. Kita tidak dapat berbicara tentang efektivitas suatu kegiatan, jika tujuannya belum jelas. Tujuan supervisi pendidikan adalah:

1) Membantu Guru agar dapat lebih mengerti/menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.

2) Membantu Guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan masalah- masalah yang dihadapi siswannya; supaya dapat membantu siswanya itu lebih baik lagi.

3) Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan masing-masing.

4) Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuannya.

5) Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

6) Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.

7) Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.

8) Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar, baik tuntutan itu datangnya dari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).

Menurut Hasbullah, fungsi dan tujuan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut.

(16)

1. Sebagai arah pendidikan. Dalam hal ini, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadi menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. Sebagai contoh, guru yang berkeinginan membentuk anak didikanya menjadi manusia yang cerdas maka arah dari usahanya ialah menciptakan situasi belajar yang dapat mengembangkan kecerdasan.

2. Tujuan sebagai titik akhir. Dalam kaitan ini, apa yang diperhatikan adalah hal-hal yang terletak pada jangkauan masa datang. Misalnya, jika seorang pendidik bertujuan agar anak didiknya menjadi manusia yang berakhlak mulia, tentu penekanannya di sini adalah deskripsi tentang pribadi akhlakul karimah yang diinginkannya tersebut.

3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan. Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.

Tujuan supervisi Pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut : a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

Usaha-usaha sekolah meliputi:

1. Usaha tiap guru

Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu tersebut perlu dikoordinasi. Itulah fungsi supervisi.

2. Usaha-usaha sekolah

Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.

3. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan

Setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.

(17)

4. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi guru- guru agar mereka memiliki ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.

5. Memperluas pengalaman guru

Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.

6. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif

Seorang supervisi harus bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.

7. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.

8. Menganalisis situasi belajar mengajar

Tujuan dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.

9. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi berfungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.

10. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

4. Prinsip Dasar Supervisi

Menurut Sahertian, supervisi memiliki prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan sebagai berikut.

a) Prinsip Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

b) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

c) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.

d) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

e) Prinsip Demokratis

Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa kesejawatan.

(18)

Prinsip Kerja sama

Mengembangkan usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support mendorong, dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

Selain empat prinsip supervisi diatas, juga terdapat prinsip supervisi menurut Gunawan.

1. Prinsip fundamental/dasar : mendasar, artinya apapun yang dilakukan fundamental (dengan dasar yang sudah jelas, diatur, disepakati, didasari) jadi supervisor tu tidak ngasal dalam mengawasi, membimbing, mengevaluasi.

Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor harus berdasar / berlandaskan pada sesuatu yang kukuh, kuat serta dapat dipulangkan kepadannya.

2. Prinsip praktis

Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.

Prinsip positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut.

1. Supervisi harus konstruktif dan kreatif

2. Supervisi harus harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi.

3. Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.

4. Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.

5. Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.

Sementara prinsip negatif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut:

1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada orang-orang yang disupervisi.

2. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi, keluarga, pertemanan, dan sebagainya.

(19)

3. Supervisi hendaknya tidak menutup kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan mendesak bawahan.

5.Tipe Supervisi Pendidikan

 Otokratis : supervisor penentu segalanya

 Demokratis : mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gontong royong secara kekeluargaan.

 Pseudo/Quasi demokratis (demokratis semu)

Dalam praktiknya sering terdapat seorang supervisor yang berbuat seolah-olah demokratis, seperti mengadakan rapat untuk memusyawarahkan sesuatu permasalahan tetapi dalam rapat tersebut supervisor berusaha memaksakan rencananya/keinginannya untuk dituruti bawahannya dengan cara/muslihat yang halus dan licin.

 manipulasi diplomatis : mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa yang dikehendaki supervisor dengan cara musulihat.

 laissez-faire : memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang disupervisi untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal tersebut, bahwa administrasi bukan hanya kegiatan catat mencatat saja itu hanya secara sempit, administrasi dilaksanakan secara keseluruhan, berperan di segala komponen pendidikan, karena berperan mengatur dan mengelola pendidikan yang lebih baik serta andil dalam ikut serta di setiap kegiatan yang berisi pengelolaan pendidikan. Jadi administrasi bagian dari proses pencatatan, penertiban data sekolah dan proses pengelolaan pendidikan yang dikaitkan dengan kegiatan manajemen pendidikan di seluruh elemen-elemen penyelenggaraan pendidikan.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan pada para pembaca makalah ini juga dapat memberikan kritik dan masukkan yang membangun dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi wawasan kita dalam memahaminya.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Harma, T.R. Pentingnya Administrasi Dan Supervisi Pendidikan dan Konsep Dasar. Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia.

Daryanto.2001.Administrasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Dr.H.Hasbiyallah,M.Ag. Mahlil Nurul Ihsan, M.Pd. Juni 2019. Administrasi Pendidikan Perspektif Ilmu Islam. ISBN:978-623-7036-72-2

Purwanto.2007.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Supervisi ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, proses pelaksanaan, dan evaluasi supervisi akademik dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan pada matakuliah

a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan

Memahami dan mengetahui : tujuan penilaian, pengukuran, penilaian, fungsi-fungsi penilaian dalam pendidikan, peranan evaluasi dalam PBM, model evaluasi, kemampuan yang dinilai,

Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang

spiritual dan material yang bersangkut-paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Dapertemen pendidikan dan kebudayaan RI dikatakan bahwa administrasi pendidikan adalah

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:21) evaluasi adalah keseluruhan proses kerjasama dalam rangka pencapaian tujuan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

Assessment as learning memiliki fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses 12 Idrus L, “EVALUASI DALAM PROSES

Makalah ini membahas tentang fungsi, tujuan, ruang lingkup, sasaran, jenis, dan model pengembangan evaluasi Pendidikan Agama Islam