• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Askep Keluarga Dewasa Kel.4

N/A
N/A
Fina Fijriah

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah Askep Keluarga Dewasa Kel.4"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Friedman (2010), keluarga adalah dua individu atau lebih yang dipersatukan oleh darah, perkawinan atau pacaran. Selain itu, terdapat tugas perkembangan keluarga yang harus diselesaikan dalam setiap siklus perkembangan keluarga. Salah satunya adalah keluarga yang mempunyai anak yang sudah dewasa, dimana fase ini diawali dengan keluarnya anak pertama dari keluarga orang tuanya karena perkawinan dan diakhiri dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap anak dewasa (start center family) adalah keluarga membantu anak sulung untuk keluar dari dunia luar, orang tua juga terlibat dalam anak bungsu yaitu membantunya menjadi mandiri. Hipertensi adalah suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara menetap, dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Sedangkan Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang dapat menyerang saluran pernapasan mulai dari gejala ringan hingga gejala berat pada sistem pernapasan manusia.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai perawat untuk melakukan pengkajian lebih lanjut dan menyelenggarakan asuhan keperawatan dimulai dari kelompok terkecil yaitu keluarga. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan guna menjamin pelayanan kesehatan yang diberikan efektif dan komprehensif.

Rumusan Masalah

Tujuan

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Dewasa
  • Konsep Masalah Penyakit
  • Konsep ketahanan keluarga pasca pandemi Covid- 19
  • Pendidikan Kesehatan
  • Evidence Based Practice

Stres merupakan salah satu masalah pemicu terjadinya hipertensi, dimana hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui peningkatan aktivitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak teratur). Merokok dapat memicu penyakit darah tinggi, jika anda merokok sambil menderita hipertensi maka dapat memicu penyakit yang berhubungan dengan jantung dan darah. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ tersebut bisa akibat langsung dari peningkatan tekanan darah pada organ tersebut atau efek tidak langsung.

Penurunan berat badan dapat membantu menurunkan tekanan darah seiring dengan penurunan aktivitas renin plasma dan menurunkan kadar aldosteron plasma. Dalam kasus yang parah, Covid-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Upaya preventif untuk mengurangi kemungkinan penyebaran Covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan dan pelaksanaan vaksinasi.

Hal yang dapat mendukung ketahanan keluarga yang lebih besar adalah setiap keluarga mampu meningkatkan komunikasi dan interaksi dalam keluarga, mendorong ekspresi saling peduli, memberi, dan melindungi keluarga dari paparan COVID-19. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah hipertensi dan Covid-19 dalam keluarga adalah melalui edukasi.

PEMBAHASAN KASUS

Kasus

Tn. M dan istrinya cukup khawatir dengan gula darahnya, takut semakin parah dan menimbulkan masalah bagi keluarganya. Keluarga belum mengetahui tentang pengobatan diabetes, Ny. S tetap memberikan makanan seperti biasa dan Pak M rutin makan besar 3x/hari, dicampur dengan snack 2x/hari. Setiap pagi dan sore, Pak. M rutin 1 gelas besar teh manis ditambah gorengan atau roti manis.

Pihak keluarga kaget dengan kejadian tersebut karena memaksa Tuan M dan Anka C harus mengisolasi diri di rumah sehingga Tuan M tidak bisa diperiksa di Puskesmas. Ibu juga bilang kalau dia bingung harus berbuat apa, Ibu hanya bisa memberikan makanan untuk Pak M dan Ank C, Ibu juga bilang kalau dia risih mendengarkan pembicaraan orang lain karena banyak tetangga yang menghindarinya. Sang ibu pun sempat khawatir dan kewalahan karena harus mengurus rumah dan keluarganya, yang mana ia terkonfirmasi positif Covid 19.

Pengkajian Friedman

Tipe keluarga yang dimaksud adalah keluarga inti yang terdiri dari Tn. M, Ny. S, Tuan. A, Ny. B, Ny. C. Tuan M berasal dari suku Jawa dan Nyonya S berasal dari suku Sunda.Bahasa komunikasi antara Tuan M dan Nyonya S adalah bahasa Indonesia, begitu pula bahasa komunikasi anak-anaknya. Tn. Keluarga M semuanya menganut agama Islam, Pak. M dan Ny. S menanamkan agama sejak kecil dengan rutin salat 5 waktu berjamaah, Pak. M dan Ny. S pun menyekolahkan anaknya ke pengajian. tempat diadakan 3x/minggu.

Penghasilan Bapak M dan Ibu S berasal dari anak yang memberikan uang untuk kebutuhan Bapak M dan Ibu S, namun ketika terkonfirmasi positif Covid-19, anaknya tidak dapat berangkat ke kantor sehingga gajinya dikurangi. dan juga uang untuk Tuan M dan Ibu S.M mempunyai 3 orang anak yaitu Anak.A (45 tahun), Anak.B (40 tahun) dan Anak.C (35 tahun), anak pertama dan kedua. menikah dan hidup terpisah, sehingga tingkat perkembangannya adalah Keluarga dengan anak dewasa (keluarga start-up center) dengan tugas tingkat perkembangan sebagai berikut. Nyonya S mengidap penyakit darah tinggi sejak tahun 2015 dan Tuan M mengidap penyakit kencing manis.

M menderita DM dan kencing manis, namun Tn. Keluarga M tidak memiliki riwayat DM maupun kencing manis. Hubungan antar tetangga kurang mendukung, hal ini terlihat ketika Pak. M dan Ank. C positif Covid-19, tetangga membicarakannya dan Tn. Keluarga M menghindar. Tn. M lahir di Jakarta sedangkan Ny. S lahir di Jakarta, mereka tinggal di Jakarta sampai sekarang.

Ibu S tidak mengikuti pertemuan masyarakat, namun kadang mengikuti pengajian dan posyandu, namun hanya sebagai anggota biasa, bukan sebagai pengurus/staf. Keluarga menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan keluarga sering berkumpul di rumah Pak M dan Ibu S. 19. Anak Pak M memberikan uang untuk kebutuhan Pak M dan Ibu S. An. C pun berusaha untuk mengenal Pak.

S mengatakan, jika tekanan darahnya tidak terkontrol maka akan menyebabkan kelumpuhan. Ibu S tidak ingin seperti tetangganya yang terkena penyakit stroke, tidak mampu berbuat apa-apa dan merepotkan anak cucunya. Tidak ada lesi, pergerakan sendi tangan normal, turgor kulit normal, CRT < 3 detik Kaki Tidak ada lesi.

Data Fokus

Tn. M merasa sering buang air kecil pada malam hari dan berat badannya menurun dalam sebulan terakhir. Pihak keluarga kaget dengan kejadian tersebut karena menyebabkan Ny. M dan Ank. C harus mengisolasi diri di rumah. Ibu juga mengatakan bahwa dia bingung harus berbuat apa, ibu hanya bisa memberikan makanan untuk Pak M dan Ank.C.

Analisa Data

Sang ibu juga tidak pernah menggunakan ramuan tradisional untuk mengatasi tekanan darah, tidak memiliki pantangan makanan. Sang ayah mengatakan bahwa diabetes adalah penyakit keturunan yang sudah tua dan disebabkan oleh terlalu banyak makan dan minum yang manis-manis. Menurut Pak M, penderita diabetes sering kali merasa mengantuk, sering haus, dan makan banyak.

Ayah tidak mengetahui akibat dari penyakit diabetes, ia hanya mengetahui bahwa penderita diabetes sulit menyembuhkan lukanya. Ibu S tetap memberikan makanan seperti biasa dan Pak M rutin mengkonsumsi makanan besar 3x/hari dan snack 2x/hari. Sang ibu juga mengatakan bahwa dirinya merasa risih mendengarkan pembicaraan orang lain karena banyak tetangga yang menghindarinya.

Skoring Masalah

2 1 2/2 x 1 = 2/2 Karena ibu tampaknya menyadari tekanan darah tinggi yang dideritanya, namun tidak rutin minum obat dan menunjukkan perilaku tidak normal, maka hal ini harus segera ditangani. 1 1 ½ x 1 = ½ Masalah defisit pengetahuan merupakan masalah yang cukup penting dan masalah ini tidak boleh diabaikan karena dapat mempengaruhi pola pikir klien selama menjalani pengobatan. Pelayanan kesehatan yang tidak efektif bd Ketidakmampuan keluarga dalam merawat saudaranya yang sakit (SDKI Edisi 1 D. 0117 halaman. 258).

M batuk-batuk hingga kehilangan rasa dan penciuman, Ank.C mengalami demam yang mengagetkan keluarga sehingga harus mengisolasi diri di rumah. Ibu S bingung dan panik dengan masalah yang muncul (Pak.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Mendorong anggota keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat TUK 3: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit. Menjaga asupan kalori harian sesuai dengan peningkatan kebutuhan TUK 3 : Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit.

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam perkembangan keluarga ini, terdapat berbagai tugas dan permasalahan yang harus dihadapi oleh keluarga, termasuk orang dewasa yang terlibat. Berkaitan dengan hal tersebut, keluarga perlu dibekali dengan proses keperawatan/asuhan keperawatan keluarga pada orang dewasa.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Tugas kesehatan keluarga tersebut antara lain : Mengenal gangguan masalah kesehatan setiap anggota keluarga, Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

mengenal masalah hipertensi pada lansia adalah tinggi (92,9%), mayoritas kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan pada lansia adalah

mengenal masalah hipertensi pada lansia adalah tinggi (92,9%), mayoritas kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan pada lansia adalah

dalam memelihara kesehatan berdasarkan teori Friedman, yaitu: 1) mengenal masalah kesehatan, 2) mengambil keputusan tentang kesehatan, 3) merawat keluarga, 4)

Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 15 menit, keluarga mau mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi

A dengan masalah insomnia yaitu mengarah pada 5 tugas kesehatan keluarga yaitu TUK 1&amp;2 mengenal masalah insomnia TUK 3 mendemonstasikan perawatan diri mandiri

- Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan dengan cara menanyakan kepada perawat apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hipertensi. - Memberikan

Upaya keluarga dalam pencegahan kekambuhan penderita skizofrenia sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya, mengambil