• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIOMOLEKUL METODE ANALISIS KARBOHIDRAT

N/A
N/A
Lucas Yukhei

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH BIOMOLEKUL METODE ANALISIS KARBOHIDRAT "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pengampu:

drh. Wuryanti Handayani, M.Si

Disusun Oleh:

1. Safira Zulfa Azzahwa (211810301047) 2. Nur Machfiroh Putri Aryani (211810301059) 3. Rahajeng Abigail Fapingala (211810301063) 4. Dhea Mariatul Fadilah (211810301074)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER

2023

(2)

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Metode Analisis Karbohidrat” dengan petunjuk, kekuatan, dan kesabaran yang diberikan-Nya pada kami, maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Ibu drh. Wuryanti Handayani, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah biomolekul yang senantiasa membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.

Adapun makalah ini merupakan syarat untuk menambah pengetahuan dan melengkapi tugas dalam proses pembelajaran mata kuliah kesetimbangan kimia.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember, 07 Maret 2023

Penyusun

ii

(3)

yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa tersebut.

Suatu kharbohidrat tergolong aldehida (CHO), jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton (C=O) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah manis rasanya, karena itu juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong karbohidrat (Wibawa, 2017).

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon karbondioksida atau CO2

yang berasal dari udara dan air atau H2O dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana seperti glukosa. Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Sifat-sifat karbohidrat ini dapat diidentifikasi dengan uji kualitatif dengan reagen yang sesuai. Oleh karena itu dilaksanakanlah praktikum ini guna untuk mempelajari sifat kimia karbohidrat.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini adalah:

1. Memahami pengertian analisis kualitatif karbohidrat dan jenis-jenisnya 2. Memahami pengertian analisis kualitatif karbohidrat dan jenis-jenisnya

1

(4)

bervariasi dari monosakarida sederhana hingga polisakarida yang lebih kompleks.

Karbohidrat umumnya didefinisikan sebagai poli hidroksil aldehida atau poli hidroksil keton. Pati merupakan satu- satunya polisakarida yang dapat dicerna oleh manusia. Analisis karbohidrat seringkali melibatkan tidak hanya penentuan jumlah total gula yang ada dalam sampel tetapi seringkali konfigurasi identitas dan konformasi komponen karbohidrat juga ditentukan. Sejumlah besar teknik analitik telah dikembangkan selama bertahun- tahun untuk mengidentifikasi dan mengukur karbohidrat dalam makanan. Analisis karbohidrat terdiri dari dua metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis karbohidrat sudah dikembangkan dengan tujuan analisis yang berbeda-beda. Pengujian diawali dengan uji kualitatif misalnya dengan uji Fehling untuk menentukan ada tidaknya gula pereduksi, kemudian dilakukan kuantifikasi gula pereduksi, kromatografi kertas, metode kromatografi gas, kromatografi lapis tipis, metode enzim, HPLC dan berbagai metode lainnya, seperti NMR, NIR, metode antibodi, dan lain sebagainya.

2.2 Analisis Kualitatif Karbohidrat

Analisis kualitatif karbohidrat adalah pengujian karbohidrat yang didasarkan atas reaksi reaksi warna yang dihasilkan, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugus hidroksil. Analisis kualitatif didasarkan pada reaksi- reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk hasil pemecahan gula dalam asam yang kuat dengan berbagai senyawa organik, kemudian berdasarkan sifat mereduksi gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang berwarna. Beberapa analisis kualitatif karbohidrat yang dilakukan adalah uji Molisch, uji Iodin, uji Benedict’s, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji Osazon, dan lain sebagainya.

2

(5)

2

(6)

● Tujuan

Tujuan dari percobaan uji Moore adalah mengetahui terjadinya sifat karamelisasi yang ditandai dengan bau karamel dan warna coklat yang khas.

● Prinsip

Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan proses oksidasi dan pemanasan senyawa karbohidrat menghasilkan senyawa kompleks berwarna coklat dan bau karamel (bau khas).

● Reaksi percobaan uji Moore

Reaksi pencoklatan (browning) terdiri dari reaksi pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis. Reaksi pencoklatan enzimatis biasa terjadi pada buah-buahan dan sayur-sayuran yang memiliki senyawa fenolik. Senyawa ini berfungsi sebagai substrat bagi enzim polifenoloksidase. Terdapat berbagai macam senyawa fenolik, yaitu katekin dan turunannya (tirosin), asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin (deMan, 1998). Pemicu terjadinya reaksi pencoklatan, harus ada reaksi antara enzim PPO, substrat fenolik, serta oksigen. Cara untuk mengontrol pencoklatan enzimatis dapat dilakukan inaktivasi PPO dengan panas, penghambatan PPO secara kimiawi (dengan asidulan, pengaturan pH, pengkelat, atau kofaktor esensial yang terikat pada enzim), agen pereduksi (asam askorbat &

eritrobat), pengurangan oksigen (pengemasan vakum, perendaman gula, pelapisan edible film), enzim proteolitik, ataupun dengan madu. Senyawa fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses pencoklatan. Proses pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut.

Karamelisasi

Suatu larutan sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat,

(7)

demikian

(8)

juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 1600 °C. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 1700 °C, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa.

Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap-tahap seperti berikut: Mula- mula setiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah fruktosa (fruktosa yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi, dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut (Winarno, 2002). Warna coklat karamel didapat dari pemanasan larutan sukrosa dengan amonium bisulfat seperti yang digunakan pada minuman cola, minuman asam lainnya, produk-produk hasil pemanggangan, sirup, permen, pelet, dan bumbu kering.

2. Uji Osazon

Uji osazon adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi.

Tes ini bahkan memungkinkan diferensiasi gula pereduksi yang berbeda berdasarkan waktu kemunculan kompleks. Tes ini juga disebut tes phenyl hydrazine berdasarkan reagen yang digunakan untuk tes ini

(Tejas dan Modi, 2016).

● Tujuan

Tujuan dari uji osazon adalah:

- Untuk mendeteksi gula pereduksi

- Untuk membedakan gula pereduksi dan gula non pereduksi, dan

- Untuk membedakan gula pereduksi yang berbeda antara satu dengan yang lain (Tejas dan Modi, 2016).

● Prinsip

Prinsip dari uji osazon adalah gula pereduksi bereaksi dengan satu molekul

(9)

fenilhidrazin hidroklorida (C6H5-NH-NH2) untuk membentuk fenilhidrazon hidroklorida. Kompleks ini bereaksi sekali lagi dengan molekul lain dari fenilhidrazin hidroklorida menghasilkan turunan keton perantara. Ini lagi bereaksi dengan satu lagi molekul fenilhidrazin hidroklorida untuk menghasilkan osazon yang sesuai. Reaksi ini selesai dalam 3 langkah dan mengkonsumsi 3 mol fenilhidrazin. Selama reaksi dengan monosakarida, fenil hidrazin tambahan digunakan untuk mengoksidasi gugus OH yang berdekatan menjadi gugus karbonil yang kemudian membentuk fenil hidrazon kedua. Hidrazon bisfenil semacam itu disebut osazon.

(Tejas dan Modi, 2016).

● Reaksi uji Osazon

Uji osazon dilakukan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat melalui pembentukan kristal osazon. Fenilhidrazin dalam asam asetat bila direbus dengan gula pereduksi membentuk fenilhidrazon diikuti dengan pembentukan osazon.

Dua karbon pertama (C1 dan C2) terlibat dalam reaksi ini. Gula yang konfigurasinya berbeda pada dua atom karbon ini memberikan jenis osazon yang sama, karena perbedaannya ditutupi dengan pengikatan dengan fenilhidrazin.

Glukosa, fruktosa, dan manosa menghasilkan jenis osazon yang sama, yaitu berbentuk jarum. Jika terbentuk kristal jarum menandakan (+) glukosa, fruktosa atau mannose. Jika terbentuk kristal berbentuk bunga matahari menandakan (+) maltose. Jika terbentuk kristal berbentuk bubuk menandakan (+) laktosa (Bagus dkk, 2022).

(10)
(11)

2.3 Analisis Kuantitatif Karbohidrat

Analisis kuantitatif karbohidrat digunakan untuk menentukan kadar dari suatu karbohidrat. Analisis kualitatif dapat memastikan ada atau tidaknya komponen karbohidrat dalam sampel bahan pangan. Analisis kuantitatif memastikan jumlahnya sesuai dengan yang tertera pada komposisi bahan pangan. Analisis kuantitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi dan cara kromatografi.

Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan perbedaan distribusi rationya pada fase diam dan fase gerak. Karbohidrat terikat kuat pada fase diam sehingga fase gerak yang digunakan harus sangat polar.

1. Metode Enzimatik

● Tujuan

Tujuan dari metode enzimatik adalah:

- Untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan glukosa - Untuk menganalisis hasil pemeriksaan glukosa

- Untuk mengembangkan metode analisa sukrosa dalam gula

● Prinsip

Prinsip metode enzimatik yaitu menggunakan enzim tertentu sesuai dengan jenis metodenya sebagai katalis reaksi.

● Analisis Metode Enzimatik

Metode ini menggunakan bantuan enzim untuk mengekstraksi senyawa yang ada di dalam bahan. Enzim yang biasa digunakan yaitu enzim selulase, pektinase, dan hemiselulase. Enzim tersebut akan merusak dinding sel bahan, sehingga senyawa bioaktif dapat keluar dari bahan. Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak menggunakan pelarut yang banyak, mendapatkan hasil ekstraksi yang tinggi, dan ramah lingkungan karena konsumsi energi yang rendah. Kelemahan metode ini adalah proses inkubasi yang membutuhkan waktu lama. Rendemen yang dihasilkan dengan perlakuan enzimatik lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa perlakuan enzimatik. Faktor yang

(12)

mempengaruhi

(13)

metode ini adalah pH dan suhu ekstraksi. PH dan suhu yang digunakan disesuaikan dengan kondisi optimum enzim yang digunakan. Alternatif metode sintetik tradisional untuk pengadaan karbohidrat menggunakan metode enzimatik. Teknik enzimatik bergantung pada spesifisitas tinggi yang lazim dalam glikosilasi yang dimediasi glikosiltransferase. Karbohidrat tertentu dapat dibuat dengan menggunakan transferase tertentu, ruang lingkup sempit glikosilasi yang dimediasi transferase memerlukan isolasi dan pemurnian beberapa enzim untuk mensintesis struktur yang beragam. Tingginya biaya yang terkait dengan nukleotida gula difosfat membuat metode ini tidak menarik untuk sintesis skala besar. Solusi potensial untuk tantangan dalam sintesis oligosakarida enzimatik termasuk regenerasi NDPs13 in situ melalui enzim yang tidak bergerak.

2. Metode Lane-Eynon

● Tujuan

Tujuan dari metode Lane-Eynon adalah untuk menentukan gula pereduksi dalam bahan padat atau cair seperti laktosa, glukosa, fruktosa, maltosa.

● Prinsip

Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh gula-gula pereduksi. Penetapan gula pereduksi dengan melakukan pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga (II) basa menjadi tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan cara mendidihkan larutan selama titrasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen blue yang warnanya akan hilang karena kelebihan gula pereduksi di atas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi semua tembaga. Gula pereduksi yang cukup banyak dalam hidrolisat ditandai dengan terbentuknya endapan Cu2O yang banyak pula (Obed et al., 2015).

● Analisis

(14)

Metode ini menunjukkan bahwa adanya gula sederhana (glukosa atau sukrosa) merupakan gula pereduksi yang mampu mereduksi larutan fehling.

Golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan

(15)

mereduksi larutan fehling. Karbohidrat yang ditambah larutan fehling kemudian dipanaskan, akan membentuk endapan merah bata. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2Cu2++ 2OH → 2Cu2O + H2O

Dalam reaksi kimia ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling B untuk mencegah Cu2+ mengendap dalam alkalis. Larutan fehling A dan fehling B merupakan pereaksi Fehling.

Larutan fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O.

2Cu+ + 2OH-→ Cu2O + H2O (Fitri dan Fitriana, 2020).

(16)

3.1.1 Uji Moore NaOH 10%

- dimasukkan 2 ml larutan sampel dan 2 ml larutan kedalam tabung reaksi

- dipanaskan selama 5 menit

- diamati perubahan warna dan bau, apabila berwarna cokelat dan berbau hasilnya (+)

Hasil

3.1.2 Uji Osazon

1. Pembuatan larutan stok Gula

- ditimbang gula sebanyak 2 gram

- dimasukkan ke dalam gelas kimia steril berkapasitas 150 ml - ditambahkan akuades hingga volume total 100 ml

Hasil

2. Pembuatan campuran fenilhidrazin Fenihidrazin

- dicampur 1 bagian fenilhidrazin hidroklorida dengan 2 bagian natrium asetat dalam mortar

Hasil

9

(17)

3. Uji Osazon Stok gula

- diambil 5 ml larutan stok gula dalam tabung reaksi steril

- ditambahkan 1 gram campuran fenilhidrazin hidroklorida dan 2 tetes asam asetat glasial (untuk menjaga pH larutan) ke dalamnya

- dimasukkan tabung reaksi ke dalam bak air mendidih setelah tercampur dengan baik

- dicatat waktu munculnya kristal osazon Hasil

4. Pemeriksaan mikroskopis Kristal gula

- diambil 2 tetes kristal gula dengan pipet gelas steril - ditempatkan dengan hati-hati pada kaca objek.

- ditempatkan kaca penutup di atasnya

- diperiksa di bawah mikroskop resolusi tinggi - diambil gambar setelah melihat kristal dengan jelas Hasil

(18)

3.1.3 Metode Enzimatik Sukrosa

- dimasukkan 10 gram sukrosa - ditambah 1 gram dektrosa

- dititrasi sampel menggunakan enzim dan tidak menggunakan enzim - dilakukan tiga kali pengulangan untuk titrasi menggunakan enzim - dilarutkan 0,4 mg enzim glukoamilase dalam 50 ml akuades

- dilarutkan larutan enzim ke dalam larutan gula sebanyak 200, 400, 600, 800, dan 100 uL

Hasil

3.1.4 Metode Lane-Eynon 1.Standarisasi Larutan Fehling

Fehling A dan B

- dimasukkan masing-masing 10 ml larutan ke dalam erlenmeyer - ditambah 2-4 tetes metilen blue 0,2%

Hasil

(19)

2. Analisis contoh

Fehling A dan B

- dicampurkan masing-masing larutan dengan volume yang sama - dipipet 10 ml larutan ke dalam erlemeyer

- ditambahkan ke dalam erlenmeyer 10 ml larutan campuran serta 2-4 tetes metilen blue 0,2 %

- dipanaskan campuran larutan di atas hot plate magnetic stirrer sampai mendidih

- dititrasi dengan larutan gula standart sampai warna biru hilang

- dilakukan titrasi dengan cepat dengan ditambahkan larutan glukosa standar dengan volume tertentu

Hasil

3.2 Prosedur 3.2.1 Uji Moore

Siapkan alat dan bahan (tabung reaksi, pipet tetes, pemabakar bunsen dan gelas kimia). Sampel sebanyak 2 ml dan 2 ml larutan NaOH 10% dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pembakar bunsen dinyalakan dan tabung reaksi berisi larutan dipanaskan selama 5 menit. Amati perubahan warna dan bau, apabila berwarna kecoklatan dan berbau karamel maka hasilnya (+).

3.2.2 Uji Osazon

1. Pembuatan larutan stok

2 gram gula ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas kimia steril berkapasitas 150 ml. Akuades ditambahkan hingga volume total 100 ml.

(20)

2. Pembuatan campuran fenilhidrazin

1 bagian fenilhidrazin hidroklorida dicampur dengan 2 bagian natrium asetat dalam mortar.

3. Uji osazon

5 ml larutan stok gula diambil dalam tabung reaksi steril. 1 gram campuran fenilhidrazin hidroklorida dan 2 tetes asam asetat glasial (untuk menjaga pH larutan) ditambahkan ke dalamnya. tabung reaksi dimasukkan ke dalam bak air mendidih setelah tercampur dengan baik dan dicatat waktu munculnya kristal osazon.

4. Pemeriksaan mikroskopis:

2 tetes kristal gula diambil dengan pipet gelas steril dan ditempatkan dengan hati-hati pada kaca objek. Kaca penutup kemudian ditempatkan di atasnya dan diperiksa di bawah mikroskop resolusi tinggi. Snapshot diambil untuk direkam setelah melihat kristal dengan jelas.

3.2.3 Metode Enzimatik

Sukrosa sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan kemudian ditambahkan 1 gram dektrosa sehingga volume total brix pada sampel adalah 11 dan pH buffer 4,6. Perlakuan selanjutnya adalah dititrasi sampel menggunakan enzim dan tidak menggunakan enzim. titrasi yang menggunakan enzim digunakan dengan beberapa variasi konsentrasi enzim, waktu inkubasi, dan tiga kali pengulangan. Enzim glukoamilase sebanyak 0,4 mg dilarutkan ke dalam 50 ml akuades. Larutan ini menjadi larutan baku untuk enzim. variasi konsentrasi enzim yang diuji dilakukan dengan melarutkan masing-masing sebanyak 200 400, 600, 800, dan 1000 uL larutan enzim ke dalam larutan gula.

3.2.4 Metode Lane-Eynon 1. Standarisasi Larutan Fehling

Larutan campuran Fehling A dan B dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 10 mL dan ditambahkan 2-4 tetes metilen blue 0,2%.

2. Analisis contoh

Larutan fehling A dan B dicampurkan dengan volume yang sama. Larutan dari hasil persiapan contoh dipipet sebanyak 10 mL ke dalam erlemeyer. Larutan

(21)

campuran fehling A dan B ditambahkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 10 ml serta 2-4 tetes metilen blue 0,2 %. Campuran larutan dipanaskan di atas hot plate magnetic stirrer. Setelah mendidih, dilakukan titrasi dengan larutan gula standart sampai warna biru hilang. Titrasi dilakukan dengan cepat, dan perlu ditambahkan larutan glukosa standar dengan volume tertentu.

(22)

Qualitative and Quantitative Identification of Carbohydrates in Commercial Yoghurt Products. Indonesian Journal of Pharmaceutical Research. 2(2):

12-21.

Bantacut, T. 2011. Sago: A Resource For Staple Food Diversification. 20(1): 27- 40.

Chen, P., G.B. Andrew., and M.V. Novotny. 1997. The Use of Osazones as Matrices for the Matrix-Assisted LAser Desorption/Ionization Mass Spectrometry of Carbohydrates.

Fitri, A. S., dan Y. A. N. Fitriana. 2020. Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat. Sainteks. 17(1): 45-52.

Joshi, V. K. and R. S. Singh. 2012. Food Biotechnology. New Delhi: I.K.

International Publishing House Pvt. Limited .

Maleta, H. S., R. Indrawati, L. Limantara, dan T. H. P. Brotosudarmo. 2018.

Ragam Metode Ekstraksi Karotenoid dari Sumber Tumbuhan dalam Dekade Terakhir (Telaah Literatur). Jurnal Rekayasa Kimia Dan Lingkungan. 13(1):

40-50.

Obed, A. H. Alimudin dan Harlia. 2015. Optimasi Katalis Asam Sulfat dan Asam Maleat pada Produksi Gula Pereduksi dari Hidrolisis Kulit Buah Durian.

Jurnal Kimia Khatulistiwa. 4(1): 67-74.

Plante, O. J., Palmacci E. R. And P. H. Seeberger. 2003. Advances In Carbohydrate Chemistry And Biochemistry. Amsterdam : Elsevier Science Pontoh, J. 2013. Penentuan Kandungan Sukrosa pada Gula Arendengan Metode

Enzimatik. Chem. 6(1): 26-33

Riyadi, Wahyu. 2009. Uji Kualitatif Karbohidrat. Depok : Universitas Indonesia Press

Suprayitno, E., T. D. Sulistiyati, M. A. P. Panjaitan, J. E. Tambunan, H.

Djamaludin, dan R. A. Islamy. 2021. Biokimia Produk Perikanan. Malang:

Universitas Brawijaya Press

(23)

Bali

Winarno, G. F. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia : Jakarta

(24)
(25)

https://www.google.co.id/books/edition/Biokimia_Produk_Perikanan/SLRTEAA AQBAJ?

hl=id&gbpv=1&dq=kuantitatif+karbohidrat&pg=PA25&printsec=frontcover

(26)

https://www.google.co.id/books/edition/Food_Biotechnology_Principles_and_Pra cti/pVWmEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dari larutan A, dipipet 2,0 mL dan dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dan diencerkan dengan etanol absolut hingga garis tanda (larutan B). Universitas Sumatera

Dipipet 10 mL lamtan standar sulfat dengan konsentrasi 20 mg/L dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 50 mL Kemudian ditambahkan 1 mL lamtan asam induk (campuran lamtan standar sulfat

Larutan Asam Galat Standar dengan berbagai konsentrasi kemudian dipipet 0,4 mL secara analitis kemudian dimasukkan dalam labu takar 10 mL yang sudah dibungkus karbon, lalu

Larutan seri ekstrak biji kabau masing-masing dipipet 1,5 mL lalu ditambahkan larutan DPPH 50 bpj sebanyak 1,5 mL kemudian didiamkan selama 30 menit dan diamati

Masukkan bahan kimia ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.Aduk campuran larutan dengan menggunakan stirer kemudian diletakkan diatas hotplate.Selanjutnya, ditambahkan

Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya

3.5.2 Penetapan Kadar Formaldehid 3.5.2.1 Pembuatan Larutan Baku Dipipet formaldehid 270µL ml formaldehid 37% dan ditambahkan dengan aquadest hingga tanda batas dalam labu ukur 100

• Dituang aquadest kedalam Erlenmeyer 50 mL sebagai blanko • Ditambahkan ke dalam Erlenmeyer 50 mL yang berisi sampel dan aquadest • Ditambahkan ke dalam Erlenmeyer 50 mL yang