• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Manajemen Media Massa

N/A
N/A
Irfan Fadhillah

Academic year: 2025

Membagikan "MAKALAH Manajemen Media Massa"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP MEDIA MASSA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Media Massa Dosen Pengampu : Galih Pratama, M.Pd

Disusun Oleh :

Azzarima Siti Hasna : F.202206337 Fifi Sulistiawati Dewi : F.202206238 Muhammad Zainal Muttaqin : F.202206045

Irfan Fadhillah Nur Rahman : F.202206328

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

INSTITUT UMMUL QURO AL-ISLAMI BOGOR

1444 H/2023 M

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, juga kami ucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Galih Pratama selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Media Massa yang sudah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Aamiin Yaa Robbal ‘Alaamiin.

Bogor, 05 Oktober 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I... 1

PENDAHULUAN...1

a. Latar Belakang...1

b. Rumusan Masalah... 1

c. Tujuan Penulisan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN... 3

A. Definisi Prinsip Manajemen Media Massa...3

B. Perencanaan Strategis dalam Media Massa...5

C. Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa...8

D. Pengarahan dan Kepemimpinan dalam Media Massa...11

E. Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa...13

BAB III...17

PENUTUP...17

A. Kesimpulan... 17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Media massa memegang peran penting dalam masyarakat modern sebagai sumber informasi, hiburan, dan pengawasan sosial. Sebagai institusi yang berfungsi menyampaikan berita dan konten kepada khalayak luas, media memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan informasi yang disampaikan akurat, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan publik.

Dalam mencapai tujuan tersebut, prinsip-prinsip manajemen media massa menjadi landasan fundamental untuk mengelola operasional media secara efektif. Prinsip-prinsip ini meliputi perencanaan yang strategis, pengorganisasian sumber daya manusia dan teknologi, pengawasan kualitas konten, serta evaluasi keberhasilan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Penerapan prinsip manajemen yang tepat membantu media massa dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan sekaligus memenuhi harapan audiens yang semakin kritis.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi digital, lanskap media massa mengalami perubahan drastis. Digitalisasi dan kehadiran media sosial telah menggeser pola konsumsi informasi masyarakat, di mana kecepatan penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan aksesibilitas terhadap berbagai sumber semakin terbuka. Hal ini menimbulkan tantangan baru bagi pengelola media massa, yang kini harus beradaptasi dengan perubahan dalam industri, seperti munculnya platform digital, model bisnis berbasis iklan, dan tren konten yang interaktif. Prinsip manajemen media tradisional yang berfokus pada produksi dan distribusi konten perlu dikombinasikan dengan pemahaman mendalam terhadap tren teknologi serta perilaku konsumen yang baru. Tanpa manajemen yang adaptif, media massa dapat kehilangan relevansi dan daya saing di tengah derasnya arus informasi.

Selain itu, prinsip manajemen media massa juga terkait erat dengan aspek etika dan tanggung jawab sosial. Di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dan persaingan bisnis, media massa kerap dihadapkan pada dilema antara menghasilkan keuntungan dan menjaga integritas jurnalistik. Dalam situasi ini, manajemen media yang baik harus mampu menyeimbangkan tuntutan komersial dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang etis. Manajemen yang tidak bijak dapat berisiko mengorbankan kualitas konten demi keuntungan jangka pendek, yang pada akhirnya akan merusak kepercayaan publik terhadap media. Oleh karena itu, penerapan prinsip manajemen yang mencakup pengawasan editorial yang ketat, transparansi, dan akuntabilitas sangat penting untuk menjaga kredibilitas serta berkontribusi pada fungsi media sebagai pilar demokrasi yang sehat.

Secara keseluruhan, prinsip manajemen media massa adalah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan operasional media di era modern. Dengan memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini secara tepat, media massa dapat beradaptasi dengan tantangan industri, menjaga kualitas informasi, dan tetap menjadi sumber informasi yang tepercaya bagi masyarakat luas. Tantangan di masa depan, seperti perubahan regulasi, pengaruh teknologi kecerdasan buatan, serta perubahan perilaku konsumen, hanya dapat dihadapi jika manajemen media memiliki kerangka kerja yang kuat, fleksibel, dan responsif terhadap dinamika pasar.

b. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Prinsip Manajemen Media Massa?

(5)

2. Bagaimana Perencanaan Strategis dalam Media Massa?

3. Bagaimana Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa?

4. Bagaimana Pengarahan dan Kepemipinan dalam Media Massa?

5. Bagaimana Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa?

c. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Prinsip Manajemen Media Massa.

2. Untuk mengetahui dan memahami Perencanaan Strategis dalam Media Massa.

3. Untuk mengetahui dan memahami Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa.

4. Untuk mengetahui dan memahami Pengarahan dan Kepemipinan dalam Media Massa.

5. Untuk mengetahui dan memahami Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Prinsip Manajemen Media Massa

Prinsip manajemen media massa merujuk pada pedoman dasar yang digunakan untuk mengelola dan mengatur berbagai aspek operasional organisasi media. Media massa, seperti surat kabar, televisi, radio, serta platform digital, memerlukan manajemen yang baik agar dapat berfungsi secara efektif dalam menyampaikan informasi kepada publik, mempertahankan kredibilitas, serta mengelola sumber daya mereka secara efisien. Prinsip-prinsip ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis, etika jurnalistik, dan tanggung jawab sosial yang diemban oleh media.

1. Definisi Prinsip Manajemen Media Massa

Prinsip manajemen media massa adalah aturan atau pedoman yang digunakan untuk menjalankan organisasi media secara efektif. Prinsip-prinsip ini mencakup serangkaian kegiatan yang terorganisir, mulai dari perencanaan strategis, pengorganisasian sumber daya, pengarahan aktivitas, hingga pengendalian hasil dan evaluasi. Media massa memerlukan prinsip-prinsip ini karena sifat industri media yang dinamis, kompleks, dan selalu berkembang seiring perubahan teknologi serta tuntutan konsumen. Prinsip-prinsip tersebut tidak hanya berlaku untuk manajemen operasional, tetapi juga untuk manajemen editorial, pemasaran, serta hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders).

2. Pentingnya Prinsip Manajemen Media Massa

Prinsip-prinsip ini penting karena membantu memastikan bahwa organisasi media berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya. Media massa tidak hanya beroperasi sebagai bisnis, tetapi juga sebagai penjaga kepentingan publik. Oleh karena itu, prinsip manajemen media massa harus mempertimbangkan kepentingan bisnis dan publik secara seimbang.

Misalnya, media yang tidak dikelola dengan baik mungkin gagal dalam mempertahankan keuangan, tetapi media yang terlalu fokus pada keuntungan finansial mungkin mengorbankan integritas dan kredibilitas jurnalistiknya.

Di era digital, media massa harus mengelola arus informasi dengan cepat dan efektif, sambil menjaga akurasi, transparansi, dan integritas informasi yang disampaikan. Hal ini menuntut penerapan prinsip-prinsip manajemen yang solid, mulai dari pengelolaan redaksi hingga monetisasi konten, agar media mampu bersaing dengan platform-platform lainnya.

3. Elemen Utama dalam Prinsip Manajemen Media Massa

Prinsip manajemen media massa melibatkan beberapa elemen utama yang saling berkaitan:

a. Perencanaan : Ini melibatkan penentuan tujuan jangka panjang dan pendek dari media serta strategi untuk mencapainya. Perencanaan ini termasuk memahami audiens, memilih platform yang tepat (baik cetak maupun digital), serta menetapkan strategi bisnis seperti model pendapatan melalui iklan atau langganan.

b. Pengorganisasian : Dalam manajemen media, pengorganisasian mencakup struktur organisasi media, peran dan tanggung jawab setiap departemen, serta

(7)

alur kerja dalam produksi konten. Media yang terorganisir dengan baik mampu mengoptimalkan sumber daya mereka, seperti jurnalis, editor, teknisi, dan pengiklan, agar bekerja secara sinergis.

c. Pengarahan : Pengarahan dalam manajemen media melibatkan kepemimpinan yang mampu memandu tim dalam menjalankan misi dan visi organisasi.

Pengarahan ini sering kali terkait dengan pengarahan editorial, di mana pemimpin redaksi atau manajer konten harus memastikan bahwa kebijakan editorial berjalan sesuai dengan prinsip jurnalistik yang independen dan etis.

d. Pengendalian dan Evaluasi : Setelah konten diproduksi dan didistribusikan, manajemen perlu melakukan pengendalian dan evaluasi untuk memastikan bahwa media tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini mencakup pemantauan kualitas konten, efektivitas kampanye pemasaran, serta analisis kinerja finansial. Pengendalian ini juga dapat mencakup bagaimana media mengelola umpan balik dari audiens atau pengiklan.

4. Hubungan antara Prinsip Manajemen dan Dinamika Industri Media

Prinsip-prinsip manajemen media massa harus diterapkan dalam konteks dinamika industri yang selalu berubah. Misalnya, di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi, pengelolaan konten dan distribusinya menjadi semakin rumit. Media massa sekarang harus mampu beroperasi di berbagai platform digital sekaligus, termasuk situs web, media sosial, dan aplikasi mobile. Penerapan prinsip manajemen yang baik memungkinkan media untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan ini, sambil tetap menjaga kualitas dan integritas konten yang disajikan.

Di era persaingan ketat, prinsip-prinsip ini juga mempengaruhi bagaimana media berinovasi dalam hal monetisasi. Media massa yang tidak menerapkan prinsip manajemen dengan baik sering kali kesulitan dalam mencari sumber pendapatan alternatif selain iklan, seperti langganan digital, paywall, atau layanan konten premium.

5. Peran Etika dalam Prinsip Manajemen Media Massa

Selain aspek operasional, prinsip manajemen media massa juga melibatkan dimensi etika yang penting. Media massa bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang akurat dan tidak bias kepada publik. Oleh karena itu, manajemen media harus memastikan bahwa prinsip-prinsip etika dijaga di setiap level operasional, mulai dari proses editorial hingga interaksi dengan pengiklan dan pemangku kepentingan lainnya. Misalnya, menjaga batasan yang jelas antara konten editorial dan konten bersponsor adalah salah satu bentuk penerapan prinsip etika dalam manajemen media.

6. Prinsip Manajemen yang Adaptif

Dalam menghadapi tantangan masa depan, prinsip-prinsip manajemen media massa harus bersifat fleksibel dan adaptif. Media yang tidak beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan preferensi konsumen dapat kehilangan daya saing. Oleh karena itu, penerapan prinsip manajemen yang adaptif sangat penting untuk memastikan kelangsungan media di tengah tantangan yang terus berkembang.

Secara keseluruhan, prinsip-prinsip manajemen media massa adalah kerangka kerja yang membantu organisasi media dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Prinsip-

(8)

prinsip ini tidak hanya penting untuk memastikan keberhasilan operasional, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan publik serta integritas jurnalistik media massa dalam jangka panjang.

B. Perencanaan Strategis dalam Media Massa

Perencanaan strategis dalam manajemen media massa adalah proses merancang arah dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek dari organisasi media. Dalam industri media yang kompetitif dan dinamis, perencanaan strategis memainkan peran penting untuk memastikan keberlanjutan, relevansi, serta kemampuan media untuk berkembang di tengah tantangan yang terus berubah. Proses ini mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal, perumusan visi dan misi, penentuan tujuan, hingga penyusunan rencana aksi yang jelas. Tanpa perencanaan yang matang, media akan sulit bersaing, memenuhi kebutuhan audiens, atau bahkan bertahan dalam jangka panjang.

1. Definisi Perencanaan Strategis dalam Media Massa

Perencanaan strategis adalah proses berkesinambungan yang melibatkan identifikasi tujuan jangka panjang organisasi dan perumusan strategi untuk mencapainya. Dalam konteks media massa, perencanaan strategis mencakup penyusunan visi dan misi perusahaan, analisis situasi pasar, perumusan kebijakan editorial, pengembangan model bisnis, serta pengelolaan konten dan distribusi. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menciptakan panduan operasional yang memungkinkan media beroperasi secara efisien, menjaga relevansi di mata audiens, serta mempertahankan daya saing di industri yang terus berubah.

2. Langkah-Langkah Perencanaan Strategis dalam Media Massa

Proses perencanaan strategis dalam media massa melibatkan beberapa langkah utama, yang harus dijalankan secara sistematis dan terintegrasi agar menghasilkan rencana yang realistis dan dapat diterapkan. Berikut adalah langkah-langkah rinci dalam perencanaan strategis media massa:

a. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Sebelum menetapkan strategi, media harus melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Di dalam analisis ini, manajemen media harus melihat berbagai faktor, seperti kondisi keuangan, teknologi yang digunakan, sumber daya manusia, kompetisi industri, tren konsumen, serta perkembangan regulasi.

Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) juga dapat digunakan untuk mengevaluasi faktor eksternal yang memengaruhi industri media, seperti kebijakan pemerintah, perubahan teknologi digital, atau perubahan sosial yang mempengaruhi preferensi audiens.

b. Perumusan Visi dan Misi

Visi adalah gambaran tentang apa yang ingin dicapai oleh media dalam jangka panjang, sedangkan misi adalah cara untuk mencapai visi tersebut. Dalam perencanaan strategis, media perlu merumuskan visi dan misi yang jelas dan inspiratif, yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai dan tujuan organisasi, tetapi juga relevan dengan perubahan pasar dan kebutuhan audiens. Misalnya,

(9)

media massa yang ingin menjadi "sumber informasi terpercaya di era digital"

perlu menyusun misi yang mencakup prinsip-prinsip jurnalistik, inovasi dalam penyampaian berita, serta pendekatan teknologi digital untuk memastikan konten mereka mudah diakses.

c. Penentuan Tujuan dan Sasaran Strategis

Setelah visi dan misi ditetapkan, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan spesifik yang ingin dicapai. Tujuan ini bisa berupa tujuan keuangan (seperti peningkatan pendapatan atau profitabilitas), tujuan operasional (seperti efisiensi proses produksi), tujuan editorial (seperti meningkatkan kualitas dan keandalan konten), atau tujuan pemasaran (seperti meningkatkan basis audiens atau penetrasi pasar). Tujuan strategis harus bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) untuk memastikan bahwa tujuan tersebut dapat dievaluasi dan dicapai dalam rentang waktu tertentu.

d. Pengembangan Strategi

Berdasarkan analisis dan tujuan yang telah ditetapkan, media kemudian merumuskan strategi yang spesifik untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, jika tujuan strategisnya adalah meningkatkan audiens digital, maka strategi yang dapat diterapkan meliputi pengoptimalan website dan aplikasi mobile, pemasaran melalui media sosial, atau pengembangan konten yang ramah SEO (Search Engine Optimization). Pengembangan strategi juga mencakup pemilihan platform distribusi yang sesuai, baik itu cetak, televisi, radio, atau digital, tergantung pada audiens yang ditargetkan dan tren konsumsi media.

e. Penyusunan Rencana Aksi

Rencana aksi adalah rincian operasional dari strategi yang telah ditetapkan. Ini mencakup daftar langkah konkret yang harus dilakukan, sumber daya yang diperlukan, serta pihak yang bertanggung jawab untuk melaksanakan setiap langkah. Rencana aksi harus disusun dengan jelas dan spesifik, termasuk timeline, anggaran, dan metode evaluasi.

Contoh rencana aksi dalam media massa bisa berupa "meluncurkan kampanye pemasaran digital dalam waktu 6 bulan untuk meningkatkan jumlah pengunjung website sebesar 20%" atau "mengembangkan program pelatihan jurnalistik bagi tim editorial untuk meningkatkan kualitas konten investigatif".

3. Pentingnya Perencanaan Strategis dalam Media Massa

Perencanaan strategis dalam media massa sangat penting karena beberapa alasan:

a. Menghadapi Persaingan Industri : Industri media adalah salah satu sektor dengan persaingan yang sangat ketat. Media harus bersaing tidak hanya dengan pemain lain dalam industri yang sama (misalnya, antara surat kabar dengan surat kabar lain), tetapi juga dengan platform digital, seperti media sosial, blog, dan layanan streaming yang kini menjadi sumber informasi dan hiburan bagi banyak orang. Dengan perencanaan strategis yang baik, media dapat

(10)

menemukan cara untuk menonjol di tengah kompetisi dan mempertahankan audiens mereka.

b. Memastikan Keberlanjutan Bisnis : Media massa harus menjaga keseimbangan antara kualitas konten dan profitabilitas. Perencanaan strategis membantu dalam merancang model bisnis yang berkelanjutan, seperti diversifikasi sumber pendapatan melalui iklan, berlangganan, atau kemitraan konten.

c. Mengelola Risiko : Media massa, seperti bisnis lainnya, dihadapkan pada berbagai risiko, baik dari aspek ekonomi, teknologi, maupun regulasi.

Perencanaan strategis membantu mengidentifikasi risiko ini sejak awal dan menyusun strategi mitigasi yang efektif. Misalnya, dengan memprediksi perubahan regulasi pemerintah terkait media digital, perusahaan dapat menyiapkan strategi kepatuhan yang lebih fleksibel.

4. Contoh Perencanaan Strategis dalam Media Massa

Salah satu contoh perencanaan strategis adalah ketika media tradisional seperti surat kabar mulai beralih ke platform digital. Banyak surat kabar mengembangkan strategi untuk meningkatkan kehadiran online mereka dengan menciptakan versi digital dari surat kabar cetak mereka, meluncurkan aplikasi berita, dan menawarkan konten premium melalui paywall.

Perencanaan strategis dalam hal ini mencakup:

a. Analisis pasar digital untuk memahami pola konsumsi informasi online.

b. Penentuan tujuan bisnis untuk meningkatkan jumlah pembaca digital.

c. Pengembangan strategi pemasaran digital untuk menarik audiens baru.

d. Rencana aksi teknis, seperti pembaruan website atau pengembangan aplikasi.

5. Tantangan dalam Perencanaan Strategis Media Massa

Meskipun perencanaan strategis merupakan elemen penting dalam manajemen media, terdapat beberapa tantangan yang dapat dihadapi:

Perubahan Teknologi yang Cepat : Teknologi berkembang dengan sangat cepat, dan media harus mampu mengikuti perkembangan ini agar tidak tertinggal. Hal ini memerlukan perencanaan strategis yang fleksibel dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.

Ketidakpastian Pasar dan Regulasi: Perubahan preferensi audiens dan peraturan pemerintah sering kali tidak dapat diprediksi, sehingga menimbulkan tantangan dalam perencanaan. Media harus siap beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba, seperti undang- undang hak cipta baru atau perubahan algoritma platform media sosial.

6. Evaluasi dan Penyesuaian Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis bukanlah proses sekali jadi. Setelah rencana diimplementasikan, media harus secara berkala mengevaluasi efektivitas strategi yang dijalankan. Evaluasi ini mencakup analisis data kinerja, feedback dari audiens, dan perubahan lingkungan eksternal.

Berdasarkan evaluasi ini, media dapat melakukan penyesuaian pada rencana mereka untuk memastikan bahwa strategi yang dijalankan tetap relevan dan efektif.

(11)

Secara keseluruhan, perencanaan strategis adalah proses inti dalam manajemen media massa yang menentukan bagaimana organisasi media mencapai tujuan jangka panjangnya.

Proses ini melibatkan analisis, perumusan visi dan misi, penetapan tujuan, pengembangan strategi, dan pelaksanaan rencana aksi. Dengan perencanaan strategis yang baik, media massa dapat mengatasi tantangan pasar, mempertahankan relevansi, dan mengelola perubahan teknologi serta regulasi yang terus berkembang.

C. Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa

Pengorganisasian sumber daya dalam manajemen media massa adalah proses mengatur dan memanfaatkan secara optimal sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan media, baik itu sumber daya manusia, teknologi, keuangan, maupun infrastruktur. Organisasi yang efektif memungkinkan media untuk beroperasi secara efisien, menghasilkan konten berkualitas tinggi, dan memenuhi kebutuhan audiens serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam konteks media massa yang sangat dinamis, pengorganisasian ini sangat penting untuk menjaga alur kerja yang produktif, memastikan bahwa setiap departemen dan individu berfungsi dengan baik, serta memfasilitasi adaptasi terhadap perubahan teknologi dan tren industri.

1. Definisi Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa

Pengorganisasian sumber daya dalam media massa merujuk pada pengelolaan semua elemen yang diperlukan untuk memproduksi, mendistribusikan, dan mengelola konten media.

Ini mencakup pengaturan sumber daya manusia (SDM), pengelolaan aset teknologi, pengaturan keuangan, dan pengelolaan infrastruktur fisik. Pengorganisasian yang baik harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap sumber daya digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan strategis perusahaan, menjaga efisiensi, dan meningkatkan produktivitas.

Dalam konteks media, pengorganisasian ini mencakup pembagian tanggung jawab, penetapan struktur organisasi, dan pendelegasian tugas agar produksi dan distribusi konten dapat dilakukan secara lancar dan terstruktur.

2. Elemen Utama Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa

Berikut adalah elemen-elemen utama dalam pengorganisasian sumber daya media massa:

a. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia (SDM)

Struktur Organisasi : Media massa membutuhkan struktur organisasi yang jelas untuk memastikan bahwa setiap departemen atau divisi bekerja secara efisien.

Struktur ini dapat bervariasi berdasarkan jenis media, misalnya, media cetak, televisi, radio, atau digital, tetapi biasanya terdiri dari beberapa bagian penting, seperti:

 Departemen Redaksi : Bertanggung jawab atas produksi konten berita dan editorial.

 Departemen Produksi : Bertugas menangani aspek teknis produksi, termasuk kamera, editing, dan grafis.

 Departemen Pemasaran dan Iklan : Mengelola iklan, pemasaran, dan hubungan dengan klien komersial.

 Departemen Teknologi : Bertugas mengelola infrastruktur teknologi, seperti server, pengembangan aplikasi, dan pemeliharaan situs web.

(12)

 Departemen Keuangan dan Administrasi : Mengelola aspek finansial, penggajian, dan anggaran organisasi.

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab : Setiap anggota tim dalam organisasi media harus memiliki tugas yang jelas sesuai dengan kompetensi dan perannya. Misalnya, jurnalis bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan melaporkan berita, editor mengawasi kualitas konten sebelum dipublikasikan, dan manajer pemasaran bertugas mengembangkan strategi untuk meningkatkan pendapatan melalui iklan atau langganan.

Perekrutan dan Pengembangan SDM : Media harus berinvestasi dalam perekrutan dan pelatihan staf yang kompeten. Pengembangan karir jurnalis, editor, dan tenaga teknis melalui program pelatihan dan sertifikasi adalah bagian penting dari pengorganisasian SDM. Di era digital, penting juga untuk memastikan bahwa staf memiliki keterampilan dalam teknologi baru, seperti analisis data, media sosial, dan jurnalistik multimedia.

b. Pengorganisasian Sumber Daya Teknologi

Infrastruktur Digital : Media massa saat ini sangat bergantung pada teknologi digital untuk produksi dan distribusi konten. Pengorganisasian sumber daya teknologi mencakup manajemen server, perangkat lunak manajemen konten (CMS), alat analitik, platform distribusi (seperti situs web, aplikasi mobile, dan media sosial), serta keamanan data. Infrastruktur digital yang kuat memungkinkan media untuk beradaptasi dengan tren baru, seperti jurnalisme data, interaktivitas, dan distribusi multiplatform.

Otomatisasi dan Alat Produksi Konten : Banyak media saat ini mengadopsi teknologi otomatisasi untuk mempercepat alur kerja, misalnya dalam proses editing video, penjadwalan konten di media sosial, dan pelacakan data audiens.

Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning juga semakin diadopsi untuk membantu proses analisis data dan personalisasi konten, terutama untuk meningkatkan engagement audiens.

Keamanan Data dan Infrastruktur Teknologi : Media harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan aman dari ancaman siber. Pengorganisasian keamanan siber melibatkan pengelolaan data audiens, menjaga privasi, dan melindungi sistem dari peretasan. Teknologi yang tepat juga memungkinkan distribusi konten yang lebih efisien dan menjaga integritas informasi yang disampaikan kepada publik.

c. Pengorganisasian Keuangan dan Anggaran

Pengelolaan Anggaran : Media massa membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik untuk memastikan operasional berjalan tanpa hambatan.

Pengorganisasian keuangan meliputi pengalokasian anggaran untuk produksi konten, pemasaran, teknologi, serta penggajian karyawan. Sebagai bagian dari perencanaan keuangan, media juga harus mempertimbangkan diversifikasi pendapatan, baik melalui iklan, langganan, atau sumber lainnya.

(13)

Pengendalian Biaya : Penting untuk menerapkan pengendalian biaya yang efektif agar media dapat beroperasi dengan efisien tanpa mengorbankan kualitas. Ini bisa berupa pengelolaan yang ketat terhadap pengeluaran editorial, investasi teknologi, atau pengeluaran operasional lainnya.

Pendanaan dan Monetisasi : Pengorganisasian keuangan juga mencakup upaya untuk mencari sumber pendanaan baru. Media bisa mengeksplorasi model bisnis baru, seperti paywall, layanan premium, atau iklan programatik untuk meningkatkan pendapatan.

3. Tujuan Pengorganisasian Sumber Daya dalam Media Massa

Pengorganisasian sumber daya memiliki beberapa tujuan penting dalam operasional media massa:

Efisiensi Operasional : Dengan pengorganisasian yang baik, media dapat memaksimalkan produktivitas, meminimalkan pemborosan sumber daya, dan menjalankan operasional secara efektif. Misalnya, dengan manajemen alur kerja yang baik, produksi konten bisa diselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang diharapkan.

Fleksibilitas dan Adaptabilitas : Media harus siap beradaptasi dengan perubahan pasar, teknologi, dan preferensi audiens. Pengorganisasian sumber daya yang baik memungkinkan media untuk tetap fleksibel dan mampu beradaptasi secara cepat terhadap perubahan ini.

Pengelolaan Risiko : Dengan struktur yang jelas dan pengelolaan sumber daya yang tepat, media bisa lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko yang muncul, baik dalam hal teknologi, finansial, atau reputasi.

Kualitas Konten : Salah satu tujuan utama dari pengorganisasian sumber daya adalah untuk memastikan bahwa media dapat menghasilkan konten yang berkualitas tinggi secara konsisten. Ini melibatkan koordinasi yang baik antara tim editorial, teknis, dan pemasaran.

4. Tantangan dalam Pengorganisasian Sumber Daya

Meskipun penting, ada beberapa tantangan dalam mengelola sumber daya media massa:

Sumber Daya yang Terbatas : Banyak media menghadapi keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, terutama di tengah tekanan ekonomi dan persaingan yang ketat. Ini menuntut pengelolaan sumber daya yang cermat untuk memastikan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas.

Teknologi yang Terus Berkemban : Kemajuan teknologi yang cepat, seperti AI, big data, dan teknologi penyiaran digital, menuntut media untuk terus berinvestasi dalam infrastruktur dan pelatihan karyawan. Jika tidak dikelola dengan baik, media bisa tertinggal dalam hal inovasi teknologi.

Koordinasi Antar Divisi : Dalam organisasi media besar, tantangan lain adalah menjaga komunikasi dan koordinasi yang efektif antara berbagai departemen, seperti editorial, pemasaran, produksi, dan teknologi. Pengorganisasian yang buruk dapat menyebabkan kesalahan atau keterlambatan dalam produksi dan distribusi konten.

(14)

Secara keseluruhan, pengorganisasian sumber daya adalah komponen krusial dalam manajemen media massa yang mendukung efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan operasi media di tengah perubahan dan tantangan industri.

D. Pengarahan dan Kepemimpinan dalam Media Massa

Pengarahan dan kepemimpinan dalam media massa merupakan aspek penting dari manajemen yang melibatkan proses memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi kepada individu maupun tim untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang efektif dalam media massa bukan hanya soal pengambilan keputusan, tetapi juga mencakup pengelolaan kreativitas, motivasi, komunikasi yang baik, dan koordinasi antara berbagai tim atau divisi dalam sebuah perusahaan media. Dalam industri yang sangat dinamis dan selalu berubah, pengarahan yang baik memungkinkan tim untuk bekerja secara harmonis, produktif, serta siap beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal seperti teknologi, tren pasar, dan preferensi audiens.

1. Definisi Pengarahan dan Kepemimpinan dalam Media Massa

Pengarahan adalah proses manajemen yang berfokus pada memberikan panduan, dukungan, dan instruksi kepada tim atau karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Sedangkan kepemimpinan dalam konteks media massa adalah kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, dan menginspirasi tim dalam menghasilkan konten yang relevan dan berkualitas tinggi, serta dalam menghadapi tantangan industri seperti persaingan, perubahan teknologi, dan dinamika pasar. Pemimpin dalam organisasi media harus memiliki visi yang jelas tentang ke mana arah perusahaan dan bagaimana menghadapi tantangan masa depan. Selain itu, mereka harus mampu membangun budaya kerja yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan pencapaian kinerja tinggi.

2. Peran Pemimpin dalam Media Massa

Peran seorang pemimpin dalam media massa mencakup berbagai aspek yang tidak hanya bersifat teknis tetapi juga interpersonal. Beberapa peran penting yang dijalankan oleh seorang pemimpin media adalah:

a. Visi dan Arah Strategis

Pemimpin media harus mampu menetapkan visi jangka panjang dan arah strategis bagi organisasi. Misalnya, seorang pemimpin harus memutuskan apakah media akan fokus pada ekspansi digital, diversifikasi platform, atau peningkatan kualitas konten. Pemimpin yang baik juga harus mampu mengartikulasikan visi ini kepada tim dan membuat mereka berkomitmen pada tujuan tersebut.

Misalnya, di era transformasi digital, seorang pemimpin mungkin harus memutuskan untuk mengubah arah perusahaan dari media cetak menjadi media berbasis digital, sehingga keputusan strategis tersebut harus disampaikan dengan jelas kepada semua tingkat organisasi agar seluruh karyawan memahami perubahan yang akan dilakukan dan bekerja menuju arah yang sama.

b. Motivasi dan Inspirasi

(15)

Salah satu tugas penting pemimpin adalah memotivasi karyawan agar tetap bersemangat dalam bekerja dan berkontribusi secara maksimal. Dalam industri media yang sering kali diwarnai oleh tekanan deadline, beban kerja yang tinggi, dan tantangan kreatif, penting bagi seorang pemimpin untuk menciptakan suasana kerja yang positif dan mendukung.

Pemimpin harus memahami kebutuhan karyawan, memberikan apresiasi atas kerja keras mereka, dan memberikan insentif yang tepat untuk mempertahankan motivasi tinggi. Inspirasi juga datang dari contoh yang ditunjukkan pemimpin dalam bekerja secara profesional, etis, dan kreatif.

c. Pengelolaan Kreativitas

Industri media massa sangat bergantung pada kreativitas, terutama dalam menghasilkan konten yang menarik, relevan, dan inovatif. Pemimpin harus menciptakan ruang bagi tim kreatif untuk mengekspresikan ide-ide mereka, serta mendukung kolaborasi antar divisi untuk menghasilkan produk media yang lebih inovatif.

Sebagai contoh, pemimpin yang baik akan mendorong diskusi terbuka, sesi brainstorming, atau pengembangan ide baru tanpa terlalu membatasi tim dengan hierarki kaku. Pada saat yang sama, mereka juga harus mampu memberikan pengarahan yang jelas sehingga kreativitas tetap terfokus pada tujuan dan misi perusahaan.

d. Komunikasi yang Efektif

Komunikasi adalah kunci dalam pengarahan dan kepemimpinan yang efektif.

Pemimpin harus mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat waktu kepada timnya. Dalam organisasi media, informasi sering kali bergerak cepat, terutama dalam situasi seperti peliputan berita yang sedang berkembang atau perubahan arah editorial. Pemimpin harus menjadi penghubung yang baik antara tim redaksi, produksi, pemasaran, dan teknologi, memastikan bahwa semua divisi memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan dan prioritas.

Pemimpin yang baik juga harus mendengarkan feedback dari karyawan, baik itu mengenai masalah operasional maupun ide-ide baru. Komunikasi dua arah yang efektif menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan kolaboratif.

e. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah salah satu tanggung jawab utama pemimpin dalam media massa. Keputusan ini bisa bersifat editorial (misalnya, memilih isu atau sudut pandang dalam sebuah laporan), bisnis (seperti strategi pemasaran atau model pendapatan), maupun operasional (seperti teknologi yang harus diadopsi atau sumber daya yang harus dialokasikan). Pemimpin harus mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat, terutama dalam situasi yang penuh tekanan seperti breaking news atau krisis perusahaan. Seorang pemimpin harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan, termasuk dampak jangka pendek dan jangka panjang, risiko, serta kebutuhan audiens dan pemangku kepentingan.

(16)

E. Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa

Kontrol dan evaluasi merupakan dua komponen penting dalam manajemen media massa yang berfungsi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai dengan efektif dan efisien. Dalam konteks media, kontrol adalah proses memantau dan mengukur kinerja organisasi terhadap standar atau target yang telah ditetapkan, sementara evaluasi adalah proses penilaian yang lebih mendalam yang dilakukan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan suatu strategi, kebijakan, atau kegiatan. Kontrol dan evaluasi dalam media massa mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan konten, keuangan, operasional, hingga kepuasan audiens. Kedua aspek ini membantu media untuk mengidentifikasi masalah, memperbaiki kelemahan, dan melakukan penyesuaian strategis yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

1. Definisi Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa

Kontrol adalah proses manajerial yang melibatkan pemantauan aktivitas organisasi secara kontinu, membandingkannya dengan standar atau target yang telah ditetapkan, dan melakukan tindakan korektif jika diperlukan. Dalam media massa, kontrol bisa mencakup pemantauan kualitas konten, pengelolaan anggaran, serta performa produksi dan distribusi.

Evaluasi adalah proses penilaian terhadap hasil akhir atau dampak dari suatu program, strategi, atau kegiatan, biasanya dilakukan pada akhir periode tertentu. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Dalam media massa, evaluasi meliputi analisis terhadap kualitas konten, keberhasilan program pemasaran, kepuasan audiens, dan performa finansial.

Kedua konsep ini saling melengkapi, di mana kontrol berfokus pada pemantauan dan pengawasan harian, sementara evaluasi memberikan penilaian mendalam terhadap efektivitas jangka panjang.

2. Proses Kontrol dalam Media Massa

Kontrol dalam media massa melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk memastikan bahwa operasi organisasi berjalan sesuai rencana. Berikut adalah tahapan dalam proses kontrol:

a. Penetapan Standar Kinerja

Tahap pertama dalam kontrol adalah menetapkan standar kinerja yang menjadi patokan dalam mengukur kesuksesan. Standar ini bisa berupa kualitas konten, target audiens, batas anggaran, jadwal produksi, atau metrik lain yang relevan.

Misalnya, dalam redaksi berita, standar kinerja bisa mencakup akurasi dan kecepatan peliputan, sementara di departemen pemasaran, standar mungkin terkait dengan peningkatan jumlah pembaca atau engagement di media sosial.

b. Pengukuran Kinerja

Setelah standar ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengukur kinerja aktual organisasi dan membandingkannya dengan standar tersebut. Pengukuran ini bisa bersifat kuantitatif, seperti jumlah artikel yang diterbitkan, jumlah penonton program televisi, atau tingkat pendapatan iklan. Pengukuran juga bisa bersifat

(17)

kualitatif, seperti tingkat kepercayaan audiens atau kualitas narasi dalam konten berita.

Dalam media digital, pengukuran kinerja juga bisa dilakukan menggunakan alat analitik web atau platform sosial media yang memberikan data real-time mengenai traffic, bounce rate, dan engagement audiens.

c. Perbandingan Kinerja dengan Standar

Setelah data kinerja dikumpulkan, tahap berikutnya adalah membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. Jika terdapat penyimpangan atau perbedaan signifikan antara hasil aktual dan standar, maka organisasi perlu menganalisis penyebabnya.

Sebagai contoh, jika sebuah media online memiliki target untuk mencapai 1 juta pengunjung per bulan tetapi hanya mencapai 800.000, manajer perlu memahami penyebabnya. Mungkin ada masalah dalam strategi SEO, kurangnya promosi, atau konten yang tidak cukup menarik bagi audiens.

d. Tindakan Korektif

Jika ditemukan perbedaan antara kinerja aktual dan standar, organisasi harus melakukan tindakan korektif. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian strategi, perbaikan proses produksi, atau peningkatan kualitas konten. Tindakan korektif juga bisa melibatkan pelatihan ulang staf, investasi dalam teknologi baru, atau revisi anggaran.

Misalnya, jika konten yang diproduksi tidak mendapatkan engagement yang diharapkan, tim editorial mungkin perlu merombak format konten, mengadopsi pendekatan storytelling yang lebih menarik, atau lebih fokus pada topik-topik yang diminati audiens.

3. Proses Evaluasi dalam Media Massa

Evaluasi dalam media massa biasanya dilakukan setelah program atau kampanye selesai, atau pada akhir periode tertentu untuk menilai apakah tujuan tercapai. Berikut adalah tahapan dalam proses evaluasi:

a. Pengumpulan Data Evaluasi

Evaluasi memerlukan data yang relevan untuk mengukur keberhasilan suatu program atau kegiatan. Data ini bisa berupa hasil dari survei kepuasan audiens, analisis statistik kinerja konten (seperti jumlah views, likes, atau shares), laporan keuangan, serta feedback dari pemangku kepentingan. Dalam evaluasi program televisi, misalnya, data yang dikumpulkan bisa mencakup rating, demografi penonton, serta feedback dari pemirsa mengenai kualitas produksi dan isi program.

b. Penilaian Kinerja Terhadap Tujuan

Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menilai kinerja berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi ini membantu menentukan

(18)

apakah tujuan tercapai dan apakah program atau kegiatan yang dilakukan berhasil sesuai harapan.

Misalnya, jika tujuan kampanye pemasaran adalah meningkatkan jumlah pelanggan berbayar, evaluasi akan menilai apakah peningkatan yang terjadi cukup signifikan atau tidak. Jika hasil tidak sesuai harapan, perlu dianalisis mengapa hal tersebut terjadi dan langkah apa yang dapat diambil untuk memperbaikinya di masa mendatang.

c. Analisis Penyebab Kegagalan atau Keberhasilan

Evaluasi yang efektif tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga mencoba memahami penyebab kegagalan atau keberhasilan. Analisis ini membantu organisasi dalam memahami faktor-faktor apa yang berkontribusi terhadap hasil yang didapat, baik itu positif maupun negatif.

Misalnya, jika sebuah media berhasil meningkatkan engagement melalui media sosial, evaluasi akan menilai strategi apa yang bekerja dengan baik, apakah itu konten visual yang lebih menarik, kolaborasi dengan influencer, atau jadwal posting yang lebih optimal.

d. Rekomendasi untuk Masa Depan

Berdasarkan hasil evaluasi, organisasi dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Rekomendasi ini penting untuk membantu organisasi beradaptasi dan mengoptimalkan strategi mereka dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa mendatang.

Sebagai contoh, jika sebuah evaluasi menunjukkan bahwa konten multimedia lebih berhasil menarik audiens dibandingkan dengan artikel teks, organisasi mungkin perlu mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk produksi video atau podcast di masa mendatang.

4. Manfaat Kontrol dan Evaluasi dalam Media Massa

Kontrol dan evaluasi memberikan berbagai manfaat penting bagi organisasi media, termasuk:

a. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Dengan adanya kontrol yang baik, media dapat memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien dan sesuai dengan perencanaan. Evaluasi yang tepat juga memungkinkan media untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, sehingga mereka bisa mengoptimalkan proses kerja dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

b. Menjamin Kualitas Konten

Kontrol kualitas dalam media sangat penting, terutama dalam memastikan bahwa konten yang diproduksi memenuhi standar editorial dan etika yang telah ditetapkan.

Evaluasi berkala terhadap konten membantu media memastikan bahwa konten mereka tetap relevan, menarik, dan memenuhi kebutuhan audiens.

(19)

c. Meminimalkan Risiko Kesalahan

Kontrol memungkinkan organisasi untuk mendeteksi masalah sejak dini dan mengambil tindakan korektif sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar. Dalam media massa, kesalahan seperti penyebaran berita palsu atau konten yang melanggar etika bisa berdampak negatif pada reputasi, sehingga kontrol yang ketat sangat penting untuk meminimalkan risiko ini.

d. Peningkatan Kepuasan Audiens dan Pemangku Kepentingan

Evaluasi kepuasan audiens dan pemangku kepentingan memungkinkan media untuk lebih memahami kebutuhan dan ekspektasi mereka. Dengan memahami audiens, media dapat mengembangkan konten yang lebih sesuai, meningkatkan engagement, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pembaca atau pemirsa.

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen media massa merupakan bidang yang kompleks dan dinamis, yang mencakup berbagai prinsip dan praktik penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dari perencanaan strategis hingga kontrol dan evaluasi, setiap elemen manajemen memainkan peran krusial dalam membentuk cara media beroperasi dan berinteraksi dengan audiensnya.

Pengertian yang mendalam tentang prinsip-prinsip manajemen ini sangat penting bagi para profesional media untuk menghadapi tantangan yang terus berubah dalam industri yang kompetitif.

Pengarahan dan kepemimpinan menjadi komponen inti dalam manajemen media massa, di mana pemimpin diharapkan tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga mampu memotivasi tim dan mengelola kreativitas. Gaya kepemimpinan yang baik, seperti kepemimpinan transformasional dan partisipatif, dapat meningkatkan keterlibatan karyawan dan mendukung inovasi dalam produksi konten. Pemimpin yang efektif juga mampu menyesuaikan strategi dan pendekatan mereka untuk memenuhi kebutuhan tim dan audiens yang beragam.

Selain itu, pentingnya kontrol dan evaluasi tidak dapat diabaikan dalam konteks media massa. Kontrol berfungsi untuk memastikan bahwa standar kinerja tercapai dan masalah dapat terdeteksi lebih awal, sementara evaluasi memberikan wawasan yang diperlukan untuk penyesuaian strategi di masa depan. Melalui pengukuran yang akurat dan analisis yang mendalam, organisasi media dapat memahami apakah mereka berhasil dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dan bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi.

Dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya persaingan, media massa perlu berinovasi secara berkelanjutan. Adaptasi terhadap tren baru dan preferensi audiens sangat penting agar media dapat tetap relevan dan menarik perhatian.

Oleh karena itu, organisasi media harus membangun budaya yang mendukung inovasi dan kolaborasi antar tim untuk menciptakan konten yang menarik dan berkualitas.

Secara keseluruhan, pemahaman yang mendalam tentang prinsip manajemen media massa sangat penting bagi keberhasilan organisasi. Dengan kombinasi kepemimpinan yang efektif, kontrol yang ketat, dan evaluasi yang tepat, media dapat mencapai tujuan mereka, menjaga kualitas konten, dan memenuhi harapan audiens. Keberhasilan dalam manajemen media tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan organisasi, tetapi juga pada penyampaian informasi yang akurat dan beretika kepada publik, yang merupakan fondasi dari industri media yang sehat.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Budianta, & Lestari. (2020). Manajemen Media : Teori dan Praktik. In Budianta, & Lestari, Manajemen Media : Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika.

Kominfo. (2021). Laporan Tahunan Komunikasi dan Informatika. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Ramadhan, A. (2022). Peran Kepemimpinan dalam Manajemen Media Massa: Studi Kasus Media Online di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, 45-58.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam aspek regulasi media, Industri kreatif media massa di Cirebon, masih berkutat pada penyelenggaraan media sebagai institusi bisnis, belum ke bagaimana menjadi institusi pers

Secara umum, Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha- usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber

Dengan menerapkan berbagai fungsi yang dianggap strategis dalam manajemen sumber daya manusia diharapkan perusahaan akan lebih siap dalam menghadapi prospek dan tantangan

Sistem informasi manajemen atau management-information system memainkan peranan penting dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan dan pengendalian

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu “ Bagaimana Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa di Radio Pelangi Nuansa Swaratama

Tantangan pokok yang dihadapi dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan sebagai bagian dari sistem pendukung manajemen pembangunan adalah integrasi, sinkronisasi

Pemilu 2024 dan Peran Media Massa Setelah Pemilu 2024, peran media massa seperti konstruksi berita harian Kompas dan Koran Tempo menjadi penting dalam memberikan informasi yang

Film merupakan media komunikasi massa yang dapat digunakan untuk menggambarkan realitas sosial dan memberikan peranan penting dalam berkembangnya karya