• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Manajemen Strategi

N/A
N/A
Muhamad Naufal

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Manajemen Strategi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

Dosen Pengampu : RISZA PUTRI ELBURDAH S.Pt, MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK : Muhammad Sabda Furqon ( MUHAMMAD NAUFAL (211010501139)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PAMULANG

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah dengan judul “Manajemen Strategi”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Pamulang, 27 November 2024

Kelompok

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Organisasi kelembagaan berperan penting dalam mendorong efektivitas berbagai sektor, baik di pemerintahan, swasta, maupun nirlaba.

Untuk menjawab tantangan yang terus berubah, organisasi kelembagaan harus mampu menerapkan strategi yang terencana dan sesuai dengan kebutuhan. Implementasi strategi adalah proses yang mengubah rencana menjadi tindakan nyata guna mencapai tujuan organisasi. Namun, proses ini tidak selalu berjalan lancar. Banyak organisasi menghadapi berbagai

hambatan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga resistensi internal.

Manajemen strategi yang baik akan membawa organisasinya diimplementasikan melalui perencanaan program, proses budgeting, sistem manajemen kinerja, perubahan di dalam struktur organisasi, kemudian manajemen program dan proyek. Hal ini dikarenakan berdasarkan pengalaman mengunakan perencanaan strategi, perusahaan atau lembaga sering kali tidak mencapai tujuanya karena pada kenyataanya strategi yang direncanakan tidak diimplementasikan secara efektif. Sehingga muncul manajemen strategi yang prosesnya tidak hanya dikonsentrasikan pada perencanaan strategi, namun juga memperhatikan secara seksama proses implementasinya.

Implementasi manajemen strategi difungsikan sebagai pengendali dalam mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki secara terintegrasi dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan agar berlangsung sebagai proses yang efektif dan efesien. Implementasi manajemen strategi merupakan kunci keberhasilan lembaga. Hal ini disebabkan karena pada tahap formulasi strategi dapat mengantisipasi dinamika perubahan-perubahan dimasa depan. Mengigat bahwa suatu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah. Melalui perencanaan strategi inilah dapat dirumuskan suatu strategi agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan

(4)

produktivitasnya makin lama makin tinggi. Sehingga tujuan dan berbagai sasaranya dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.

Dalam masa globalisasi, organisasi dihadapkan pada beberapa perubahan sosial yang tidak dapat dihindari, termasuk pondok pesantren. Pondok pesantren tidak bisa lepas dari perubahan. Penggerak dalam inovasi data dapat memasuki benteng pondok pesantren. Unsur sosial ekonomi menuntut pondok pesantren untuk tampil dalam persaingan ekonomi yang tidak terbatas, juga berbagai perbaikan lain yang diselimuti oleh unsur masyarakat yang juga menimbulkan pertanyaan tentang resistensi (ketahanan), responsibilitas (tanggung jawab), kapabilitas (kemampuan), dan kecanggihan pondok pesantren dalam tuntutan perubahan yang signifikan.

Seiring dengan perkembangan yang pesat dan kebutuhan yang berbeda serta rumitnya masalah yang dihadapi, penting untuk memiliki keterampilan yang luar biasa untuk bekerja pada lembaga dakwah. Pondok pesantren, dalam hal ini adalah pondok pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman Bogor perlu bekerja pada diri mereka sendiri untuk memiliki pilihan secara efektif agar dapat memenuhi persyaratan dan kebutuhan budaya masa kini. Pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor sebagai lembaga dakwah serta organisasi pendidikan yang mencetak generasi Islam masa depan yang handal dan mahir sesuai dengan perubahan jaman, perlu memiliki pilihan untuk menawarkan pemahaman Islam yang maju dan luas. Selain modernisasi pemikiran, modernisasi kelembagaan organisasi juga harus diselesaikan dengan menjalankan proses administrasi yang benar walaupun masih bisa dikatakan pondok pesantren Al-Ashriyyah Nuul Iman sebagai peantren salaf dengan dikajinya beberapa kitab klasik di dalam pembelajaran.

Ujian terbesar bagi keberhasilan suatu yayasan dakwah, misalnya pondok pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor dapat mengikuti perubahan situasi yang menuntut keterampilan luar biasa dalam menangani pengelolaan lembaga, kualitas sumber daya pengelola, kemampuan pengelola untuk bereaksi dalam kemajuan teknologi dan kualitas lulusan. Untuk memenuhi pilihan tersebut, lembaga dakwah, misalnya pondok pesantren dapat menerapkan dan mengaplikasikan gagasan manajemen strategi untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi, masih ada pengaplikasian atau pengimplementasian yang masih belum sesuai dengan apa

(5)

yang diformulasikan. Seperti formula yang diterapkan dengan melakukan sistem yang dinamis dan demokratis, akan tetapi pihak Yayasan masih banyak ikut andil dalam keputusan yang seharusnya pihak pondok pesantren yangmemutuskan sehingga menimbulkan kesan otoriter dan cenderung statis. Selain itu, pondok pesantren juga kesulitan untuk menyelaraskan antara kepesantrenan dan kewirausahaan karena sudah timbul pandangan di masyarakat pondok pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman adalah pondok pesantren dengan mengutamakan kewirausahaan.

Pondok pesantren dengan filosofi yang dianutnya selama ini, diuji untuk bereaksi secara fundamental dan cerdik terhadap globalisasi. Pondok pesantren harus memiliki pilihan untuk melihat tatanan yang benar-benar mencerahkan, sehingga dari satu sisi mereka dapat mendorong santri untuk memiliki wawasan yang luas, yang tidak ragu-ragu untuk menghadapi inovasi, sekaligus tidak kehilangan karakter dan kepribadian mereka, serta dapat masyarakat sebagai komunitas yang tahu tentang masalah yang dihadapi dan dapat mengalahkannya dengan penuh kebebasan dan peradaban.

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan paling berpengalaman di Indonesia, dan bahkan pesantren juga memainkan peran penting dalam perjuangan otonomi Indonesia. Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang dipimpin oleh seorang atau beberapa kyai dan dibantu oleh beberapa santri senior dan beberapa orang dari keluarganya. Kaitannya dengan pengelolaan (manajemen) pondok pesantren, adalah pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan swasta yang memiliki atribut bebas, kemudian, pada saat itu, mereka lebih mudah beradaptasi untuk memiliki pilihan untuk berkembang menjadi lebih baik.

memahami pentingnya pelatihan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, jika pondok pesantren ini dikelola secara profesional di bidangnya masing-masing dan dijunjung tinggi oleh administrasi yang solid, maka, pada saat itu, kualitas mereka di tengah masyarakat akan dapat dibanggakan.

Hal yang menarik untuk ditelaah dan diteliti secara top to bottom menurut tipologi dan perkembangan pesantren seperti yang digambarkan di atas adalah bahwa Pondok Pesantren Nurul Iman Parung Bogor merupakan salah satu

(6)

kemajuan dalam dunia pesantren. Pesantren ini memiliki keunikan dan kualitas tersendiri dibandingkan dengan pesantren lainnya. Akan tetapi, dalam pengelolaannya masih memiliki beberapa kendala. Pokok permasalahan dalam tinjauan ini, lebih spesifiknya adalah implementasi manajemen strategi pesantren dalam pengelolaan pendidikan.

Secara praktikal, kegiatan pendidikan dilengkapi dengan jaminan gratis bagi seluruh santri yang hingga Januari 2021 telah mencapai jumlah ± 15.000 santri.

Pengecualian biaya tidak terbatas pada kebutuhan pendidikan, tetapi juga untuk mengatasi kebutuhan konsumsi, asrama, kesejahteraan dan lain-lain. Di bawah arahan 500 staff pengajar dari PAUD hingga Perguruan Tinggi, pengajaran dikoordinasikan dengan satuan pelatihan formal dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Dalam komponen pelaksanaan, para dermawan menawarkan semacam bantuan untuk sarana infrastruktur pesantren kepada pihak yayasan. Kemudian, ketika pihak yayasan telah menyetujui, maka semua kegiatan pembangunan yang mencakup pilihan arsitek, kontraktor, bahan bangunan dan pembiayaan lain sepenuhnya diserahkan kepada donatur selaku pemberi dana. Pihak yayasan hanya melakukan perintah amanat untuk pemanfaatan struktur yang sepenuhnya berstatus wakaf, sehingga menurut hukum, fasilitas tersebut tidak dapat dipindahtangankan untuk tujuan lain, selain sebagai bantuan untuk pencapaian belajar siswa. Pondok Pesantren Nurul Iman memiliki tiga sudut pandang di dalam manajemen pesantrennya yakni kepesantrenan, kependidikan dan kewirausahaan. Oleh karena itu, peneliti membatasi penelitian hanya pada aspek kepesantrenannya saja.

Implementasi strategi yang diterapkan di pondok pesantren Nurul Iman harus mendekati terhadap apa yang direncanakan agar strategi dapat dikatakan berhasil.

Rencana strategi yang dibuat oleh pondok pesantren Nurul Iman memang banyak kaitannya tentang wirausaha, akan tetapi dengan majunya wirausaha yang dikelola pesantren maka akan berdampak baik pula terhadap kemajuan pesantren.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah lembaga dapat dikatakan mencapai tujuannya ketika strategi yang diformulasikan dapat dimplementasikan secara efektif, akan tetapi beberapa tahun belakangan pondok pesantren Nurul Iman masih

(7)

memiliki beberapa formulasi strategi yang tidak dapat diimplementasikan secara efektif. Semua disebabkan dengan adanya kendala yang terjadi dalam implementasi manajemen strategi sehingga tidak dapat mengimbangi formulasi strategi. Salah satu alasan sulitnya pondok pesantren Nurul Iman mengikuti perkembangan yang signifikan di dunia kepesantrenan adalah hal demikian. Salah satu kendala adalah masih ada tenaga pendidik dan pendidik yang tidak linier dengan tugas pokok yang dipegang olehnya. Bukan hanya itu, dalam mengelola pendidikan di pondok pesantren Nurul Iman belum jelas tahapannya dalam mengimplementasikan manajemen strategi.

BAB II PERMASALAHAN

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka pokok permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan pendidikan di pondok pesantren Nurul Iman belum jelas tahapannya dalam mengimplementasikan manajemen strategi.

2. Kendala dalam pengimplementasian manajemen strategi di Pondok Pesantren Nurul Iman masih ada, sehingga tidak dapat mengimbangi formulasi manajemen.

3. Kepesantrenan sulit diselaraskan dengan aspek untuk mengubah pandangan masyarakat terkait pengelolaan di pondok pesantren Nurul Iman.

4. Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor masih belum memiliki konsentrasi yang menunjukan cirinya sebagai pesantren, karena masih bisa dikatakan pesantren modern dan salaf

5. Keharusan pengelolaan pendidikan pesantren agar memiliki ciri khas yang mandiri dan dapat mengelolanya dengan baik.

(8)

6. Santri dituntut dinamis dan tangguh dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap dilandasi oleh kemampuan spiritual yang memadai.

7. Pengeloaan pendidikan dengan tanpa memungut biaya terhadap santri membuat pondok pesantren Nurul Iman menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas pembiayaan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Definisi Manajemen Strategi

Manajemen strategis merupakan perpaduan antara konsep manajemen dan strategi. Kata manajemen sendiri memiliki makna yang beragam, mulai dari sebuah sistem atau model, kelompok orang yang mengelola, hingga suatu disiplin ilmu yang kompleks Kata strategi berasal dari kata Yunani strategos atau strategeus.

Strategos dalam bahasa Yunani Kuno berarti pejabat pemerintah yang mempunyai banyak fungsi. Pandangan alternatif menginterpretasikan kerangka kerja untuk keterampilan dan rencana yang bersifat khusus atau spesifik. Sedarmayanti, dalam perspektifnya, mendefinisikan manajemen strategis sebagai suatu proses atau serangkaian kegiatan esensial dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan serta menentukan metode pelaksanaannya. Proses ini dijalankan oleh para pimpinan dan dilakukan di seluruh tingkatan organisasi dengan tujuan mencapai target yang telah ditetapkan.

(9)

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam hal tujuan jangka panjang, proyek tindak lanjut dan proyek alokasi sumber daya. Sedangkan menurut Porter, strategi merupakan alat penting untuk mencapai keunggulan kompetitif. Strategi juga dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan yang diarahkan pada tujuan yang diambil perusahaan untuk memperoleh dan mempertahankan kinerja yang unggul relatif terhadap pesaing. elain itu, kata strategi sebagai suatu seni dapat diartikan sebagai kiat seorang pemimpin untuk memenangkan perang yang merupakan tujuan utama perang. Manajemen strategis dapat diartikan sebagai keputusan dan tindakan manajemen (perencanaan, pengelolaan, pengendalian) yang dilaksanakan oleh seluruh unit manajemen dalam rangkaian organisasi sesuai kebutuhan. Ada tiga aspek manajemen strategis:

perumusan strategi (strategy formulating), implementasi strategi (strategy implementing), dan evaluasi strategi (strategy evaluating). Berdasarkan hal tersebut, pengertian manajemen strategis adalah ilmu untuk mengevaluasi keputusan-keputusan strategis dan menetapkan strategi implementasi di antara aktifitas organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuan di masa depan.

Manajemen strategi mencakup rangkaian keputusan dan langkah- langkah manajemen yang membentuk kinerja manajemen dalam jangka panjang. Proses manajemen strategi meliputi analisis lingkungan, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, serta evaluasi strategi. Pendekatan manajemen strategi berfokus pada pemantauan serta penilaian peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan organisasi. Manajemen strategis dapat digambarkan sebagai identifikasi tujuan corganisasi dan rencana dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Definisi tersebut mengindikasikan bahwa manajemen strategi adalah suatu sistem, satu bagian yang berhubungan, saling mempengaruhi dan berjalan bersamaan dalam arah dan tujuan yang sama. Bagian pertama adalah rencana strategis, yang memuat unsur unsur yang mencakup visi, misi dan tujuan organisasi.

Proses rencana strategis adalah upaya formail dan sistematis dari suatu lembaga untuk memperjelas tujuan, kebijakan dan strateginya. Kedua, rencana operasional yang tindakan-tindakan operasional yang dilakukan selama satu tahun oleh satuan, lembaga, dan atau setiap pegawai dalam rangka mencapai tujuan operasional.

(10)

Tujuan operasional merupakan gambaran dan tahapan untuk mencapai tujuan strategis.

3.2 Manfaat Manajemen Strategi

Menggunakan manajemen strategi sebagai acuan dalam bekerja memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang kreatif atau strategis.

Pemecahan masalah secara kreatif dan memikirkan alternatifnya tercipta melalui analisis mendalam yang dapat membuahkan hasil yang lebih baik.

Keuntungan manajemen strategi dalam pendidikan adalah :

1. Merupakan panduan jangka panjang untuk program atau proyek yang direncanakan

2. Pengelolaan yang lebih baik.

3. Identifikasi keunggulan komparatif organisasi dalam lingkungan risiko 4. Meminimalkan duplikasi kegiatan organisasi.

5. Menimimalkan resistensi dan ketidakpedulian terhadap perubahan organisasi.

Adapun manfaat manajemen strategi yaitu :

1. Pemahaman lebih jelas arah dan tujuan jangka panjang organisasi.

2. Menentukan prioritas yang tepat dalam mencapai tujuan organisasi 3. Lebih memahami perubahan yang terjadi di sekitar organisasi dan

bagaimana hal itu memengaruhi perusahaan.

Manajemen strategi juga berfungsi sebagai kompas atau pedoman langkah teknis bagi pelaku organisasi, sehingga arah yang dituju langkah yang diambil dalam operasional menjadi jelas dan terfokus. Bahkan manajemen strategi memberikan manfaat secara finansial dan non finansial pada organisasi atau perusahaan.

Manajemen strategi berkontribusi pada peningkatan kinerja keuangan. Jika dibandingkan dengan bisnis dan organisasi yang tidak menerapkan aktivitas perencanaan sistematis, konsep manajemen strategi menghasilkan peningkatan

(11)

yang sangat signifikan dalam promosi, penjualan, keuntungan, dan produktivitas.

Selain itu, secara non-moneter, administrasi juga penting untuk meningkatkan efektivitas kerja. Selain membantu bisnis menghindari kesulitan keuangan, manajemen strategis memberikan sejumlah keuntungan tambahan, termasuk peningkatan kesadaran akan ancaman eksternal, pemahaman yang lebih mendalam tentang strategi kompetitif, peningkatan produktivitas karyawan, dan pemahaman yang lebih tepat tentang hubungan antara kinerja dan upah.

Dapat disimpulkan bahwa manfaat yang paling utama dari manajemen strategi adalah membantu organisasi dalam membentuk prosedur yang lebih baik dan cerdas dengan menggunakan cara yang lebih metodis, sah, dan obyektif.

Manajemen strategi digunakan oleh semakin banyak bisnis, organisasi, dan institusi untuk membuat keputusan yang lebih fokus dan efektif. Sebaliknya, manajemen strategi tidak menjamin keberhasilan dan dapat mengganggu jika diterapkan secara sembarangan dan tidak teratur.

3.3 Perkembangan Teori Manajemen Strategi

Manajemen Strategi yang dikenal saat ini tidaklah muncul dengan tiba-tiba, tetapi ia mengalami tahapan yang sangat penting. Tema utama pada awal dekade 1950 an masih berkisar disekitar anggaran dan pengawasan keuangan Budgeting and Financial Controlling). Manajemen perusahaan pada saat itu menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian melalui sasaran keuangan yang ditentukan. Menjelang akhir tahun 1950 an teori manajemen strategi kemudian berkembang dengan menekankan pada integrasi fungsional atau perpaduan fungsi produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gordon Howell merekomendasikan pendidikan bisnis atau mata kuliah business policy, merupakan mala kuliah wajib untuk pendidikan bisnis.

Pada tahun 1960 an, tema dominan dalam strategi bergeser kearah Corporate Planning yang merupakan sebuah rencana yang rumit dengan ramalan rinci tentang keadaan ekonomi dan pasar-pasar khusus.Pandangan ini didukung

(12)

oleh Alfred Sloan dalam bukunya My Years with General Motors dan Albert Chandler dalam buku yang berjudul Strategy and Structure. Pada tahun 1970 an berkembanglah perencanaan strategik perusahaan (CorporateStrategic Planning) yang mengaksentuasikan pada perpaduan fungsi manajemen yang kemudian diformulasikan dalam perencanaan dan kebijakan strategi perusahaan. Pada tahun 1980 an, muncullah konsep tentang Manajemen Strategi yang mengaksentuasikan diri pada pengembangan keahlian internal perusahaan dengan menggunakan kompetensi inti (core competence) dan reaktif terhadap perubahan lingkungan eksternal.

3.4 Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategis terdiri dari empat elemen dasar yaitu analisis lingkungan, formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian.

(13)

Gambar di atas menunjukkan bagaimana keempat elemen ini berinteraksi.

Manajemen menganalisis lingkungan eksternal untuk mencari peluang dan ancaman serta lingkungan internal untuk kekuatan dan kelemahan :

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan adalah proses pemantauan, evaluasi, dan penyebaran informasi dari lingkungan eksternal dan internal kepada orang-orang kunci dalam perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel- variabel (peluang dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan biasanya tidak berada dalam kendali angka pendek manajemen puncak. Variabel-variabel ini membentuk konteks di mana perusahaan itu ada. Mereka mungkin merupakan kekuatan umum dan tren dalam lingkungan alam atau sosial atau faktor-faktor spesifik yang beroperasi dalam lingkungan tugas spesifik suatu organisasi, sering disebut industrinya. Dimensi internal dalam manajemen strategi adalah kondisi organisasi pada saat sekarang berupa kekuatan dan kelemahan yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan rencana strategi yang berjangka panjang. Analisis lingkungan menjadi tahapan tersendiri dalam manajemen strategi. Pngamatan lingkungan merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menyusun suatu strategi sehingga ini menjadi langkah tersendiri sebelum ke tahap formulasi strategi

Analisa SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasikan faktor-faktor ini. Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisa SWOT bukan hanya mengidentifikasi kompetensi (kemampuan dan sumber daya) yang dimiliki perusahaan, tetapi juga mengidentifikasi peluang yang belum dilakukan oleh perusahaan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang handal.

Adapun penjelasan yang lebih rinci dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kekuatan (Strengths)

(14)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan- keunggulan lain, relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalahkomparatif bagi perusahaan di pasar.

2) Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.

3) Peluang (Opportunities)

Peluang adalah suatu situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

4) Ancaman (Threats):

Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang maupun yang diinginkan perusahaan

b. Formulasi Strategi

Formulasi strategi mencakup pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dijalankan. Isu-isu formulasi strategi termasuk memutuskan bisnis baru apa yang harus dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan, bagaimana cara mengalokasikan sumber daya, apakah harus memperluas operasi atau melakukan diversifikasi, apakah harus memasuki pasar internasional, apakah harus melakukan merger atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana cara menghindari pengambilalihan yang bermusuhan.

Formulasi atau perumusan strategi melibatkan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi ancaman dan peluang eksternal terhadap organisasibmengidentifikasi kelemahan dan kekuatan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menciptakan strategi alternatif, dan

(15)

memilih strategi spesifik untuk diterapkan. Beberapa pertanyaan yang muncul saat perencanaan strategis diantaranya mencakup usaha baru apa saja yang akan dimasuki, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah akan memperluas atau mendiversifikasi bisnis, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merger atau kerjasama, dan bagaimana menghindari permusuhan atau konflik.

Manajer harus memahami kondisi organisasi saat ini, ancamannya dan peluang yang ditimbulkan oleh perubahan di dalam dan di luar perusahaan, dan bagaimana caranya mengubah arah sebagai tanggapan terhadap mereka.

Formulasi strategi Hunger dan Wheelen terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

1. Visi dan Misi

Visi secara etimologi berarti sebuah pandangan (bukan secara harfiah), namun secara imajinatif yang berada dalam sebuah pemikiran. Visi dirumuskan oleh sebuah organisasi setelah mempelajari bagaimana hakikat sebuah lembaga itu ada dan untuk apa sebuah lembaga itu diadakan. Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi tersebut berdiri atau ada.Pernyataan misi organisasi yang disusun dnegan baik,mengidentifikasikan tujuan mendasar dan yang membedakan suatuperusahaan dengan perusahaan lain, dan mengidentifikasi jangkauan operasiperusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan umum untukkelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja perusahaan. Visi dan misi perusahaan ditentukan melalui perumusan strategi dan proses pengambilan keputusan strategi. Visi dan misi berasal dari visi dan nilai para manajer, pengambil keputusan dan pemangku kepentingan organisasi.

Perusahaan harus memutuskan bagaimana meraka akan merumuskan strategi dan rencana, memutuskan siapa yang akan dilibatkan dalam proses tersebut dan memutuskan bagaimana

(16)

keputusan dibuat tentang SDM dan alokasi dana untuk melaksanakan strategi tersebut

2. Penetapan Tujuan

Tujuan merupakan harapan atau hal yang ingin dicapai oleh organisasi tanpa ada batasan waktu tertentu, sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan merupakan sesuatu hal yang diharapkan oleh sebuah organisasi atau lembaga untuk dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, baik dalam jangka waktu yang panjang dan juga dalam jangka waktu yang pendek. Tujuan merupakan hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apayang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi. Teknik penulisan tujuan harus dirumuskan melalui kalimat yang disusun dengan spesifik, dapat diukur, berdasarkan sumber daya yang dimiliki, memiliki penanggung jawab dan memiliki kerangka waktu tertentu.

3. Penetapan Strategi

Pada tahapan penetapan strategi menitikberatkan pada bagaimana cara memaksimalkan keunggulan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki. Maknanya strategi dirumuskan atas SWOT yang telah dilakukan pada tahap analisis lingkungan dengan memanfaatkan keunggulan organisasi dan meminimalisir kelemahan. Strategi haruslah diperuntukkan dalam kurun waktu yang lama (rencana jangka panjang) yang secara umum 5 tahun lebih. Strategi dalam hal ini untuk rencana dalam garis besar, bukan program kecil.

4. Penetapan Kebijakan

Tahap pembuatan kebijakan adalah langkah menyiapkan kebijakan umum yang diperuntukkan untuk melaksanakan strategi tersebut.

Nantinya pembuatan kebijakan ini diharapkan mampu membawa langkah organisasi tetap pada relnya, sehingga formulasi strategi akan tetap terhubung Atas dasar kebijakan inilah yang nantinya

(17)

menjadi dasar pimpinan organisasi dalam mempersiapkan implementasi strategi Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa formulasi strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen yang efektif terhadap peluang dan ancaman lingkungan, mengingat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Ini termasuk mendefinisikan misi perusahaan, menentukan tujuan yang dapat dicapai, mengembangkan strategi, dan menetapkan pedoman kebijakan.

c. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses yang dinamis dan kompleks yang terdiri dari berbagai keputusan dan tindakan oleh manajer dan karyawan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang saling terkait untuk mengubah rencana strategis menjadi kenyataan guna mencapai tujuan.

Dalam pelaksanaan strategi, berbagai kendala kerap ditemui. Oleh karena itu, peran pemimpin sangat krusial dalam memotivasi tim untuk tetap fokus pada tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam keberhasilan implementasi strategi.

Penerapan sistem penghargaan dan hukuman yang efektif dapat mendorong kinerja optimal dan memastikan keberhasilan pelaksanaan strategi sesuai rencana.

1. Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2. Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakanoleh manajemen untuk merencanakan dan

(18)

mengendalikan. Angaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan proforma yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan.

3. Prosedur

Prosedur atau sering disebut dengan standard operating procedures (SOP) adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutanyang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaandiselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harusdikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.

d. Evaluasi Strategi

Evaluasi dan pengendalian adalah proses di mana aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dipantau sehingga kinerja aktual dapat dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Manajer di semua level menggunakan informasi yang dihasilkan untuk mengambil tindakan korektif dan menyelesaikan masalah. Meskipun evaluasi dan pengendalian adalah elemen utama terakhir dari manajemen strategis, hal ini juga dapat menunjukkan kelemahan dalam rencana strategis yang telah diimplementasikan sebelumnya dan dengan demikian merangsang seluruh proses untuk dimulai kembali.

Evaluasi dalam manajemen strategi meliputi kegiatan mengamati apakah strategi yang direncanakan berjalan sesuai harapan atau tidak.

Evaluasi Strategi mencakup beberapa poin penting yaitu

1) Mereview dan menelaah faktor‐faktor eksternal dan internal yang merupakan basis bagi setiap strategi yang sedang berlangsung

2) Mengukur jalannya kinerja

3) Mengambil tindakan perbaikan dan perubahan jika terjadi ketidaksesuaian dengan formulasi strategi.

(19)

3.5 Implementasi Manajemen Strategi di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman

Dimensi Sub Dimensi Unit

Identifikasi Rencana Umum Strateg

a. Kemampuan lembaga dalam menganalisis SWOT secara cermat dan akurat

b. Kemampuan lembaga dalam mengambarkan aktivitas- aktivitas yang harus dilakukan lembaga untuk mencapai strategi serta untuk mencapai hasil yang diinginkan c. Kemampuan lembaga dalam menetapkan tujuan umum lembaga

Pimpinan Pondok Pesantren

Perumusan

Rencana Khusus Strategi

a. Kemampuan lembaga dalam pondok memformulasik an visi lembaga dengan fleksibel

b. Kemampuan lembaga dalam memformulasikan misi lembagan yang memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi

c. Kemampuan lembaga dalam menentukan langkah- langkah operasional dengan rangkaian pengambilan keputusan strategi

Pimpinan Pondok Pesantren

Alokasi dan

Penganggar an Sumber Daya

a. a. Kemampuan Lembaga

mengalokasikan dan

menganggarkan sumber daya b. Kemampuan Lembaga

Pimpinan Pondok Pesantren

(20)

memberdayakan sumber daya yang ada

Prosedur

Pemantauan dan Pengendalian

a. Kemampuan lembaga dalam menggambarkan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh lembaga

b. Kemampuan lembaga dalam

memberikan solusi dari

implementasi strategi

c. Implementasi perubahan yang diusulkan dalam rencana yang memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan

d. Masalah besar yang tidak terduga yang muncul ke permukaan

e. Kegiatan yang dapat bersaing dalam pelaksanaan rencana

a. Pimpinan Pondok Pesantren

b. Pengurus Pondok Pesantren

Implementasi manajemen strategi dalam pengelolaan Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dengan mengacu pada rumusan masalah dan pembahasan penulis membahas beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi rencana strategi umum dalam semua aspek yakni tenaga kerja, modal, fisik dan finansial, energi dan material, layanan pemasukan, efektivitas pendidikan, proses pendidikan dan efisiensi pendidikan melalui rapat tahunan dengan pembahasan utama menganalisis SWOT.

2. Rencana strategi khusus dalam tenaga kerja ditentukan dengan liniearitas dari tenaga kerja itu sendiri, dalam modal, fisik dan finansial serta energi dan material ditentukan barang dan aspek yang diperlukan pada rapat tahunan dan pencairan hanya bisa berupa barang, dalam

(21)

layanan pemasukan ditentukan agar mengembangkan layanan software tersebut, dalam efektivitas pendidikan ditentukan dengan membuat santri menguasai pembelajaran keagamaan, teknologi dan wirausaha, dalam proses pendidikan ditentukan dengan adanya pemberian motivasi terus menerus kepada para santri dan dalam efisiensi pendidikan ditentukan dengan tetap meniadakan pembayaran bagi para santri dan mengembangkan wirausaha untuk perputaran keuangan pesantren.

3. Alokasi dan penganggaran sumber daya dalam semua aspek yakni tenaga kerja, modal, fisik dan finansial, energi dan material, layanan pemasukan, efektivitas pendidikan, proses pendidikan dan efisiensi pendidikan melalui rapat tahunan baik sumber daya manusia dan alam atau sumber daya fisik dan non fisik.

4. Prosedur pemantauan dan pengendalian dalam tenaga kerja yakni alumni diprioritaskan untuk menjadi tenaga kerja dalam rangka pengkaderan, dalam modal, fisik dan finansial serta energi dan finansial yakni setiap satuan pendidikan memiliki tanggung jawabnya masing- masing untuk melakukan pengendalian, dalam layanan pemasukan yakni semua kegiatan keuangan warga pesantren menggunakan software TABANI, dalam efektivitas pendidikan yakni setiap santri tidak dibebani biaya sama sekali dan santri dilatih untuk bisa mengelola wirausaha, dalam proses pendidikan yakni pimpinan pondok pesantren memberikan motivasi kepada tenaga kerja dan pengurus serta guru memberi motivasi kepada santri, dan dalam efisiensi pendidikan yakni pesantren menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran terkait keuangan bahkan waktu dan fasilitasi.

Selain itu, terdapat beberapa implikasi dalam manajemen strategi pengelolaan pendidikan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, yaitu :

1. Analisis SWOT yang dilakukan dengan tanpa menggunakan menguasai tata caranya akan mengakibatkan hasil yang didapat tidak maksimal.

2. Karakteristik tenaga kerja yang ditetapkan oleh pihak Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dengan memprioritaskan alumni dapat

(22)

mengakibatkan masyarakat luas kurang mendapatkan peluang untuk menjadi tenaga kerja di Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman.

3. Pengadaan alat-alat terkait kebersihan gedung dan pengadaan barang dengan hanya mendapatkan barang dan tidak diperbolehkan uang, mengakibatkan pimpinan satuan kesulitan dalam membelanjakan sesuatu yang sifatnya tak terduga.

4. Karakter demokratis yang ditunjukan oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman membuat para warga sekolah dapat memberikan pendapatnya yang belum tentu baik atau buruknya

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Manajemen strategi merupakan prosese atau rangakaian kegiatan pengambilan keputasan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai perencanaan berskala besar (strategi) yang beriorentasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan disebut tujuan strategis dan berbagai sasaran organisasi.

Implementasi manajemen strategi dalam pengelolaan pendidikan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman dapat disimpulkan bahwa dalam tahapan pertama adalah dengan mengidentifikasi rencana strategi

(23)

umum melalui rapat tahunan dengan pembahasan utama menganalisis SWOT di dalam semua aspek pengelolaan pendidikan. Adapun tahap kedua yakni dengan melakukan perumusan rencana strategi khusus terkait (karakteristtik tenaga kerja yakni linieritas terhadap tupoksi, memelihara adab, bersedia tinggal di asrama dan siap mentaati aturan, pengadaan barang atau alat untuk penunjang terawatnya gedung dan alat lainnya, mengembangkan software yang nantinya berguna untuk keperluan administrasi santri dan tabungan santri bahkan berguna untuk para pengurus dan guru dalam kebutuhan penggajian dan absensi, mempertahankan bidang wirausaha yang saling terintegrasi dan mengembangkan wirausaha agar bisa ekspor, memotivasi para karyawan dan santri agar terus berkembang dan berkualitas, mengahasilkan profit serta meminimalisir pengeluaran. Adapun tahap ketiga yakni menganggakan dan mengalokasikan sumber daya dengan diserahkan kepada pimpinan satuan dan rekapnya diserahkan untuk dibelanjakan keperluan yang dibutuhkan. Tahap keempat yang dilakukan adalah setiap pimpinan satuan memiliki tanggung jawabnya masing masing untuk melakukan pemantauan dan pengendalian kecuali dalam layanan pemasukan, efektivitas, proses, dan efisiensi pendidikan

Saran

1. Analisis SWOT dibuat seusai tata caranya dan mengundang pihak yang memahami hal demikian dalam rapat tahunan.

2. Perekrutan tenaga kerja sebaiknya lebih terbuka untuk umum, agar masyarakat makin mengetahui pesantren dan tidak terkesan tertutup.

3. Terkait pencairan barang lebih baik dibuat lebih simpel dan tidak berbelit-belit agar setiap satuan pendidikan dapat langsung menggunakan barang tersebut.

4. Walaupun demokratis, diharapkan setiap saran yang diberikan warga pesantren dan pimpinan satuan dapat lebih disaring lagi baik buruknya.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Azhari, M. L. A. (2018). Manajemen Pendidikan Pesantren (Telaah Sistem Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan Pesantren). Al- Mabsut: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 12(1), 147–161.

Dewi, R., & Sandora, M. (2019). Analisis Manajemen Strategi UIN Suska Riau dalam Mempersiapkan Sarjana yang Siap Bersaing Menghadapi Mea.

Jurnal El-Riyasah, 10(1), 74– 91.

Hasyim, A. Z. M. R. L. I. (2020). Strategi Peningkatan Kualitas Santri Pondok Pesantren Sunanul Huda Sukabumi Jawa Barat. Islamic Management:

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.

https://doi.org/10.30868/im.v3i02.756

John A Pearce Dan Richard B. Robinson. (1997). Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara

Kolis Nur. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi.

Bandung: PT. Gamedia Widiasarana Indonesia

(25)

Kulsum, U., Yaya, Y., & Fakhruroji, M. (2018). Manajemen Strategik dalam Pengelolaan Pesantren. Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, 3(1), 84–99.

Mappasiara. (2018). Manajemen Strategik dan Manajemen Operasional Serta Implementasinya pada Lembaga Pendidikan. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(1), 74–85. https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i1.5116 Nisdar & Winardi. (1997). Manajemen strategic. Bandung: Mandar Maju

Purwanti, E., Kusuma, N., & Sari, R. N. (2018). Implementasi Manajemen Strategis dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Pondok Pesantren:

Indonesia. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 3(2), 85–92 Rothaemel, F. T. (2017). Strategik Management Concept. McGraw-Hill Education.

Sagala, S. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Alfabeta.

Sagala Syaiful. (2001). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Cet. V; Bandung: Alfabeta

Salusu. J. (2005). Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Non Provit. Cet. X; Jakarta: Gramedia

Sampurno. (2013). Manajemen Strategik: Menciptakan Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan. UGM Press.

Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53.

Sujadi. (2011). Konsep Manajemen Strategik Sebagai Paradigma Baru Di Lingkungan Organisasi Pendidikan. Jurnal Stie Semarang, VOL 3, NO 3, Edisi Oktober. STIE Semarang

Referensi

Dokumen terkait

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Islam)..

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Islam dengan judul Layanan Konseling Perorangan.. Dosen Pengampu: Rahmad, M.Pd Disusun Oleh: Kelompok VI

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Sampling. Dosen Pengampu :

Makalah ini dibuat sebagai prasyarat penilaian mata kuliah Akuntansi Manajemen Dosen pengampu : Fitri Yani Jalil, SE.,M.Sc. Disusun

Ini adalah makalah mata kuliah Ulumul Hadits dengan judul "Hadits Shohih" yang disusun oleh mahasiswa semester 2 prodi PAI FITK UIN Raden Fatah

Makalah tentang heat stroke yang disusun untuk mata kuliah Ergonomi dan Faal

Makalah tentang filsafat kedokteran disusun oleh mahasiswa kedokteran gigi untuk memenuhi tugas mata kuliah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra