• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MENGENAL FILOLOGI

N/A
N/A
Dinda Febriana yusman

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH MENGENAL FILOLOGI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MENGENAL FILOLOGI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah filologi Dosen Pengampu: Nofrizal, M.A.

Disusun Oleh:

Akbar Nanda Saputra (2031030123) Atia Turrohmah (2031030151) Dinda Febriana Yusman (2031030065)

Muhammad Alef Ridho (2031030135)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGRI LAMPUNG

2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang

"Mengenal Filologi". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Bagi kami sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bandar lampung, 08 Maret 2023

Tim Penyusun

ii

(3)

DAFTAR ISI

BAB 1...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

A. Pengertian Filologi...3

B. Objektif Dan Sasaran Studi Filologi...4

C. Ruang Lingkup Filologi...7

D. Tujuan Filologi...9

BAB IV...12

PENUTUP...12

A. Kesimpulan...12

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari sejarah, struktur, dan perkembangan bahasa dalam konteks budaya dan sosial. Filologi melibatkan analisis bahasa secara mendalam, termasuk tata bahasa, sintaksis, dan etimologi, serta konteks historis dan budaya dari bahasa tersebut. Filologi juga dapat mencakup studi naskah, sastra, dan artefak budaya lainnya yang berkaitan dengan bahasa. Makalah ini akan membahas pentingnya filologi dalam memahami bahasa dan budaya, serta menyoroti beberapa metode dan teknik filologi yang digunakan untuk menganalisis bahasa.

Bahasa adalah komponen penting dari kebudayaan manusia. Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, memahami sejarah, dan mempertahankan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, memahami bahasa dalam konteks sosial dan budaya menjadi sangat penting. Disiplin ilmu yang mempelajari bahasa dan kebudayaan manusia adalah filologi. Filologi telah menjadi bidang studi penting dalam memahami bahasa dan budaya manusia selama berabad-abad.

Dalam banyak kasus, studi filologi telah membantu merekonstruksi sejarah, menggali pengetahuan tentang bahasa-bahasa yang telah punah, dan memahami perubahan bahasa dari waktu ke waktu. Dengan demikian, memahami filologi adalah penting bagi siapa saja yang ingin memperluas pengetahuan mereka tentang bahasa dan budaya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep filologi dan metode analisisnya agar pembaca dapat memahami pentingnya filologi dalam memahami bahasa dan budaya manusia.

Bagi perkembangannya, filologi bisa dipecah jadi 2, ialah filologi tradisional serta filologi modern. Mulyani ( 2009 b: 6) menarangkan sebagian perbandingan filologi tradisional serta filologi modern. Filologi tradisional, memandang alterasi selaku wujud korup/ kesalahan, sebaliknya filologi modern memandang alterasi selaku wujud kreasi. Tidak hanya itu, filologi tradisional bertujuan buat menciptakan bacaan yang nyaris mendekati aslinya, sebaliknya filologi modern bertujuan buat menguak isi produk budaya masa dulu sekali yang ada di dalam naskah- naskah kuno..

Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode Studi Literatur:

Metode ini melibatkan pengumpulan dan analisis bahan-bahan tertulis yang relevan dengan topik yang sedang dipelajari, seperti buku, jurnal, artikel, makalah,

(5)

dan dokumen lainnya. Dalam konteks filologi, studi literatur dapat membantu mengidentifikasi teori-teori dan pendekatan-pendekatan filologi yang relevan dengan topik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi filologi?

2. Apa sajakah objek yang dikaji dalam filologi?

3. Apa saja tujuan mempelajari ilmu filologi C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah: memahami segala aspek yang berkaitan dengan filologi, baik terkait dengan naskah dan teks sebagai objek filologi, serta mengetahui bagaimana tekstologi dan kodikologi berperan dalam penelitian filologi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filologi

Kata filologi berasal dari bahasa Yunani philologia yang berupa gabungan kata dari philos yang berarti ‘teman’ dan logos yang berarti ‘pembicaraan’, ‘kata’

atau ‘ilmu’. Secara harfiah, kata filologi berarti ‘cinta kata-kata’. Dalam perkembangannya philologia berarti ‘senang berbicara’ yang kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’, senang kepada ilmu’, ‘senang kepada tulisan-tulisan’, dan kemudian senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’

seperti ‘karya-karya sastra’.1

Kamus Webster mendefinisikan filologi : "the scientific study of language and their structure and mutual relation". Dalam tradisi klasik Barat, kata filologi kemudian diperluas artinya menjadi studi kebudayaan berdasarkan teks.

Kemudian dalam perkembangannya di Belanda, istilah filologi berarti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan studi teks sastra yang berkaitan dengan latar belakang budaya kehidupan pendukungnya, termasuk bahasa, sejarah, adat istiadat, agama dan lain sebagainya.

Filologi diartikan ’ilmu tentang perkembangan kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau tentang kebudayaan berdasarkan bahasa dan sastranya’. 2 Dalam bahasa Inggris kata philology berarti ’ilmu bahasa-bahasa’ 3Agaknya kata dalam bahasa Inggris philology kurang relevan dengan arti yang dimaksud dalam kata filologi yang berkembang sekarang ini. Filologi dalam arti yang berkembang sekarang ini terutama di Indonesia cenderung mengikuti pengertian yang berlaku di negeri Belanda yakni suatu ilmu yang mendasarkan aktivitasnya pada bahan- bahan tertulis berupa naskah-naskah lama (manuscript) dan bertujuan untuk mengungkapkan makna teks dari segi kebudayaan dalam arti luas. Keragaman arti serta pemakaian istilah filologi seperti dijelaskan di atas kadang-kadang membingungkan terutama di kalangan mahasiswa tingkat pemula. Hal ini diakui oleh Teeuw (1984: 252) dan Wellek (1989: 38).

Dan filologi menurut istilah (terminologi) Pada abad ke 3 SM oleh sekelompok pakar dari Iskandariyah memakai kata filologi yang berarti buat menyebut kemampuan yang dibutuhkan buat mengkaji aset tulisan yang berasal dari kurun waktu beratus–ratus tahun lebih dahulu. Filologi merupakan ilmu yang

1 Buku karya Kun Zachrun Istanti , Etimologi Istilah Filologi, hal.2 . 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1989)

3 Kamus Bahasa Inggris (Ech0ls dan Hasan Shadily, 1989: 428).

3

(7)

menyelidiki pertumbuhan kerohanian sesuatu bangsa serta kekhususnnya ataupun menyelidiki kebudayaan bersumber pada budaya bahasa serta kesustraannya4.

Menurut Michael Benskin, filologi adalah studi tentang bahasa-bahasa kuno, khususnya bahasa-bahasa klasik seperti Yunani dan Latin, dan seringkali melibatkan pemahaman tentang sejarah, kebudayaan, dan kesusastraan pada masa itu. Sedangkan menurut Friedrich Nietzsche, filologi adalah disiplin ilmu yang melibatkan studi bahasa, sejarah, dan sastra untuk memahami budaya dan peradaban manusia secara keseluruhan, serta untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep fundamental seperti kebenaran dan keadilan.

Karena luasnya jangkauan isi teks klasik maka filologi juga berarti ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pemah diketahui orang. Berbagai macam segi kehidupan masa lampau dengan segala aspeknya dapat diketahui secara eksplisit melalui naskah. Oleh karenanya, filologi dipandang sebagai pintu gerbang yang menyingkap khazanah masa·Iampau. Pendapat lain mengatakan bahwa filologi adalah L 'etalage de savoir (pameran ilmu pengetahuan)5

B. Objektif Dan Sasaran Studi Filologi

Setiap ilmu mempunyai objek penelitian, tidak terkecuali Filologi yang tertumpu pada kajian naskah dan teks klasik. Naskah-naskah peninggalan dalam bentuk tulisan tangan disebut dengan “handschrift” atau “manuscript” ,yang disingkat MS untuk bentuk tunggal dan MSS untuk bentuk jamak. Naskah-naskah yang menjadi objek material penelitian Filologi adalah berupa naskah yang ditulis pada kulit kayu, bambu, lontar, rotan, dan kertas. Ini artinya bahwa perjanjian perjanjian, ukiran,dan tulisan pada batu nisan adalah di luar pembahasan Filologi, Naskah-naskah itu dilihat sebagai hasil budaya berupa cipta sastera. Menurut Suripan Sadihutomo, telaah Filologi bukan hanya berobyek sumber tulis, melainkan juga sumber lisan.6 Penyebutan istilah “klasik” pada teks-teks Nusantara pada hakekatnya lebih ditekankan kepada masalah waktu dan periode masa lampau yang di Indonesia biasanya disebut dengan “pramodern”, yaitu suatu kondisi yang pada waktu itu pengaruh Eropa belum masuk secara intensif

Sebagai satu disiplin ilmu yang memiliki objek dan ranah kajiannya, filologi juga mampu memberikan satu sumbangan besar terhadap satu disiplin ilmu pengetahuan, selain juga mampu memberikan satu penemuan baru yang memiliki otentisitas tinggi. Oleh sebab itu pada bahagian ini, setelah sebelumnya

4 ( Baried 1994: 2)

5 Siti Baroroh Baried, Pengantar Teori Filologi. (1985), hal 2 6 Sadihutomo, 1999 : v-vi

(8)

mengenal hakikat studi filologi, akan mencuba untuk mengenal lebih tentang studi filologi objektif dan manfaat yang, sebenarnya, akan nampak dari proses dan hasil kajian dilakukan. Sebagai satu sumbangan kepada penemuan suatu ilmu pengetahuan. Secara garis besarnya, objektif studi ini adalah menghasilkan satu edisi teks yang mendekati teks asli yang ditulis oleh penulis aslinya. Dengan menyusun, memperbaiki dan bahkan memberikan penjelasan teks yang dijadikan objek kajian. 7

Baroroh Baried merincikan objektif kajian filologi secara umum dan khusus.

Secara umum;

1. Mengungkapkan peninggalan masa lampau yang terekam dalam bentuk tulisan.

2. Mengungkapkan fungsi peninggalan tersebut bagi masyarakat penerimanya dahulu dan sekarang.

3. Mengungkap nilai budaya masa lampau.

Secara khusus;

1. Mengungkap bentuk mula teks pada masa lampau.

2. Mengungkap sejarah perkembangan teks.

3. Mengungkap sambutan masyarakat terhadap teks.

4. Menyajikan teks dalam bentuk yang terbaca oleh masyarakat saat ini.

(suntingan)8

Secara sepintas nampak bahwa kerja-kerja filologi (secara terperinci akan dibahaskan pada bab selanjutnya) adalah upaya keras untuk memahami hakikat sebenar teks yang ditulis pada zamannya. Pada satu sisi, juga berupaya untuk menyelami secara mendalam kemauan penulis itu sendiri yang tertuang dalam teks. Belum lagi seting sosio historis zaman penulis pada saat menghasilkan karyanya juga tidak bisa ditinggalkan. Maka kerja filologi ini adalah satu kerja awal sebelum masuk kedalam kerja pengungkapan suatu penemuan ilmiah lainnya. Meskipun objektif studi filologi itu sendiri sudah merupakan satu penemuan ilmiah yang sangat otentik. Oleh sebab itu kerja filologi ini adalah langkah awal, bahkan juga sebagai alat bantu, untuk mengungkap fakta-fakta lainnya yang tersimpan dalam kumpulan ide yang terungkap dari setiap teks yang terkandung dalam tiap naskah, sesuai dengan disiplin ilmu yang terkandung didalamnya.

7 Elit Ave Hidayatullah, (2015), hal. 30 8 Ibid., hal. 7-8.

5

(9)

Dalam penelitian filologi, hendaknya dibedakan antara objek dan sasaran studi filologi. Objek studi filologi adalah naskah, sedangkan sasarannya adalah teks.

Dalam hal ini kedua istilah tersebut dibedakan artinya dan tidak sama dengan pemahaman sehari-hari. Naskah adalah ujud konkret dari teks yang berupa naskah tulisan tangan atau cetak pada kertas, kulit kayu, lontar, tembaga yang merupakan refleksi kehidupan masyarakat pada zamannya. Karena naskah pada masa lalu ditulis dengan tangan maka sering disebut dengan istilah handschrit (hs) untuk tunggal dan (hss) untuk jamak. Nama lain untuk naskah adalah manuscript (ms) untuk tunggal dan (mss) untuk jamak. Sedang teks adalah isi atau kandungan yang ada dalam naskah dan bersifat abstrak termasuk di dalamnya buah pikiran dan perasaan yang terkandung di dalamnya. Naskah-naskah tersebut biasanya disimpan di museum-museum atau perpustakaan dan juga koleksi pribadi yang tersebar di seluruh dunia di hampir 26 negara di Asia, Eropa, dan Amerika.

Naskah yang tersimpan di museummuseum atau perpustakaan biasanya sudah disusun dalam bentuk katalogus naskah.9

Sebagai satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri filologi juga memiliki aturan mainnya tersendiri. Sehingga dijumpai dalam beberapa keadaan filologi terkadang menjadi satu pendekatan atau metode, dalam sebuah kajian, disamping ianya juga merupakan satu sistem penelitian independen yang mengandungi juga didalamnya pendekatan-pendekatan. Perbedaan keduanya akan lebih jelas apabila dilihat dari dapatan yang dihasilkan, meskipun objek kajiannya sama (manuskrip). Manakala yang kedua adalah untuk mendapatkan satu edisi teks yang mendekati aslinya dan yang pertama adalah untuk mendapatkan fakta-fakta yang digali dari sumber manuskrip dengan tanpa menyusun edisi kritikal teks.10

Maka pada bahagian ini penjelasan akan dilakukan secara mendetail tentang filologi sebagai satu bidang kajian yang dilengkapi dengan pendekatan- pendekatan yang terdapat didalamnya. Tepatnya adalah filologi seperti penjelasan yang kedua. Dalam sejarah perkembangannya, filologi telah mengalami berbagai bentuk penyesuaian, mengikut keadaan objek kajian yang memiliki perbedaan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Tidak heran apabila beberapa inovasi dilakukan. Meskipun demikian tujuan utama penyusunan edisi kritikal teks yang mendekati sempurna adalah masih tetap dan tidak dirubah. Oleh karena itu pada bahagian ini beberapa metode utama akan coba dihuraikan. Huraian ini bisa menjadi satu bentuk standar dalam studi filologi. Sebagaimana pengalaman penulis yang pernah melakukan kerja filologi untuk teks Melayu, sehingga

9 Muhammad, Abdullah. pengantar filologi. 2019, hal 10

10 Hidayatullah, ave. Studi Filologi Dunia Islam Dan Barat Dalam Menyelami Sejarah Dan Membangun Peradaban . 2015, hal : 3031

(10)

contoh-contoh dan beberapa perkara mungkin akan banyak ditemui dalam naskhah-naskah Melayu.

C. Ruang Lingkup Filologi

Dalam perkembangannya, kajian filologi menitikberatkan pada perbedan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu penciptaan dan melihat perbedaan- perbedaan sebagai alternatif yang positif. Dalam hubungan inilah suatu naskah dipandang sebagai penciptaan kembali (baru), karena mencerminkan perhatian yang aktif dari pembacanya. Sedangkan berbagai bacaan atau varian yang ada diartika sebagai pengungkapan kegiatan yang kreatif untuk memahami, menafsirkan, dan membetulkan teks yang dianggap tidak tepat. Dalam proses pembetulan ini harus dikaitkan dengan ilmu bahasa, sastra, budaya, keagamaan, dan tata politik yang ada pada zamannya. Cara kerja filologi yang demikian disebut dengan filologi modern. Mengambil pengertian filologi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Maka yang dimaksud dengan istilah filologi adalah usaha dalam memahami teks sebuah naskah dengan memperhatikan berbagai kajian, yang dimaksudkan untuk memurnikannya dari kesalahan-kesalahan dalam proses penyalinan.

Objek kajian filologi adalah pada kajian naskah dan teks klasik. Naskah adalah semua tulisan peninggalan nenek moyang yang ada pada kertas, lontar, kulit kayu, dan Rotan.11 Naskah-naskah peninggalan dalam bentuk tulisan tangan disebut dengan “Handschrift” atau “Manuscript”. Naskah-naskah yang menjadi objek material penelitian filologi adalah berupa naskah yang ditulis pada kulit kayu, bambu, lontar, dan kertas. Ini artinya bahwa perjanjian-perjanjian, ukiran, tulisan pada batu nisan di luar pembahasan filologi.

Setiap bidang studi memiliki obyek penelitiannya masing-masing. Seperti telah dibahas di atas, objek kajian filologi adalah manuskrip dan teks. Oleh karena itu, perlu untuk membahas rincian mengenai nuansa naskah, teks, serta tempat dalam menyimpan naskah.Objek kajian filologi adalah naskah, dan objek karya adalah teks. Oleh karena itu, diperlukan penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan naskah dan teks. Pada umumnya naskah merupakan objek kajian filologi berupa gulungan yang merupakan sarana penyimpan teks. Gulungan

11 Djamaris, Edwar, “Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi”. Bahasa dan Sastra Tahun III No. I. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977). hal 20

7

(11)

adalah simbol tulisan tangan yang menyimpan berbagai ekspresi pikiran dan perasaan yang dihasilkan oleh budaya nasional masa lalu. 12

Naskah mengacu pada bahan tulisan tangan. Dalam pengertian filologi, manuskrip adalah semua peninggalan tertulis yang ditulis oleh nenek moyang kita di atas kertas, daun lontar, kulit kayu dan rotan. Tulisan tangan di atas kertas banyak ditemukan/digunakan dalam teks Melayu dan Jawa. Tulisan di atas daun lontar digunakan dalam teks Jawa dan Bali. Tulisan di atas kulit kayu dan rotan sering digunakan dalam naskah-naskah berbahasa Batako yang disebut “Suaha”.13

Naskah adalah sebuah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan akibat budaya masyarakat di masa lampau. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh pendapat Suyami, bahwa naskah tersebut merupakan salah satu saksi dari dunia kebudayaan dan tradisi peradaban yang menginformasikan kebudayaan manusia pada masa itu. Sedangkan Teks juga berarti isi atau isi naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya bisa dibayangkan.

Dalam filologi, istilah “teks” mengacu pada sesuatu yang abstrak, sedangkan

“manuskrip/ Naskah” mengacu pada sesuatu yang konkret.

Dalam konteks filologis Indonesia, kata “manuskrip” dan “manuskrip”

digunakan dalam arti yang sama, yaitu merujuk pada dokumen dengan teks tulisan tangan, atau di atas kertas (terutama kertas Eropa), daluwang (koran lokal). lontar (kertas daun lontar), bambu dan lain-lain. Dalam sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian manuskrip, kata manuskrip sering disingkat MS (manuskrip) untuk manuskrip tunggal dan MSS (manuskrip) merujuk pada lebih dari satu manuskrip. Pemahaman mengenai teks-teks klasik hanya dapat dilakukan melalui naskah-naskah yang menjadi sarana penyimpanannya. Sebab sasaran kerja filologi yakni berupa manuskrip atau naskah.14

Beberapa manuskrip disimpan di area penyerahan Perpustakaan. Nasional RI dan Gedung Kirtya Singaraja, Museum Nasional Jakarta, Perpustakaan Keraton Surakarta, Museum Radya Pustaka, Perpustakaan Reksa Pustaka Keraton Mangkunegaran Surakarta, Perpustakaan Ilmu Pengetahuan Budaya ( dahulu bernama Fakultas Sastra) UI, Perpustakaan UNS, Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Pusat Bahasa Yogyakarta, Rumah Budaya Tembi Yogyakarta, Tepas Kapujanggan Widya Budaya Kesultanan Yogyakarta, Institut Surat Para Pakualaman, Museum Sana Budaya Yogyakarta, Perpustakaan Keraton Yogyakarta, Fakultas UGM Perpustakaan Humaniora dan beberapa pemerintah

12 Alfan Rokhananayah, Teori Filologi ( Bandung : Istana Agensi, 2018) hlm. 8

13 Gomo Attas, Pengantar Teori Filologi ( Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ, 2017 ) hlm. 23

14 Nanda Septiana dan Zaiful Rosyid.“Pendekatan Filologi Dalam Studi Islam.”

Pancawahana Vol.13, No.2, 2018 hal.52

(12)

daerah seperti Banyuwangi, Sidoarjo dan Sumenep. Selain menjadi milik sejumlah lembaga publik dan swasta, sejumlah hal lain tetap menjadi koleksi pribadi masyarakat di seluruh nusantara. Perpustakaan naskah pada dasarnya berbeda dengan perpustakaan umum lainnya. Ini karena perbedaan koleksi.

Perpustakaan manuskrip menyimpan koleksi buku tulisan tangan yang belum dicetak atau diterbitkan, sedangkan perpustakaan umum memiliki koleksi buku cetak dan terbitan.15

D. Tujuan Filologi

Filologi sangat dibutuhkan untuk mengungkapkan informasi yang ada di masa lampau yang tersimpan dalam bentuk teks. Suatu peninggalan dalam bentuk tulisan mengalami beberapa penyalinan yang membuat informasi didalamnya terkadang tidak sesuai dengan tulisan awalnya.

Djamaris mengatakan bahwa filologi memiliki tujuan tertentu, antara lain:

1. Mendeskripsikan kedudukan serta fungsi dari naskah dan teks yang diteliti agar dapat diketahui tempat karya tersebut dan manfaat dari karya yang diteliti.

2. Menterjemahkan teks dengan tujuan utamanya adalah menjaga keaslian serta ciri utamanya.

Kajian filologi memiliki tujuan umum dan khusus.

a. Tujuan Umum

 Memahami perkembangan suatu bangsa melalui sastranya.

 Memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat penciptanya.

 Mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai alternatif pengembangan kebudayaan.

b. Tujuan Khusus

 Menyunting sebuah teks yang di pandang dekat dengan teks aslinya.

 Mengungkapkan sejarah terjadinya teks dan sejarah perkembangannya.

 Mengungkapkan persepsi pembaca pada setiap zaman penerimaannya.

3. Hubungan Filologi dengan Ilmu Pengetahuan Lain a. Filologi dengan Ilmu Sejarah

15 Gomo Attas, Pengantar Teori Filologi ( Jakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ, 2017 ) hlm. 25

9

(13)

Sejarah diprlukan dalam mengkaji naskah lama, karena isi dalam naskah lama juga memuat tentang sejarah kebudayaan. Seperti tentang sejarah adanya feodalisme yang mempengaruhi raja, abdi dalem, maupun kawula dapat dipahami apabila mengetahui latar belakang historisnya.

b. Filologi dengan Ilmu Budaya (Antropologi)

Antropoloogi sangat berkaitan dengan budaya, budaya tersebut berkaitan erat dengan cara hidup manusia, baik secara fisik maupun sosial. Tradisi kehidupan masyarakat desa yang masih mengutamakan kebersamaan, saling menolong yang ada di dalam teks Ajisaka ana ing Medhangkamolan. Di dalam Serat Wedatama juga diuraikan bagaimana menyaembah kepada Tuhan. Dalam hal ini, masyarakat Jawa mengenal dengan istilah sembah raga (menyembah Tuhan dengan mengutamakan gerak laku badaniah atau amal perbuatan yang bersifat lahiriah). Isi dalam naskah tersebut di atas bisa diuraikan secara rinci jika memahami budaya suatu daerah, sehingga antropologi mempunyai peranan dalam kajian filologi.

c. Filologi dengan Ilmu Bahasa

Bahasa adalah sarana untuk mengungkapkan ide maupun gagasan secara tertulis maupun lisan. Teks yang ada di dalam naskah lama merupakan wujud dari ide dana gagasan penulisnya. Bahasa tersebut dapat dipahami dengan bantuan ilmu bahasa, baik etimologi, fonologi, morfologi, sosiolinguistik, maupun stilistika. Proses transkripsi dan translitersi naskah dapat dilakukan jika memahami bahasa.

d. Filologi dengan Ilmu Sastra

Cerita dalam naskah lama tidak terlepas dari tema, alur, tokoh, latar amanat, dan gaya bahasa, yang menjadi unsur-unsur pembangun cerita. Unsur tersebut dapat dikaji dengan pendekatan struktural.

e. Filologi dengan Foklor

Hal ini ketika cerita yang ada di dalam naskah berasal dari cerita lisan kemudian ditulis. Foklor dikenal dengan adanya tradisi lisan. Tradisi lisan tersebut dapat berupa legenda, dongeng, mite, sage, mantra yang sering dibaca pada saat upacara rakyat. Hubungan filologi dengan foklor dapat diketahui bahwa cerita yang ditulis dalam naskah dan teks bersumber dari legenda maupun kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat sebagai tradisi budaya masyarakat pemilik cerita.

(14)

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Ilmu filologi yakni suatu ilmu yang mendasarkan aktivitasnya pada bahan- bahan tertulis berupa naskah-naskah lama (manuscript) dan bertujuan untuk mengungkapkan makna teks dari segi kebudayaan dalam arti luas. Keragaman arti serta pemakaian istilah filologi seperti dijelaskan di atas kadang-kadang membingungkan terutama di kalangan mahasiswa tingkat pemula. karena luasnya jangkauan isi teks klasik maka filologi juga berarti ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang. Berbagai macam segi kehidupan masa lampau dengan segala aspeknya dapat diketahui secara eksplisit melalui naskah. Oleh karenanya, filologi dipandang sebagai pintu gerbang yang menyingkap khazanah masa·Iampau. Pendapat lain mengatakan bahwa filologi adalah L 'etalage de savoir (pameran ilmu pengetahuan).

11

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ridlo, “Filologi Sebagai Pendekatan Kajian Keislaman” , Al-Muqidz:

Jurnal Kajian Keislaman Vol. 8 no. 2(Mei-Agustus 2020)

Achmad Zaidun, “ Filologi “ . Buku Perkuliahan Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Ampel Surabaya.

Chamamah Soeratno, Siti. 1999. “Studi Filologi: Pengertian Filologi”. Makalah IAIN Sunan Kalijaga

Djamaris, Edwar. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Manasco. 2002.

Dr. Kun Zachrun Istanti, S.U. Etimologi Istilah Filologi,

Dr. Sitti Gomo Attas M.Hum, Pengantar Teori Filologi, Penerbit: LPP Press Universitas Negeri Jakarta

Eva Syarifah Wardah, “Sejarah Perkembangan Filologi”, Jurnal Tsaqofah Vol. 1 No. 1 Juli-Desember 2002.

Fathurahman, Oman. Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur Keagamaan 2010.

Hanafi, Ahmad. Filologi, Surabaya : IAIN Jember, 2020

Hidayatullah, ave. Studi Filologi “Dunia Islam Dan Barat Dalam Menyelami Sejarah Dan Membangun Peradaban”, Vol 2, no 1 (2015): 19-21

Ketut Nuarca, Metode Filologi (Sebuah Pengantar), Makalah Program Studi Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana Nopember 217.

M. Abdullah, Pengantar Filologi , Semarang: Universitas Diponegoro, 2019 Prof. Dr. H. M. Abdul Karim, M.A, M.A.. Filologi Dan Sejarah, Sekertariat

Diskusi Ilmiah Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012.

Siti Baroroh-Baried, Sulastin Sutrisno, Siti Chamamah Soeratno, Sawu, Kun Zachrun Istanti. (1994). Pengantar Teori Filologi. BPPF Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Suryani NS, Elis. 2006. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Latar sosial menyaran kepada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra fiksi.. Tata cara kehidupan

Pada dekade 1980-an pendekatan genre , sebuah istilah yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya tipe atau jenis teks yang awalnya diterapkan pada karya sastra, menjadi

Setiap anak memiliki latar belakang kehidupan budaya dan perkembangan yang berbeda-beda, dan oleh kaarena itu setiap anak dimungkinkan akan memiliki

Pada latar belakang telah dijelaskan bahwa dalam teks 2 Petrus 3 terdapat dua sikap manusia menjalankan kehidupan tidak mencerminkan manusia yang mencintai

Latar belakang karya sastra meliputi semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya, yang meliputi: geografi, sejarah, tipografi, iklim, mitologi, legenda,

Latar belakang karya sastra meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya seperti geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda,

Pendekatan ini berprinsip bahwa setiap teks sastra dibaca, dan harus dibaca dengan latar belakang teks lain, tidak ada sebuah teks pun yang sungguh-sungguh mandiri tanpa adanya

Latar Belakang Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas batuan dalam wujud air atau lava yang