• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY PADA MATERI SIFAT SIFAT CAHAYA KELAS 5 SD

N/A
N/A
ahmad tegar

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY PADA MATERI SIFAT SIFAT CAHAYA KELAS 5 SD"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MAKALAH

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY PADA MATERI SIFAT- SIFAT CAHAYA KELAS 5 SD

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan IPA Dosen Pengampu: Dr. Sri Sulistyorini, M..Pd.

Disusun Oleh:

Ahmad Tegar Febriansyah 1401422354

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2024

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... iii

PRAKATA... iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Teori Belajar...2

B. Sifat-Sifat Cahaya...3

C. Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Materi Sifat-sifat Cahaya...4

BAB III... 6

PENUTUP... 6

A. Kesimpulan...6

B. Saran... 6

DAFTAR PUSTAKA...7

(4)

PRAKATA

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penerapan Teori Belajar Vygotsky Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas 5 SD”

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Sri Sulistyorini, M..Pd. yang telah membantu saya, baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan membantu saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Harapan saya setelah menyusun makalah ini adalah semoga bisa bermanfaat untuk pembaca. Saya menyusun makalah ini dengan bersungguh-sungguh dan berdasarkan pada sumber kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun apabila ditemukan ketidaksempurnaan dalam makalah ini, saya menerima segala kritikan dan saran sebagai perbaikan.

Semarang, 22 Februari 2024

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teori belajar merupakan suatu landasan terjadinya suatu proses belajar yang mengarahkan terbentuknya kondisi belajar. Dengan adanya teori belajar akan memudahkan bagi pendidik dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sedangkan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik dengan tujuan agar terjadi agar dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik.

Inti teori Vygotsky adalah lebih menekankan pada interaksi antara aspek internal dan aspek eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial setiap individu dalam konteks budaya. Vygotsky mengajukan teori bahwa perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis. Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Teori Belajar Vygotsky?

2. Sebut dan Jelaskan sifat-sifat cahaya?

3. Bagaimana Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Materi Sifat-sifat cahaya?

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian Teori Belajar Vygotsky.

2. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

3. Mendeskripsikan Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Materi Sifat-sifat cahaya.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Belajar

Teori Vygotsky menawarkan potret perkembangan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran melalui penggunaan penemuan sosial seperti bahasa, sistem matematika, dan perangkat memori. Ia juga menekankan bagaimana anak dibantu untuk berkembang di bawah bimbingan para ahli di bidang tersebut. Vygotsky menekankan peran orang dewasa dan anak-anak lain dalam mendorong perkembangan anak. Menurut Vygotsky, anak dilahirkan dengan fungsi mental yang relatif dasar, seperti kemampuan memahami dunia luar dan berkonsentrasi. Namun, anak-anak kekurangan banyak fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, pemikiran dan pemecahan masalah. Fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai “alat budaya” di mana individu hidup, dan alat ini berasal dari budaya. Anggota budaya pengasuhan anak membagikan alat-alat ini kepada anak-anak selama pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara bertahap semakin dalam dan membentuk pandangan dunia batin anak. Oleh karena itu, setiap anak berpikir dengan cara yang sama seperti anggota budaya lainnya..

Menurut Vygotsky (1962), keterampilan kinerja mental dikembangkan melalui interaksi sosial langsung. Pengetahuan tentang alat kognitif, keterampilan, dan hubungan antarmanusia disampaikan melalui interaksi langsung dengan orang lain. Dengan mengatur pengalaman interaksi sosial dalam konteks budaya, perkembangan mental anak menjadi matang.Meskipun anak-anak terkadang mempelajari beberapa konsep sendiri melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak-anak berkembang jauh lebih baik melalui interaksi dengan orang lain. Anak-anak tidak pernah mengembangkan pemikiran fungsional formal tanpa bantuan orang lain.Vygotsky berusaha memahami bagaimana anak-anak berkembang melalui proses pembelajaran di mana fungsi kognitifnya belum matang namun masih dalam tahap kematangan. Vygotsky membedakan antara perkembangan aktual dan perkembangan potensial anak.

Perkembangan yang sebenarnya ditentukan oleh mampu tidaknya seorang anak menangani sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Namun potensi perkembangan membedakan apakah seorang anak dapat

(7)

menangani sesuatu, memecahkan masalah di bawah bimbingan orang dewasa, atau bekerja sama dengan teman sebayanya.

Menurut teori Vygotsky, zona perkembangan proksimal adalah kesenjangan antara perkembangan aktual dan perkembangan potensial, antara apakah anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah anak dapat melakukan sesuatu di bawah bimbingan orang dewasa atau bekerjasama dengan teman sebayanya.

Yang dimaksud dengan ZPD adalah ZPD yang menitikberatkan pada interaksi sosial dan mendorong tumbuh kembang anak. Jika siswa mengerjakan tugasnya sendirian di sekolah, kemajuan mereka kemungkinan besar akan lambat. Untuk memaksimalkan pengembangan, siswa harus bekerja dengan rekan-rekan yang lebih terampil yang secara sistematis dapat memecahkan masalah yang lebih kompleks.Teori Vygotsky lainnya adalah "scaffolding". Scaffolding adalah istilah yang digunakan oleh orang dewasa untuk merujuk anak-anak ke zona perkembangan proksimal mereka.Scaffolding memberikan banyak bantuan kepada anak dalam pembelajaran awal dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberi anak lebih banyak pilihan. mengambil tanggung jawab baru segera setelah dia bisa menanganinya sendiri. Guru dapat dibantu dengan petunjuk, peringatan, dorongan untuk membagi masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa mandiri.

B. Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya memiliki sifat – sifat diantaranya :

 Cahaya dapat merambat lurus

Lintasan cahaya dapat disebut sinar atau berkas cahaya. Contohnya sebagai berikut:

a. Cahaya yang masuk melalui celah – celah jendela merambat lurus.

b. Pergantian siang dan malam. Matahari memancarkan cahaya ke segala arah.

Sebagian matahari terpancar lurus menuju bumi. Belahan bumi yang terkena cahaya matahari akan terjadi siang. Adapun belahan bumi yang tidak terkena cahaya matahari akan terjadi malam.

 Cahaya menembus benda bening

Benda – benda yang dapat ditembus cahaya disebut benda bening. Contohnya air bening, kaca, gelas bening, plastik bening, dan botol bening. Benda – benda yang tidak dapat ditembus cahaya desebut benda gelap. Contohnya kertas, air susu dan air kopi. Benda

(8)

yang tidak tembus cahaya apabila dikenai cahaya akan membentuk suatu bayangan karena tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya

 Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan cahaya adalah pembelokan atau perubahan arah rambat cahaya ketika melalui dua medium yang berbeda keraptannya. Medium cahaya adalah zat perantara yang dilalui cahaya. Medium zat padat lebih rapat daripada medium air. Medium air lebih rapat daripada medim udara.

a. Bila cahaya datang dari medium renggang ke medium yang lebih rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya pembiasan dari udara ke air.

b. Bila cahaya datang dari medium rapat ke medium renggang maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya pembiasan cahayab dari air ke udara.

Setelah diajarkan tentang sifat – sifat cahaya siswa kelas 5 semester 2 mampu : o Mendemonstrasikan sifat cahaya yang merambat lurus.

o Menjelaskan sifat cahaya merambat lurus.

o Mendemonstrasikan sifat cahaya yang menembus benda bening.

o Menjelaskan sifat cahaya menembus benda bening.

o Mendemonstrasikan sifat cahaya dapat dibiaskan.

o Menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan.

C. Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Materi Sifat-sifat Cahaya

Penerapan teori belajar Vygotsky pada materi Ciri-ciri cahaya dapat diuraikan sebagai berikut:

Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku umum ketika bekerja dalam struktur kooperatif yang terorganisir atau membantu orang lain dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau. lebih banyak orang. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa menjadi anggota kelompok kecil dengan tingkat keterampilan yang berbeda-beda. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, setiap siswa dalam kelompok harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dalam hal pembelajaran kooperatif dikatakan pembelajaran tidak lengkap apabila salah satu teman dalam kelompok tidak menguasai materi pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif

(9)

ini dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran kognitif-konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu penekanan pada sifat belajar sosio-kultural.

Vygotsky percaya bahwa fungsi mental yang lebih tinggi biasanya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar orang sebelum fungsi mental yang lebih tinggi diserap ke dalam individu. Teori Vygotsky menyimpulkan bahwa struktur kelas berbentuk pembelajaran kooperatif.

Ada enam tahapan utama (sintaks) dalam tahapan pengajaran menggunakan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Tahap ini dilanjutkan dengan transmisi informasi; seringkali melalui bahan bacaan dibandingkan secara lisan.

Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam kelompok penelitian. Langkah ini diikuti dengan bimbingan guru saat siswa menyelesaikan tugas bersama mereka. Tahap akhir pembelajaran kolaboratif melibatkan presentasi hasil kerja kelompok atau mengevaluasi apa yang telah dipelajari dan memberi penghargaan pada kerja kelompok dan individu.1.

Langkah: Komunikasikan Tujuan dan Motivasi SiswaFitur Petir: Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. untuk berbagi pengalaman “mematikan lampu” di malam hari saat siswa belajar. Tanyakan kepada siswa apakah mereka dapat melihat benda-benda disekitarnya. Apa yang harus dilakukan untuk melihat kembali benda-benda disekitarnya.

(10)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Penyampaian Materi Sifat-sifat Cahaya kepada peserta didik lebih cenderung menggunakan model pembelajaran Kooperatif.

 Metode Pembelajaran Kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih

 Bentuk penerapan teori belajar Vygotsky adalah melalui metode pembelajaran kooperatif

 Teori belajar Vygotsky memberi penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar dalam zone of proximal development. Zone of proximal developmnet merupakan celah antara actual development dan potensial

development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa.

B. Saran

Saya telah menyelesaikan makalah dengan sungguh-sungguh dengan kajian pembelajaran yang sesuai dengan berbagai referensi. Dengan adanya pembahasan tentang materi “Teori Vygotsky” ini, saya berharap pembaca dapat mempelajari dan memahami lebih lanjut tentang Pembelajaran Vygotsky. Semoga makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penjelasan materi, saya menerima kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah kami. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas kritik dan sarannya saya mengucapkan terima kasih.

(11)

DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2007). Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.

Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Eight Edition). Boston:

Pearson.

Nur, M., Ibrahim, M., Racmadiarti, F., Ismono, (2000). Pembelajaran Kooperatif, Surabaya:University Press-UNESA.

Nur, M., Ibrahim, M., Racmadiarti, F., Ismono, (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya:University Press-UNESA.

Nur, Mohamad, (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: University Press-UNESA.

Nur, Mohamad, (2000). Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: University Press-UNESA

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN SIFAT- SIFATNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE.. STAD PADA KELAS 5 SDN SISIR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA MELALUI METODE EKSPERIMEN (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri

(1) Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Problem Based Instruction dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi cahaya.. (2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk

PENERAPAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SISWODIPURAN.. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

rahmatNya sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran

Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MI Ma’arif

Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang dilakukan akan mempermudah peserta didik memahami materi IPA sifat-sifat cahaya karena siswa