• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR

N/A
N/A
SYAFRUDIN SYAFRUDIN

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR

“Conceptual Framework for the Model &The Process : Individualization of Instruction”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengelolaan Pusat Sumber Belajar

Oleh :

Amelia Dzikrina 23155002

Eva Roza Mesra 23155033

Dosen Pengampu:

Dr. Drs. Darmansyah Nabar, S.T.,M.Pd Dr. Fetri Yeni J, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan judul “Conceptual Framework for the Model &The Process : Individualization of Instruction (Kerangka Konsep Pusat Sumber Belajar dan Proses Individualisasi)” dan makalah ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang bersedia mengulurkan tangan dan membantu sehingga makalah ini dapat selesai. Kami mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam – dalam nya atas budi baik Dosen kami Bapak Prof. Dr. Darmansyah Nabar, S.T.,M.Pddan Ibu Dr.

Fetri Yeni J, M.Pd yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah perencanaan sumber daya manusia ini belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan pada penulis sendiri secara khusus.

Padang, Maret 2024

Tim Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Kerangka Konsep Pusat Sumber Belajar ... 3

B. Konsep Individualisasi Pembelajaran... 5

C. Proses Individualisasi Pembelajaran... 9

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 19

DAFTAR RUJUKAN 19

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran melibatkan interaksi antara berbagai elemen pendidikan.

Pembelajaran yang efektif melibatkan optimalisasi setiap komponen seperti guru, murid, dan materi pelajaran. Peran materi pelajaran sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran. Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah menyediakan murid dengan materi pelajaran yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pemilihan dan pengembangan materi pelajaran harus dilakukan dengan hati- hati. Hal ini mengarah pada konsep pusat sumber belajar, yang bukan hanya sekadar perpustakaan, tetapi juga fasilitas yang dapat dimanfaatkan guru dan murid secara maksimal untuk mendapatkan materi pelajaran yang sesuai.

Pusat sumber belajar bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan individual murid. Dengan demikian, murid dilihat sebagai individu yang unik dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai bagian dari kelompok kelas atau mata pelajaran tertentu. Lebih lanjut, konsep kerangka dan proses individualisasi pembelajaran akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kerangka konsep dari pusat sumber belajar?

2. Apa itu konsep individualisasi pembelajaran?

3. Bagaimana proses terjadinya individualisasi pembelajaran?

(5)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini aalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kerangka konsep dari pusat sumber belajar.

2. Untuk mengetahui konsep individualisasi pembelajaran.

3. Untuk proses terjadinya individualisasi pembelajaran.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kerangka Konsep dari Pusat Sumber Belajar

Konsep pusat belajar hadir berdasarkan kemampuan belajar anak yang berbeda- beda. Pola-pola perkembangan pada anak terdiri dari psikologikal, psikomotor, piskologi sosial dan kognitif. Maka dengan perbedaan tersebut di bentuk pusat belajar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbeda tersebut. Pada buku Cole kemampuan dalam belajar dibedakan atas 4 yaitu

a. Kemampuan instrumental yang terdiri dari membaca, menulis, berbicara, mendengarkan dan berhitung. Literasi visual

b. Kemampuan menganalisis c. Kreatif dan ekspresif

d. Kemampuan interaksi sosial

e. Kemampuan untuk mengevaluasi diri

Pusat belajar digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak agar bisa mandiri, pembelajar seumur hidup dan melatih potensinya secara maksimal.

Sebagai tambahan, Mcluhan mengusulkan kemampuan instrumental yang kelima yaitu literasi visual.

Pusat belajar juga berfungsi dalam memfasilitasi gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda. Perbedaan gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, beberapa diantaranya yaitu :

a. Konteks sosial. Maksudnya adalah dengan siapa peserta didik belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bisa belajar sendiri, berdua atau berkelompok.

b. Bahan ajar

c. Fitur konten. Berkaitan dengan kesesuaian materi dengan ketertarikan, pengalaman dan usia peserta didik.

d. Sistem penghargaan (motivasi dalam belajar)

1. Penghargaan dari Orang. Bisa berupa pujian dan perhatian dari teman sebaya dan guru.

2. Penghargaan berupa benda.

3. Penghargaan dari proses e. Faktor waktu

(7)

f. Penyusunan dan pengurutan unit pembelajaran g. Stimulasi kemampuan psikomotirik

1. Kemampuan auditori : kemampuan pendengaran seperti ucapan, musik, dll.

2. Olfactory : kemampuan indera penciuman seperti aroma, ventilasi, dll.

3. Visual : seperti dekorasi, gerak, aktivitas, pencahayaan, gambar,dll.

4. Kinestetik : kebebasan bergerak fisik.

Sehingga, pusat belajar dikembangakan dengan asumsi bahwa : 1. Peserta didik memiliki cara dan tingkat belajar nya masing-masing

2. Ketertarikan, sikap, bakat, kemampuan peserta didik akan berhubungan dengan proses belajar

3. Peserta didik harus didampingi dalam mengembangkan keterampilan- keterampilan yang berkaitan dengan kehidupan.

4. Gaya belajar dapat di akomodasi dengan lingkungan belajar yang tepat

5. Intruksi individual merupakan proses yang terdiri dari asesmen kebutuhan peserta didik, diagnose kebutuhan peserta didik, Keputusan, proses interaksi, evaluasi, dan follow-up.

6. Tenaga pendidik harus menyesuaikan pembelajaran dengan intruksi individual tersebut.

7. Pusat belajar merupakan fokus dari proses pembelajaran dalam menerapkan instruksi individual.

8. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam menentukan capaian, membuat keputusan dan pilihan-pilhan terkait proses pengembangannya.

9. Peserta didik akan memilih tujuan dan strategi yang akan digunakan ketika diberikan pilihan..

10. Peserta didik mampu membimbing dirinya sendiri.

11. Mendorong peserta didik untuk mandiri dalam belajar.

12. Media cetak dan non-cetak dibutuhkan dalam mendukung instruksi individual.

13. Pendapat atau perasaan peserta didik dalam pembelajaran sama pentingnya dengan keterampilan dan pengetahuan dalam belajar.

14. Peserta didik dapat langsung belajar mengenai materi terkait.

Berdasarkan asumsi-asumsi yang mendasari dikembangkannya pusat sumber belajar maka dapat dituliskan tujuan-tujuan dari pusat pembelajaran yaitu :

1. Untuk mengakomodasi gaya belajar yang beragam.

2. Untuk memberikan pilihan belajar-mengajar tidak tersedia di kelas mandiri.

(8)

3. Untuk memberikan kesempatan untuk pengalaman dimediasi ketika pengalaman tangan pertama tidak layak atau memuaskan seperti pengalaman yang dimediasi, misalnya, penggunaan kamera gerak lambat untuk mengamati fenomena alam;

penggunaan film untuk menangkap kembali peristiwa sejarah.

4. Untuk memberikan kesempatan bagi Mandiri, Mandiri belajar.

5. Untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi di pengambilan keputusan yang melibatkan pembelajaran mereka sendiri.

6. Untuk mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan instrumental menggunakan media.

7. Untuk mengembangkan inisiatif, arah diri, kemandirian, pengalaman yang dapat berfungsi sebagai rangsangan untuk interaksi bahasa ini dan, dengan demikian, untuk belajar. Pengalaman mungkin langsung atau mereka dapat dimediasi dan perwakilan.

8. Untuk mengembangkan keterampilan penelitian perpustakaan, keterampilan penyelidikan, dan keterampilan pengambilan informasi menggunakan media cetak dan non-cetak dan semua jenis sumber informasi lainnya.

9. Untuk melayani sebagai katalis untuk perubahan dan kendaraan untuk pengembangan staf profesional berkelanjutan.

10. Untuk memfasilitasi implementasi pendekatan proses untuk individualisasi instruksi.

B. Konsep Individualisasi Pembelajaran

Individualisasi pembelajaran sedikit berbeda dengan pembelajaran individual. Individualisasi pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik secara intens dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan berbagai komponen baik secara filosofis, psikologis maupun gaya belajar dan potensi belajar yang dimiliki peserta didik. Semua komponen itu dapat dijadikan sebagai modalitas belajar atau potensi belajar yang dibawa peserta didik sejak lahir.

Tentunya upaya untuk mendorong terciptanya individualisasi pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pendidik juga memiliki teknik dan cara yang jitu untuk membuat pembelajaran menjadi lebih mengarah pada individualisasi pembelajaran. Namun untuk melaksanakan kegiatan yang bernuansa individualisasi

(9)

pembelajaran bukan perkara mudah. Mengingat pertimbangan untuk memutuskan untuk mengintegrasikan warna individualisasi pembelajaran dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas akan mengalami banyak hambatan. Ditengah tradisi pembelajaran berbasis kelas yang didominasi oleh metode ceramah menggunakan pendekatan TCL (atau ekspository) melaksanakan proses invidualisasi pembelajaran perlu maksimal dan tenaga ekstra.

Meski secara konsep pembelajaran individu berbeda dengan individualisasi pembelajaran, namun keduanya juga memiliki kesamaan. Kesamaan keduanya adalah pertimbangan dasar terhadap perbedaan peserta didik dalam menyusun rencana pembelajaran. Artinya perbedaan peserta didik dijadikan sebagai pedoman dalam menyiapkan bahan ajar baik untuk pembelajaran individual dan individualisasi pembelajaran.

Jika dilihat dari pembelajaran individual (Individualized Educational) pendidik tentu saja menyiapkan rencana pengajaran dengan mempertimbangkan beberapa perbedaan karakteristik peserta didik. Perbedaan sifatnya individual dan karakteristik peserta didik yang dimaksud harus diekspresikan secara lengkap, baik kemampuan maupun kelemahannya dalam semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, termasuk prestasi belajar, tingkat kecerdasan, kondisi emosi, kemampuan sosialisasi, fisik, Kesehatan, dan sebagainya. Hasil analisis ini diimplementasikan dalam rencana program pembelajaran.

Individualisasi pembelajaran secara garis besar bertujuan untuk membantu peserta didik yang memiliki karakteristik tertentu baik secara psikologis, minat bakat dan kegemaran yang terkait dengan cara belajarnya. Berbagai keterbatasan dan keunggulan perlu dijadikan sebagai pertimbangan dasar, sehingga peserta didik mampu belajar dengan optimal dapat menyerap materi belajar yang diberikan secara klasikal dengan layanan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan modalitas belajar yang dimilikinya.

Tentu saja sebelum melaksanakan pembelajaran,pendidik perlu mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat siswa, program yang diindividualisasikan akan terarah pada kebutuhan dan sesuai dengan tahap kemampuannya dan memberi arah pembelajaran saat ini. Membantu setiap peserta didik memiliki program yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan khas mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan.

(10)

Upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keterampilan pendidik dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap peserta didik dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-kebutuhan mereka. Selain itu juga meningkatkan komunikasi antar/dengan anggota tim khususnya keterlibatan orang tua, sehingga yang saling mendukung untuk keberhasilan peserta didik dan memberikan pelayanan pendidikan yang lebih efektif.

Pengalaman menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan yang paling sulit dialami pendidik dalam pembelajaran, selain menginduvidualisasi pembelajaran ditengah pembelajaran klasikal dengan segala keterbatasannya. Mustahil untuk melaksanakan individualisasi pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang jauh melampaui persyaratan rombongan belajar standar yang ditetapkan berdasarkan aturan baku. Sungguh tidak rasional “memaksa” pendidik menjalankan program individualisasi pembelajaran dalam kondisi lingkungan kelas dan sekolah yang kurang mendukung. Bukan pula kebijakan yang bijak menugaskan pendidik untuk menciptakan individualisasi pembelajaran ditengah “keterpaksaan” mengejar target pencapaian konten yang ditetapkan setiap tahun.

Dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan individualisasi pembelajaran diruang kelas yang selama ini menerapkan pembelajaran seragam ditengah keberagaman, maka pilihan terhadap PSB adalah kebutuhan yang bijaksana. PSB sesuai dengan konsep yang dianutnya adalah lembaga yang memberikan pelayanan prima terhadap pelanggannya yaitu pendidik dan peserta didik. Perancangan dan pengelolaan yang professional sebuah PSB akan mampu melayani dan mendukung terjadinya proses individualisasi pembelajaran secara optimal. PSB sebagai mana pengalaman negara maju, menjadi lembaga pelayanan kebutuhan peserta didik yang berbeda dalam banyak hal sekaligus menuntut adanya proses belajar yang lebih mengarah pada individualisasi pembelajaran.

Pembelajaran dengan pendekatan ekspositori atau Teacher Centered yang selama ini berjalan diubah paradigmanya menjadi pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Student Centered Learning harus menjadi bagian dari pengembangan PSB. Dukungan PSB di lingkungan lembaga pendidikan juga diharapkan mampu mendorong terjadinya konstrutivisme pembelajaran, sehingga peserta didik mampu membentuk pengetahuan secara bertahap dan mandiri sesuai dengan karakteristik individunya.

(11)

PSB juga diharapkan dapat menyediakan pelayanan terhadap kebutuhan belajar yang berbeda baik ditinjau dari perbedaan karakteristik maupun perbedaan dari sis psikologis peserta didik. Pemenuhan kebutuhan ini akan memberikan dukungan terhadap kesenangan belajar belajar yang memungkinkan terjadinya optimalisasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik.

PSB akan membantu peserta didik dalam hal terjadinya individualisasi pembelajaran, karena ketersediaan sumber belajar di PSB yang sangat beragam.

A. Student Centered Learning

Student Centered Learning (SCL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Dalam menerapkan konsep SCL ini, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya.

Dalam batas-batas tertentu, peserta didik dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya.

Pemenuhan fasilitas belajar yang komprehensif untuk mendukung pembelajaran dengan pendekatan SCL sulit dilakukan didalam kelas tradisional.

Kelas tradisional yang selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan pendekatan ekspositori akan menyulitkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis aktivitas siswa. Karena itu harus ada fasilitas lain yang memungkinkan terpenuhinya semua kebutuhan yang diperlukan dalam mendukung pembelajaran. PSB memberikan peluang yang besar untuk terciptanya pendekatan SCL dalam pembelajaran.

Konsep student centered learning adalah suatu langkah back to basic, yang mengembalikan cara belajar ke proses belajar alami dari setiap peserta didik.

Kembali ke konsep dasar pembelajaran yang mengacu pada peserta didik ini, tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan usia, minat ataupun kemampuan tiap peserta didik beberapa faktor pendukung yang sangat diperlukan. Disamping itu, PSB merupakan sarana yang dapat memfasilitasi upaya mereformasi cara berpikir para pendidik. PSB berperan penting dalam menyediakan berbagai fasilitas belajar yang beragam tersebut.

(12)

C. Proses Individualisasi Pembelajaran

Proses pembelajaran individu yang sangat sistematis berarti pembelajaran tersebut melibatkan beberapa elemen secara utuh. Elemen-elemen yang dimaksud yaitu penilaian kebutuhan peserta didik, diagnosis data kebutuhan peserta didik, pemilihan strategi, proses interaksi, evaluasi dan penilaian kembali. Gambar dibawah ini menjelaskan mengenai hubungan dari setiap elemen :

1. Penilaian Kebutuhan Peserta Didik

Pada proses ini dilakukan pengumpulan data mengenai informasi peserta didik.

Tujuan dilakukannya pengumpulan informasi itu untuk mengetahui kebutuhan- kebutuhan peserta didik apa saja yang akan terpengaruh oleh pembelajaran yang akan dilakukan. Data yang dikumpulkan terbagi 2 yaitu,

a. Data mengenai kemampuan umum peserta didik siswa seperti kemampuan membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, literasi visual, dll

b. Data mengenai gaya belajar masing-masing peserta didik

Teknik pengambilan data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : a. Interview dengan peserta didik, guru dan wali peserta didik

b. Survei dan kuisioner c. Inventoris informal

(13)

d. Teknik observasi e. Tes standar

f. Tes kriteria khusus g. Diskusi kelompok kecil

h. Penelitian ber kelanjutan tentang bentuk pembelajaran atau bentuk-bentuk perkembangan, dan

i. Tes fisik

Test fisik juga dapat mengetahui begaimana peserta didik belajar karena kemunculan gaya belajar dan sebagainya berpengaruh terhadap kemampuan fisiknya. Semisal peserta didik dengan kemampuan kinestetik memiliki kemampuan gerak aktif.

2. Diagnosis Kebutuhan Peserta Didik

Analisis dan menerjemahkan data yang kemudia akan menjadi acuan dalam membuat keputusan pada proses pembelajaran. Untuk mendiagnosis dibutuhkan tenaga ahli.

Diagnosis ini bertujuan untuk mengetahui pola, kesenjangan, ketidakteraturan, masalahm kekuatan, penyebab masalah dan penyimpangan dalam proses perkembangan. Untuk memperoleh hasil tersebut perlu dilakukan analisis, interpretasi dan intuisi dalam membuat keputusan.

Diagnosis kebutuhan peserta didik merupakan proses yang kontinu. peserta didik akan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan, pengetahuan atau sikap nya. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut tentu membutuhkan analisis kembali sehingga proses pengambilan keputusan akan tepat.

3. Pemilihan Strategi

Hasil diagnosis kebutuhan peserta didik kemudian akan digunakan untuk membuat keputusan dalam menetapkan tujuan dan strategi pembelajaran. Pada proses ini menyesuaikan lingkungan belajar dan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh masing-masing peserta didik. Tujuan dan model pembelajaran yang ditetapkan disesuaikan dengan hasil diagnostic individual peserta didik.

Pengembangan yang dilakukan untuk pemilihan strategi yaitu,

a. Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran spesifik untuk masing-masing kategori keterampilan umum.

(14)

b. Sumber dan teknik pembelajaran. Kelompok sumber dan teknik pembelajaran berdasarkan hal berikut,

1. Sumber dan teknik pembelajaran digunakan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

2. Klasifikasi konten

3. Disesuaikan dengan jenjang peserta didik 4. Kemudahan bahan ajar tertulis untuk dibaca 5. Komponen media

6. Strategi pendekatan 7. Faktor gaya belajar

Untuk sumber dan teknik pembelajaran ini bervariasi pada jenjang pendidikan.

Pada jenjang pendidikan universitas biasanya pusat sumber media dengan staff yang akan melayani dalam persiapan untuk pembelajaran media yang akan membantu dalam belajar.

c. Katalog. Sumber belajar cetak dan non-cetak di simpan sesuai dengan aturan yang berlaku

d. Modul belajar-mengajar.

e. Pembelajaran mandiri

f. Keterlibatan peserta didik dalam menetapkan tujuan dan mengambil keputusan Keterlibatan peserta didik disini dapat berupa feedback atau umpan balik mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut bisa menjadi informasi yang dapat digunakan selanjutnya dalam mengambil keputusan yang lebih efisien dan untuk ahli diagnostic peserta didik juga bertujuan agar dapat melihat capaian dan upaya memofidikasi keputusan yang ada.

g. Kriteria penilaian peserta didik

Ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran membutuhkan kriteria tertentu. Ukuran tersebut dapat diambil berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. format penilaian tersebut dapat tertulis atau verbal.

Cara yang dilakukan bisa dengan interview antara guru dan peserta didik, presentasi oleh peserta didik, proyek dan tugas. Kriteria penilaian tersebut berbeda dengan teknik diagnostic karena siswa yang dapat membaca dengan benar belum tentu paham dengan apa yang telah ia baca.

h. Fleksibilitas

Keputusan tersebut fleksibel artinya jika diperlukan untuk dikembangkan atau

(15)

bahkan diganti untuk menyesuaikan kebutuhan peserta didik maka hal tersebut perlu dilakukan.

Peserta Didik Dengan Kebutuhan Khusus

Peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam pendidikan misalkan yang lambat, cepat, disabilitas, bilingual, dan terganggu secara emosional akan tetap dilayani oleh pusat sumber belajar karena fokusnya yaitu memenuhi kebutuhan dan gaya belajar individual dari peserta didik. Mungkin yang akan membedakan adalah kebutuhan sumber belajar yang beda. namun, tetap harus diketahui bahwa peserta didik dengan kebutuhan pendidikan khusus juga memiliki kebutuhan yang berbeda. Misal, anak yang memiliki kecerdasaan diatas rata-rata akan memiliki kemampuan menyerap atau mengolah informasi lebih cepat jika sendiri atau dalam kelompok kecil dengan teman-teman yang sama, tetapi mereka juga butuh dikembangkan keterampilan interaksi sosialnya. Maka pengambilan keputusan dalam pembelajaran ini harus memenuhi kebutuhan peserta didik seperti yang diatas. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran tidak boleh mengembangkan satu kemampuan dengan meninggalkan keterampilan yang lain. Dan yang paling penting dari pusat sumber belajar adalah tidak membeda-bedakan peserta didik dalam hal kesempatan belajar.

Modul Belajar-Mengajar

Yang harus terpenuhi dalam modul tersebut adalah a. Tujuan pembelajaran

b. Strategi pembelajaran c. Media yang akan digunakan

d. Kegiatan atau interaksi yang akan dilakukan e. Kriteria penilaian

f. Strategi bagi peserta didik dalam mengintegrasikan pengetahuan yang telah didapat.

Integrasi pengetahuan dan keterampilan ini meliputi aplikasi dan transfer.

Peserta didik diharapkan dapat berinteraksi atau mengaplikasikan langsung pengetahuannya dalam bentuk keterampilan. Jadi pembelajaran yang dilakukan tidak hanya terbatas pada membaca buku-buku pembelajaran, namun bisa diperbanyak dengan literasi spesifik mengenai yang dipelajari lainnya. Peserta

(16)

didik yang dapat membaca dan mengikuti bagaimana langkah-langkah membuat model pesawat untuk apat tiba didestinasi, memperbaiki mesin atau alat-alat elektronik, untuk memasak merupakan contoh dari integrase pengetahuan serta keterampilan yang telah diperoleh.

Dalam bahasa dan seni, kegiatan-kegiatan yang mendukung integrase pembelajaran tersebut contohnya,

1. Membuat naskah untuk drama, presentasi 2. Berpartisipasi dalam produksi drama atau 3. Membaca atau menulis surat

4. Menyiapkan undangan

5. Memberikan atau mengikuti arahan secara verbal atau tertulis 6. Terlibat dalam diskusi formal

7. Menulis puisi

8. Menulis karya tulis ilmiah

Kontrak

Kontrak pembelajaran merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur pembelajaran mandiri. Kontrak tersebut berisi rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kontrak tersebut harus disetujui oleh peserta didik dan guru yang bersangkutan. Format dari kontrak tersebut bisa bervariasi sesuai kebutuhan dan jenjang peserta didik.

Misalnya untuk sekolah dasar dapat dibuat lebih sederhana dan simbolik agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Karakteristik yang terdapat dalam kontrak yaitu,

1. Minimal satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai

2. Pilihan bahan ajar, media dan pengalaman belajar yang akan digunakan 3. Pilihan kegiatan pembelajaran

4. Pilihan untuk kriteria penilaian. Bisa ditambahkan hal-hal seperti, a. Kecepatan peserta didik

b. Evaluasi diri

c. Percakapan individual peserta didik dan guru d. Catatan pencapaian peserta didik

5. Pengembangan dan aplikasi dari kemampuan kognitif pada 6 tahap yaitu pengetahuan, komprehensif, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi

(17)

4. Proses Interaksi

Proses interaksi merupakan tahap dimana peserta didik akan berinteraksi dengan lingkungan termasuk orang dan sumber belajar yang telah di sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan gaya belajarnya. Pada proses ini peserta didik akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran. Masing-masing peserta didik melakukannya dengan kecepatan belajarnya masing-masing atau sesuai dengan waktu yang telah disetujui sebelumnya.

Anderson menjelaskan bahwa Interaksi yang akan terjadi pada pembelajaran individual ini ada 5 jenis yaitu :

a. Belajar mandiri yang variatif

Beberapa cara belajar mandiri misalnya seperti berikut:

1. Dengan Bahan Ajar Yang Telah Diprogram Sebelumnya

Bahan ajar atau material yang telah diprogram sebelumnya menawarkan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya dengan kecepatan mereka sendiri. Bahan ajar ini sederhananya hanya menampilkan informasi yang terbatas pada peserta didik sehingga peserta didik dapat merespon dan mendapatkan umpan balik secara langsung. Hal itu tentu tidak terlalu membutuhkan interaksi peserta didik dan guru yang sering, namun guru dapat memeriksa dan memberikan tutorial kepada peserta didik secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil.

Bentuk bentuk dari bahan ajarnya yaitu computer, alat belajar elektronik, multimedia, buku, film dan program pembaca kartu audio. Penggunaan bahan ajar tersebut juga bervariasi untuk tiap jenjang pendidikan. Pada sekolah dasar bahan ajar tersebut dapat digunakan hingga 30 menit pembelajaran, pada jenjang sekolah menengah bisa menggunakannya selama 40-60 menit.

2. Penelitian

Pusat sumber belajar juga dapat digunakan peserta didik untuk meneliti suatu topik. Peserta didik dapat mengumpulkan informasi mengenai topik yang diinginkannya melalui beragam sumber belajar yang tersedia.

3. Menulis kreatif

Kegiatan ini biasanya didahului dengan diskusi kelompok yang aktif sehingga menstimulus gagasan-gagasan baru yang kemudian akan dituliskan.

Pusat sumber belajar juga menyediakan bahan-bahan yang dapat menstimulus

(18)

kemampuan menulis peserta didik dengan rekaman kaset, film, cerita dengan open-ending, serta gambar-gambar yang dapat memicu pertanyaan-pertanyaan.

4. Presentasi

Kegiatan yang dilakukan setelah menulis cerita, narasi, serta deskripsi maka peserta didik dapat melakukan presentasi atau menampilkan apa yang telah dituliskan melalui media seperti kaset, film, slide presentasi atau program televisi.

5. Aktivitas mendengar

Pusat sumber belajar menyediakan media-media audio yang dapat didengarkan peserta didik dengan tujuan yang beragam. Peserta didik dapat mendengarkan tentang budaya, music, sejarah, pidato dari tokoh terkenal, puisi serta literasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengembangkan kemampuan dan keterampilan, menghargai atau bahkan hanya untuk bersenag- senang.

b. Peserta Didik Akan Menerima Bantuan, Tutorial Serta Konseling Dari Tenaga Pendidik

Konseling merupakan tahap vital dalam interaksi peserta didik dan guru pada aktivitas pusat sumber belajar. Hal tersebut biasanya dilakukan secara individual. Fungsi dari konseling ini adalah itu membantu peserta didik dalam menggali dan menjelaskan tujuan, sikap, tantangan dalam belajar, masalah, aspirasi dan laporan progress belajar yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaanya penting untuk memprioritaskan peserta didik sehingga keputusan-keputusan yang dibuat akan membantu mereka dalam mencari solusi alternative dalam tantangan belajarnya.

Proses ini dilakukan untuk mendorong peserta didik dalam mengambil keputusan untuk solusi-solusi alternative yang dapat diambilnya. Maka dari itu, seorang guru harus memberikan semua pilihan yang mungkin kepada peserta didik.

Tutorial merupakan keadaan dimana peserta pendidik mendapatkan instruksi bisa dari teman sebaya, peserta didik yang lebih tua, volunteer, guru atau ahli. Tutorial yang berkaitan dengan kebutuhan belajar khusus peserta didik sebaiknya diberikan secara individual.

(19)

c. Kelompok Belajar Kecil Yang Homogen

Kelompok belajar ini dapat terbentuk dari peserta didik yang memiliki kesamaan dalam kebutuhan belajar. Peserta didik dengan perilaku dan gaya belajar yang sama cenderung akan bekerja pada project atau tugas yang sama pula. Hal tersebut menawarkan kemudahan pada pusat sumber belajar sehingga pelayanan dapat dilakukan secara efisien untuk kelompok peserta didik dengan kebutuhan belajar yang sama.

d. Kelompok Belajar Kecil Yang Heterogen

Kelompok belajar ini dapat terdiri peserta didik dengan perilaku, minat, pengalaman dan faktor lainnya bekerja sama dalam aktivitas atau kegiatan yang kemudian akan menguntungan masing-masing individu secara unik. Misalnya kegiatan mendengarkan kaset yang kemudian akan menstimulasi terjadinya diskusi dengan pendapat yang bebeda-beda dari peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dapat melatih kemampuan dan keterampilan berbeda dari masing-masing peserta didik. Maka pusat sumber belajar harus memiliki sumber yang bervariasi untuk menunjang kegiatan tersebut.

e. Kegiatan dengan kelompok besar

Model pembelajaran pada kegiatan ini biasanya demonstrasi, tutorial atau presentasi oleh guru yang menargetkan kelompok-kelompok besar atau seluruh kelas memahami instruksi yang sama secara bersamaan.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Data dapat dikumpulkan melalui observasi terhadap proyek yang dilakukan peserta didik seperti drama, presentasi media, pembangunan model, secara oral dengan interview atau pidato atau berupa tulisan seperti puisi, essai, karangan, makalah dan laporan. Data yang dikumpulkan tersebut akan di analisis dan di interpretasikan. Kemudian kesimpulannya akan digunakan untuk membuat keputusan apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan harus dilanjutkan, dikembangkan, di desain ulang, dimodifikasi atau diubah strategi serta lingkungan belajarnya. Evaluasi yang biasa dilakukan di sekolah adalah dengan cara latihan atau ulangan tertulis mengenai materi-materi yang bersangkutan.

(20)

6. Penilaian Kembali, Tindak Lanjut Dan Pengembangan Kembali

(1) Penilaian ulang ini perlu dilakukan secara periodic setelah peserta didik menuntaskan kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari penilaian ulang ini adalah untuk menentukaan dan memastikan,

a. Kesiapan peserta didik dalam melanjutkan materi berikutnya

b. Perubahan dan modifikasi apa yang perlu dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.

(2) Tindak Lanjut

Jika terdapat peserta didik yang tidak mencapai target tujua pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya maka dibutuhkan remedial. Remedial ini dilakukan dengan mengidentidikasi hambatan-hambatannya dalam belajar dan mencari solusi alternatifnya.

(3) Penanganan Kembali

Proses ini dilakukan karena dalam penilaian atau peninjauan ulang guru mungkin akan mengidentifikasi minat, bakat, kelebihan, kekurangan serta kesempatan baru dalam mengembangkan kegiatan peserta didik.

Proses individualisasi pembelajaran melibatkan kebutuhan belajar dan faktor pendukung yang dikembangkan secara serantak. Seluruhnya berlangsung berkelanjutan yang bila diurai menjadi: 1) Kompetensi awal peserta didik (input). Kemampuan awal yang ditunjukkan peserta didik untuk dapat naik ke level berikutnya atau sebagai prasyarat menjalankan level saat ini; 2) Tujuan belajar yang terinci; 3) Gaya belajar yang teridentifikasi sejak awal; 4) Modul belajar-mengajar; 5) Modul belajar mandiri: 6) Integrasi pembelajaran. Merupakan pengabungan beberapa aktivitas pembelajaran baik yang tercantum dalam modul maupun merupakan tambahan; 7) Monitoring aktivitas pembelajaran dan 8) Evaluasi.

(21)

Model yang diurai menjadi 8 bagian dapat digambarkan melalui bagan berikut:

(22)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konsep Pusat belajar yaitu untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya masing-masing agar bisa mandiri, menjadi pembelajar seumur hidup dan melatih potensinya secara maksimal.

2. Konsep individualisasi merupakan upaya untuk menciptakan dan meningkatkan keterlibatan peserta didik secara intens dalam pembelajaran. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan berbagai komponen baik secara filosofis, psikologis maupun gaya belajar dan potensi belajar yang dimiliki peserta didik

3. Proses invidualisasi dalam pembelajaran terdiri dari 6 elemen yaitu penilaian kebutuhan peserta didik, diagnosi hasil penilaian kebutuhan peserta didik, pemilihan strategi, proses interaksi, evaluasi serta penilaian kembali.

(23)

DAFTAR RUJUKAN

Bennie, F. (1977). LEARNING CENTERS Development and Operation. United States Of America:

Library of Congress Cataloging in Publication Data.

Darmansyah. (2013). Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Padang : UNP Press

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pelayanan yang diberikan oleh pustakawan belum menarik minat warga belajar untuk menjadikan pustakawan sebagai sumber belajar bagi bidang keilmuannya Metode

Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dapat

Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun peserta didik dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dapat

PENGARUH PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam

Kelebihan dan kekurangan dalam sumber belajar yang melalui perpustakaan dan internet: hematnya biaya yang dikeluarkan jika peserta didik mencari informasi tetapi sangat

Karakteristik sumber belajar Lindemann pada dasarnya menekankan bahwa sumber belajar harus menekankan proses dan keterlibatan murid, mengajarkan dengan metode yang memunculkan konsep

Atas dasar kondisi tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Korelasi antara ketersediaan sumber belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran